You are on page 1of 88

Buku 3

Panduan Praktis

Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat di daerah

Waspola
Bekerjasama dengan

Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Jakarta 2008

Buku 3, PANDUAN PRAKTIS Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat di daerah Diterbitkan oleh WASPOLA bekerjasama dengan Kelompok Kerja Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan: - Badan Perencanaan Dan Pembangunan Nasional - Departemen Keuangan - Departemen Dalam Negeri - Departemen Pekerjaan Umum - Departemen Kesehatan - Departemen Pendidikan Nasional - Departemen Perindustrian - Kementerian Lingkungan Hidup Sekretariat Telp./Fax. E-mail Website : : : : Jl. Cianjur No. 4, Jakarta 10310 (62-21) 314 2046 waspola1@cbn.net.id www.waspola.org, www.ampl.or.id

ix + 75; 15 x 21 cm ISBN : ... Tim Pengarah: Oswar M Mungkasa Gary D Swisher Tim Penulis: Editor Koordinator Buku 1, 2 Koordinator Buku 3 Koordinator Buku 4 Desain dan Produksi : Sofyan Iskandar : Subari : Nugroho Tomo : Nur Apriatman : Dormaringan Saragih

Kontributor: Bambang Purwanto, Zainal Nampira, Rheidda Pramudi, Togap Siagian, Helda Nusi, Adelina Hutahuruk, Huseiyn Pasaribu, Bambang Pudjiatmoko, Dormaringan Saragih, Agus Priatna, Purnomo, Nastain Gasba, Syarifuddin, Alma Arief, Wiwit Heris, Udi Maadi, Ardi Adji, Ida Nuraida, Ratna Tunjung Luih, A Tenriola, Sriaty, H Ridwan Somad, Haryono Moelyo, H Nuryanto, Triyatno, Budiono, Ishak Jon, Sugeng Hariyanto, Johanes Robert, Rafid, Isman Uge, Rusman Zakaria, Rewang Budiyana, Iim Ibrahim, Meytri Wilda Ayuantri. Cetakan : April 2008 Proyek Penyusunan Kebijakan dan Rencana Kegiatan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Tahap Kedua (WASPOLA-2) dilaksanakan di bawah Koordinasi Pemerintah Indonesia, melalui Kelompok Kerja lintas departemen yang diketuai oleh BAPPENAS, dengan mayoritas dana hibah dari Pemerintah Australia melalui AusAID, dan dukungan langsung Water and Sanitation Program for East Asia and the Pacific (WSP-EAP) atas nama AusAID dan Bank Dunia.

BUKU 3

Kata Sambutan

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

eformasi kebijakan dalam Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) merupakan proses dinamis dan berlangsung terus menerus, baik di tingkat pusat maupun daerah, khususnya dalam upaya pencapaian target MDGs Goal 7, khususnya Target 10. Dengan demikian proses penguatan kapasitas pemangku kepentingan, khususnya dari kalangan pemerintah menjadi sangat relevan dan penting adanya. Dalam mencapai tujuan ini, Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat, telah disusun oleh Pemerintah melalui proses partisipatif dengan melibatkan pemangku kepentingan secara luas. Saat ini, kebijakan itu telah diimplementasikan di berbagai propinsi dan kabupaten di Indonesia, khususnya yang difasilitasi WASPOLA, dan daerah-daerah lain yang diintervensi melalui kegiatan proyek terkait air minum dan sanitasi, misalnya: WES dari Unicef, ProAirGTZ, CWSHP-ADB, PAMSIMAS-Bank Dunia, SWASH-CIDA, Plan International (LSM), Sanimas dan lain-lain.
iii
KATA SAMBUTAN

BUKU 3

Inisiatif WASPOLA untuk menerbitkan dan menyebarluaskan Buku Panduan tentang pelaksanaan kebijakan nasional pembangunan AMPL, patut disyukuri dan diapresiasi. Buku Panduan, yang disusun atas 5 seri (buku 1 hingga buku 5) menjelaskan tahapan pelaksanaan implementasi kebijakan secara lugas dan terstruktur, sehingga mudah dipahami dan diikuti. Masing-masing buku memiliki tujuan dan lingkup pembahasan yang berbeda, walaupun secara keseluruhan masih saling berangkai. Kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun buku serta kontributor, baik yang berasal dari Kelompok Kerja AMPL baik di tingkat pusat, propinsi maupun kabupaten/kota atas kerja keras dan inisiatifnya. Masukan positif dan tidak ternilai harganya, sangat membantu proses pengembangan dan finalisasinya. Diharapkan melalui penerbitan buku panduan ini, proses reformasi dan implementasi Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat, dapat terus berjalan dan tersebarluaskan dengan membuka ruang partisipasi publik dan keterlibatan berbagai pihak. Kami juga memberikan kesempatan kepada berbagai pihak yang ingin mengadopsi pendekatan dalam reformasi dan implementasi kebijakan, dengan menggunakan buku ini sebagai acuan dan referensi. Semoga bermanfaat dan selamat menindaklanjutinya.

Budi Hidayat, Direktur Permukiman dan Perumahan

iv
KATA SAMBUTAN

BUKU 3

Kata Pengantar
uku 3 ini merupakan bagian ketiga dari empat buku panduan pelaksanaan Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (AMPLBM) di daerah. Buku ini berisi tentang panduan penyelenggaraan pelaksanaan Kebijakan di daerah. Panduan ini diharapkan dapat memberi penjelasan dan pemahaman tentang kegiatankegiatan pelaksanaan Kebijakan di daerah, meliputi tata cara penyelenggaraan, sasaran dan sumber daya yang diperlukan. Buku panduan ini diharapkan dapat digunakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah kabupaten/kota yang akan melaksanakan Kebijakan, juga pemerintah provinsi yang akan mendampingi kabupaten/kota dalam melaksanakan Kebijakan di wilayahnya. Disamping itu buku ini dapat pula digunakan oleh pemerintah pusat atau stakeholder lainnya dalam rangka menyebarluaskan pelaksanaan Kebijakan AMPL-BM di daerah. Buku panduan ini terdiri dari dua bagian: Bagian I Pendahuluan, Bagian II Panduan Penyelenggaraan yang terdiri dari tujuh langkah yaitu: diseminasi Kebijakan, penggalangan dukungan pimpinan daerah, penyiapan kelompok kerja daerah, pemahaman Kebijakan dan identifikasi isu AMPL, pendalaman Kebijakan, pengembangan rencana pembangunan AMPL daerah, dan pemantapan rencana kerja daerah. Selamat membaca dan mempraktekkannya. Jakarta, April 2008 Tim Penyusun 
KATA PENGANTAR

BUKU 3

Daftar Isi

Kata Sambutan........................................................................... iii Kata Pengantar............................................................................v Daftar Isi ...............................................................................vi Daftar Singkatan. ...................................................................... viii Bagian I Pendahuluan. .............................................................................. 1 Gambaran Umum......................................................... 1 Garis Besar Isi Panduan................................................. 4 Bagian II Penyelenggaraan........................................................................ 8 Langkah I: Diseminasi Kebijakan.................................. 8 * Lokakarya Diseminasi Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat..................................................8 Langkah 2: Penggalangan Dukungan Pimpinan Daerah........................................................................ 15 * Road Show Pelaksanaan Kebijakan. ........................ 15 Langkah 3: Penyiapan Kelompok Kerja Daerah. .......... 22 * Pembentukan Tim Kerja. ......................................... 22 Langkah 4: Pemahaman Kebijakan dan Identifikasi Isu AMPL. .................................................................... 29 * Lokakarya Pelaksanaan Kebijakan. .......................... 29 Langkah 5: Pendalaman Kebijakan............................. 36

vi
DAFTAR ISI

BUKU 3

* Lokakarya Kajian Keberlanjutan Sarana AMPL di daerah (Keberhasilan dan Kegagalan). ................ 36 * Lokakarya Kajian Sistem Pengelolaan Data dan Informasi AMPL Daerah.......................................... 43 * Lokakarya Kajian Investasi dan Alternatif Pendanaan AMPL Daerah....................................... 49 Langkah 6: Pengembangan Rencana Pembangunan AMPL Daerah. ............................................................. 63 * Lokakarya Daerah Kesepakatan Rencana Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat............. 63 * Lokakarya Penyusunan Dokumen Rencana Strategis Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat................. 68 Langkah 7: Pemantapan Rencana Kerja Pokja AMPL Daerah.................................................... 73 * Lokakarya Konsolidasi Rencana Kerja Pokja AMPL Provinsi, Kabupaten/Kota.................... 73

vii
DAFTAR ISI

BUKU 3

Daftar Singkatan
AMPL AMPL BM AusAID BAB BAPPENAS Bapedalda Bappeda Bapermas BPS BKKBN BPM CD CLTS DAK DPRD HIPAM LSM MDG MPA-PHAST Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat Australian Agency for International Development Buang Air Besar Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat Badan Pusat Statistik Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Badan Pemberdayaan Masyarakat Compact Disc Community-Led Total Sanitation Dana Alokasi Khusus Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Himpunan Pengelola Air Minum Lembaga Swadaya Masyarakat Millenium Development Goals Methodogy for Participatory Approach Participatory Hygiene and Sanitation Transformation Non Goverment Organization

