You are on page 1of 26

lr.

rRNAt

LE KTTJR
Vol. 5, No.

q/Ard-uPr/P2MEVt2/26

l5sN r6e3-713'

i, 2@?

Daftar Isi
Penelitian
Beberapa Mushaf Kuno dari Provinsi Bali

E.BadriYunardi

l-18
19

Mushaf Kuno di Provinsi Sulawesi Tenggara

Munawiroh

Ragam Hiasan Mushaf Kuno Koleksi Bayt al-Qur'an dan Museum Istiqlal Jakarta Asep

38

Saefullah

39

62

Naskah-Naskah Piagam Palembang dan Kaitannya dengan Sosial Keagamaan Endang 63

Rochmiatun

Berjuang di Jalan Dakwah: Kajian Pemetaan Buku-Buku Keagamaan di Universitas Negeri Yogyakarta

-84
104

Ali

Akbar

85

Artikel
Tema-Tema Tasawuf d alan Masyahid An-Nasik fi Maqamat As-Salik dan Fatft Al-Mulk Liyasila ila Malik Al-Mulk Budi Sudrajat t05

Prinsip-Prinsip Penul isan dalam Al-Qur' an Standar Indonesia Mazmur Sya'roni 127

126 149

Telaah Kitab
Poerbatjaraka dan Manuskrip Islam

TitikPudjiastuti

150-

158

Prinsip-Prinsip Penulisan
dalam Al-Qur' an Standar Indonesia*
Maamur Sya'roni
P us litb

ang Leldur Ke agam

a an

Each Al-Quran proof reader must absolutely know the main writing
principles of uniting in the standard Indonesian Al-Qur'an. This paper seeks

to

explain several
and,

indicators, the application

$ilir, tashil

these principles including rasm, harakat, tojwid of the alif qala', alif wapal, hamzah, nun gilah, waqaf text indicators as well as other special stipulations.

of

Previous effort already have been made to gain practical experience assisting proof readers like writing of proofing manuals and making of Al-Qur'an recordings specially for proof readers. For the future, proof readers are needed who are reliable as well as creative in their ideas for incorporating technology into the task of facilitating and speeding the job of manuscript proofing so as to easily and effectively serve the community.

Kata Kunci: Mushaf Standar Indonesia, Rasm,Harakat, Tanda Waqaf,,


Tanda Tajwid

Pendahuluan Pada tatrun 1984 telah dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 25 tentang Penetapan Al-Qur'an Standar Indonesi4 yaitu Al-Qur'an Standar Rasm Usmani, Al-Qur'an Standar Bahriah (Al-Qur'an Sudut) dan Al-Qur'an Standar Braille. Pada tahun yang sama dikeluarkan pula Instruksi Menteri Agama Nomor 7 tentang keharusan bagi Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an Departemen Agama RI (selanjutnya disebut Lajnah) mempergunakan Al-Qur'an
'Makalah ini pemah disampaikan pada Diklat Tashih pada tanggal 14 Juni
2007 diCiputat.

127

).

Jurnal Lektur Keagamaan, Yol. 5, No. 1,2007: 127 - 149

Standar sebagai pedoman melaksanakan tugas pentashihan, dan mengusahakan agar penerbit sudah menggunakan Al-Qur'an Standar dalam menerbitkan Al-Qur'an.t frlat<a sejak itu pulalatr AlQur'an Standar Indonesia dijadikan rujukan dan pedoman bagi Lajnah untuk mentashih seluruh peroduk Al-Qur'an yang akan dicetak atau diterbitkan di Indonesia. Kehadiran Al-Qur'an Standar Indonesia melalui suatu proses yang cukup lama. Sekitar l0 tatrun lamanya para ulama Al-Qur'an melaksanakan Musyawarah Kerja (Muker) untuk menyepakati rumusan-nrmusan dalam system penulisan Al-Qur'an Standar tersebut. Rumusan-rumusan tersebut masih terpencar-pencar pada bukubuku laporan hasil Musyawarah Kerja Ulama Al-Qur'an, yang diprakarsai oleh Puslitbang Lektur Keagamaan selama bertahuntahun, yaitu sejak tatrun 1974 - 1984. Pada tulisan ini, penulis ingin memaparkan prinsip-prinsip pokok dalam rumusan penulisan Al-Qur'an Standar Rasm Usmani saja, yang sudah ditetapkan oleh para ulama Al-Qur'an dalam Muker Ulama tersebut. Pada kesempatan lain, insya Allah, akan disajikan pula prinsip-prinsip pokok yang berkenaan dengan AlQur'an Standar Bahriyah (Al-Qur'an SuduQ. Hal ini dirasa perlu dan bahkan sangat mendesak untuk diketahui oleh para pentashih Mushaf Al-Qur'an di lingkungan Lajnah khususnya dan para pemerhati Al-Qur'an pada umumnya. Dengan mengetahui dan menjiwai prinsip-prinsip penulisan dalam AlQur'an Standar tersebut para pentashih diharapkan akan dapat melakukan tugasnya dengan baik, cermat, cepat dan akurat. Sedangkan bagi pemerhati Al-Qur'an pada umumnya dapat pula mengetatrui dan mematrami prinsip-prinsip pokok dalam penulisan Al-Qur'an Standar Indonesia tersebut. Kelemahan para pentashih yang dirasakan selama ini, salah satunya adalah karena kurangnya pengetahuan mereka tentang prinsip-prinsip pokok dalam penulisan Al-Qur'an Standar ini. Kelematran tersebut menyebabkan sebagian tugas Lajnah belum
t Puslitbang Lektur Keagamaan, Musyawarah Kerja ke X Ulama Al-Qur'an,
Badan Litbang Agama Departemen Agama, tahun 1983/1984, halaman 67

68.

128

Prinsip-Prinsip Penulisan dalam Al-eur'an standar Indonesia

Mazmw sya,roni

melcapai hasil yang malsimal karena sebagian pentashih belum optimal dalam melaksanakan tugas pentashihannya. Beberapa prinsip pokok yang ingin dipaparkan pada tulisan ini, antara lain, tentang: penulisan rasm, penulisan harakat, penulisan tanda-tanda tajwid, penulisan alif qala: alif wagal, hanlah, nun pdir' tashil, penulisan tanda waqaf dan keientuan-ketentuan {r-bh,
khusus lainnya.

