Professional Documents
Culture Documents
Daftar Isi
Artikel
Peranan Ulama dalam Penulisan dan Penyebaran
rssN t593-7139
l&lrlb.i2oor
Tafsir 165-174
M. Quraish Shihab
Beberapa Contoh Penafsiran Ay at-ay at Kauniyah dalam Al-Qur' an
r75-t87
Penelitian
Mushaf Kuno Qiraat ImamNEfi' Riwayat Qalun dari Yaman
Memperindah Firman Allatr: Beberapa Aspek Kodikologi MS A.47 Koleksi Perpustakaan Nasional 219-233
Ali Akbar
Kesucian dalam Keindahan: Seni Mushaf Al-Qur'an dari Pulau
Sumbawa 234-260
Asep Saefullah
Tinjauan Kitab
Pokok-pokok Kandungan Kitab al-Luma'Karya as-Sarr6j dan Kitab at-Ta' arrufkary a al-Kalabahi 2 6 I 7 -2 Media Zainul Bahri
Informasi
y' '
279-300
E. BodriYunardi
This paper aims at explaining any historical background of the standard mushaf (Al-Qur'an) in Indonesia. In this case, the writer intended to describe in a detail of : (l) the historical back-ground of why the standard Al-Qur'an needed to be written in Indonesia, (2) the basic concepts of standard AlQur'an, (3) historical phase of how the standar Al-Qur'an have been arranged, (4) the typical characteristics of the standard Al-Qur'an, including its rasm, punctuation, etc., (5) type of the standard Al-Qur'an, and also the
Braille Qur'an.
Pendahuluan Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw. untuk disampaikan kepada umatnya. Isi Al-Qur'an berupa ajaran-ajaran Allah meliputi akidah, syariah, ajaran moral atau akhlak, sejarah, dan hubungan antarmanusia. Nabi Muhammad saw. diutus ke muka bumi ini dengan tugas menyampaikan risalah kenabiannya dan wahyu sebagai sumbernya. Al-Qur'an sebagai Kitab Suci umat Islam senantiasa dijaga kesucian dan kemuliaannya dan dipelihara orisinalitasnya dari tangan-tangan jahil baik dalam bentuk tafurtf tabdil, tagtir, atau bentuk lainnya. Allah menegaskan hal tersebut sebagaimana firman-Nya: Inna nahnu nazzalna ai-iilcra wa inna lahu laltafi7fin. (1tl-flijrll5:9). Para ulama dan ulama Al-Qur'an, paramufossir,para qari',para Itufrbz, para khattat Al-Qur'an, dengan keahlian dan kepakaran di bidangnya masing-masing satu sama lainnya memiliki tugas untuk menjaga dan memelihara kesucian dan kemurnian serta orisinalitas-
I.
' Makalah disampaikan pada Diklat Pentashih Mushaf Al-Qur'an, Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan di Jakarta, tanggal 19 April 2005
279
nya. Begitu pula umat Islam pada umumnya. Karena itu bila ada upaya sedikit saja dari pihak-pihak lain untuk merusak kesucian dan kemurnian serta orisinalitasnya, maka akan muncul reaksi dari
masyarakat, khususnya umat Islam.
Berkaitan dengan uapaya-upaya pemeliharaan kesucian dan kemuliaan Al-Qur'an tersebut ada suatu lembaga yang secara fungsinonal diberi tugas untuk itu. Lembaga tersebut adalah Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an. Untuk selanjutnya disebut Lajnah. Lajnah secara kelembagaan dibentuk pada 1 Oktober 1959 berdasarkan Peraturan Menteri Muda Agama N0. l1 Tahun 1959. Bahkan sebelum dibentuknya Lajnah, sudah ada Al-Qur'an yang
ditashih. Keberadaan Lajnah untuk melaksnakan tugas-tugas tersebut diperkuat lagi dengan Keputusan Menteri Agama (KMA) No. I Tahun 1982. Berdasarkan KMA tersebut, tugas-tugas Lajnah yaitu: 1. Meneliti dan menjaga kemurnian Mushaf Al-Qur'an, rekaman, bacaan, terjemahan dan tafsir Al-Qur'an secara preventif dan represif, 2. Mempelajari dan menyelidiki untuk mengetahui Mushaf AlQur'an bagi orang biasa (awam) dan bagi tunanetra (Al-Qur'an Braille), rekaman bacaan Al-Qur'an dalam kaset/piringan hitam dan penemuan elektronik lainnya yang beredar di Indonesia 3. Menyetop pengedaran Mushaf yang belum ditashih oleh Lajnah
Adanya Berbagai Ragam Tanda Baea dalam Al-Qur'an Mushaf Al-Qur'an yang beredar di kalangan umat Islam Indonesia hingga kurun waktu tahun 1970-an tidak terlalu banyak ragamnya. Corak Al-Qur'an yang beredar dapat diklasifikasikan kepada Al-Qur'an Bombay, Pakistan dan Al-Qur'an Bahriyah cetakan Istambul. Pada saat itupun belum banyak penerbit, yang secara khusus menerbitkan Al-Qur'an. Penerbit-penerbit tersebut seperti, CV. Afif Cirebon, PT. Al-Ma'arif Bandung, CV. Salim Nabhan
Surabaya, dan PT. Tintamas Jakarta.