NGO

viii
DAFTAR SINGKATAN

BUKU 3

ODF Pokja Pokmair PU PDAM PT PRA PBB Renstra RKTL RPJPD RPJM RTL SWOT SKPD TOR TV Tupoksi UU WASPOLA WC WS-2 WSLIC WSP-EAP

Open-defecation-free Kelompok Kerja Kelompok Pemakai Air Pekerjaan Umum Perusahaan Daerah Air Minum Perguruan Tinggi Participatory Rural Apraisal Persatuan Bangsa Bangsa Rencana Strategis Rencana Kerja Tindak Lanjut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Rencana Tindak Lanjut Strengh Weakness Opportunity Threat Satuan Kerja Perangkat Daerah Term of References Televisi Tugas Pokok dan Fungsi Undang Undang Water Supply and Sanitation Policy and Action Planning Project Water Closset Workshop - 2 Water and Sanitation for Low Income Community Water and Sanitation Program East Asia and the Pacific

ix
DAFTAR SINGKATAN

BUKU 3

Bagian I
Pendahuluan
Gambaran Umum
Buku 2: Memahami Kebijakan Nasional AMPL serta Pelaksanaannya, telah menjelaskan tentang latar belakang dan faktor pendorong lahirnya Kebijakan. Buku tersebut juga telah memaparkan pokokpokok Kebijakan, dan bagaimana Kebijakan tersebut harus difahami. Jelas sekali bahwa Kebijakan Nasional yang disyahkan pada tahun 2003 ditujukan untuk mengatasi permasalahan pembangunan AMPL, yang (a) belum tanggap terhadap kebutuhan, dan (b) tingkat keberlanjutan yang sangat rendah. Disamping itu, telah dijelaskan pula tentang bagaimana Kebijakan tersebut dipelaksanaankan. Pengertian pelaksanaan disini adalah pokok-pokok Kebijakan tersebut diadopsi dan diimplementasikan oleh pihak terkait AMPL, khususnya pemerintah kabupaten/kota. Menurut undang-undang kabupaten/kota merupakan pihak yang memiliki kewajiban dalam pelayanan kebutuhan dasar, khususnya AMPL. Dalam buku 3 ini akan digambarkan langkah-langkah secara rinci cara-cara memfasilitasi pelaksanaan Kebijakan di daerah. Buku ini menjadi panduan praktis bagi pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan adopsi dan implementasi Kebijakan di daerahnya. Bagi pemerintah provinsi, buku ini juga digunakan sebagai panduan dalam adopsi dan implementasi Kebijakan di provinsi, serta sebagai acuan dampingan teknis kepada kabupaten/kota. Bagi pemerintah pusat dan lembaga lain, buku ini dapat pula dijadikan sebagai 
BAGIAN I: PENDAHULUAN

BUKU 3

rujukan dalam program pembangunan AMPL. Untuk lebih mendalami Buku 3 ini, dapat dilihat dari alur proses pelaksanaan Kebijakan. Kelompok kegiatan utama dapat tergambar pada kotak nomor 1 sampai 7. Adapun kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kegiatan fasilitasi pelaksanaan Kebijakan di daerah digambarkan dengan huruf kecil mulai a sampai h. Huruf a merupakan kegiatan kelompok kerja dalam memberikan pemahaman Kebijakan ke semua stakeholder AMPL. Huruf b sampai e merupakan kegiatan-kegiatan untuk memerkuat pe mahaman Kebijakan pada tataran yang lebih operasional. Huruf f dan g merupakan dua kegiatan dalam pengembangan perencanaan pembangunan AMPL di daerah. Sedangkan huruf h adalah kegiatan dalam rangka upaya pemantapan rencana. Sedangkan dalam kotak huruf A s/d E merupakan kegiatan pe ningkatan kapasitas yang diperlukan oleh kelompok kerja daerah agar pelaksanaan Kebijakan dapat berjalan mencapai sasarannya. Kegiatan penunjang tersebut meliputi pembekalan materi-materi yang diperlukan untuk kegiatan di daerahnya. Bagian ini akan dijelaskan dalam Buku 4.


BAGIAN I: PENDAHULUAN

Gambar 1 Alur Fasilitasi Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat di Daerah

Bagan alir Proses Pelaksanaan kebijakan nasional aMPl Berbasis Masyarakat di daerah

Diseminasi Kebijakan Nasional AMPL-BM Pendalaman Kebijakan 4 Kajian Keberlanjutan Sarana AMPL Daerah b 5 6 Penyusunan Rencana Pembangunan AMPL Pemantapan Rencana Kerja Pokja AMPL

1 Lokakarya Pelaksanaan Kebijakan a

Diseminasi Kebijakan Nasional AMPL-BM

Penggalangan Dukungan Pimpinan Daerah

2 Kajian Pengelolaan Data & Informasi AMPL c Daerah Kajian Investasi dan Alternaif Pendanaan d AMPL Daerah

Kesepakatan Penyusunan Rencana Pembangunan AMPL-BM f

Lokakarya Konsolidasi Hasil Pelaksanaan Kebijakan h

Penyiapan Kelompok Kerja AMPL

Penyusunan Dokumen Renstra AMPL-BM g

Lokalatih Pelaksanaan Kebijakan

A C

Lokakarya dan Orientasi MPA Phast Penilaian Diri (Self Assesment) e

Finalisasi Rencana Strategis AMPL Sosialisasi dan Dialog Publik Acuan SKPD
Penyempurnaan

Proses Pelaksanaan Kebijakan Nasional Ampl Berbasis Masyarakat Di Daerah

Pelatihan keterampilan Dasar Fasilitasi

Pelatihan Penyusunan Renstra AMPL

Legalitas Renstra Monitoring dan Evaluasi Umpan Balik

BAGIAN I: PENDAHULUAN

Lokakarya / Pelatihan CLTS

BUKU 3

BUKU 3

Garis Besar Isi Panduan


Ada tujuh langkah utama yang dilakukan di daerah dalam upaya adopsi dan implementasi Kebijakan, meliputi diseminasi Kebijakan, memperoleh dukungan pimpinan daerah, penyiapan kelompok kerja, pemahaman Kebijakan, pendalaman Kebijakan, pengembangan rencana pembangunan AMPL, dan pemantapan rencana kerja kelompok kerja daerah. Kegiatan-kegiatan di atas merupakan kegiatan yang berkesinambungan, dan dapat dilakukan dalam berbagai cara. Tetapi kegiatan utamanya sebagian besar berupa lokakarya yang pesertanya dari berbagai dinas/instansi, unsur masyarakat, LSM, perguruan tinggi, dan pemerhati lainnya. Tabel 1 Garis besar panduan pelaksanaan Kebijakan
Langkah Diseminasi Kebijakan Jenis Kegiatan Lokakarya diseminasi Kebijakan berbasis masyarakat Penyelenggara Pusat Propinsi Kabupaten/ kota Sasaran Propinsi, stakeholder nasional, proyek terkait Kabupaten/ kota, stakeholder propinsi Kecamatan, stakeholder kabupaten /kota Pokok Bahasan Presentasi Kebijakan Nasional AMPL-BM, Diskusi-tanggapan dan pembahasan penyusunan skala prioritas 11 pokok Kebijakan, Diskusi visi dan prioritas pembangunan AMPL tingkat provinsi dan rekomendasinya, Presentasi hasil diskusi, Penyusunan rencana diseminasi daerah, termasuk rencana menyusun wadah koordinasi daerah (Pokja AMPL) Dialog tentang Kebijakan AMPL Diskusi-tanggapan daerah pimpinan daerah, termasuk komitmen tindak lanjut oleh propinsi/ kabupaten/kota, Dapat dilakukan dengan presentasi Kebijakan dalam Roadshow

Penggalangan dukungan pimpinan daerah (dapat dilakukan dengan 2 cara)

Audiensi dan Pusat, Road show Propinsi ke oleh kelompok kabupaten/ kerja kepada kota pimpinan daerah

Gubernur, Ketua Bappeda, Kepala Dinas Bupati/ Walikota, Kepala Dinas


BAGIAN I: PENDAHULUAN

BUKU 3

Langkah Penyiapan Kelompok Kerja AMPL Daerah

Jenis Kegiatan Pembentukan tim kerja

Penyelenggara Propinsi, Kabupaten/ kota

Sasaran Dinas/instansi terkait

Pokok Bahasan Pembentuknya kelom pok kerja (Pokja AMPL) daerah. Struktur, kepengurusan dan anggota Pokja. Program kerja Pokja. 11 butir Kebijakan Gambaran eksisting pembangunan AMPL daerah, Isu AMPL masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang Gambaran kebutuhan daerah dalam upaya penanganan keberlanjutan AMPL sebagai masukan dalam penyusunan rencana kerja, Rekomendasi dalam pengembangan strategi dan rencana kerja AMPL secara lebih luas dan menyeluruh dalam peningkatan efektifitas dan keberlanjutan sarana dan prasarana pembangunan AMPL Buku Kebijakan, Mengkaji keberhasilan dan kegagalan dari lapangan meliputi: aspek peran serta masyarakat; aspek kelembagaan; aspek pembiayaan pembangunan dan pemeliharaan; teknologi, fungsi dan pemanfaatannya; dan aspek pengelolaan lingkungan. Sistem pengelolaan data yang efektif sebagai acuan pelaksanaan pembangunan AMPL. Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan pengelolaan data AMPL di daerah. Inventarisasi data awal dalam rangka pengelolaan basis data AMPL.

