You are on page 1of 18

MAKALAH STRUKTUR TUBUH HEWAN HORMON PADA SISTEM DIGESTI DAN SISTEM INSULIN

Disusun Oleh : 1. Muhammad Arif H. 2. Puryati 3. Arif Rahman H. 4. Shima Elya F. 5. Navia Eka S. (4401411118) (4401411122) (4401411124) (4401411136) (4401411146)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2012

BAB I PENDAHULUAN Menurut pembagian klasifikasi makhluk hidup oleh Robert whittaker, makhluk hidup di dunia ini dikelompokkan dalam lima kingdom besar, yaitu monera, protista, fungi, plantae, dan animalia. Diantara kelima kingdom tersebut, yang paling kompleks adalah kingdom animalia. Kingdom animalia dibagi menjadi dua kelas, yaitu vertebrata dan avertebrata. Hewan dikatakan vertebrata jika memiliki tulang belakang atau yang biasa disebut sitoskeleton. Sedangkan yang disebut sebagai avertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Dalam mata kuliah struktur tubuh hewan (STH), kita akan spesifik pada hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hewan vertebrata hanya memiliki satu filum yaitu chordata, yang terdiri dari lima kelas: 1. Pisces (super kelas), contoh : Ameiurus melas, Carassius auratus, Perca sp 2. Amphibia, contoh : Rana pipiens, Bufo boreas 3. Reptil, contoh : Testuda gigantea, Crocodylus porosus, Natrix sp 4. Aves, contoh : Gallus domestica, Anas plathyrynchos, Columba livia 5. Mamalia, contoh : Tupaia javanica, Felis domestica, Macropus sp, Elephas maximus, dll

BAB II ISI 1. Sistem Digesti Apa yang dimaksud dengan Sistem Pencernaan Pada Manusia dan apa saja yang berupa Sistem Pencernaan Pada Manusia? Well, kita lihat penjelasannya disini.

Tubuh manusia terdiri dari bagian-bagian susunan yang sangat kompleks. Salah satu yang susunan yang cukup kompleks adalah Sistem Pencernaan Pada Manusia. Sistem ini berfungsi untuk menerima asupan makanan untuk kemudian dicerna dan pada akhirnya akan dibuang lagi melalui dubur berupa sisa prosesnya. Sari dari asupan itu sendiri akan diserap oleh tubuh.

Sistem Pencernaan Pada Manusia berdasarkan urutannya yaitu asupan akan diproses mulai dari Kelenjar Ludah, Parotis, Submandibularis (bawah rahang), Sublingualis (bawah lidah), Rongga Mulut, Amandel, Lidah, Esofagus, Pankreas, lalu ke Lambung. Setelah itu akan berlanjut lagi ke Saluran Pankreas, Hati, Kantung Empedu, Duodenum, Saluran Empedu, Kolon, Kolon Transversum, Kolon Ascenden, Kolon Descenden, Ileum, Sekum, Appendiks, Rektum, dan yang terakhir akan dibuang melalui Anus.

Gambar Sistem Pencernaan Pada Manusia

Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut. 1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung. 2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.

Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut. 1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut. 2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi. 3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan. 4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung. 5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus. 6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus. Saat melakukan proses-proses pencernaan tersebut diperlukan serangkaian alat-alat pencernaan sebagai berikut.

1. Mulut Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Makanan ini mulai dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam mulut seperti Gambar 6.1, terdapat beberapa alat yang berperan dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (glandula salivales).

a. Gigi Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien dan cepat. Selama

pertumbuhan dan perkembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu (dens lakteus). Pada anak berusia 6 tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan sebagai berikut. 1) Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi memotong makanan. 2) Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi merobek makanan. 3) Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah, berfungsi mengunyah makanan.

Struktur luar gigi terdiri atas bagian-bagian berikut. 1) Mahkota gigi (corona) merupakan bagian yang tampak dari luar. 2) Akar gigi (radix) merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. 3) Leher gigi (colum) merupakan bagian yang terlindung oleh gusi.

