You are on page 1of 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT. Karena berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan dan menyusun tugas makalah yang berjudul MASALAH PENGANGGURAN DI DAERAH KAWASAN INDUSTRI .karena di Negara Indonesia ini khususnya di kota-kota yang sedang mengalami pembangunan banyak sekali pengangguran yang tersebar di kota-kota kecil di Indonesia, khususnya di daerah kawasan industri yang sulitnya untuk mencari lapangan pekerjaan saat ini.untuk itu pemerintah dan (Disnakertrans) kota bekasi untuk mampu menyelesaikan masalah ini. sebagaimana penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan pasti masih banyak kekurangan dalam tugas yang penulis buat ini, karenanya memang tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Maka dari itu penulis berharap untuk adanya kritik dan saran untuk membantu kelancaran dalam menemukan masalah sesuatu di dalam penulisan ini, agar penulis dapat lebih mengembangkan lagi ide dan kreatifnya dalam pembuatan makalah berikutnya.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... DAFTAR ISI...................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. A. Latar Belakang .................................................................................... B. Rumusan Masalah............................................................................... C. Tujuan.................................................................................................. D. Manfaat ............................................................................................... BAB II ISI ......................................................................................................... A. Pengertian Pengangguran ................................................................... B. Jenis Pengangguran. . 6 C. Sebab-sebab terjadinya Pengangguran ............................................... D. Dampak bagi Perekonomian Indonesia............................................. E. Upaya untuk Mengatasi Pengangguran ............................................. 6 7 8 1 2 3 3 4 4 4 5 5

BAB IV PENUTUP............................................................................................ 11 A. Simpulan ........................................................................................... 11 B. Saran ................................................................................................. 11 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dengan kehidupan masyarakat di kawasan Industri yang semakin berkembang pesat. dari Banyak lahan-lahan pertanian diubah menjadi pabrik-pabrik dan perumahanperumahan yang megah. Dan kawasan industri akan semakin cepat untuk memperluas kawasanya karena telah majunya perindustrian di Indonesia dan dunia. Sehinnga banyak lahan-lahan kosong seperti lahan pertanian, perkebunan dan lahan kosong lainnya berubah menjadi bangunan-bangunan besar seperti pabrik, komplek perumahan elit dll. Sehingga nasib para petani yang menggarap sawahnya akhirnya hilang dan mengalami kehilangan pekerjaanya sehingga menjadi pengangguran. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada,menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang. Banyaknya pengangguran dari penduduk asli disebabkan kalah bersaing dengan para pendatang, Daerah Industri ladang uang bagi para pencari kerja setelah ibu kota Negara Indonesia. Lapangan pekerjaan di industri tidak sebanding dengan para pencari kerja, sehingga pengangguran akan semakin banyak membeludak. Berdasarkan uraian defiini diatas, maka penulis sangat tertarik untuk mempelajari masalah-masalah apa sajakah yang terkait diuraian diatas, sehingga penulis akan mengangkat topikMASALAH PENGANGGURAN DI KAWASAN INDUSTRI , sebagai judul dalam penulisan makalah ini.

B. Rumusan Masalah Masalah pengangguran di kawasan Industri merupakan masalah yang penting. Jadi dalam penanganannya diperlukan kerjasama dari pemerintah, masyarakat,pelaku industry dan (Disnakertrans). Masalah yang perlu diketahui, adalah: 1. Apa yang penyebab pengangguran di Kawasan Industri? 2. Dampak apa saja yang ditimbulkan dari pengangguran di kawasan Industri.? 3. Bagaimana upaya mengatasi pengangguran di Kawasan Industri? C. Tujuan Tujuan penulis membuat makalah yang berjudul Masalah Pengangguran di Kawasan Industri adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui penyebab pengangguran di Kawasan Industri 2. Mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan dari pengangguran di kawasan Industri 3. Mengetahui solusi/upaya mengatasi pengangguran di Kawasan Industri D. Manfaat Setelah mempelajari makalah ini maka dapat diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Mencari solusi bagaimana mengantisipasi terjadinya pengangguran besar-besaran

di Indonesia.
2. Mengetahui dampak terjadinya pengangguran yang terjadi pada di Indonesia. 3. Mengambil

tindakan

secepat

mungkin

untuk

menghindari

penambahan

pengangguran yang terjadi saat ini.


