You are on page 1of 59

Fungsi Manajemen

Newman mengemukakan bahwa fungsi manajemen adalah sebagai berikut (Ibid, 11): 1. 2. 3. 4. 5. Perencanaan (Planning) Pengorganisasian (Organizing) Pengumpulan sumber (Asembling Resources) Pengendalian kerja (Supervising) Pengawasan (Controlling)

Namun yang lebih dikenal dan biasa digunakan oleh organisasi adalah fungsi manajemen yang dikemukakan oleh George Tery, fungsi manajemen terdiri atas (Ibid, 20): 1. 2. 3. 4. Perencanaan (Planning) Pengorganisasian (Organization) Penggerakan pelaksanaan (Actuating) Pengawasan (Controlling)

Dari pendapat mengenai fungsi manajemen di atas, secara keseluruhan menempatkan perencanaan (Planning) pada urutan paling atas, dengan demikian para ahli menempatkan perencanaan hal paling penting dalam fungsi manajemen.

Tingkatan Manajemen
Setiap manajer pada tingkat yang berbeda berurusan dengan hal-hal yang berbeda pula. Salah satu cara mengambarkan perbedaan itu adalah dengan mengelompokkan para manajer sebagai berikut: 1. Kelompok Eksekutif; para eksekutif menangani hubungan perusahaan dengan lingkungan luarnya. Mereka menangani persoalan-persoalan yang berkaitan dengan posisi perusahaan, kebutuhan pelanggan, dan masyarakat. 2. Manajer Menengah; memusatkan perhatian pada perencanaan dan menjaga pengoperasian sistem dan prosedur di dalam perusahaan. Tugas mereka adalah memastikan bahwa perusahaan beroperasi secara efektif dan efisien. Setiap unit bekerja secara sinkron untuk mencapai tujuan perusahaan. 3. Manajer Supervisi; para supervisor berurusan dengan pelaksanaan pekerjaan secara langsung dengan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas melalui pengarahan dan balikan (feedback) yang efektif dan efisien.

Karena setiap manajemen memiliki fungsi dan titik berat masing-masing, ada kemungkinan terjadinya konflik. Misalnya, Manajer Menengah mungkin sekali mendesain suatu sistem atau prosedur baru yang berhasil baik bagi hampir semua karyawan. Contoh lain, para eksekutif mungkin memiliki rencana pemasaran jangka panjang yang menyebabkan para Manajer Menengah harus mengubah sistem operasi. Hal ini dapat menimbulkan pekerjaan dan perhatian ekstra dari para Manajer Menengah. Adakalanya para Manajer Menengah atau supervisor merasa bahwa keputusan yang diambil para eksekutif tidak masuk akal. Dengan kata lain, perubahan yang terjadi dalam perusahaan akan mempengaruhi semua tingkat

manajemen. Kemungkinan dapat terjadi konflik diantara tingkat manajemen. Namun, komunikasi yang terpelihara dengan baik diantara semua tingkat manajemen dalam suatu perusahaan akan dapat mencegah atau menanggulangi konflik yang terjadi.

Daftar Pustaka
Handayaningrat, Soewarno. 1993. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: CV. Haji Mas Agung. Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Daftar Referensi

Definisi dan Tujuan Audit Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT) Teori Pemasaran Pengertian, Bentuk dan Tujuan Insentif Audit Manajemen

http://www.kajianpustaka.com/2012/11/pengertian-fungsi-tingkatanmanajemen.html#ixzz2PHvnTGyl
// you're reading... Manajemen dalam Organisasi

Arti dan Fungsi Manajemen


Posted by instruksi Februari 15, 2012 Tinggalkan Sebuah Komentar

Definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh para ahli seperti Fagol, Terry, Taylor adalah berbeda-beda, tetapi pada pokoknya semua definisi tersebut memiliki pengertian yang sama. Perbedaan yang ada hanyalah terletak pada latar belakang keahlian masing-masing, sehingga tinjauan manajemennya berasal dari segi yang berbeda pula. Bila diperhatikan dari beberapa literatur, manajemen memiliki tiga pengertian, yaitu :
1. Manajemen sebagai suatu proses. 2. Manajemen sebagai kolektifitas orang-orang yang melakukan serangkaian aktifitas manajemen. 3. Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu.

Dalam ensiklopedi dari Social Sciences dikatakan bahwa manajemen adalah proses pelaksanaan suatu tujuan dengan diawasi. Haiman mengatakan : Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan dan mengawasi segala usaha untuk mencapai tujuan bersama, dan Georgy R. Terry mengatakan, bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan melalui suatu kegiatan kelompok.

Dan dari berbagai definisi sebelumnya, Liang Lee mencoba menyimpulkannya menjadi kesatuan definisi; berikut adalah definisi manajemen yang dikemukakan oleh Profesor Oei Liang Lee. Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari definisi tentang manajemen tersebut, diperkuat oleh pendapat Ricky W. Griffin yang menyimpulkan bahwa manajemen mempunyai lima fungsi, yaitu :
1. 2. 3. 4. 5. Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan Pengkoordinasian Pengawasan.

Kelima macam fungsi manajemen tersebut sangat penting didalam menjalankan semua kegiatan. Semua hal tersebut dimaksudkan agar kegiatan apapun yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Gambar 1. Mekanisme Kerja dari Fungsi-fungsi Manajemen Setiap kegiatan yang dilakukan seseorang atau sebuah lembaga tentu mempunyai tujuan; dan untuk mencapai tujuan tersebut perlulah dibuat perencanaan terlebih dahulu. Secara garis besar, perencanaan tersebut menggambarkan tentang :

1. 2. 3. 4.

Apa Bagaimana Mengapa dan Kapan akan dilakukan

Setelah perencanaan disusun, baru ditetapkan siapa yang akan melakukan, bagaimana pembagian kerjanya, bagaimana wewenang, tanggung jawab serta pertanggung-jawaban masing-masing kegiatan. Mereka (pelaksana Organisasi) terdiri atas orang-orang yang mempunyai berbagai macam keinginan, kebutuhan serta pola berfikir yang berbeda-beda. Meskipun sudah diorganisir didalam suatu wadah organisasi, belum tentu kegiatan seorang searah dengan orang lain. Oleh karena itu perlulah diadakan pengarahan agar masing-masing bersedia menyumbangkan tenaganya semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi untuk mencapai tujuan harus ada kegiatan, dalam mana kegiatan-kegiatan yang sama disatukan didalam satu wadah yang disebut fungsi. Tentu saja fungsi yang harus dilakukan banyak dan berbeda-beda tersebut perlu dikoordinasikan sedemikian rupa, agar supaya tidak terdapat kontradiksi antara fungsi yang satu dengan lainnya untuk menuju kepada sasaran yang sama. Sebuah rencana yang sudah ditetapkan sekarang dimaksudkan untuk dilaksanakan pada waktu mendatang. Keadaan/waktu yang akan datang, yang penuh dengan ketidak pastian ini sering menimbulkan berbagai akibat penyimpangan; sehingga hasil kerja yang telah dicapai tidak sesuai dengan apa yang direncanakan. Untuk menghilangkan atau menjaga agar penyimpangan yang terjadi tidak terlampau jauh dari rencanaya, maka perlulah dilakukan pengawasan. Namun demikian tidaklah berarti bahwa tugas pengawasan hanyalah menjaga agar penyimpanagn tidak terlalu jauh melampai standar yang telah ditetapkan, tetapi mencakup pula kegiatan-kegiatan untuk mencari kemungkinanterjadinya penyimpangan, dan mencegah agar penyimpangan tersebut tidak terjadi. Dalam jangka panjang, mekanisme kerja dan fungsi-fungsi manajemen tersebut berjalan secara kronologis seperti uraian sebelumnya; sedangkan dalam jangka pendek akan berjalan secara bersama-sama. Setelah fungsi terakhir (pengawasan) selesai dilakukan, maka kegiatan berikutnya dilakukan dengan mengadakan perencanaan lagi.

Gambar 2. Fungsi-fungsi Manajemen

FUNGSI MANAJEMEN MENURUT PARA AHLI


A. PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen merupakan proses khas yang menggerakkan organisasi adalah sangat penting, karena tanpa manajemen yang efektif tidak akan ada usaha yang berhasil cukup lama. Tercapai tujuan organisasi baik tujuan ekonomi, social , politik , untuk sebagian besar tergantung kepada kemampuan para manajer dalam organisasi yang bersangkutan. Manajemen memberikan efektivitas pada usaha manusia. Banyak pendapat para pakar tentang manajemen. Berbagai pendapat tersebut saling berbeda satu sama lain walaupun terdapat unsure kesamaannya. Dari persamaan atau perbedaan pendapat yang di sebabkan perbedaan sudut pandang tersebut diharapkan dapat diperoleh pandangan yang jelas dan menyeluruh tentang manajemen. Skinner dan Ivancevich ( 1992), menyampaikan manajemen will be the finet as the application of palning, organizing, staffing, directing, and controlling functions inthemos efficient manner possible two accomplish objective tives (manajemen dapat didefinisikan sebagai penggunaan perencanaan, pengorganisasian, pengerjaan, pengarahan, dan fungsi pengendalian dalam cara yang paling efisien tujuan-tujuan). Manajemen telah banyak disebut sebagai seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini, yang dikemukakan oleh Mary Parker Follett, mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan dengan cara mengatur orag lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan tidak melakukan pkerjaan-pekerjaan itu sendiri. (T. Hany Handoko, 2002).

B.

Fungsi Manajemen Didasarkan pada pengertian manajemen sebenarnya fungsi manajemen sudah terkandung didalamnya. Dengan demikian menurut Skinner (1999), fungsi manajemen meliputi :

Perencanaan (Planning) Pengorganisasian (Organizing) Pengerjaan (Staffing) Pengarahan (directing), dan Pengendalian (controlling).

1. Perencanaan (planning) Perencanaan merupakan fungsi paling awal yang merupakan pedoman kemana kearah mana tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan perencanaan ini, maka dapat mengurangi ketidakpastian. Lebih bisa mengarah perhatian pada tujuan dan lebih memudahkan dlam pengawasan. Unsure-unsur yang perlu ada dalam perencanaan adalah : a) Kebijaksanaan b) Prosedur c) Kemajuan yang diharapkan

d) Program

Sesuai dengan tingkatan manajemen, dalam perencanaan ada 3 macam perencanaan : a) Perencanaan tingkat atas b) Perencanaan tingkat menengah c) Perencanaan tingkat bawah.

Rencana yang baik memerlukan syarat-syarat sebagai berikut : a) Tujuan dirumusakan dengan jelas b) Sifatnya harus sederhana c) Luwes (Flexsible)

d) Realistis (dapat dilaksanakan nantinya).

Dalam perencanaan atau Planning termasuk didalamnya adalah menentukan tujuan, strategi yang akan digunakan dan mengembangkan perencanaan tersebut untuk koordinasi kegiatan. (Stephen P. Robbins, 2002).

2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang mengelompokkan orang dan memberikan tugas, menjalankan tugas misi.

3 3. Pengerjaan (Staffing) Pengerjaan merupakan fungsi manajemen untuk menyeleksi, menempatkan, melatih (traning), dan mengembangkan pegawai. 4 4. Pengarahan (directing) Pengarahan merupakan fungsi manajemen untuk mengarahkan dan memberikan perintah. Dalam fungsi ini termaasuk kepemimpinan, yang merupakan bagaimana memperngaruhi kegiatan individu dan kelompok menuju sasaran. Ada tipe-tipe kepemimpinan dalam hal ini, yaitu : otoriter, demokratis dan laissez-faire. President: Chief Executive Officecier (CE) Partner (accounting)

Vice President of financial operataion

Director of research and development

Plant manager Dean (university)

Project director

Regional coordinator (sales) First-line supervisor Product manager Chair person of Departemen (University)

Tingkatan manajemen (Skinner, 2002)

Dari skema diatas terlihat bahwa ada 3 tingkatan manajemen yaitu: 1. Executive level management/top management atau manajemen tertinggi yang termasuk kedalam golongan ini adalah anggota-anggota board of manager (dewan direksi) dan presiden perusahaan. 2. Middle level management atau manajemen menengah, termasuk dalam kelompok ini ialah kepala bagian, kepala-kepala divisi, dan kepala-kelapa seksi. 3. First line-level management (manajemen tingkat pertama). Termasuk kedalam golongan ini ialah kepala mandor dan mandor.

5.

Pengendalian (Controlling) Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud mencapai tujuan yang sudah yang sudah digariskan semula.

Fungsi yang dilaksanakan Manajemen Menurut Pendapat Para Ahli sebagai berikut : Menurut G. R. Terry mengemukakan bahwa fungsi manajer terbagi 4 yaitu: Planning (Perencanaan),Organizing (Pengorganisasian), Activating (Pelaksanaa), Controlling (Pengendalian). Menurut Henry Fayol, fungsi Manajer terbagi atas : Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Commanding, Coordinating (Pengorganisasian), Controlling (Pengendalian). Menurut S.P Siagian, fungsi Manajer terbagi atas :

Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Motivating, Controlling (Pengorganisasian), Evaluating. Menurut The Ling Gie, fungsi Manajer terbagi : Perencanaan (Planning), Pembuat Keputusan, Pengarahan, Pengorganisasian (Organizing), Pengendalian (Coordinating), Penyempurnaan.

Sumber : http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/teori-pengantar-manajemen-definisi.html http://akuwhfitri.wordpress.com/2009/11/04/fungsi-manajemen-menurut-para-ahli/ PANDJI ANORAGA,S.E.,M.M : PENGANTAR BISNIS PENGELOLAAN BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI Pembagian fungsi manajemen menurut beberapa ahli manajemen, di antaranya yaitu : 1. Dalton E.M.C. Farland (1990) dalam Management Principles and Management :

Planning Organizing Controlling

2. George R. Ferry (1990) dalam Principles of Management :


Planning Organizing Controlling Activating

3. H. Koontz dan ODonnel (1991) dalam The Principles of Management :


Planning Organizing Staffing Controlling Directing

4. Luther Gullick :

Planning Organizing Staffing Directing Coordinating Reporting Controlling

5. Nickels & McHugh :


Planning Organizing Directing Controling

6. Richar W Griffin :

Planning Organizing Leading Controling

7. Ernest Dale :

Planning Organizing Staffing Directing Innovating Representing Controling

8. Henry Fayol :

Planning Organizing Commanding Coordinating Controlling

9. Lyndall Urwick & Luther Gulick :


Planning Organizing Staffing Directing Coordinating Reporting Budgeting

10. John Robert B, Ph.D :


Planning Organizing Commanding Controlling

11. William H. Newman :

Planning Organizing Assem-bling Resources Directing Controlling

12. Dr. S.P. Siagian, M.P.A :


Planning Organizing Motivating Controlling

13. William Spriegel :


Planning Organizing Controlling

14. Dr. Winardi, S.E :


Planning Organizing Coordinating Actuating Leading Communication Controlling

15. The Liang Gie :


Planning Decision Making Directing Coordinating Controlling Improving

16. James A.F.Stoner :


Planning Organizing Leading Controlling

17. Louis A.Kallen :


Planning Organizing

Actuting Leading

18. Oeng Liang Lee


Planning Organizing Directing Coordinating Controlling

Pengertian-pengertian : 1. Planning Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut : 1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ? 2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ? 3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ? 4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ? 5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ? 6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ? Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi. 2. Organizing Organizing atau pengororganisasian adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran. 3. Controlling Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula. 4. Activating

Activating atau pelaksanaan adalah suatu fungsi manajemen berupa bentuk kegiatan kerja nyata dalam suatu kegiatan manajemen. 5. Staffing Staffing adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi. 6. Directing / Commanding Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masingmasing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benarbenar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. 7. Coordinating Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi. 8. Reporting Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsifungsi kepada pejabat yang lebih tinggi. 9. Leading Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :

Mengambil keputusan Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.

Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan. 10.Innovating Innovating merupakan fungsi manajemen berupa penelitian, pengembangan, dan / atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi. 11. Representing

Representing adalah fungsi manajemen berupa adanya kesamaan dalam hal pengerjaan tugas. 12. Budgeting Budgeting merupakan fungsi manajemen berupa pengikhtisaran sistem anggaran keuangan. Baik itu sistem keuangan untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. 13. Assembling Assembling merupakan fungsi manajemen dimana terjadi pengurutan-pengurtan dalam hal kegiatan yang berhubungan dengan manajemen itu sendiri. 14. Resources Resources merupakan fungsi manajemen berupa pemanfaat sumber daya yang ada, baik itu SDA atau SDM sehingga terjadi ketepatgunaan. 15. Motivating Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan. 16. Actuating Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership). 17. Communication Communication merupakan suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Dalam hal ini komunikasi yag terjadi diantara hierarki kepemimpinan. 18. Decision Making Dicision Making merupakan fungsi manajemen yang dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final . Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan. 19. Improving

Improving adalah salah satu fungsi manajemen dalam hal peningkatan mutu kegiatan, kepemimpinan, kerjasma, dan lain-lain.

Menerapkan Fungsi Manajemen POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) Dalam Aspek Perusahaan
Feb26

6 Votes

Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata manage yang artinya mengatur, mengurus atau mengelola. Manajemen dapat diartikan sebagai:

Manajemen sebagai suatu proses Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen Menajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (science)

Menurut George Robert Terry:


manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan kegiatan orang lain yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengendalian (controlling).

Tujuan manajemen:

Untuk mencapai keteraturan, kelancaran, dan kesinambungan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk mencapai efisiensi, yaitu suatu perbandingan terbaik antara input dan output.

Manajemen dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan:

Ket: Semakin tinggi jabatan seseorang, maka jumlah akan semakin sedikit, sedangkan tugas dan tanggung jawabnya akan semakin besar. Sedangkan semakin rendah jabatan seseorang, maka jumlah pemegang jabatan tersebut akan semakin banyak dan tanggung jawabnya semakin kecil.

Fungsi Manajemen:

Perencanaan (planning)
Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijaksanaankebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. 4 (empat) tingkat kemampuan dasar dalam kegiatan perencanaan:

Insight: kemampuan untuk menghimpun fakta dengan jalan mengadakan penyelidikan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang direncanakan. Forsight: kemampuan untuk memproyeksikan atau menggambarkan jalan atau cara-cara yang akan ditempuh, memperkirakan keadaan-keadaan yang mungkin timbul sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan. Studi eksploratif: kemampuan untuk melihat segala sesuau secara keseluruhan, sehingga diperoleh gambaran secara integral dari kondisi yang ada. Doorsight: kemampuan untuk mengetahui segala cara yang dapat menyamarkan pandangan, sehingga memungkinkan untuk dapat mengambil keputusan.

Planning jangka panjang memiliki 2 karakteristik utama, yaitu:


Tujuan dan sasaran: merupakan dasar bagi strategi perusahaan Peramalan (forecasting) jangka panjang: langkah awal sebelum membuat perencanaan

Pengorganisasian (organizing)

Merupakan suatu tindakan atau kegiatan menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama, baik untuk tujuan pribadi atau tujuan kelompok dan organisasi. Dalam pengorganisasian dikenal istilah KISS (koordinasi, integrasi, simplifikasi, dan sinkronisasi) dalam rangka menciptakan keharmonisan dalam kegiatan organisasi.

Pelaksanaan atau penerapan (actuating)


Merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan.

Pengawasan (controlling)
Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan, apakah semua kegiatan tersebut memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan berhasil guna.

Penerapan Fungsi Manajemen dalam Aspek Perusahaan

Pengelolaan fasilitas dan bahan baku


Fasilitas kantor maupun fasilitas produksi sangat diperlukan perusahaan untuk menunjang keberhasilan usaha. Kelengkapan fasilitas yang diperlukan perusahaann haruslah dapat menghemat biaya dan menambah efisiensi dalam menyelesaikan pekerjaan. Fasilitas haruslah dipelihara, karena:

Akan memperpanjang umur ekonomis fasilitas tersebut Proses dapat berjalan lancar karena jarang terjadi kemacetan mesin Menghindarkan kemungkinan kerusakan berat/total dari fasilitas produksinya Kualitas produk dapat dipertahankan karena proses produksi selalu terkendali Dapat menekan biaya pemeliharaan fasilitas Aliran bahan baku dapat berjalan normal, maka biaya penyimpanan juga dapat ditekan.

Perbekalan produksi meliputi semua barang dan bahan-bahan baku yang dimiliki perusahaan dan digunakan proses produksi. Bahan adalah unsur yang melekat dan secara langsung terlibat pada produk yang bersangkutan. Bahan dapat dibedakan atas dua: bahan baku dan bahan pembantu. Bahan baku: bahan utama yang diproses atau diolah menjadi produksi jadi Bahan baku yang dibutuhkan:

Bahan baku untuk proses produksi Bahan baku setengah jadi

Bahan pembantu: bahan yang ditambahkan dan sifatnya hanya untuk melengkapi. Bahan pembantu yang dibutuhkan:

Bahan pembantu untuk proses produksi Bahan pengemas produk

Tujuan pengendalian persediaan adalah:


Menjaga agar barang dagangan jangan sampai kekurangan Menjaga agar perusahaan jangan sampai menghentikan kegiatan usahanya Menjaga agar perusahaan jangan sampai mengecewakan langganannya Mengatur jangan sampai jumlah pengadaan barang dagangan kekurangan atau kelebihan

Kerugian jika persediaan bahan baku terlalu besar:


Besarnya biaya penyimpanan yang ditanggung perusahaan Besarnya dana investasi yangb terserap pada persediaan bahan baku dapat menghambat alokasi dana investasi di bidang lain. Resiko kerusakan lebih tinggi yang dapat merugikan perusahaan yang bersangkutan bahan baku Kerugian bila penurunan harga bahan baku di pasaran

Kelemahan jika persediaan bahan baku terlalu sedikit:


Kebutuhan proses produksi sering kurang Menghambat kelancaran proses produksi dan mengakibatkan ketidakstabilan kualitas dan kuantitas produk Frekuensi pembelian bahan baku sangat tinggi justru memboroskan dana pengadaannya. Jarang mendapatkan diskon pembelian karena jumlah pembelian selalu kecil

Untuk memperlancar pengadaan bahan baku yang ideal, wirausahawan dapat melakukan halhal sebagai berikut:

Membuat daftar jenis-jenis bahan baku yang dibutuhkan, persyaratannya, dan jumlahnya Membuat jadwal, kapan bahan baku itu dibutuhkan oleh perusahaan. Mencari bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dengan cara penawaran umum Melaksanakan pembelian bahan baku sesuai jadwal dan program perusahaan Melaksanakan penyimpanan bahan baku di dalam gudang milik perusahaan Menempatkan tenaga pelaksana proses produksi Menempatkan tenaga pengawas yang bertangggung jawab terhadap terlaksananya proses produksi yang sesuai dengan program perusahaan.

Barang dagang dipajang dalam bentuk window display, interior display, dan eksterior display Metode penilalaian persediaan bahan baku di toko/perusahaan 1) Metode FIFO (first in first out)

Bahan baku yang lebih dulu ada dalam persediaan akan lebih dahulu digunakan dalam proses produksi secara urut. Apabila sejumlah unit bahan dengan harga beli tertentu sudah habis

digunakan atau dijual, maka penggunaan/penjualan bahan berikutnya harganya akan didasarkan pada harga beli berikutnya. 2) Metode LIFO (last in first out)

Bahan yang terakhir dalam persediaan, justru akan lebih dahulu digunakan dalam proses produksi/lebih dahulu dikeluarkan. Mendeteksi barang dagangan:

Buku pembelian: buku pembelian tunai, pembelian kredit, dan buku persediaan barang Buku penjualan: buku penjualan tunai dan kredit Perlengkapan lainnya: buku voucher untuk mencatat pembayaran hutang, faktur penjualan dan nota, materai, kuitansi, dan surat jalan/pengantar barang Keamanan barang: a) check point/label elektronik, alat pengaman barang, b) kamera, alat pengaman, c) cermin yang dipasang di berbagai sudut toko/perusahaan. Tanggung jawab: petugas/karyawan/staf pimpinan toko memegang peranan penting

Mengelola Sumber Daya Manusia


Prinsip pengelolaan sumber daya manusia:

Tenaga kerja dikelola bukan sebagai biaya tetapi sebagai asset atau kekayaan perusahaan yang utama Tenaga kerja sebagai individu yang memiliki integritas dan keinginan untuk berbakti pada perusahaan dan masyarakat lingkungannya. Tenaga kerja dikelola dalam rangka peningkatan kompetensi dan komitmennya pada pekerjaan dan pada perusahaannya. Tenaga kerja dikelola dengan orientasi pada pencapaian hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Tenaga kerja dikelola dengan fokus peningkatan kerjasama sebagai suatu tim kerja untuk mencapai kepentingan bersama. Tenaga kerja dikelola dalam rangka penciptaan dan atau peningkatan jaringan kerja (networking)

Langkah-langkah pengelolaan SDM yang bekerja di dalam perusahaan:


Menentukan kebutuhan pegawai/karyawan dan tujuan yang akan dicapai perusahaan Mengadakan observasi dan penelitian tentanng SDM Menyelesaikan masalah-masalah SDM di dalam perusahaan dengan menetapkan metode yang diperkirakan ada frelevansinya dengan kperluan pengelolaan SDM yang berkualitas di dalam perusahaan Berdasarkan hasil pemilihan dan hasil percobaan terhadap SDM sebagai pegawai/ karyawan di dalam perusahaan, akan ditemukan metode-metode atau alternatif penyelesaian pengelolaan SDM yang berkualita sebagai tenaga kerja di dalam perusahaan Metode-metode yang telah dipilih dan diuji, terus dievaluasi berdasarkna hasil pengalaman wirausaha di dalam mengelola SDm di perusahaannya. Akhirnya, wirausaha melaksanakan metode pengelolaan SDM yang sudah ditentukan dengan menetapkan pelaksana-pelaksana atau petugas yang ada di perusahaan.

Tahapan-tahapan dalam membuat pengelolaan SDM meliputi: ramalan, sasaran, kebijaksanaan, program, faktor waktu, prosedur kerja, dan anggaran biaya. Maksud dan tujuan pengelolaan SDM:

Mendapatkan pegawai/karyawan dan membinanya dalam rangka mendayagunakan SDm yang berkualitas didalam melaksanakan pekerjaannya Meningkatkan kreativitas, inovatif, prestatif, dan keterampilan kerja pegawai/karyawan di dalam perusahaan milik wirausaha Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang lebih baik, harmonis, dan serasi di antara para pegawai/karyawan, baik secara vertikal maupun horizontal

Pengembangan pengelolaan SDM dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan / pendidikan kepada karyawan agar mereka memperoleh kemampuan, ketrampilan, dan keahlian di dalam melaksanakan pekerjaan. Peranan pengelolaan SDM:

Pelaksana proses pengembangan usaha/bisnis Kunci maju mundurnya kegiatan usaha/bisnis SDM yang produktif, inovatif, dan prestatif Perencana dan pengatur organisasi di dalam perusahaan milik wirausaha Modal dasar pengembangan usaha atau bisnis Dinamisator pengembangan dan kemajuan usaha atau bisnis Pengendali proses produksi yang efektif dan efisien Penggerak manajemen usaha/bisnis Adminstrator kepegawaian di dalam perusahaan milik wirausaha Generator ketenagakerjaan di dalam perusahaan milik wirausaha

Tujuan penilaian SDM yang berkualitas:


Pertimbangan untuk tambahan gaji/upah/bonus Menilai aktivitas, kreativitas dan inovatif pegawai/karyawan dalam melaksanakan tugas Menilai kemampuan, kecakapan dan keterampilan pegawai/karyawan dalam melaksanakan tugas Pertimbangan untuk promosi pegawai/karyawan perusahaan

Parameter penilaian dan pengelolaan SDM:


Kejujuran pegawai Tanggung jawab dalam bekerja Keandalan dan kemahiran Kualitas pekerjaan Inisiatif, inovatif, dan presentatif Pemanfaatan waktu dalam bekerja Sikap pegawai terhadap perusahaan Pengetahuan pegawai terhadap perusahaan Kerjasama pegawai di dalam perusahaan Kehadiran dan kerajinan pegawai bekerja di dalam perusahaan

Pelaksanaan Pengelolaan SDM:

1)

Latihan dan Pendidikan

Macam-macam latihan dan pendidikan:


Latihan industri (industrion training): bertujuan membantu pegawai/karywan dalam menyelesaikan pekerjaannya secara efektif dan efisien. Latihan tugas (job training): bertujuan memberikan instruksi kepada pegawai/karyawan guna melaksanakan tugas-tugas tertentu di dalam perusahaan Latihan supervisor (supervisor training): bertujuan untuk melatih pegawai/karyawan tentang bagaimana memeriksa dan mengawasi kegiatan pekerjaan dalam perusahaan Latihan manajemen (management training): bertujuan untuk melatih pegawai/karyawan yang memangku suatu jabatan tertentu di dalam perusahaannya, misalnya untuk menjadi sekretaris atau akuntan Latihan pengembangan pimpinan (executive development): bertujuan untuk pengembangan pimpinan/manajer perusahaan milik wirausaha agar mereka memperoleh kemampuan memimpin anak buanhnya dalam rangka pengembangan usaha

2)

Mutasi

Adalah kegiatan dari pimpinan perusahaan untuk memindahkan karyawan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain yang dianggap setingkat atau sejajar. Tujuan mutasi:
o o o o o

Meningkatkan produktivitas kerja Mendayagunakan pegawai Mengembangkan kecakapan dan keterampilan pegawai Menin gkatkan tenaga kerja ahli pada unit-unit yang membutuhkan dalam perusahaan\ Mengisi jabatan-jabatan yang belum terisi dalam perusahaan

Alasan perlu adanya mutasi:


o o o o o o

Menempatkan pegawai/karyawan yang tepat pada jabatan tertentu Meningkatkan prestasi kerja Menanamkan rasa senang dalam melaksanakan tugas/bekerja Menimbulkan rasa puas dalam bekerja Meningkatkan ilmu pengetahuan dan kecakapan pegawai Menghilangkan rasa jenuh atau bosan dalam bekerja

3)

Promosi

Adalah: kenaikan jabatan yang lebih tinggi, baik kekuasaan maupun tanggungjawab seorang pegawai/karyawan dalam suatu struktur organisasi di perusahaan Tujuan diadakannya promosi:
o o o

Dapat meningkatkan semangat kerja Merupakan suatu penghargaan terhadap pegawai/karyawan yang cukup membanggakan Dapat menjamin stabilitas kepegawaian di dalam perusahaan

o o o o o

Menanamkan rasa kepuasan di dalam bekerja Meningkatkan produktivitas Menambah harga diri yang kuat pada waktu bekerja Dapat meningkatkan kegairahan didalam bekerja Adanya motivasi ke arah prestasi para pegawai/karyawan

Manfaat evaluasi SDM melalui promosi sbb:


o o o

Alat motivasi SDM Alat memperbaiki kesalahan pada waktu bekerja Alat untuk meningkatkan SDM dalam hal kecakapan, keterampilan, dan kemampuannya dalam bekerja

Mengelola proses produksi


Proses produksi adalah suatu kegiatan yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi (man, money, material, method) untuk menghasilkan suatu produk.