Namun demikian bila dicermati segi tanda-tanda bacanya akan dijumpai berbagai ragam tanda baca yang berbeda satu sama lainnya. Keragaman tanda-tanda baca tentu akan mempengaruhi pada bagaimana ayat-ayat Al-Qur'an itu dibaca para pembacanya. Untuk yang sudah terbiasa (baca: lancar) membaca Al-Qur'an boleh jadi tanda baca itu diabaikan. Artinya sekalipun tanda baca itu
kurang tepat, ayat-ayatnya tetap akan dibaca dengan benar.
Kecenderungan Masyarakat Menggunakan Satu Model AlQurtan Lajnah dalam melaksanakan tugas-tugas pentashihan sering mendapatkan kesulitan ketika menemukan sejumlah kesalahan (karena teknis pencetakan) yang sulit untuk diperbaiki oleh
penerbitnya. Kesulitan tersebut diakibatkan oleh model tulisan yang terlalu rapat, huruf-hurufnya dalam satu kata (Bhs. Arab: kalimat) bertumpuk-tumpuk, dan penempatan tanda-tanda baca tidak pada tempatnya. Sementara model Al-Qur'an tersebut paling disukai oleh pembaca (umat Islam) karena huruf-hurufnya tebal-tebal dan jelas sehingga mudah dibaca oleh pembaca lanjut usia sekalipun.
Hal itu dikarenakan ada beberapa harakat atau tanda baca yang belum dikenal (familiar) bagi masyarakat muslim Indonesia. Untuk itu diperlukan penatapan (model) harakat, tanda baca, dan tanda waqaf mana untuk dijadikan acuan penerbir Al-Qur'an di Indonesia di masa mendatang, seiring dengan makin bertambahnya penerbit Al-Qur'an yang memerlukan model Al-Qur'an sebagai pedomannya.
Variasi Tanda-tanda Baca Al-Qur'an Berdasarkan hasil penelitian dan pendataan terhadap sejumlah Al-Qur'an yang beredar di Indonesia, yaitu Al-Qur'an terbitan Timur Tengah, Mesir, Pakistan/Bombay, Al-Qur'an Bahriyah/
Istambul, dan terbitan Indonesia sendiri dijumpai variasi penggunaan harakat, tanda-tandabaca, dan tanda waqaf sebagaimana terlihat pada tabel.
Tanda-tanda Waqaf Al-Qur'an Tanda waqaf dalam berbagai Al-Qur'an yang beredar di Indonesia beragam jenisnya yang dilambangkan dalam huruf: mim, lam alif, .jim, ;ad, zay, sad lam ya, qaf, qaf dan fa/qif, ta, kaf, sin (untuk saktah), dan mu'anaqah. Begitu pula terdapat keragaman penempatan tanda-tanda waqaf tersebut pada ayat-ayat Al-Qur'an. Penempatan tanda-tanda waqaf tersebut akan mempengaruhi dalam memahami arti dan tafisran ayat yang berbeda antara satu mufasir dengan mufasir lainnya. Dalam hal memaknai/memahami fungsi tanda waqaf itu sendiri akan berpengaruh terhadap penulisan harakat pada ayat-ayat Al-Qur'an tersebut. Sebagai ilustrasi, suatu ayat yang di dalamnya ada tanda waqaf lazim pada suatu kata tertentu, seyogyanya kata selanjutnya dibaca ibtida'. Dan kata tersebut harus diberi harakat lengkap supaya
mudah dibacanya.
