You are on page 1of 45

(PENYAKIT KAKI GAJAH)

PENDAHULUAN

TERSEBAR LUAS DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN TERUTAMA DI PEDESAAN DAPAT MENIMBULKAN KECACATAN MENETAP, STIGMA SOSIAL, PSIKOLOGIS, DAN EKONOMI MENURUNKAN KUALITAS SDM DI JATIM PERTAMA KALI DITEMUKAN DI KAB. MALANG PADA TAHUN 1931 Sampai tahun 2004 kasus kronis yang dilaporkan sebanyak 8003 orang tersebar di 32 provinsi. SAMPAI MEI 2009 JML. PDRT DI JATIM SEBANYAK 240 KASUS DI 29 KAB/KOTA

Filariasis Adalah
Penyakit menular yg mengenai saluran dan kelenjar limfe disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk.

Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik pada perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain shg menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara. Hasil survey darah jari, dengan rentangan didapatkan prevalensi mikrofilaria (Mf Rate) berkisar antara 0,5 27,6 %.

Tingkat penularan penyakit filariasis di Indonesia masih tinggi. Diperkirakan sekitar 10 juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar 60 juta orang mempunyai risiko tinggi untuk tertular karena nyamuk penularnya masih tersebar luas. Untuk pemberantasan penyakit ini sampai tuntas, WHO sudah menetapkan kesepakatan Global (The Global

Goal of elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem by The Year 2020) dilaksanakan

melalui pengobatan masal DEC dan Albendazol setahun sekali selama minimal 5 tahun di daerah endemis dan perawatan kasus klinis baik yang akut maupunn kronis untuk mencegah kecacatan dan mengurangi penderitaannya.

Disebabkan oleh 3 spesies filarial :

1. Wuchereria Bancrofti 2. Brugia Balayi 3. Brugia Timori

Seseorang dapat tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang tersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva infektif atau larva stadium Nyamuk mendapat mikrifilaria karena menghisap darah penderita atau dari hewan yang mengandungt mikrofilaria.

SIKLUS PENULARAN FILARIASIS

1.

Tahap Perkembangan dalam tubuh nyamuk (Vektor)


Saat nyamuk (vektor) menghisap darah penderita (mikrofilaremia) bbrp mikrofilaria ikut terhisap bersama darah dan masuk dalam lambung nyamuk. Bbrp saat setelah berada dalam lambung nyamuk, mikrofilaria melepas selubung, kmdian menerobos dinding lambung menuju rongga badan dan selanjutnya ke jaringann otot thoraks. Didlom jaringan otot thoraks, larva stadium I (L1) berkembang menjadio bentuk larva stadium II (L2) dan selanjutnya berkembang menjadi larva stadium III )L3) yg infekstif.

Lanjutan

Waktu utk perkembangan dari L1 menjadi L3 (masa inkubasi ekstrinsik) untuk W.Bancrofti antara 10-14 hari, B. malayi dan B.Timori 7-10 hari. L3 bergerak menuju proboscis (alat tusuk) nyamuk dan akan dipindahkan ke manusia pada saat nyamuk menggigit. Mikrofilaria di dalam tubuh nyamuk hanya mengalami perubahan bentuk dan tidak berkembang biak (Cyclicodevelopmental) sehingga diperlukan gigitan berulang kali utk terjadi infeksi.

2.

Tahap Perkembangan dalam tubuh manusia dan Hewan (Hospes Reservoar)


Didalam tubuh manusia L3 akan menuju sistem limfe dan selanjutnya tumbuh menjadi cacing dewasa jantan atau betina. Melalui kopulasi, cacing betina menghasilkan mikrofilaria yg beredar dlm darah. Secara periodik seekor cacing betina akan mengeluarkan sekitar 50.000 larva setiap hari. Perkembangan L3 menjadi cacing dewasa dan menghasilkan microfilaria untuk W.Bancrofti selama 9 bulan dan untuk B. Malayi dan B. Timori selama 3 bulan. Perkembangan seperti ini terjadi juga dalam tubuh hewan reservoar (Lutung dan Kucing)

1.
a.

