You are on page 1of 8

ANALISIS PERRBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN METODE INCOME STATEMENT APPROACH DAN VALUE ADDED APPROACH

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN BANK (Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Tasikmalaya)

Ana Damayanti 083403020 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) perbedaan kinerja keuangan bank syariah dengan menggunakan pendekatan laba rugi dan nilai tambah syariah, (2) Pengaruh kinerja terhadap pertumbuhan asset bank syariah, (3) perbandingan pertumbuhan asset bank syariah berdasarkan pendekatan laba rugi dan nilai tambah. Rasio kinerja keuangan yang digunakan terdiri dari ROA, ROE, NPM dan REO, sedangkan pertumbuhan bank syariah diukur dalam pertumbuhan total asset. Dalam penelitian ini penulis melakukan studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Tasikmalaya. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, studi dokumentasi serta studi kepustakaan. Dalam menguji hipotesis penguji menggunakan analisis statistik deskriptif, regresi sederhana, independent sample t-test serta analisis komponen utama (Principal Componen Analysis). Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank syariah dengan menggunakan pendekatan laba rugi dan nilai tambah syariah, karena dari keempat rasio yang digunakan hanya rasio ROE dan REO yang memiliki perbedaan yang signifikan, sedangkan ROA dan NPM tidak memiliki tingkat perbedaan yang signifikan, (2) Rasio ROA, ROE, NPM dan REO tidak mempengaruhi pertumbuhan asset secara signifikan, (3) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan asset dengan menggunakan pendekatan laba rugi dan nilai tambah syariah. Kata kunci: Kinerja keuangan, Pertumbuhan Asset. PENDAHULUAN Dalam UU No.10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998. Bank umum dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional. 2. Bank yang berdasarkan prinsip syariah. Terbitnya UU No.10/1998 tentang Perbankan, yang merupakan penyempurnaan dari UU No. 7/1992, memicu perkembangan perbankan syariah. UU yang memberi peluang diterapkannya 1

Dual Banking System dalam perbankan nasional ini dengan cepat telah mendorong dibukanya divisi syariah di sejumlah bank konvensional Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan ada bunga. Bank syariah adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Quran dan Hadist. Atau dengan kata lain, bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam (Muhammad, 2005). Secara umum yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional ada dua hal. Pertama, hubungan antara bank dan nasabah. Hubungan bank syariah dan nasabah tercakup dalam perjanjian (akad) yang menempatkan bank syariah dan nasabah sebagai mitra sejajar dengan hak (manfaat), kewajiban dan tanggungjawab (risiko) yang berimbang. Kedua, bahwa bank syariah beroperasi berdasarkan konsep muamalah Islam yang menganjurkan keadilan dan keterbukaan serta melarang tindakan yang tidak sesuai dengan syariah Islam. Prinsip utama yang harus dikembangkan oleh bank syariah dalam meningkatkan kinerja keuangan adalah kemampuan bank syariah dalam melakukan pengelolaan dana. Yaitu kemampuan bank syariah memberikan bagi hasil yang optimal kepada nasabah. Penilaian kinerja keuangan bank syariah dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan yang diterbitkan. Yaitu dengan menganalisa tingkat profitabilitas bank syariah yang bersangkutan, dengan menggunakan empat rasio yaitu Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Rasio Efisiensi Operasional (REO) . Kualitas kinerja kuangan bank syariah, dapat dilihat seberapa besar rasio kinerja keuangan yang diperoleh. Semakin besar rasio yang diperoleh berarti kemampuan

