You are on page 1of 6

1.

3 Ruang Lingkup Pada studio proses perencanaan ini terdiri dua cakupan ruang lingkup, yaitu Ruang Lingkup Substansi dan Ruang Lingkup Wilayah. Berikut ini adalah penjelasan mengenai kedua ruang lingkup tersebut.

1.3.1 Ruang Lingkup Substansi Adapun ruang lingkup materi ini mencakup bagaimana mengetahui suatu proses perencanaan di suatu wilayah studi dengan melakukan atau melalui suatu siklus perencanaan yang dimulai dari impresi wilayah studi, identifikasi isu dan permasalahan wilayah studi, pengumpulan data, pengolahan data dan menganalisis data serta stakeholder yang terkait dalam pengambilan keputusan perencanaan wilayah studi sehingga dapat menghasilkan arahan dan rekomendasi tepat untuk mengatasi isu dan permasalahan yang terjadi di wilayah studi. Aspekaspek terkait dalam penyusunan proposal teknis ini antara lain : 1. Keadaan dan kondisi Kecamatan Manyaran, Wuriyantoro, dan Eromoko yang meliputi aspek fisik dan non fisik. a. Aspek fisik Aspek fisik membahas berbagai karakteristik dan kondisi fisik wilayah studio proses perencanaan, seperti batas wilayah, jenis tanah, klimatologi, topografi, sumber daya alam dan lingkungan. Selain itu, aspek fisik juga membahas kondisi fisik buatan seperti infrastruktur, sarana dan prasarana. b. Aspek non fisik Aspek non fisik membahas berbagai kegiatan dan kondisi kependudukan yang termasuk aspek penyusun suatu ruang atau wilayah. Aspek non fisik yang dimaksud seperti kependudukan, perekonomian, dan kelembagaan pemerintah. Kependudukan Aspek kependudukan membahas mengenai keadaan kependudukan di wilayah studio proses perencanaan yang mencakup hal-hal seperti jumlah penduduk kepadatan, rasio, dan lainnya. Perekonomian Aspek ini membahas mengenai kontribusi sektor-sektor ekonomi dan informasi mengenai pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Manyaran, Wuriyantoro, dan Eromoko. Kelembagaan Pemerintah Aspek ini membahas informasi mengenai kelembagaan yang dibentuk oleh pemerintah untuk pengembangan wilayah studio proses perencanaan.

2. Isu dan permasalahan yang terdapat di Kecamatan Manyaran, Wuriyantoro, dan Eromoko. 3. Potensi yang terdapat di wilayah Kecamatan Manyaran, Wuriyantoro, dan Eromoko.. 4. Perumusan masalah secara komprehensif sehingga dapat menghasilkan suatu kebijakan dan arahan rekomendasi yang dapat menyelesaikan masalah yang ada.

1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah Wilayah studi mencakup tiga kecamatan di Kabupaten Wonogiri yaitu Kecamatan Manyaran, Wuriyantoro, dan Eromoko. Ketiga wilayah kecamatan tersebut saling bertasan langsung yang terletak di bagian utara Kabupaten Wonogiri. Setiap kecamatan memiliki jumlah kelurahan atau desa yang berbeda-beda, Kecamatan Manyaran terdiri dari 7 kelurahan atau desa, Kecamatan Wuriyantoro terdiri dari 8 kelurahan atau desa, dan Kecamatan Eromoko terdiri dari 15 kelurahan atau desa. Unit amatan pada wilayah studi meliputi unit amatan kecamatan dan unit amatan kelurahan atau desa. Penyusunan data baik dari data primer maupun sekunder menyesuaikan dengan kebutuhan data dan pengumpulan data pun berdasarkan unit amatan kecamatan dan unit amatan keurahan atau desa.