Karakterisitik proses produksi: =Dilihat dari proses produksi=

Produksi langsung, meliputi: o Produksi primer: produksi dari alam langsung, ex: perikanan, pertambangan, dsb. o Produksi sekunder: proses produksi yang memberikan nilai lebih dari barang yang sudah ada, ex: kayu untuk membangun rumah, jembatan,dsb. Produksi tidak langsung, yaitu; proses produksi yang hanya memberikan hasil dari keahlian atau produk dalam bentuk jasa, ex; kesehatan oleh dokter, perbaikan kendaraan oleh montir,dsb.

=Dilihat dari sifat proses produksi=


Proses ekstraktif, yaitu proses produksi dengan mengambil langsung dari alam Proses analitik, yaitu proses produksi yang berupa kegiatan memisahkan suatu barang menjadi bermacam-macam barang yang hampir menyerupai bentuk aslinya. Proses fabrikasi, yaitu proses mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk produk baru Proses sintetik, yaitu proses mengkombinasikan beberapa bahan ke dalam satu bentuk produk, atau sering disebut proses perakitan.

=Dilihat dari jangka waktu produksi=

Proses terus menerus, yaitu proses produksi yang menggunakan fasilitas-fasilitas produksi untuk mengahasilkan produk yang dilakukan secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh musim atau cuaca dan waktu. Sifat produknya beberapa jenis dan diproduksi dalam skala besar. Proses secara terputus-putus, yaitu proses produksi yang kegiatan produksinya berjalan tidak setiap saat, tetapi tergantung beberapa hal, misalkan produksi berdasarkan pesanan, prosukdi berdasarkan musim tertentu,dsb.

Sebelum melakukan kegiatan produksi, terlebih dahulu harus membuat rencana prosuk dan produksinya, terkait denngan persoalan mendasar yang harus dijawab, yaitu: 1) 2) 3) What, barang apa yang akan dihasilkan? How, bagaimana cara produksinya dan How much, berapa banyak yang akan dihasilkan

Perbedaan perencanaan produk dan perencanaan produksi: Aspek Perencanaan produk Perencanaan produksi
Rencana tentang apa dan berapa banyak yang akan diproduksi perusahaan untuk waktu/proses produksi tertentu. Jangka waktu biasanya untuk satu tahun berjalan, dan biasanya ada perubahan tiap bulan. Berguna antara lain untuk menyusun schedule produksi, menghitung kebutuhan bahan utama dan bahan penolong, dan upah tenaga kerja.

Sasaran Rencana tentang apa (what) dan berapa banyak (how much) yang dapat diproduksi perusahaan. Waktu Jangka waktu penggunaan bersifat jangka panjang.

Manfaat Berguna untuk menyusun layout pabrik, lingkungan kerja serta perekrutan tenaga kerja.

Sebelum menetapkan langkah-langkah perencanaan produksi, setiap perusahaan harus mempertimbnagkan hal-hal berikut:

Jumlah kebutuhan produksi per produk untuk jangka waktu tertentu Kebijakan persediaan terhadap jumlah persediaan bahan baku/penolong, bahan setengah jadi dan bahan jadi. Kebijakan kapasitas mesin/ kapasitas produksi. Tersedianya fasilitas produksi yang memadai. Tersedianya bahan baklu, bahan penolong dna tenaga kerja. Jumlah produksi yang ekonomis. Jadwal produksi dalam satu periode anggaran tertentu. Skala produksi dan karakteristik proses produksi. Dana lain-lain, termasuk dampak dari lamanya proses produksi.

Aspek produksi lain yang harus diperhatikan:


Lokasi produksi, yang paling efisien dan strategis baik bagi perusahaan/wirausaha dan konsumen/pelanggan Volume operasi, prediksi kebutuhan pasar akan produk yang dihasilkan. Mesin dan peralattan, yang sesuai dengan kemajuan teknologi produksi saat ini, dimana kapasitas produksi disesuaikan dengan luas produksi (tidak over kapasitas) Bahan baku dan bahan penolong dalam jumlah yang cukup. Tenaga kerja, seimbang dengan tingkat produksi.

Tata letak/layout, harus tepat sehingga mengurangi kesalahan selama proses produksi berlangsung.

Sistem pengendalian produksi:

Pengendalian proses produksi, menetapkan jenis dan jumlah produk yang akan diproduksi pada periode mendatang, teknik penyelesesaian proses produksi, waktu dimulainya proses produksi, dan waktu penyelesaian proses produksi. Pengendalian bahan baku, kecukupan bahan baku untuk kelancaran kegiatan proses produksi, tidak boleh kosong, sangat sedikit atau terlalu banyak. Pengendalian tenaga kerja, keseimbangan antara pekerja dengan kebutuhan proses produksi, baik dari segi jumlah, waktu kerja dan keahliannya. Pengendalian biaya produksi, dengan menggunakan acuan BEP dan biaya yang relevan, sehingga tidak ada over cost. Pengendalian kualitas produk, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Pengendalian pemeliharaan, mengacu pada sarana, prasaran dan fasilitas proses produksi yang baik dan teratur demi kelancaran proses produksi.

Pengendalian mutu produk Unsur-unsur yang harus tersedia dalam pengendalian mutu produk, yaitu petugas pengawas produk, alat-alat standar untuk mengukur mutu produk, tempat-tempat produk yang perlu diawasi dan batas penyimpanan produk. Tujuan pengendalian produk:

Pengawasan terhadap bahan-bahan yang masuk ke pabrik Pengawasan terhadap tingkat kegiatan proses produksi Pengawasan terhadap produk yang sudah selesai sebelum dipasarkan Tes-tes produk dari konsumen Penyelidikan sebab-sebab kesalahan yang timbul selama proses produksi

Mengelola keuangan
Hal-hal yang wajib dipertimbangkan dalam mengelola keuangan:

Membuat pembukuan yang teratur dan tertib, mencatat semua yang masuk dan keluar dengan rincian yang jelas tentang jumlah, asalnya, tujuannya, tanggalnya dan keterangan lainnya. Memeriksa keabsahan semua bukti pembayaran Memeriksa harta pribadi dan keuangan perusahaan Menentukan gaji para tenaga kerja, termasuk pemilik sendiri Membuat anggaran untuk tepat aspek keuangan dan membandingkan realisasinya Menggunakan jasa bank dengan sebaik-baiknya.

Pengelolaan keuangan yang baik dengan penyelenggaraan administrasi yang tertib, akan memberikan informasi:

Jumlah laba yang diperoleh Posisi harta, utang dan modal perusahaan

Kegiatan perusahaan seperti penjualan, pemasaran, utang, piutang, persediaan barang dagangan. Laporan pajak, laporan penghasilan,dsb.

Aspek-aspek pengelolaan keuangan: 1) Mengelola modal kerja

Modal kerja adalah dana yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan penghasilan langsung (current income) sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan pada suatu periode tertentu. 2) Mengelola piutang

Biasanya memberikan piutang jauh lebih mudah daripada penagihannya, oleh karena itu perusahaan harus pandai dalam membuat kebijakan agar piutang cepat terbayar. Misalnya, jika saat belum melunasi piutang-piutangnya maka pelanggan tidak dapat diberi piutang lagi. 3) Mengelola kas

Setiap perusahaan selalu membutuhkan uang tunai (kas) untuk menjalankan usahanya. Kas tersebut digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari seperti pembelian bahan baku, upah pegawai, pembayaran utang. Komponen-komponen yang perlu dipertimbangkan dalam pengelolaan keuangan:

Kebutuhan dana, yaitu keseluruhan kebutuhan dana yang harus dipenuhi guna mendukung kelancaran kegiatan usaha, misalkan dana untuk aktiva tetap, modal kerja, pembiayaan awal,dsb. Sumber dana, dari mana dana itu diperoleh juga harus diperhatikan. Hal ini untuk menjaga agar kondisi neraca tetap dalam keadaan sehat, yaitu perbandingan antara kewajiban dengan modal yang tidak terlalu jauh. Sumber dana dapat diperoleh dari sumber internal dan eksternal. Proyeksi neraca, perlu dperhatikan bagaimana kondisi keuangan perusahaan, hal ini untuk mengetahui kekayaan perusahaan dan kondisi keuuangan yang lain yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan usaha secara keseluruhan, misalnya kondisi saldo aktiva lancar, aktiva tetap, kewajiban jangka pendek, dan jangka panjang, kekayaan bersih dsb. Proyeksi laba rugi, sangat penting dalam memperkirakan kondisi laba rugi perusahaan pada masa yang akan datang. Kompenen dalam proyeksi ini meliputi proyeksi penjualan, proyeksi biaya, proyeksi keuntungan, dsb. Proyeksi arus kas, meliputi arus kas masuk, kondisi arus kas keluar dan kondisi arus kas masuk bersih dalam satu periode produksi atau usaha.

Langkah-langkah pengelolaan keuangan usaha:


1. Menetapkan tujuan pengelolaan keuangan usaha 2. Menetapkan tingkat dan target efisiensi usaha 3. Mengembangkan pengelolaan keuangan usaha secara menyeluruh untuk memberikan peta peluang usaha pada masa mendatang 4. Mengevaluasi fakta dan data angka keuangan usaha 5. Mengevaluasi strategi kemajuan dan pengembangan pengelolaan keuangan usaha

6. Memeriksa kebenaran pengelolaan keuangan usaha dan merevisi jika ada kesalahan dan peyimpangan 7. Mendokumenatasikan data-data dan fakta pengelolaan keuangan usaha

Mengelola administrasi
Merupakan kegiatan bersama yang terdapat disetiap perusahaan. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu dicatat harus ditelusuri semua kegiatan usaha, kemudian dikelompokkan menurut jenis kegiatannya.
Kategori pengelolaan administrasi Administrasi pengelolaan persediaan

1. 2. 3. 4.

Kartu barang Metode pengelolaan barang Buku inventaris pengelolaan barang Metode penyimpanan barang 5. Tempat penyimpanan barang 1. 2. 3. 4. Buku untuk mencatat transaksi harian Buku jurnal Buku besar Buku neraca (neraca saldo, lajur, dan perubahan modal 5. Laporan laba-rugi 1. Sistem pencatatan surat menyurat 2. Data kepegawaian 3. Peraturan perusahaan 4. AD/ART 1. Buku inventaris peralatan dan perlengkapan produksi 2. Buku pengelolaan, pengawasan, dan perawatan peralatan produksi 3. Buku laporan produksi umum

Administrasi pembukuan

Sistem pembukuan dan administrasi perkantoran

Sistem penunjang produksi

Administrasi pembukaan usaha

Sistem pembukuan ada dua metode: 1) System cash basis (dasar tunai)

Yaitu sistem pembukuan yang mendasarkan pada transaksi tunai dan kas untuk menentukan pengakuan pendapatan, beban, atau biaya. Penhasilan neto dihitung dari jumlah penerimaan kas dari penghasilan bruto dikurangi dengan jumlah pengeluaran kas untuk beban. Sistem akuntasi ini pembukuannya sangat sederhana dan banyak digunakan oleh para pengusaha kecil yang memiliki transaksi tidak terlalu banyak dan kompleks.

2)

System accrual basis (dasar himpun)

Yaitu sistem pembukuan yang mendasarkan pada pengakuan pendapatan dan beban atau biaya sesuai periode atau tahun, artinya untuk menentukan laba usaha dengan cara menghitung semua pendapatan pada periode tertentu dikurangi dengan semua beban atau biaya pada periode yang bersangkutan. Dalam sistem pembukuan ini semua prosedur dan teknik akuntansi dilaksanakan secara lengkap berdasarkan prinsip dan prosedur akuntansi.

Memasarkan produk
Pemasaran adalah serangkaian kegiatana manusia yang ditujukan untuk memperlancar serta menyempurnakan pertukaran (Philip Kotler) Pentingnya pemasaran produk:
1. 2. 3. 4. Menganalisis situasi lingkungan dan peluang pasar Menetapkan strategi pemasaran produk/jasa Mengembangkan sasaran pemasaran produk/jasa Menciptakan taktik/tindakan pelaksanaan pemasaran produk.

Tujuan pemasaran produk:


1. 2. 3. 4. Membawa kearah peningkatan koordinasi dalam pemasaran produk Menetapkan standar prestasi untuk mengukur hasil pemasaran produk Memberikan dasar yang logis untuk pengambilan keputusan dalam pemasaran produk. Meningkatkan kemampuan untuk menhadapi perubahan-perubahan dalam pemasaran produk. 5. Memberikan pendekatan yang teratur bagi usaha, a.l:
o o o o

Pengendalian di dalam usaha-usaha kegiatan pemasaran produk Menjamin keserasian antara bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan Menyelaraskan kegiatan pemasaran produk Menggunakan cara-cara berusaha dalam bidang pemasaran produk secara optimal.

Strategi pemasaran produk: Salah satu strategi pemasaran produk adalah marketing mix, yaitu kombinasi empat variabel yang terdiri dari produk, tempat, harga, promosi.

Strategi produk, mencakup masalah bentuk penawaran secara fisik, merk, pembungkus, garansi, dan servis setelah penjualan.

Dapat dilakukan dengan cara:


o o

Penetrasi pasar, strategi pemasaran untuk tetap bertahan pada produk semula, tetapi penjualannya diperbanyak Pengembangan produk, melakukan pembaharuan produk/memproduksi produk baru, akan tetapi dipasarkan pada pasar yang sama.

o o

Perluasan pasar, produk yang sama tetapi pasarnya diperluas. Diversifikasi, dengan cara membuat produk baru dan pasar baru.

Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport. Strategi harga, mencakup pertimbangan biaya,keuntungan, praktik persaingan, dan perubahan keinginan pasar. Strategi promosi, mencakup periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan publisitas.

Teknik pemasaran produk:


Pemasaran langsung, langsung dari produsen ke konsumen, ex; produk kerajinan rumah tangga dan produk home industri. Pemasaran tidak langsung, pemasaran melalui perantara, ex; agen, pedagang besar, pedagang kecil, pedagang eceran, baru ke tangan konsumen. Pemasaran semi langsung, hanya menggunakan satu perantara, yaitu menggunakan saluran pedagang eceran.

