You are on page 1of 4

Kasus Lia Aminuddin Bukti Kedahsyatan Tipu Daya Setan

(Sudut Pandang Seorang Mahasiswa Teknik)

Oleh : Luqmanul Hakim Effendi


(Mahasiswa di Bandung)

Pendahuluan
Jama’ah Salamulloh atau Kelompok Eden atau Kelompok Kerajaan Tuhan pimpinan Lia Aminuddin (LA) menjadi beken kembali
belakangan ini. Sebelumnya LA dan kelompoknya pernah menyita perhatian publik kurang lebih ditahun 1998-1999. HU Republika
pun pernah memberitakannya pada halaman pertama pojok kanan bawah beberapa tahun silam. Sekarang kelompok ini kembali
ramai diberitakan media karena mendapat tentangan keras dari warga disekitar rumah yang disebutnya sebagai “taman Eden“ atau
“istana kerajaan Tuhan“ didaerah Jakarta Pusat.
Tulisan ini memaparkan kasus tersebut dari “sisi lain”. Dikatakan “lain“ karena sedikit berbau klenik (ghoib) dan ditulis oleh
seseorang yang hanya berstatus sebagai mahasiswa teknik. Oleh sebab itu mungkin bagi sebagian orang tulisan ini memiliki kajian
analitis yang kurang berbobot, kurang rasional, kurang ilmiah karena tak mengacu pada satu teori ilmu tertentu. Tipu daya setan
yang merupakan inti dari tulisan ini, menurut penulis, adalah sebab utama munculnya kelompok Eden disamping sebab-sebab lain
tentunya.

Sekilas Kelompok Eden


Pada awal berdirinya, tahun 1997, kelompok Eden (KE) atau kerajaan Tuhan (KT) bernama jama’ah Salamulloh (JS).
Pemimpinnya bernama Lia Aminuddin (LA), adalah muslimah anak seorang aktivis Muhammadiyah. Menurut Marzani Anwar (di
ANTV pada 29 Desember 2005), LA pernah mengakui bahwa ia memiliki ilmu agama Islam yang sangat dangkal sehingga ia terus
belajar tentang Islam. Selain belajar LA juga memohon petunjuk Alloh SWT lewat sholat Tahajjud. Dari Tahajjud inilah kisah
KE/KT/JS berawal. Karena menurut LA setelah ia melakukan Tahajjud, datang sesosok makhluk yang mengaku bernama Habib Al
Huda (HAH) yang merupakan malaikat Jibril sang penyampai wahyu Alloh SWT. Pada awalnya LA, seperti kita semua, sangat
meragukan pengakuan HAH. LA menduga bahwa HAH tak lebih adalah jin kafir/setan yang sedang mencoba mengganggu dirinya
dalam rangka mencari kebenaran. Seiring dengan waktu pendirian LA sedikit berubah, perlahan hatinya berkata bahwa mungkin
HAH bukan setan yang mengganggu, tapi jin muslim yang merupakan saudaranya seiman. Untuk menghilangkan kegelisahan
pikirannya, LA menunaikan ibadah ke tanah suci. Tapi sepulangnya dari tanah suci, tak tahu bagaimana prosesnya, hatinya malah
yakin bahwa HAH memang malaikat Jibril. Terlebih lagi dalam Qur’an dinyatakan bahwa malaikat Jibril akan turun kepada siapapun
atas kehendak-Nya. Dan kali ini Alloh SWT berkehendak Jibril turun kepada LA, begitulah dirinya menafsirkan. Keyakinannya
tersebut menjadi lebih kuat tatkala LA melihat kenyataan bahwa carut-marutnya jaman tak mampu diatasi oleh agama-agama
yang ada sekarang ini.
Semenjak itu jadilah LA sang ketua JS/KE/KT. Semua titahnya merupakan ajaran yang benar karena itulah petunjuk dari Tuhan
yang disampaikan melalui Jibril kepada dirinya. LA memulai penyebaran ajaran Salamulloh dari Bogor. Di sana ia melakukan ritual-
ritual bersama pengikutnya berdasarkan petunjuk Jibril. Petunjuk tersebut antara lain membuat kolam, menghabisi semua rambut
ditubuh dengan jalan membakarnya, mengenakan pakaian serba putih, pergi ke laut selatan untuk menantang Nyi Roro Kidul
karena dianggap sebagai sumber kemusyrikan, ritual pengakuan dosa, mengiringi ritual dengan musik, membuat singgasana,
menganggap salah satu pengikutnya yang bernama Abdurrahman (alumnus IAIN yang asli Betawi) sebagai Imam Mahdi,
menceraikan Aminuddin sang suami, menggabungkan beberapa ritual agama (Islam, Kristen, Budha) menjadi satu, membangun
sumur zam-zam, mengakui dirinya sebagai bunda Maria dan anak kandungnya sebagai Isa Al Masih, dsb. Hampir semua tingkah-
polahnya adalah atas petunjuk HAH, sang Jibril.
Warga Cisarua, dimana JS bermarkas pada waktu itu, tentu saja menolak kehadiran kelompok aneh ini. Mereka mengancam
akan bertindak keras jika JS tidak segera menghentikan aktivitasnya. Salah satu lembaga yang juga gigih melakukan upaya hukum
untuk menghentikan JS adalah LPPI (Lembaga Penelitian & Pengkajian Islam) pimpinan M. Amin Djamaluddin yang berkantor di
Manggarai, Jakarta. Usaha ummat Islam dan LPPI membuahkan hasil berupa fatwa MUI yang menyatakan bahwa JS merupakan
aliran sesat dan menyesatkan. Dengan terpaksa LA hengkang dari Bogor. Untuk beberapa lama aktivitas JS tak terdengar lagi
sampai kasus KE/KT muncul di penghujung tahun 2005. Ternyata KE/KT memiliki kesamaan dengan JS, yaitu pemimpinnya yang