MushafStandar lndonesia
E. Badri Yunardi
dari segi tulisannya, Al-Qur'an Standar menggunakan kaedahkaedah penulisan Rasm Usmani. Karena itu Al-Qurran Standar Indonesia adalah Mushaf Usmani juga. Perbedaan dengan AlQur'an lainnya, sepetrti dengan Mushaf Al-Qur'an terbitan Saudi Arabia misalnya terletak pada penggunaan beberapa harakat, tandatanda baca dan tanda waqaf. Dalam hal penetapan tanda-tanda baca menjadi tanda-tanda baca yang distandarkare diperlukan waktu yang cukup panjang. Dan untuk menemukan formula tanda-tanda baca tersebut melibatkan para ulama ahli Al-Qur'an dari berbagai pesantren, dan kalangan cerdik cendikia dalam bidang Al-Qur'an. Diperlukan 9 (sembilan) kali Musyawarah Kerja (Muker) Ulama Ahli Al-Qur'an beserta Lajnah untuk membahasnya sehingga terwujud apa yang disebut Mushaf Usmani Standar lndonesia. Secara singkat dapat diuraikan di sini tahap demi tahap kesembilan Musyawarah Kerja Ulama dan hasil yang dicapai untuk tujuan tersebut. Butir-butir pada setiap muker merupakan kesepakatan para ulama peserta musyawarah yang 'diladikan pedoman dasar dan rambu-rambu dalam penulisan Mushaf Usmani Standar Indonesia.
1.
Muker Ulama AhIi AI-Qur'an I, Ciawi: 5-9 Februaril9T{ Butir-butir yang disepakati : a) Al-Qur'an menurut bacaan Imam Hafas yang Rasmnla sesuai dengan Rasm Al-Qur'an yang terkenal dengan nafira Bahriyah cetakan Istambul, dijadikan pedoman penulisan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia, dengan catatan apabila ternyata masih terdapat kalimarkalimat yang sukar dibaca
b)
c)
perlu dijelaskan dalam lampiran tersendiri. Mushaf Al-Qur'an tidak boleh ditulis selain dengan Rasm Usmani kecuali dalam keadaan darurat. Naskah Pedoman Penulisan dan Pentashihan Mushaf AlQur'an yang disusun oleh Lembaga Lektur Keagamaan Departemen Agama menurut Rasm Usmani dijadikan pedoman dalam Penulisan dan Pentashihan Al-Qur'an di Indonesia
283
2. Muker
c)
d)
1976 a) Mushaf Al-Qur'an terbitan Departemen Agama tahun 1960, sebagai pedoman untuk penulisan tanda-tanda baca dalam menulis Mushaf Usmani Standar Indonesia. b) Menambah tanda-tanda baca yang tidak ada pada Mushaf tersebut tetapi dipandang perlu untuk memudahkan para pembaca sebagaimana tertulis pada daftar terlampir.
Mushaf bagi orang khawas, untuk menghafal Al-Qur'an pedoman ini tidak mengikat, asal saja tidak merubah
bacaannya dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Menyadari bahwa methode penulisan Arab Braille dari Unesco setelah dilengkapi dengan tanda-tanda baca untuk Al-Qur'an oleh 3 negara Islam Yordania, Mesir dan Pakistan, dianggap cukup baik untuk penulisan Al-Qur'an
Arab Braille. Menyadari perlunya keseragaman penempatan tanda-tanda baca itu, karena masih adanya sedikit perbedaan dalam penempatannya. Dalam mengusahakan penyempurnaan tanda-tanda baca AlQur'an Arab Braille, dirintis jalan menuju Al-Qur'an Arab Braille yang mirip dengan tulisan Al-Qur'an Awas yang telah ditashih oleh Lajnah Pentashih Mushaf Al-eur'an, baik tulisan maupun tanda-tanda bacanya. Kepada Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam yogyakarta dan Badan Pembina Wyata Guna Bandung agar dipersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk penyeragaman penulisan Al-Qur'an Braille. Guna melaksanakan Pentashihan Al-Qur'an Arab Braille Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an diharapkan mempunyai anggota yang menguasai tulisan Arab Braille. Pedoman Dasar dalam bacaan adalah rekaman bacaan Syeikh Muhammad Khalil Al-Hushary
e)
g)
h)
i)
284
MushafStandar Indonesia
E.
Badri Yunardi
3. Muker Ulama Ahli Al-Qur'an III, Jakarta, 7-9 Februari 1977 a) Penulisan Al-Qur'an Arab Braille secara rasm Usmani dapat disetujui. Yang menyulitkan bagi kaum Tunanetra dipermudah dengan penulisan Imlaiyah, seperti kata As-shalat. b) Harakat Fathatain diletakkan pada hauruf yang memilikinya. c) Tanda Mad Jaiz, Mad Wajib, dan Mad Lazim Mustaqqal Kalimy/Harfr digunakan seperti pada Al-Qur'an Awas. d) Penulisan Lafdul Jalalah, ditulis seperti pada al-Qur'an Awas. e) Penempatan huruf-huruf yang tidak berfungsi mengikuti Al-
f)
sebelumnya.
g) Tanwin h)
i) j)
4.