Pemahaman Kebijakan dan Identifikasi Isu AMPL

Lokakarya operasionaisasi Kebijakan pembangunan AMPL Daerah

Pusat, Propinsi, Kabupaten/ kota

Departemen terkait, stakeholder nasional Dinas terkait stakeholder propinsi, Dinas terkait, stakeholder kabupaten /kota

Pendalaman Kebijakan

Lokakarya kajian keberlanjutan sarana AMPL di daerah: kegagalan dan keberhasilan

Propinsi, Kabupaten/ kota

Dinas/instansi terkait, stakeholder daerah

Lokakarya kajian sistem pengelolaan data dan informasi AMPLDaerah

Propinsi Kabupaten/ kota

Dinas terkait, stakeholder daerah

BAGIAN I: PENDAHULUAN

BUKU 3

Langkah

Jenis Kegiatan

Penyelenggara

Sasaran

Pokok Bahasan Rekomendasi dan masukan tentang sistem pengelolaan data AMPL dalam kerangka pelaksanaan Kebijakan

Kajian investasi AMPL daerah dan alternatif pendanaan

Propinsi Kabupaten/ kota

Dinas terkait, stakeholder daerah

Sekilas Kebijakan AMPL-BM Perhitungan investasi daerah dlm mencapai target MDG2015 Tindak lanjut Kondisi tentang keberadaan dan perkembangan Pokja AMPL. Tingkat perkembangan Pokja AMPL. Faktor-faktor penyebab perkembangan Pokja AMPL. Aspek-aspek yang perlu mendapatkan perbaikan dalam pengelolaan Pokja AMPL.

Penilaian Diri (Self-assesment) Pokja AMPL Daerah)

Propinsi Kabupaten/ kota

Pokja AMPL daerah


BAGIAN I: PENDAHULUAN

BUKU 3

Langkah Pengem bangan rencana pem bangunan AMPL daerah

Jenis Kegiatan Lokakarya Daerah Kesepakatan Rencana Pembangunan AMPL berbasis Masyarakat

Penyelenggara Propinsi Kabupaten/ kota

Sasaran Dinas terkait, stakeholder daerah

Pokok Bahasan Penjelasan Lokakarya, Data cakupan AMPL yang disepakati untuk perencanaan, Hasil lokakarya Pendalaman, Identifikasi, Analisis Isu dan Permasalahan Pembangunan AMPL di Daerah, Hasil kajian lapangan, Hasil dialog publik. Pengenalan Renstra AMPL Penyusunan rencana tindak lanjut Penyusunan Renstra AMPL. Kepakatan Penyusunan Renstra AMPL Identifikasi Pelaku AMPL Klarifikasi Mandat Perumusan Visi-MisiNilai Analisa Faktor Lingkungan Eksternal dan Internal (SWOT) Analisa Isu Strategis Perumusan Strategi Pengenalan Indikator Kinerja

Penyusunan Dokumen Rencana Strategis Pembangunan AMPL-BM

Propinsi, Kabupaten/ Kota

Dinas terkait, stakeholder daerah

Pemantapan Lokakarya Rencana Kerja Konsolidasi Pokja Daerah Rencana Kerja Pokja AMPL/Provinsi/ Kabupaten kota

Propinsi Kabupaten/ kota

Pokja AMPL daerah

Penjelasan Lokakarya, Mereview pelaksanaan Kebijakan tahun sebelumnya, Mereview status Renstra AMPL daerah, Membahas bersama rencana kerja tahun depan


BAGIAN I: PENDAHULUAN

BUKU 3

Bagian II
Penyelenggaraan
Lokakarya diseminasi Kebijakan merupakan langkah awal dalam pelaksanaan Kebijakan di daerah di selenggarakan baik di tingkat nasional maupun di daerah. Melalui lokakarya diseminasi, peserta diajak untuk memahami Kebijakan secara umum, pokok-pokok Kebijakan dan pelaksanaannya dan memahami menfaat bagi daerah dengan adopsi dan implemetasi Kebijakan nasional AMPL berbasis masyarakat dalam rangka keberlanjutan pembangunan di daerah

Langkah I: Diseminasi Kebijakan


Lokakarya Diseminasi Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat

Kebijakan AMPL


BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Tujuan: 1) Membangun kesadaran dan kepedulian bersama tentang pentingnya upaya perbaikan pendekatan pembangunan AMPL, khususnya yang berbasis pengelolaan masyarakat. 2) Membangun pemahaman tentang 11 pokok-pokok Kebijakan nasional AMPL berbasis masyarakat. Keluaran: 1) Kesadaran tentang pentingnya pengelolaan pembangunan AMPL yang bertumpu pada kemampuan dan kemauan masyarakat, 2) Pemahaman tentang 11 pokok Kebijakan nasional AMPL-BM sebagai acuan pembangunan AMPL di daerah. Metode: Lokakarya ini merupakan lokakarya partisipatif, seluruh peserta terlibat aktif dalam proses, dan sekaligus bertindak sebagai narasumber (Untuk lebih jelas tentang pendekatan partisipatif dapat lihat pada Buku 4, bagian Lokakarya dan Pelatihan Keterampilan Dasar Fasilitasi). Adapun metode yang digunakan selama proses lokakarya: Presentasi/tanya-jawab, Diskusi Kelompok/pleno, Penugasan, Pencairan suasana atau Ice breaking

Bahan dan peralatan: Bahan presentasi Kebijakan, leaflet, poster, booklet, acuan diskusi dan outline rencana tindak lanjut diseminasi, serta handout lainnya yang diperlukan. LCD (In Focus) dan perangkatnya serta kain rekat dan kertas metaplan atau flip chart (kertas plano) dilengkapi dengan ATK lainnya yang dibutuhkan. 
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Peserta: Lokakarya diseminasi Kebijakan ditujukan kepada para pihak yang dipandang belum memahami kandungan Kebijakan Nasional AMPL- BM, khususnya bagi pihak daerah kabupaten/kota maupun provinsi, yang memiliki kewajiban dalam pelayanan AMPL. Namun demikian, pihak lain juga dapat mengikuti lokakarya ini yang agar mampu memahami Kebijakan, guna meningkatkan kinerjanya dalam pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat. Atau pihak lainnya yang berminat menyelenggarakan dampingan dan fasilitasi Kebijakan kepada daerah. Pada dasarnya diseminasi Kebijakan dapat dilakukan secara berjenjang, misalnya pemerintah pusat melakukan diseminasi kepada provinsi-provinsi yang belum memahami Kebijakan, kemudian provinsi melakukannya kepada kabupaten/kota. Namun dapat juga dalam rangka diseminasi kepada stakeholder provinsi sendiri, demikian pula untuk kabupaten/kota melakukannya untuk stakeholder dalam kabupaten/kotanya sendiri, atau untuk tingkat di bawahnya. Peserta utama dari diseminasi adalah dinas instansi terkait di daerah baik di tingkat provinsi, maupun kabupaten/kota, seperti: DPRD, Bappeda, Dinas Kesehatan, Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pendidikan, Lingkungan Hidup, Dinas PU, PDAM, Perguruan Tinggi, dan pemangku kepentingan lain yang berminat.

10
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Alur kegiatan diseminasi


Alur kegiatan diseminasi Kebijakan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Pembukaan dan arahan

Presentasi Kebijakan Nasional AMPL - BM

Pembahasan Pemahaman Substansi Kebijakan

Diskusi tentang pemahaman Kebijakan meliputi: pemahaman terhadap 11 butir Kebijakan umum, hambatan implementasi, cara mengatasi hambatan (diskusi kelompok)

Presentasi hasil diskusi kelompok, diskusi dan klarifikasi (presentasi bergerak/keliling)

Upaya tindak lanjut diseminasi di daerah

Sesuai dengan alur yang sudah disebutkan di atas maka langkahlangkah pelaksanaan lokakarya diseminasi ini adalah sebagai berikut: Pembukaan dan Arahan Sesi ini sangat diharapkan diisi oleh pejabat terkait dan berkompeten yang dapat memberikan kejelasan maksud dan tujuan lokakarya ini. Alasan yang melatar belakangi mengapa Kebijakan Nasional AMPL-BM perlu disampaikan. Dengan harapan para peserta dapat memahami pentingnya lokakarya ini. Pembukaan dan arahan ini diperkirakan memerlukan waktu sekitar 45 menit effektif.

