You are on page 1of 5

KONSEP DASAR PENILAIAN KELAS

Oleh Dadang Sundawa, Drs. M.Pd.* 1. Pengertian Penilaian sering disamartikan dengan evaluasi. Sebenarnya istilah penilaian adalah alih-bahasa dari istilah assessment, bukan alih-bahasa dari istilah evaluation (evaluasi). Kedua istilah ini (penilaian/assessment dan evaluasi/ evaluation) sebenarnya memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah keduanya mempunyai pengertian menilai, atau menentukan nilai sesuatu. Adapun perbedaanya terletak pada konteks penggunaannya. Penilaian (assessment) digunakan dalam konteks yang lebih sempit dan biasanya dilaksanakan secara internal, yakni oleh orang-orang yang menjadi bagian atau terlibat dalam sistem yang bersangkutan, seperti guru menilai hasil belajar murid, atau Supervisor menilai guru. Baik guru maupun supervisor adalah orang-orang yang menjadi bagian dari sistem pendidikan. Adapun evaluasi digunakan dalam konteks yang lebih luas dan biasanya dilaksanakan secara eksternal, seperti konsultan yang disewa untuk mengevaluasi suatu program baik pada level terbatas maupun pada level yang luas. Istilah penilaian diartikan sebagai kegiatan menentukan nilai suatu objek, seperti baik-buruk, efektif-tidak efektif, berhasil-tidak berhasil, dan semacamnya, sesuai dengan kriteria atau tolok ukur yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam penilaian ada empat unsur pokok yaitu; (a) objek yang akan dinikai, (b) kriteria sebagai tolok ukur (c) data tentang objek yang dinilai, dan (d) pertimbangan keputusan (judgement). Dengan demikian proses penilaian meliputi menentukan objek yang akan dinilai, membuat/menentukan kriteria ukuran, mengumpulkan data baik melalui tes maupun non-tes, dan membuat keputusan. Ada tiga hal yang saling berkaitan dalam kegiatan evaluasi, yaitu penilaian, pengukuran dan tes. Ketiga istilah itu sering disalah artikan sehingga tidak jelas makna dan kedudukannya. Gronlund (1985) mengemukakan bahwa penilaian adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis dan intrepretasi informasi/data untuk menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Pengukuran adalah suatu proses yang menghasilkan gambaran berupa angka-angka mengenai tingkatan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh individu (siswa). Penilaian adalah pemeriksaan secara terus menerus untuk mendapatkan informasi yang meliputi siswa, guru, program pendidikan dan proses belajar mengajar untuk mengetahui tingkat perubahan siswa dan ketepatan keputusan tentang gambaran siswa dan efektivitas program. Sementara itu, pengukuran adalah suatu proses yang menghasilkan gambaran berupa angka-angka berdasarkan hasil pengamatan mengenai beberapa ciri (atribute) tentang suatu obyek, orang atau peristiwa (Hopkins & Antes, 1990). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, dan tes merupakan salah satu alat atau bentuk dari pengukuran. Pengukuran lebih membatasi kepada gambaran yang bersifat kuantitatif (berupa angka-angka) tentang kemajuan belajar siswa (learning progress) sedangkan penilaian atau penilaian bersifat kualitatif. Di 1