Ruang lingkup riset pemasaran: Riset pasar


1. 2. 3. 4. 5. 6. Mengukur potensi pasar Menganalisis pasar Menyelidiki karakteristik pasar Menganalisis besarnya penjualan Memperkirakan besarnya permintaan akan produk baru Penelitian potensi dari tiap-tiap daerah penjualan.

Riset barang
1. 2. 3. 4. 5. Meneliti barang-barang saingan Menyelidiki barang-barang yang ada Meneliti desain dan karakteristik pembungkusan Menyelidiki product mix Mengadakan penilaian dan pengujian pasar terhadap barang baru.

Riset penjualan
1. 2. 3. 4. 5. Penetapan dan kemungkinan perubahan daerah penjualan Penelitian metode-metode penjualan yang ada Membuat ramalan penjualan Menganalisis kegiatan para penjual beserta kompensasinya Meneliti saluran distribusi.

Riset ekonomi perusahaan


1. Melakukan peramalan jangka pendek dan jangka panjang 2. Menyelidiki perkembangan perusahaan 3. Menyelidiki kebijaksanaan gudang dan lokasi pabrik

4. Menyelidiki ekspor dan kegiatan internasional 5. Menyelidiki kegiatan karyawan perusahaan.

Pelaksanaan pemasaran produk: Pedagang eceran Ukuran penentuan keberhasilan wirausaha sebagai pengelola usaha di bidang pembuatan produk, yaitu produknya dapat dijual, laku, meningkatkan pemasaran, dan mendapatkan keuntungan. Usaha jasa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Menyebarkan pamflet untuk memberi informasi tentang jasa yang ditawarkan Memasang papan merk yang mencolok, menarik, dan dapat dibaca dari kejauhan. Memasang lampu yang terang dan berwarna-warni Melayani konsumen dengan menyenangkan Mengadakan demonstrasi dengan cara pembuatan bidang usaha jasa Memberi hadiah khusus bagi pembeli Mengirimkan kartu lebaran/tahun baru kepada para pelanggan yang diketahui alamatnya. Memberi potongan harga khusus bagi pelanggannya

Usaha pembuatan produk


1. Membuat produk yang berkualitas, bermanfaat,dan disenangi oleh pelanggan 2. Menentukan siapa saja, berapa jumlah dan dimana calon pembeli produk 3. Menyelidiki bagaimana perkembangan dan pergeseran selera/minat konsumen terhadap produk 4. Menyelidiki siapa dan berapa serta dimana pesaing dan calon pesaing, dan apa kelebihan dan kelemahan pesaing di usaha yang sama 5. Mengetahui kemampuan perusahaan, apakah mengikuti perkembangan teknologi atau tidak dan kemampuan karyawan dalam produksi 6. Mengetahui perkembangan proses pembuatan produk 7. Menyelidiki bagaimana pembungkusan produk selama ini, apaka sudah aman, menarik dan harganya relatif ringan. 8. Menyelidiki bagaimana kerja sama antara perusahaan dan penyalur selama ini, apakah lancar atau tidak.

Bentuk lain strategi pemasaran, a.l:

Metode pusat pengaruh, yaitu menggunakan orang yang berpengaruh seperti pejabat pemerintahan atau ketua organisasi profesi, yang menjadi pusat pengaruh yang dapat dimanfaatkan oleh wiraniaga dalam menjual produk dan jasa. Metode spotter (hubungan antar teman), yaitu menggunakan orang yang dikenal sebagai teman dan menjadikan mereka sebagai sumber informasi, meskipun bukan sebagai pusat pengaruh Metode mata rantai, merupakan petunjuk dari pembeli yang puas dengan produk atau jasa yang dibeli dari suatu perusahaan melalui pelayanan wiraniaga. Metode observasi, yaitu memperoleh prospek melalui observasi, misalnya dengan melakukan pengamatan pada surat kabar lokal.

Note:

atau bisa di download lewat link berikut: Menerapkan Fungsi Manajemen POAC

FUNGSI MANAJEMEN "POAC"


Terdapat banyak definisi dari manajemen menurut para ahli. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, aktualisasi, dan pengawasan kegiatan/ usaha secara sistematik dan efektif oleh para anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Secara sederhana, Manajemen merupakan suatu proses tindakan atau seni perencanaan, mengatur, pengarahan dan pengawasan yang dinamis yang menggerakan organisasi mencapai tujuannya. Secara umum, ada empat fungsi manajemen yang sering orang menyebutnya POAC, yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Dua fungsi yang pertama dikategorikan sebagai kegiatan mental sedangkan dua berikutnya dikategorikan sebagai kegiatan fisik. Suatu manajemen bisa dikatakan berhasil jika keempat fungsi di atas bisa dijalankan dengan baik. Kelemahan pada salah satu fungsi manajemen akan mempengaruhi manajemen secara keseluruhan dan mengakibatkan tidak tercapainya proses yang efektif dan efisien. 1. FUNGSI PERENCANAAN ( PLANNING ) Adalah proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan antara lain : Menetapkan pasar sasaran Merumuskan strategi untuk mencapai pasar sasaran tersebut Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan Menetapkan standar / indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan pasar sasaran Strategi dan taktik dalam fungsi perencanaan dapat ditentukan dengan menggunakan metode analisis SWOT. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang terlibat sebagai inputan untuk perancangan proses sehingga proses yang dirancang dapat berjalan optimal, efektif, dan efisien. Namun analisis SWOT bisa sangat subjective. Bisa saja terjadi 2 orang menganalisa 1 perusahaan yang sama menghasilkan SWOT yang berbeda. Dengan demikian, hasil analisa SWOT hanya boleh digunakan sebagai arahan dan bukan pemecahan masalah. Pembuat analisa harus sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan kelemahan internal. Kelemahan yang disembunyikan atau kekuatan yang tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan 2. FUNGSI PENGORGANISASIAN ( ORGANIZING ) Adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian antara lain :

Mengalokasikan sumber daya / sarana, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan. Adanya struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab, sehingga setiap pekerja akan bergerak dan bertindak sesuai dengan job description dan kewenangannya dan memiliki tanggung jawab dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah dilaksanakan. Kegiatan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja, hal ini sangatlah penting agar dapat menyegarkan dan menambah wawasan pekerja. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat atau dengan kata lain strategi yang telah ditetapkan harus dilaksanakan oleh pekerja yang dinilai mampu dan layak dan memiliki pengetahuan yang cukup di bidangnya. 3. FUNGSI PENGARAHAN DAN IMPLEMENTASI ( ACTUATING ) Adalah proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi. Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi antara lain : Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan dan menjelaskan kebijakan yang ditetapkan. 4. FUNGSI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN (CONTROLING ) Adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi. Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian antara lain : Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hal ini harus secara rutin dilakukan supaya terlihat pada point mana target yang telah tercapai dan target yang belum tercapai sehingga dapat diambil langkah penyelesaian. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan. Langkah ini harus selalu dilakukan agar setiap kesalahan yang ada dapat segera diperbaiki. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.

Fungsi Manajemen (POAC)


Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), Menggerakan (Actuating ) dan pengendalian (Controlling). yang biasa disingkat dengan POAC. Perencanaan (Planning) Salah satu fungsi manajemen yang paling penting adalah perencanaan, planning atau perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi program prosedur metode sistem anggaran dan standar yg dibutuhkan utk mencapai tujuan. Menurut Stoner, Planning adalah proses menetapkan sasaran/tujuan dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi. Proses menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk

mewujudkan

target

dan

tujuan

organisasi.

Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian atau organizing berarti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa. Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugastugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengarahan (Actuating ) Pengarahan atau Actuating adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja denagn seidirinya atau penuh kesadaran secara brsama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif, fungsi pengarahan adalah bagaimana membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yg diinginkan dan harus mereka lakukan. Pengendalian (Controlling) Pengendalian merupakan tindakan seorang manajer untuk menilai dan mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. POAC merupakan sebuah proses. Sedangkan POSDCORBE adalah sebuah fungsi. Karena POAC sebuah proses, maka di dalam organisasi keberadaan POAC akan selalu berputar dan tidak akan pernah berhenti. Proses adalah serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu. Misalnya, membuat keuntungan atau menyediakan layanan. Untuk mencapai tujuan, manajer menggunakan sumber daya dan melaksanakan empat fungsi manajerial utama, yaitu POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). POAC diterapkan dalam setiap organisasi di seluruh dunia guna mempertahankan kelanjutan organisasi. POAC adalah dasar manajemen untuk organisasi manajerial. Terdapat beberapa konsep proses manajemen, misalnya saja PDCE (Plan, Do, Check, Evaluate), dan PDCA (Plan, Do, Check, Action). Namun, konsep POAC lebih banyak digunakan dan diterapkan karena lebih sesuai untuk setiap tingkat manajemen. Pengertian tiap Fungsi POAC Fungsi POAC sendiri dalam suatu organisasi adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi dalam pencapaian tujuannya. Berikut adalah pemaparan singkat tentang tiap bagian dari POAC, yang mana akan dibahas lebih dalam di bab lain: A. Planning

Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi segala sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer memperhatikan masa depan, mengatakan Ini adalah apa yang ingin kita capai dan bagaimana kita akan melakukannya. Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting karena banyak berperan dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain. Contohnya, setiap manajer harus membuat rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian organisasi.

Kesuksesan organisasi adalah mencapai tujuan yang telah disusun oleh manajer pada periode awal membentuk organisasi. Planning adalah sebuah proses di mana seorang manajer memutuskan tujuan, menetapkan aksi untuk mencapai tujuan (strategi) itu, mengalokasikan tanggung jawab unutk menjalankan strategi kepada orang tertentu, dan mengukur keberhasilan dengan membandingkan tujuan. Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang perencanaan terlebih dahulu mengenal perbedaan visi, misi, nilai dasar, dan tujuan. Misi, visi, nilai dasar dan tujuan adalah titik awal dari perencanaan strategi. Keempat hal ini mengatur konteks landasan dari suatu proses dan untuk menjalankan sesuatu serta unit perencana yang tertanam dalam suatu organisasi. Perbedaan misi menggambarkan tujuan dari suatu organisasi sedangkan visi menggambarkan keinginan untuk masa depan, seringkali digambarkan dengan jelas, menggugah, singkat oleh manajemer suatu organisasi. Nilai dasar menyatakan secara filosofis komitmen yang diprioritaskan oleh manajer, sedangkan tujuan adalah keinginan masa depan dari suatu organisasi yang di usahakan untuk di wujudkan. Empat karakteristik tujuan : 1. Tepat dan terukur. Tujuan yang terukur dapat memberikan seorang manajer standar pembanding terhadap hasil yang telah dilaksanakan. 2. Menyebutkan issue yang penting. Untuk membangun manajer harus memilih beberapa tujuan major untuk menaksir kinerja organisasi. 3. Menantang tetapi realis. Memberikan sebuah tantangan tersendiri bagi semua karyawan, anggota organisasi untuk mengiprovisasi kinerja dalam organisasi. jika tujuan tidak realis atau terlalu mudah akan membuat putus asa dan bosan pada diri karyawan atau anggota organisasi. 4. Menetapkan dalam periode waktu tertentu yang seharusnya dapat dicapai. Tenggat waktu dapat menyuntikkan rasa urgensi dalam pencapaian tujuan dan bertindak sebagai motivator. Namun, tidak semua tujuan memerlukan kendala waktu. B. Organizing

Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa tugas. Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke departemen atau beberapa subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk memastikan bahwa sumber daya manusia diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Memekerjakan orang untuk pekerjaan merupakan aktifitas kepegawaian yang khas. Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi yang terpisah dari organizing. Organizing, atau dalam bahasa Indonesia pengorganisasian merupakan proses menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

Definisi sederhana dari pengorganisasian ialah seluruh proses pengelompokan orang, alat, tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pengorganisasian adalah penentuan pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas dan membagi pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan berbagai departemen serta penentuan hubungan. Tujuan pengorganisasian ini adalah untuk menetapkan peran serta struktur dimana karyawan dapat mengetahui apa tugas dan tujuan mereka. Prinsip Pengorganisasian Proses pengorganisasian dapat dilakukan secara efisien jika manajer memiliki pedoman tertentu sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan dapat bertindak. Untuk mengatur secara efektif, prinsip-prinsip organisasi berikut dapat digunakan oleh seorang manajer. a. Prinsip Spesialisasi Menurut prinsip, pekerjaan seluruh perhatian harus dibagi di antara bawahan atas dasar kualifikasi, kemampuan dan keterampilan. Ini adalah melalui pembagian kerja dapat dicapai yang menghasilkan organisasi yang efektif. Pembagian kerja adalah pemecahan tugas kompleks menjadi komponen-komponennya sehingga setiap orang bertanggung jawab untuk beberapa aktivitas terbatas bukannya tugas secara keseluruhan. b. Prinsip Definisi Fungsional Menurut prinsip ini, semua fungsi dalam kekhawatiran harus benar dan jelas kepada manajer dan bawahan. Hal ini dapat dilakukan dengan jelas mendefinisikan tugas-tugas, tanggung jawab, wewenang dan hubungan orang terhadap satu sama lain. c. Prinsip Rentang Pengendalian atau Pengawasan

Menurut prinsip ini, rentang kendali adalah rentang pengawasan yang menggambarkan jumlah karyawan yang dapat ditangani dan dikontrol secara efektif oleh seorang manajer tunggal. Menurut prinsip ini, seorang manajer harus dapat menangani jumlah karyawan yang dibawahinya. Keputusan ini dapat diambil dengan memilih baik rentang lebar atau sempit froma. Ada dua jenis rentang kendali: 1) Rentang kendali yang luas adalah salah satu di mana seorang manajer dapat mengawasi dan mengendalikan secara efektif sebuah kelompok besar orang pada satu waktu. 2) Rentang kendali yang sempit rentang ini, pekerjaan dan wewenang dibagi antara banyak bawahan dan manajer tidak mengawasi dan mengendalikan kelompok yang sangat besar dari orang di bawah dia. Manajer sesuai dengan rentang yang sempit mengawasi sejumlah karyawan yang dipilih pada satu waktu. 3) Prinsip Rantai Skalar

Rantai skalar adalah rantai komando atau otoritas yang mengalir dari atas ke bawah. Otoritas dan tanggung jawab harus berjalan dalam garis yang tegas dan tidak terputus dari eksekutif tertinggi sampai yang paling rendah. Sebuah rantai skalar memfasilitasi alur kerja di sebuah organisasi yang membantu dalam pencapaian hasil yang efektif. Sebagai otoritas mengalir

dari atas ke bawah, hal itu akan menjelaskan posisi kewenangan untuk manajer di semua tingkatan dan yang memfasilitasi organisasi yang efektif. d. Prinsip Kesatuan Perintah

