You are on page 1of 3

Contoh Keterampilan Proses

Pengolahan Dan Penafsiran Hasil Asesmen Asesmen, seperti yang disinggung di modul sebelumnya, dibedakan menjadi asesmen hasil dan asesmen proses. Alat ukur yang digunakan dalam asesmen hasil umumnya adalah tes, sedangkan alat ukur untuk asesmen proses adalah observasi, wawancara, dan/atau angket. Data yang diperoleh melaui tes adalah data yang berupa angka atau data numerik (numeric), namun data yang diperoleh melalui obervasi, wawancara, dan angket tergantung bentuk lembar/alat observasi, wawancara, dan angket yang digunakan. Sebagai contoh, observasi terstruktur (Tabel 3.1) menghasilkan data numerik, sedangkan wawancara tak terstruktur (Tabel 3.2) menghasilkan data non-numerik (kata, frasa, kalimat). Tabel 3.1: Contoh lembar observasi terstruktur Ketrampilan mengajar Petunjuk: Berikan penilaian terhadap ketrampilan mengajar guru yang Anda amati sesuai butir-butir berikut. Berikan nilai 2 apabila Anda setuju dan nilai 1 apabila Anda tidak setuju. Butir Pengamatan Ya Tidak 1. Pembukaan pelajaran menarik. 2. Penjelasan tujuan pembelajaran singkat dan jelas. 3. Penjelasan isi pelajaran runtut. 4. Pemberian contoh sesuai isi pelajaran. 6. Penggunaan media sesuai kebutuhan. 7. Pertanyaan kepada siswa bervariasi. 8. Pemberian jawaban pertanyaan siswa memuaskan. Catatan: Lembar observasi di atas dinamakan skala dua-butir (two-point scales). Selain itu, masih ada yang menggunakan lima skala atau yang biasa disebut skala Likert (Likert Scales), adjective scales, dan bipolar adjective scales atau semanticdifferential. Tabel 3.2: Contoh lembar pengamatan tak-terstruktur Kegiatan belajar dan mengajar Petunjuk: Buatlah deskripsi tentang kejadian-kejadian yang Anda amati sesuai ... Read More Pengembangan Cai Pada Mata Pelajaran IPA (Sains) Tentang Struktur Bumi Kelas 5 SD Negeri Barata Jaya Surabaya Andriani Setyaning Hutami1, Ketut Pegig Arthana2 Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Abstrak : SD Barata Jaya merupakan sekolah yang mempunyai fasilitas lab komputer yang kurang dimanfaatkan secara optimal sebagai ruang multimedia. Siswa hanya belajar menggunakan media buku,sedangkan buku yang digunakan kurang jelas. Siswa menjadi kurang bergairah dalam menerima materi. Materi struktur bumi merupakan materi yang kurang dipahami siswa. Dalam mengatasi hal ini, diperlukan suatu perubahan dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini menawarkan media CAI sebagai salah satu solusi mengatasi permasalahan diatas. Penggunaan media CAI yang dilakukan dapat menjadi media yang layak untuk mengatasi masalah yang ada. Rumusan masalah untuk judul diatas adalah Diperlukan pengembangan CAI pada Mata Pelajaran IPA tentang Struktur Bumi untuk kelas 5 SD.Model pengembangan yang digunakan adalah model Arif Sadiman. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data dan instrumen angket dan tes. Pada tahap uji coba peneliti menggunakan 3 tahap uji coba yaitu uji coba perorangan, kelompok kecil serta kelompok besar. Jumlah siswa yang di uji cobakan secara keseluruhan adalah 40 siswa. Hasil analisis telah dilakukan, diketahui bahwa proses pengembangan media CAI kelas V SD materi struktur bumi berlangsung sangat baik. Hal tersebut dapat dikatakan karena pada saat guru, memanfaatkan media CAI, proses belajar mengajar berlangsung ... Read More Pembelajaran anak usia dini Melalui Bermain Anak-anak usia dini dapat saja diberikan materi pelajaran, diajari membaca, menulis, dan berhitung. Bahkan bukan hanya itu saja, mereka bisa saja diajari tentang sejarah, geografi, dan lain-lainnya. Jerome Bruner menyatakan, setiap materi dapat diajarkan kepada setiap kelompok umur dengan cara-cara yang sesuai dengan perkembangannya (Supriadi, 2002: 40). Kuncinya adalah pada permainan atau bermain. Permainan atau bermain adalah kata kunci pada pendidikan anak usia dini. Ia sebagai media sekaligus sebagai substansi pendidikan itu sendiri. Dunia anak adalah dunia bermain, dan belajar dilakukan dengan atau sambil bermain yang melibatkan semua indra anak. Bruner dan Donalson dari telaahnya menemukan bahwa sebagian pembelajaran terpenting dalam kehidupan diperoleh dari masa kanak-kanak yang paling awal, dan