samping itu, penilaian pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek. Keputusan penilaian (value judgement) tidak hanya didasarkan kepada hasil pengukuran (quantitative description), melainkan dapat pula didasarkan kepada hasil pengamatan (qualitative description). Keduanya pada akhirnya menghasilkan keputusan tentang suatu objek yang dinilai. Hasil dari usaha belajar nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku, baik secara subtantif yaitu terkait langsung dengan mata-mata pelajaran, maupun secara komprehensip yaitu perubahan prilaku yang menyeluruh. Perubahan itu ada yang dapat diamanati secara langsung ada pula yang tidak dapat diamati secara langsung. Perubahan itu juga ada yang terjadi dalam jangka pendek ada pula yang terjadi dalam jangka panjang. Namun demikian, bagaimanapun baiknya alat penilaian yang digunakan hanya mungkin dapat mengungkap sebagian tingkah laku dari keseluruhan hasil belajar yang sebenarnya. Penilaian yang baik harus menilai hasil-hasil yang autentik dan hal ini dilakukan dengan mengetes hingga manakah hal itu dapat ditransferkan. Penilaian harus dilakukan dengan tepat, teliti dan objektif terhadap hasil belajar sehingga dapat menjadi alat untuk mengecek kemampuan siswa dalam belajarnya dan mempertinggi prestasi belajarnya. Di samping itu penilaian dapat menjadi alat pengontrol bagi cara mengajar guru, serta dapat membimbing murid untuk memahami dirinya (keunggulan dan kelemahannya). 2. Penilaian Berbasis Kelas a. Pengertian Penilaian berbasis kelas merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabitas publik. Penilaian berbasis kelas mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan. Penilaian berbasis kelas menggunakan arti penilaian sebagai assessment yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar (KBM). Data atau informasi selama dari penilaian berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang dapat digunkana untuk mengukur keberhasilan suatu program pendidikan. Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan termasuk perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (assessment) dan pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan pendidikan, dan reformasi pendidikan secara keseluruhan. Penilaian berbasis kelas mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut: (1) pengumpulan informasi tentang pencapaian belajar siswa, dan (2) pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan informasi tersebut. Pengumpulan informasi dapat dilakukan dalam suasana resmi maupun tidak resmi, di dalam atau di luar kelas, menggunakan waktu khusus untuk penilaian aspek sikap/nilai dengan tes atau nontes atau terintegrasi dalam seluruh kegiatan belajar mengajar (di awal, tengah dan akhir). Bila informasi tentang hasil

belajar siswa telah terkumpul dalam jumlah yang memadai, maka guru perlu membuat keputusan terhadap prestasi siswa: Apakah siswa telah mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah ditetapkan? Apakah siswa telah memenuhi syarat untuk maju ke tinkat lebih lanjut? Apakah siswa harus mengulang bagian-bagian tertentu? Apakah siswa perlu memperoleh cara lain sebagai pendalaman? Apakah siswa perlu menerima pengayaan serta pengayaan apa yang perlu diberikan? Apakah perbaikan dan pendalaman program atau kegiatan pembelajaran, pemilihan bahan atau buku ajar, danpenyusunan silabus telah memadai? b. Tujuan Penilaian berbasis Kelas Secara umum penilaian berbasis kelas bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap pencapaian belajar siswa serta memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu penilaian berbasis kelas menekankan pencapaian hasil belajar siswa sekaligus mencakup seluruh proses mengajar dan balajar yang menilai karakteristik siswa, metode mengajar dan belajar, pencapaian kurikulum, alat dan bahan belajar, dan administrasi sekolah. Secara rinci tujuan penilaian berbasis kelas adalah untuk memberikan: 1) Informasi tentang kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam mencapai tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukannya. 2) Informasi yang dapat digunakan untuk membina kegaitan belajar lebih lanjut, baik terhadap masing-masing siswa maupupn terhadap siswa seluruh kelas. 3) Informasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk mengetahui tinkat kemampuan siswa, menetapkan tingkat kesulitan/kemudahan untuk melaksanakan kegiatan remedial, pendalaman atau pengayaan. 4) Motivasi belajar siswa dengan cara memberikan informasi tentang kemajuannya dan merangsangnya untuk melakukan usaha pemantapan atau perbaikan. 5) Informasi semua aspek kemajuan setiap siswa dan pada gilirannya guru dapat membantu pertumbuhannya secara efektif untuk menjadi anggota masyarakat dan pribadi yang utuh. 6) Bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan yang sesuai dengan keterampilan, minat, dan kemampuannya. c. Fungsi Penilaian Berbasis Kelas Fungsi penilaian berbasis kelas bagi siswa dan guru adalah untuk membantu: 1) siswa dalam mewujudkan dirinya dengan mengubah atau mengembangkan perilakunya ke arah yang lebih baik dan maju. 2) Siswa mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya. 3) Guru untuk menetapkan apakah metode mengajar yang digunakan telah memadai. 4) Guru membuat pertimbangan dan keputusan administrasi.

d.

