You are on page 1of 28

MAKALAH PENDALAMAN MATERI MATA KULIAH ENTOMOLOGI (AKKC 245)

ORDO PLECOPTERA

DOSEN PENGASUH : Drs. Bunda Halang, MT Dra. St. Wahidah Arsyad, M.Pd

DISUSUN OLEH : Kelompok XI Fatwa Izati Laili Munawarah Lily Permatasari (A1C211206) (A1C211015) (A1C211053)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya sehingga kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah pendalaman materi entomologi ini. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapat banyak bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada: 1. Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya 2. Bapak Drs. Bunda Halang, MT dan Ibu Dra. St. Wahidah Arsyad, M.Pd, selaku dosen mata kuliah entomologi yang telah memberikan ilmunya. 3. Orang tua yang telah memberikan dorongan baik material maupun spiritual 4. Teman-teman yang telah memberikan saran dan kritiknya 5. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Hal ini dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan kemampuan kami sebagai penyusun. Walaupun demikian kami telah berusaha dengan kemampuan yang ada untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Semoga dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan. Amin.

Banjarmasin, 19 Februari 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR .................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... A. B. C. D. BAB II Latar Belakang....................................................................... Rumusan Masalah ................................................................. Tujuan Penulisan ................................................................... Metode Penulisan .................................................................. i ii 1 1 2 2 3 4 4 4 5 8 12 13 14 14 19 21 21 21 22

ORDO PLECOPTERA ............................................................... A. Ciri Utama Ordo Plecoptera ................................................... B. C. Perkembangan Evolusioner Ordo Plecoptera ......................... Morfologi Ordo Plecoptera.....................................................

D. Anatomi dan Fisiologi Ordo Plecoptera ................................. E. F. Daur Hidup dan Perkembangan Ordo Plecoptera................... Habitat dan Tingkah Laku Ordo Plecoptera ...........................

G. Hubungan dengan Lingkungan dan Serangga Lain ................ H. Klasifikasi Ordo Plecoptera .................................................... I. Penangkapan dan Pengawetan Ordo Plecoptera .....................

BAB III PENUTUP ................................................................................... A. Kesimpulan ............................................................................ B. Saran ....................................................................................... DAFTAR INDEKS ....................................................................................... DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Serangga telah ada di muka bumi jauh sebelum adanya manusia dan hingga saat ini serangga seringkali berkompetisi dengan manusia, misalnya dalam hal untuk mendapatkan makanan. Dengan demikian banyak serangga dikatakan sebagai hama. Walaupun demikian banyak juga serangga yang menguntungkan atau berguna bagi manusia, misalnya sebagai polinator, penghasil madu, sutera dan lain-lain. Entomologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari serangga. Melalui entomologi kita akan diajak memgenal serangga lebih jauh. Sebagai disiplin ilmu yang sudah berkembang pesat entomologi kini dapat dibagi lagi menjadi subcabang ilmu yang lebih khusus antara lain: morfologi serangga, anatomi dan fisiologi serangga, perilaku (behavior) serangga, ekologi serangga, patologi serangga serta taksonomi serangga Plecoptera adalah salah satu jenis serangga, berasal dari bahasa Yunani yaitu plectos yang berarti terpilin atau terlipat dan pteron yang berarti sayap. Plecoptera adalah serangga dengan sayap terlipat atau sering dikenal dengan nama Stonefly. Nama Stonefly atau lalat batu diambil dari fakta bahwa nimfa Plecoptera hidup di dasar perairan dengan bebatuan sebagai substratnya. (Igor dan Stancev, 2009; Leslie, 2008). Ordo Plecoptera terdiri atas 9 family dengan 3.000 jenis di seluruh dunia, dan lebih dari 500 jenis terdapat di Amerika Utara. Plecoptera dewasa memiliki dua pasang sayap, salah satunya terlipat dan berada di bawah lapisan terluar. Plecoptera nampak sama dengan kecoa tetapi setingkat lebih tinggi berdasarkan sepasang sayap yang terlipat di belakang tubuh mereka. (Igor dan Stancev, 2009; Leslie, 2008).

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa ciri utama dari ordo Plecoptera? 2. Bagaimana perkembangan evolusioner ordo Plecoptera? 3. Bagaimana morfologi dari ordo Plecoptera? 4. Bagaimana struktur dan fungsi sistem integument ordo Plecoptera? 5. Bagaimana struktur dan fungsi sistem pencernaan ordo Plecoptera? 6. Bagaimana struktur dan fungsi sistem ekskresi ordo Plecoptera? 7. Bagaimana struktur dan fungsi sistem sirkulasi ordo Plecoptera? 8. Bagaimana struktur dan fungsi sistem respirasi ordo Plecoptera? 9. Bagaimana struktur dan fungsi sistem pergerakan ordo Plecoptera? 10. Bagaimana struktur dan fungsi sistem saraf ordo Plecoptera? 11. Bagaimana struktur dan fungsi sistem reproduksi ordo Plecoptera? 12. Bagaimana tingkah laku ordo Plecoptera? 13. Bagaimana hubungan antara ordo Plecoptera dengan serangga lainnya dan lingkungannya? 14. Bagaimana klasifikasi dari ordo Plecoptera? 15. Bagaimana ciri utama yang ada pada tiap famili dari ordo Plecoptera? 16. Bagaimana cara mengawetkan dan membuat koleksi ordo Plecoptera?