Prinsip-prinsip Penulisan

1.

Penulisan Rasm Pada dasarnya penulisan Rasm Al-eur'an Standar Indonesia AelSagu pada Al-Qur'an terbitan Departemen Agama tahun 1960, dan sebagai pedoman untuk tanda-tanda ba;.r. pemba_ hasan tentang penulisan Rasm Al-eur'an dalam Muker-muker ulama tersebut berpatokan pada Al-eur'an tersebut. Artinya, selama tulisan rasm yang adi dalam Al-eur'an tersebut mempunyai rujukan yang dapat dipertanggungiawabkan, maka tulisan yang ada itu dibakukan saja. Apakah tulisan itu berdasarkan pada sistem yang ditulis oleh Ad-Dani atau oleh Abu Daud. Akan tetapi, bila tidak sesuai dengan salah satu dari dua buku pokgk tersebut, maka dilakukanlall penyesuaian sesuai dengan \aidah yang ada pada salatr satu rujukan yang ada itu. DenEan demikian sistem penulisan Al-eur;an stinaar Indonesia tilak berkiblat kepada salah satu imamrasm tersebut. oleh karena itu, di dalam Al-eur'an Standar Indonesia sistem penulisannya adakalanya ada yang mengacu kepada Ad-Dani dan adakalanya ada yang mengacu kepadiAbu Daud. Sebagai contoh dapat dilihat pada tabli berikut ini : Penulisan Rasm dalam Al-eurran Standar Indonesia

No

Ayat

Abu Daud

Ad-Dani

Standar
Indonesia Abu Daud

Q.S.40:60

3l,rr$

*r*5
-tt -l

Pusat Penelitian dan pengembangan Lektur Agama, pedoman pentashihan

Mashaf

Pengembangan Agama Departemen Agarnq tahun 1976, hal. 96.

penulisan-dan Tanda-Baca', Badan penilitian dan -Al-Qur'an tentang

129

Jurnal Lektur Keagamaon, VoL 5, No. 1,2(N7: 127 - 149

2.
J.

Q.S.3 :79

i#*-r bi!,?r

'qrs

Ad-Dani Ad-Dani Abu Daud Abu Daud Abu Daud Abu


Daud3

Q.S.9: l12

3;*(

W39,EI
bils9
5$i1A &lrro
.- ttR

4.
5.

Q.S.5

lll

'r$p'.
5in6t['

Q.S.5: l12
Q.S.2 : 167 Q.S.34 :37

6.
7.

9t*
gft'

taa

,'

e(fi

Catatan : Mushaf Saudi secara konsisten mengacu kepada Abu Daud'

2.

Penulisan Harakat Dalam Al-Qur'an Standar Indonesia, penulisan harakat dilakukan secara penuh. Artinya, setiap huruf yang berbunyi diberi harakat sesuai dengan bunyinya, termasuk harakat sukun untuk mad 1abi,i. Adapun harakat-harakat yang digunakan adalah

t a Z V o' Harakat fatfiah (Z), kasrah (7), dammah (2), dan sukun
sebagaiberikut:

Z 7

121tetap menggunakan seperti apa adanyl. Harakat falkon garis miring ke kiri di atas huruf yang diberi -"ngg*ukan satu pairah ke kiri garis

miring menggunakan satu harafit, harakat harakat harakat, yang diberi {ammah mengdi bawatr huruf yang diberi huruf atas gunakan lambang sJperti angka 9 di [arakat, dan untuk harakat sukun menggunakan larnbang setengah lingkaran di atas huruf yang diberi harakat. Contoh:

A:sx

#frs{i

Sedangkan penulisan harakat tanwin (fathatain, kasratain, dan 4ammitatnl menggunakan lambang yang sama.untuk semua iuruf tanpa mefi[it kepada hukum-hukum tajwid yang akan mempengaruhinya.
3

Agama, tahun 1998/1999, halaman 20

eur,an

Mazrnur Sya'roni, Pedoman (Jmum Penulisan dan Pentashihan Mushaf aldengai Rasm (Jsmanr, Puslitbang Lektur Keagamaan Departemen

-22.

130

PrinsiyPrinsip Penulisan dalamAl-ear'an standar Indonesia

Mazmur sya'roni

lampang untuk harakat fatllatain menggunakan garis -Adapun dua miring dengan posisi sejajar 1 r ) di atas hrlirf yang iiberi harakat, lambang untuk harakat kosiatain menggunaki garis d1y ytyinq dengan posisi sejajar (Z) di bawatr huruf yang diberi harakat, dan lambang untuk harakat /ammatainmenggunakan dua harakat y'ammah denganposisi botak barik atau kirlkira seperti angka 69 dt a-tas huruf yang diberi'traratcat. Artinya bahwa dalam Al-Qur'an Standar Indonesia harakat tanwin tidak.mengalami perubatran bentuk dalam keadaan bagaimanapun.a

(z)

Contoh:

selain harakat yffig7 di atas, terdapat dua (2) harakat lagi yaitu: harakat /ammah terlalik ( ) a- fatfiaMcasrah berdiri ( t;. Harakat /ammah terbalik terdapat pada ..ha damir* atau pada kata-kata tertentu pada mad labi'i yang tidak menggunakan wau sukun. Sebagai contoh :

td

/.1

w
,

lot./ tf' ,df ,t,'e

sj6 '&l
lnrakatfathah/lcasrah berdiri - selain terdapat pada *ha -s-edalskan juga terdapatpada huruf-huruf yang dibacu p*j*rg damir" (mad labi 'i) yang tidak menggunakan alif atau ya sukun. Sebagai contoh :

f, $$

't'1;p,

Khusus mengenai "ha damir" dibaca panjang baik ketika ber harakat /ammah maupun kasroh (menggunakanharakat dammahterbalik dan lcasrah berdiri), apabila : a. Sebelumnya tidak berharakat sukun,
dalam Al-Qur'an cetakan saudi Arabia umpamanya, harakat tanwin melihat {futhoniy, kasratain, dan (ammatain), terdapat p"ruuat an-ierubahan, 'fatfiatain lepa{a hukum-hukum tajwid_ yang akan mempengaruhinya. rtarakat !1n kasran.in umpamanyl.tq .T.ng?lami perubihan bintuk meniaii ieperti jajaran genjang (idak sejajal) bila dilam keadaan idgam. Begint: p,i,a /amytatain, akan mengalami perubahan menjadi seperti angka 99 bilidalain keadaan
idgam.

