You are on page 1of 15

PELAKSANAAN DEMOKRASI LIBERAL MEWARNAI KEHIDUPAN DEMOKRASI DI INDONESIA

DI S
U S U N OLEH :

NAMA :

- YOSSY PHONNA - CUT HARIYANI

KELAS : XI IPA 3 (SEBELAS) GURU PEMBIMBING : BU TAUHIDIYAH S,Pd

SMA NEGERI 1 LHOKSEUMAWE TAHUN AJARAN 2009/2010

Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah, rahmat, dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat selesai sebagaimana yang kami harapkan. Ada hal yang mendasar dari penyusunan makalah ini, yakni dalam sejarah Perkembangan Demokrasi Indonesia, ada banyak peristiwa yang terjadi dan menjadi tonggak sejarah perkembangan demokrasi Indonesia. Kebetulan kami ditunjuk untuk membahas tema tentang Pelaksanaan Demokasi Liberal mewarnai kehidupan demokrasi di Indonesia. Kemudian dengan selesainya makalah ini, kami menghaturkan rasa terima kasih kepada Ibu guru yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Khususnya kepada guru mata pelajaran Sejarah. Semoga malakah yang telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi para pembaca dan pelajar yang sedang menuntut ilmu.

Lhokseumawe, 26 Mei 2010

Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan

Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia

DAFTAR ISI

Halaman Judul ---------------------------------------------------------------------------Kata Pengantar --------------------------------------------------------------------------Daftar Isi ----------------------------------------------------------------------------------Bab I Bab II Pendahuluan ---------------------------------------------------------------Pembahasan ----------------------------------------------------------------A. Peristiwa peristiwa Penting pada Awal Pelaksanaan Demokrasi Liberal di Indonesia ---------------------------------------------------a) Peristiwa APRA --------------------------------------------------------b) Peristiwa Andi Azis ---------------------------------------------------c) Peristiwa RMS ---------------------------------------------------------d) Peristiwa PRRI -------------------------------------------------------e) Peristiwa Permesta --------------------------------------------------B. Kehidupan Politik dan Pemerintahan pada Masa Demokrasi Liberal ------------------------------------------------------------------a) Pemberlakuan Sistem Kabinet Parlementer ------------------b) Pemilihan Umum I --------------------------------------------------c) Upaya Konstituante menyusun UUD ---------------------------d) Dekrit Presiden 5 Juli 1959 --------------------------------------Penutup -----------------------------------------------------------------------------Daftar Pustaka --------------------------------------------------------------------------

1 2 3 4 5 5 5 6 6 7 7 8 8 11 12 12 14 15

Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan

Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

Pada tanggal 15 Agustus 1950, dengan resmi RSI dibubarkan dan dibentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Undang Undang Dasar yang dipergunakan dalam NKRI pada waktu itu adalah UUDS 1950 (Undang Undang Dasar Sementara 1950) yang mengandug unsur unsur UUD 1945 dan UUD RIS. Dalam UUDS 1950, unsur UUD RIS terlihat dengan ditetapkannya sistem Demokrasi Liberal (demokrasi bebas). Dengan sistem Demokrasi Liberal, peranan partai politik menjadi besar. Partai politik dapat membentuk kabinet partai politik karena berhasil mendudukkan wakilnya dalam kabinet. Selanjutnya, partai itu disebut partai pemerintah. Partai yang tidak memiliki wakil di pemerintahan (kabinet) disebut partai oposisi. Partai oposisi inilah yang selalu berusaha menjatuhkan kabinet yang sedang memerintah. UUDS 1950 menetapkan sistem pemerintahan parlementer. Dalam sistem ini, kekuatan pmerintahan tertinggi dipegang oleh perdana menteri. Perdana menteri dan para menteri bertanggungjawab kepada DPR. Jadi pemerintah (kabinet) harus dapat membuat kebijakan atau kebijaksanaan yang sesuai dengan tuntutan DPR. Apabila kebijaksanaan pemerintah tidak mendapatkan kepercayaan DPR, kabinet itu akan jatuh dan dibubarkan kemudian dibentuk kabinet baru lagi. Dengan kata lain, pada Demokrasi Liberal pergantian kabinet sering terjadi atau kabinet tidak berumur panjang dan pemerintahan tidak stabil.

Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan

Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia

BAB II PEMBAHASAN
A. Peristiwa peristiwa Penting pada Awal Pelaksanaan Demokrasi Liberal di Indonesia. Pada masa demokrasi Liberal, bangsa Indonesia diuji kemampuannya untuk menghadapi berbagai gangguan dan hambatan yang berasl dari dalam negeri. Kemelut yang terjadi sangat menghambat upaya negara untuk mengisi kemerdekaan dengan kegiatan yang dapat memakmurkan rakyat dan mewujudkan ketentraman serta kedamaian di Indonesia. Pergolakan di beberapa daerah itu antara lain, yaitu Pemberontakan APRA, Andi Azis, RMS, PRRI, dan Permesta. a) Peristiwa APRA di Bandung Salah satu bunyi kesepakatan KMB menyatakan bahwa KNIL dibubarkan dan selanjutnya bekas anggota KNIL yang masih berkeiniginan menjadi anggota angkatan perang diwajibkan bergabung dengan Angkatan Peran Republik Indonesia Serikat (APRIS). Namun, pada kenyatannya pembentukan APRIS telah menimbulkan ketegangan ketegangan yang berakhir dengan pertumpahan darah. Di kalangan TNI sendiri ada keengganan bergabung dengan bekas KNIL. Sebaliknya bekas anggota KNIL menuntut agar kesatuan kesatuannya ditetapkan sebagai angkatan perang negara bagian. Di Bandung, bekas anggota KNIL yang tidak mau bergabung dengan APRIS membentuk organisasi Angkatan Perang Ratu Adil ( APRA ) yang dipimpin Raymond Westerling, bekas perwira Belanda. APRA menuntut agar organisasinya diakui tapi tidak digubris oleh pemerintah. Oleh karena itu maka pada 23 Januari 1950 APRA melancarkan serangan terhadap kota Bandung. Mereka membunuh tiap anggota TNI yang dijumpainya dan berhasil menduduki markas staf divisi Siliwangi setelah membunuh 15 orang regu jaganya termasuk Letkol Lembong.

Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan

Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia Penyerbuan APRA tidak diduga sebelumnya hingga mereka dapat dengan mudah menguasai kota Bandung. Untuk menanggulangi pemberontakan APRA, pemerintah RIS segera mengirimkan bala bantuan ke Bandung dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Semetara itu di Jakarta, Drs Moh Hatta dan Komisaris Tinggi Belanda mengadakan pertemuan dan memutuskan agar Mayjen Engels sebagai komandan tentara di Bandung di minta medesak Westerling untuk meninggalkan Bandung. b) Peristiwa Andi Azis di Makasar Andi Azis beserta para pengikutnya (bekas pasukan KNIL) melakukan pemberontakan terhadap pemerintah pada tanggal 5 April 1950. Sebelum pemberontakan, Andi Azis beserta anak buahnya telah terima oleh APRIS pada 30 Maret 1950. Ia diangkat sebagai komandan kompi dengan angkat kapten. Pengangkatan tersebut disaksikan oleh Letkol A. Y. Mokoginta. Beberapa hari setelahnya pada pukul 05.00, Andi Azis beserta pasukannya menyerang maracas TNI di Makasar dan terjadilah pertempuran antara Andi Azis dan TNI. Pasukan TNI dapat dikalahkan dengan mudah karena jumlahnya sedikit. Banyak anggota TNI yang menjadi korban dan tawanan termasuk Mokoginta. Setelah menguasai Makasar, Andi Azis menuntut agar APRIS diberi kekuasaan untuk menjaga keamanan wilayah Indonesia Timur. Tapi tuntutan tersebut ditolak oleh pemerintah, bahkan pemerintah mengeluarkan ultimatum bahwa Andi Azis harus datang ke Jakarta dan mempertanggungjawabkan perbuatannya dalam tempo 4 x 24 jam. Setelah batas ultimatum terlewati Andi Azis belum juga menyerahkan diri sehingga pemerintah mengirim sejumlah pasukan yang di pimpin oleh Kolonel Alex Kawilarang untuk menumpas gerombolan Andi Azis. Hasilnya pada 15 April 1950 Andi Azis terpaksa menyerahkan diri ke Jakarta. c) Peristiwa RMS di Maluku Republik Maluku Selatan (RMS) didirikan oleh Dr Soumokil (bekas Jaksa Agung Negara Indonesia Timur) pada 25 April 1950 di Ambon. Gerakan RMS memiliki kesamaan dengan APRA dan Andi Azis. Semula pemerintah RIS berupaya menyelesaikan persoalan RMS dengan cara damai yang diketuai oleh Dr J Leimena. Tapi usaha ini tidak membawa hasil yang Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan 6

Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia diharapkan sehingga pemerintah memutuskan untuk menumpas RMS dengan kekuatan senjata. Setelah menguasai pos pos penting di Maluku mereka kemudian melancarakn serangan terhadap gerombolan RMS. Serangan serangan itu dilindungi tembakan dari udara dan laut. Serangan tersebut menyebabkan pasukan RMS mundur ke Benteng Nieuw Victoria. Pertempuran tersebut berlangsung sangat sengit dan menyebabkan Letkol Slamet Riyadi tertembak dan menyebakan kemarahan dari pasukan APRIS sehingga serangan pun diperhebat. Akhirnya benteng tersebut berhasil direbut, namun sayangnya Dr Soumokil meloloskan diri. Pada tanggal 12 Desember 1963, Dr Soumokil berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. d) Peristiwa PRRI di Sumatera Pemberontakan PRRI muncul sebagai akibat timbulnya pertentangan antara pemerintah pusat dengan beberapa daerah. Pokok permasalahannya berpangkal pada masalah otonomi dan pertimabngan keuangan antara pusat dan daerah yang tidak adil. Pada 9 Februari 1958 dilakukan pertemuan di Sungai Dareh Sumatera Barat. Pertemuan ini dihadiri para panglima pendiri dewan dewan dan tokoh - tokoh pihak sipil. Mereka memperbincangkan tentang pembentukan pemerintah baru. Keesokan harinya diadakan rapat raksasa di Padang yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein yang memutuskan agar Presiden kembali ke kedudukan semula sebagai Presiden Konstitusional. Tapi ultimatum tersebut ditolak, bahkan Ahmad Husein dkk dipecat dari angkatan darat. Suasana bertambah genting tatkala Ahmad Husein mengumumkan berdirinya pemerintah revolusioner Republik Indonesia. Pemerintah RI menilai gerakan separatis di Sumatera ini tidak boleh dibiarkan berlarut larut. Gerakan tersebut harus ditumpas dengan kekuatan senjata. Pemerintah lantas membentuk operasi gabungan. Salah satu yang terkenal adalah Operasi Agustus yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani. Dalam waktu singkat operasi ini dapat menumpas perlawanan PRRI pada 29 Mei 1961. Ahmad Husein beserta pasukannya menyerahkan diri dan berakhirlah pemberontakan PRRI.

Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan

Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia e) Peristiwa Permesta di Sulawesi Pada 2 Maret 1957, Panglima Tentara dan teritorium VII Letkol Ventje Sumual memproklamasikan berdirinya Perjuangan Rakyat Semesta ( Permesta ) . Gerakan ini meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku. Piagam Permesta ditandatangani 51 tokoh masyarakat Indonesia Timur. Gerakan separatis di wilayah Indonesia Timur ini membahayakan keutuhan negara RI. Pemerintah segera melancarkan operasi gabungan yaitu Operasi Merdeka yang dipimpin oleh Letkol Rukmito Hendraningrat. Karena Permesta memiliki persenjataan yang memadai, APRI mendapat kesulitan dalam menumpas Permesta. Meskipun demikian, lambat laun APRI berhasil menguasai daerah daerah kekuasaan Permesta. Pada pertengahan tahun 1961 sisa sisa Permesta menyerahkan diri dan kembali ke tengah tengah masyarakat. Sejak saat itu keamanan, di Sulawesi dan sekitarnya dapat dipulihkan sepenuhnya. B. Kehidupan Politik dan Pemerintahan pada Masa Demokrasi Liberal. Pada masa Demokrasi Liberal terjadi berbagai peristiwa penting seperti pergantian kabinet yang cepat akibat pemberlakuan sistem Kabinet Parlementer, penyelegaraan pemilu I RI, kegagalan konstitunte yang baru dan keluarnya Dekrit Presiden 1959. a) Pemberlakuan Sistem Kabinet Parlementer Semenjak RIS dibubarkan berdirilah Negara kesatuan RI dengan pedoman UUDS 1950. Isi konstitusi ini menganut ide demokrasi liberal yang meniru konstitusi negara negara Barat. Pelaksanaan demokrasi liberal di Indonesia antara lain ditandai dengan berlakunya sistem parlementer dengan ciri ciri sebagai berikut: Kedudukan Kepala Negara tidak dapat diganggu gugat Kabinet dipimpin perdana menteri yang bertanggungjawab kepada parlemen Susunan anggota dan program kabinet didasarkan atas suara terbanyak dalam parlemen Masa jabatan kabinet tidak ditentukan dengan pasti lamanya

Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan

Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia Kabinet dapat dijatuhkan setiap waktu oleh parlemen, sebaliknya pemerintah pun dapat membubarkan parlemen. Pada masa demokrasi liberal berlaku sistem multipartai, partai partai ini ada yang berkuasa di dalam pemerintahan dan ada juga yang menempatkan diri sebagai partai oposisi. Partai yang berkuasa mendudukkan wakil wakilnya dalam kabinet setelah mendapatkan dukungan mayoritas parlemen. Namun, apabila mayoritas suara parlemen tidak mempercayai lagi kabinet tersebut, maka jatuhlah kabinet yang berkuasa itu. Partai partai yang pernah berkuasa di Indonesia pada umumnya memiliki kelemahan yang memberi peluang kepada partai oposisi untuk menjatuhkannya dalam parlemen. Selama masa demokrasi liberal, hal ini sering terjadi sehingga menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Berikut ini kabinet yang pernah berkuasa pada masa demokrasi liberal: Kabinet Natsir Mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih Dewan Kostituante Menyempurnakan susunan pemerintah dan membentuk kelengkapan egara Menggaitkan usaha mencapai keamanan dan ketentraman Meningkatkan kesejahteraan rakyat Menyempurnakan organisasi angkatan perang Memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat Kabinet Sukiman Menjalankan berbagai tindakan tegas sebagai Negara hokum unutk menjamin keamanan dan ketentraman serta menyempurnakan organisasi alat alat kekuasaan negara Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangka pendek untuk mempertinggi kehidupan social ekonomi rakyat dan mempercepat usaha penempatan bekas pejuang dalam pembangunan Program kerja Kabinet Natsir antara lain:

Program kerja Kabinet Sukiman antara lain:

Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan

Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia Menyelesaikan persiapan pemilu untuk membentuk Dewan Konstituante dan menyelenggarakan pemilu itu dalam waktu singkat serta mempercepat terklaksananya otonomi daerah. Menyampiakan UU pengakuan serikat buruh, perjanjian kerjasama, penetapan upah minimum, penyelesaian pertikaian buruh Menyelenggarakan politik luar negeri bebas aktif Memasukkan Irian Barat ke wilayah RI secepatnya Kabinet Wilopo Mempersiapkan pemiliu Berusaha mengembalika Irian Barat ke dalam pangkuan RI Wongsonegoro) Program kerja Kabinet Ali Sastromijoyo (Kabinet Ali-Wongsonegoro) antara lain: Menumpas pemberontakan DI/TII di berbagai daerah Melaksanakan pemilu Memperjuangkan kembalinya Irian Barat kepada RI Menyelenggarakan Koferensi Asia Afrika Kabinet Burhanuddin Harahap Mengembalikan kewibawaan moral pemerintah dalam hal ini kepercayaan angkatan darat dan masyarakat Akan dilaksanakan pemilihan umum, desentralisasi, memecahkan masalah inflasi, dan pemberantasan korupsi Perjuangan mengembalikan Irian Barat ke RI 10 Meningkatkan keamanan dan kesjahteraan Perbaharui bidang pendidikan dan pengajaran Melaksanakan politik luar negeri bebas dan aktif Kabinet Ali Sastromijoyo (Kabinet Ali-

Program kerja Kabinet Wilopo antara lain:

Program kerja Kabinet Burhanuddin Harahap antara lain:

Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan

Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia Kabinet Ali Sastromijoyo II Menyelesaikan pembatalan hasil KMB Menyelesaikan masalah Irian Barat Pembentukan provinsi Irian Barat Menjalankan politik luar negeri bebas aktif Kabinet Juanda ( Kabinet Karya ) Membentuk dewan nasional Normalisasi keadaan RI Melanjutkan KMB Kembali ke RI b) Pemilu I Pada awal kemerdekaan pemerintah RI mengeluarkan Maklumat Pemerintah 3 November 1945 yang intinya menyatakan pemerintah mengahargai timbulnya partai partai politik untuk menyalurkan segala aliran atau paham yang ada dalam masyarakat. Sejak saat itu, lahirlah partai partai politik yang hidup berdampingan dengan partai lama. Pada masa Demokrasi Liberal sebagaian partai partai politik yang ada tidak bekerja sebagai penyalur aspirasi rakyat. Mereka hanya memperjuangkan kepentingan golongan atau pribadi para pemimpin. Rakyat Indonesia menjadi frustasi melihat kepincangan politik semacam itu sehingga rakyat menuntut diadakannya pemilihan umum. Persiapan menuju pemilu dirintis oleh Kabinet Ali I dan pelaksanaannya dilakukan semasa Kabinet Burhanuddin Harahap. Pemilu I berlangsung dua tahap: a. b. 29 September 1955, digunakan untuk memilih anggota DPR 15 Desember 1955, pemilu dimanfaatkan untuk memilih kostituante 11 Mempercepat pembangunan Memperjuangkan Irian Barat pembatalan

Program kerja Kabinet Ali Sastromijoyo II antara lain:

Program kerja Kabinet Karya disebut Pancakarya yang meliputi:

Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan

Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia Pada pemilu tahap I sebanyak 39 juta rakyat Indonesia memberikan suaranya dengan tertib dan disiplin. Pengamat luar negeri menilai pelaksanaan pemilu I berlangsung tertib dan sukses. Dari sekitar 28 partai pemilu I di Indonesia telah memunculkan 4 partai terkemuka yaitu Masyomi, PNI, NU, dan PKI. Perolehan kursi DPR hasil pemilu I antara lain Masyomi 60 anggota, PNI 58 anggota, NU 47 anggota dan PKI 32 anggota. Perolehan kursi konstituante hasil pemilu antara lain PNI 119 anggota, Masyomi 112 anggota, NU 91 anggota dan PKI 80 anggota. Hasil pemilu yang begitu didambakan rakyat ternyata belum membuahkan hasil yang diharapkan. Stabilitas politik tidak terwujud karena wakil wakil rakyat yang terpilih tetap saja mementingkan partainya sendiri. Pertentangan antara partai semakin menghebat. Kabinet Ali II yang melanjutkan tugas Kabinet Burhanuddin Harahap hanya bertahan satu tahun Karena dijatuhkan partai partai oposisi yang semakin kuat.