C. TUJUAN PENULISAN 1. Menjelaskan ciri utama ordo Plecoptera 2. Menjelaskan perkembangan evolusioner ordo Plecoptera 3. Menjelaskan bagian morfologi dari ordo Plecoptera 4. Menjelaskan struktur dan fungsi sistem integument ordo Plecoptera 5. Menjelaskan struktur dan fungsi sistem pencernaan ordo Plecoptera 6. Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi ordo Plecoptera 7. Menjelaskan struktur dan fungsi sistem sirkulasi ordo Plecoptera 8. Menjelaskan struktur dan fungsi sistem respirasi ordo Plecoptera 9. Menjelaskan struktur dan fungsi sistem pergerakan ordo Plecoptera 10. Menjelaskan struktur dan fungsi sistem saraf ordo Plecoptera 11. Menjelaskan struktur dan fungsi sistem reproduksi ordo Plecoptera

12. Menjelaskan tingkah laku ordo Plecoptera 13. Menjelaskan hubungan antara ordo Plecoptera dengan serangga lainnya 14. Menjelaskan klasifikasi dari ordo Plecoptera 15. Menjelaskan menyebutkan ciri utama yang ada pada tiap famili dari ordo Plecoptera 16. Menjelaskan cara mengumpulkan dan mengawetkan ordo Plecoptera

D. METODE PENULISAN Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kepustakaan karena isi atau pembahasan dalam makalah ini didapatkan dari beberapa sumber buku atau literatur, sehingga penjelasannya lebih terperinci. Selain itu, bahan atau materi pembahasan juga diperoleh dari internet yang menjadi bahan tambahan dalam membuat isi atau pembahasannya.

BAB II ORDO PLECOPTERA

A. CIRI UTAMA ORDO PLECOPTERA Plecoptera atau stonefly atau lalat batu mudah dikenali dari beberapa karakter sederhana atau ciri morfologi. Plecoptera umumnya memiliki panjang kurang dari 1 inchi (tanpa ekor), dan memiliki dua sayap, dua pasang insang bercabang antara bagian bawah tubuh, dan berwarna kuning untuk spesies berwarna coklat. Plecoptera sama dengan jenis serangga lain, tubuh terdiri atas 3 bagian yaitu caput (kepala), thorax (dada), dan abdomen (perut). Pada bagian caput terdapat antenna (tipe filiform/benang), mata majemuk, ocelli, maxilla, mandibula, labium, clypeus dan labrum. Bentuk antena sedikitnya setengah panjang tubuhnya. Toraks pada Plecoptera terdiri atas 3 ruas dari depan ke belakang yaitu prototoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Masing-masing ruas toraks terdiri atas 4 sklerit. Sklerit pada bagian dorsal disebut netum, pada bagian lateral disebut pleuron, dan pada bagian ventral disebut sternum. Sayap hampir semuanya panjang berbentuk filiform (benang) tetapi kadang-kadang sangat pendek. Sayap dilipat secara horisontal di atas badan. Plecoptera memiliki sepasang kaki pada setiap segmen toraks, sehingga jumlah kakinya tiga pasang dan berfungsi untuk berjalan. Plecoptera tidak toleran terhadap tingkat oksigen terlarut rendah dan menyukai suhu dingin, bergerak-cepat di arus sungai. Plecoptera mempunyai tiga tarsus yang terbagi-bagi tetapi kaki yang paling belakang tidak dimodifikasi untuk melompat seperti pada sejumlah ordo Orthoptera (jengkerik dan belalang).

B. PERKEMBANGAN EVOLUSIONER ORDO PLECOPTERA Plecoptera berasal dari bahasa Yunani yaitu plectos yang berarti terpilin atau terlipat dan pteron yang berarti sayap. Plecoptera adalah serangga dengan sayap terlipat atau sering dikenal dengan nama Stonefly. Nama Stonefly atau lalat batu diambil dari fakta bahwa nimfa Plecoptera hidup di dasar perairan dengan bebatuan sebagai substratnya. (Igor dan Stancev, 2009; Leslie, 2008).

Ordo Plecoptera terdiri atas 9 family dengan 3.000 jenis di seluruh dunia, dan lebih dari 500 jenis terdapat di Amerika Utara. Plecoptera dewasa memiliki dua pasang sayap, salah satunya terlipat dan berada di bawah lapisan terluar. Plecoptera nampak sama dengan kecoa tetapi setingkat lebih tinggi berdasarkan sepasang sayap yang terlipat di belakang tubuh mereka. (Igor dan Stancev, 2009; Leslie, 2008).