.^ -t Di

l3l

Jurnal Lek ur Keagamaon, Yol. 5, No. 1, 2007: 127 ' 149

b.

c.

Sebelumnya tidak dibaca panjang (mad), dan Sesudahnya tidak berharakat sukun.

Contoh:

(Lihat Q.S. 2: 26,37,64).

rig- $u

tl. $)

lltor/,

1149

Apabila terdapat salah satu dari tiga point di atas, yaitu : a. Sebelumnya berharakat sukun, b. Sebelumnya dibaca panjang (mad), dan c. Sesudahnya berharakat sukun, maka harakai "ha {amir" kembali seperti biasa (y'ammah darr kasrah biasa ). Contoh:

(Lihat Q.S. 2 :20,26,28, dan 87). kemudian satu tanda lagi yang perlu dikemukakan di sini, yaitu tanda tasydid 1:r;. fanda tasydid digunakan -untuk kalimat
(kata) yang mengandung idgam dan "al" syamsiatr.

r$fi $fr *{{6

|;a:ir

Contoh:

Selain itu tanda tasydid juga digunakan untuk tanda-tanda hukum tajwid lainnya, sebagaimana yang akan dikemukakan pada pembahasan berikutnya. 'sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa mad labi 'i selain alif (wau dan ya) juga di beri tanda sukun. Contoh:
Cara penulisan ini dikecualikan apabila kata yang mengandung mad iabi'i itu bersambung dengan kata lain yang huruf awalnya sukun pula. Maka, tanda sukun pada huruf mad tersebut ditiadakan kutet u pada bacaannya tidak dibaca panjang lagi

#Ft' E 6t

Ei, 'JF, 6( ,gg (wau dan ya diberi tanda sukun ).

contoh

' (ftW ASiv (e.s.2: 67 dane.S.4: 5e)

132

Prinsip-Prinsip Penulisan dalam Al-Qur'an Standar Indonesia

Mazmur Sya'roni

Huruf wau dan ya tidak diberi tanda sukun. Untuk huruf '?a", selain tidak diberi harakat, titiknya juga dihilangkan.

3.

Penulisan Tanda-tanda Tajwid Terdapat beberapa rumusan dalam menggunakan lambang-lambang atau petunjuk-petunjuk membaca untuk kaidah-kaidah (hukum-hukum) tajwid yang terdapat pada Al-Qur'an Standar Indonesia. Kaidah-kaidah tajwid yang memerlukan lambanglambang atau petunjuk-pehrnjuk membaca tersebut adalah: idgam, iqlab, mad wajib, mad jaiz, dan mad-mad selain mad labi'i, sahah, imalah, isymam, dantashil.

a.

Idgam
Bacaan-bacaan yang mengandung hukum-hukum idgam dalam Al-Qur'an Standar Indonesia adalah idgam bigunnah, idgam bila gunnoh, idgam mimi, idgam mutama;ilain, idgam mutajanisain, darr idgam mutaqaribaln. Huruf-huruf yang mengandung hukum-hukum tajwid tersebut diberi tanda tasydid 1r;. Tidak ada pembedaan antara idgam bigunnatr dengan idgam bila gunnatr, dan seterusnya. Seluruhnya diperlakukan sama.s

l)

Contoh idgam bigunnatr

#u'$r

'Jirt;f
( ya dan mim diberi syiddatr)
:

2) Contoh idgam bila gunnah

'dffi,tt^ #6A ?ifi,


3) Contoh idgam mimi
:

(ra dan lam diberi syiddarr)

$firtXfr
5

(mim diberi syiddarr)

Dalam Mushaf Saudi umpamanya, idgam bigunnah yang bertemu dengan dan uya' tidak diberi tanda tasydid. Artinya tanwin dan nun sukun yang bertemu dengan wau dan ya, huruf wau dan ya tidak diberi tanda tasydid. Sedangkan idgam yang selain itu diberi tanda tasydid.

"'t;It,"

133

Jurnal Lebur Keagamaarr. Vol. 5, No. l, 2007: 127 - 149

4) Contoh idgam mutamaiilain;

'#)$..&i)

'$Gy3.JLl

Oa dan ta diberi syiddah )

5) Contoh idgam mutajanisain:

&si|
syiddah)

'pffjv #*39

r&l

(pa, mim dan ta diberi

6) Contoh idgam mutaqqaribain:

1:#$, !#;t

(kaf dan ra diberi syiddarr).

Iqlab Iqiab adalah nun sukun atau tanwin yang bertgn1u dengan ba. tambang yang digunakan untuk tanda iqlab tersebut adalah mim-kecil yang terletak di dekat nun sukun atau tanwin, tanpa menghilangkan tanda sukun atau pun tanwin
yang ada pada huruf tersebut.

Contoh:

win ta diberi tanda iqlab, yaitu mim kecil. Mad Wajib Mad wajib adalatr setiap mad

'rl#t't"f* $:'. (di dekat tanda sukun nun dan tan'rz


labi'i pada satu kata yang

bertemu dengan hamzah yang berharakat. Maka di atas alif, ). wau sukun dan/atau ya sukun diberi tanda mad wajib ( Tanda mad wajib merupakan garis meliuk dengan bentuk khas di atas huruf mad. Tanda-tanda mad yang dikelompokkan juga kepada tanda mad wajib adalah tanda untuk "mad muSaqqal kilmi, mad lazim mukhaffaf kilmi, mad farq, dan mad lazim harti musyabba'." Tanda (ambang) untuk mad-mad di atas sengaja disamakan bentuknya, karena selain hukum bacaannya yang sama,-j,.rgu untuk menyerderhanakan tanda-tanda tajwid yang ada di da-

t'

lam mushaf. 134

Prinsip-Prinsip Penulisan dalam Al-eur'an standar Indonesia

Mazmur sya,roni

Contoh Mad Wajib

Lazim MuSaqqal Kilmi dan Mad Lazim Harfi Musyabba,:

Contoh Mad Farq, Mad Lazim Mutkaffah Kilmi, Mad

Vi

-,^l;'
'rft

{5i

'Fil

d.