bank syariah dalam memberikan keuntungan bagi hasil kepada nasabah semakin baik, dan sebaliknya jika perolehan rasio kinerja keuangan kecil berarti kemampuan bank syariah memberikan keuntungan berupa bagi hasil kepada nasabah rendah. Namun saat ini para pengguna laporan keuangan (nasabah, karyawan, pemerintah, masyarakat, manajemen) dihadapkan satu kondisi dimana laporan keuangan bank syariah belum dapat melakukan analisa terhadap kinerja keuangan bank syariah secara tepat, mengingat laporan keuangan bank syariah sebagaimana termuat dalam Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.59, hanya memuat sejumlah elemen laporan keuangan sebagaimana elemen dalam laporan keuangan bank konvensional, ditambah dengan beberapa laporan seperti Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat, Laporan Dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh serta Laporan Qardul Hasan. Selain itu di dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah disebutkan bahwa tujuan akuntansi keuangan bank syariah adalah penyediaan informasi keuangan ditambah dengan seputar informasi yang berkaitan terhadap prinsip syariah, yang merupakan karakteristik dari bank syariah. Jika dikaji secara lebih mendalam, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan bank syariah masih berorientasi pada kepentingan direct stakeholders. Sementara itu jika mengingat bank syariah adalah unit usaha bisnis yang berdasarkan syariah Islam, maka seyogyanya akuntansi keuangan yang digunakan adalah akuntansi syariah. Dimana tujuan di dalam akuntansi syariah tidak hanya sebatas menyediakan informasi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan ekonomi saja, akan tetapi sebagaimana diungkapkan oleh para pakar akutansi syariah, bahwa tujuan akuntansi syariah adalah muamalah yaitu Amar Maruf Nahi Munkar, keadilan dan kebenaran, maslahat sosial, kerjasama, menghapus riba, dan mendorong zakat. 2

Sehingga dengan demikian tujuan akuntansi syariah lebih menekankan pentingnya memberikan informasi bagi penghitungan zakat, pelaksanaan keadilan dan melaporkan kegiatan yang bertentangan dengan syariah. Tujuantujuan tersebut perlu dilakukan dalam rangka memenuhi tanggungjawab bank kepada direct stakeholders maupun indirect stakeholders. (Muhammad Wahyudi :2005). Dalam kaitannya dengan pemenuhan akuntanbilitas laporan keuangan bank syariah, Baydoun dan Willet (2000), seorang pakar akuntansi syariah merekomendasikan laporan nilai tambah (Value Added Statement), sebagai tambahan dalam laporan keuangan bank syariah. Laporan nilai tambah menurut Baydoun dan Willet (2000), merupakan laporan keuangan yang lebih menekankan prinsip full disclosure dan didorong akan kesadaran moral dan etika. Karena prinsip full disclosure merupakan cerminan kepekaan manajemen terhadap proses aktivitas bisnis terhadap pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Kepekaan itu terwujud berupa penyajian informasi akuntansi melalui distribusi pendapatan secara lebih adil. Adanya laporan nilai tambah telah merubah mainstream tujuan akuntansi dari decision making bergeser kepada pertanggungjawaban sosial. Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama di Indonesia berdiri pada 1 November 1991 bertepatan 24 Rabiuts Tsani 1412 H. Mulai beroperasi pada 1 Mei 1992 atau 27 Syawwal 1412 H. Sejak beroperasi, Bank Muamalat telah menjadi pelopor bisnis keuangan syariah lainnya seperti : 1. Asuransi syariah pertama (Asuransi Takaful), 2. Memberikan bantuan teknis dan bantuan modal kepada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), 3. Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil dan Menengah (PINBUK) yang kemudian

mendirikan lebih dari 3.000 Baitul Maal wat Tamwil (BMT), 4. Beraliansi dengan Perum Pegadaian dalam pendirian pegadaian syariah, 5. Mendirikan Muamalat Institute (MI) untuk pengembangan, peningkatan dan penyebarluasan pengetahuan mengenai lembaga keuangan syariah, 6. Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK Muamalat), Baitulmaal Muamalat (BMM) sebagai kepanjangan tangan Bank Muamalat untuk pengumpulan dan penyaluran Zakat, Infak, Sedekah (ZIS), serta dana tanggung jawab sosial perusahaan Bank Muamalat melalui program pengembangan usaha mikro. Beberapa tahun yang lalu Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara pernah mengalami krisis moneter yang berdampak terhadap perbankan nasional Perseroan mencatat kerugian sebesar Rp 105 miliar dan ekuitas mencapai titik terendah hingga Rp 39,3 miliar atau kurang dari sepertiga modal awal. Kondisi tersebut telah mengantarkan Bank Muamalat memasuki era baru dengan keikutsertaan Islamic Development Bank (IDB), yang berkedudukan di JeddahSaudi Arabia, sebagai salah satu pemegang saham luar negeri yang resmi diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 21 Juni 1999. Dalam kurun waktu 1999-2002 Bank Muamalat terus berupaya dan berhasil membalikkan keadaan dari rugi menjadi laba. Hasil tersebut tidak lepas dari upaya dan dedikasi segenap karyawan dengan dukungan kepemimpinan yang kuat, strategi usaha yang tepat, serta kepatuhan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni. Alasan inilah yang penulis maksud memilih PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Tasikmalya ini, karena adanya fenomena yang terjadi yaitu kinerja selama krisis finansial dan pertumbuhan bank maka dalam penelitian ini akan dicoba 3