C. MORFOLOGI ORDO PLECOPTERA Plecoptera sama dengan jenis serangga lain, tubuh terdiri atas 3 bagian yaitu caput (kepala), thorax (dada), dan abdomen (perut). Pada bagian caput terdapat antenna (tipe filiform/benang), mata majemuk, ocelli, maxilla, mandibula, labium, clypeus dan labrum. Bentuk antena sedikitnya setengah panjang tubuhnya. Toraks pada Plecoptera terdiri atas 3 ruas dari depan ke belakang yaitu prototoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Masing-masing ruas toraks terdiri atas 4 sklerit. Sklerit pada bagian dorsal disebut netum, pada bagian lateral disebut pleuron, dan pada bagian ventral disebut sternum. Sayap hampir semuanya panjang berbentuk filiform (benang) tetapi kadang-kadang sangat pendek. Sayap dilipat secara horisontal di atas badan. Plecoptera memiliki sepasang kaki pada setiap segmen toraks, sehingga jumlah kakinya tiga pasang dan berfungsi untuk berjalan. Plecoptera tidak toleran terhadap tingkat oksigen terlarut rendah dan menyukai suhu dingin, bergerak-cepat di arus sungai. Plecoptera mempunyai tiga tarsus yang terbagi-bagi tetapi kaki yang paling belakang tidak dimodifikasi untuk melompat seperti pada sejumlah ordo Orthoptera (jengkerik dan belalang). Abdomen Plecoptera terdiri atas Ciri morfologi Plecoptera hampir sama dengan ciri dari Dermaptera dan Embioptera karena Plecoptera memiliki hubungan yang erat dengan keduanya. Serangga ini mengalami metamorfosis hemimetabola, dengan serangga pradewasa di air (aquatic), sehingga imagonya berada di sekitar perairan pada daun tanaman dan jarang terdapat jauh dari air. Plecoptera yang belum dewasa (fase pradewasa/ nimpha) disebut dengan naiads. Semua naiad hidup di lingkungan air, seperti daerah sungai dan struktur tubuhnya menyerupai Plecoptera dewasa. Selain itu, karena ia hidup di air, maka ia memiliki alat pernapasan berupa gills atau lembaran insang. Bagian-bagian mulutnya adalah tipe pengunyah, walaupun banyak serangga dewasa yang tidak makan, menjadi

agak menyusut. Naiad bersifat fitofag (pemakan tumbuh-tumbuhan). Beberapa jenis lalat batu mempunyai sayap yang menyusut atau tidak ada, biasanya pada serangga yang jantan. Ciri Plecoptera yang masih muda: 1. Antena bentuk benang agak panjang 2. Badan rata, agak memanjang 3. Tidak ada sayap yang mengalami perkembangan 4. Trachea insang berbentuk berkas bercabang di belakang kepala, pada dasar kaki, atau di sekitar dubur/pelepasan 5. Masing-masing segmen rongga dada ditutup oleh suatu sclerit besar di belakang 6. Ovipositor banyak segmen. Ciri Plecoptera yang sudah dewasa: 1. Antena berbentuk benang dan agak pendek 2. Badan lebih pendek dari pradewasanya 3. Sayap berhadapan dan sempit; pembuluh trakea bercabang dibedakan dengan bentuk kotak dekat pusat sayap depan 4. Sayap paling belakang lebih pendek dibanding sayap depan; daerah yang fundamental dari sayap paling belakang membesar dan melipat 5. Ovipositor tidak terlalu banyak segmen.
Gambar sayap Plecoptera

Gambar caput

Gambar thorax

Gambar kaki

Gambar ovipositor

Sumber: John Pickering. 2004-2012 http://www.discoverlife.org/ diakses tanggal 19 Februari 2013

Dewasa

Nimfa

Sumber: Dale Parker. 2006. http://www.aquatax.ca/plecoptera.html diakses tanggal 19 Februari 2013

Gambar morfologi naiad secara keseluruhan

Sumber: Brunswick. 2006. http://www.unb.ca/ diakses tanggal 19 Februari 2013

Struktur Mulut Plecoptera

Sumber: Brunswick. 2006. http://www.unb.ca/ diakses tanggal 19 Februari 2013

Sumber: Dale Parker. 2006. http://www.aquatax.ca/plecoptera.html diakses tanggal 19 Februari 2013

D. ANATOMI DAN FISIOLOGI ORDO PLECOPTERA Anatomi stonefly/ lalat batu yaitu rongga tubuhnya berisi darah yang tidak berwarna (hemosoel), otot dan organ tubuh. Darah tidak berada dalam pembuluh, tetapi langsung mengisi rongga tubuh dan menggenangi organ-organ tubuh yang ada di dalamnya. Sistem organ yang terdapat di dalam tubuh serangga: a. Sistem integument; Kutikula terdiri dari sel-sel mati yang dibentuk oleh sel hidup di bawahnya yaitu epikutikula, dan terdiri dari prokutikula dan epikutikula.

Prokutikula terdiri dari lapisan yang lebih tebal dibandingkan epikutikula. Prokutikula terdiri dari lapisan endokutikula dan eksokutikula.

Epikutikula merupakan lapisan tipis yang biasanya terdiri dari : a. b. Lapisan luar disebut lapisan lilin yang sulit ditembus air. Lapisan dalam disebut lapisan kutikulin (lipoprotein).