4. Mengantisipasi diri jangan sampai turut menjadi pengangguran.

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengangguran Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah, SMP, SMA, Mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan. Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari masyaraka. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan kenaikan upah riil. Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. Masalah pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga dialami oleh negara-negara maju. Namun masalah pengangguran di negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di negaranegara berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik di negara tersebut Definisi pengangguran menurut para ahli : oleh Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai keadaan pengangguran terbuka.

oleh Dumairy, pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan lengkap. Lengkapnya orang yang tidak bekerja dan masih atau sedang mencari pekerjaan.

B. Jenis Pengangguran
Jenis pengangguran terbagi menjadi 4, yaitu : 1. Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar pekerja dengan pembuka pelamar pekerjaan. 2. Pengangguran Struktural adalah keadaan dimana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh pembuka lapangan pekerjaan. 3. Pengangguran Musiman adalah keadaan dimana adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seorang harus menganggur. 4. Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur karena imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran pekerjaan.

C. Faktor Penyebab Pengangguran


1 Adanya peralihan lahan dari pertanian menjadi kawasan industri dan real estate. Peralihan ini mendorong peralihan mata pencaharian juga. Bagi yang tidak mempunyai kompetensi akan kesulitan menghadapinya dan bukan tidak mungkin akan menjadi pengangguran Kawasan industri dianggap sebagai satu-satunya tempat untuk merubah nasib dari yang miskin menjadi kaya sehingga banyak orang-orang yang datang ke kawasan industri untuk mencari pekerjaan agardapat merubah nasibnya Kurangnya lapangan kerja yang tersedia di kawasan Industri untuk mencari kerja. Kurangnya tingkat pendidikan dan skill bagi pendatang yang ke kawasan Industri dalam mencari pekerjaan Kurangnya perhatian pemerintah terhadap masyarakat yang membutuhkan pekerjaan.

3 4 5

Banyak perusahaan yang merekrut pegawai dari luar kota. Sehingga hanya sedikit yang mampu bekerja.

D. Dampak Pengangguran bagi Perekonomian Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu: 1. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini: Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah. Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun. Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menye-babkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu. 2. Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya: 1. Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian

2. Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan 3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.

E. Upaya Mengatasi Pengangguran Cara Mengatasi Pengangguran, Terdapat beberapa alternatif (cara) yang bisa dilakukan dalam rangka mengatasi masalah pengangguran. Cara ini mengikuti dua pola (jalur), yaitu lewat jalur demand for labour, dan supply of labour. Upaya mengatasi pengangguran lewat jalur permintaan tenaga kerja berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja baru secara langsung. Jalur ini biasanya berhubungan dengan aspek-aspek sebagai berikut : (a) Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam (misalnya lahan). Hal ini bisa dilakukan apabila masyarakat diberi peluang (akses) terhadap penguasaan (paling tidak) penggarapan lahan. Tidak hanya sampai di situ, pemerintah pun harus memberikan fasilitasi yang kondusif agar masyarakat mampu mengelola lahan dengan optimal dan aman karena kepastian hukumnya jelas (b) Akses pada sumber-sumber modal. Akses pada sumber modal sangat menentukan bagi pengembangan usaha sekaligus kesempatan kerja (sama seperti sumberdaya tanah/lahan). Ketika kemudhan-kemudahan diciptakan untuk masyarakat lapisan bawah, dan pembinaan pun dilakukan, maka dampaknya secara langsung akan dirasakan oleh masyarakat (c) Peningkatan investasi (pembentukan modal, capital formation). Investasi bisa bersumber dari pihak internal maupun eksternal. Dari internal bisa didapat lewat pemupukan tabungan (dana pihak ketiga) masyarakat dan dari eksternal melalui peningkatan arus investasi (penanaman modal) dari pihak luar. Bila dua sumber ini lancar dan kenaikannya cukup signifikan, maka dampaknya akan terasa pada gairah usaha dan otomatis terhadap permintaan tenaga kerja (kesempatan kerja) (d) Kerjasama. Kerjasama akan sangat bergantung pada kredibilitas pemerintah, situasi objektif wilayah (peluang pasar, potensi wilayah, keamanan, politik dan kelembagaan yang mendukung sistem pemerintahan). Bila hal ini telah dipastikan kondusif, maka investor cenderung siap melakukan kerjasama (pengembangan wilayah), sehingga pada gilirannya berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah dan kesempatan kerja (e) Perluasan pasar. Tahap ini tercipta setelah tahap kerjasama dan arus investasi masuk ke suatu wilayah. Artinya tahap ini sebagai konsekuensi dari existing situation yang ada sebelumnya. Perluasan pasar dapat ditingkatkan dengan beberapa cara diantaranya dengan perbaikan kualitas (TQM), penguatan akses