1
itu-itu juga orangnya. Hanya saja LA tidak lagi mengaku sebagai bunda Maria, tapi sebagai titisan/jelmaan atau bahkan pribadi dari
Ruhul Kudus (malaikat Jibril) itu sendiri. Para pengikutnya pun tidak lagi harus menghabisi seluruh rambut ditubuhnya masing-
masing dan nama alirannya berubah dari JS menjadi KE/KT. Modus penggantian nama kelompok ini mirip dengan Islam Jama’ah
(beda dengan Jama’ah Islamiyah) yang berganti nama menjadi LDII. Islam Jama’ah juga telah dinyatakan sesat oleh pemerintah
Indonesia.

Analisa Penulis
Mengalami gangguan jiwakah LA sehingga berani-beraninya dia mengaku sebagai bunda Maria dan/atau malaikat Jibril ? Penulis
yakin pertanyaan ini pasti pernah menghampiri pikiran setiap individu normal seperti kita. Jawabannya, bisa jadi. Demi mencari
kebenaran dan tegaknya proses hukum tes kejiwaan sangatlah layak dilakukan padanya. Karena jangan-jangan selama ini LA
hanyalah orang gila yang sering meracau tentang agama dan ketuhanan. Bahkan rumahnya di Jakarta Pusat diklaim sebagai
kerajaan Tuhan dan para pengikutnya wajib sujud dihadapannya kala melakukan ritual. Apakah itu bukan ocehan antah-berantah
orang yang super sinting ?
Namun jalan pikiran seperti itu hanya singgah sebentar saja pada diri penulis. Menurut penulis LA tidak gila. Penulis berpendapat
bahwa LA berbuat demikian karena godaan/tipu daya/pengaruh makhluk halus (jin/setan) yang begitu kuat pada dirinya. Hal ini
diperkuat oleh keterangan Marzani Anwar, seorang peneliti Salamulloh yang menulis tesis tentang LA dan JS (ANTV 29 Desember
2005). Menurut beliau yang sering berinteraksi dengan LA, perilaku LA dalam kehidupan sehari-hari sangat normal. LA biasa
bercakap-cakap dengan pengikutnya dalam kondisi santai, tersenyum, tertawa, makan-minum, dll. Semuanya biasa-biasa saja.
Topik pembicaraan dan alur berpikirnya pun tak ada yang aneh. Namun terkadang, saat memimpin ritual, sang Jibril masuk ke
dalam raganya. Suara LA pun berubah menjadi sangat lantang dan kalau menangis bisa meraung sejadi-jadinya. Nabi Muhammad
SAW pernah mengatakan bahwa setan itu sangat halus (atau lihai) sehingga mampu masuk ke dalam aliran darah manusia.
Artinya, setan memiliki seribu satu cara untuk mengecoh manusia agar ingkar/menduakan Alloh SWT. Ditambah lagi budaya rakyat
Indonesia yang akrab dengan hal klenik dan mistik sehingga bisa digunakan oleh setan sebagai salah satu celah potensial untuk
menggelincirkan anak-cucu Adam. “Hubungan“ setan dan rakyat Indonesia makin akrab dengan munculnya tim pemburu hantu
(TPH), fenomena penampakan di TV, para dukun yang menawarkan jimat dan kesaktian lewat iklan di media cetak, dsb. Hal itu
membuat setan semakin yakin kalau orang Indonesia mudah ditakut-takuti, dipengaruhi, ditawari jalan pintas, bahkan disesatkan