Adapun penampang gigi dapat diperlihatkan bagian-bagiannya sebagai berikut. 1) Email (glazur atau enamel) merupakan bagian terluar gigi. Email merupakan struktur terkeras dari tubuh, mengandung 97% kalsium dan 3% bahan organik. 2) Tulang gigi (dentin), berada di sebelah dalam email,tersusun atas zat dentin. 3) Sumsum gigi (pulpa), merupakan bagian yang paling dalam. Di pulpa terdapat kapiler, arteri, vena, dan saraf. 4) Semen merupakan pelapis bagian dentin yang masuk ke rahang.

b. Lidah Lidah dalam sistem pencernaan berfungsi untuk membantu mencampur dan menelan makanan, mempertahankan makanan agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah saat makanan dikunyah serta sebagai alat perasa makanan. Lidah dapat berfungsi sebagai alat perasa makanan karena mengandung banyak reseptor pengecap atau perasa. Lidah tersusun atas otot lurik dan permukaannya dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir (mukosa).

c. Kelenjar ludah Terdapat tiga pasang kelenjar ludah di dalam rongga mulut, yaitu glandula parotis, glandula submaksilaris, dan glandula sublingualis atau glandula submandibularis. Amati gambar 6.4 agar Anda mengenali letak ketiga kelenjar ludah tersebut.

Air ludah berperan penting dalam proses perubahan zat makanan secara kimiawi yang terjadi di dalam mulut. Setelah makanan dilumatkan secara mekanis oleh gigi, air ludah berperan secara kimiawi dalam proses membasahi dan membuat makanan menjadi lembek agar mudah ditelan. Ludah terdiri atas air (99%) dan enzim amilase. Enzim ini menguraikan pati dalam makanan menjadi gula sederhana (glukosa dan maltosa). Makanan yang telah dilumatkan dengan dikunyah dan dilunakkan di dalam mulut oleh air liur disebut bolus. Bolus ini diteruskan ke sistem pencernaan selanjutnya.

2. Kerongkongan (Esofagus) Kerongkongan merupakan saluran panjang ( 25 cm) yang tipis sebagai jalan bolus dari mulut menuju ke lambung. Fungsi kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut menuju lambung. Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin. Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui kerongkongan menuju ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulut

ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan menuju lambung. Sebelum seseorang mulai makan, bagian belakang mulut (atas) terbuka sebagai jalannya udara dari hidung. Di kerongkongan, epiglotis yang seperti gelambir mengendur sehingga udara masuk ke paru-paru. Ketika makan, makanan dikunyah dan ditelan masuk ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran hidung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke arah tutup trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan.

3. Lambung Lambung merupakan saluran pencernaan yang berbentuk seperti kantung, terletak di bawah sekat rongga badan. Dengan mengamati Gambar 6.5, Anda dapat mengetahui bahwa lambung terdiri atas tiga bagian sebagai berikut. a. Bagian atas disebut kardiak, merupakan bagian yang berbatasan dengan esofagus. b. Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan atau tengah lambung. c. Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan usus halus. Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan terdapat otot sfinkter kardiak yang secara refleks akan terbuka bila ada bolus masuk. Sementara itu, di bagian pilorus terdapat otot

yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini dapat berkontraksi seperti halnya otototot kerongkongan. Apabila otot-otot ini berkontraksi, otot-otot tersebut menekan, meremas, dan mencampur bolus-bolus tersebut menjadi kimus (chyme).

Sementara itu, pencernaan secara kimiawi dibantu oleh getah lambung. Getah ini dihasilkan oleh kelenjar yang terletak pada dinding lambung di bawah fundus, sedangkan bagian dalam dinding lambung menghasilkan lendir yang berfungsi melindungi dinding lambung dari abrasi asam lambung, dan dapat beregenerasi bila cidera. Getah lambung ini dapat dihasilkan akibat rangsangan bolus saat masuk ke lambung. Getah lambung mengandung bermacam-macam zat kimia, yang sebagian besar terdiri atas air. Getah lambung juga mengandung HCl/asam lambung dan enzim-enzim pencernaan seperti renin, pepsinogen, dan lipase.