c)

Upaya Konstituante Menyusun UUD Konstituante dipilih rakyat dengan tugas merancang UUD baru sebagai pengganti

UUDS 1950. Anggota kostituante mulai bersidang 10 November 1956 ternyata sampai tahun 1958 konstituante belum berhasil merumuskan UUD yang diharapkan. Hal ini disebabkan sering timbulnya perdebatan sengit yang berlarut larut. Masing masing anggota kostituante terlalu mementingkan partainya. Dalam menanggapi hal itu, Presiden Soekarno lantas menyampaikan amanat di depan sidang kostituante pada 25 April 1959 yang isinya menganjurkan untuk kembali ke UUD 1945. Amanat Presiden ini diperdebatkan dan akhirnya diputuskan untuk diadakan pemungutan suara. Pada 30 Mei 1959 kostituante melaksanakan pemungutan suara. Hasilnya 269 suara menyetujui UUD 1945 dan 199 suara tidak menyetujuinya. Suara yang menyetujui memang lebih banyak daripada yang tidak setuju tetapi nyatanya suara tidak memenuhi kuororu (dua pertiga jumlah minimum anggota yang hadir), sehingga pemungutan suara harus diulang.

Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan

12

Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia Pemungutan suara kembali diadakan 1 dan 2 Juni 1959. Dari dua kali pemungutan suara konstituante kembali gagal mencapai dua pertiga suara yang dibutuhkan. Akibatnya sidang sidang berikutnya mengalami kemacetan. Pada 3 Juni konstituante mengadakan reses yang ternyata untuk selamanya untuk mencegah akses akses yang membahayakan negara, pada 3 Juni 1959 pemerintah mengeluarkan peraturan yang melarang kegiatan kegiatan politik. Selanjutnya, rakyat yang menyadari perlunya menjaga keselamatan negara segera melakukan pawai, rapat umum dan demonstrasi dan penyerahan petisi. Rakyat menuntut kepada pemerintah untuk melaksanakan kembali UUD 1945.

d)

Dekret Presiden 5 Juli 1959 Setelah Konstituante gagal menetapkan UUD 1945 menjadi konstitusi RI. Presiden

Soekarno mengeluarkan dekrit yang diumumkan dalam upacara resmi di Istana Merdeka pada 5 Juli 1959 pukul 17.00. Isi dekrit Presiden 5 Juli 1959 yakni: a. Pembubaran kosntituante b. Pemberlakuan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950, dan c. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat singkatnya Dekrit Presiden tersebut mendapat dukungan dari masyarakat. Kasad memerintahkan kepada segenap anggota TNI untuk melaksanakan dan mengamankan dekrit tersebut. Mahkamah Agung membenarkan dekrit tersebut. DPR dalam sidangnya pada 22 Juli 1959 secara aklamasi menyatakan kesediaannya untuk terus bekerja dengan berpedoman kepada UUD 1945.

Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan

13

Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia

PENUTUP
A. KESIMPULAN Peristiwa peristiwa Penting pada Awal Pelaksanaan Demokrasi Liberal di Indonesia antara lain: Peristiwa APRA Peristiwa Andi Azis Peristiwa RMS Peristiwa PRRI Peristiwa Permesta Pemberlakuan Sistem Kabinet Parlementer Pemilihan Umum I Upaya Konstituante menyusun UUD Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Kehidupan Politik dan Pemerintahan pada Masa Demokrasi Liberal meliputi:

Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan

14

Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
Kurnia Anwar, Suryana Moh. 2002. Sejarah Kelas 3 SLTP. Jakarta: Yudhistira. Mustafa, Shodiq. 2007. Wawasan Sejarah 2 Indonesia dan Dunia. Kelas XI SMA dan MA. Solo: Tiga Serangkai.

Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan

15

You might also like