You are on page 1of 21

PENGARUH POLA ASUH DEMOKRATIS DAN OTORITER TERHADAP KEMATANGAN EMOSI SISWA SISWI SMA DWIWARNA

Oleh : Kartika Rahmadayanti Sherly chintia

BAB 1
Latar belakang
Pertimbangan peneliti untuk mengetahui perbedaan pengaruh pola asuh otoriter dan demokratis terhadap kematangan emosi remaja, karena peneliti berpendapat bahwa pola asuh otoriter dan demokratis memiliki perbedaan yang sangat signifikan terhadap pembentukan karakteristik anak termasuk kematangan emosi remaja tersebut, dengan sampel siswa dan siswi di SMA Dwiwarna. Peniliti memilih siswa dan siswi SMA Dwiwarna karena sesuai dengan kategori remaja tengah yang nantinya akan diteliti oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti akan memfokuskan penelitian pada masa remaja tengah sesuai yang dialami oleh peneliti dan juga untuk mengetahui keadaan kematangan emosi siswa dan siswi SMA Dwiwarna

Rumusan masalah 1. Apa perbedaan pola asuh demokrasi dan otoriter? 2. Bagaimana keadaan stabilitas emosi seseorang pada saat remaja ? 3. Bagaimana perkembangan kematangan emosi seseorang pada saat remaja ? 4. Apakah ada perbedaan pengaruh pola asuh demokratis dan otoriter terhadap kematangan emosi remaja ?

Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah pola asuh demokrat yang diterapkan kepada anak akan lebih berdampak postif terhadap perkembangan kematangan emosi remaja di bandingkan dengan penerapan pola asuh otoriter.

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: . 2.Untuk mengetahui keadaan stabilitas seseorang pada saat remaja. 3.Untuk mengetahui perkembangan kematangan emosi pada saat remaja 4.Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pola asuh demokratis dan otoriter terhadap kematangan emosi remaja

Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.Menambah pengetahuan peneliti mengenai perbedaan pengaruh pola asuh demokratis dan otoriter terhadap kematangan emosi remaja. 2.Memberikan informasi kepada pembaca tentang perbedaan pengaruh pola asuh demokratis dan otoriter terhadap kematangan emosi remaja.

BAB 2
adapun teori yang di bahas adalah sebagai berikut :
1.Pola asuh orang tua Dalam sub bab ini membahas tentang: pengertian orang tua, pengertian anak,pengertian pola asuh (pola asuh tebagi dua yaitu secara Demokratis dan Otoriter) 2.Kematangan emosi remaja Dalam sub bab ini membahas tentang : pengertian emosi , pengertian remaja ,karakteristik remaja , kematangan emosi remaja

LANDASAN TEORI

BAB 3
Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu pendekatan yang tidak menggunakan angka dalam pengolahan data.

Desain Penelitian
subjek peneliti
pemberian angket

analisis

pelaporan

Populasi dan Sampel


Populasi penelitian ini adalah siswa dan siswi SMA Dwiwarna yang berjumlah 223 orang Sampel pada penelitian ini berjumlah 65 orang atau

Dalam pengambilan sampel ini peneliti menggunakan tehnik random/acak.

Waktu dan Tempat Penelitian


Dalam penelitian ini tempat atau wilayah yang peneliti gunakan adalah SMA Dwiwarna boarding school. Penelitan ini berlangsung selama lima bulan yaitu dari bulan Oktober 2009 sampai dengan awal Januari 2010.

Alat Pengumpulan Data Dalam penelitian ini instrument atau alat penelitian yang peneliti gunakan untuk mengumpulkan data adalah angket / kuesioner.

Tehnik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu angket yang telah diisi oleh responden selanjutnya dianalisis dan diklasifikasikan berdasarkan golongan ( demokratis atau otoriter). Selanjutnya data dianalisis untuk menguji hipotesis
Tehnik Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menggunakan angket. Angket yang ada di analisis dengan bantuan table.

Pembahasan dan hasil penelitian Pengujian Hipotesa

Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah, mengenai keadaan stabilitas emosi pada saat remaja, peneliti menemukan landasan teori sebagai berikut

Menurut Biehler (1972), ciri-ciri emosional remaja tengah usia 15-18 tahun antara lain adalah : pemberontakan remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak menuju dewasa.

