You are on page 1of 10

ASUHAN KEPERAWATAN CA LARING

I.

PENGERTIAN

Laring adalah kotak kaku yang tidak dapat meregang, laring mengandung ruang sempit antara pita suara (glottis) dimana udara harus melewati ruangan ini. Kanker merupakan massa jaringan abnormal yang tumbuh secara terus-menerus, tidak pernah mati. Jaringan tersebut tumbuh dan tidak terkoordinasi dengan jaringan lain, akibatnya merugikan tubuh dimana jaringan tersebut tumbuh.

Penyakit Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah lainnya di tenggorokan. Kanker di laring hampir selalu merupakan karsinoma sel skuamosa. Kanker yang biasa terjadi pada perokok. Kanker pita suara sejati, berbeda dengan karsinoma supraglotis dan subglotis, biasanya ditemukan dini karena dampaknya pada suara. Bila kanker pita suara terdiagnosis dini, maka dapat dicapai angka penyembuhan 98% dengan operasi singkat, tanpa keperluan trakeostomi permanen atau kehilangan suara. Sebaliknya pada kasus lanjut, mungkin memerlukan terapi yang lama, kehilangan laring dan kadang-kadang reseksi bedah yang mencakup faring atau laher.

II.

ETIOLOGI Kanker laring mewakkili 1% dari semua kanker dan terjadi lebih sering pada pria, faktor-faktor penyebabnya adalah: 1. Tembakau 2. Alkohol dan efek kombinasinya 3. Ketegangan vocal 4. Laringitis kronis 5. Pemajanan industrial terhadap karsinogen 6. Defisiensi nutrisi (riboflavin) dan 7. Predisposisi keluarga

III.

PATOFISOLOGI Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli. Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan. Terutama neoplasma laryngeal, 95% adalah karsinoma sel skuamosa. Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat. Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase ke arah kelenjar limfe. Bila kanker melibatkan epiglottis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi. Tumor superglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara sehingga mengakibatkan suara serak. Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakan.

IV.

MANIFESTASI KLINIK Manifestasi klinis paling dini adalah berupa suara parau atau serak kronik, tidak sembuh-sembuh walaupun penderita sudah menjalani pengobatan pada daerah glotis dan subglotis. Tidak seperti suara serak laringitis, tidak disertai oleh gejala sistemik seperti demam. Biasanya meraskan tidak enak ditenggorokan, seperti ada sesuatu yang tersangkut. Terkadang muncul sebuah benjolan di leher yang merupakan penyebaran kanker ke kelenjar getah bening, muncul terlebih dulu sebelum gejala lainnya timbul. Seperti :

Nyeri tenggorok Sulit menelan Suara Serak Hemoptisis dan batuk Sesak nafas Berat Badan turun Bila tumor laring mengadakan perluasan ke arah faring akan timbul

gejala disfagia, rasa sakit bila menelan dan penjalaran rasa sakit kearah telinga. Apabila dijumpai kasus dengan jelas diatas, khususnya dengan keluhan suara parau lebih dari dua minggu yang dengan pengobatan tidak sembuh, diderita orang dewasa atau tua, sebaiknya penderita segera dirujuk.

V.

PENATALAKSANAAN Pengobatan bervariasi tergantung pada kemajuan malignasi, pilihannya termasuk terapi radiasi dan pembedahan. 1. Pemeriksaan gigi lengkap untuk menyingkirkan penyakit gigi 2. Masalah-masalah gigi harus dibereskan sebelum pembedahan 3. Terapi radiasi mencapai hasil yang sangat baik jika hanya satu sisi pita suara yang terkena 4. Laringektomi parsial dianjurkan pada tahap dini, terutama pada kanker laring intrinsic 5. Laringektomi supraglofik (horizontal) digunakan untuk beberapa tumor ekstrinsik, keuntungan utama operasi ini adalah pemulihan suara 6. Laringektomi henivertikal dilakukan jika tumor sudah menjalar melebihi pita suara, tetapi kurang dari 1 cm dalam area subglotis 7. Laringektomi total untuk kanker ekstrinsik (menjalar melebihi pita suara). Pasien akan mengalami kehilangan pita suara, tetapi akan mempunyai kemampuan menelan normal.

VI.