Bagian yang mengeras dari kutikula terutama terdapat pada lapisan eksokutikula, disebabkan oleh adanya sklerotin sebagai hasil dari proses pengerasan yang disebut dengan sklerotisasi. Kutikula relatif permiabel, dan bila keadaannya tipis, maka dapat dilalui oleh air dan gas. b. Sistem digesti; Terdapat di bawah jantung yang terdiri dari perut yang strukturnya mirip usus, yaitu sebuah saluran yang merentang dari mulut ke anus. Perut terdiri dari 3 bagian, yaitu; stomodeum (foregut/perut depan) terdapat cardiac valve, esofagus, tembolok (crop), di dalam proventrikulus terdapat benda seperti kait (gastric mill) berfungsi untuk mengerat makanan yang padat., mesenteron (midgut/ perut tengah) tempat makanan yang akan dicerna yaitu pada ventrikulus (stomach), terdapat pyloric valve yang bentuknya seperti jari dan terletak di anterior dan menghasilkan enzim-enzim pencernaan.dan proktodeum (hindgut/ perut belakang) terdiri dari 2 bagian yaitu usus depan dan pada bagian posterior terdapat rectum dan lubang anus. c. Sistem ekskresi; terdiri dari pembuluh-pembuluh buntu yang halus seperti benang dan membuka ke usus bagian posterior yang disebut tubulus malphigi. Tubulus Malpighi adalah alat pengeluaran pada serangga misalnya lalat batu. Organ ini berupa saluran/ pipa yang salah satu ujungnya buntu, sedangkan ujung lainnya membuka ke arah usus, terletak diantara usus tengah dan rectum. Tubulus Malpighi tersebar di rongga tubuh yang penuh cairan (disebut hemosol), yang jumlahnya sangat bervariasi dari beberapa hingga ratusan (Wiwi Isnaeni, 2010). d. Sistem sirkulasi; sistem peredaran darah terbuka, darah tidak masuk dalam pembuluh darah, melainkan darah beredar bebas ke seluruh tubuh. Darah meresap ke jantung atau pembuluh darah dorsal melalui klep (astia) dan dipompa ke daerah kepala melalui aorta, dari daerah kepala darah mengalir ke bagian belakang, Darah

tidak berwarna atau kuning kehijauan, Jantung terdapat di bagian dorsal di bawah kulit dan merupakan pembuluh yang menutup di belakang dan terbuka di depan. Jantung adalah bagian dari sistem peredaran darah yang terdiri dari jantung, darah dan rongga tubuh. Darah pada serangga disebut juga hemolimfa. Darah tersebut tidak mengandung hemoglobin, tetapi mengandung hemosianin. e. Sistem respirasi; Terdiri dari pembuluh yang memenuhi rongga tubuh dan berkilat seperti benang perak yang disebut trakea. Sistem trakea pada serangga, terdiri atas spirakel, saluran (pembuluh trakea), dan trakeolus. Spirakel atau stigma merupakan jalan keluar masuknya udara dari dan ke dalam sistem trakea, terdapat di kerangka luar (eksoskeleton), berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh, dan merupakan tempat bermuaranya pembuluh trakea. Pernapasan sistem trakea terdiri atas pembuluh-pembuluh yang bercabang-cabang ke seluruh tubuh dan bermuara pada stigma atau spirakel. Udara pernapasan keluar dan masuk ke dalam tubuh Insecta melalui stigma. Stigma merupakan lubang yang terdapat di sepanjang sisi kiri dan kanan tubuh. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat. Oksigen dari luar masuk lewat spirakel, kemudian menuju pembuluhpembuluh trakea, selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus. Dengan demikian, oksigen dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakea pada lalat batu berbentuk seperti berkas yang bercabang. Pada fase nimfa/ naiad, Plecoptera bernapas dengan menggunakan gills atau lembaran insang, karena nimfa Plecoptera hidup di lingkungan akuatik. f. Sistem gerak dan otot; pada fase nimfa/ naiad, pergerakan diperoleh dari kontraksi dan relaksasi dari pasangan otot-otot antogonistik dan agonistic yang melekat pada kutikula. Pergerakan dengan jalan menggunakan enam kaki dada. Lalat batu mempunyai lebih sedikit kaki yang terletak lebih ke ventral dan berdekatan satu sama lain pada dada memungkinkan konsentrasi otot-otot pergerakan baik untuk berjalan maupun terbang. Kemampuan terbang hanya dimiliki oleh lalat batu dewasa. Ditinjau dari hubungannya dengan sayap, otot terbang ada dua macam yaitu otot langsung dan otot tidak langsung. Otot langsung mempunyai perlekatan dengan

sayap dan bekerja secara langsung menggerakkan sayap. Otot tidak langsung melekat pada dinding thorax bagian dalam dan kontraksinya menyebabkan perubahan bentuk dada dan secara tidak langsung menggerakkan sayap. g. Sistem koordinasi; jaringan saraf dapat terbagi atas saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat terdiri dari sepasang rantai saraf rantai yang terdapat di sepanjang tubuh bagian ventral. Sistem saraf lalat batu berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya. Sistem saraf yang terdiri dari serangkaian ganglia, dihubungkan dengan tali saraf ventral terdiri dari dua paralel connectives sepanjang perut. Biasanya, setiap segmen tubuh memiliki satu ganglion pada setiap sisi, meskipun beberapa ganglia yang melebur untuk membentuk otak dan ganglia besar lainnya. Segmen kepala berisi otak, juga dikenal sebagai ganglion supraesophageal. Dalam sistem saraf lalat batu, otak anatomis dibagi ke dalam protocerebrum yang mencakup mata majemuk dan oselli, deutocerebrum yang mencakup antenna, dan tritocerebrum yang mencakup labrum dan usus depan. Segera di belakang otak adalah subesophageal ganglion, yang terdiri dari tiga pasang ganglia menyatu. Ini mengendalikan mulut, kelenjar ludah dan otot-otot tertentu. Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia. Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan.Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak. h. Sistem reproduksi; terdiri dari alat kelamin yang membentuk sel benih jantan atau sel benih betina. Pada lalat batu jantan terdapat testes terdiri dari beberapa tabung. tabung ini tidak panjang dan tidak tergulung seperti ovariol. Tiap tabung atau folikel dapat dibagi ke dalam beberapa bagian menurut tingkat pertumbuhan sel kelamin. Alat pembantu berupa pertumbuhan semacam penis yang disebut aedeagus dan klasper atau alat penjepit. Terdapat juga kelenjar pembantu yang bermuara di pangkal saluran ejakulatori. Pada lalat batu betina terdapat ovarium yang terdiri dari beberapa tabung ovariol, yang pada bagian ujungnya menggulung dan diselaputi oleh jaringan ikat sehingga tampak dari luar sebagai bulatan. Kemudian dilengkapi oleh kelenjar pelengkap, satu atau dua pasang, disebut juga kelenjar colleterial