11
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Presentasi Kebijakan Nasional AMPL-BM


Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat merupakan paradigma pembangunan AMPL berkelanjutan dengan menempatkan masyarakat sebagai pemegang peran utama dalam pengambilan keputusan dan pengelola

Sangat diharapkan sesi ini dapat diisi oleh pihak yang telah memahami Kebijakan Nasional ini, dengan maksud agar para peserta memperoleh gambaran yang jelas dan benar tentang apa, mengapa, dan bagaimana Kebijakan itu. Serta mengapa Kebijakan itu menjadi kewajiban bagi daerah untuk menerapkannya. Selanjutnya dibuka forum tanya jawab. Presentasi dan tanya jawab diperkirakan memakan waktu kurang lebih 60 menit, dengan rincian 45 menit presentasi dan 15 menit tanya jawab. Pembahasan Pemahaman Substansi Kebijakan Sebelumnya diberikan sedikit pengantar agar peserta mengenal substansi Kebijakan nasional AMPL-BM. Subtansi yang dimaksud meliputi 11 butir pokok Kebijakan dan 16 strategi pelaksanaannya. Sebaiknya, sesi pengantar ini dibawakan oleh fasilitator utama yang telah dipersiapkan dan diserahi tanggungjawab memegang kendali alur lokakarya. Setelah peserta memperoleh gambaran substansi Kebijakan, fasilitator minta peserta untuk membagi diri dalam kelompok. Kelompok dibagi menurut pokok-pokok Kebijakan yang akan dibahas. Misalnya, kelompok 1 membahas pokok Kebijakan nomor 1 s/d 4. Kemudian kelompok 2 membahas pokok Kebijakan nomor 5 s/d 8. Sedangkan kelompok 3 membahas pokok Kebijakan nomor 9 s/d 11. Pembagian kelompok tidak harus seperti ini, kelompoknya bisa lebih kecil atau besar tergantung dari kebutuhannya. Di masing-masing kelompok peserta diminta untuk mendiskusikan pengertian dari setiap pokok Kebijakan, implikasi dilaksanakannya pokok Kebijakan, dan upaya apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi implikasi tersebut khususnya yang 12
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

terkait dengan kendala. Agar hasil diskusi lebih bermanfaat,


Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat merupakan sebagai arahan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dan berbagai pihak dalam upaya mewujudkan pembangunan AMPL yang berkelanjutan. Pelaksanaan Kebijakan mempertimbangkan kondisi dan isu serta permasalahan relevan di daerah

apabila jumlah peserta yang hadir dari daerah memadai, maka pembagian kelompoknya dilakukan berdasarkan asal daerah peserta (provinsi, kabupaten/kota). Sekaligus selama diskusi ini, peserta diminta menilai setiap butir-butir Kebijakan bila diterapkan di daerah. Agar Kebijakan ini dapat diterapkan dengan baik dan bermanfaat bagi daerah, apa saja yang diperlukan oleh daerah. Selanjutnya hasil diskusi kelompok ini diplenokan untuk memperoleh tanggapan peserta dari kelompok yang berbeda. Agar waktu bisa dihemat, presentasi pleno dilakukan dengan cara semua peserta mendekati kain rekat yang menjadi tempat kelompok yang sedang melakukan presentasi. Waktu yang disediakan untuk seluruh sesi ini sekitar 90 menit.

13
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Upaya Tindak Lanjut Sesi ini merupakan media bagi daerah-daerah untuk memformulasikan pemikiran-pemikirannya sehubungan dengan rencana tindak lanjut kegiatan diseminasi yang akan dilakukan di daerah. Masing-masing rencana kegiatan tindak lanjut ini dipaparkan secara pleno untuk memperoleh masukan untuk penyempurnaannya. Untuk kegiatan ini waktu yang disediakan sekitar 60 menit

Penting untuk diperhatikan !


Lokakarya diseminasi ini adalah upaya penyebar luasan konsep Kebijakan agar bisa diterima dan diterapkan baik di tingkat propinsi, maupun kabupaten/kota di Indonesia. Rendahnya akses masyarakat miskin terhadap ketersediaan AMPL dan juga rendahnya kesinambungan sarana AMPL menjadi latar belakang lahirnya Kebijakan Nasional AMPL-BM ini. Disamping rendahnya kemampuan keuangan pemerintah yang tidak memadai untuk memenuhi layanan AMPL seperti yang diharapkan, juga melatar belakangi lahirnya Kebijakan ini. Oleh karenanya, diseminasi ini dilakukan dalam konteks perubahan paradigma pembangunan AMPL dari yang bersifat top-down menjadi bersifat bottom up, yang tidak partisipatif menjadi partisipatif, dari supply driven menjadi demand responsive. Sehingga dalam kegiatan diseminasi ini kata akhirnya bukan proyek fisik, melainkan perubahan cara pandang baru terhadap sektor AMPL berbasis masyarakat. Agar diseminasi ini dapat disebar-luaskan, kehadiran unsur media baik media cetak maupun elektronik sangat penting. Pengalaman acara diseminasi di Gorontalo dan Bangka Belitung, menunjukkan sangat efektifnya peran media. Setelah Lokakarya Diseminasi dilanjutkan dengan acara dialog interaktif melalui TV dan radio. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan dan komentar dari masyarakat luas mengenai pembangunan AMPL yang terjadi di daerah selama ini.

14
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

POLA LAMA

POLA BARU

Langkah 2: Penggalangan Dukungan Pimpinan Daerah


Road Show Pelaksanaan Kebijakan
Dukungan pimpinan dan pembuat Kebijakan daerah merupakan syarat kunci dalam pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat di daerah. Dukungan pimpinan daerah akan diberikan apabila mereka memahami secara jelas mengenai Kebijakan dan pelaksanaannya. Dalam kesempatan road show ini Pokja AMPL menjelaskan secara rinci kepada pimpinan daerah mengenai manfaat Kebijakan dan dukungan yang diperlukan dari pimpinan daerah

15
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

....AMPL itu penting...


Tujuan: 1) Membangun kepedulian pimpinan dan pembuat Kebijakan daerah menghadapi isu dan permasalahan AMPL di daerah 2) Menawarkan Kebijakan Nasional sebagai solusi menghadapi isu dan permasalahan AMPL yang mendesak untuk ditangani Keluaran: 1) Para pembuat Kebijakan memahami Kebijakan Nasional sebagai solusi menghadapi isu dan permasalahan AMPL daerah 2) Komitmen politis para pembuat Kebijakan di daerah untuk mengadopsi Kebijakan Nasional AMPL-BM sebagai acuan pembangunan AMPL daerah, guna menjamin keberlanjutan program AMPL yang ditunjukkan dengan kesediaan mengalokasikan anggaran, membentuk wadah/lembaga yang koordinatif, dan menyiapkan peraturannya. 16
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Metode: Roadshow, sebagai upaya penggalangan dukungan dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu: Audiensi terbatas kepada pimpinan dan pembuat Kebijakan daerah termasuk DPRD Lokakarya/pertemuan yang dihadiri pimpinan daerah dan pembuat Kebijakan daerah lainnya dan dinas/instansi terkait lainnya yang berasal dari luar provinsi atau kabupaten/kota.

Bahan dan alat: Bahan presentasi (hand out) Leaflet, booklet, buku Kebijakan yang telah ada dan dokumen pendukung lainnya, Alat bantu presentasi LCD (in focus) dan perangkatnya sesuai kebutuhan seperti flip-chart dan lain sebagainya.

Peserta: Untuk audiensi, peserta terdiri dari pimpinan daerah sendiri, unsur sekretariat daerah, Kepala Bappeda dan Dinas terkait, serta DPRD. Sedangkan untuk pertemuan lanjutan, pesertanya lebih luas dibandingkan dengan acara audiensi, seperti dinas terkait lainnya yang berasal dari tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, termasuk juga lembaga swasta dan LSM yang peduli terhadap masalah pembangunan AMPL.

17
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Alur Roadshow
Pengantar dan Pembukaan
Kejelasan maksud dan tujuan |

Presentasi/dialog Kebijakan
Kerangka pemahaman bersama tentang Kebijakan |

Diskusi pelaksanaan Kebijakan di daerah


Kerangka pemahaman bersama tentang Fasilitasi Kebijakan di daerah dengan RKD | menuju MDG 2015 |

Arahan pimpinan daerah dalam memberikan dukungan politis


Dukungan politis tentang pentingnya pelaksanaan Kebijakan di daerah |

Menyepakati tindak lanjut dukungan politis untuk penyusunan Rencana Kerja daerah menuju target MDG 2015
Poja AMPL Daerah menyepakati tindak lanjut dukungan politis untuk penyusunan Rencana Kerja Daerah | menuju target MDG 2015 |

