You are on page 1of 6

PERTEMUAN 7

BAB VI-A ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)


Lingkungan Hidup di Indonesia Lingkungan hidup dalam penertian ekologi tidak mengenal batas wilayah negara ataupun wilayah administratif. Akan tetapi kalau lingkungan itu dikaitkan dengan pengelolaannya, maka batas wilayah wewenang pengelolaan tersebut harus jelas. Lingkungan Hidup Indonesia adalah lingkungan hidup yang ada dalam batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lingkungan hidup Indonesia menurut konsep kewilayahan merupakan suatu pengertian hukum. Dalam pengertian lingkungan hidup Indonesia tidaklah lain daripada Kawasan Nusantara. Lingkungan hidup Indonesia sebagai suatu ekosistem terdiri dari berbagai daerah, yang masing-masing sebagai subsistem yang meliputi aspek sosial budaya, ekonomi dan fisik, dengan corak ragam yang berbeda antara subsistem yang satu dengan subsistem yang lain dengan dengan daya dukung lingkungan yang berbeda. Pembinaan dan pengembangan yang didasarkan kepada keadaan daya dukung lingkungan akan meningkatkan keselarasan dan keseimbangan subsistem, yang berarti juga ketahanan subsistem. Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dengan jelas menyebutkan bahwa sumberdaya alam dan budaya merupakan modal dasar pembangunan. Sebagai arahan pembangunan jangka panjang, GBHN menyebutkan bahwa : Bangsa Indonesia menghendaki hubungan selaras antara manusia dengan Tuhan, dan antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya. Dengan demikian perlu adanya usaha agar hubungan manusia Indonesia dengan lingkungan semakin serasi. Sebagai modal dasar, sumberdaya alam harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, oleh karena itu harus selalu diupayakan agar kerusakan lingkungan sekecil mungkin. Hal ini dapat terjadi apabila analisis mengenai dampak lingkungan diterapkan pada setiap kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan. Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup di Indonesia diawali oleh seminar tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Padjajaran di Bandung pada tahun 1972. Para Sarjana dan ahli Indonesia sudah lama mengikuti perkembangan masalah lingkungan, namun Pemerintah Indonesia baru mengenal masalah lingkungan secara resmi sejak mengikuti sidang khusus PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm 5 Juni 1972. Pentingnya persoalan lingkungan hidup untuk segera ditangani secara khusus ditandai dengan adanya komitmen pemerintah yaitu dengan dibentuknya lembaga Kependudukan dan Lingkungan Hidup, demikian juga dengan pengembangan jaringan Pusat Studi Lingkungan yang berkedudukan di beberapa Universitas yang masing-masing mengarahkan pendidikan khusus. Sejak Indonesia mengikuti sidang khusus PBB 5 Juni 1972, Indonesia sepakat untuk menanggulangi masalah lingkungan bersama negara-negara lain. Dalam Pelita III masalah lingkungan hidup mendapat tanggapan khusus sebagai Program Pembangunan Nasional.

