You are on page 1of 2

Kuliah: 17 Oktober 2010 Penjabaran Hak hak Asasi Manusia dalam UUD 1945.

Hak hak asasi manusia sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan pandangan filosofis tentang manusia yang melatar belakanginya.Menurur Pancasila, hakekat manusia tersusun atas jiwa dan raga, kedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan dan mahkluk pribadi, adapun sifat kodratnya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam pengertian inilah maka hak hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan dengan kodrat manusia. Dalam hubungannya dengan berdirinya bangsa dan negara Indonesia dalam kenyataannya secara resmi Deklarasi Bangsa Indonesia telah lebih dahulu dirumuskan dari pada Deklarasi Universal Hak hak Asasi Manusia PBB, karena pembukaan UUD 45 dan pasal pasalnya diundangkan pada tanggal 18 Agustus 1945, sedangkan Deklarasi Universal Hak asasi manusia PBB adalah tahun 1948. Hal ini adalah merupakan suatu fakta dunia, bahwasanya sebelum tercapainya hak hak asassi manusia sedunia PBB, Indonesia telah mengangkat hak hak asasi manusia dan melindunginya dalam kehidupan negara yang tertuang dalam UUD 1945. Hal ini juga telah ditekankan oleh para pendiri negara Indonesia misalnya pernyataan Prof Moh Yamin dalam sidang BPUPKI, sebagai berikut : Walaupun yang dibentuk itu negara kekeluargaan, akan tetapi masih perlu ditetapkan hak hak warga negara, agar jangan timnbul negara kekuasaan ( Machtststaat ). Deklarasi bangsa Indonesia pada prinsipya termuat dalam pembukaan UUD a945, dan Pembukaan UUD 1945 inilah yang merupakan sumber normatip bagi hukum positip Indonesia terutama dalam penjabarannya di pasal pasalnya. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea I dinyatakan bahwa : Kemerdekaan dalah hak segala bangsa. Dalam pernyataan ini terkandung pengakuan secara yuridis hak asasi manusia tentang kemerdekaan sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Universal Hak hak Asasi Manusia PBB di Pasal I. Dasar filosophi hak asassi manusia tersebut bukanlah kebebasan individualis, melainkan menempatkan manusia dalam hubungannya dengan bangsa ( makhluk sosial ), Sehingga hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban asasi manusia.

Kata kata berikutnya dalam Alinea III Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut : Atas rachmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rayat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannnya. Pernyataan Atas rachmat Allah Yang Maha Kuasa mengandung arti bahwa dalam deklarasi bangsa Indonesia terkandung pengakuan manusia yang ber Ke- Tuhanan Yang Maha Esa, dan diteruskan dengan kata kata: ....supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas..... Maka pengertian bangsa, negara Indonesia mengakui hak hak sasasi manusia untuk memeluk agama sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Universal Hak hak asasi Manusia PBB Pasal 18, dan dalam Pasal 29 dijabarkan terutama ayat 2. Melalui pembukaan Undang Undang Dasar 1945 dinyatakan dalam alinea IV bahwa negara Indonesia sebagai suatu persekutuan bersama, bertujuan untuk melindungi warganya, terutama dalam kaitannya dengan perlindungan Hak hak Asasi manusia. Adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut : Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan negara Indonesia sebagai negaa hukum yang bersifat formal tersebut mengandung konsekwensi bahwa negara berkewajiban untuk melindungi seluruh warganya dengan undang undang, terutama untuk melindungi hak hak asasinya demi kesejahteraan hidup bersama. Demikian pula, negara Indonesia mempunyai ciri tujuan negara hukum material, dalam rumusan negara ....... Mewujutkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa............. Berdasarkan pada tujuan negara sebagai terkandung dalam Mukadimah Undang Undang Dasar 1945 tersebut, negara Indonesia menjamin dan melindungi hak hak asasi manusia para warganya terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya, baik jasmaniah maupun rochaniah, antara lain berkaitan dengan hak hak asasi di bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan dan Agama.

You might also like