GEJALA DAN TANDA KLINIS AKUT


Demam berulang-ulang selama 3-5 hari. Demam dapat hilang bila istirahat dan timbul lagi setelah bekerja berat. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha. Ketiak (Limfadenitis) yg tampak kemerahan, panas dan sakit. Radang saluran kelenjar getah bening yg terasa panas dan sakit yg menjalar dari pangkal ke arah ujung kaki dan lengan. Abses filarial terjadi akibat seringnya pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, kantong buah zakar yg terlihat agak kemerahan dan terasa panas (limfedema dini)

b.

c.

d.

e.

2. GEJALA DAN TANDA KLINIS KRONIS

Pembesaran yg menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti)

Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha, ketiak (limfadenitis) yg tampak kemerahan, panas dan sakit

GEJALA AWAL

Pembesaran yg sudah menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, payudara

BILA SUDAH PARAH

1. KLINIS
Diagnosis klinis ditegakkan bila ditemukan gejala dan tanda klinis akut ataupun kronis

2. LABORATORIUM
Dengan pemeriksaan darah jari yg dilakukan pada malam hari (pukul 20.00-02.00) waktu setempat. Seseorang dinyatakann sebagai penderita filariasis, apabila dalam darah tebal ditemukan mikrofilaria

1.
-

PENGOBATAN MASAL Pengobatan masal dilakukan di daerah endemis (Mf rate > 1 % ) dgn menggunakann obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dikombinasikan dgn Albendazole sekali setahun selama 5 tahun bertururturut. Untuk mencegah reaksi pengobatan seperti demam, diberikan paracetamol.\ Pengobatan masal diikuti seluruh penduduk di daerah endemis yg berusia 2 tahun ke atas. Pengobatan di tunda pada orang yg sakit, anak dibawah usia 2 tahun, dan wanita hamil.

Tabel : Takaran obat untuk pengobatan masal Filariasis berdasarkan umur

Umur (Tahun)

DEC (100 mg-tablet)

Albendazole (400 mg -tablet)

Paracetamol (500 mg-tablet)

2-5

0.25

6 - 14

0.5

> 14

OBAT-OBATAN UNTUK FILARIASIS

2.
-

SELEKTIF Dilakukan kpd org yg mengidap mikrofilaria dan anggota keluarga yg tinggal serumah, di daerah dgn hasil survei mikrofilaria < 1 % (non endemis)

UPAYA PENCEGAHAN FILARIASIS OLEH MASYARAKAT DENGAN : 1. Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk vektor
-

Menggunakan kelambu sewaktu tidur. Menutup ventilasi rumah dgn kawat kasa nyamuk. Mengoles kulit dgn obat anti nyamuk.

Lanjutan.. 2.
-

Memberantas Nyamuk Membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yg merupakan tempat perindukan nyamuk. Menimbun, mengeringkan, atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk Membersihkan semak-semak di sekitar rumah

Penatalaksanaan kasus
1.

2.

3.

Dilakukan pada semua kasus klinis baik di daerah endemis maupun di luar daerah endemis. Semua kasus klinis di berikan DEC 100 mg, 3 X sehari selama 10 hari untuk pengobatan individual. Semua kasus klinis ditatalaksanakan dengan 5 komponen dasar, yaitu : pencucian, pengobatan dan perawatan luka, melatih otot-otot (exercise), meninggikan bagian yang bengkak (elevansi), memakai alas kaki yang nyaman

Peran Petugas Kesehatan


1.

2.

3.
4.

5.

Menemukan kasus klinis filariasis secara dini melalui kunjungan lapangan. Melakukan penatalaksanaan kasus dan konseling Melaksanakan penyuluhan langsung ke masyarakat Menggalang kemutraan dgn kelompok-kelompok potensial (organisasi wanita, PKK,agama, pemuda) Memberdayakan kader dalam penemuan kasus, penyuluhan dan kegiatan pengobatan masal.

You might also like