Secara umum, baik melalui audiensi maupun pertemuan/lokakarya, alurnya adalah sebagai berikut : Sejalan dengan alur yang disebutkan di atas, maka langkahlangkah pelaksanaan roadshow dan perkiraan alokasi waktunya adalah seperti berikut: Pengantar dan Pembukaan Pengantar pertemuan roadshow, baik dalam bentuk audiensi maupun pertemuan/ lokakarya dapat dilakukan oleh Kepala Bappeda, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Kemudian secara resmi, pejabat tinggi daerah seperti Gubernur atau setingkat dibawahnya di tingkat provinsi atau Bupati di tingkat kabupaten/kota membuka acara ini. Selanjutnya, Kepala Bappeda, menyampaikan gambaran isu dan permasalahan AMPL di daerah yang bersangkutan. Sesi ini diperkirakan membutuhkan waktu 30 menit. 18
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Dialog/presentasi Kebijakan Nasional AMPL-BM Untuk sesi presentasi ini alokasi waktunya antara 30 s/d 45 menit termasuk tanya jawab. Sedangkan untuk dialog bisa memakan waktu lebih dari itu atau bahkan kurang karena (1) tergantung waktu yang dimiliki oleh pejabat, (2) dialog bisa mengalir tanpa disekat oleh jadual materi, (3) karena pejabat tertarik dan peduli dengan materi yang didialogkan. Kepiawaian fasilitator sangat ditentukan disini karena justru fasilitatorlah yang diharapkan bisa membaca arah topik yang didialogkan. Sudah mengarah pada kesepakatan atau belum. Kalau belum padahal waktu yang disediakan oleh pejabat tinggal sedikit, maka dialog bisa diarahkan agar pejabat setempat bisa segera memberikan arahan konkrit.
Cara audiensi lebih cocok apabila materi Kebijakan Nasional AMPLBM sebagai materi untuk didialogkan kepada para pejabat setempat. Sedangkan kalau cara yang dipakai dalam roadshow adalah lokakarya/ pertemuan dengan peserta yang lebih luas maka, metode presentasi yang dipakai yaitu dengan mempresentasikan prinsip Kebijakan Nasional AMPL-BM. Untuk dialog waktunya bisa lebih flexible karena pembagian segmen waktunya sangat tergantung pada mood dan waktu yang dimiliki pejabat, khususnya petinggi eksekutif dan legislatif. Sebaiknya dalam audiensi dilibatkan juga staf daerah yang menjadi contact person, yang diberi tugas untuk menjembatani dialog. Staf ini sebaiknya dipersiapkan agar memiliki pemahaman yang benar tentang Kebijakan dan pelaksanaannya, sehingga dapat memberikan gambaran yang meyakinkan kepada pimpinan daerah. Harapannya bisa langsung mengarah pada kesepakatan, dan dukungan politis yang terwujud komitmen dan rencana tindak lanjut pelaksanaan Kebijakan di daerah.

Diskusi Pelaksanaan Kebijakan di Daerah Sesi ini diarahkan untuk mengkaji bersama Kebijakan AMPL yang telah dilaksanakan oleh daerah, khususnya untuk roadshow yang menggunakan metode pertemuan/lokakarya dengan peserta yang lebih luas. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini berkisar antara 30 60 menit, tergantung kebutuhannya. 19
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Arahan Pimpinan Daerah Pada sesi ini, setelah mendengarkan masukan tentang Kebijakan nasional dan isu-isu yang muncul selama diskusi kelompok, diharapkan muncul pendapat dan arahan dari pejabat setempat. Arahan ini akan menjadi acuan untuk sesi berikutnya. Untuk road show yang dilakukan dengan cara audiensi pengaturan waktunya lebih luwes (fleksibel). Alokasi waktu untuk kegiatan ini sekitar 15 20 menit tergantung pula dari kebutuhannya. Tindak Lanjut Rencana Kerja Sesi ini memformulasikan arahan yang telah disampaikan menjadi kerangka kegiatan daerah untuk adopsi dan implementasi Kebijakan daerah. Seperti pembentukan kelompok kerja, melaksanakan diseminasi atau roadshow secara lebih luas lagi dan kegiatan lainnya yang dibutuhkan dan dianggap penting sebagai tindak lanjut road show ini. Agar kerangka tindak lanjut ini bahasannya bisa mendalam, baik kalau dimulai dengan pembahasan secara kelompok dan kemudian diplenokan. Waktu yang dibutuhkan untuk sesi ini sekitar 30 45 menit.

20
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Penting diperhatikan !
Waktu:
Biasanya para pimpinan daerah, baik eksekutif maupun legislatif, waktu yang tersedia sangat terbatas apalagi harus berkumpul pada waktu yang bersamaan. Oleh karenanya acara ini harus dirancang seefektif mungkin, dengan harapan momentum untuk beraudiensi dapat tercipta dan berjalan dengan sesuai dengan tujuannya yaitu memperoleh dukungan politis.

Mengapa perlu dukungan politis?


Pernyataan dukungan dari pucuk pimpinan daerah akan menjadi kata kunci dan dasar acuan bagi para pejabat teknis daerah dalam menyusun rencana teknis operasional. Pernyataan politis seperti itu akan muncul, apabila Kebijakan yang kita bawa memberi manfaat bagi daerah. Oleh karena itu, Kebijakan yang kita bawa harus disampaikan secara jelas dan relevan dengan isu dan permasalahan AMPL daerah.

Persiapan audiensi
Karena acara ini sangat strategis, maka perlu dilakukan pertemuan awal yang maksudnya memudahkan pengaturan acara roadshow terutama jadual pertemuan/audiensi dengan pucuk pimpinan. Jangan lupa, tentukan orang setempat sebagai penghubung (contact person) kita yang biasanya berasal dari Bappeda. Dalam pertemuan pendahuluan ini, penghubung kita beri masukan-masukan penting tentang Kebijakan dan relevansinya dengan isu dan permasalahan AMPL daerah. Sehingga acara audiensi dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien tanpa banyak membahas hal-hal yang sifatnya teknis

Pilihan roadshow
Sebagaimana diketahui acara road show pada hakekatnya juga merupakan upaya diseminasi, namun yang membedakan dengan Lokakarya Diseminasi adalah target sasarannya. Roadshow sasaran adalah para pucuk pimpinan daerah, eksekutif dan legislatif, dan mengharapkan dukungan politis, Sedangkan Lokakarya Diseminasi target sasarannya adalah pejabat dinas teksnis ditambah dengan unsur DPRD dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya yang satu luarannya adalah tindak lanjut operasional. Untuk memberi gambaran konkrit kondisi AMPL di daerah, beberapa daerah seperti Provinsi Gorontalo dan Bangka Belitung seusai paparan dan diskusi seluruh peserta diajak melakukan kunjungan ke lapangan.

Perlu kehadiran pejabat atau tim pusat.


Untuk mendorong motivasi dan mendapatkan penghargaan, akan baik dan mendapatkan pengaruh yang besar apabila pada acara roadshow dan juga kunjungan lapangan dihadiri oleh pejabat atau tim dari pusat. Khususnya untuk penyelenggaraan di tingkat propinsi.

21
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Langkah 3: Penyiapan Kelompok Kerja Daerah


Pembentukan Tim Kerja
Keberadaan lembaga pengelola program AMPL merupakan syarat bagi adopsi dan implementasi Kebijakan, yang yang memiliki tujuan keberlanjutan Keberadaan dinas instansi terkait didaerah belum menjamin bahwa mekanisme penyelenggaraan pembangunan AMPL dapat berjalan efektif. Untuk itu diperlukan wadah untuk meningkatkan kinerja pembangaunan AMPL Pembentukan tim kerja (Kelompok Kerja AMPL) dilakukan melalui serangkaian pertemuan dan konsultasi untuk memastikan anggota yan terlibat dalam pengurus adalah mereka yang memiliki kompetensi dan dapat menjadi pionir dalam implementasi Kebijakan nasional AMPL berbasis masyarakat.

Tujuan Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja AMPL) daerah. Keluaran Terbentuknya (Pokja) AMPL. Tersusunnya program kerja Pokja. 22
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Metode Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) AMPL dilaksanakan melalui serangkaian pertemuan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait mulai dari persiapan sampai ditetapkannya kelompok kerja dengan SK Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota). Pembentukan Pokja dilakukan dalam sebuah rapat yang diadakan secara khusus dengan agenda pembentukan Pokja dan sebagai pengundangnya adalah Bappeda. Rapat dipimpin oleh pimpinan Bappeda dengan Agenda rapat: Penetapan struktur Pokja. Penetapan anggota Pokja. Penetapan Tugas pokok dan Fungs masing-masing anggota Pokja. Penetapan rencana kerja Pokja.

Seluruh proses dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip partisipasi, kemitraan dan kompetensi dalam pembangunan AMPL di daerah.

Bahan dan peralatan: Untuk efektifitas bahasan, ada baiknya kalau sudah dipersiapkan rancangan proses pembentukan kelompok kerja. Tentunya pihak Bappeda yang seharusnya mengambil peran ini. Pertemuan ini bisa dilaksanakan beberapa kali, sehingga diperlukan fasilitas pendukung seperti tempat/ruangan, alat tulis, konsumsi, peralatan pendukung lainnya.

Peserta Perwakilan dinas/badan/kantor yang berhubungan dengan AMPL seperti: Bappeda, PU, Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, Lingkungan Hidup, Bappedal, Pertambangan, 23
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Pendidikan. LSM/Perguruan Tinggi/Tokoh Masyarakat/Lembaga Non Pemerintah lainnya. Pihak lain yang peduli pembangunan AMPL dan tergantung pada kebutuhan daerah masing-masing.