1.4 Kerangka Kerja

Justifikasi Wilayah Studi Makro (Kabupaten Wonogiri)

INPUT
Justifikasi Wilayah Studi Mikro (Kecamatan Manyaran, Wuriyantoro, dan Eromoko) Data primer : Survei Observasi Wawancara Kuisioner Traffic Counting Perekaman gambar

Data Sekunder : BPS Bappeda Dinas Energi dan Sumber Daya Kantor Kecamatan Disperindagkop Internet Literatur

Identifikasi Wilayah Studi (Kecamatan Manyaran, Wuriyantoro, dan Eromoko)

PROSES

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Identifikasi Potensi dan Isu Permasalahan

Analisis Potensi dan Permasalahan

Penstrukturan Masalah

Memaksimalkan Potensi Wilayah Studi

OUTPUT

Rekomendasi

Sumber : Analisis Kelompok 4, 2013

Kerangka kerja merupakan sistematis dari rencana kerja yang akan dilaksanakan dan hal yang paling mendasar dalam setiap proses perencanaan karena kerangka kerja berfungsi sebagai gambaran umum dan pedoman dalam tahapan kerja proses perencanaan. Kerangka kerja terdiri dari input, proses, dan output. Dalam kerangka kerja, tujuan dan sasaran disusun sebagai target dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini, data dan analisis berfungsi sebagai planning support system penyusunan rancangan kegiatan dalam perumusan perencanaan, dimana produk akhir dari plan for planning ini akan digunakan sebagai input dalam kegiatan Studio Proses Perencanaan. Penentuan Wilayah Studi Penentuan wilayah studi bertujuan untuk membatasi wilayah guna memfokuskan pembahasan materi mengenai identifikasi potensi dan permasalahan yang ada di wilayah studi. Wilayah studi dalam studio proses perencanaan ini terdiri dari tiga kecamatan di Kabupaten Wonogiri yaitu Kecamatan Manyaran, Wuriyantoro, dan Eromoko. Kecamatan-kecamatan ini terletak di bagian utara Kabupaten Wonogiri dekat dengan Waduk Gajah Mungkur. Pengumpulan Data Tahap ini untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang berguna untuk proses analisis potensi dan permasalahan wilayah studi. Data dari kegiatan studio proses perencanaan diperoleh dengan cara : 1. Survei Primer Survei merupakan salah satu cara pengumpulan data yang didapatkan secara langsung. Observasi lapangan yaitu melakukan pengamatan secara langsung di wilayah Kecamatan Manyaran, Wuriyantoro, dan Eromoko untuk mengetahui karakteristik fisik misalnya kondisi sarana, prasaran, dan infrastruktur serta karakteristik non fisik. Kegiatan observasi ini dilakukan dengan mendokumentasikan atau mengambil foto pada objek-objek yang menjelaskan kondisi eksisting wilayah studi. Kuesioner yaitu metode pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tertulis yang bertujuan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan wilayah studi. Kuesioner menggunakan metode acak dengan 3-5 responden untuk setiap kelurahan atau desa. Wawancara yaitu kegiatan berdialog dengan narasumber yang mengetahui dengan baik bidang yang digelutinya baik dari instansi maupun dari masyarakat dengan mengajukan pertanyaan secara lisan Tujuan wawancara ini adalah mengetahui informasi tentang wilayah studi lebih mendetail baik permasalahan dan potensi serta dapat mengungkapkan aspirasi atau keinginan masyarakat mengenai segala sesuatu tentang Kecamatan Manyaran, Wuriyantoro, dan

Eromoko. Wawancara dilakukan kepada narasumber baik masyarakat maupun pihak-pihak instansi sesuai dengan kebutuhan informasi yang dikumpulkan, seperti instansi kecamatan, kelurahan atau desa, dan instansi lainnya. Traffic Counting adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghitung jumlah kepadatan lalu lintas, yang berada di sepanjang jalan tertentu, baik dilakukan dengan alat counting di pinggir jalan. Traffic counting ini bertujuan untuk mengetahui tingkat mobilisasi di jalan dilihat dari kepadatan kendaraan dan arah pergerakan di Kecamatan Manyaran, Wuriyantoro, dan Eromoko.