#iltir,
Mad Jaiz

v-t 'ofut{i *)

Mad juz adalah setiap mad lobt'i di akhir kata yang bertepu dengan alif atau hamzah yang berharakat pada a*al kata berikutrya. Di atas huruf mad yabit tersebut diberi tanda mad jaiz ( ). Tanda mad jaiz merupakan garis meliuk dengan bentuknya yang khas pula yang tirletak di atas huruf

mad.

contoh

, 3$W

r2)

qryt

'ifi66

'&al

Bentuk tanda mad jarrz sengaja dibedakan dengan bentuk tanda mad wajib karena ada pembedaan hukum mad yang terdapat pada kedua mad tersebut.
Saktah Untuk bacaan sahah tidak diberi tanda atau lambang tertenfu, tetapi dengan menuliskan kata "ijS-" di antara dua kata yang terdapat padanya hukum sahah itu. Bacaan sahah dalam Al-Qur'an Standar Indonesia terdapat pada empat tempat, yaitu pada : Q.S. 18: l-2, Q.S. 36: 52, e.S. 75:27, dan Q.S.83: 14.

contoh,

rttgglk

,rfsx

Imiilah Untuk bacaan imalah juga tidak menggunakan tanda atau lambang tertentu, tetapi cukup dengan menuliskan kata 6'elul'6 di bawah huruf yang dibaca imalah itu. Bacaan imalah dalam Al-Qur'an Standar Indonesia hanya terdapat
pada satu tempat saja, yaitu pada Q. S. I

l:

41.

q#Ay*,

13s

Jurnal Lelour Keagamaan Vol. 5, No. 1,2007: 127 - 149

g.

Isymam Untuk bacaan isymamjuga tidak menggunakan lambang tertentu, tetapi cukup dengan menuliskan kata "gtfl" di bawah kata yang dibaca dengan isymam tersebut. Isymam terdapat pada satu tempat saja dalam Al-Qur'an, yaitu pada Q.S. 12 :

l1:

#i#$e*
h.
Tashil Untuk bacaan tashiljuga tidak menggunakan lambang atau tanda tertentu, tetapi cukup dengan menuliskan kata ";;x-; " di bawah kata yang dibaca dengan tashil tersebut. Bacaan tashil hanya terdapat di dalam surah Fupgilat (41): 44:

*#w
Penulisan Alif Qala'dan Alif Wa;al Penulisan alif qaqa' tidak dibedakan dengan alif wa;al. Penulisan kedunya adalah dengan menuliskan huruf alif saja tanpa ada tambatran-tambahan lain, seperti penambahan hamzah di atas atau di bawatr alif, untuk alif qaya' atau penambahan huruf Sad ((J.) di atas alif untuk alif wagal. Untuk membedakan keduanya adalah dengan memberi harakat atau sebaliknya. Alif qala'selalu berharakat sesuai dengan bacaannya, sedangkan alif wagal hanya diberi harakat ketika berada di awal ayat dan waqaf tam atau di tengah ayat sesudatr waqaf tam. Contoh:

a.

Alif Qa!a':
Kata-kata

'-:r?Li ,

'#ir,

31,

d*

seterusnya.

Alif

diberi

harakat sesuai dengan bunyinya tanpa menambatr hamzah di atas atau di bawah alif. Sedangkan untuk alif qoqa' yang berharakat sukun, di atas alif diberi hamzah dan tanda su-

kun, seperti

, , c|j-?k ,'C.'at

136

Prinsip-Prinsip Penulisan dalamAl-Qur'an Stalrdar lildonesia

Mazmur Sya'roni

b.

Alif Wa;al:
Pada dasarnya seluruh alif wa.sal tidak ada yang diberi harakat, kecuali pada: Awal ayat dan sesudah waqaf tarn (.-I ., ,6 ), seperti:

l)

w6i^t6ww
2)
(Lihat Q. S. l:2,6 dar Q.S. a0: 7). Di tengatr ayat sesudatr waqaf tam, seperti
:

iw"sflfifiN
h*+,frW"#WoPfi
(Lihat Q.S.2: 255 dan Q. S.25: 59).

/Jif wapal yang termasuk tidak diberi

harakat juga ialah

yang terdapat pada: Awal ayat, dan sebelumnya didahului dengan waqaf v

l)

dan.rt-, seperti

'al"Hg#t@lifJr)Lt:l^
4r1iilL';ijfit6';rj4?;54
(Lihat Q. S. 2: 3, Q. S. 8: 56, dan Q.S. 12:9).

2)

Di tengah ayat, dan sebelumnya didatrului dengan waqaf y dan ,rt- , seperti pada Q.S. 16: l2l dan Q.S. 42 3:

tW,{){*rr#$tft

'#/W'fis#'ttlt#lY
t37

Jurnal Leklur Keagamoo4 VoL 5, No. 1,2007: 127 - 149

5.

Penulisan Hamzah Penulisan hamzah pada dasarnya ditempatkan pada tempat atau huruf yang sesuai dengan bunyinya, kecuali pada tempat-tempat tertentu yang menurut kaidah rasm tidak menuruti kaidah tersebut. a. Bila hamzah berharakat fatkah atau berharakat sukun dan sebelumnya barharakat fatl.tah, maka hamzah tersebut diletakkan di atas alif. Dalam Al-Qur'an Standar Indonesia (khususnya) setiap hamzatr yang berharakatfatltah yang terletak di atas alif, maka hamzatrnya dibuang, karena sudah dianggap cukup hanya dengan memberi harakat alif, sebagaimana telatr dijelaskan di atas pada alif qala'.

Contoh:

l). Berharakatfatftah: 'j;(_-J;i (2 : 33 ), iii-1(l1:

88),

Jt+
t;J

(18: l3),

"ili

(2:

6t )

(semestinya di

atas alif ada hamzatr, tetapi dalam Al-Qur'an Standar Indonesia, hamzatr di atas alif di buang atau ditiadakan). 2). Berharakat suhtn dan sebelumnya berharakat fatllah: (2: 23

),'o-:Jl-i

(3 : 7

5),''":J)(3 : 89).