PERSENTASE SECARA KESELURUHAN


Persentase pengaruh pola asuh demokratis dan otoriter terhadap kematangan emosi siswa siswi SMA DWIWARNA
3% 9%

8%

Otoriter Matang Otoriter Labil Demokratis Matang Demokratis Labil


80%

Rumusan masalah selanjutnya ialah : perbedaan pengaruh pola asuh demokratis dan otoriter terhadap kematangan emosi remaja. Landasan teori nya adalah sebagai berikut : 1. Menurut Baumrind & Black dari hasil penelitiannya menemukan bahwa teknik-teknik asuhan orang tua yang demokratis akan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri maupun mendorong tindakan-tindakan mandiri membuat keputusan sendiri akan berakibat munculnya tingkah laku mandiri yang bertanggung jawab. 2. Menurut Stewart dan Koch , orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter , mempunyai cirri sebagai berikut : kaku , tegas , suka menghukum , kurang ada kasih sayang serta simpatik 3. Menurut pandangan Skinner (1977) esensi kematangan emosi melibatkan kontrol emosi yang berarti bahwa seseorang mampu memelihara perasaannya, dapat meredam emosinya, meredam balas dendam dalam kegelisahannya, tidak dapat mengubah moodnya, tidak mudah berubah pendirian. Peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis akan memiliki keadaan emosi yang lebih stabil dan matang dibandingkan dengan anak yang diasuh secara asuh otoriter yang mengakibatkan keadaan emosi siswa siswi SMA Dwiwarna labil.

Persentase jumlah responden yang diterapkan dengan pola asuh Demokratis serta kematangan emosi siswa siswi SMA Dwiwarna

Pola Asuh Demokratis


9%

Matang

Labil

91%

Persentase jumlah responden yang diterapkan dengan pola asuh Demokratis serta kematangan emosi siswa siswi SMA Dwiwarna
Pola Asuh Otoriter

25%

Matang Labil
75%

Pengujian Hipotesis
Hipotesis peneliti: pola asuh demokratis yang diterapkan kepada anak,
mengakibatkan keadaan emosi siswa siswi SMA Dwiwarna lebih stabil dan matang dibandingkan dengan penerapan pola asuh otoriter yang mengakibatkan keadaan emosi siswa siswi SMA Dwiwarna labil.

Hipotesis dalam penelitian ini diterima

Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil pembahasan

Adanya persamaan antara hipotesis awal yang peneliti buat dengan hasil akhir penelitian

BAB 5

PENUTUP

PENUTUP

Kesimpulan
Pola asuh mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan anak salah satunya terhadap kematangan emosi sang anak. Orang tua siswa siswi SMA Dwiwarna = menerapkan pola asuh demokratis kepada anak = kondisi emosi anak lebih stabil dan matang. Orang tua siswa siswi SMA Dwiwarna = menerapkan pola asuh otoriter kepada anak = kondisi emosi sang anak masih dalam keadaan labil.

Kepada pihak sekolah dan asrama = untuk menerapkan suatu hal dengan sistem demokratis -- > agar menjadi pembelajaran bagi siswa siswi SMA Dwiwarna salah satunya terhadap perkembangan kematangan emosi

Bagi siswa siswi SMA dwiwarna yang telah mendapatkan pola asuh demokratis tetapi belum memiliki kestabilan emosi yang matang hendaknya mencoba berkompromi ulang dengan orang tua anda sehingga dapat menyetabilkan emosi dengan keadaan yang sematang matang nya.

Hendaknya orang tua siswa siswi SMA Dwiwarna lebih memahami beberapa jenis pola asuh secara mendalam = agar perkembangan anak nantinya akan berdampak positif --> salah satunya pada kematangan emosi anak.

Pola asuh demokratis sebaiknya diterapkan orang tua siswa siswi SMA Dwiwarna kepada anaknya, karena didalam penelitian ini telah terbukti bahwasan nya pola asuh demokratis dengan adanya batasan-batasan tertentu dapat menimbulkan keadaan emosi siswa siswi SMA Dwiwarna menjadi lebih matang dan stabil dibandingkan dengan pola asuh otoriter

TERIMA KASIH

You might also like