Ini menyiratkan satu bawahan-satu hubungan yang superior. Setiap bawahan bertanggung jawab kepada satu manajer. Hal ini membantu dalam menghindari kesenjangan komunikasi dan kesimpangan tanggung jawab. Jika atasan yang lebih tinggi ingin memberikan perintah atau hal-hal lain kepada para bawahan yang berada beberapa tangga di bawah dalam hierarki organisasi, seyogianya hal itu dilakukan melalui atasan langsung orang yang bersangkutan. Paling tidak dengan sepengetahuan atasan langsung tersebut. C. Actuating

Actuating adalah peran manajer untuk mengarahkan pekerja yang sesuai dengan tujuan organisasi. Actuating adalah implementasi rencana, berbeda dari planning dan organizing. Actuating membuat urutan rencana menjadi tindakan dalam dunia organisasi. Sehingga tanpa tindakan nyata, rencana akan menjadi imajinasi atau impian yang tidak pernah menjadi kenyataan. Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan organisasi dengan berbagai arahan dengan memotivasi setiap karyawan untuk melaksanakan kegiatan dalam organisasi, yang sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawab. Jadi, actuating bertujuan untuk menggerakkan orang agar mau bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara bersama- sama untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan (leadership) yang baik. Leadership dan Actuating Actuating jelas membutuhkan adanya kematangan pribadi dan pemahaman terhadap karakter manusia yang memiliki kecenderungan berbeda dan sifatnya dinamis. Maka dari itu, fungsi actuating ternyata jauh lebih rumit dari kelihatannya, karena harus melibatkan fungsi dari leadership. Premis yang terkenal pernah diungkapkan oleh Doghlas McGregor, bahwa seorang karyawan selalu diasumsikan negatif dan positif. Di dalam proses actuating ini, keberadaan leadership adalah sebagai pendukung. Karena actuating sendiri memiliki tujuan sebagai penggerak, yang nantinya akan bertujuan mengefektifkan dan mengefisienkan kerja dalam organisasi. Prinsip Actuating a. Pelaksanaan dan Penugasan Langkah lanjutan dari penetapan program kerja pengawasan adalah pelaksanaan pengawasan dalam bentuk pemberian tugas. Tujuan utama penugasan adalah untuk mencapai keseimbangan antara beberapa faktor: persyaratan dan kualifikasi personal, keseimbangan untuk pengembangan profesi, dan lain-lain.

b. Pengawasan Pengelolaan Dana. Pengelolaan terhadap dana atau anggaran yang digunakan oleh organisasi penting dilakukan agar dana tidak disia-siakan. c. Penyediaan dan Pemanfaatan Sarana Pengawasan. Pengawasan juga membutuhkan saran dan alat untuk melakukan pengawasan, misalnya teknologi yang digunakan untuk memantau kerja anggota organisasi atau pekerja. d. Dokumentasi Pengawasan. Hal ini diperlukan unutuk mendapatkan bukti yang nyata bila terjadi pelanggaran, kesalahan dalam melakukan aktivitas di dalam organisasi. e. Supervisi Audit. D. Controlling

Controlling, memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana. Hal ini membandingkan antara kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang signifikan antara kinerja aktual dan yang diharapkan, manajer harus mengambil tindakan yang sifatnya mengoreksi. Misalnya meningkatkan periklanan untuk meningkatkan penjualan. Fungsi dari controlling adalah menentukan apakah rencana awal perlu direvisi, melihat hasil dari kinerja selama ini. Jika dirasa butuh ada perubahan, maka seorang manajer akan kembali pada proses planning. Di mana ia akan merencanakan sesuatu yang baru, berdasarkan hasil dari controlling. Proses dalam Controlling Dalam controlling ada beberapa proses dan tahapan, yaitu pengawasan. Proses pengawasan dilakukan secara bertahap dan sistematis melalui langkah sebagai berikut: 1. Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian. 2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai. 3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan jika ada. 4. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana. 5. Meninjau dan menganalisis ulang rencana, apakah sudah realistis atau tidak. Jika ternyata belum realistis maka perlu diperbaiki.

Implementasi fungsi Manajemen (POAC) dalam diri pribadi sebagai seorang Mahasiswa

Implementasi fungsi Manajemen (POAC) dalam diri pribadi sebagai seorang Mahasiswa

Berbagai fungsi Manajemen dikemukakan para ahli dengan persamaan dan perbedaan. Untuk memperjelas pendapat para ahli, masing-masing fungsi manajemen tersebut sebagai berikut : 1. Louis Allen (POLC) Planning (Merencanakan) *Organizing (Menyusun) Leading (Memimpin)* Controlling (Mengawasi/meneliti)* 2. Harold Koontz and Cyril ODonnell (POSDLC) Planning (Perencanaan)* Organizing (Pengorganisasian)* Staffing (Penyusunan Pegawai)* Directing (Pengarahan)* Leading (Memimpin)* Controlling (Pengendalian)* 3. Luther Gulick (POSDiCoRB) *Planning (Perencanaan) Organizing (Pengorganisasian)* Staffing (Penyusunan Pegawai)* Directing (Pengarahan)* Coordinating (Pengkoordinasian)* Reporting (Pembuatan laporan)* Budgeting (Penganggaran)* 4. George R. Terry (POAC) Planning (Perencanaan)* Organizing (Pengorganisasian)* Actuating (Pelaksanaan)* Controlling (Pengendalian)* Dari beberapa pendapat para penulis di atas dapat dikombinasikan, fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut: Planning termasuk Budgeting perencanaan adalah penentu an serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diingin-kan. fungsi perencanaan sudah termasuk didalamnya penetapan budget. Oleh karenanya lebih tepat bila perencanaan atau planning dirumuskan sebagai penetapan tujuan, policy, prosedur, budget, dan program dari suatu organisasi. Jadi dengan fungsi planning termasuk budgeting yang dimaksudkan fungsi manajemen dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi, menetapkan peraturan-peraturan dan pedoman-pedoman pelaksanaan yang harus dituruti, dan menetap-kan ikhtisar biaya yang diperlukan dan pemasukan uang yang diharapkan akan diperoleh dari rangkaian tindakan yang akan dilakukan. Organizing Dengan Organizing dimaksud mengelompokan kegiatan yang diperlukan, yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut. Organisasi atau pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang,

serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Staffing atau Assembling resources Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga petugas memberi daya guna maksimal kepada organisasi. Organizing dan Staffing merupakan dua fungsi manajemen yang sangat erat hubungannya. Organizing yaitu berupa penyusunan wadah legal untuk menampung berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan pada suatu organisasi, sedangkan staffing berhubungan dengan penerapan orang-orang yang akan memangku masing-masing jabatan yang ada dalam organisasi tersebut. Leading Istilah leading, yang merupakan salah satu fungsi manajemen sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi lima macam kegiatan, yakni 1) mengambil keputusan, 2) mengadakan komunikasi, 3) memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak, 4) memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta 5) memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Controlling Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud mencapai tujuan yang sudah yang sudah digariskan semula. Directing atau Commanding Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benarbenar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. Directing atau Commanding merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi bukan saja agar pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasikan kegiatan berbagai unsur organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian di dalam prakteknya pendapat George R Terry lebih banyak dijadikan acuan, hal itu dikarenakan fungsi2 dasar manajemen yang dikemukakan para ahli lainnya sudah tercakup didalam keempat fungsi dasar manajemen yang dikemukakan oleh George R terry. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/implementasi-fungsi-manajemen-poac-dalamdiri-pribadi-sebagai-seorang-mahasiswa/

Diperlukan Sinergi Antar Fungsi Dalam Manajemen Pemerintahan


Wednesday, 28 July 2010 04:14

adminpol Hits: 3088


Penerapan fungsi-fungsi manajememen yang terdiri dari planning, organizing, actuating, and controlling atau POAC sangat diperlukan dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Fungsi pengawasan yang merupakan salah satu bagian dari POAC perlu diperkuat dan ditata dengan baik guna mendukung berjalannya fungsi-fungsi yang lain. Dalam arsitektur pengawasan nasional, penataan fungsi pengawasan dapat dilakukan melalui reformasi atas sistem pengawasan nasional yang sedang berjalan saat ini. Guna mendukung reformasi tersebut, sinergi antar Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sangat diperlukan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala BPKP, Mardiasmo dalam seminar dengan tema Membangun Sinergitas Arsitektur Pengawasan Nasional yang Efektif Dalam Rangka Indonesian Good Governance di Jakarta, hari Selasa (21/9). Lebih lanjut, Mardiasmo menyatakan ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam membangun arsitektur pengawasan nasional yakni pertama, reformasi sistem pengawasan nasional merupakan bagian dari reformasi administrasi pengelolaan keuangan negara dan harus didukung dengan semangat reformasi birokrasi. Kedua, perlu dibangun keselarasan dalam arsitektur POAC dan sinergi antar APIP. Ketiga, dilakukan penataan kelembagaan APIP agar memiliki mandat yang kuat dan jelas dalam melaksanakan perannya. Terkait peran APIP, Inspektur Bappenas, Bagus Rumbogo yang juga berbicara sebagai nara sumber seminar menegaskan peran APIP perlu diperkuat dalam mengawal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL) guna tercapainya RPJMN. Untuk menjalankan peran tersebut, APIP tidak hanya menjalankan audit keuangan namun juga audit perencanaan dan audit risiko. Dalam hal ini, APIP harus terus meningkatkan kualitas hasil auditnya dengan mengembangkan langkah-langkah kegiatan pengawasan sejak tahap perencanaan dan penilaian risiko terutama terkait dengan pos-pos program dan kegiatan anggaran yang strategis, berskala besar, dan berdampak luas bagi masyarakat. Sementara itu, Sutono dari Setwapres menyoroti kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam sistem pengawasan nasional yang kini sedang berjalan, di antaranya kedudukan lembaga pengawasan yang belum didukung oleh landasan hukum yang kuat dan masih adanya tumpang tindih pengawasan yang dilakukan APIP. Menurut Sutono, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam membangun manajemen pengawasan yang efektif, yakni meletakkan lembaga pemerintahan pemegang fungsi POAC dalam tataran yang sama di kabinet, sinkronisasi tugas antar APIP, peningkatan kapasitas sumber daya manusia pengawasan, dan peningkatan kesejahteraan pegawai. Melengkapi pernyataan nara sumber lain, Sekretaris Utama BPKP, Kuswono Soeseno, menekankan pentingnya pengendalian manajemen pembangunan dalam mewujudkan good governance. Menurutnya, masih terdapat beberapa masalah menyangkut manajemen pembangunan nasional saat ini, di antaranya koordinasi dan sinkronisasi antar instansi

pemerintah berikut program-program pembangunan belum berjalan efektif dan masih adanya birokrasi yang belum mendukung efektivitas manajemen pemerintahan serta pembangunan. Namun, tambah Kuswono, ada beberapa solusi yang dapat dilakukan guna mengatasi hal tersebut yakni penyusunan skala prioritas dalam perencanaan pembangunan, sinkronisasi dan sinergitas program pusat dan daerah, serta meletakkan PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebagai pondasi pelaksanaan reformasi birokrasi. Hal lain disampaikan oleh Peni Lukito dari Kedeputian Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Bappenas, bahwa sistem monitoring dan evaluasi sangat diperlukan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pelaksanaan pembangunan nasional. Di samping itu, informasi dari hasil monitoring dan evaluasi juga memberi manfaat sebagai bahan pengambilan keputusan dalam kebijakan pembangunan dan menunjukkan akuntabilitas dan transparansi jalannya proses pembangunan. Acara seminar dihadiri oleh Inspektur Jenderal Kementerian, Inspektur Utama Lembaga Non Kementerian, dan Inspektur di Provinsi/Kabupaten/Kota. Tampil sebagai moderator seminar tersebut, Tina Talisa, presenter salah satu stasiun televisi swasta nasional. Sumber : http://www.bpkp.go.id/viewberita.php?aksi=view&start=30&id=5279

Next > MANAJEMEN KOPERASI TENTANG POAC (PLANNING, ORGANIZING, ACTUATING AND CONTROLLING) Menurut The Contemporary Bussiness Dictionary, manajemen mempunyai dua makna, yaitu pertama, proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan perusahaan untuk mencapai sasaran tertentu; kedua, para pemimpin perusahaan. A. Fungsi-Fungsi Manajemen Koperasi Dari literatur dapat dibaca pengertian tentang manajemen yang satu berbeda dengan yang lain, namun intinya sama. Pada hakikatnya manajemen dapat disimpulkan sebagai suatu rangkaian tindakan sistematik untuk mengendalikan dan memanfaatka segala faktor sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Maka ada dua unsur utama yang terdapat dalam pengertian manajemen, yaitu unsur pengendalian dan unsur pemanfaatan sumber daya. Fungsi-fungsi manajemen menurut George R. Terry (1964) adalah sebagai : 1. Perencanaan (planning) 2. Pengorganisasian (organizing) 3. Pelaksanaan (actuating) 4. Pengawasan (controlling). Keempat fungsi manajemen tersebut dirinci dan dijabarkan guna dilaksanakan dalam perangkat organisasi koperasi. 1. Perencanaan (Planning) Fungsi ini mengidentifikasikan bahwa dalam pengelolaan perlu ada perencanaan yang cermat untuk dapat mencapai target yang ditentukan, baik untuk jangka panjang maupun pendek yang pembuatan program-program kegiatan-kegiatan serta saranasarana yang diperlukan untuk keterkaitannya dengan pihak ketiga.