1 dari 6

PERTEMUAN 7

Untuk pertama kali dalam kabinet, yaitu Kabinet Pembangunan III telah diangkat seorang Menteri yang mengkoordinasikan aparatur pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup )Prof. DR. Emil Salim). Mengingat bahwa Bangsa Indonesia dewasa ini sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang, maka yang harus menjadi perhatian adalah bahwa pembangunan itu tidak boleh mengorbankan lingkungan. Untuk itu lingkungan hidup perlu dilindungi, dan keperluan tersebut pada tahun 1982 telah terbentuk Undang-undang yang melindungi lingkungan hidup. Sebagai tindak lanjut begi perlindungan terhadap lingkungan hidup telah ditentukan pula antara lain Baku Mutu Lingkungan dan Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, dan sekarang telah diganti dengan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang Analisis mengenai Dampak Lingkungan. Dengan demikian kelayakan suatu proyek untuk sekarang bukan hanya ditinjau dari kelayakan ekonomi dan teknologi saja, tetapi juga dari lingkungan hidup. Perlu dikemukakan juga bahwa keacuhan kita terhadap lingkungan bukan untuk menghambat pembangunan (karena pada dasarnya pembangunan di Indonesia memang sangat diperlukan), tetapi justru agar pembangunan yang lestari memerlukan keutuhan lingkungan hidup. Dalam lingkungan hidup yang baik, akan terajadi interaksi antara berbagai jenis komponen yang selalu seimbang, tetapi keseimbangan tersebut harus dilihat dari kepentingan manusia, mengapa dikatakan demikian ?. Hal ini disebabkan karena pada hakekatnya lingkungan hidup bersifat antroposentris, artinya lingkungan hidup itu dipelihara, dibangun atau dikelola dengan sebaik-baiknya tidak lain hanya untuk kepentingan manusia semata. A. PENGERTIAN AMDAL Fungsi AMDAL Pada waktu yang lampau, kebutuhan manusia akan sumber alam belum begitu besar karena jumlah manusianya sendiri masih relatif sedikit, di samping itu intensitas kegiatannya juga tidak besar. Pada saat-saat itu perubahan-perubahan pada lingkungan oleh aktifitas manusia masih dalam kemampuan alam untuk memulihkan diri secara alami. Tetapi aktifitas manusia makin lama makin besar sehingga menimbulkan perubahan lingkungan yang besar pula. Pada saat inilah manusia perlu berfikir apakah perubahan yang terjadi pada lingkungan itu tidak akan merugikan manusia. Manusia perlu memperkirakan apa yang akan terjadi akibat adanya kegiatan oleh manusia itu sendiri. AMDAL (Analisis Mengenai Danpak Lingkungan) merupakan alat untuk merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktifitas pembangunan yang direncanakan. Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 1 menyatakan : Analisis mengenai dampak lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pngambilan keputusan. AMDAL harus dilakukan untuk proyek yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting, karena ini memang yang dikehendaki baik oleh Peraturan Pemerintah maupun oleh Undang-undang, dengan tujuan agar kualitas lingkungan tidak rusak karena adanya proyek2 dari 6

PERTEMUAN 7

proyek pembangunan. Oleh karena itu pemilik proyek atau pemrakarsa akan melanggar perundangan bila tidak menyusun AMDAL, semua perizinan akan sulit didapat dan di samping itu pemilik proyek dapat dituntut dimuka pengadilan. Keharusan membuat AMDAL merupakan cara yang efektif untuk memaksa para pemilik proyek memperhatikan kualitas lingkungan, tidak hanya memikirkan keuntungan proyek sebesar mungkin tanpa memperhatikan dampak lingkungan yang timbul. Dampak dari suatu kegiatan, baik dampak negatif maupun dampak positif harus sudah diperkirakan sebelum kegiatan itu dimulai. Dengan adanya AMDAL, pengambil keputusan akan lebih luas wawasannya di dalam melaksanakan tugasnya. Karena di dalam suatu rencana kegiatan, banyak sekali hal-hal yang akan dikerjakan, maka AMDAL harus dapat membatasi diri, hanya mempelajari halhal yang penting bagi proses pengambilan keputusan. AMDAL ini sangat penting bagi negara berkembang khususnya Indonesia, karena Indonesia sedang giat melakasanakan pembangunan, dan untuk melaksanakan pembangunan maka lingkungan hidup banyak berubah, dengan adanya AMDAL maka perubahan tersebut dapat diperkirakan. Dampak kegiatan terhadap lingkungan hidup dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif, hampir tidak mungkin bahwa dalam suatu kegiatan / pembangunan tidak ada dampak negatifnya. Dampak negatif yang kemungkinan timbul harus sudah diketahui sebelumnya (dengan MDAL), di samping itu AMDAL juga membahas cara-cara untuk menanggulangi / mengurangi dampak negatif. Agar supaya jumlah masyarakat yang dapat ikut merasakan hasil pembangunan meningkat, maka dampak positif perlu dikembangkan di dalam AMDAL. Dasar Hukum Undang-undang No. 4 tahun 1982 Pasal 16 berbunyi : Setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan yang pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah. Peraturan Pemerintah yang dimaksud telah ada yaitu Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 Tentang Analisis mengenai Dampak Lingkungan, dirasa kurang memadai, sehingga dicabut dan diganti dengan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Penjelasan dari Pasal 16 ini adalah sebagai berikut : Pada dasarnya semua usaha dan kegiatan pembangunan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup. Perencanaan awal suatu usaha atau kegiatan pembangunan sudah harus memuat perkiraan dampaknya yang penting terhadap lingkungan hidup, baik fisik, non fisik, maupun sosial budaya dan kesehatan masyarakat dengan menyusun AMDAL. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui secara lebih terinci dampak negatif dan dampak positif yang akan timbul dari usaha atau kegiatan tersebut, sehingga sejak dini telah dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positifnya. Penentuan Dampak Penting