Asam lambung memiliki beberapa fungsi berikut. a. Mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat dalam getah lambung, misalnya pepsinogen diubah menjadi pepsin. Enzim ini aktif memecah protein dalam bolus menjadi proteosa dan pepton yang mempunyai ukuran molekul lebih kecil. b. Menetralkan sifat alkali bolus yang datang dari rongga mulut. c. Mengubah kelarutan garam mineral. d. Mengasamkan lambung (pH turun 13), sehingga dapat membunuh kuman yang ikut masuk ke lambung bersama bolus. e. Mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung dan usus dua belas jari.

f. Merangsang sekresi getah usus.

Enzim renin dalam getah lambung berfungsi mengendapkan kasein atau protein susu dari air susu. Lambung dalam suasana asam dapat merangsang pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin ini berfungsi memecah molekul-molekul protein menjadi molekul-molekul peptida. Sementara itu, lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya, kimus akan masuk ke usus halus melalui suatu sfinkter pilorus yang berukuran kecil. Apabila otot-otot ini berkontraksi, maka kimus didorong masuk ke usus halus sedikit demi sedikit.

4. Usus halus Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 68 meter, lebar 25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. Lakukan eksperimen berikut untuk mengetahui pengaruh lipatan terhadap proses penyerapan.

Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut: a. duodenum (usus 12 jari), panjangnya 25 cm, b. jejunum (usus kosong), panjangnya 7 m, c. ileum (usus penyerapan), panjangnya 1 m.

Kimus yang berasal dari lambung mengandung molekul-molekul pati yang telah dicernakan di mulut dan lambung, molekul-molekul protein yang telah dicernakan di lambung, molekul-molekul lemak yang belum dicernakan serta zat-zat lain. Selama di usus halus, semua molekul pati dicernakan lebih sempurna menjadi molekul-molekul glukosa. Sementara itu molekul-molekul protein dicerna menjadi molekul-molekul asam amino, dan semua molekul lemak dicerna menjadi molekul gliserol dan asam lemak.

Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan

yang berperan di usus halus ini berupa cairanempedu, getah pankreas, dan getah usus.

a. Cairan Empedu Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut. 1) Air, berguna sebagai pelarut utama. 2) Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi pada dinding usus. 3) Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat alkali. Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air (mengemulsikan lemak).

Cairan ini dihasilkan oleh hati. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam tubuh yang beratnya 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai pembentuk empedu, tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi membentuk darah pada janin atau pada keadaan darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran darah serta pengaturan suhu tubuh. Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus. Dalam proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus.

b. Getah Pankreas Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk pulau-pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan mencegah diabetes melitus.

Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus halus. Dalam pankreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam pemecahan

lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amilase membantu dalam pemecahan pati.

c. Getah Usus Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah usus. Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut. 1) Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. 2) Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi dua molekul glukosa. 3) Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. 4) Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida menjadi asam amino.

Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir di usus halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian jejunum dan ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.

Penyerapan mineral sangat beragam berkaitan dengan sifat kimia tiap-tiap mineral dan perbedaan struktur bagian-bagian usus. Sepanjang usus halus sangat efisien dalam penyerapan Na+, tetapi tidak untuk Cl, HCO3, dan ion-ionbivalen. Ion K+. penyerapannya terbatas di jejunum. Penyerapan Fe++ terjadi di duodenum dan jejunum. Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di dalam villi ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam amino dan glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta hepatikus, sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke dalam villi. Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan, kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).

Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedangkan garam empedu masuk ke dalam darah menuju hati dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat diserap di usus halus akan didorong menuju usus besar (kolon).