Cara penulisan di atas dikecualikan ketika menurut kaidah rasm menghendaki lain, seperti:

|rt{r

j4

Qihat Q.S. 4: 153 dan Q.S. 4l: 49). Hamzah tidak diletakkan di atas alif dan tidak pula di atas nabrah, tetapi berdiri sendiri di antara dua hurufyang sebelum dan sesudahnya.

b. Bila hamzah berharakat kasrah, berharakat suhtn, atau


berharakat, dan huruf sebelumnya berharakat kasrah, maka hamzah tersebut diletakkan di atas nabrah ya tanpa titik. Contoh hamzatr yang berhar akat kasr ah:

7Si{u, irya.
(Lihat Q.S. 2: 33 dan 34).

138

6tr
IP slnd )I9pp u?p

:It 'S'b W

ru/r s13 rp rrB>plBlellp )Igpp quz'rrr?H '(6t LOZ'lE :Z'S'b ptUD tltlqDu eftre1 rIszureH

frfit e,q
fi'Yg

:luades'urq plupueq8ueru rusur tlepl"{ 1tunuetu e>f1el ualrpncelrp ss1e 1p rresllnued eneC '( OZt :tt 'S'b rrep g'9 :Z'S'0 pql.I)

ffi

"ffi'W

:t1owwop lap.ruqreq e{uumleqes Jnmq upp IBI?rBrIreq ns1e wups pryruqreg '(g

'(tOt :S'S'b u"p 99 :'S'b' LSe :Z'S'b pqtf )

thr,q

9x $ar{

:t1owwop

plgreqrag'(1 : qoluoc

'ru^r ss}? rp rrB)plslellp Fqesral qszurErl ")I -ean'qowwop *qelr;qteq e{uurnleqes yxmq uep 'le>luruqreq tW urups p)preqreq 'tlowwop laluruqreq qszururl elrg 'c
'efutlepnses

uep umleqes Euuf Jnmq ?np s.ruilru rp lrrpues Irlpreq Idelet 'qotqou qB \Bq rp/ssle p epd {Bpll rrep JrI rle/req rplss}B Ip uDple1ellp {"pp r{szrrreH 'Gg uep Ll'lE:Z 'S'D pql.I)

l{.!t {fr
"{pe{

,ffi

r{pp1e>l

}runuetu

: rpedes 'ure1 plppueqEueru ruseJ ue:1t1snce{rp sule rp u?s{nued ere3

,ffi qE

(6t'Et: t 's'0 l"ql"I


: TIBJSAI

le{sreqreq efuumleqes usp tu>lgrsrlreq Euud rpzrrreq qoluoC '(Sg uep EE: Z 'S 'b 1uqtf)

:qD$nl lalBrBq -req eduumleqes rrup rm{ns le>l?rugreq Euef qezuruq qo}uoC
1uot,o,tg

trrfl ,H"

nwmy

o$auoryI rDpuDtS uo,tttfi1V wo1op uos11nua4 dlsant4-dtsurt4

Priwip-Prinsip Penulisan fulam Al-Qur'an Snndar Indonesia

Mazmur Sya'roni

Contoh hamzatr yang berharakat sukun dan sebelumnya berharakat lcasrah:

(Lihat Q. S. 2 : 33 dan 35). Contoh halrazah yang berharakat dan sebelumnya berharakat kasrah:

'#t 64#-

ib- iL$fii
Lihat Q.S. 3 : 13,49 ) Cara penulisan di atas dikecualikan ketika menurut kaidah rasm menghendaki lain, seperti :

(Lihat Q.S. 2: 31,47 dan 65). Hamzah tidak diletakkan di atas/di bawah alif dan tidak pula di atas/di bawah nabrah, tetapi berdiri sendiri di antara dua huruf yang sebelum dan
sesudahnya.

*9, dy|

:ti{fr)

atan berharakat, dan huruf sebelumnya berharakat /ammah, ffi&ka hamzah tersebut diletakkan di atas wau.

Bila hamzah berharakat /ammah, berharakat sukun


Contoh:

l). Berharakat /ammah:

'Ji11,rt

( Lihat Q.S. 2: 257, Q.S. 3: 66 dan Q.S. 5: 104). 2). Berharakat suhtn atau berharakat dan huruf sebelumnya berharakat /arnmah:

s5 iil?it

.Jfii

'r& !'i6

(Lihat Q.S. 2: 6, 8 dan Q.S. I l: 120 ). Cara penulisan di atas dikecualikan ketika menurut kaidatr rasm menghendaki lain, seperti:

Hamzah tanpa nabrah Q.S. 2: 31,207 dan Q.S. 41: 49). Harrazah tidak diletakkan di atas wau dan tidak pula di
139

,{A 3i5 fiIi (lihat

Jurnal Lektur Keagamaon VoL 5, No. 1,2007: 127 - 149

atas

nabrah, tetapi berdiri sendiri di antara dua huruf yang

sebelum dan sesudahnya.

6.

Nun,$i/a/r (Nun Wagal) Nun pilaft adalah nun kecil yang diletakkan di bawatr alif wa.sal, yang berfungsi untuk menyambungkan bunyi nun sukun pada harakat tanwin dengan harakat sulatn pada kata sesudahnya,
seperti
11s1a

''^-",

,r.ll (. ?, |;-*Ll ';

. Pada kedua

kata tersebut terdapat huruf yang berharakat tanwin yaitu ra yang bertemu dengan huruf yang berharakat sukun yaitn lam dan 1a. Dalam contoh ini, ada dua huruf mati (sukure) yang bertemu, maka untuk menyambung antara tanwin dan alif wa;al dibantu dengan nun kecil yang disebut dengan nun wa;al yang berbunyi "ni". Maka kalimat itu bacaannya menjadi:

{;jtW

(khairunil-wapiyyah),drr{,g$lff

grnorrunilma'anna).