dengan bungkus agama. Bungkus agama (Islam) sangat terlihat pada aksi TPH di Lativi yang sebagian sesat-menyesatkan.
Sebagai bukti kesesatan TPH silahkan lihat harian umum nasional Nonstop edisi 15 Agustus 2003 halaman 4. Hariry MAK, salah
satu anggota TPH, memasang iklan susuk di harian tersebut. Jin/setan memang benar bisa membantu problem manusia, tapi
jin/setan hanya menampilkan satu kebenaran diantara seribu kebohongan. Maka Qur’an melarang manusia untuk berkolaborasi
dengan mereka. Contoh kebohongan ini tampak bila ia berhasil ditangkap oleh TPH dan ditanyakan namanya, pasti jin/setan tadi
menjawab dengan nama yang lazim di Indonesia. Misalnya dengan imbuhan Ki, Aryo, Nyi, Mbah, Ratna, Jambrong, Habib, dsb.
Menurut penulis, LA pun telah tertipu oleh HAH yang mengaku sebagai Jibril.
Paragraf di atas adalah analisa/dalih pertama penulis tentang terperdayanya LA oleh jin/setan. Analisa kedua berikut didasarkan
atas kisah seorang ‘ulama terkenal, Syekh Abdul Qodir Jaelani. Beliau adalah seorang ahli agama yang yang tekun beribadah.
Suatu malam saat sedang berdzikir, beliau didatangi oleh sesosok makhluk yang mengaku sebagai Tuhan. Sebelum menghilang
lagi, makhluk itu berkata kepada Syekh : “Hai hamba-Ku Jaelani. Karena ketekunanmu beribadah maka semua dosa-dosamu yang
lampau dan yang akan datang telah Aku ampuni. Mulai saat ini kau tidak perlu beribadah lagi kepada-Ku”. Sang Syekh kaget bukan
main atas kejadian yang menimpanya. Sambil bingung beliau merenung, apakah benar yang barusan dilihatnya adalah Tuhan
(Alloh SWT). Beruntung beliau langsung ingat perkataan Nabi SAW : “Jika kau bermimpi tentang aku, maka sesungguhnya itu
adalah benar diriku karena jin/setan tidak mampu menyerupai wajahku. Namun jika kau bermimpi / bertemu Alloh, sesungguhnya
itu bukan Alloh, karena apapun yang terbayang dalam pikiran, terbetik dalam hati, dan terlintas dalam benak itu bukanlah Alloh.
Sesungguhnya Alloh Maha Suci dari apapun.” Mantaplah hati Syekh Jaelani bahwa yang dilihatnya itu adalah setan. Bahkan para
‘ulama berpendapat hanya ada 4 manusia yang pernah bertemu Alloh SWT dalam hidupnya, yaitu Nabi Adam dan Siti Hawa
sewaktu di surga, Nabi Musa sewaktu menerima 10 firman Tuhan, dan Nabi Muhammad SAW sewaktu Isro’-Mi’roj. Kisah di atas
boleh jadi diragukan keshohihan/keotentikannya, tapi benar dalam logika. Dan jauh lebih baik menganggap cerita tersebut benar
terjadi daripada menganggap cerita itu hanya bualan. Kisah ini memiliki hikmah bahwa jin/setan akan melakukan apa saja untuk
menggoda manusia, bahkan saat manusia sedang dalam posisi dekat pada-Nya. Mirip dengan cerita LA yang didatangi HAH setelah