5. Usus besar Usus besar atau kolon memiliki panjang 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens.Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.

Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong ke bagian belakang dengan gerakan peristaltik. Zat-zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan oleh tubuh. Air dan garam mineralkemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari. Pada saat itu terjadi proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli, yang mampu membentuk vitamin K dan B12. Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, zatzat sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dan akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati anus.

Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna. 2. Hormon-hormon digesti Hormon-hormon yang Mengatur Pencernaan Telah disebutkan diatas, bahwa pencernaan juga dipengaruhi oleh hormon-hormon. Berikut adalah hormon hormon yang dapat mempengaruhi pencernaan.

1. Human Growt Hormone (hGH) hGH dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior yang merupakan hormon pertumbuhan. hGH memiliki efek untuk cenderung meningkatkan glikogenolisis pada hati, lipolisis pada jaringan adiposa sehingga menimbulkan kelaparan sel seiring meningkatnya gula darah. Akan dihasilkan hormon stress yang merangsang rasa lapar. hGH juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan uptak asam amino pada sel dan mempercepat pembelahan sel.

2. Hormon tiroid Hormon tiroid bekerja seiring dengan hormon pertumbuhan, hormon tiroid adalah hormon metabolisme yang dapat meningkatkan pemakaian karbohidrat, protein dan lemak untuk metabolisme yang menghasilkan energi, panas, dan ATP. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar tiroid dengan rangsangan TSH dari hipofisis

Kelebihan hormon tiroid atau hipertiroid dapat menyebabkan metabolisme meningkat, tubuh menjadi panas, tremor dan kebutuhan makanan meningkat, tetapi berat badan tetap rendah karena makanan hanya menjadi energi untuk panas dan gerakan pada saat tremor.

3. Parathormon (PTH) Patahormon dihasilkan oleh kelenjar paratiroid yang memiliki defek pada pengaturan kadar kalsium. Saat tubuh kekurangan kalsium, maka parathormon dapat meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus.

4. Insulin Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel beta pankreas yang berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah. Defek insulin pada pencernaan adalah, ketika gula darah meningkat, maka insulin akan menghambat absorbsi glukosa pada usus halus dan menginduksi lipogenesis dan glikogenogenesis.

5. Hormon adrenalin, dan nor adrenalin. Sistem pencernaan dipengaruhi oleh sistem syaraf otonom yang kerjanya dipengaruhi oleh hormon hormon ini. Efeknya dapat ke syaraf simpatis atau parasimpatis yang dapat meningkatkan atau menurunkan motilitas usus, meningkatkan atau menurunkan sekresi asam lambung dan efek efek lainya.

6.Gastrin . Gastirn diproduksi di dinding lambung. Distimulus untuk produksi makanan dalam lambung. Pengaruh hormon ini dalam mengatur pencernaan sebagai perangsang sekresi terus-menerus getah lambung. 2. Enterogastron (sekretin). Sekretin distimulus untuk produksi bubur makanan (chime) asam dalam duodenum. Pengaruh hormon ini dalam proses pencernaan yaitu merangsang pankreas untuk mengeluarkan bikarbonat, yang menetralkan bubur makanan (chime) asam dalam duodenum. 7. Cholecystokinin (CCK) Cholecystokinin (CCK) diproduksi di dinding duodenum. Distimulus untuk produksi asam amino atau asam lemak dalam chime. Pengaruhnya untuk merangsang pancreas mengeluarkan enzim pancreas ke dalam usus halus, merangsang kantung empedu untuk berkontraksi, yang mengeluarkan empedu ke dalam usus halus. 8. Enterogastron lain Tempat produksi dinding duodenum. Distimulus untuk produksi chime dalam duodenum. Pengaruhnya menghambat peristalsis (memperlambat masuknya makanan dalam usus halus). 6. hormon lainya terdapat berbagai hormon yang berefek menghambat atau meningkatkan hormon lainya, sehingga secara tidak langsung mempengaruhi pencernaan.