Pada kasus yang semacam ini, maka pada prinsipnya penulisan tanwin dan nun qilah terbagi kepada dua macam : a. Nun pi/a& diberi harakat kasrah, dan harakat tanwin berubah

menjadi tidak bertanwin. Artinya harakat /ammatain menjadi /ammah, harakat fatltatain menjadi fatltah (khusus pada kasus ta marbulah saja), dan lrasratafn menjadi kasrah saja, dengan syarat apabila kata yang pertama dengan kata yang kedua tidak dibatasi oleh ayat atau oleh tanda waqaf, seper-

ti:

l)

Harakat dammatain menjadi dammah dan nun wa;al berharakat kasrah:

(Lihat Q. S. 22 : I l). 2) Harakat kasratain menjadi kasratr dan nun wa;al berharakat kasrah:

{,itSy:,{ q$W

ew9

(Lihat Q. S. 14 : 26).

140

Prinsip-Prinsip Penulisan dalam Al-Qur'an Standar Indonesia

Mazmur Sya'roni

3)

Harakat fatltatain menjadi fathah (khusus fatltatain pada ta marbulah saja) dan nurl wa$al berharakat kasrah:

8*a$$5ffi
(Lihat surah Q. S. 57 : 27). Apabila kata yang pertama dan yang kedua dibatasi oleh ayat atau tanda waqaf, maka harakat tanwin tidak berubah dannunwapal tidak diberi harakat. Contoh:

rtu69fi**I
b.

de*$uc;3i3^1w

(Liht Q.S. 12 : 8 - 9 dan Q.S. 35 : 34 - 35). Nun pi/aft tidak diberi harakat dan tanwin tidak mengalami perubahan. Prinsip ini hanya berlaku pada keadaan tanwin berharakat fatltatain selain pada ta marbuyah (lihat pada contoh point a), seperti :

'wjiw

WLqW

[ii,!'6

(Lihat Q.S. 2 : 180, Q.S. 18 : 88, dan Q.S. 53 : 50). Prinsip tersebut dimaksudkan untuk menghilangk'an tasyaDzft (keserupaan) dengan muianna, seperti : )t:;, )riti,
otat6

, dan

seterusnya.

7.

^liy'r@utatan) Sifrr adalahtanda berbentuk bulatan yang diletakkan di atas alif za'idah. Bentuk piJir ada dua macam, yaitu ;ifir mustadir (pifir bulaQ dan ;fir mustayil (pilr lonjorry). Silir mustadir terdapat atau diletakkan di atas alif za'idah yang tidak mempengaruhi kepada bacaan, baik ketika wapal maupun ketika waqaf. Sedangkan piJir mustalil diletakkan di atas alif za'idahyang berpengaruh kepada bacaan ketika waqaf. Contoh pifir mustadir:

6h

"{LY

(Lihat Q.S. 30 : 29, Q.S. 76:4,16).

w
t4t

Jurnal LeWur Keagamaan, Vol. 5, No. l, 2007: 127 - 149

Semua huruf sebelrxn alif za'idah itu tetap dibaca pendek ketika wa.sal, dan ketika waqaf tetap berlaku kaidah waqaf dalam memperlakukan huruf akhir sebelum alif za'idah itu. Maka kata-katatersebut di atas ketika waqaf akan dibaca seperti berikut:

ini, karena sifir musadir terlewaqaf di tengatr maka tidak diperkenankan tak di tengatr kata
Sedangkan pada contoh di bawah kata:

'jh W
',i6J

irij

(Lihat Q.S. 7 : 103, dan Q.S. 12:87). Contoh ;ifir mustalil:

+'yt

if"r$*'et'isd3ir&rEf*i

or/

W)t?i (Lihat Q.S. l8: 38, Q.S. 33: 10, Q.S. 76: 16, dan Q.S. 109: 4). Semua huruf sebelum alif za'idah itu dibaca panjang (satu alif) ketika waqaf dan dibaca pendek ketika wapal.6 Sebagai catatan bahwa di dalam Al-Qur'an selain terdapat alif za'idah, terdapat juga wau za'idah, seperti kata :

ut

(^l;t

(Lihat Q.S. 2: 5,269, dan Q.S. 4:59).

v$,i,6J

;u}ig

Dalam Al-Qur'an Standar Indonesia, wau za'idah tersebut tidak diberi ;ifir mustadir, dan tidak pula diberi tanda apa-apa sebagai petunjuk bagi pembaca bahwa wau itu adalah wau za'idah dart tidak boleh dibaca panjang.'

8.

Tanda Waqaf Dalam Al-Qur'an Standar Indonesia telah ditetapkan enam (6) tanda waqaf. Keenam tanda waqaf tersebut adalah i p , 6 , uI :

6) Lihat lampiran Keputusan MUKER Ulama Al-Qur'an II di Cipayung, tahun 1976, Pedoman Pentashihan Mashaf Al-Qur'an tentang Penulisan dan Tanda Baca, hal. 99 7) Dalam Al-Qur'an Standar Bahriah ( sudut ) wau zaidah tersebut termasuk yang diberi tanda dengan giJir mustadir.

142

Prinsip-Prinsip Penulisan dalam Al-Qur'an standar Indonesia

Mazmur sya'roni

.J- , y , .'.- .'.. Keseluruhan tanda waqaf tersebut berpengaruh


kepada pemberian harakat dan tanda-tanda tajwid pada hurufhuruf yang sebelum atau sesudahnya. Tanda-tanda waqaf tersebut dapatdikelompokkan kepada tiga (3) bagian, yaitu : a. I , C , Tanda-tanda ini berpengaruh kepada pemberian

l.

harakat atau tanda-tanda tajwid berikut ini

l)

Alif

Wapal

Setiap alif wa.sal yang berada sesudatr tanda-tanda waqaf tam (berhenti dengan sempurna) tersebut di atas diberi harakatfatltah. Karena setiap pembaca yang berhenti pada tanda waqaf tersebut, boleh melanjutkan bacaannya dengan ayat selanjutnya tanpa harus mengulang lagi ke belakang. Maka untuk membantu memudahkan pembaca, alif yang terdapat sesudatr tanda waqaf tersebut diberi harakat fatgah. Contoh:

")*a?{n{;4$gy

si,|fr$.;tii

"tt$sJ$trNt

i#,i;-$?,1gnxt
(Lihat Q.S. I : 5 - 6, Q.S. 2: 145 - 146, dan e.S. 2: 255). Alif wagal yang berada sesudatr tanda waqaf tam tersebut diberi har akat fat fiah.