2
Tahajjud. Bukankah di masjid sangat banyak setan karena disitulah sarangnya manusia beriman yang menjadi target penyesatan,
sebaliknya di diskotik tidak mungkin ada setan karena yang hadir di dalamnya sudah menjadi “setan” semua ?
Ketiga, juga didasarkan atas kisah nyata (terjadi di Indonesia). Pernah ditayangkan di Transtv pada acara ‘Kejamnya Dunia’.
Seorang pemuda bernama Teguh menjadi terganggu jiwanya setelah didatangi makhluk halus yang mengaku bernama Syekh
Mubarok dari Saudi Arabia. Awal kisah ini adalah dari tekunnya Teguh sholat berjama’ah di musholla dekat rumahnya. Setelah
sholat biasanya Teguh tidak langsung pulang tapi membaca buku tentang ilmu kebathinan yang memang ada di musholla tersebut.
Segala bacaan-bacaan dalam bahasa Arab dibuku itu dia pelajari dan hafalkan. Sampai suatu ketika Teguh didatangi oleh jin/setan
yang mengaku bernama Syekh Mubarok. Sang Jin berkata kepada Teguh bahwa sekarang dia sudah memiliki kemampuan untuk
mengobati orang sakit. Memang benar, tetangga-tetangganya yang sakit pusing, sakit pinggang, masuk angin, dll bisa ia
sembuhkan hanya dengan mengusap-usap bagian yang sakit. Sepertinya sampai disini pergaulan manusia dengan jin/setan
membawa efek positif. Tapi ternyata tidak demikian, ungkapan bahwa jin/setan menyertai satu kebenaran dengan seribu muslihat
pun berlaku. Menurut ibunya, semenjak itu Teguh sering bicara sendiri seperti orang khotbah. Kemana-mana selalu pakai sorban
layaknya seorang kyai. Dia tak mau lagi sholat dan sekolah, bahkan salah satu ijasahnya pernah dibakarnya sendiri. Kalau
dinasehati sering mengamuk tidak karuan. Sekali lagi terbukti bahwa “hobi” orang Indonesia dalam bersahabat dengan jin/setan
telah membawa petaka. Kelihatannya saja manusia yang menjadi majikan, padahal justru sang manusia yang diperbudak oleh jin.
Dalam hal ini, LA jelas telah diperbudak oleh HAH sekaligus disesatkan keimanannya. Sebagian ahli pengobatan alternatif juga
menggunakan jasa jin untuk mengobati pasien. Bahkan, konon, proses pemasangan susuk paranormal juga diikuti dengan
pembacaan sholawat nabi untuk mengecoh ketauhidan pasien. Bukankah luar biasa hebat tipu daya setan itu ?
Keempat, bukti lain tentang usaha setan yang sangat lihai menjerumuskan manusia ke dalam kemusyrikan adalah banyaknya
perguruan silat yang mengajarkan ilmu kebal dan pukulan jarak jauh. Bahkan beberapa pondok pesantren ada pula yang
mengajarkan ilmu itu kepada santrinya sebagai kegiatan extra kurikuler. Hal tersebut tertulis dalam buku yang berjudul 30 Kisah
Teladan karya KH Abdurrahman Arroisi (alm) yang waktu muda pernah nyantri di pesantren Krapyak dan Buntet. Menurut
pengakuan beliau dalam bukunya itu, pernah suatu kali ia dan teman-temannya disuruh oleh pengasuh pondok untuk bangun
tengah malam, melakukan sholat Tahajjud, lalu berendam dalam sungai sambil membaca wiridan yang beliau tak tahu artinya.
Contoh lain : salah satu metode untuk menguasai ilmu pukulan jarak jauh yang penulis ketahui adalah dengan mengamalkan QS
Al-Ikhlas. Jika sudah membaca surat itu sebanyak jumlah tertentu selama beberapa hari tertentu beserta syarat-syarat lainnya,
akan datang jin/setan yang mengaku bernama Abdul Wahid (AW). AW bersedia menjadi khodam (pengawal) kemana pun “sang
majikan“ pergi. Tingkat penguasaan ilmu itu akan kita ketahui dari mimpi atau dari kejadian yang tidak kita sengaja. Syarat lain
demi kesempurnaan ilmu itu adalah puasa mutih dan puasa tidak berbicara kepada siapa pun selama beberapa hari tertentu,
termasuk puasa menjawab salam. Lagi-lagi jin/setan berhasil menipu manusia dengan kedok surat Al-Ikhlas dan amalan-amalan
tambahan yang sebenarnya menyimpang dari ajaran agama (Islam). LA pun telah disimpangkan oleh HAH.
Kelima, masih ingatkah kita pada HMA Bijak Bestari ? Seorang pengobat alternatif (beberapa tahun yang lalu sering tampil di
ANTV) yang mampu mengetahui berapa persen kekuatan positif/probabilitas sembuh yang dimiliki tubuh pasiennya secara sangat
cepat dan cukup lewat telepon. Ketika ditanyakan oleh presenter darimana ia bisa tahu hal itu, ia menjawab dengan jujur bahwa ia
mendapat bisikan dari “sesuatu“. “Sesuatu“ disini tak mungkin malaikat, atau roh/jiwa orang yang sudah wafat, apalagi Alloh SWT
bukan ? Sangatlah mungkin bahwa si pembisik itu adalah khodam (pembantu) Pak Bijak yang berupa jin. Dalam kesempatan yang
lain ia juga pernah berkata bahwa ia memiliki anak yang berwujud setengah jin dan setengah manusia. Anaknya itu sering tidur di
dalam Ka’bah, dan kadang-kadang pulang ke rumah Pak Bijak. Kontan saja hal itu membuat sebagian ’ulama mengecamnya
(dimuat dalam salah satu edisi majalah Sabili). Menurut penulis, HMA Bijak Bestari ekivalen dengan kasus LA karena tertipu oleh
jin/setan.