3 dari 6

PERTEMUAN 7

Yang dimaksud dengan dampak adalah perubahan lingkungan kalau dengan proyek dan tanpa proyek untuk masa mendatang. Untuk masa yang akan datang, lingkungan itu akan berubah walaupun kita tidak melaksanakan proyek atau kegiatan. Contoh dampak pembangunan indudtri terhadap pertumbuhan penduduk di suatu tempat. Apabila tidak ada pembangunan industri, maka penduduk di suatu tempat 10 tahun yang akan datang misalnya 5.000.000 jiwa. Dengan adanya pembangunan industri maka jumlah penduduk di tempat tersebut untuk 10 tahun yang akan datang misalnya 6.000.000. Maka dampak pembangunan industri tersebut adalah pertambahan penduduk sebanyak 1.000.000 jiwa. Dampak yang penting ditentukan antara lain oleh : a. besar manusia yang terkena dampak; b. luas wilayah penyebaran dampak; c. lamanya dampak berlangsung; d. intensitas dampak; e. banyak komponen lainnya yang terkena dampa; f. sifat kumulatif dampak; g. berbalik (reversible) atau tidak terbalik (irreversible) dampak. Pemerintah dapat membantu golongan ekonomi lemah untuk melaksanakan AMDAL, yang bidang usahanya diperkirakan menimbulkan dampak penting. Yang dimaksud dampak penting adalah perubahan yang sangat mendasar yang disebabkan oleh sustu kegiatan. Bila kita hanya menggunakan penegrtian tersebut, masih dapat menimbulkan perbedaan pendapat untuk memperkirakan terjadinya dampak penting, maka diperlukan pedoman ukuran dampak penting. Hal-hal yang menentukan pentingnya dampak sustu kegiatan telah disebutkan di atas (pada penjelasan pasal 10 Undang-undang No. 4 tahun 1982). Proses AMDAL Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) perlu dibedakan dengan analisis dampak lingkungan (ANDAL). AMDAL adalah keseluruhan proses yang meliputi : 1. Kerangka Acuan (KA) atau Term of Reference (TOR); 2. Analisis dampak lingkungan (ANDAL); 3. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL); 4. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Jadi terlihat di situ dengan jelas bahwa analisis dampak lingkungan (ANDAL) merupakan bagian dari AMDAL. B. PEDOMAN PENENTUAN DAMPAK PENTING 1. Jumlah manusia yang terkena dampak

4 dari 6

PERTEMUAN 7

Setiap rencana kegiatan mempunyai sasaran atau target berapa manusia yang diperkirakan akan menikmati manfaat yang akan dilaksanakan. Dalam setiap kegiatan akan ada dampak positif dan dampak negatif. Baik dampak positif maupun dampak negatif yang timbul dari suatu kegiatan akan dirasakan baik oleh sejumlah manusia yang menjadi sasaran, maupun ioleh sejumlah manusia di luar sasaran. Oleh karena itu dampak lingkungan suatu kegiatan yang penentuannya didasarkan pada jumlah manusia yang terkena dampak menjadi penting bila : 1). Manusia yang terkena dampak lingkungan tetapi tidak termasuk pada sasaran yang diperkirakan dapat menikmati manfaat kegiatan yang direncanakan, jumlahnya sama atau bahkan lebih besar dari jumlah manusia yang dapat menikmati manfaat dari kegiatan tersebut; atau 2). Manusia yang terkena dampak lingkungan, baik yang termasuk maupun yang tidak termasuk dalam sasaran untuk menikmati rencana kegiatan, jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah manusia yang tidak akan terkena dampak lingkungan dalam wilayah dampak yang telah ditentukan menurut kerangka acuan bagi pembuatan analisis dampak lingkungan. 2. Luas wilayah persebaran dampak Perbandingan luas wilayah persebaran dampak dengan luas wilayah rencana kegiatan akan menentukan pentingnya dampak lingkungan. Dampak lingkungan dari suatu kegiatan itu penting dilihat dari perbandingan luas wilayah apabila : 1). Luas wilayah persebaran dampak paling sedikit dua kali lebih besar dari luas wilayah rencana kegiatan; 2). Luas wilayah persebaran dampak melampaui batas wilayah administrasi pada tingkat kabupaten ke atas dari tempat rencana kegiatan; 3). Luas wilayah persebaran dampak melampaui wilayah Negara Republik Indonesia sehingga mengancam keserasian hubungan dengan negara tetangga. 3. Lamanya dampak berlangsung Suatu kegiatan dapat menimbulkan dampak lingkungan pada suatu tahap tertentu atau pada berbagai tahap dari daur kegiatannya (pra-konstruksi, konstruksi dan pasca-kontruksi). Karena itu dampak lingkungan suatu rencana kegiatan menjadi penting apabila : 1). Dampak lingkungan berlangsung pada seluruh tahap pra-kontruksi, konstruksi dan pasca konstruksi; 2). Dampak lingkungan berlangsung selama minimal separuh dari umur kegiatan. 4. Intensitas dampak Dampak lingkungan suatu kegiatan itu mempunyai intensitas yang bervariasi mulai dari yang sangat ringan sampai yang sangat berat. Karena itu penentuan pentingnya dampak lingkungan juga dapat dilakukan berdasarkan intensitasnya dengan cara mengukur berat ringannya dampak yang dirasakan oleh yang terkena dampak dalam ruang lingkup