Wasal disesuaikan dengan penulisan Al-Qur'an Bahriyah tanpa menuliskan Nun kecil Tanda Tasydid pada huruf pertama untuk idgam tidak diperlukan. Merumusakan Rencana Pedoman Pentashihan Al-Qur'an Braille Merumuskan Bahan Al-Qur'an Braille Induk.
Muker Ulama Ahli Al-Qur'an IV, Ciawi, 15-17 Maret 1978 a) Menerima (hasil) rumusan Team Penulisan Al-Qur'an Braille yang telah dilaksanakan sampai dengan Juz X sebagai Standar Al-Qur'an Braille di lndonesia dengan catatan penyempurnaan dalam rumusan yang lebih representative
b)
c)
d)
serta dilengkapi dengan pembuatan index. Perlu dilanjutkan penulisan al-Qur'an Braille (standar) untuk juz berikutnya ( XI-XXX) Membentuk team Penyusun Al-Qur'an Braialle dari unsur Lajnah, Yaketunis, dan Lembaga Pendidikan dan Rehabilitasi Tunanetra Wyata Guna. Team menyempumakan Pedoman Penulisan Al-Qur'an Braille dan Penyusunan Sejarah dan Perkembangan AlQur'an Braille di Indonesia.
285
t. Muker Ulama Ahti Al-Qurran V, Jakarta,5-6 Mret 1979 a) Rumusan Penulisan Al-Qur'an Braille dan Pedoman Penub) Hal-hal baru dari hasil
lisannya merupakan pegangan/acuan. penulisan dihimpun unhrk diteliti.
juz XI -XXX
perlu
c)
d) e)
Team memperbaiki Al-Qur'an Braille 30 Juz berdasarkan rumusan-rumusan tersebut pada angka 1. Tanda-tanda waqaf yang telah disepakati untuk penulisan Al-Qur'an (standar) perlu diteliti oleh Lajnah dalam konsistensi penempatannya. Dengan semakin banyaknya upaya penerjemahan Al-Qur'an, Lajnah perlu menginventarisir terjemahan ayat-ayat yang belum' tepat untuk disesuaikan berdasarkan kitab-kitab maraj i/rujukan yang mu'tamad.
6.
Muker Ulama Ahli Al-Qur'an VI, Ciawi,5-7 Januari 1980 a) Menyeragamkan dan menyederhanakan penggunaan 12
macam Tanda Waqaf pada Al-Qur'an Depag terbitan tahun 1960 menjadi 7 macan Tanda Waqaf untuk al-Qur'an Standar. (terlampir) Tanda-tanda waqaf pada diktum I dipergunakan untuk
b)
c)
7.
penulisan Al-Qur'an Usmani dan Bahry serta Al-Qur'an Braille. Untuk Al-Qur'an Braille dikecualikan penggunaan tanda waqf (rt- dan .,u) diganti dengan cr dan I Menyetujui pedoman penulisan dan pentashihan Al-Qur'an Braille yang disusun oleh Team dan Lajnah.
a) b)
Muker Ulama Ahli Al-Qur'an VII, Ciawi, 12-14 Januari 1981 Menugaskan kepada Lajnah untuk memperbaiki model penulisan kata-kata yang berhimpitan dan penempatan
harakat yang tidak pada tempatnya. Penulisan nun wasal yang ada di tengah+engah ayat dan
c)
286
sebelumnya berharkat tanwin, tanwin tersebut ditulis dengan dhammah, kasrah atau fathah, dan nun wasalnya diberi harakat kasrah. Tanda sifir lonjong digunakan pada kata 1ul ) kecuali bila berhadapan dengan hamzah wasal.
d) e)
f)
g)
Tanda Isymam, Imalah, dan Tashil menggunakan (lafal) kata dimaksud yang diletakkan di bawatr kata tersebut, sedang bacaan masyhur menggunakan huruf (tr ) di atasnya. Penulisan hamzah sakinah menggunakan hamzah kecil di atas alif, sedangakan sukun berbentuk separoh bulatan, agar berbeda dengan sifir bundar (sifir mustadir) Kata yang ada huruf ya dan alif zaidah, dalam al-Qur'an Braille ditulis dengan menggunakaan khat Imlaiy Penulisan tasydid idgham pada kalimat di awal ayat tidak menggunakan tasydid, sedang di tengah ayat tetap diperlukan.
b)
Menyempurnakan tanda-tanda baca dan cara penulisan Juz 1-30 Al-Qur'an Braille, sebagai dasar Penulisan Al-Qur'an Braille Standar.
18
9.