3. Endokrin Endokrin merupakan nama atau istilah sebuah kelenjar. Kelenjar endokrin (kelenjar buntu) adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus yang menghasilkan hormon. Hormon berasal dari kata hormaein yang berarti memacu atau menggiatkan. Hormon berfungsi untuk mengatur homeostasis, memacu pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, dan tingkah laku. Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar buntu dibedakan menjadi: 1. Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misal hormon yang memegang peranan dalam metabolisme. 2. Kelenjar yang bekerja mulai masa tertentu, misal hormon kelamin. 3. Kelenjar yang bekerja sampai masa tertentu saja, misal hormon pertumbuhan, hormon timus. Berdasarkan aspek macam dan letaknya, kelenjar buntu dibedakan menjadi: a. Kelenjar hipofisis, terletak di dasar otak besar. b. Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok, terletak di daerah leher. c. Kelenjar paratiroid atau kelenjar anak gondok, terletak di dekat kelenjargondok. d. Kelenjar epifise. e. Kelenjar timus atau kelenjar kacangan. f. Kelenjar adrenal atau suprarenalis, terletak di atas ginjal. g. Kelenjar pankreas atau pulau-pulau Langerhans, terletak di sebelah bawah lambung (ventrikulus). h. Kelenjar usus dan lambung. i. Kelenjar kelamin atau kelenjar gonad, pada wanita terletak di daerah rongga perut, pada pria di dalam buah zakar dalam kantong skrotum.

4. Kelenjar Pankreas Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar: a. Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan.

b. Pulau pankreas, menghasilkan hormon. Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung. Tiga hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah: Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah. Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah. Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin dan glukagon).

5. Insulin. Insulin (bahasa Latin insula, "pulau", karena diproduksi di Pulau-pulau Langerhans di pankreas) adalah sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat. Selain merupakan "efektor" utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon ini juga ambil bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein hormon ini memiliki properti anabolik. Hormon tersebut juga memengaruhi jaringan tubuh lainnya. Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari sirkulasi darah melalui transporter glukosa GLUT1 dan GLUT4 dan menyimpannya sebagai glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber energi. Kadar insulin yang rendah akan mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi. Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes mellitus. Pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah kulit/subkutan) untuk keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut; pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat produksi insulin rendah atau kebal insulin, dan kadang kala membutuhkan pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk mengatur kadar glukosa darah.

6. Mekanisme hormon insulin Insulin disintesis oleh sel-sel beta dengan cara yang mirip dengan sintesis protein, yang biasanya dipakai oleh sel, yakni diawali dengan translasi RNA insulin oleh ribosom yang melekat pada retikulum endoplasma untuk membentuk preprohormon insulin. Preprohormon awal ini memiliki berat molekul kira-kira 11.500, namun selanjutnya akan melekat erat pada retikulum endoplasma untuk membentuk proinsulin dengan berat molekul kira-kira 9000; lebih lanjut sebagian besar proinsulin ini lalu melekat erat pada alat Golgi untuk membentuk insulin sebelum terbungkus dalam granula sekretorik. Akan tetapi, kirakira seperenam dari hasil akhirnya tetap dalam bentuk proinsulin. Proinsulin ini tidak memiliki aktivitas insulin. Sintesis insulin akan menghasilkan efek samping rantai C-peptid. Perhitungan terhadap rantai C-peptid dapat digunakan sebagai perhitungan kadar insulin dalam darah. Insulin juga menyebabkan sebagian besar glukosa yang diabsorbsi sesudah makan segera disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen. Insulin menghambat fosforilasi hati, yang merupakan enzim utama yang menyebabkan terpecahnya glikogen dalam hati menjadi glukosa. Insulin juga meningkatkan pemasukan glukosa dari darah oleh sel-sel hati. Insulin juga meningkatkan enzim-enzim yang meningkatkan sintesis glikogen. Insulin juga menghambat glukoneogenesis. Insulin melakukannya terutama dengan menurunkan jumlah dan aktivitas enzim-enzim hati yang dibutuhkan untuk glukoneogenesis.Kemudian insulin menghambat kerja lipase sensitif hormon. Enzim inilah yang menyebahkan hidrolisis trigliserida yang sudah disimpan dalam sel-sel lemak. Oleh karena itu, pelepasan asam lemak dari jaringan adiposa ke dalam sirkulasi darah dakan terhambat. Insulin meningkatkan pengangkutan glukosa melalui membran sel-sel lemak dengan cara yang sama seperti insulin meningkatkan pengangkutan glukosa ke sel-sel otot. Beberapa bagian glukosa ini lalu dipakai untuk mensintesis sedikit asam lemak, tetapi yang lebih penting adalah, glukosa ini dipakai untuk membentuk sejumlah besar -gliserol fosfat. Bahan ini menyediakan gliserol yang akan berikatan dengan asam lemak untuk membentuk trigliserida yang merupakan bentuk lemak yang disimpan dalam sel-sel lemak. Oleh karena itu, bila ada insulin, bahkan penyimpanan sejumlah besar asam-asam lemak yang diangkut dari hati dalam bentuk lipoprotein hampir dihambat. (Guyton. 1997).