PENGKAJIAN FOKUS a. PENGKAJIAN PRIMER Keluhan utama pada klien ca. Laring meliputi nyeri tenggorok. sulit menelan,sulit bernapas,suara serak,hemoptisis dan batuk ,penurunan berat badan, nyeri tenggorok, lemah.

b. PENGKAJIAN SEKUNDER Pemeriksaan fisik a) Sistim pencernaan: Adanya kesulitan menelan Tandanya: Kesulitan menelan, mudah tersedak, sakit menelan, sakit tenggorok yang menetap.Bengkak, luka. Inflamasi atau drainase oral, kebersihan gigi buruk. Pembengkakan lidah dan gangguan reflek. b) Neorosensori: Diplopia (penglihatan ganda), ketulian. Tandanya: Hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan submandibular). Parau menetap atau kehilangan suara (gejala

dominan dan dini kanker laring intrinsik). Kesulitan menelan. Kerusakan membran mukosa. c) Sistem pernafasan Adanya benjolan di leher Asimetri leher Nyeri tekan pada leher Adanya pembesaran kelenjar limfe dipsnoe sakit tenggorokan suara tidak ada

Pemeriksaan penunjang a) Laringoskopi : Cara memeriksa laring dengan melakukan inspeksi terhadap sisi luar laring pada leher dan gerakangerakan pada saat menelan. Pada kanker laring gerakan menelan akan bergerak ke bawah saat inspirasi atau tidak bergerak. Pada palpasi ditemukan adanya pembesaran dan nyeri. b) Pemeriksaan sinar x jaringan lunak : terdapat penonjolan pada tenggorokan. c) Pemeriksaan poto kontras : dengan penelanan borium menunjukkan adanya lesi-lesi loca d) Pemeriksaan MRI : identifikasi adanya metastasis dan evaluasi respon pengobatan.

a. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Biasanya suara serak adalah hal yang akan Nampak pada pasien dengan kanker pada daerah glottis, pasien mungkin mengeluhkan nyeri dan rasa terbakar pada tenggorokan, suatu gumpalan mungkin teraba di belakang leher. Gejala lanjut meiputi disfagia, dispnoe, penurunan berat badan.

b. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU adanya riwayat laryngitis kronis, riwayat sakit tenggorokan, riwayat epiglottis.

c. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Tanyakan pada klien apakah ada keluarga yang pernah mengalami penyakit yang sama. Atau adakah keluarga yang meninggal akibat penyakit ini

VII.

PATHWAYS KEPERAWATAN

VIII.

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan sebagian atau seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental. 2) Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penekanan serabut syaraf oleh sel-sel tumor. 3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan saluran pencernaan.(disfagia) 4) Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anatomi (pengangkatan batang suara). 5) Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara,perubahan anatomi wajah dan leher.

IX.

FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL

1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan sebagian atau seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental. Tujuan : Jalan nafas kembali normal

Kriterian hasil : efektif Memperlihatkan kepatenan jalan napas dengan bunyi napas bersih/jelas. Intervensi a. Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan catat kemudahan bernafas. Auskultasi bunyi napas. Selidiki kegelisahan,dispea, terjadinya sianosis. b. Awasi pasien untuk posisi yang nyaman, misal : peninggian kepala tempat tidur 30-450. c. Bimbing pasien untuk nafas dalam dan batuk efektif

Rasional a. Perubahan pada pernafasan, penggunaan otot aksesori pernafasan dan atau adanya ronkhi/mengi diduga ada retensi sekret. b. Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi, namun pasien dengan infiltrasi tumor ke trakhea akan mencari posisi yang mudah untuk bernafas. c. Memobilisasi sekret untuk membersihkan jalan napas dan membantu mencegah komplikasi pernafasan. 2) Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penekanan serabut syaraf oleh sel-sel tumor. Tujuan kriteria hasil Intervensi a. Tentukan riwayat nyeri, misal : lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan intensitas (skala 1-10) dan tindakan penghilangan yang digunakan. b. Berikan tindakan kenyamanan dasar,misal : reposisi dan aktivitas hiburan. c. Bimbing pasien dalam penggunaan keterampilan manajemen nyeri (misal : teknik relaksasi) tertawa, musik dan sentuhan teraupetik. d. Kembangkan rencana manajemen nyeri dengan pasien dan dokter. Rasional a. Informasikan memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/keefektifan intervensi. Catatan : pengalaman nyeri adalah individu atau digabungkan dengan baik respon fisik dan emosional. b. Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian. c. Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan. 3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan saluran pencernaan.(disfagia) Tujuan : klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang tidak adekuat. : kebutuhan rasa nytaman terpenuhi. : Rasa nyeri bias teratasi

Kriteria hasil

: Membuat pilihan diit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam situasi individu, menunjukkan peningkatan BB dan penyembuhan jaringan atau insisi sesuai waktunya.