Alur Pembentukan Pokja

1. Presentasi tentang POKJA AMPL (fungsi dan peran pokja, manfaat, dan keanggotaan)

2. Identifikasi stakeholder pembangunan AMPL - Struktur Pokja - Rencana Kerja Pokja

3. Rapat Pembentukan Pokja AMPL 4. Legalisasi Pokja AMPL

Sesuai dengan alur diatas, maka langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut: Presentasi tentang Pokja AMPL Sebagai pengantar dilakukan presentasi tentang Kelompok Kerja AMPL, yang meliputi peran dan fungsinya dalam pembangunan AMPL daerah. Juga tentang manfaat pokja bagi daerah sendiri dalam meningkatkan kinerja pembangunan AMPL. Tunjukan contoh kegiatan kelompok kerja yang sudah berjalan di daerah lain, agar peserta memperoleh gambaran nyata tentang kegiatan dan keberhasilan Pokja. Kunci dan syarat yang harus dimiliki oleh kelompok kerja juga perlu dipaparkan. 24
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Identifikasi stakeholder pembangunan AMPL.

Mintalah peserta untuk membuat daftar stakeholder yang terkait dengan pembangunan AMPL di daerahnya. Kemudian minta penjabaran peran masing-masing stakeholder tersebut. Untuk mempermudah diskusi, siapkan sebuah matriks yang kosong pada flip chart atau sticky cloth, sehingga peserta dapat melakukan sesi ini dengan efisien. Setelah diperoleh daftar stakeholder, lakukanlah pembobotan peran masing-masing stakeholder, yang menggambarkan intensitas peran masing-masing dalam sektor AMPL. Sesi ini dapat menggunakan matriks yang sudah ada, dengan menambahkan satu kolom un tuk pembobotan. Dapat juga menggunakan diagram ven untuk memvisualisasikan tingkat intensitas peran masing-masing. Berikan ranking dari semua pihak berdasarkan intensitasnya dalam pengelolaan pembangunan AMPL di daerah. Hasil ini dapat menjadi bahan dalam menyepakati keanggotaan Pokja. Kemudian diskusikan dan sepakati pihak yang akan dilibatkan dalam Pokja sehingga Pokja benar-benar dapat berperan dalam melaksanakan Kebijakan, dan pembangunan AMPL secara keseluruhan. Tentunya 25
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

dalam pemilihan ini, tugas pokok dan fungsi perlu menjadi pertimbangan. Untuk melakukan identifikasi yang jelas dan tepat dapat dilakukan lewat lokakarya atau pertemuan tergantung dari kebutuhan dan ketersediaan dana yang dimiliki oleh daerah. Namun yang perlu diperhatikan adalah adanya kebersamaan dalam menganalisis stakeholder ini. Pertemuan untuk menganisis stakeholder dan isu permasalahan AMPL dilakukan lebih dari 1 kali, tergantung dari kebutuhannya. Peran semua pihak terkait di daerah akan menen tukan upaya keberlanjutan pembangunan AMPL di daerah. Sekali pertemuan untuk mengidentifikasi stakeholder pembangunan AMPL waktu yang dibutuhkan paling lama 120 menit, akan tetapi bisa lebih lama tergantung dari kebutuhan. Rapat Pembentukan Pokja Rapat ini sudah secara spesifik membicarakan tentang Pembentukan Pokja. Artinya pada saat ini hasil identifikasi ini dipakai sebagai bahan pertemuan selanjutnya yaitu ketika rapat pembentukan Pokja AMPL. Dalam rapat ini dirancang struktur organisasi dengan memasukkan pihak-pihak yang berkompenten dalam pembangunan AMPL di daerah. Dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas, artinya bagaimana organisasi ini diisi oleh orang-orang yang mampu untuk bekerja. Strukturnya ramping, fungsional, dan memiliki program kerja yang bisa menjawab kebutuhan. Sangat dimungkinkan untuk memperoleh hasil maksimal seperti yang diharapkan dibutuhkan lebih dari 1 kali pertemuan. Legalisasi Pokja Proses untuk memperoleh legalisasi Pokja ini bisa berlangsung lama dan tidak. Hal ini sangat tergantung dari pejabat setempat. Apakah pejabat yang bersangkutan sudah memperoleh dan memahami mengenai Kebijakan nasional, termasuk juga isu dan permasalahan AMPL di daerahnya. Kalau sudah memahami dan peduli terhadap isu dan permasalahan AMPL, sangat dimungkinkan proses

26

BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

legalisasinya tidak akan berlangsung lama. Namun dalam hal ini, semuanya juga tergantung dari semangat anggota Pokja sendiri. Contoh : Struktur Pokja AMPL Daerah
Gubernur POKJA AMPL PROVINSI Tim koordinasi Ketua : Kepala Bappeda
Ketua Anggota : Unsur Bappeda :

__________________________________________________ Tim Pelaksana __________________________________________________ Tim Sekretariat

Bupati/walikota POKJA AMPL PROVINSI Tim koordinasi Ketua : Kepala Bappeda


Ketua Anggota

__________________________________________________ Tim Pelaksana


: Unsur Bappeda : Unsur Pemerintah (Bappeda, PU, Kesehatan, PMD, LH, pendidikan, dll)

__________________________________________________ Tim Sekretariat

koordinasi

Keterangan: Struktur Kelompok Kerja AMPL Terdiri dari Tim Koordinasi, Tim Pelaksana dan Sekretariat, ketiga tim tersebut mempunyai fungsi yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan

27

BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3 dalam organisasi pembangunan AMPL. Uraian dari struktur organisasi pembangunan AMPL adalah sebagai berikut; Tim Koordinasi (Fungsi Pengarah) Tim koordinasi adalah pimpinan dinas terkait yang memiliki peran dan pengaruh utama dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dibidang AMPL. Anggota tim koordinasi antara lain Kepala Bappeda, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas PU, Kepala BPM, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Dinas Pendidikan dan kepala dinas/badan lainnya yang memiliki keterkaitan langsung dengan pembangunan AMPL. Tim Koordinasi berfungsi untuk mengkoordinasikan dan memberikan arahan terhadap kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh Tim Pelaksana. Tim Pelaksana (Kelompok Kerja AMPL Daerah) Tim Pelaksana terdiri dari unsur pemerintah dan non pemerintah; dari unsur pemerintah adalah pejabat teknis dari dinas/badan/kantor terkait yang memiliki tugas secara langsung dalam proses penyiapan maupun pelaksanaan program di masing-masing dinas/badan/kantor terkait. Dari unsur non pemerintah dari unsur LSM , Perguruan Tinggi atau lembaga lain yang memiliki komitmen dan mengembangkan program terkait AMPL. Tim ini mempunyai tugas dan fungsi untuk merumuskan dan melaksanakan seluruh kegiatan dalam rangka pelaksanaan pelaksanaan Kebijakan AMPL di daerah. Sekretariat. Sekretariat Pokja terdiri dari unsur Bappeda yang berfungsi untuk pengelolaan tugas-tugas kesekretariatan Pokja, terdiri dari penyusunan Kebijakan kepala daerah dan penyiapan administrasi surat-menyurat bagi kelancaran pelaksanan tugas Pokja.

28
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Langkah 4: Pemahaman Kebijakan dan Identikasi Isu AMPL


Lokakarya Pelaksanaan Kebijakan
Lokakarya pelaksanaan Kebijakan merupakan langkah lanjutan dari kegiatan diseminasi Kebijakan dan road show Kebijakan kepada pimpinan daerah. Melalui lokakarya ini peserta diajak untuk memahami substansi Kebijakan, dan mengenali langkah- langkah kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pelaksanaan Kebijakan tersebut, serta sumber daya dan dukungan yang diperlukan. Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari langkah 1, yang dikhususkan bagi peserta di tingkat kabupaten/kota/propinsi. Dengan bekal pengalaman pada langkah 1, anggota kelompok kerja daerah dapat melakukannya untuk stakeholder lokal

kegiatan pelaksanaan
Kebijakan. Yang akan dilakukan oleh multi stakeholder sesuai dengan potensinya masing masing

Menyusun langkah

Tujuan: 1) Meningkatan pemahaman peserta mengenai latar belakang penyusunan Kebijakan dalam kaitannya dengan keberlanjutan

29

BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

pembangunan AMPL di Indonesia 2) Menyamakan persepsi terhadap setiap pokok Kebijakan dan strategi serta proses pelaksanaan 3) Menumbuhkan upaya mengpelaksanaankan Kebijakan di tingkat daerah Keluaran: 1) Meningkatnya pemahaman terhadap latar belakang penyusunan dan tujuan Kebijakan 2) Terwujudnya persepsi yang sama mengenai setiap pokok Kebijakan dan strategi pelaksanaannya 3) Tersusunnya upaya untuk mengpelaksanaankan Kebijakan di daerah yang diwujudkan dalam bentuk Rencana Tindak Lanjut Metode: Lokakarya ini dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif. Peran peserta diharapkan aktif selama proses lokakarya, selain sebagai peserta juga berperan sebagai nara sumber. Oleh karena itu metode yang digunakan selama lokakarya adalah: Ceramah/Tanya jawab, Berbagi pengalaman, Curah pendapat, Diskusi kelompok/pleno, Permainan/bermain peran, pencairan suasana.