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN 1. System pencernaan manusia adalah suatu susunan proses yang terjadi di dalam tubuh manusia dalam mengubah makanan yang ada menjadi energi dan nutrisi-nutrisi yang diperlukan tubuh. Dalam system pencernaan ini maka makanan akan dicerna melalui berbagai tahap dari mulut sampai anus. Makanan akan dicerna dengan cara mekanik maupun kimiawi di dalam saluran pencernaan yang akan di bantu oleh kelenjar-kelenjar yang membantu pencernaan tersebut dengan mengeluarkan enzim-enzim. Urutan yang terjadi dalam system pencernaan manusia adalah makanan atau asupan diproses mulai dari rongga mulut kemudian ke esophagu dan menuju lambung dan diserap di usus halus dan kemudian ke usus besar dan terakir dikeluarkan melalui anus. Dalam pencernaan akan dibantu dengan kelenjar-kelenjar, yakni : Kelenjar Ludah, Parotis, Submandibularis (bawah rahang), Sublingualis (bawah lidah), enzim-enzim yang ada di lambung dan duodenum, Hati, Kantung Empedu, dan lain-lain.

2. System pencernaan manusia juga dipengaruhi oleh beberapa hormon. Hormon berfungsi untuk memacu bekerjanya organ-organ tertentu agar pencernaan dapat bekerja dengan baik tanpa ada gangguan. Hormone-hormon yang bekerja dalam system pencernaan manusia antara lain: Human Growt Hormone (hGH), Hormon tiroid, Parathormon (PTH), Insulin, Hormon adrenalin, dan nor adrenalin, Gastrin, Cholecystokinin (CCK), dan hormon lainya. Salah hormon yang bekerjanya penting diantara hormon-hormon diatas adalah hormone insulin. Hormon insulin bekerjs sama dengan hormone glucagon dalam mengatur kondisi gula dalam tubuh. Selain hormone-hormon diatas terdapat hormone lain yang terdapat di dalam tubuh manusia yakni adalah hormon endokrin.

SARAN Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mempunyai sedikit saran kepada semua pihak guna memperbaiki di lain waktu. yaitu: 1. Sebagai makhluk hidup yang memiliki system pencernaan kita harus mengetahui tentang system pencernaan yang ada di dalam tubuh kita. 2. Kita harus mengetahui macam hormone dan fungsinya sebagai salah satu faktor penting didalam tubuh kita. 3. Menggali lebih dalam lagi sumber-sumber yang menyangkut dengan system pencernaan dan hormone-hormon yang mendukungnya.

You might also like