untuk menganalisis kinerja berdasarkan rugi laba dan nilai tambah serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan bank. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis bagaimana perbandingan kinerja keuangan bank syariah berdasarkan income statement approach dan value added approach serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan bank.

TINJAUAN PUSTAKA Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Quran dan Hadits Nabi SAW. Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi untuk memperlancar kegiatan ekonomi di sektor riil melalui kegiatan usaha (seperti investasi, perdagangan, dll) yang sesuai dengan Hukum Syariah menurut ajaran Islam antara bank dan pelanggannya dalam pendanaan dan/atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lain yang sesuai dengan nilai-nilai makro dan mikro Islam (Ascarya, 2005). Secara konsep, bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam, yaitu mengedepankan keadilan, kemitraan, keterbukaan, dan universalitas bagi seluruh kalangan (Laksmana, 2009). Dalam operasionalnya, konsep tersebut dipraktekkan sebagai berikut : Keadilan. Diwujudkan melalui mekanisme berbagi hasil dalam

memberikan keuntungan bagi para penabung dan deposan. Kemitraan. Mekanisme bagi hasil mengandung unsur kemitraan, yaitu kepercayaan dan keselarasan antara bank dan nasabah. Keterbukaan. Dalam melaksanakan usahanya, bank syariah dituntut untuk terbuka terhadap seluruh stakeholders (pemangku kepentingan). Universalitas. Keberadaan bank syariah tidak ditujukan hanya untuk kalangan tertentu, tetapi harus bisa dinikmati dan dimanfaatkan oleh seluruh kalangan tanpa melihat latar belakang individu dan keyakinan. Salah satu kinerja keuangan bank adalah penilaian tingkat kesehatan bank. Menurut Totok dan Sigit (2008:51) menjelaskan bahwa kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Laporan Laba-rugi pada perbankan syariah menurut PAPSI 2003 yang diterbitkan Bank Indonesia : Laporan Laba-Rugi adalah laporan yang menggambarkan kinerja dan kegiatan usaha bank syariah pada suatu periode tertentu yang meliputi pendapatan dan beban yang timbul pada operasi utama bank dan operasi lainnya. Mulawarman (2006:42) memberikan penjelasan bahwa : nilai tambah syariah adalah bentuk pertambahan nilai (zakka) yang terjadi secara material dan telah disucikan (tazkiyah) secara spiritual (non material). Proses pembentukan zakka yang terjadi dari zakka yang telah melalui proses tazkiyah. Prinsip tazkiyah adalah bentuk kesimbangan dari substansi SVA (Shariah Value-Added), yaitu zakat. Zakat dengan demikian adalah simbol penyucian dari pertambahan yang harus bernilai keseimbangan dan keadilan. Triyuwono (2007:21) lebih menjelaskan bahwa nilai tambah syariah 4

adalah nilai tambah ekonomi, mental dan spiritual yang diperoleh, diproses, dan didistribusikan dengan cara yang halal. Berdasarkan Outlook Perbankan Syariah 2012, pesatnya pertumbuhan Bank Syariah yang dapat dilihat dari tiga indikator utama Bank Syariah, yaitu total asset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan pembiayaan. Total Asset adalah keseluruhan harta yang dimiliki oleh perusahaan / Niswonger (1990) menyatakan bahwa, asset adalah harta yang dimiliki perusahaan. METODE PENELITIAN Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Tasikmalaya yang beralamat di Jl. H.Z Mustofa No.294 Kota Tasikmalaya. Kinerja Keuangan Berdasarkan Income Statement Approach dan Value Added Approach Kinerja keuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektifitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakannya selama periode tertentu. Kinerja keuangan dapat diukur oleh beberapa rasio keuangan. Berikut kinerja PT. BMI dari tahun 2007-2011 berdasarkan hasil statistik deskriptif. Dari tabel berdasarkan hasil perhitungan menggunakan software SPSS, nilai rata-rata ROA, ROE dan NPM menunjukkan angka yang relatif besar karena simpangan baku pada keempat rasio tersebut lebih rendah dari nilai ratarata. Hal ini mengindikasikan bahwa efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan besarnya asset yang dimiliki untuk menciptakan laba, efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan kontribusi pemilik yang ada dalam penciptaan laba, menghasilkan laba bersih, adalah baik. Berbeda halnya pada REO, karena semakin tinggi nilai rata-rata dari nilai simpangan baku maka tingkat