Alat dan bahan/materi: Peralatan, bahan maupun materi yang perlu dipersiapkan untuk lokakarya adalah: 30
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

Komputer, LCD proyektor, dan layar Kain rekat, metaplan, spidol Kertas flipchart, selotif. Buku Kebijakan Nasional AMPL-BM

BUKU 3

Perangkat untuk melakukan pendalaman terhadap pokok Kebijakan Nasional dan Strategi Pelaksanaannya, meliputi: Pendefinisian pokok-pokok Kebijakan dan strategi pelaksanaan Kebijakan, Identifikasi dan pemaknaan dari bagian-bagian penting Kebijakan yang minimal yang harus dikuasai oleh peserta yang nantinya akan bertindak sebagai fasilitator, Kerangka proses pelaksanaan Kebijakan nasional berbasis masyarakat di semua tingkatan Peserta: Lokakarya ini diikuti oleh unsur : Instansi terkait AMPL Provinsi/Kabupaten/Kota, seperti Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas PU Cipta Karya, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Bapedalda/Dinas Lingkungan Hidup dan dinas terkait lainnya LSM/Perguruan Tinggi/Tokoh Masyarakat Pihak lain yang dianggap perlu dan peduli terhadap pembangunan AMPL seperti tokoh adat, tokoh agama, dan lain sebagainya.

Alur Lokakarya
Pembukaan dan arahan Evaluasi Awal Presentasi ringkas Kebijakan nasional

pemahaman Kebijakan Exercise; identifikasi isu/permasalahan AMPL daerah

Penutupan

Evaluasi Akhir

31
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: Pembukaan dan Arahan Sesi ini sebagai pertanda lokakarya dibuka secara resmi oleh pejabat setempat. Diharapkan pejabat yang melakukan pembukaan telah diberi masukan tentang kondisi AMPL daerah yang terjadi saat ini yang terkait dengan target daerah, nasional, dan MDG2015. Setelah pembukaan, dilanjutkan dengan acara pembentukan suasana seperti perkenalan, kontrak belajar, penjelasan alur loka karya, dan lain sebagainya yang tujuan agar para peserta akrab dan kondusif untuk berpartisipasi. Alokasi waktu untuk sesi ini diperkirakan selama 120 menit. Review Kebijakan Pada sesi ini secara ringkas dipaparkan konsep Kebijakan, disamping sebagai materi untuk pemahaman juga dipakai sebagai alat untuk melihat/mereview kondisi AMPL yang terjadi di daerah. Sebelum peserta diajak melihat bersama pengertian, identifikasi isu dan masalah, prioritas, proses, dan elemen kunci keberhasilan pelaksanaan. Pada sesi ini sekaligus disampaikan tentang Alur Fasilitasi Pelaksanaan Kebijakan (road map). Alokasi waktu untuk sesi ini diperkirakan 90 menit. Pemahaman Kebijakan Bagian ini merupakan pengulangan langkah 1. Apabila tidak banyak peserta baru, cukup lakukan review hasil lokakarya sebelumnya (langkah 1). Apabila lebih banyak peserta baru, lakukan lagi sebagai berikut. Bagi peserta ke dalam beberapa kelompok, sesuaikan dengan jumlah peserta keseluruhan, masing-masing kelompok disarankan tidak lebih dari 10 orang. Pastikan juga bahwa fasilitator sudah menyiapkan matriks 4 kolom berisi kolom 1: 11 butir Kebijakan, kolom 2: pemahaman/definisi menurut peserta, kolom 3: hambatan pelaksanaan, kolom 4: cara mengatasi hambatan.

32

BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Lakukan diskusi mulai dari butir Kebijakan no 1 sampai dengan 11, secara berurutan. Atur sedemikian rupa sehingga masing-masing pendapat yang dilontarkan peserta dapat diklarifikasi oleh anggota kelompok yang lain. Sehingga seluruh anggota mendapatkan pemahaman yang sama. Untuk memudahkan pembahasan butir Kebijakan, mulailah dengan kata kunci. Kemudian eksplorasi kata kunci tersebut, kaitkan dengan praktek yang dilakukan seharihari, dan juga dengan yang ideal yang seharusnya terjadi. Tuliskan kesepakatan hasil diskusi tentang pemahaman, hambatan, dan cara mengatasinya pada kolom yang disediakan dan ditempelkan pada flipchart atau sticky cloth. Apabila diskusi kelompok telah selesai, fasilitator menugaskan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya kepada seluruh peserta. Pastikan seluruh peserta bergerak ke tempat kelompok yang melakukan presentasi. Usahakan tersedia waktu untuk seluruh kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Apabila waktu terbatas, misalnya setelah presentasi satu kelompok, berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan komentar terkait dengan hal penting yang belum tercakup selama diskusi, dan hal-hal lain yang penting untuk mendapat perhatian. Pastikan semua kelompok mendapat giliran memberikan komentar. Setelah presentasi selesai, fasilitator utama memberikan ulasan singkat tentang makna hasil diskusi secara umum. Dalam penutupan sesi ini, fasilitator utama harus menekankan kembali tentang proses yang telah dilalui dan pentingnya proses ini dalam seluruh rangkaian pelaksanaan Kebijakan di daerah. Identifikasi Isu AMPL Daerah Pada awal sesi, peserta diajak untuk melakukan diskusi tentang isu dan permasalahan pembangunan AMPL di masa lalu dan masa sekarang secara berkelompok. Sepakati pengertian kurun waktu yang digunakan, untuk masa lalu apakah 5 atau 10 tahun ke belakang. Buatlah daftar isu dan permasalahan AMPL di daerah. Lakukanlah klarifikasi yang singkat untuk masing-masing isu. Untuk efisiensi waktu, buatlah dua kelompok yang mendiskusikan isu air minum dan penyehatan lingkungan.

33

BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Mintalah peserta untuk membandingkan isu masa lalu dan sekarang. Apakah ada perubahan ke arah lebih baik, atau sebaliknya? Lakukanlah diskusi mengapa demikian. Catatlah alasan-alasan yang disampaikan.

MASA LALU

MASA KINI

MASA DEPAN?

Pada tahap kedua, diskusikan tentang kondisi pembangunan AMPL pada masa yang akan datang, dan yang diharapkan akan terjadi. Mintalah peserta untuk membandingkan kondisi saat ini (gunakan isu saat ini dari sesi sebelumnya) dengan kondisi masa yang akan datang. Apakah yang akan datang (yang diharapkan) sudah dicapai pada saat ini? Apabila jawabannya belum, mintalah perserta untuk menyusun prioritas penanganan isu/permasalahan. Penyusunan Garis Besar Rencana Dari prioritas isu/permasalahan, kelompok kerja daerah dapat menyusun program/kegiatan yang akan dilakukan oleh daerah. Mintalah kelompok kerja untuk menyusun rencana garis besar kegiatan/program yang akan dilakukan, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. Hasil ini kemudian harus dijadikan acuan untuk kegiatan implementasi Kebijakan selanjutnya. Evaluasi Untuk mengetahui perubahan pemahaman peserta dan pencapaian tujuan lokakarya, diukur melalui evaluasi. Evaluasi ini dilakukan 34
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

pada awal dan pada akhir lokakarya yaitu setelah pembukaan dan sebelum penutupan dilakukan. Pokok-pokok yang di evaluasi dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sama untuk evaluasi awal dan akhir. Pengisian format evaluasi ini dibutuhkan sekitar 5 10 menit saja. Hasil evaluasi awal dan akhir ini bisa menjadi bahan yang menarik sebagai agenda penutupan. Penutupan Minta pejabat setempat untuk melakukan penutupan. Siapkan bahan untuk penutupan, biasanya terkait dengan gambaran proses yang terjadi selama lokakarya, kondisi peserta, manfaat yang dirasakan, dan lain sebagainya. Baik kalau hasil evaluasi awal-akhir bisa menjadi bahan penutupan. Waktu yang disediakan untuk penutupan sekitar 15 menit. Perlu diingat Rumusan rencana tindak lanjut setelah lokakarya ini, bagi masingmasing daerah sangat penting karena RTL ini akan menjadi acuan untuk menyusun rencana kegiatan menuju terwujudnya Kebijakan AMPL didaerah. Seperti misalnya apa, bagaimana, kapan dan siapa yang akan bertanggungjawab dalam Pokja AMPL di masingmasing daerah dalam melaksanakan kegiatan dalam rangka pelaksanaan Kebijakan. Hal yang penting dan strategis adalah dalam merencanakan penyusunan Renstra AMPL. Karena dokumen Renstra AMPL daerah adalah manifestasi dari adopsi terhadap Kebijakan yang merupakan rumusan Kebijakan AMPL daerah, yang sekaligus Renstra AMPL menjadi acuan operasional Kebijakan itu sendiri.