20 Februari
a) Menyetujui Hasil b)
c)
10.
Menugaskan kepada Lajnah untuk meneliti dan mentashih secara cermat draf Al-Qur'an Standar Usmani untuk diterbitkan dan diluncurkan pada Muker X tahun 1984. Melanjutkan Penulisan Al-Qur'an Bahriyah sebagai AlQur'an Standar untuk para Huffaz.
a) b)
Menetapkan Al-qur'an standar Usmani, Bahraiyah dan AlQur'an Braille hasil Muker Ulama Al-Qur'an I-IX sebagai Al-Qur'an standar Indonesia. Menyambut baik dikeluarkannya KMA No. 25 Tahun 1984, tentang Penetapan Al-Qur'an Standar, dan menetapkannya sebagai pedoman dalam mentashih Al-qur'an.
287
c) Memasyarakatkan Al-Qur'an Standar di kalangan para penerbit Al-Qur'an dan umat Islam di seluruh Indonesia. d) Mengusahakan agar rujukan Al-Qur'an Standar yang terdiri dari, Index tanda waqaf, lndex perbedaan penulisan Usmani dan Bahri, Pedoman pentashihan Mushaf Al-qur'an dicetak dan disebarluaskan kepada masyarakat serta diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan Inggris guna kepentingan negara tetangga.
ll.
Muker Ulama Ahli Al-Qur'an XI, Masjid Istiqlal, 19 - 2l Maret 1985 a) Al-Qur'an standar yang disahkan berdasarkan KMA N0.
b)
2511984 merupakan usaha memelihara kesucian dan kemurnian al-Qur'an. Untuk lebih meningkatkan usaha tersebut Lajnah dapat menerima saran-saran berdasarkan sumber-sumber/referensi seperti kitab Al-itqan fi ulum al-qur'an dan lainnya. Menyambut ide penyusunan cara mengajarkan al-qur'an dan Tajwid yang mendukung Al-qur'an Standar dengan menggunakan alat-alat elektronik. Buku tentang cara mengajarkan Al-Qur'an Braille Standar yang disusun oleh Yaketunis dan Badan Pembina Wyata Guna supaya diperbanyak dan disebarluaskan pada masyarakat. Al-Qur'an Braille Standar 30 Juz dalam bentuk gambar dapat digunakan untuk memasyarakatkan Al-Qur'an Braille melalui yayasan-yayasan. Meningkatkan penyebarluasan Al-qur'an Braille Standar oleh Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur'an Dep.Agama.
c)
d)
e)
12.
26-27
a) b)
Maret 1986
Mengusahakan agar Mushaf al-Qur'an Standar Bahriyah dapat dimasyarakatkan sebelum Muker Ulama Al-Qur'an XIII Tahun 1987. Mendorong agar semua Penerbit Al-Qur'an melaksanakan Instruksi Menteri Agama No. 7 Tahun 1984, tentang Penggunaan Mushaf Al-Qur'an Standar.
288
c)
d)
Mengusahakan tewujudnya cita-cita mendirikan Museum Nasional Al-Qur'an di Indonesia. Mengusahakan agtr Eksperimen Penggunaan alat-alat elektronik menjadi paket untuk membantu proses belajar mengajar Al-Qur'an.
13.
b)
Mendukung langkah-langkah pemasyarakatan Al-Qur'an Standar yang dinrnjang dengan mesin cetak offset, pemberian tanda tashih untuk satu kali terbit,.dan kesediaan penerbit menggganti mushaf karena kesalahan teknis
percetakan Keharusan Penerbit melaksanakan KMA No.25 tahun 1984. Mengusatrakan pembuatan anak master Mushaf al-Qur'an standar untuk disebarluaskan ke seluruh kantor Departemen Agamq hingga tingkat kecamatan
c) d)
14.
a) Merumuskan b)
progmm penyimpanan/pelestarian Naskah alQur'an standard an kelengkapannya. Menerima Pedoman Transliterasi arab Latin, berdasarkan
c)
15.
0543bN/1987. Pedoman Transliterasi Arab Latin perlu dilengkapi dengan beberapa Tanda Tajwid untuk membaca Al-Qur'an dengan
benar. Pedoman tersebut digunakan dalam keadaan darurat.
a)
Menerima baik hasil penulisan Mushaf Al-Qur'an lil Huffazh (Mushaf Al-Qur'an Bahriyah/Sudut) untuk segera
dimasyarakatkan penulisannya.