informasi, memahami prilaku pesaing, memahami kehendak buyer dan lancarnya delivery order system (f) Pembinaan usaha. Terdapat ragam upaya yang bisa dilakukan dalam rangka pembinaan usaha (paket-paket pembinaan usaha sudah banyak tersedia). Tetapi yang paling penting dari itu semua adalah jiwa wirausaha yang dilandasi dengan nilai-nilai transendental yang nampaknya masih perlu ditingkatkan. Artinya harus dipahami oleh semua, bahwa segala usaha dan upaya yang dilakukan, harus ditujukan hanya semata untuk mengabdi kepada Tuhan dan bermaksud ingin memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang lain (manusia dan alam/lingkungan sekitar) (g) Pengembangan usaha padat karya (labor intensive). Usaha padat karya adalah jenis karakteristik usaha yang paling cocok untuk negara berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk tinggi. Seperti halnya negara Indonesia. Tetapi bukan berarti kita menolak semua teknologi yang terjadi saat ini. Teknologi tetap dibutuhkan, dengan catatan tidak akan mempersulit (mempersempit) lapangan kerja baru, ramah lingkungan, terjangkau biayanya dan adaptasinya dapat dengan mudah diserap dan diimplementasi oleh tenaga kerja domestik (h) Kebijakan pemerintah. Suasana kondusif dapat tercipta karena pemerintah dan pemerintah daerah melakukan fasilitasi dan memberikan berbagai kemudahan (insentif ekonomi) bagi pengembangan usaha. Berbagai peraturan yang diciptakan bertujuan untuk memberikan motivasi dan semangat usaha, tidak sebaliknya (menjadikan pengusaha atau kegiatan usaha menjadi objek penghasilan semata). Budaya pendekatan proyek (project oriented) harus diubah menjadi budaya social benefit. Artinya semua usaha yang dilakukan pemerintah tidak melulu profit seeking (memburu laba) dalam rangka mendongkrak economic growth semata, tetapi lebih jauh dari itu bagaimana kue pertumbuhan itu mengalir dan bermanfaat bagi masyarakat kecil yang sekarang sedang terancam bahaya kelaparan. Sedangkan lewat jalur supply of labor lebih terkait dengan pengembangan sumber daya manusia (human capital formation). Implementasi praktis lewat jalur ini, seperti disarankan beberapa ahli (Reynolds, Masters and Moser, 1986; Ehrenberg-Smith, 1988; Sudarman Damin, 2003) adalah dengan model-model kegiatan sebagai berikut : (a) Primary and high school education (peningkatan dan penguatan pendidikan dasar dan menengah). Bagaimana caranya supaya kegiatan ini dapat berjalan dengan efektif ? Biasanya (seharusnya) ini dilakukan oleh pemerintah. Mekanismenya adalah dengan penyediaan anggaran yang cukup memadai. Tanpa dukungan dari pemerintah, program ini tidak akan berjalan dengan baik, karena model pendidikan ini bersifat massal. Artinya harus diikuti oleh semua warga yang telah masuk pada usia sekolah (b) College and postgraduate education (kursus-kursus dan pendidikan lanjutan, misalnya Perguruan Tinggi). Pendanaan program ini tidak menjadi kewajiban negara sepenuhnya, tetapi tetap subsidi anggaran di sektor ini harus diberikan