2)

Tanda-tanda Tajwid Huruf-huruf yang mengandung hukum-hukum tajwid, yang berada sesudatr atau sebelum tanda waqaf tersebut, tidak dicantumkan tanda-tanda tajwidnya.

contoh

Hnruf "ya" yang terletak sesudah tanda waqaf lazim


tidak diberi tasydid

' h*$4'il"lbiir 4irs6irlt4


(g
) sebagai tanda idgam.

Waeft"rS;{6:6
143

Jurnal LeHur Keaganaaq Vol. 5, No. l,2007: 127 - 149

Huruf wau yang terletak sesudah tanda waqaf diberi tasydid (s) sebagai tanda idgam.

.rE

tidak

eiby.,*j;rwvf.<tj
Huruf alif sebelum tanda waqaf 6 tidak diberi tanda mad jalrz(- ) (ihat Q.S. 2: 26,253, dan Q.S.4 : 35).

b.

,rLa aan I l) Alif wasal

Alif wa;al yang terletak sesudah tanda waqaf s!, dan I (gairu tam), maka alif wa;al-nya tidak diberi harakat karena pada hakikatnya pembaca tidak diperkenankan berhenti pada tanda waqaf tersebut. Alif wa;al yang terletak sesudatr tanda waqaf tersebut tidak diberi harakat untuk mendorong pembaca agar tidak berhenti di tempat
tersebut.

contoh'

#lu:al;ig-fii d'&flii,t're

-:$Jt*,*gjrd-t6ffrcll*j;
(Lihat Q. S. 2: 3 dan Q. S. 89: 1l).

2) Tanda-tanda Tajwid
Huruf-huruf yang mengandung hukum-hukum tajwid, yang berada sesudah atau sebelum tanda waqaf tersebut, dicantumkan tanda-tanda tajwidnya.
Contoh:

'rf.&6gdjfi$rq$i
Sesudatr tanwin yang berada sebelum tanda waqaf

Y di-

beri tanda iqlab

(I

).

tq,#lW#*c#'#a
Nun sesudah tanda waqaf
tanda idqam bigunnah.

"l-

diberi tasydid

(g)

sebagai

144

Prinsip-Prinsip Penulisan dalam Al-Qur'an Standar Indonesia

Mazmur Sya'roni

Huruf sebelum tanda waqaf ) diberi tanda mad jaiz ( - )' Lihat Q.S. 2 : 10, Q. S. 76 : 2 dan Q. S. 3 :125.

c.

Tanda Waqaf Mu'dnaqah (.'. - .'.) Tanda waqaf mu'dnaqah adalah suatu tanda waqaf {i-mana pembaca hanya dibolehkan berhenti (waqaf) pada salatr satu a*i a.ra tanda itu. Bila pembaca telatr berhenti pada tanda pertama, ia tidak boleh lagi berhenti pada tanda yang beri-kot yu. Sebaliknya, bila pembaca tidak berhenti pada tanda yang pertama, ia boleh berhenti pada tanda berikutnya' Seiuir,-ito, pembaca boteh juga tidak berhenti sama sekali pada
kedua tanda tersebut.

Oleh karena itu, ketentuan untuk alif wa;al dan tanda-tanda tajwid lainnya berbeda dengan tanda-tanda waqaf pada butir tutt 1t; aan dua (2). Pada tanda waqaf mu'anaqah ini alif wa$l tidak diberi harakat, dan semua bacaan yang mengandung hukum-hukum tajwid tidak dicantumkan tanda tajwidnya. Contoh:

'f7fy.6iwjfufih

sesudah tanda waqaf mu'anaqah pertama tidak diberi tasydid sebagai tanda idgam, karena dimungkinka! Pembaberhenti di tempat itu, tanpa harus mengulang dari "u'*tok kalimat sebelumnYa.

wau

rj'fi{6w$6

Di atas alif sebelum tanda waqaf mu'anaqah kedua tidak diberi tanda mad, juz, karena dimungkinkan pula pembaca berhenti di tempat itu, tanpa harus mengulang dari kalimat
sebelumnya.

fi,iifl';'{i'J;sr$,,#$
Alif
wapat sesudah tanda waqaf mu'dnaqah pertama tidak diberi harakat. (Lihat Q.S. 3: 30, Q.S. 7: l72,dan Q.S. 65: l0).
145

Jurnal Lek;tur Keagamcan, Yol. 5, No. 1, 2007: 127 - 149

Ketentuan-ketentuan Khusus Lain Di dalam Al-Qur'an Standar Indonesia, selain prinsip-prinsip penulisan di atas, terdapat beberapa ketentuan lain yang perlu diperhatikan juga oleh para pentashih. Ketentuan-ketentuan itu adalatr sebagai berikut :

a.

Penulisan Tanda Waqaf Lazim Waqaf lazim sebagaimana telatr disinggung di atas, termasuk kelompok tanda waqaf tam. Pada tanda waqaf tersebut, selain ditulis pada teks ayat, dituliskan juga lafal ";iY ;j1" di pinggir halaman sebelatr luar sejajar dengan baris di mana tanda waqaf lazim itu ditempatkan (sebagai contoh lihat Q.S.2: 26).
Tanda Ayat Sajdatt

b.

Di dalam Al-Qur'an terdapat ayat-ayat sajdah yang tersebar


pada berbagai surah. Jumlah seluruhnya sebanyak 15 tempat. Pembaca disunanhkan melakukan sudud tilawatr setiap membaca ayat sajdah tersebut. Di dalam Al-Qur'an Standar Indonesia, pada setiap ayat sajdah di akhir ayatnya diberi tanda (0). Tanda ini dimaksudkan untuk mengingatkan pembaca bahwa ketika sampai pada ayat tersebut disunahkan sujud dan membaca doa sesuai dengan kandungan ayat bersangkutan. Selain memberi tanda di akhir ayat, di halaman sebelah luar, sejajar dengan ayat tersebut diberi pula " (sebagai contoh, lihat Q.S 7: tanda dengan bacaan "

ar*

206).

c.