yang dapat mengeluarkan bahan koriol (pembungkus telur) dan terdapat ovipositor (tempat penyimpanan telur). Fertilisasinya internal atau terjadi di dalam tubuh. Disamping alat-alat tubuh, terdapat sel-sel lemak yang tersusun semacam tali di sekeliling saluran pencernaan. Sel lemak mampu merubah aktivitasnya sebagai response terhadap isyarat yang bersifat nutrisional dan hormonal dalam mencatu kebutuhan pertumbuhan, metarmorphosis dan reproduksi. Sel-sel di dalam lemak tubuh mempunyai type yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya. tropocytes untuk penimbunan zat dan metabolisme. urocytes untuk menyimpan sementara dan mendaur-ulang asam urat. mycetocytes mengandung bakteria simbiotik. Hanya sistem reproduksi yang seluruh alatnya terdapat di abdomen (yang lain terdapat di abdomen, thorax dan kepala). Sehingga abdomen diberi tanggung jawab untuk menjamin kesinambungan keturunan lalat batu tersebut

E. DAUR HIDUP DAN PERKEMBANGAN ORDO PLECOPTERA Siklus hidup dari Plecoptera bersifat hemimetabola dimulai dari telur dalam massa sampai sebanyak 1000 telur; selalu di berada di dalam air; massa jatuh terpisah; pada umumnya berada dari 3 sampai 4 minggu. Sebelum dewasa atau yang biasanya disebut dengan peri pada umumnya berkembang dari 10 sampai 11 bulan (sekitar 2 sampai 3 tahun) pada umumnya 10 atau 11 instars (yang terbentang dari 6 sampai 22).

Siklus Hidup Plecoptera Sumber: Mc Claran M. 2006. http://www.eag.rcs.k12.tn.us/ diakses tanggal 19 Februari 2013

Siklus hidup pada Plecoptera dewasa, kebanyakan berada dalam air sekitar 7 sampai 28 hari, kemudian merayap atau merangkak untuk muncul ke permukaan air. Jumlah generasi tiap tahunnya paling tidak satu atau beberapa Plecoptera yang hidup. Biasanya waktu kemunculan dari kebanyakan Plecoptera pada musim semi dan musim panas, ada beberapa yang muncul pada musim gugur atau musim dingin (Plecoptera dewasa atau stoneflies biasanya berkumpul pada tiap tahun). Pada musim dingin perkembangan telur dihentikan selama 3 sampai 6 bulan dan dilanjutkan perkembangan telurnya pada musm panas. Pertumbuhan dan perkembangan lalat batu mencakup pertumbuhan menjadi besar dan perubahan bentuk disertai dengan beberapa pengelupasan kutikula yang disebut proses molting. Perkembangan lalat batu terbagi atas 3 tahap utama yaitu tahap embrional, masa pra-dewasa, dan dewasa. Perkembangan embrio terjadi di dalam telur dan dikelilingi oleh kulit luar yang halus yang disebut korion (chorion). Perkembangan embrio dimulai segera setelah fertilisasi sehingga terbentuk zigot. Zigot mengalami beberapa kali pembelahan inti sampai menetas dari telur (eclosion). Kehidupan serangga pasca embrio dibagi-bagi ke dalam instar. Instar merupakan suatu bentuk serangga di antara 2 kali mengelupas kutikula. Instar pertama yaitu bentuk serangga mulai menetas sampai pengelupasan kutikula pertama. Kemudian lalat batu tersebut berubah menjadi lalat batu dewasa (imago) yang bersayap.

F.

HABITAT DAN TINGKAH LAKU ORDO PLECOPTERA Lalat batu umumnya hidup di perairan tawar yang bersih pada suhu di bawah

25C (77F) dengan kadar oksigen cukup dan sama sekali tidak dapat bertahan melawan polusi. Sebagian besar lalat batu hidup pada perairan yang berarus cepat dengan bebatuan sebagai substratnya, hanya sedikit dari jenis ini yang hidup di perairan yang tenang atau di pinggiran danau dengan gerakan gelombang air sebagai proses pengayaan oksigen. Jenis lalat batu yang hidup di danau hanya dapat dijumpai di daerah yang sangat dingin yang serangga air lainnya tidak terlalu banyak. Salah satu spesies lalat batu memiliki siklus hidup yang mampu beradaptasi hingga kedalaman 70 meter bahkan lebih. (Igor dan Nadica Stancev, 2009; Leslie, 2008).