289
Lektur, Vol.
i,
b)
c)
Komputerisasi Al-Qur'an dipandang perlu untuk mulai dirintis pelaksanaannya, karena computer sebagai alat bantu audio visual cangih dalam mempelajari Al-eur'an. Perlu segera melaksanakan pentashihan casset/rekaman AlQur'an yang beredar dan yang akan diedarkan untuk
mendapat Tanda Tashih.
d) Untuk kepentingan e)
Dari rangkaian 15 kali musyawarah ulama Al-eur,an, butirbutir kesepakatan musyawarah ke I sampai IX sebagai dasar pokok dalam penulisan Mushaf Usmani Standar Indonesia yang intinya disimpulkan sebagai berikut:
A. Segi Rasm/Tulisan L Mushaf Usmani Standar Indonesia ditulis berdasarkan Rasm Usmani kecuali dalam keadaan darurat. 2. Al-Qur'an menurut bacaan Imam Hafas yang Rasmnya sesuai dengan Rasm Al-Qur'an yang terkenal dengan nama Bahriyah cetakan Istambul, dijadikan pedoman penulisan Mushaf AlQur'an di Indonesia, dengan catatan apabila ternyata masih terdapat kalimat-kalimat yang sukar dibaca perru dijelaskan dalam lampiran tersendiri.
B. Segi Tanda Baca l. Tanda-tanda baca Al-Qur'an terbitan Dep.Agama tahun 1960, sebagai pedoman untuk penulisan tanda-tanda baca dalam menulis Mushaf Usmani Standar Indonesia ditambah dengan tanda-tanda baca yang tidak ada pada Mushaf tersebut tetapi dipandang perlu untuk memudahkan paru pembaci. (sebagaimana tertulis pada daftar terlampir.) 2. Tanda waqaf hasil penyeragaman dan penyederhanaan dari ArQur'an Depag terbitan tahun 1960 dari 12 menjadi 7 tanda waqaf digunakan dalm penulisan Mushaf Usmani Standar Indonesia. (Tanda waqaf terlampir) 290
E.
Badri Yunardi
3. 4.
Tanda-tanda waqaf yang telah disepakati untuk penulisan Mushaf Usmani Standar Indonesia harus diteliti oleh Lajnah
dalam konsi stensi penempatannya. Tanda-tanda waqaf yang disederhanakan tersebut digunakan pula untuk penulisan Al-Qur'an Standar Bahriyah dan Al-Qur'an Braille. Untuk Al-Qur'an Braille dikecualikan penggunaan tanda waqf (rt-" dan..p) diganti dengan ue dan u
tengah-tengah ayat dan sebelumnya berharkat tanwin, tanwin tersebut ditulis dengan dhammah, kasrah atau fathah, dan nun wasalnya diberi harakat
6. 7. 8.
Tanda
1ur
kecuali bila
Tanda Isymam, lmalah, dan Tashil digunakan kata (lafal) dimaksud yang diletakkan di bawah kata tersebut, sedang bacaan masyhur menggunakan huruf (.,, ) di atasnya. Dalam penulisan hamzah sakinah digunakan hamzah kecil di atas alif, dan tanda sukun berbentuk separoh bulatan, agar berbeda dengan sifir bundar (sifir mustadir)
C. Penulisan Al-Qur'an Braille 1. Methode penulisan Arab Braille dari Unesco setelah dilengkapi dengan tanda-tanda baca untuk Al-Qur'an oleh 3 negara Islam Yordania, Mesir dan Pakistan, dianggap cukup baik untuk penulisan Al-Qur'an Arab Braille Standar Indonesia' 2. Dalam penulisan Al-Qur'an Arab Braille Standar Indonesia, dirintis jalan menuju Al-Qur'an Arab Braille yang mirip dengan tulisan Al-Qur'an Awas yang telah ditashih oleh Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an, baik tulisan maupun tanda-tanda
bacanya.
3. 4.
Al-Qur'an Arab Braille ditulis dengan rasm Usmani. Hal yang menyulitkan dalam penulisannya bagi kaum Tunanetra dipermudah dengan penulisan Imlaiyah, seperti kata As-shalat. Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam Yogyakarta dan Badan Pembina Wyata Guna Bandung diberi tugas untuk mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk penyeragaman
291
klrtur,
5.
penulisan Al-Qur'an Brailh, bersama-sama dengan Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur' an. Hasil rumusan Team Penulisan Al-Qur'an Braille yang telah dilaksanakan sampai dengan Juz X diterima sebagai Standar AlQur'an Braille di Indonesia dengan catatan penyempurnaan dalam rumusan yang lebih representative serta dilengkapi
dengan pembuatan index.
6.
l.
2. 3.