Dalam menyusun skripsi ini penulis menggunakan metode analisis statistik deskriptif dengan pendekatan studi kasus, yaitu menganalisis masalah dengan cara mendiskripsikannya melalui tabel, menghitung dengan menggunakan software SPSS. Menggunakan analisis kuantitatif yaitu dengan menggunakan Statistik deskriptif, Uji Hipotesis (Uji Beda t-test), Analisis Komponen Utama (Principal Component Analisis), Regresi Linear Sederhana. Hipotesis a. Probabilitas < 0,05 (signifikan): hipotesis diterima b. Probabilitas > 0,05 (tidak signifikan): hipotesis ditolak HASIL DAN PEMBAHASAN efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya adalah kurang baik. Dari tabel berdasarkan hasil perhitungan menggunakan software SPSS, nilai rata-rata ROA dan NPM menunjukkan angka yang relatif besar karena simpangan baku pada keempat rasio tersebut lebih rendah dari nilai ratarata. Hal ini mengindikasikan bahwa efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan besarnya asset yang dimiliki untuk menciptakan laba, efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba bersih, adalah baik. Namun pada rasio ROE nilai rata-rata menunjukkan angka yang lebih kecil dari simpangan baku, artinya hal ini mengindikasikan bahwa efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan kontribusi pemilik yang ada untuk menciptakan laba adalah kurang baik. Sedangkan pada REO, karena semakin tinggi nilai rata-rata dari nilai simpangan baku maka tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya adalah kurang baik.

Pertumbuhan Asset Berdasarkan Income Statement Approach dan Value Added Approach Dari tabel perbandingan pertumbuhan asset, terjadi pertumbuhan yang cukup pesat terhadap total asset dengan melibatkan metode Income Statement Approach dan Value Added Analisis Perbandingan Kinerja Berdasarkan Income Statement Approach dan Value Added Approach 1. Perbandingan Rasio ROA Dari ouput SPSS terlihat nilai t pada equal variance assumed adalah -1,949 dengan probabilitas signifikan 0,088 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa rasio ROA pada income statement approach dan value added approach adalah sama, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ROA berdasarkan Income Statement Approach dan Value Added Approach. 2. Analisis Perbandingan Rasio ROE Dari ouput SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed adalah 2,726 dengan probabilitas signifikan 0,026 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa rasio ROE pada income statement approach dan value added approach secara signifikan berbeda. 3. Analisis Perbandingan Rasio NPM Terlihat pada output SPSS bahwa nilai t pada equal variance assumed adalah 0,642 dengan probabilitas signifikansi 0,534 > 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa rasio NPM pada income satement approach dan value added approach sama.

Approach dalam laporan keuangan. Bahkan dilihat dari peubahan tidak pernah ada yang turun, angkanya selalu naik, dan tingkat perubahan total asset pun semakin tinggi dari tahun ke tahun.