Intervensi a. Timbang BB dan porsi makan, Pantau masukan makanan setap hari, Identifikasi pasien yang mengalami mual/ muntah yang diantisipasi, Berikan diet nutrisi seimbang b. Kolaborasi,dan berikan obat obat yang sesuai. Rasional a. Untuk mengetahui Berat badan pasien, Mengidentifikasi kekuatan /defisiensi nutrisi Mual /muntah psikogenik sebelum kemoterapi mulai secara umum tidak berespons terhadap obat anti emetic. b. macam-macam jenis makanan dapat dibuat untuk tambahan atau batasan faktor tertentu, seperti lemak dan gula atau memberikan makanan yang disediakan pasien. 4) Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anatomi (pengangkatan batang suara). Kriteria hasil : pasien/klien mampu mengkomunikasikan kebutuhannya dengan baik. Intervensi a. Kaji kemampuan baca klien, Anjurkan penggunaan komunikasi meliputi kertas dan pensil, papan gambar, papan tulis, alat papan komunikasi elektrik atau alat lainnya yang mendukung. b. Bantu pasien dengan latihan untuk meningkatkan kualitas suara, nada, dan volume suara, Letakkan bel dalam jangkauan klien setiap saat. c. Kolaborasi dengan rehabilitasi suara rasional a. Untuk membuat Perencanaan dan terciptanya cara-cara komunikasi yang baik dan sesuai, Mengembangkan dan meningkatkan komunikasi. b. Meningkatkan fonasi yang terpengaruh pada pasien dengan ca.laring.

c. Memberikan metode untuk memanggil dan meminta pertolongan jika diperlukan. d. Memberika therapi berbicara/ bersuara sehingga dapat berkomunikasi secara verbal. 5) Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara,perubahan anatomi wajah dan leher. Tujuan : Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk persepsi negatif pada diri sendiri. Kriteria hasil : menunjukkan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh sebagai

bukti dengan partisipasi aktivitas perawatan diri dan dapat berinteraksi positip dengan orang lain. Intervensi a. Berikan kesempatan pada klien untuk mengekspresikan kecemasannya. b. Diskusikan arti kehilangan atau perubahan dengan pasien, identifikasi persepsi situasi atau harapan yang akan datang. c. Catat reaksi emosi, contoh kehilangan, depresi, marah. d. libatkan orang terdekat untuk memberikan support kepada klien. e. Pendekatan spiritual sesuai dengan agama yang dianut klien. Rasional a. Untuk mengungkapkan perasaan klien dan mengurangi kecemasan. b. Agar klien dapat menerima kenyataan. c. Untuk mengetahui perubahan emosi klien. d. Untuk memotivasi klien dan mengurangi kecemasan klien. e. Untuk meningkatkan keyakinan pada klien bahwa tuhan akan menyembuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Bites Barbara dkk, 1998 . Buku Saku Pemeriksaan dan Riwayat Kesehatan. Edisi 2. Jakarta : EGC Carpenito Lynda Juall. 1999. Rencana suhanA Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : EGC C. Long Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung:IAPK Pajajaran Doenges. E. Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC Sjamsuhidayat. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol 2. Edisi 8. Jakarta : EGC

PATHWAYS KEPERAWATAN
Tembakau Alkohol Defisiensi Nutrisi Laringitus Kronis Iritasi Mukosa Inflamasi (Peradangan) Proliferasi Karsinogenik Ca. Laring

Sumbatan Jalan Nafas

Pita Suara

Penekanan ke faring

Sesak nafas

Gangguan Komunikasi

Disfagia

Gangguan pemenuhan nutrisi

You might also like