Jika konsentrasi oksigen rendah, naiad dari beberapa jenis Plecoptera memperlihatkan suatu karakteristik atau perilaku yang meningkatkan tingkat pergerakan insang. Insang terletak antara bagian atas leher, rongga dada dan abdomen. Ada beberapa jenis Plecoptera yang tidak punya alat pernapasan dan insang dalam, sehingga pernapasan dilakukan melalui permukaan kulit jangat. Pada waktu air pasang, tempat tinggal dari beberapa jenis naiad yang memiliki kualitas oksigen yang rendah, temperature tinggi dan kandungan organic. Hal ini dapat menunjukkan penurunan kualitas lingkungan atau disebut juga sebagai indikator biologis. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa, beberapa jenis naiad hidup pada habitat berupa danau dan arus pantai. Untuk habitat yang lebih spesifik tergantung pada berbagai faktor lingkungan seperti sifat alami lapisan bawah (partikel unsur dan bentuk), kehadiran dari organisme lain, variasi lokal dan temperatur air. Pilihan tempat tinggal sering berubah. Para naiad tahap instar akhir cenderung untuk berpindah tempat ke arah permukaan di mana mereka merayap, merangkak ke luar dari air untuk melepaskan kulit mereka. Selain itu, pada beberapa spesies, jantan menarik betina dengan memukulkan perutnya terhadap substrat. Telur lalat batu dilapisi dengan lendir lengket yang melekat pada batu yang menjaga telur agar tidak hanyut dalam air yang berarus deras. Beberapa lalat batu Australia dewasa mengkonsumsi kayu busuk sebagai bagian dari diet mereka. Kayu ternyata mengandung nutrisi yang sangat penting dalam memproduksi telur. Sebuah spesies sekunder bersayap (keluarga Capniidae) melewati seluruh siklus hidup mereka di kedalaman Danau Tahoe, Amerika Serikat.

G. HUBUNGAN DENGAN LINGKUNGAN DAN SERANGGA LAIN Stoneflies atau lalat batu memerlukan air bersih dengan kandungan oksigen tinggi untuk bertahan hidup. Mereka sangat sensitif terhadap polusi air, sehingga digunakan oleh ahli ekologi sebagai indikator kemurnian air. Stoneflies atau lalat batu juga merupakan sumber penting makanan bagi ikan (misalnya, trout dan bass) di sungai-sungai dingin pegunungan. Kebanyakan larvanya bersifat herbivore yang terutama memakan detritus dari tanaman. Beberapa kelompok yang ada bersifat

karnivora, tetapi pada tahap larva awal dari semua spesies adalah pemakan detritus atau detritifor (Ward, 1992).

H. KLASIFIKASI ORDO PLECOPTERA Plecoptera (stoneflies) adalah semua naiad yang hidup di lingkungan perairan sebagai contoh ordo dari Neoptera yang hidup sebagai ordo yang primitif. Plecopterans memiliki 1718 jenis dari 239 jenis yang mempunyai 15 keluarga. Stoneflies yang ordonya kecil, sama dengan 17 keluarga dan sekitar 1900 jenis di seluruh dunia. Sembilan keluarga dan 595 jenis neartic. Montana mempunyai 9 keluarga neartic dengan 113 jenis, Neoptera- Exopterygota- Hemimetabolous. Ordo dari Plecoptera mempunyai infraclass Neoptera karena sayap dari stoneflies melipat di atas punggung pada saat posisi diam. Sayap eksternal berkembang, dimana suatu karakteristik dari Plecoptera yang merupakan divisi dari Exopterygota. Di Amerika Utara stoneflies biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Euholognatha dan Systellognatha. Taksonomi dari ordo seperti Ephemeroptera, kurang dikenal dengan baik karena larva dari beberapa jenis belum dapat dihubungkan dengan Plecoptera dewasa. Sekarang kelompok ini populer dan menerima banyak perhatian, karena menghasilkan banyak penemuan baru dan perubahan taksonomis. Banyak nama yang sekarang ini menghadirkan golongan yang lebih tinggi dari pada yang terdahulu. Telur, naiad (nimpha), jantan dan betina sering menjadi identifikasi ke dalam penggolongan jenis. Pengenalan Plecoptera dari keluarga neartic, yaitu : 1) Binatang pemakan daging- paraglossa yang mana glossa lebih panjang. 2) Perlidae- insang bercabang pada rongga dada atas 3) Perlodidae- sayap paling belakang menyimpang. 4) Chloroperlidae- sayap paling belakang paralel. 5) Shredders- glossa dan paraglossa panjangnya sama. 6) Pteronarcyidae- insang bercabang pada bagian atas abdomen 7) Peltoperlidae- sternal yang berkenaan dengan dada menyepuh seperti melindungi, overlap.

8) Taeniopterygidae- sayap paling belakang menyimpang, tarsal memiliki 1 dan 2 segmen. 9) Nemouridae- sayap paling belakang menyimpang, pada tarsal segmen yang ke-2 lebih kecil dibanding yang ke-1. 10) Capniidae- sayap paling belakang paralel, pleural melipat pada bagian atas Abdomen yang ke 1-9. 11) Leuctridae- sayap paling belakang paralel, pleural melipat paling banyak pada bagian Abdomen 1-7

Klasifikasi berdasarkan sistem Linnaeus dari penggolongan yang hirarkis (Williams & Feltmate, 1992): Kingdom Phylum Subphylum Superclass Kelas Subclass Infraclass Ordo Family Genus Family Genus Family Genus Family Genus Family Genus Family : Animalia : Arthropoda : Uniramia : Hexapoda : Insecta : Pterygota : Neopterygota : Plecoptera : -Luectridae : Despaxia, Leuctra, Megaleuctra, Paraleuctra, Perlomyia : -Capniidae : Bolshecapnia, Capnia, Eucapnopsis, Utacapnia, Isocapnia, : -Nemouridae : Amphinemura, Lednia, Malenka, Nemoura, Podmosta, Shipsa : -Perlidae : Acroneuria, Calineuria, Doroneuria, Hesperoperla, : -Peltoperlidae : Yoraperla : -Perlolidae