0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa rasio REO pada income statement approach dan value added approach adalah berbeda secara signifikan. Analisis Pertumbuhan Bank 1. Pertumbuhan Asset Berdasarkan Income Statement Approach Berdasarkan perhitungan SPSS didapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,285. Artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antar variabel fact1 dengan asset, selain itu nilai Sig pada tabel koefisien menunjukkan angka 0.642 > 0,05 itu artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio (ROA, ROE, NPM dan REO) terhadap pertumbuhan asset pada Bank Mumalat Indonesia. Selain itu, dapat diketahui seberapa besar pengaruh fact1 terhadap asset di PT. BMI melalui koefisien determinasi, dengan rumus : KD = r2 x 100% KD = (0.285)2 x 100% KD = 8.122 %4 Artinya, kecil sekali kemungkinan variable fact1 dapat mempengaruhi variabel asset yaitu hanya sebesar 8,22%. Sedangkan sisanya sebesar 91,87% menyatakan variabel asset dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.
2. Pertumbuhan Asset Berdasarkan

Value Added Approach 4. Analisis Perbandingan Rasio REO Dari output SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed adalah 9,417 dengan probabilitas signifikansi Dari perhitungan SPSS didapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,109 Artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antar variabel 6

fact1 dengan asset, selain itu nilai Sig pada tabel koefisien menunjukkan angka 0.861 > 0,05 itu artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio (ROA, ROE, NPM dan REO) terhadap pertumbuhan asset berdasarkan Value Added Approach. Selain itu, dapat diketahui seberapa besar pengaruh fact1 terhadap asset di PT. BMI melalui koefisien determinasi, dengan rumus : KD = r2 x 100% KD = (0,109)2 x 100% KD = 1,19% Artinya, kecil sekali kemungkinan variable fact1 dapat mempengaruhi variabel asset yaitu hanya sebesar 1,19%. Sedangkan sisanya sebesar 98,81% menyatakan variabel asset dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti. Analisis Perbandingan Pertumbuhan Asset dengan Metode Income Statement Approach dan Value Added Approach Berdasarkan perhitungan SPSS dapat diketahui hasil yang diperoleh dari bagian pertama output SPSS terlihat ratarata total asset pada Income Statement Approach dengan indeks IS adalah sebesar 1,8617 sedangkan pada Value Added Approach dengan indeks VA adalah sebesar 1,8536. Secara jelas terlihat bahwa rata-rata total asset antara IS dan VAS berbeda namun tidak terlalu signifikan, namun untuk melihat apakah perbedaan ini memang nyata secara statistik maka harus dilihat juga output bagian kedua yaitu independent sample ttest. Pada bagian kedua output SPSS terlihat bahwa F hitung pada levene test adalah sebesar 0,000 dengan probabilitas 0,995, karena probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua varian antara IS dan VAS adalah sama. Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Terlihat pada output SPSS bahwa nilai t pada equal variance assumed adalah 0,015 dengan probabilitas

signifikansi 0,989 > 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa rasio NPM pada income satement approach dan value added approach sama. Artinya tidak terdapat perbedaan yang sidnifikan antara Pertumbuhan Asset dengan Metode Income Statement Approach dan Value Added Approach. KESIMPULAN Dari uraian di atas tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan berdasarkan metode Income Statement Approach dan Value Added Approach. Selain itu tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan asset berdasarkan metode Income Statement Approach dan Value Added Approach. DAFTAR PUSTAKA Ascarya. 2005. Mencari Solusi Rendahnya Pembiayaan Bagi Hasil di Perbankan Syariah Di Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia. Bank Indonesia. 2002. Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia. Bank Indonesia, Jakarta. Http: //www. bi.go.id. _______. 2003. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) 2003. Jakarta: Bank Indonesia. Http: //www. bi.go.id. _______. 2007. Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Jakarta: Bank Indonesia. Http: //www. bi.go.id. Baydoun, N., and Roger Willett. 2000. Islamic Corporate Report. ABACUS. 36 (1): 71-90. Budisantoso, Totok dan Triandaru, Sigit. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan

Akuntan Indonesia. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: IAI. Indirani, Latti. 2006. Analisis yang Mempengaruhi Pertumbuhan Total Aset Bank Syariah di Indonesia. Skripsi pada Jurusan Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Institut Pertanian Bogor. Laksmana, Yusak. 2009. Tanya Jawab: Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan Di Bank Syariah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Triyuwono, Iwan. 2007. Mengangkat Sing Liyan untuk Pormulasi Nilai Tambah Syariah. Simposium Nasional Akuntansi X. _______. 2012. AKUNTANSI SYARIAH, Perspektif, Metodologi, dan Teori. Jakarta: Rajawali Pers. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah http://www.bi.go.id/ www.bi.go.id

You might also like