(c) Training provided by employers on the job (pelatihan yang disediakan langsung oleh perusahaan terkait langsung dengan pekerjaan). Program ini merupakan kebutuhan perusahaan dalam rangka penajaman wilayah garapan (jobs) yang akan langsung ditangani di perusahaan yang bersangkutan. Hal ini bisa tidak terkait dengan program subsidi pemerintah. Kegiatan ini akan beragam sekali tergantung spesifikasi bidang usaha yang dikembangkan oleh perusahaan (d) Accumulated of skill through continued work experience (peningkatan keahlian melalui pengalaman kerja). Keahlian ini tentunya tidak didapat dari bangku sekolah, atau pendidikan formal lainnya, tetapi diperoleh melalui pengalaman kerja secara langsung (learning by doing). Akumulasi pengetahuan sedemikian biasanya memiliki kedalaman yang mantap pada bidangnya dan berkonsekuensi pada harga yang mahal. Sekarang upaya kearah itu dapat dilakukan dengan melakukan kombinasi antara pendidikan formal dengan terjun langsung (harus menempuh waktu tertentu) pada bidang usaha yang relevan (e) Government training programs for displaced or disadvantaged workers (pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mengganti tenaga kerja yang akan pensiun). Program ini bisa sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mempersiapakan tenaga kerja yang siap bekerja untuk mengganti tenaga kerja yang akan pensiun. Sebetulnya kondisi yang sama dapat juga dilakukan oleh perusahaan dalam rangka mempersiapakan tenaga kerja pengganti yang lebih produktif dan semangat baru (f) Memberikan fasilitas dan pelayanan kesehatan. Fasilitas dan pelayanan kesehatan sangat diperlukan oleh tenaga kerja, karena akan terkait langsung dengan produktifitas dan semangat kerja. Bahkan secara permanen semua warga seharusnya mendapatakan pelayanan asuransi yang memadai, tidak hanya tenaga kerja (g) Migrasi. Migrasi bisa ditolelir sepanjang disertai beberapa syarat : (i) tenaga kerja memiliki keahlian yang memadai sesuai dipersyaratkan di tempat tujuan mereka bekerja (ii) tingkat kepadatan penduduk di daerah tujuan masih kondusif, (iii) sudah tidak ada lagi potensi daerah asal yang bisa dikembangkan (iv) upah yang akan diterima lebih baik daripada di daerah asal (v) perlakuan terhadap tenaga kerja di daerah tujuan tidak menyimpang

10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penyebab pengangguran adalah a. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja b. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang c. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang d. Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia e. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang Dan untuk mengatasi pengangguran di kawasan Industri di perlukan peran dari masyarakat, pemerintah dan industri di kawasan tersebut untuk membantu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan B.Saran Dari kesimpulan di atas maka saya dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut ; 1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja 2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan 3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan 4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

11

DAFTAR PUSTAKA
http://dimas-apriyana.blogspot.com/2010/01/makalah-pengangguran.html dibuka Senin, 7 Juni 2010 http://www.scribd.com/doc/24670191/Makalah-Pengangguran dibuka Senin, 7 Juni 2010 http://derrytritya.wordpress.com/2010/01/19/ekonomi-pembangunanmasalahpengangguran/ dibuka Senin, 7 Juni 2010 http://guskar.com/2008/10/28/pengangguran-dan-investasi-baru-di-karawang/ dibuka Senin, 7 Juni 2010 http://kumpulanmakalahjanuari2008.blogspot.com/2008/01/inflasi-makro_21.html dibuka Senin, 7 Juni 2010 http://www.surabaya.go.id/infokota/index.php?id=5 dibuka Senin, 7 Juni 2010 http://www.berpolitik.com/static/myposting/2008/08/myposting_15669.html dibuka Senin, 7 Juni 2010

12

You might also like