Menyetujui Hasil penulisan Al-Qur'an Standar Usmani sebagai Al-Qur'an Standar Indonesia. Menugaskan kepada Lajnah untuk meneliti dan mentashih secara cermat draf Al-Qur'an Standar Usmani untuk diterbitkan dan diluncurkan (pada Muker X) tahun 1984. Menetapkan Al-Qur'an standar Usmani, Bahraiyah dan AlQur'an Braille hasil Muker Ulama Al-Qur'an I-IX sebagai alQur'an standar Indonesia.
E. SK Penetapan Al-Qur'an Standar dan Pemasyarakatannya l. Keputusan Menteri Agama No. 25 Tahun 1984 tentang Penetapan Al-Qur'an Standar, dan menetapkannya sebagai pedoman dalam mentashih Al-qur'an. 2. Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an ditugaskan untuk memasyarakatkan Al-Qur'an Standar di kalangan para penerbit Al-Qur'an dan umat Islam di seluruh Indonesia.
IV. Jenis Al-Qur'an Standar Ada 3 (tiga) jenis Al-Qur'an Standar yang secaia resmi dikeluarkan oleh Lajnah. Pertama: Al-Qur'an Standar 30 Juz, yaitu Mushaf Al-Qur'an yang bisaa digunakan/dibaca oleh umat Islam. Kedua: Mushaf al-Qur'an Braille, yaitu Mushaf Al-Qur'an yang digunakan/dibaca umat Islam kalangan Tunanetra. Al-Qur'an Braille menggunakan huruf Braille Arab dengan rumus-rumus yang khusus dibuat untuk itu. Rumus-rumus yang digunakan untuk Arab Braille ini sebagimana diputuskan oleh Konferensi Intemasional UNESCO Tahun 1951. Nama rumus-rumus Arab Braille ini Al292
Kitdbah al-'Arobiyyah an-Nafirah. Sekalipun demikian dalam penulisannya menggunakan kaedah penulisan Rasm Usmani sebagaimana untuk penulisan Mushaf biasa dalam batas-batas tertentu yang bisa dilakukan. Begitu pula penggunaan harakat, tanda-tanda baca dan tanda-tanda waqafnya. Ketiga: Al-Qur'an Bahriyah (Al-Qur'dn lil-Huffd) dengan ciri-ciri umum sebagai
berikut: l) Setiap halaman Alqur'an (kecuali surat al-Fatihah dan awal Surat Al-Baqarah) terdiri dari 15 baris. 2) Ayatnya selalu diakhiri pada setiap sudut (pojok) halaman
sebelah
3)
kiri.
Setiap akhir ayat tidak diberi nomor, tetapi cukup diberi tanda
thabi'i tidak diberi tanda sakin. s) Idgham tidak diberi tanda tasydid, juga iqlab tidak diberi mim kecil/iqlab. 6) Rasmnya ditulis menurut rasm Usmani dan Imlaiy. 7) Ha dhamir belum menggunakan kasrah tegak dan dhammah terbalik.
I-IXdanX-XV
Letak Nisf Al-Qur'an (Wal Yatalattaf) berada di tengah halaman sebelah kiri Mayarakat Indonesia umumnya sangat teliti kalau hendak membeli Mushaf Al-Qur'an. Begitu teliti sehingga sewaktu hendak membeli, diperhatikan di mana letak nisf Al-Qur'an kata
,iJ.IJJ itu.
Wal Yatalattof .;u,1, adalah pertengahan Al-Qur'an yang dalam Mushaf cetakan lama atau cetakan baru, diletakan di tengahtengah halaman sebelah kiri. Sehingga kalau di tempat itu tidak tampak kalimat tersebut dengan tulisan yang berwarna merah dianggapnya masih kurang memenuhi seleranya. Sehingga jutaan Mushaf Al-Qur'an dicetak dengan gaya baru seperti itu.Ada pula Al-qur'an yang meletakkan kata wal yatalatrtraf di
293
halaman tengah sebelah kanan yang dipelopori oleh Penerbit Sulaiman Mar'i Singapura yang kemudian dicontoh oleh Penerbit Salim Nabhan Surabaya. Perbedaan tersebut terletak pada bentuk tulisan pada juz I 5.
4.
standar Indonesia Mushaf Standar Indonesia memilih bentuk Khat Nasakh. Dalam hal ini terdapat perbedaan gaya tulisan, seperti model khat
5.
6.
