You are on page 1of 19

KELOMPOK 2

Winda Fricilia Oktarina


Afridayanti Alam Akbar

M. Hasan Passamula
Sabrun Jamiel

STRATEGI MUHAMMADIYAH II

Khittah Muhammadiyah Tahun 1956 1959 (Khittah Palembang)


Kyai Haji Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H (18 November 1912) bertepatan masanya dengan suasana timbulnya aliran faham Kebangunan Islam di Makkah, Mesir, dan sebagainya, yang bersemboyankan: Kembali kepada Quran dan Sunnah Nabi, menegakkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya

Lanjutan
Kebangunan mana sudah dirintis lebih dahulu oleh: segolongan yang menitik-beratkan pendapatnya kepada: Usaha-usaha mencapai kekuasaan di tangan umat islam., dan segolongan lagi yang berpendapat: selain dari merebut kekuasaan politik, perlulah lebih dahulu perjuangan umat Islam dimulai dari pembaharuan sumber tempat timbulnya ulama-ulama dan mencetak kader-kader yang akan disebarkan ke seluruh dunia sebagai pelopor kemerdekaan fikiran dan menentukan langkah pembaharuan masyarakat .

Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1969 (Khittah Ponorogo)


1. Pola dasar perjuangan
1. Muhammadiyah berjuang untuk mencapai / mewujudkan suatu cita-cita dan keyakinan hidup yang bersumber ajaran islam. Dawah islam dan Amar Maruf Nahi Munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya sebagaimana yang dituntunkan oleh Muhammad Rasulullah s.a.w adalah satu-satunya jalan untuk mencapai cita-cita dan keyakinan hidup tersebut. Dawah Islam dan Amar Maruf Nahi Munkar seperti yang dimaksud harus dilakukan melalui 2 saluran/bidang secara simultan: 3.1 saluran politik kenegaraan (politik praktis) 3.2 saluran masyarakat

2.

3.

LANJUTAN
4. Untuk melakuakan perjuangan Dawah Islam dan Amar Maruf Nahi Munkar seperti yang dimaksud diatas, dibuat alatnya masing-masing yang berupa organisasi: 4.1 untuk saluran/bidang politik kenegaraan (politik praktis) dengan organisasi politik (partai) 4.2 untuk saluran/bidang masyarakat dengan organisasi non partai Muhammadiyah sebagai organisasi memilih dan menempatkan diri sebagai GERAKAN ISLAM DAN AMAR MARUF NAHI MUNKAR DALAM ISLAM BIDANG MASYARAKAT . Sedang untuk alat perjuangan dalam bidang politik kenegaraan (politik praktis), Muhammadiyah membentuk satu partai politik diluar organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah harus menyadari bahwa partai tersebut adalah merupakan obyeknya dan wajib membinanya.

5.

6.

LANJUTAN
7.
8.

9.

Antara Muhammadiyah dan partai tidak ada hubungan ognanisatoris, tetapi tetap mempunyai hubungan ideologis. Masing-masing berdiri dan berjalan sendirisendiri menurut caranya sendiri-sendiri, tetapi dengan saling pengertian dan menuju tujuan yang satu. Pada prinsipnya tidak dibenarkan adanya perangkapan jabatan, terutama jabatan pimpinan antara keduanya, demi tertibnya pembagian pekerjaan (spesialisasi).

2.

PROGRAM DASAR PERJUANGAN


Dengan Dawah dan Amar Maruf Nahi Munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara operasional, dan secara konkrit riil, bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang ber-Pancasila dan UUD 1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia, materiil, dan spiritual yang diridloi Allah s.w.t.

Khittah Muhammadiyah Tahun 1971 (Khittah Ujung Pandang)


Muktamar Muhammadiyah ke-38 yang berlangsung dari tanggal 1-6 Syaban 1391 H bertepatan dengan 21-26 September 1971 di Ujung Pandang, setelah mendengar pandangan dan pendapat para peserta Muktamar tentang hubungan Muhammadiyah dengan partai-partai organisasi-organisasi lainnya dalam usaha peningkatan Muhammadiyah sebagai Gerakan Dawah Islam

Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1987 (Khittah Surabaya)


1.

2.

3. 4. 5.

Hakekat Muhammadiyah Muhammadiyah dan Masyarakat Muhammadiyah dan Politik Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah Dasar Program Muhammadiyah

Khittah Muhammadiyah Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Tahun 2002 (Khittah Denpasar)
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan dawah amar maruf nahi munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarbenarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan muamalah dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. Dengan mengemban misi gerakan tersebut Muhammadiyah dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan Agama Islam menjadi rahmatan lilalamin dalam kehidupan di muka bumi ini.

LANJUTAN
Muhammadiyah sebagai organisasi sosialkeagamaan (organisasi kemasyarakatan) yang mengemban misi dawah amar maruf nahi munkar senantiasa bersikap aktif dan konstruktif dalam usaha-usaha pembangunan dan reformasi nasional yang sesuai dengan khittah (garis) perjuangannya serta tidak akan tinggal diam menghadapi kondisikondisi kritis yang dialami oleh bangsa dan Negara. Karena itu, Muhammadiyah senantiasa terpanggil untuk berkiprah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan berdasarkan pada khittah perjuangan sebagai berikut:

LANJUTAN
Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan bangsa dan negara merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam dalam urusan keduniawian (al-umur addunyawiyat) yang harus selalu dimotivasi, dijiwai, dan dibingkai oleh nilainilai luhur agama dan moral yang utama.
1.

LANJUTAN
Muhammadiyah meyakini bahwa negara dan usaha-usaha membangun kehidupan berbangsa dan bernegara, baik melalui perjuangan politik maupun melalui pengembangan masyarakat, pada dasarnya merupakan wahana yang mutlak diperlukan untuk membangun dimana nilai-nilai Ilahiyah melandasi dan tumbuh subur bersamaan dengan tegaknya nilai-nilai kebersamaan, keadilan, perdamaian, ketertiban, kebersamaan, dan keadaban untuk terwujudnya Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur.
2.

LANJUTAN
Muhammadiyah memilih perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui usaha-usaha pembinaan atau pemberdayaan masyarakat guna terwujudnya masyarakat madani (civil society) yang kuat sebagaimana tujuan Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
3.

LANJUTAN
Muhammadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang bersifat praktis atau berorientasi pada kekuasaan (real politics) untuk dijalankan oleh partai-partai politik dan lembagalembaga formal kenegaraan dengan sebaikbaiknya menuju terciptanya system politik yang dan berkeadaban sesuai dengan cita-cita luhur bangsa dan negara.
4.

LANJUTAN
Muhammadiyah senantiasa memainkan peranan politiknya sebagai wujud dari dawah amar maruf nahi munkar dengan jalan mempengaruhi proses dan kebijakan negara agar tetap berjalan sesuai dengan konstitusi dan citacita luhur bangsa. 6. Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan kekuatan-kekuatan politik atau organisasi manapun.
5.

LANJUTAN
7.

8.

Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota persyarikatan untuk mengunakan hak pilihnya dalam kehidupan politik sesuai hati nurani masing-masing. Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam politik untuk benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatan politik secara sungguh-sungguh dengan mengedepankan tanggungjawab (amanah), akhlak mulia (akhlaq al-karimah), keteladanan (uswah hasanah), dan perdamain (ishlah).

LANJUTAN
Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pihak atau golongan manapun berdasarkan prinsip kebajikan dan kemaslahatan, menjauhi kemudharatan, dan bertujuan untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik, maju, demokratis, dan berkeadaban.
9.

You might also like