Tanda

Ruht'

Dalam setiap surah terbagi ke dalam beberapa ruht'. Pada setiap ruht' diberi tanda dengan huruf "7" atarJ dengan kepala 'ain saja ("). Tanda tersebut diletakkan pada akhir ayat ruht'tersebut. Kemudian, di halaman sebelah luar, sejajar dengan baris di mana terdapat tanda ruht' tersebut, diberi pula tanda rulnt'sama dengan yang di letakkan di akhir ayat, tetapi dengan ukuran yang lebih besar (sebagai contoh,lihat Q.S. 2: 7).

146

Prinsip-Prinsip Penulisan dalamAl-eur'an standar Indonesia

Mazmur sya,roni

d.

TandaJuz

man. semakin banyak baris dalam setiap halaman, semakin s-edikit jumlah halaman pada setiap juz-. Begitu pula seba_ liknya, semakin sedikit jumlah bariJ pada *tiup halaman, semakin banyak jumlah halaman pada setiap juz. pada Al_ Qur'an standar Indonesia, setiap juz terdiri iari g lembar (18 halaman). Pada setiap akhir juz ditulis kata..o;tf., seba_ gai tanda bah-wa juz tersebut telatr berakhir. pada ayat berikutnya dimulai- lagi juz selanjutny4 dan ayat .dengan awal yang dit,lis pada sefiap awal juz, ukurannyi dibesarkan dari yang lain (sebagai contoh lihat e.S. 2: l4i).

Al-Qur'an dibagi menjadi 30 juz. Setiap juz terdiri dari bebarapa hulqrrt tergantung pada jumlatrbaris di setiap hala-

e.

Tandagizb

juz terdapat dwllizb. setiap fiizb dibagimenjadi empat bagian, yutu rub'ul-ltizb, nipful-t1tzb, Satasatu oibo, l.tizb dan ftizb. unn*. tanda-tand a fiizb tersebut, selain ditulis di halaman sebelatr luar, pada ayat di mana tanda tlizb itu ada, juga diberitanda dengan orn{rmen khusus yang hampir menyerupai tanda ayat,tapitidak ada nomor ayatnya.
Pada setiap

Penutup Demikian beberapa prinsip penulisan dalam Al-eur'an Standar Indonesia. Prinsip-prinsip penulisan tersebut harus menjadi pengetahuan yang melekat pa{a setiap anggota pentashih. Tanpa iauriyu pengetatruan tentang hal tersebut di atas, iulit diharapkair seorang pentashih akan dapat melakukan tugasnya dengan ceniat, cepat dai akurat. Tentu, bukan hanya prinsip-prinsip penulis* it semata yang harus diketatrui oleh setiap anggota pentashih, tetapi juga mellanekut ilmu rasm dan ulumul eur,an lainnya. Sebelum menghadirkan tulisan ini, penulis juga telah membuat rekaman Al9ry'* sebanyak 30 jv, yang khusus dibuat untuk pentashihan. Rekaman tersebut dibuat sedemikian rupa dengan petunjuk-petunjuk ylng praktis, seqerti penyebutan tanda idgam, haa jaiz, tanaa waqaf, nomor-ayat dan lain-lain, sehingga sangat mem6antu para pentashih untuk mempercepat tugas-tugas pentashihan.

147

Jurnal Lebur Keagamaan, Yol. 5, No. 1,2007: 127 - 149

Untuk masa yang akan datang, selain dibutuhkan tenaga-tenaga pentashih yang handal, juga dibutuhkan ide-ide kreatif lainnya untuk menciptakan berbagai perangkat teknologi dalam rangka mempermudah dan mempercepat fugas-tugas pentashihan demi memperlancar pelayanan kepada masyarakat. Sampai saat ini, Sumber Daya Manusia (SDM) pentashih dirasakan masih sangat kurang, baik secara kualitas maupun kuantitas, meskipun kini institusi Lajnatr Pentashih Mushaf Al-Qur'an telah berdiri sendiri -dengan menangani tugas lain dalam bidang pennuseuman, sementara beban kerja pentashihan saja sudah begitu banyak. Tanpa dibantu dengan upaya-upaya penemuan sistem kerja yang cepat dan akurat, tugas pentashihan mushaf Al-Qur'an ini akan sangat menyita waktu, tenaga, dan juga dana, belum lagi tuntutan dedikasi yang penuh dan perhatian yang utuh pada tugas pokok pentashihan.*

Jakarta, Juni 2007

Daftar Pustaka
Departemen Agama. 2006. Al-Qur'an Standar Indonesia.

Puslitbang Lektur Keagamaan. 1976. Pedoman Pentashihan Mashaf Al-Qur'an tentang Penulisan dan Tanda Baca. Jakarta: Badan Litbang Agama.

Sya'roni, Mazrnur. 199811999. Pedoman Umum Penulisan dan Pentashihan Mushaf al-Qur'an dengan Rasm Usmani. Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Departemen Agama.

Puslitbang Lektur Keagamaan. 1984. Musyav,arah Keria (Muke) Ulama AlQur'an II s/d X (1976 s/d 1984). Jakarta: Departemen Agama. Handani, Sayyid Ali Ismail. 14l0 H. Jdmi'ul-Baydnfi Ma'rifati Rasmil-Qur'dn, Riyad: Dtrul-Furq8n

148

Prinsip-Prinsip Penulisan dalam Al-Qur'an Standar Indonesia

Mazmur Sya'roni

Lampiran:

i#:-'==;r;i:=]ff:q

;;;#)+i;&];"i
"
*-l;."..t*o iLYlll - I .. tr'r ::'-trrl iTittttis;. t* -lll
t*r t t:

--PTili',1; I.b t
#{ .i. ! E:: {
l! lr':.f
B.
::f
::1.

.l $' "g l.t;" ':

'

'rr4-r' r -{- - L

A, I ,r I itr 1 U*E

i I {: 1*;:,

r l,l" l ;. -'\ I "Fl" *' t. l;


",1

r*

+c
,l

:3

l" t

ffli *o,Jr []r ;; t-J"*r) !L;, * 1r.'1


lu

tf*
t;

*1r
$&}:

* ifl.. t, -ir

s
?

lfl

Cover Dalam pada Mushaf Standar Indonesia Cetakan Tahun 2002

t49

You might also like