1/3

pembelajaran itu sebagian besar diperoleh dari bermain. Sayangnya, menurut Samples bermain sebagai gagasan yang dikaitkan dengan pembelajaran kurang mendapatkan apresiasi dalam berbagai lingkungan budaya (Supriadi, 2002: 40). Bermain bagi anak adalah kegiatan yang serius tetapi menyenangkan. Menurut Conny R. Semiawan (Jalal, 2002: 16) bermain adalah aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak karena menyenangkan, bukan karena hadiah atau pujian. Melalui bermain, semua aspek perkembangan anak dapat ditingkatkan. Dengan bermain secara bebas anak dapat berekspresi dan bereksplorasi untuk memperkuat hal-hal yang sudah diketahui dan menemukan hal-hal baru. Melalui permainan, anak-anak juga dapat mengembangkan semua ... Read More Kemampuan Berkomunikasi Sebagai Salah Satu Pilar Profesionalisme Guru dalam Membimbing Anak Usia Dini Pendahuluan Dalam penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di-perlukan sumberdaya yang handal dan berkompetensi. Seorang individu memerlukan pendidikan mumpuni yang selayaknya telah mulai dipupuk sejak anak berusia dini bahkan sejak anak masih berada dalam kandungan. Pentingnya stimulasi pendidikan anak sejak usia dini didukung oleh hasil pene-litian yang menyatakan bahwa pada umur 4 tahun, anak telah mencapai separuh dari kemampuan kecerdasannya, dan pada umur 8 tahun mencapai 80%. Setelah umur 8 tahun, tanpa melihat bentuk pendidikannya dan lingkungan yang diperoleh, kemampuan kecerdasan anak hanya dapat diubah sebanyak 20%. Dari hasil penelitian tersebut berarti bahwa selama usia 4 tahun pertama dari kehidupan anak dan dari usia 4-8 tahun ke-cerdasan anak sudah berkembang sebanyak 80%. Hal ini menunjukkan betapa pesatnya pertumbuhan otak anak pada tahun-tahun tersebut. Demikian pesatnya dan pentingnya perkembangan yang terjadi pada masa-masa awal kehidupan anak sehingga masa awal ini dikatakan sebagai masa emas (golden age). Masa ini hanya terjadi satu kali dalam kehidupan dan tidak dapat ditangguhkan pada periode berikutnya. Inilah yang menyebabkan masa anak sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena itu, anak harus dipersiapkan dengan cara dibina dan dikembangkan agar berkembang optimal. Dalam konteks mempersiapkan generasi penerus berkualitas itulah pendidikan anak usia dini (PAUD) memegang peranan amat penting. Berkenaan dengan ... Read More METODE BELAJAR BAGI ANAK USIA DINI Tahun prasekolah menjadi masa anak membina kepribadian mereka. Karena usaha yang dirancang untuk mengembangkan minat dan potensi anak harus dilkukan pada masa awal ini untuk membimbing anak menjadi diri mereka dengan segala kelebihannya. Orang tua dan pendidik harus dapat membantu anak menyadari dan merealisasikan potensi anak untuk menimba ilmu pengetahuan, bakat, dan kepribadian yang utuh. Untuk memiliki metode pembelajaran yang tepat sebaiknya melibatkan anak dalam kegiatan belajar. Dengan begitu anak dapat inspirasi dan belajar mengambil keputusan sendiri. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap usianya. Pada usia 0-3 tahun, anak mengikuti kegiatan di sekolah Taman Bermain. Metode yang dapat dilakukan yaitu hubungan komunikasi guru dengan anak. Pada usia 5 tahun, Metode yang dapat dilakukan yaitu memberikan untuk membiarkan mencoba-coba segala hal dengan sendiri. Pada usia 6-12 tahun, metode yang dapat dilakukan yaitu ,melatih kemampuan anak bercerita dan mempresentasikan apa yang mereka ketahui. Bagi pendidik baik orang tua ataupun guru dapat menggunakan metode berikut ini. 1. Metode Global:Anak membuat suatu kesimpulan dengan kalimatnya sendiri, 2. Metode percobaan: Metde ini memberi kesempatan anak untuk melakukan percobaan sendiri, 3. Metode Resitasi: Pada metode ini pendidik meminta anak untuk membuat resume, 4. Metde Latihan Ketrampilan: Metode ini pendidik mengajak anak untuk membuat prakarya. ... Read More HAL YANG PERLU DIBERIKAN SAAT BELAJAR SAINS Dalam pembelajaran sains, anak akan banyak bereksplorasi dan bereksperimen dengan lingkungan dan berbagai bahan-bahan. Pendidik perlu memperhatikan dan menjaga anak agar tidak terjadi hal-hal yang berbahaya. Berikut ini beberapa pedoman yang dapat dijadikan tuntunan untuk menjaga keamanan anak

2/3

seperti; memberikan contoh dan mendorong anak untuk memiliki kebiasan berperilaku aman sedini mungkin, mengajarkan anak peraturan-peraturan penting, misalnya: Tidak mencicipi makanan atau barang apapun yang akan digunakan kecuali mendapatkan ijin dari guru, mengajarkan anak bahwa benda-benda asing hanya boleh dipegang jika mendapatkan ijin dari pendidik, anak tidak berkeliling kelas selama kegiatan sains berlangsung, menggunakan wadah logam atau plastik jika memungkinkan, menghindari pemakaian benda-benda/wadah-wadah dari kaca. Jika terpaksa harus menggunakan, maka anak harus berada dalam pengawasan pendidik, semua bahan-bahan kimia, meskipun hanya cuka, baking soda dan gliserin harus digunakan dengan hati-hati, mengajarkan anak untuk menghargai semua bahan-bahan. Semua bahan baru harus dikenalkan pada anak sehingga anak mengetahui cara menggunakannya, dalam semua kegiatan pendidik perlu memperkirakan apakah bahan-bahan tersebut aman dan sesuai bagi anak misalnya untuk kegiatan mencicipi tidak menggunakan sesuatu yang pekat/murni seperti jus jeruk murni atau bubuk kopi murni dan sebaiknya tidak mengijinkan anak membau bubuk bedak bayi dalam wadah yang terbuka, menjaga kebersihan dan kesehatan sehingga setiap anak perlu mendapatkan ... Read More

3/3

You might also like