Selain program-program tersebut juga perencanaan dalam pemasaran, keuangan, sumber daya manusia atau recuitment dalam menghadapi persainganpersaingan. Khusus bagi badan usaha koperasi, yang berbeda dengan bentuk badan usaha non-koperasi, perlu perencanaa yang dikaitkan dengan kedudukan para anggotanya, misanya bagi jenis-jenis koperasi pemasok (supply cooperatives) dan koperasi penyalur (marketing cooperatives). Para anggota jenis koperasi tersebut mempunyai wewenang untuk ikut menentukan patokan harga yang akan ditetapkan badan koperasi tersebut, sehingga perlu dipertimbangkan alternatif-alternatif harga patokan koperasi. Pertanyaan: 1. Uraikan faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam unsur perencanaan! 2. Apa yang harus dilakukan oleh seorang manajer dalam sebuah koperasi sebelum merencanakan sebuah kegiatan/ organisasi? 2. Pengorganisasian (Organizing) Fungsi ini mengfokuskan pada cara agar target-target yang dicanangkan dapat dilaksanakan, yaitu dengan menggunakan wadah/perangkat organisasi, yang intinya adalah : - Membentuk suatu sistem kerja terpadu yang terdiri atas berbagai lapisan atau kelompok dan jenis tugas/pekerjaan yang diperlukan, - Memperhatikan rentang kendali (span of control), - Terjaminnya sinkronisasi dari tiap bagian atau kelompok lapisan kerja guna mencapai sasaran yang ditetapkan. Khusus bagi koperasi perlu pemikiran status dan batas-batas kewenangan dan hak para anggota koperasi, yaitu adanya lembaga-lembaga rapat anggota, pengurus, dan pengawas. Ketiga lembaga tersebut merupakan tripartite dalam organisasi koperasi, dimana satu dengan yang lain pelaksanaannya terpisah, namun ketiga-tiganya perlu dibina sebagai satu keutuhan. Pertanyaan: 1. Uraikan faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam unsur pengorganisasian! 2. Apa tujuan dibuatnya sebuah organisasi bagi sebuah koperasi untuk kepentingan para anggotanya? 3. Pelaksanaan (Actuating) Suatu gagasan atau konsep, meskipun telah tersedia wadah yang berupa organisasi dengan uraianuraian tugas dan hirarkinya belum akan berjalan aktif tanpa dicetuskan/mengenai pelaksanaan dari tugas-tugas dalam organisasi tersebut Terry (1964) menyebutkan actuating means move to action. Karena itu untuk menggerakkan agar organisasi tersebut bisa berjalan dengan baik diperlukan pedoman-pedoman, instruksi-instruksi, ketetapan-ketetapan. Hal-hal tersebut harus dijabarkan dalam organisasi, yang mengatur ketetapan-ketetapan, instruksi-instruksi, pedoman-pedoman menjadi kewajiban lapisan-lapisan hierarchie dari atas sampai ketingkat pelaksana di lapangan/bawah. Rapat anggota sebagai lapisan teratas akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan koperasi yang harus dilaksanakan pengurus dan pada gilirannya pengurus selaku pelaksana tertinggi akan mengeluarakan pedoman-pedoman, instruksi-instruksi kepada lapisan-lapisan kebawahnya, dan seterusnya. Demikian pula rapat anggota menerbitkan kewenangan bagi pengawas untuk mengadakan pantauan (monitoring) seberapa jauh kebijakan-kebijakan dilaksanakan pengurus. Bagaimanapun baiknya penugasan kepada lapisan bawahan, jika tanpa koordinasi antar kelompok/jenis tugas, maka hasilnya tidak akan memenuhi harapan. Lengkapnya pelaksanaan tugastugas harus ada koordinasi yang rapi, sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran tugas atau tumpangtindih pekerjaan-pekerjaan. Ini semua harus dijabarkan dalam pelaksanaan berorganisasi. Karena itu pada tingkat pelaksana atau kelompok pelaksana harus ada seorang atau perangkat tertentu yang mengadakan koordinasi. Hal tersebut akan terlihat dalam bagan organisasi, dimana ditentukan

lapisan-lapisan koordinasi dari pelaksana. Secara bertingkat koordinasi diperlukan dari level/lapisan pelaksana paling bawah ampai yang tertinggi. Pertanyaan: 1. Uraikan faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam unsur prosedur pelaksanaan! 2. Bagaimana sikap seorang manajer/ pengurus untuk dapat menerapkan prosedur pelaksanaan dari masing-masing jabatan sehingga menciptakan suatu kinerja yang baik dan sesuai dengan tujuan organisasi? 4. Pengawasan (Controlling) Untuk meyakinkan para pemilik perusahaan, dalam hal ini para anggota koperasi, maka rapat anggota perlu membentuk suatu badan diluar pengurus yang bertugas memantau atau meneliti tentang pelaksanaan kebijakan yang ditugaskan kepada pengurus. Badan tersebut adalah pengawas. Prinsip controling ini harus dijabarkan dalam organisasi koperasi. Selain controling tersebut dilakukan oleh pengawas, pengurus wajib mencipkatan suatu sistem pengendali atau biasa disebut build in control. Sistem kerja yang mengandung build in control perlu dijabarkan dalam organisasi, yang intinya adalah mengadakan pemisahan tiga fungsi yaitu : - Fungsi otoritas atas suatu aset, - Fungsi penyimpanan aset, - Fungsi administrasi aset. Dengan kata lain ketiga fungsi tersebut terpisah satu sama lain, tidak dalam satu tangan, tapi ketigatiganya merupakan suatu rangkaian yang saling terkait. Contoh: dalam pengelolaan keuangan. Kasir harus terpisah dengan petugas adminitrasi/pembukuan, dan petugas yang memberikan otoritas pengeluaran/penerimaan uang; demikian pula dalam pengurusan pergudangan dan inventaris lainnya. Ini semua guna menjamin agar pelaksanaan dalam organisasi bisa tertib dan teratur. 1. Mengapa unsur pengendalian (controlling) merupakan fungsi pengendalian yang penting dalam suatu organisasi terutama pada koperasi? 2. Apa tujuan utama dari sistem pengendalian/ pengawasan (controlling) bagi sebuah koperasi? (Berbagai Referensi, disusun kembali oleh aan)

Menerapkan Fungsi Manajemen POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) Dalam Aspek Perusahaan

Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata manage yang artinya mengatur, mengurus atau mengelola. Manajemen dapat diartikan sebagai: Manajemen sebagai suatu proses Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen Menajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (science) Menurut George Robert Terry: manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan kegiatan orang lain yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengendalian (controlling). Tujuan manajemen:

Untuk mencapai keteraturan, kelancaran, dan kesinambungan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk mencapai efisiensi, yaitu suatu perbandingan terbaik antara input dan output. Manajemen dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan:

Ket: Semakin tinggi jabatan seseorang, maka jumlah akan semakin sedikit, sedangkan tugas dan tanggung jawabnya akan semakin besar. Sedangkan semakin rendah jabatan seseorang, maka jumlah pemegang jabatan tersebut akan semakin banyak dan tanggung jawabnya semakin kecil.

Fungsi Manajemen:
Perencanaan (planning)
Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. 4 (empat) tingkat kemampuan dasar dalam kegiatan perencanaan: Insight: kemampuan untuk menghimpun fakta dengan jalan mengadakan penyelidikan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang direncanakan. Forsight: kemampuan untuk memproyeksikan atau menggambarkan jalan atau cara-cara yang akan ditempuh, memperkirakan keadaan-keadaan yang mungkin timbul sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan. Studi eksploratif: kemampuan untuk melihat segala sesuau secara keseluruhan, sehingga diperoleh gambaran secara integral dari kondisi yang ada. Doorsight: kemampuan untuk mengetahui segala cara yang dapat menyamarkan pandangan, sehingga memungkinkan untuk dapat mengambil keputusan. Planning jangka panjang memiliki 2 karakteristik utama, yaitu: Tujuan dan sasaran: merupakan dasar bagi strategi perusahaan Peramalan (forecasting) jangka panjang: langkah awal sebelum membuat perencanaan

Pengorganisasian (organizing)

Merupakan suatu tindakan atau kegiatan menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama, baik untuk tujuan pribadi atau tujuan kelompok dan organisasi. Dalam pengorganisasian dikenal istilah KISS (koordinasi, integrasi, simplifikasi, dan sinkronisasi) dalam rangka menciptakan keharmonisan dalam kegiatan organisasi.

Pelaksanaan atau penerapan (actuating)


Merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan.

Pengawasan (controlling)
Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan, apakah semua kegiatan tersebut memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan berhasil guna.

Penerapan Fungsi Manajemen dalam Aspek Perusahaan


Pengelolaan fasilitas dan bahan baku
Fasilitas kantor maupun fasilitas produksi sangat diperlukan perusahaan untuk menunjang keberhasilan usaha. Kelengkapan fasilitas yang diperlukan perusahaann haruslah dapat menghemat biaya dan menambah efisiensi dalam menyelesaikan pekerjaan. Fasilitas haruslah dipelihara, karena: Akan memperpanjang umur ekonomis fasilitas tersebut Proses dapat berjalan lancar karena jarang terjadi kemacetan mesin Menghindarkan kemungkinan kerusakan berat/total dari fasilitas produksinya Kualitas produk dapat dipertahankan karena proses produksi selalu terkendali Dapat menekan biaya pemeliharaan fasilitas Aliran bahan baku dapat berjalan normal, maka biaya penyimpanan juga dapat ditekan. Perbekalan produksi meliputi semua barang dan bahan-bahan baku yang dimiliki perusahaan dan digunakan proses produksi. Bahan adalah unsur yang melekat dan secara langsung terlibat pada produk yang bersangkutan. Bahan dapat dibedakan atas dua: bahan baku dan bahan pembantu. Bahan baku: bahan utama yang diproses atau diolah menjadi produksi jadi Bahan baku yang dibutuhkan: Bahan baku untuk proses produksi Bahan baku setengah jadi Bahan pembantu: bahan yang ditambahkan dan sifatnya hanya untuk melengkapi. Bahan pembantu yang dibutuhkan: Bahan pembantu untuk proses produksi Bahan pengemas produk Tujuan pengendalian persediaan adalah:

Menjaga agar barang dagangan jangan sampai kekurangan Menjaga agar perusahaan jangan sampai menghentikan kegiatan usahanya Menjaga agar perusahaan jangan sampai mengecewakan langganannya Mengatur jangan sampai jumlah pengadaan barang dagangan kekurangan atau kelebihan Kerugian jika persediaan bahan baku terlalu besar:

Besarnya biaya penyimpanan yang ditanggung perusahaan Besarnya dana investasi yangb terserap pada persediaan bahan baku dapat menghambat alokasi dana investasi di bidang lain. Resiko kerusakan lebih tinggi yang dapat merugikan perusahaan yang bersangkutan bahan baku Kerugian bila penurunan harga bahan baku di pasaran Kelemahan jika persediaan bahan baku terlalu sedikit:

Kebutuhan proses produksi sering kurang Menghambat kelancaran proses produksi dan mengakibatkan ketidakstabilan kualitas dan kuantitas produk Frekuensi pembelian bahan baku sangat tinggi justru memboroskan dana pengadaannya. Jarang mendapatkan diskon pembelian karena jumlah pembelian selalu kecil Untuk memperlancar pengadaan bahan baku yang ideal, wirausahawan dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: Membuat daftar jenis-jenis bahan baku yang dibutuhkan, persyaratannya, dan jumlahnya Membuat jadwal, kapan bahan baku itu dibutuhkan oleh perusahaan. Mencari bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dengan cara penawaran umum Melaksanakan pembelian bahan baku sesuai jadwal dan program perusahaan Melaksanakan penyimpanan bahan baku di dalam gudang milik perusahaan Menempatkan tenaga pelaksana proses produksi Menempatkan tenaga pengawas yang bertangggung jawab terhadap terlaksananya proses produksi yang sesuai dengan program perusahaan. Barang dagang dipajang dalam bentuk window display, interior display, dan eksterior display Metode penilalaian persediaan bahan baku di toko/perusahaan 1) Metode FIFO (first in first out) Bahan baku yang lebih dulu ada dalam persediaan akan lebih dahulu digunakan dalam proses produksi secara urut. Apabila sejumlah unit bahan dengan harga beli tertentu sudah habis digunakan atau dijual, maka penggunaan/penjualan bahan berikutnya harganya akan didasarkan pada harga beli berikutnya. 2) Metode LIFO (last in first out) Bahan yang terakhir dalam persediaan, justru akan lebih dahulu digunakan dalam proses produksi/lebih dahulu dikeluarkan. Mendeteksi barang dagangan:

Buku pembelian: buku pembelian tunai, pembelian kredit, dan buku persediaan barang Buku penjualan: buku penjualan tunai dan kredit Perlengkapan lainnya: buku voucher untuk mencatat pembayaran hutang, faktur penjualan dan nota, materai, kuitansi, dan surat jalan/pengantar barang Keamanan barang: a) check point/label elektronik, alat pengaman barang, b) kamera, alat pengaman, c) cermin yang dipasang di berbagai sudut toko/perusahaan. Tanggung jawab: petugas/karyawan/staf pimpinan toko memegang peranan penting

Mengelola Sumber Daya Manusia


Prinsip pengelolaan sumber daya manusia: Tenaga kerja dikelola bukan sebagai biaya tetapi sebagai asset atau kekayaan perusahaan yang utama Tenaga kerja sebagai individu yang memiliki integritas dan keinginan untuk berbakti pada perusahaan dan masyarakat lingkungannya. Tenaga kerja dikelola dalam rangka peningkatan kompetensi dan komitmennya pada pekerjaan dan pada perusahaannya. Tenaga kerja dikelola dengan orientasi pada pencapaian hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Tenaga kerja dikelola dengan fokus peningkatan kerjasama sebagai suatu tim kerja untuk mencapai kepentingan bersama. Tenaga kerja dikelola dalam rangka penciptaan dan atau peningkatan jaringan kerja (networking) Langkah-langkah pengelolaan SDM yang bekerja di dalam perusahaan: Menentukan kebutuhan pegawai/karyawan dan tujuan yang akan dicapai perusahaan Mengadakan observasi dan penelitian tentanng SDM Menyelesaikan masalah-masalah SDM di dalam perusahaan dengan menetapkan metode yang diperkirakan ada frelevansinya dengan kperluan pengelolaan SDM yang berkualitas di dalam perusahaan Berdasarkan hasil pemilihan dan hasil percobaan terhadap SDM sebagai pegawai/ karyawan di dalam perusahaan, akan ditemukan metode-metode atau alternatif penyelesaian pengelolaan SDM yang berkualita sebagai tenaga kerja di dalam perusahaan Metode-metode yang telah dipilih dan diuji, terus dievaluasi berdasarkna hasil pengalaman wirausaha di dalam mengelola SDm di perusahaannya. Akhirnya, wirausaha melaksanakan metode pengelolaan SDM yang sudah ditentukan dengan menetapkan pelaksana-pelaksana atau petugas yang ada di perusahaan. Tahapan-tahapan dalam membuat pengelolaan SDM meliputi: ramalan, sasaran, kebijaksanaan, program, faktor waktu, prosedur kerja, dan anggaran biaya. Maksud dan tujuan pengelolaan SDM: Mendapatkan pegawai/karyawan dan membinanya dalam rangka mendayagunakan SDm yang berkualitas didalam melaksanakan pekerjaannya Meningkatkan kreativitas, inovatif, prestatif, dan keterampilan kerja pegawai/karyawan di dalam perusahaan milik wirausaha Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang lebih baik, harmonis, dan serasi di antara para pegawai/karyawan, baik secara vertikal maupun horizontal Pengembangan pengelolaan SDM dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan / pendidikan kepada karyawan agar mereka memperoleh kemampuan, ketrampilan, dan keahlian di dalam melaksanakan pekerjaan. Peranan pengelolaan SDM: Pelaksana proses pengembangan usaha/bisnis Kunci maju mundurnya kegiatan usaha/bisnis SDM yang produktif, inovatif, dan prestatif Perencana dan pengatur organisasi di dalam perusahaan milik wirausaha Modal dasar pengembangan usaha atau bisnis

Dinamisator pengembangan dan kemajuan usaha atau bisnis Pengendali proses produksi yang efektif dan efisien Penggerak manajemen usaha/bisnis Adminstrator kepegawaian di dalam perusahaan milik wirausaha Generator ketenagakerjaan di dalam perusahaan milik wirausaha Tujuan penilaian SDM yang berkualitas:

Pertimbangan untuk tambahan gaji/upah/bonus Menilai aktivitas, kreativitas dan inovatif pegawai/karyawan dalam melaksanakan tugas Menilai kemampuan, kecakapan dan keterampilan pegawai/karyawan dalam melaksanakan tugas Pertimbangan untuk promosi pegawai/karyawan perusahaan Parameter penilaian dan pengelolaan SDM:

Kejujuran pegawai Tanggung jawab dalam bekerja Keandalan dan kemahiran Kualitas pekerjaan Inisiatif, inovatif, dan presentatif Pemanfaatan waktu dalam bekerja Sikap pegawai terhadap perusahaan Pengetahuan pegawai terhadap perusahaan Kerjasama pegawai di dalam perusahaan Kehadiran dan kerajinan pegawai bekerja di dalam perusahaan Pelaksanaan Pengelolaan SDM: 1) Latihan dan Pendidikan

Macam-macam latihan dan pendidikan: Latihan industri (industrion training): bertujuan membantu pegawai/karywan dalam menyelesaikan pekerjaannya secara efektif dan efisien. Latihan tugas (job training): bertujuan memberikan instruksi kepada pegawai/karyawan guna melaksanakan tugas-tugas tertentu di dalam perusahaan Latihan supervisor (supervisor training): bertujuan untuk melatih pegawai/karyawan tentang bagaimana memeriksa dan mengawasi kegiatan pekerjaan dalam perusahaan Latihan manajemen (management training): bertujuan untuk melatih pegawai/karyawan yang memangku suatu jabatan tertentu di dalam perusahaannya, misalnya untuk menjadi sekretaris atau akuntan Latihan pengembangan pimpinan (executive development): bertujuan untuk pengembangan pimpinan/manajer perusahaan milik wirausaha agar mereka memperoleh kemampuan memimpin anak buanhnya dalam rangka pengembangan usaha 2) Mutasi

Adalah kegiatan dari pimpinan perusahaan untuk memindahkan karyawan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain yang dianggap setingkat atau sejajar. Tujuan mutasi:

Meningkatkan produktivitas kerja Mendayagunakan pegawai Mengembangkan kecakapan dan keterampilan pegawai Menin gkatkan tenaga kerja ahli pada unit-unit yang membutuhkan dalam perusahaan\ Mengisi jabatan-jabatan yang belum terisi dalam perusahaan Alasan perlu adanya mutasi:

Menempatkan pegawai/karyawan yang tepat pada jabatan tertentu Meningkatkan prestasi kerja Menanamkan rasa senang dalam melaksanakan tugas/bekerja Menimbulkan rasa puas dalam bekerja Meningkatkan ilmu pengetahuan dan kecakapan pegawai Menghilangkan rasa jenuh atau bosan dalam bekerja 3) Promosi

Adalah: kenaikan jabatan yang lebih tinggi, baik kekuasaan maupun tanggungjawab seorang pegawai/karyawan dalam suatu struktur organisasi di perusahaan Tujuan diadakannya promosi: Dapat meningkatkan semangat kerja Merupakan suatu penghargaan terhadap pegawai/karyawan yang cukup membanggakan Dapat menjamin stabilitas kepegawaian di dalam perusahaan Menanamkan rasa kepuasan di dalam bekerja Meningkatkan produktivitas Menambah harga diri yang kuat pada waktu bekerja Dapat meningkatkan kegairahan didalam bekerja Adanya motivasi ke arah prestasi para pegawai/karyawan Manfaat evaluasi SDM melalui promosi sbb: Alat motivasi SDM Alat memperbaiki kesalahan pada waktu bekerja Alat untuk meningkatkan SDM dalam hal kecakapan, keterampilan, dan kemampuannya dalam bekerja

Mengelola proses produksi


Proses produksi adalah suatu kegiatan yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi (man, money, material, method) untuk menghasilkan suatu produk. Karakterisitik proses produksi: =Dilihat dari proses produksi= Produksi langsung, meliputi: Produksi primer: produksi dari alam langsung, ex: perikanan, pertambangan, dsb. Produksi sekunder: proses produksi yang memberikan nilai lebih dari barang yang sudah ada, ex: kayu untuk membangun rumah, jembatan,dsb. Produksi tidak langsung, yaitu; proses produksi yang hanya memberikan hasil dari keahlian atau produk dalam bentuk jasa, ex; kesehatan oleh dokter, perbaikan kendaraan oleh montir,dsb. =Dilihat dari sifat proses produksi= Proses ekstraktif, yaitu proses produksi dengan mengambil langsung dari alam

Proses analitik, yaitu proses produksi yang berupa kegiatan memisahkan suatu barang menjadi bermacammacam barang yang hampir menyerupai bentuk aslinya. Proses fabrikasi, yaitu proses mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk produk baru Proses sintetik, yaitu proses mengkombinasikan beberapa bahan ke dalam satu bentuk produk, atau sering disebut proses perakitan. =Dilihat dari jangka waktu produksi=

Proses terus menerus, yaitu proses produksi yang menggunakan fasilitas-fasilitas produksi untuk mengahasilkan produk yang dilakukan secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh musim atau cuaca dan waktu. Sifat produknya beberapa jenis dan diproduksi dalam skala besar.

Proses secara terputus-putus, yaitu proses produksi yang kegiatan produksinya berjalan tidak setiap saat, tetapi tergantung beberapa hal, misalkan produksi berdasarkan pesanan, prosukdi berdasarkan musim tertentu,dsb. Sebelum melakukan kegiatan produksi, terlebih dahulu harus membuat rencana prosuk dan produksinya, terkait denngan persoalan mendasar yang harus dijawab, yaitu: 1) 2) 3) What, barang apa yang akan dihasilkan? How, bagaimana cara produksinya dan How much, berapa banyak yang akan dihasilkan

Perbedaan perencanaan produk dan perencanaan produksi: Aspek Perencanaan produk Perencanaan produksi Rencana tentang apa dan berapa banyak yang akan diproduksi perusahaan untuk waktu/proses produksi tertentu. Jangka waktu biasanya untuk satu tahun berjalan, dan biasanya ada perubahan tiap bulan. Berguna antara lain untuk menyusun schedule produksi, menghitung kebutuhan bahan utama dan bahan penolong, dan upah tenaga kerja.

Sasaran

Rencana tentang apa (what) dan berapa banyak (how much) yang dapat diproduksi perusahaan.

Waktu

Jangka waktu penggunaan bersifat jangka panjang.

Manfaat

Berguna untuk menyusun layout pabrik, lingkungan kerja serta perekrutan tenaga kerja.

Sebelum menetapkan langkah-langkah perencanaan produksi, setiap perusahaan harus mempertimbnagkan halhal berikut: Jumlah kebutuhan produksi per produk untuk jangka waktu tertentu Kebijakan persediaan terhadap jumlah persediaan bahan baku/penolong, bahan setengah jadi dan bahan jadi. Kebijakan kapasitas mesin/ kapasitas produksi. Tersedianya fasilitas produksi yang memadai. Tersedianya bahan baklu, bahan penolong dna tenaga kerja. Jumlah produksi yang ekonomis. Jadwal produksi dalam satu periode anggaran tertentu. Skala produksi dan karakteristik proses produksi. Dana lain-lain, termasuk dampak dari lamanya proses produksi. Aspek produksi lain yang harus diperhatikan: Lokasi produksi, yang paling efisien dan strategis baik bagi perusahaan/wirausaha dan konsumen/pelanggan Volume operasi, prediksi kebutuhan pasar akan produk yang dihasilkan.

Mesin dan peralattan, yang sesuai dengan kemajuan teknologi produksi saat ini, dimana kapasitas produksi disesuaikan dengan luas produksi (tidak over kapasitas) Bahan baku dan bahan penolong dalam jumlah yang cukup. Tenaga kerja, seimbang dengan tingkat produksi. Tata letak/layout, harus tepat sehingga mengurangi kesalahan selama proses produksi berlangsung. Sistem pengendalian produksi:

Pengendalian proses produksi, menetapkan jenis dan jumlah produk yang akan diproduksi pada periode mendatang, teknik penyelesesaian proses produksi, waktu dimulainya proses produksi, dan waktu penyelesaian proses produksi.

Pengendalian bahan baku, kecukupan bahan baku untuk kelancaran kegiatan proses produksi, tidak boleh kosong, sangat sedikit atau terlalu banyak. Pengendalian tenaga kerja, keseimbangan antara pekerja dengan kebutuhan proses produksi, baik dari segi jumlah, waktu kerja dan keahliannya. Pengendalian biaya produksi, dengan menggunakan acuan BEP dan biaya yang relevan, sehingga tidak ada over cost. Pengendalian kualitas produk, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Pengendalian pemeliharaan, mengacu pada sarana, prasaran dan fasilitas proses produksi yang baik dan teratur demi kelancaran proses produksi. Pengendalian mutu produk Unsur-unsur yang harus tersedia dalam pengendalian mutu produk, yaitu petugas pengawas produk, alat-alat standar untuk mengukur mutu produk, tempat-tempat produk yang perlu diawasi dan batas penyimpanan produk. Tujuan pengendalian produk:

Pengawasan terhadap bahan-bahan yang masuk ke pabrik Pengawasan terhadap tingkat kegiatan proses produksi Pengawasan terhadap produk yang sudah selesai sebelum dipasarkan Tes-tes produk dari konsumen Penyelidikan sebab-sebab kesalahan yang timbul selama proses produksi

Mengelola keuangan
Hal-hal yang wajib dipertimbangkan dalam mengelola keuangan: Membuat pembukuan yang teratur dan tertib, mencatat semua yang masuk dan keluar dengan rincian yang jelas tentang jumlah, asalnya, tujuannya, tanggalnya dan keterangan lainnya. Memeriksa keabsahan semua bukti pembayaran Memeriksa harta pribadi dan keuangan perusahaan Menentukan gaji para tenaga kerja, termasuk pemilik sendiri Membuat anggaran untuk tepat aspek keuangan dan membandingkan realisasinya Menggunakan jasa bank dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan keuangan yang baik dengan penyelenggaraan administrasi yang tertib, akan memberikan informasi: Jumlah laba yang diperoleh

Diposkan oleh Mega Ayu Kusumawardani di 05

Menerapkan Fungsi Manajemen POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) Dalam Aspek Perusahaan

Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata manage yang artinya mengatur, mengurus atau mengelola. Manajemen dapat diartikan sebagai: Manajemen sebagai suatu proses Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen Menajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (science) Menurut George Robert Terry: manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan kegiatan orang lain yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengendalian (controlling). Tujuan manajemen: Untuk mencapai keteraturan, kelancaran, dan kesinambungan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk mencapai efisiensi, yaitu suatu perbandingan terbaik antara input dan output. Manajemen dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan:

Ket: Semakin tinggi jabatan seseorang, maka jumlah akan semakin sedikit, sedangkan tugas dan tanggung jawabnya akan semakin besar. Sedangkan semakin rendah jabatan seseorang, maka jumlah pemegang jabatan tersebut akan semakin banyak dan tanggung jawabnya semakin kecil.

Fungsi Manajemen:
Perencanaan (planning)

Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. 4 (empat) tingkat kemampuan dasar dalam kegiatan perencanaan: Insight: kemampuan untuk menghimpun fakta dengan jalan mengadakan penyelidikan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang direncanakan. Forsight: kemampuan untuk memproyeksikan atau menggambarkan jalan atau cara-cara yang akan ditempuh, memperkirakan keadaan-keadaan yang mungkin timbul sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan. Studi eksploratif: kemampuan untuk melihat segala sesuau secara keseluruhan, sehingga diperoleh gambaran secara integral dari kondisi yang ada. Doorsight: kemampuan untuk mengetahui segala cara yang dapat menyamarkan pandangan, sehingga memungkinkan untuk dapat mengambil keputusan. Planning jangka panjang memiliki 2 karakteristik utama, yaitu: Tujuan dan sasaran: merupakan dasar bagi strategi perusahaan Peramalan (forecasting) jangka panjang: langkah awal sebelum membuat perencanaan

Pengorganisasian (organizing)
Merupakan suatu tindakan atau kegiatan menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama, baik untuk tujuan pribadi atau tujuan kelompok dan organisasi. Dalam pengorganisasian dikenal istilah KISS (koordinasi, integrasi, simplifikasi, dan sinkronisasi) dalam rangka menciptakan keharmonisan dalam kegiatan organisasi.

Pelaksanaan atau penerapan (actuating)


Merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan.

Pengawasan (controlling)
Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan, apakah semua kegiatan tersebut memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan berhasil guna.

Penerapan Fungsi Manajemen dalam Aspek Perusahaan


Pengelolaan fasilitas dan bahan baku
Fasilitas kantor maupun fasilitas produksi sangat diperlukan perusahaan untuk menunjang keberhasilan usaha. Kelengkapan fasilitas yang diperlukan perusahaann haruslah dapat menghemat biaya dan menambah efisiensi dalam menyelesaikan pekerjaan. Fasilitas haruslah dipelihara, karena: Akan memperpanjang umur ekonomis fasilitas tersebut Proses dapat berjalan lancar karena jarang terjadi kemacetan mesin Menghindarkan kemungkinan kerusakan berat/total dari fasilitas produksinya Kualitas produk dapat dipertahankan karena proses produksi selalu terkendali Dapat menekan biaya pemeliharaan fasilitas Aliran bahan baku dapat berjalan normal, maka biaya penyimpanan juga dapat ditekan.