Genus Family Genus Family Genus Family Genus

: Arcynopteryx, Cultus, Diura, Isogenoides, Isoperla, Megarcys : -Chloroperlidae : Alloperla, Kathroperla, Neaviperla, Paraperla, Suwallia : -Pteronarcyidae : Pteronarcella, Pteronarcys : -Taeniopterygidae : Doddsia, Demopteryx, Taenionema, Taeniopteryx

Pembagian family dalam ordo Plecoptera yaitu sebagai berikut: 1. Leuctra sp Famili Leuctridae 2. Capnia sp Famili Capniidae 3. Nemoura sp Famili Nemouridae

4. Eccoptura sp Famili Perlidae

5. Yoraperla sp Famili Peltoperlidae

6. Isoperla sp Famili Perloperlidae

7. Paraperla sp Famili Chloroperlidae

8. Pteronarcys sp Famili Pteronarcydae

9. Taeniopteryx sp Famili Taeniopterygidae

Sumber: Alberta 2006. http://sunsite.ualberta.ca/Projects/Aquatic_Invertebrates/?Page=38 diakses tanggal 19 Februari 2013

Berikut ini ada beberapa contoh spesies dari ordo Plecoptera: 1. Eccoptura xanthenes Klasifikasi Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : : Animalia : Arthropoda : Insecta : Plecoptera : Perlidae : Eccoptura : Eccoptura xanthenes
Sumber: Alberta 2006. http://sunsite.ualberta.ca/Projec ts/Aquatic_Invertebrates/?Page =38

Perlidae merupakan keluarga stoneflies, ada 15 genera dengan total 72 jenis (Voshell). Mayoritas Perlidae ditemukan di Timur. Panjang siklus hidupnya antara 1 dan 3 tahun. Hewan ini muncul di musim panas. Sangat aktif dan diketahui tertarik pada sumber cahaya.hewan ini biasanya sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Banyak ditemukan pada sungai hangat yang membawa lumpur. Di air yang tenang, mereka menggerakkan tubuh mereka ke atas dan ke bawah untuk menjaga oksigen

mengalir melalui insang. Hewan ini juga merupakan engulfer-predator yang mengkonsumsi semua jenis invertebrate (Setiawan, 2009). 2. Isoperla curtata Klasifikasi Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : : Animalia : Arthropoda : Insecta : Plecoptera : Perlodidae : Isoperla : Isoperla curtata
Sumber: Alberta 2006. http://sunsite.ualberta.ca/Projec ts/Aquatic_Invertebrates/?Page =38

Keluarga perlodidae terdiri sekitar 30 genera dan 103 spesies. Larva memiliki tubuh pipih dengan pola pada kepala dan dada, ekor panjang, dan divergen bantalan sayap belakang. Berbeda dengan stoneflies umum yang sama, larva Perlodidae tidak memiliki percabangan insang pada dada. Para perlodidae ditemukan di seluruh Amerika Utara. habitatnya pada sungai mengalir atau kolam yang mengandung sedimen, tumbuhan vaskular, dan detritus. Mereka sering ditemukan dalam suhu dingin, sungai jernih dengan dasar berbatu (Fenoglio stefano, 2010). 3. Acroneuria carolinensis Klasifikasi Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : : Animalia : Arthropoda : Insecta : Plecoptera : Perlidae : Acroneuria : Acroneuria carolinensis
Sumber: Alberta 2006. http://sunsite.ualberta.ca/Projec ts/Aquatic_Invertebrates/?Page =38

Stoneflies memiliki anatomi umum, dengan beberapa fitur khusus. Hewan ini memiliki mulut sederhana dengan rahang mengunyah, panjang, antenna multitersegmentasi, mata majemuk besar dan dua atau tiga ocelli. Perut yang relatif lunak, dan mungkin termasuk sisa-sisa insang nymphal bahkan pada fase dewasa. Kedua nimfa telah lama dipasangkan Cerci. Hewan ini juga dapat bernafas melalui permukaan tubuh secara umum, beberapa spesies adalah herbivora memakan daun yang terendam di dasar perairan dan ganggang bentik, tetapi banyak yang sebagai pemburu arthropoda air lainnya (Fenoglio stefano, 2010). I. PENANGKAPAN DAN PENGAWETAN ORDO PLECOPTERA Stoneflies atau lalat batu dapat ditangkap dengan menggunakan jaring kolam di daerah pinggiran sungai yang tidak berpolusi. Selain itu di daerah aliran sungai perbukitan dan pegunungan berbatu juga dapat ditemukan jenis lalat batu yang lain. Lalat batu merupakan serangga yang mempunyai tubuh dan bersayap tipis sehingga dapat diawetkan dengan metode Panning. Alat dan bahan yang diperlukan adalah alkohol 70%, kamper/kapur barus, jarum serangga nomor 02 dan 03, kertas label, gabus, tabung reaksi, kapas. Berikut adalah contoh awetan spesies ordo Plecoptera mulai dari fase nimfa hingga fase dewasa:

Sumber: Mary. 2010. http://www.glenbowflyfishing.com/stonefly-life-cycle-collection-18.html diakses tanggal 19 Februari 2013

Berikut dibawah ini ada tabel perbedaan antar family dalam ordo Plecoptera berdasarkan struktur morfologi yang dimilikinya, yaitu:

No

Pembeda Leu ctri dae

Family Cap Ne Perl Pelt Perl Chl Pter nida mo idae ope odi oro ona e urid rlid dae perl rcy ae ae idae dae

Tae nio pter ygi dae

Ukuran tubuh: -besar -sedang -kecil Warna tubuh: -cerah -gelap Caput: -lebar -sempit -antena panjang -antena pendek Toraks: -lebar -sempit -bentuk rata -bentuk A -sayap rata -sayap menyimpang Abdomen: -lebar -sempit -ovipositor ada -ovipositor tdk ada Kaki: -panjang -pendek -berambut -tdk berambut Cercus/ cerci: -panjang -pendek -berambut -tdk berambut

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN 1. Ordo Plecoptera adalah serangga dengan sayap terlipat atau sering dikenal dengan nama Stonefly atau lalat batu. 2. Morfologi lalat batu terdiri atas bagian caput, thorax dan abdomen. Tubuhnya bersegmen-segmen dan memiliki sayap yang terlipat di atas tubuhnya. 3. Anatomi lalat batu terdiri atas sistem integument, digesti, ekskresi, sirkulasi, respirasi, pergerakan, koordinasi, dan reproduksi. 4. Stonefly atau lalat batu bersifat hemimetabola (metamorphosis tak sempurna, yang hanya terdiri atas fase telur, nimpha (naiad), dan imago. 5. Lalat batu umumnya hidup di daerah perairan tawar yang berfungsi sebagai indicator biologis dan makanan ikan. 6. Klasifikasi (Williams & Feltmate, 1992): Kingdom Phylum Subphylum Superclass Kelas Subclass Infraclass Ordo : Animalia : Arthropoda : Uniramia : Hexapoda : Insecta : Pterygota : Neopterygota : Plecoptera

B. SARAN 1. Perlunya pengkajian yang lebih mendalam lagi tentang masalah serangga dan hubungannya dengan lingkungan 2. Penerapan konsep pembelajaran entomologi dalam kehidupan sehari-hari. 3. Keberadaan referensi dan acuan sumber pembelajaran yang lebih sistematis dan rinci.

DAFTAR INDEKS
Abdomen Antenna Cardo Cervical Cerci/Cercus Compound eye Coxa Femur Galea Gill Glossa Hemimetabola Hypopharynk Imago Labial palp Labium Lobus Lacinia Mandibula Maxila Maxillary palp Mentum : bagian atau daerah sekitar perut. : terdapat sepasang di atas bagian mulut, sebagai alat sensorik. : segmen basal atau pembagian rahang. : bagian atau daerah sekitar leher. : terdapat sepasang di ujung abdomen, disebut juga ekor. : mata (alat penglihat) majemuk, terdiri atas banyak fotoreseptor. : segmen bawah pada kaki. : segmen kaki ketiga yang terletak antara trochanter dan tibia. : lobus luar dari rahang atas, ditopang oleh stipes. : alat pernapasan berupa lembaran (insang). : sepasang lobus pada puncak labium antara paraglossa. : perkembangan/ metamorphosis yang tidak sempurna. : rongga faring yang terletak di bagian bawah. : fase perkembangan dewasa/ matang pada serangga. : alat pengunyah (gigi) anterior yang dekat dengan mulut. : struktur mulut bagian bawah pada serangga. : pembagian struktur bagian secara anatomis. : lobus terdalam bagian rahang atas. : rahang bagian atas. : rahang bagian bawah. : alat pengunyah (gigi) rahang atas yang terletak di luar. : bagian distal dari labium, di dalamnya terdapat palp dan ligula.

Mesothoracic Metathoracic Naiad/ Nimpha Ocelli Ovipositor Paraglossa Pronotum Stipes Subanal Submental Submentum Tarsal claw Tarsus Tibia Trochanter Wing pad

: bagian dada yang terletak di tengah atas. : bagian dada yang terletak di tengah bawah. : fase perkembangan pradewasa (pada hemimetabola) serangga. : mata sederhana pada serangga. : tempat penyimpanan telur pada serangga : sepasang lobus pada puncak labium, terletak setelah glossa. : kerangka kepala dorsal yang mengalami pengerasan. : bagian warna yang menandai secara membujur. : bagian yang terletak dekat dengan anus. : bagian yang terletak di bawah mandibula. : bagian bawah dari labium pada serangga. : sebuah cakar di puncak tarsus. : bagian terluar dari tibia, terdiri atas 1 segmen atau lebih. : segmen kaki keempat antara femur dan tarsus. : segmen kaki kedua antara coxa dan femur. : sayap yang tidak mengalami perkembangan pada fase pupa.

DAFTAR PUSTAKA

Borror, D.J. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta: Gajah Mada University. http://edibas.blog.unsoed.ac.id/files/2010/04/Handout-Fisiologi-Serangga.pdf tanggal 19 Februari 2013 http://downloads.ziddu.com/downloadfiles/16422497/fisiologi-serangga.doc tanggal 19 Februari 2013 http://www.cals.ncsu.edu/course/ent425/library/compendium/plecoptera.html tanggal 19 Februari 2013 Jumar. 1999. Entomologi Pertanian. Bandung: Rineka Cipta. Williams, D.D., and Feltmate, B.W. 1992. Aquatic Insects. CAB International. ISBN: 085198-782-6. xiii, 358p. diakses

diakses

diakses

You might also like