Penutup
QS. An Nisaa’ ayat 116-122 berikut kiranya layak dijadikan penutup tulisan ini sekaligus pemantap hati bagi kita semua akan
bahaya tipu daya jin/setan :

Sesungguhnya Alloh tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang
selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Alloh, maka
sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. Yang mereka sembah selain Alloh itu, tidak lain hanyalah berhala, dan

3
(dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka, yang dikutuk Alloh dan
setan itu mengatakan : Aku bebar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bagian yang sudah ditentukan
untukku dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan
menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka pun memotongnya, dan akan aku suruh mereka
(merubah ciptaan/agama Alloh) lalu benar-benar mereka merubahnya. Barang siapa yang menjadikan setan sebagai
pelindung/pengawal selain Alloh, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. Setan itu memberikan janji-janji
kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu (sebenarnya) tidak menjanjikan
kepada mereka selain dari tipuan belaka. Mereka itu tempatnya dalam (neraka) Jahannam dan mereka tidak memperoleh
tempat lari daripadanya. (Sedangkan) kaum yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, kelak akan dimasukkan ke surga
yang mengalir sungai-sungai didalamnya, mereka kekal di sana selamanya. Alloh telah membuat suatu janji yang benar.
Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Alloh ?

Akhirnya marilah kita tak henti berdoa, semoga kita semua selalu dalam koridor keridhoan Alloh SWT. Amiin.

---oo00oo---
(Bandung, 30 Desember 2005)

You might also like