Perbekalan produksi meliputi semua barang dan bahan-bahan baku yang dimiliki perusahaan dan digunakan proses produksi. Bahan adalah unsur yang melekat dan secara langsung terlibat pada produk yang bersangkutan. Bahan dapat dibedakan atas dua: bahan baku dan bahan pembantu. Bahan baku: bahan utama yang diproses atau diolah menjadi produksi jadi Bahan baku yang dibutuhkan: Bahan baku untuk proses produksi Bahan baku setengah jadi Bahan pembantu: bahan yang ditambahkan dan sifatnya hanya untuk melengkapi. Bahan pembantu yang dibutuhkan: Bahan pembantu untuk proses produksi Bahan pengemas produk Tujuan pengendalian persediaan adalah: Menjaga agar barang dagangan jangan sampai kekurangan Menjaga agar perusahaan jangan sampai menghentikan kegiatan usahanya Menjaga agar perusahaan jangan sampai mengecewakan langganannya Mengatur jangan sampai jumlah pengadaan barang dagangan kekurangan atau kelebihan Kerugian jika persediaan bahan baku terlalu besar: Besarnya biaya penyimpanan yang ditanggung perusahaan Besarnya dana investasi yangb terserap pada persediaan bahan baku dapat menghambat alokasi dana investasi di bidang lain. Resiko kerusakan lebih tinggi yang dapat merugikan perusahaan yang bersangkutan bahan baku Kerugian bila penurunan harga bahan baku di pasaran Kelemahan jika persediaan bahan baku terlalu sedikit: Kebutuhan proses produksi sering kurang Menghambat kelancaran proses produksi dan mengakibatkan ketidakstabilan kualitas dan kuantitas produk Frekuensi pembelian bahan baku sangat tinggi justru memboroskan dana pengadaannya. Jarang mendapatkan diskon pembelian karena jumlah pembelian selalu kecil Untuk memperlancar pengadaan bahan baku yang ideal, wirausahawan dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: Membuat daftar jenis-jenis bahan baku yang dibutuhkan, persyaratannya, dan jumlahnya Membuat jadwal, kapan bahan baku itu dibutuhkan oleh perusahaan. Mencari bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dengan cara penawaran umum Melaksanakan pembelian bahan baku sesuai jadwal dan program perusahaan Melaksanakan penyimpanan bahan baku di dalam gudang milik perusahaan Menempatkan tenaga pelaksana proses produksi Menempatkan tenaga pengawas yang bertangggung jawab terhadap terlaksananya proses produksi yang sesuai dengan program perusahaan. Barang dagang dipajang dalam bentuk window display, interior display, dan eksterior display

Metode penilalaian persediaan bahan baku di toko/perusahaan 1) Metode FIFO (first in first out) Bahan baku yang lebih dulu ada dalam persediaan akan lebih dahulu digunakan dalam proses produksi secara urut. Apabila sejumlah unit bahan dengan harga beli tertentu sudah habis digunakan atau dijual, maka penggunaan/penjualan bahan berikutnya harganya akan didasarkan pada harga beli berikutnya. 2) Metode LIFO (last in first out) Bahan yang terakhir dalam persediaan, justru akan lebih dahulu digunakan dalam proses produksi/lebih dahulu dikeluarkan. Mendeteksi barang dagangan: Buku pembelian: buku pembelian tunai, pembelian kredit, dan buku persediaan barang Buku penjualan: buku penjualan tunai dan kredit Perlengkapan lainnya: buku voucher untuk mencatat pembayaran hutang, faktur penjualan dan nota, materai, kuitansi, dan surat jalan/pengantar barang Keamanan barang: a) check point/label elektronik, alat pengaman barang, b) kamera, alat pengaman, c) cermin yang dipasang di berbagai sudut toko/perusahaan. Tanggung jawab: petugas/karyawan/staf pimpinan toko memegang peranan penting

Mengelola Sumber Daya Manusia


Prinsip pengelolaan sumber daya manusia: Tenaga kerja dikelola bukan sebagai biaya tetapi sebagai asset atau kekayaan perusahaan yang utama Tenaga kerja sebagai individu yang memiliki integritas dan keinginan untuk berbakti pada perusahaan dan masyarakat lingkungannya. Tenaga kerja dikelola dalam rangka peningkatan kompetensi dan komitmennya pada pekerjaan dan pada perusahaannya. Tenaga kerja dikelola dengan orientasi pada pencapaian hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Tenaga kerja dikelola dengan fokus peningkatan kerjasama sebagai suatu tim kerja untuk mencapai kepentingan bersama. Tenaga kerja dikelola dalam rangka penciptaan dan atau peningkatan jaringan kerja (networking) Langkah-langkah pengelolaan SDM yang bekerja di dalam perusahaan: Menentukan kebutuhan pegawai/karyawan dan tujuan yang akan dicapai perusahaan Mengadakan observasi dan penelitian tentanng SDM Menyelesaikan masalah-masalah SDM di dalam perusahaan dengan menetapkan metode yang diperkirakan ada frelevansinya dengan kperluan pengelolaan SDM yang berkualitas di dalam perusahaan Berdasarkan hasil pemilihan dan hasil percobaan terhadap SDM sebagai pegawai/ karyawan di dalam perusahaan, akan ditemukan metode-metode atau alternatif penyelesaian pengelolaan SDM yang berkualita sebagai tenaga kerja di dalam perusahaan Metode-metode yang telah dipilih dan diuji, terus dievaluasi berdasarkna hasil pengalaman wirausaha di dalam mengelola SDm di perusahaannya. Akhirnya, wirausaha melaksanakan metode pengelolaan SDM yang sudah ditentukan dengan menetapkan pelaksana-pelaksana atau petugas yang ada di perusahaan. Tahapan-tahapan dalam membuat pengelolaan SDM meliputi: ramalan, sasaran, kebijaksanaan, program, faktor waktu, prosedur kerja, dan anggaran biaya.

Maksud dan tujuan pengelolaan SDM: Mendapatkan pegawai/karyawan dan membinanya dalam rangka mendayagunakan SDm yang berkualitas didalam melaksanakan pekerjaannya Meningkatkan kreativitas, inovatif, prestatif, dan keterampilan kerja pegawai/karyawan di dalam perusahaan milik wirausaha Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang lebih baik, harmonis, dan serasi di antara para pegawai/karyawan, baik secara vertikal maupun horizontal Pengembangan pengelolaan SDM dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan / pendidikan kepada karyawan agar mereka memperoleh kemampuan, ketrampilan, dan keahlian di dalam melaksanakan pekerjaan. Peranan pengelolaan SDM: Pelaksana proses pengembangan usaha/bisnis Kunci maju mundurnya kegiatan usaha/bisnis SDM yang produktif, inovatif, dan prestatif Perencana dan pengatur organisasi di dalam perusahaan milik wirausaha Modal dasar pengembangan usaha atau bisnis Dinamisator pengembangan dan kemajuan usaha atau bisnis Pengendali proses produksi yang efektif dan efisien Penggerak manajemen usaha/bisnis Adminstrator kepegawaian di dalam perusahaan milik wirausaha Generator ketenagakerjaan di dalam perusahaan milik wirausaha Tujuan penilaian SDM yang berkualitas: Pertimbangan untuk tambahan gaji/upah/bonus Menilai aktivitas, kreativitas dan inovatif pegawai/karyawan dalam melaksanakan tugas Menilai kemampuan, kecakapan dan keterampilan pegawai/karyawan dalam melaksanakan tugas Pertimbangan untuk promosi pegawai/karyawan perusahaan Parameter penilaian dan pengelolaan SDM: Kejujuran pegawai Tanggung jawab dalam bekerja Keandalan dan kemahiran Kualitas pekerjaan Inisiatif, inovatif, dan presentatif Pemanfaatan waktu dalam bekerja Sikap pegawai terhadap perusahaan Pengetahuan pegawai terhadap perusahaan Kerjasama pegawai di dalam perusahaan Kehadiran dan kerajinan pegawai bekerja di dalam perusahaan Pelaksanaan Pengelolaan SDM: 1) Latihan dan Pendidikan

Macam-macam latihan dan pendidikan:

Latihan industri (industrion training): bertujuan membantu pegawai/karywan dalam menyelesaikan pekerjaannya secara efektif dan efisien. Latihan tugas (job training): bertujuan memberikan instruksi kepada pegawai/karyawan guna melaksanakan tugas-tugas tertentu di dalam perusahaan Latihan supervisor (supervisor training): bertujuan untuk melatih pegawai/karyawan tentang bagaimana memeriksa dan mengawasi kegiatan pekerjaan dalam perusahaan Latihan manajemen (management training): bertujuan untuk melatih pegawai/karyawan yang memangku suatu jabatan tertentu di dalam perusahaannya, misalnya untuk menjadi sekretaris atau akuntan Latihan pengembangan pimpinan (executive development): bertujuan untuk pengembangan pimpinan/manajer perusahaan milik wirausaha agar mereka memperoleh kemampuan memimpin anak buanhnya dalam rangka pengembangan usaha 2) Mutasi

Adalah kegiatan dari pimpinan perusahaan untuk memindahkan karyawan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain yang dianggap setingkat atau sejajar. Tujuan mutasi: Meningkatkan produktivitas kerja Mendayagunakan pegawai Mengembangkan kecakapan dan keterampilan pegawai Menin gkatkan tenaga kerja ahli pada unit-unit yang membutuhkan dalam perusahaan\ Mengisi jabatan-jabatan yang belum terisi dalam perusahaan Alasan perlu adanya mutasi: Menempatkan pegawai/karyawan yang tepat pada jabatan tertentu Meningkatkan prestasi kerja Menanamkan rasa senang dalam melaksanakan tugas/bekerja Menimbulkan rasa puas dalam bekerja Meningkatkan ilmu pengetahuan dan kecakapan pegawai Menghilangkan rasa jenuh atau bosan dalam bekerja 3) Promosi

Adalah: kenaikan jabatan yang lebih tinggi, baik kekuasaan maupun tanggungjawab seorang pegawai/karyawan dalam suatu struktur organisasi di perusahaan Tujuan diadakannya promosi: Dapat meningkatkan semangat kerja Merupakan suatu penghargaan terhadap pegawai/karyawan yang cukup membanggakan Dapat menjamin stabilitas kepegawaian di dalam perusahaan Menanamkan rasa kepuasan di dalam bekerja Meningkatkan produktivitas Menambah harga diri yang kuat pada waktu bekerja Dapat meningkatkan kegairahan didalam bekerja Adanya motivasi ke arah prestasi para pegawai/karyawan

Manfaat evaluasi SDM melalui promosi sbb: Alat motivasi SDM Alat memperbaiki kesalahan pada waktu bekerja Alat untuk meningkatkan SDM dalam hal kecakapan, keterampilan, dan kemampuannya dalam bekerja

Mengelola proses produksi


Proses produksi adalah suatu kegiatan yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi (man, money, material, method) untuk menghasilkan suatu produk. Karakterisitik proses produksi: =Dilihat dari proses produksi= Produksi langsung, meliputi: Produksi primer: produksi dari alam langsung, ex: perikanan, pertambangan, dsb. Produksi sekunder: proses produksi yang memberikan nilai lebih dari barang yang sudah ada, ex: kayu untuk membangun rumah, jembatan,dsb. Produksi tidak langsung, yaitu; proses produksi yang hanya memberikan hasil dari keahlian atau produk dalam bentuk jasa, ex; kesehatan oleh dokter, perbaikan kendaraan oleh montir,dsb. =Dilihat dari sifat proses produksi= Proses ekstraktif, yaitu proses produksi dengan mengambil langsung dari alam Proses analitik, yaitu proses produksi yang berupa kegiatan memisahkan suatu barang menjadi bermacammacam barang yang hampir menyerupai bentuk aslinya. Proses fabrikasi, yaitu proses mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk produk baru Proses sintetik, yaitu proses mengkombinasikan beberapa bahan ke dalam satu bentuk produk, atau sering disebut proses perakitan. =Dilihat dari jangka waktu produksi= Proses terus menerus, yaitu proses produksi yang menggunakan fasilitas-fasilitas produksi untuk mengahasilkan produk yang dilakukan secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh musim atau cuaca dan waktu. Sifat produknya beberapa jenis dan diproduksi dalam skala besar. Proses secara terputus-putus, yaitu proses produksi yang kegiatan produksinya berjalan tidak setiap saat, tetapi tergantung beberapa hal, misalkan produksi berdasarkan pesanan, prosukdi berdasarkan musim tertentu,dsb. Sebelum melakukan kegiatan produksi, terlebih dahulu harus membuat rencana prosuk dan produksinya, terkait denngan persoalan mendasar yang harus dijawab, yaitu: 1) 2) 3) What, barang apa yang akan dihasilkan? How, bagaimana cara produksinya dan How much, berapa banyak yang akan dihasilkan

Perbedaan perencanaan produk dan perencanaan produksi: Aspek Perencanaan produk Perencanaan produksi Rencana tentang apa dan berapa banyak yang akan diproduksi perusahaan untuk waktu/proses produksi tertentu. Jangka waktu biasanya untuk satu tahun berjalan, dan biasanya ada perubahan tiap bulan.

Sasaran

Rencana tentang apa (what) dan berapa banyak (how much) yang dapat diproduksi perusahaan.

Waktu

Jangka waktu penggunaan bersifat jangka panjang.

Manfaat

Berguna untuk menyusun layout pabrik, lingkungan kerja serta perekrutan tenaga kerja.

Berguna antara lain untuk menyusun schedule produksi, menghitung kebutuhan bahan utama dan bahan penolong, dan upah tenaga kerja.

Sebelum menetapkan langkah-langkah perencanaan produksi, setiap perusahaan harus mempertimbnagkan halhal berikut: Jumlah kebutuhan produksi per produk untuk jangka waktu tertentu Kebijakan persediaan terhadap jumlah persediaan bahan baku/penolong, bahan setengah jadi dan bahan jadi. Kebijakan kapasitas mesin/ kapasitas produksi. Tersedianya fasilitas produksi yang memadai. Tersedianya bahan baklu, bahan penolong dna tenaga kerja. Jumlah produksi yang ekonomis. Jadwal produksi dalam satu periode anggaran tertentu. Skala produksi dan karakteristik proses produksi. Dana lain-lain, termasuk dampak dari lamanya proses produksi. Aspek produksi lain yang harus diperhatikan: Lokasi produksi, yang paling efisien dan strategis baik bagi perusahaan/wirausaha dan konsumen/pelanggan Volume operasi, prediksi kebutuhan pasar akan produk yang dihasilkan. Mesin dan peralattan, yang sesuai dengan kemajuan teknologi produksi saat ini, dimana kapasitas produksi disesuaikan dengan luas produksi (tidak over kapasitas) Bahan baku dan bahan penolong dalam jumlah yang cukup. Tenaga kerja, seimbang dengan tingkat produksi. Tata letak/layout, harus tepat sehingga mengurangi kesalahan selama proses produksi berlangsung. Sistem pengendalian produksi: Pengendalian proses produksi, menetapkan jenis dan jumlah produk yang akan diproduksi pada periode mendatang, teknik penyelesesaian proses produksi, waktu dimulainya proses produksi, dan waktu penyelesaian proses produksi. Pengendalian bahan baku, kecukupan bahan baku untuk kelancaran kegiatan proses produksi, tidak boleh kosong, sangat sedikit atau terlalu banyak. Pengendalian tenaga kerja, keseimbangan antara pekerja dengan kebutuhan proses produksi, baik dari segi jumlah, waktu kerja dan keahliannya. Pengendalian biaya produksi, dengan menggunakan acuan BEP dan biaya yang relevan, sehingga tidak ada over cost. Pengendalian kualitas produk, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Pengendalian pemeliharaan, mengacu pada sarana, prasaran dan fasilitas proses produksi yang baik dan teratur demi kelancaran proses produksi. Pengendalian mutu produk Unsur-unsur yang harus tersedia dalam pengendalian mutu produk, yaitu petugas pengawas produk, alat-alat standar untuk mengukur mutu produk, tempat-tempat produk yang perlu diawasi dan batas penyimpanan produk. Tujuan pengendalian produk: Pengawasan terhadap bahan-bahan yang masuk ke pabrik

Pengawasan terhadap tingkat kegiatan proses produksi Pengawasan terhadap produk yang sudah selesai sebelum dipasarkan Tes-tes produk dari konsumen Penyelidikan sebab-sebab kesalahan yang timbul selama proses produksi

Mengelola keuangan
Hal-hal yang wajib dipertimbangkan dalam mengelola keuangan: Membuat pembukuan yang teratur dan tertib, mencatat semua yang masuk dan keluar dengan rincian yang jelas tentang jumlah, asalnya, tujuannya, tanggalnya dan keterangan lainnya. Memeriksa keabsahan semua bukti pembayaran Memeriksa harta pribadi dan keuangan perusahaan Menentukan gaji para tenaga kerja, termasuk pemilik sendiri Membuat anggaran untuk tepat aspek keuangan dan membandingkan realisasinya Menggunakan jasa bank dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan keuangan yang baik dengan penyelenggaraan administrasi yang tertib, akan memberikan informasi: Jumlah laba yang diperoleh

Diposkan oleh Mega Ayu Kusumawardani di 05

You might also like