Prinsip-prinsip Sebagaimana penilaian pada umumnya, secara umum prinsip-prinsip penilaian berbasis kelas adalah sebagai berikut: 1) Valid; penilaian berbasis kelas harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan alat yang dapat dipercaya, tepat atau sahih. Sebagai contoh apabila dalam pelaksanaan kurikulum digunakan pendekatan salah satu obyek yang dinilai. Ketika merencanakan penilaian, guru memerlukan jaminan bahwa semua kegiatan telah berorientasi pada usaha untuk menyediakan informasi yang relevan dengan kompetensi dasar.. 2) Mendidik; penilaian harus memberik sumbangan positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Oleh karena itu penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan yang memotivasi bagi siswa yang berhasil dan sebagai pemicu semangat untuk meningkatkan hasil belajar bagi yang kurang berhasil. 3) Berorientasi pada kompetensi; penalaian harus menilai pencapaian kompetensi dasar yang dimaksud dalam kurikulum. 4) Adil dan obyektif; penilaian harus adil terhadap semua siswa dan tidak membeda-bedakan latar belakang siswa yang tidak berkaitan dengan pencapaian hasil belajar. Obyektivitas penilaian tergantung dan dipengaruhi oleh faktor-faktor pelaksana, kriteria untuk skoring dan pembuatan keputusan pencapaian hasil belajar. Suatu tugas harus adil dan obyektif untuk laki-laki dan perempuan, siswa dengan atar belakang budaya yang berbeda, menggunakan bahasa yang dapat dipahami serta mempunyai kriteria yang jelas dalam mebuat keputusan atau menerapkan angka atau nilai. 5) Terbuka; kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 6) Berkesinambungan; penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, teratur, terus menerus, dan berkesinambungan untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar siswa. Hasil penilaian perlu dianalisis dan ditindaklanjuti. Penilaian hendaknya merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. 7) Menyeluruh; oenilaian terhadap hasil belajar siswa harus dilaksanakan menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakkup aspek kognitif, psikomotor, dan afektif serta berdasarkan pada berbagai teknik dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar siswa. Penilaian terhadap hasil belajar siswa meliputi aspek penegtahuan, sikap dan nilai danketerampilan, serta materi secara representatif sehingga hasilnya dapat diintegrasikan sengan baik. 8) Bermakna; penilaian hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi siswa yang mengandung informasi keunggulan dankelemahan, minat, dan tingkat penguasaan siswa dalam pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Secara khusus dalam pelaksanaan penilaian berbasis kelas senantiasa harus memegang prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Apapun jenis penilaiannya harus memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui danpahami, serta mendemonstrasikan kemampuannya. Implikasi dari prinsip ini adalah sebagai berikut: a) pelaksanaan penilaian berbasis kelas hendaknya dalam suasana yang bersahabat dan tidak mengancam b) semua siswa mempunyai kesempatan dan perlakuan yang sama dalam menerima program pembelajaran sebelumnya yang sama dalam menerima program pembelajaran sebelumnya dan selama proses penilaian c) siswa memahami secara jelas apa yang dimaksud dalam penilaian berbasis kelas d) kriteria untuk membuat keputusan atas hasil [enilaian berbasis kelas hendaknya disepakati dengan siswa dan orang tua/wali. 2) Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur penilaian berbasis kelas dan pencatatan secara tepat. Implikasi dari prinsip ini adalah: a) prosedur penilaian berbasis kelas harus dapat diterima oleh guru dan dipahami secara jelas b) prosedur penilaian berbasis kelas dan catatan haria hasil belajar siswa hendaknya mudah dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan belajar mengajar dan tidak harus mengambil waktu yang berlebihan c) catatan harian harus mudah dibuat, jelas, mudah dipahami, dan bermanfaat untuk perencanaan pembelajaran d) informasi yang diperoleh untuk menilai semua pencapaian belajar siswa dengan berbagai cara harus digunakan sebagaimana mestinya e) penilaian pencapaian belajar siswa yang bersifat positif untuk pembelajaran selanjtunya perlu direncanakan oleh guru dan siswa f) klasifikasi dan kesulitan belajar harus ditentukan sehingga siswa mendapatkan bimbingan dan bantuan belajar yang sewajarnya g) hasil penilaian hendaknya menunjukkan kemajuan dan keberlanjutan pencapaian belajar siswa h) penilaian semua aspek yang berkaitan dengan pembelajaran misalnya efektifitas kegiatan belajar mengajar dan kurikulum perlu dilaksanakan i) peningkatan keahlian guru sebagai konsekuensi dari diskusi pengalaman dan membandingkan metode dan hasil penilaian perlu dipertimbangkan j) pelaporan penampilan siswa kepada orang tua/wali dan atasannya (kepala sekolah, kepala dinas, dan instansi lain yang terkait) harus dlaksanakan.

You might also like