7.
tidak semestinya
sudah
dibetulkan. Ada terdapat beberapa kata didalam Al-Qur'an yang dipisahkan cara penulisannya yang menyalahi kaedah penulisan bahasa Arab. Bagi yang tidak memahami suku kata dalam bahasa Arab, hal itu tidak kentara kalau itu salah memotong kata. Contoh :.+ .rl .rr seharusnya ditulis +ii,l dr. Memang dibaca 294
9.
tidak akan salah, tetapi bagi yang mengerti bahasa Arab akan tampak ganjil pemotongan yang demikian itu. Oleh karena itu dalam Mushaf Al-Qur'an Standar lndonesia hal serupa itu telah dibenahi sebaik mungkin. Sambungan yang kurang mengena di awal baris atau akhir baris sudah diteliti dan diperbaiki.
Seperti telah diketahui bahwa diantara perbedaan yang timbul dalam Al-Qur'an Standar adalah penyederhanaan penggunaan tanda wakaf dari 12 macam menjadi 7 macam.Penjelasan penggunztan tanda wakaf tesebut dapat dilihat dalam tabel. Tanda waqaf tersebut akan diikuti oleh tanda-tanda yang sesuai dengan fungsi tanda waqaf tersebut.
fi
Bombay.
VIII. Penutup
Demikian sekilas sejarah dan latar belakang terwujudnya Mushaf al-Qur'an Standar Indonesia, sebagai pedoman dalam
295
pentashihan Lajnah dan acuan bagi para penerbit Al-Qur'an di Indonesia. Semoga ada manfaatnya dalam rangka mengenal keberadaan Lajnah dan Mushaf Standar Usmaniy, Bahriyah dan alQur'an Braille yang diterbitkan dan beredar di Indonesia.*
Daftar Pustaka
Badan Litbang Agama. 1985. Mengenal Mushaf Standar Indonesia. Jakarta:
Badan Litbang Agama.
Himpunan Peraturan dan Keputusan Menteri Agama, Tentang Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an. 1976. Pedoman Pentashihan Mushaf AlQur'an, Tentang Penulisan dan Tanda baca. lakarta: Puslitbang Lektur
Agama.
Puslitbang Lektur Agama. 199811999. Pedoman Umum Penulisan dan Pentashihan Mushaf Al-Qur'an dengan Rasm Usmqnr. Jakarta: Puslitbang
Lektur Agama.
296
Lampiran:
Gambar I
Surah izin mencetak Al-Qur'an dalam negeri yang dikeluarkan
#L$$r,.
::i'
''T p,iuerar
ru IlT
1..
195',7.
.11",
s'l.l.ld.* l111r+ da';d{r i* tzab s el,r<ti,;{*r rJ *: J-rrE:. ... t!'"11:.i,..t, ir::i:;j:,i:.i{i}lrl{**..;illi ti!.':':i,riiir>ilrt .: .
iHn, $\:f!effiP)
,i&ffiu*
Gambar 2
Tanda Tashih dari "Lajnah Taftisy al-Masalrif asy-Sayrifah", tertanggal l8 Muharam l37lH.llg Oktober 1951"
297
Lektur, Vol.
i, No.2,2005:
279 - 300
Gambar 3a
Tanda Baca dalam Al-Qur'an dari berbagai negara dengan contohcontoh kalimat dari Al-Qur'an.
298
MushafStandar lndonesia
E. Badri Yunardi
Gambar 3b (lanjutan Gambar 3a) Tanda Baca dalanr Al-Qur'an dari berbagai negara dengan contohcontoh kalimat dari Al-Qur'an.
rffisffiiwffi @
Gambar 4 Tanda-tanda Waqaf dalam Al-Qur'an Departemen Agama yang dikeluarkan tahun 1960.
299
Lektur, Vol.
i, No.2,2005:
279
- 300
Gambar 5
Contoh cover dalam untuk Mushaf Standar Indonesia, yang diberi keterangan bahwa mushaf
tersebut ditulis dengan Rasrzr
Uimoni. Mushaf ini dikeluarkan oleh Departemen Agama RI tahun l40l FI i 1983 M.
,-:j$r$CSa
j-r,i.;,^;3,5.,uli..rrt,iia.* i ;, 2fG.tqr,\i.J:L.r2d:r.Jp,\-j,erl!l rirlir;.s"i.-jr' f::--J i_
J,r!.jij'+f-;4r:,brjJ4.ii-ir;r).
t
:
Gambar 6 Tanda-tanda Waqaf yang terdapat dalam Mushaf Standar lndonesia terbitan Departemen Agama RI tahun 2002.
3t.u..-;:;1;*-a.13 yh'ii;r+'
"s, *r.'
II
./ !,
i
j,
J--r..err.:Jr+Jj5..rr:r_i"dr,
u)t
1
3btr:,:
o*-du
G,ii-1,r;t.1,,.r*:
( 5i${'rrU-.i_rCr;\=:
:rdlg, l; "
300