5 dari 6

PERTEMUAN 7

populasinya dan/atau mengukur besarnya penyimpangan dari baku mutu lingkungan yang telah ditentukan dan/atau disepakati. Dampak lingkungan menjadi penting apabila : 1). Dampak negatif menyebabkan kemerosotan daya toleransi secara drastis dalam waktu yang relatif singkat dalam ruang yang relatif luas; 2). Dampak positif menyebabkan peningkatan daya toleransi secara drastis dalam waktu yang relatif singkat dalm ruang yang relatif luas. 5. Komponen lingkungan dalam AMDAL Dalam AMDAL komponen lingkungan dibedakan menjadi 3 yaitu komponen fisik, biotis dan sosekbudkesmas (sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat). Ketiga komponen tersebut dapat terkena dampak, hal ini tergantung dari kegiatan suatu proyek. Dampak lingkungan menjadi penting apabila komponen lingkungan yang terkena dampak jumlahnya besar dalam waktu yang relatif singkat dalam ruang yang relatif luas. 6. Sifat kumulatif dampak Dampak lingkungan dari suatu kegiatan dapat bersifat sementara yang muncul pada suatu tahap da;am daur kegiatan, kemudian berkurang dan akhirnya hilang; tetapi sebaliknya dampak lingkungan juga dapat bersifat kumulatif. Dampak lingkungan yang bersifat kumulatif diartikan bahwa semula tidak menimbulkan dampak, tetapi sumber dampaknya tertimbun perlahan-lahan dalam lingkungan, sehingga pada tahap akumulasi tertentu merupakan dampak penting. Di samping itu suatu dampak lingkungan dapat menjadi lebih berat bila berakumulasi dengan dampak lingkungan yang lain dalam wilayah persebarab dampak. Fenomena ini disebut kumulasi sinergitik. Sebaliknya kumulasi beberapa dampak lingkungan justru bahayanya dapat berkurang, fenomena ini disebut kumulatif antagonistik. Karena itu dampak lingkungan menjadi penting atas dasar sifat kumulatifnya apabila : 1). akumulasi dampak terjadi dalam waktu yang relatif singkat dan ruang yang relatif luas sehingga bobot dampaknya bertambahbesar; 2). Terjadi fenomena sinegitik dan antogonistik dalam wilayah persebaran dampak. 7. Berbalik (reversible) atau tak berbalik (irreversible) Dampak lingkungan dapat menimbulkan perubahan yang tak berbalik. Misalnya dampak lingkungan menyebabkan orang menjadi cacat seumur hidup, hewan langka menjadi punah, dan tanah kritis. Karena itu dampak lingkungan menjadi penting bila ada konponen lingkungan yang terkena sehingga dampaknya tak berbalik. Makin banyak komponen lingkungan yang terkena dampak oleh suatu rencana kegiatan (yang mungkin diperlukan kembali), makin penting dampak lingkungan tersebut.

6 dari 6

You might also like