2. Survei Data Sekunder Survei data sekunder merupakan salah satu cara pengumpulan data yang didapat secara tidak langsung. Mengkaji literatur, yaitu mengumpulkan data dan informasi yang terdapat di dalam literatur seperti internetdan buku. Kajian literatur ini merupakan acuan awal atau impresi awal wilayah studi sebelum melakukan survei lapangan. Survei Instansi, yaitu mencari data yang dibutuhkan dengan mengajukan permintaan data kepada instansi terkait seperti Disperindagkop, Kantor Kecamatan Manyaran, Wuriyantoro, dan Eromoko, Bappeda Kabupaten Wonogiri, Dinas Energi dan Sumber Daya, dan BPS.

Pengolahan Data Tahap pengolahan data adalah salah satu kinerja dalam mencapai tujuan studi setelah tahap pengumpulan data. Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan informasi penting dari data-data telah terkumpul. Di dalam pengolahan data terhadap tahapan-tahapan. Tahap pertama yaitu klasifikasi data berdasarkan jenis data. Hal ini berguna untuk menyederhanakan data dan menyajikan secara lebih jelas agar mudah dipahami. Tahapan kedua adalah pemilahan data. Data yang berasal dari berbagai sumber itu dipilah-pilah sesuai kebutuhan. Tahap ketiga adalah proses kompilasi data dengan pengelompokkan data per desa sehingga didapatkan informasi yang mendetail tentang wilayah studi. Analisis Data Analisis data yang digunakan pada proses perencanaan berupa penstrukturan masalah dengan membuat pohon masalah. Penstrukturan masalah dibedakan dengan memahami masalah yang ada yang meliputi masalah sektoral, masalah umum, dan isu strategis yang berupa masalah utama. Setelah membedakan berdasarkan jenisnya kemudian distrukturkan menurut hubungan sebab akibat. Proses ini dilanjutkan dengan mengidentifikasi indikator adanya masalah dan penanganan masalah.

Selain itu, di dalam tahap analisis data dilakukan proses prioritas permasalahan di Kecamatan Manyaran, Wuriyantoto, dan Eromoko dengan melihat permasalahan utama dan mendesak sehingga dapat segera ditangani untuk menciptakan keadaan menjadi lebih baik lagi. Akhirnya, setelah dilakukan analisis adalah mengetahui rekomendasi yang tepat berdasarkan pada potensi dan permasalahan.

1.5 Sistematika Laporan BAB I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang, justifikasi wilayah studi Kecamatan Manyaran, Wuriyantoro, dan Eromoko, tujuan, sasaran, ruang lingkup substansi dan wilayah, kerangka kerja, serta sistematika penulisan Proposal Teknik Studio Proses Perencanaan. BAB II Kondisi eksisting wilayah studi Pada bab ini bisa disebut dengan bab yang berisikan data-data eksisting dengan konteks spasial terkait posisi geografis, konstelasi wilayah, karakteristik wilayah baik fisik (tata guna lahan, topografi, persebaran infrastruktur dan fasilitas,dll) maupun non fisik (kondisi sosial, ekonomi, budaya, kependudukan, organisasi atau lembaga masyarakat maupun pemerintah atau swasta, kebijakan, dll). Bab III Rancangan Kegiatan Pada bab ini menjelaskan mengenai rancangan kegiatan seperti tabel kebutuhan data, metode dan teknik yang digunakan selama kegiatan studio serta pemilihan dan penyiapan alat bantu untuk kegiatan lapangan serta hal-hal teknik yang terkait dengan rancangan kegiatan. Bab IV Rencana kerja Pada bab ini menjelaskan mengenai sistem rencana kerja seperti jadwal waktu kegiatan, mobilisasi personil, serta organisasi kerja, dimana tujuan disusunnya bab ini adalah untuk membentuk suatu sistem pelaksanaan menjadi lebih terstruktur dan sistematis.

You might also like