35
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Langkah 5: Pendalaman Kebijakan


Lokakarya Kajian Keberlanjutan Sarana AMPL di daerah (Keberhasilan dan Kegagalan)
Pengalaman keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan pembangunan AMPL di daerah merupakan faktor kunci dalam menumbuhkan kepedulian stakeholders daerah mengenai pentingnya penanganan permasalahan pembangunan AMPL daerah. Melalui kegiatan ini peserta diajak untuk menemukenali faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan melalui belajar dari kegagalan dan keberhasilan program.

Tujuan: Menemu kenali kunci keberhasilan keberlanjutan sarana AMPL di daerah Menemu kenali kunci kegagalan keberlanjutan sarana AMPL di daerah Menemu kenali faktor keberlanjutan sarana AMPL di daerah 36
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Keluaran: Dikenalinya kunci keberhasilan keberlanjutan sarana AMPL di daerah Dikenalinya kunci kegagalan keberlanjutan sarana AMPL di daerah Dikenalinya faktor keberlanjutan sarana AMPL di daerah Metode: Dalam pelaksanaan Kebijakan, pendalaman Kebijakan merupakan kegiatan daerah dalam upaya lebih memahami Kebijakan dalam tataran praktis. Dengan mengangkat kasus-kasus yang ada di lapangan, diharapkan anggota kelompok kerja dan stakeholder daerah dapat memahami lebih baik prinsip Kebijakan. Ada dua cara untuk melakukan kegiatan ini, pertama dengan cara studi lapangan mengenai sarana yang berjalan dan tidak berjalan, kedua dengan cara lokakarya yang menghadirkan nara sumber dari desa, baik yang berhasil maupun yang gagal. Secara khusus panduan ini hanya menampilkan cara lokakarya.
Studi lapangan yang dimaksudkan disini adalah peserta lokakarya ini langsung melakukan kunjungan ke lapangan dalam rangka mempelajari keberhasilan dan kegagalan proyek pembanguan AMPL yang ada di masyarakat. Disini maknanya belajar on the spot, sedangkan dalam lokakarya belajar keberhasilan dan kegagalannya dari orang lain (nara sumber)

Seperti terlihat pada alur lokakarya, kajian keberhasilan dan kegagalan dapat dilakukan secara paralel, atau secara serial. Hal ini tergantung dari jumlah peserta. Topik keberhasilan dan kegagalan, sebaiknya dibahas oleh 2 kelompok secara paralel. Namun seyogyanya seluruh peserta mendapat semua informasi dari kedua topik yang dibicarakan. Lokakarya dilaksanakan dengan menerapkan metode partisipatif, dalam arti bahwa peserta akan menjadi nara sumber dan terlibat 37
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

aktif selama proses membangun kebersamaan, melalui : Ceramah Berbagi pengalaman Curah pendapat Diskusi kelompok Presentasi dan tanya jawab.

Alat dan bahan/materi: Peralatan yang perlu disediakan untuk melaksanakan lokakarya ini adalah: Komputer, LCD (in focus) dan layar Kain rekat, metaplan, spidol Kertas flipchart, selotif Usahakan semua alat atau media yang tersedia digunakan semaksimal mungkin agar terjadi proses pembelajaran bersifat dua arah dan partisipatif. Adapun bahan-bahan yang perlu dipersiapkan meliputii: Buku Kebijakan Nasional AMPL-BM, Catatan hasil kajian lapangan keberhasilan dan kegagalan pembangunan AMPL, meliputi: catatan peran serta masyarakat dalam pembangunan AMPL; catatan sistem pengelolaan kelembagaan AMPL; catatan sistem pembiayaan pembangunan dan pemeliharaan; catatan proses pilihan teknologi AMPL, fungsi dan pemanfaatannya; dan catatan aspek pengelolaan lingkungan. Usulan dan aspirasi masyarakat selama kajian lapangan dilaksanakan. Peserta: Disarankan Lokakarya ini diikuti kembali oleh peserta yang pernah mengikuti lokakarya sebelumnya ditambah dengan peserta baru yang terdiri dari: 38
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Pokja AMPL Kabupaten/Kota, yang terdiri dari Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas PU Cipta Karya, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Bapedalda/Dinas Lingkungan Hidup dan dinas terkait lainnya LSM/Perguruan Tinggi/Swasta/Praktisi/Pers/Tokoh Masyarakat Pengelola sarana dan prasarana AMPL daerah (Pokmair, HIPAM,dll) Pihak lain yang peduli pembangunan AMPL.

Alur Lokakarya
Pembukaan dan arahan Evaluasi Awal Presentasi Pengelola Sarana yang berhasil Diskusi kelompok: Identifikasi faktor penyebab keberhasilan Presentasi Pengelola Sarana yang gagal Diskusi kelompok: Identifikasi faktor penyebab kegagalan

Pleno: Presentasi Pembulatan faktor keberlanjutan, mengacu kepada 5 aspek: teknologi, sosial, pembiayaan, institusi, dan lingkungan Evaluasi Akhir Penutupan

Seperti alur yang telah digambarkan di atas, langkah-langkah pelaksanaannya dapat diatur sebagai berikut: Pembukaan dan Arahan Sesi ini diharapkan dapat diisii oleh pejabat setempat yang dapat memberikan kejelasan maksud dan tujuan lokakarya ini serta
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

39

BUKU 3

alasan yang mendasari pentingnya dilaksanakannya lokakarya ini. Setelah pembukaan dilanjutkan dengan acara bina suasana seperti perkenalan, kontrak belajar yang meliputi penyusunan harapankekhawatiran, tata tertib, dan lain sebagainya. Sesi ini diperkirakan memakan waktu sekitar 45 menit Presentasi Pengelola Sarana yang Berhasil Ini merupakan sesi utama yang wajib diberikan untuk mengajak peserta memahami pengelolaan sarana yang berhasil dalam konteks implementasi Kebijakan. Untuk presentasi ini, pengalaman pelaksanaan di lapangan perlu dipakai sebagai bahan pelajaran. Untuk itu, maka pelaksana pembangunan AMPL di masyarakat diundang untuk memaparkan pengalamannya. Apabila tidak memungkinkan untuk menghadirkan langsung pelaksana kegiatan AMPL di masyarakat, presentasi dapat dilakukan oleh anggota kelompok kerja. Namun demikian, sebelumnya anggota kelompok kerja sudah melakukan pengumpulan informasi tentang pengelolaan sarana. Alokasi waktu untuk ini diperkirakan sekitar 20 menit. Presentasi Pengelola Sarana yang Gagal Pada dasarnya langkah-langkah yang dibawakan di sesi ini hampir sama dengan yang sebelumnya di atas. Hanya perbedaannya sesi ini menyoroti dari sisi kegagalannya. Diperkirakan waktu untuk ini dialokasikan 20 menit. Sesi ini dapat dilakukan secara paralel dengan sesi keberhasilan, atau dilakukan sesudahnya. Hal ini tergantung dari situasi, apabila dipandang peserta terlalu banyak, dapat dibagi menjadi beberapa kelompok keberhasilan dan kegagalan. Identifikasi Faktor Keberhasilan Setelah sesi sama-sama menyimak pemaparan pengelolaan sarana yang berhasil dan gagal. Peserta diajak secara kelompok mengidentifikasi kunci-kunci keberhasilan dalam menjaga sarana agar tetap berfungsi. Semua tahapan kegiatan yaitu pada tahap 40
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan diidentifikasi faktor-faktor yang mendorong keberhasilan. Untuk mempermudah diskusi, dilakukan secara per tahapan dalam bentuk matriks. Setelah faktor-faktor teridentifikasi, diskusikan untuk mencari faktor mana yang paling dominan dan dipandang penting. Ajak perwakilan masyarakat yang dihadirkan sebagai penyaji dan nara sumber untuk berkomentar. Alokasi waktunya diperkirakan 30 menit Identifikasi Faktor Kegagalan Langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi faktor kegagalan pada hakekatnya sama dengan langkah mengidentifikasi faktor keberhasilan. Artinya, identifikasi dilakukan pada tahapan persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan, faktor apa saja yang berpengaruh pada setiap tahapan tersebut sehingga pembangunan AMPL mengalami kegagalan. Untuk mempertajam diskusi nara sumber dari perwakilan masyarakat diminta untuk memberikan komentar atas identifikasi faktor kegagalan yang telah dihasilkan oleh kelompok. Dapat pula fasilitator membantu dengan lontaran pertanyaan apakah pada saat perencanaan mayarakat dilibatkan?, pertanyaan ini akan terus berkembang, misalnya pelibatannya seperti apa?, dan selanjutnya. Upayakan fasilitator untuk meminta peserta menu liskan kata kunci dari setiap persoalan yang timbul. Waktu yang disediakan untuk ini diperkirakan sekitar 30 menit. Pengelompokkan Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Faktor keberhasilan dan kegagalan yang telah teridentifikasi, setiap kelompok diminta untuk mengelompokkan faktor-faktor tadi kedalam kata kunci menurut versi para peserta sendiri. Buka kesempatan pada para peserta untuk menetapkan kata kunci menurut mereka. Alokasi waktu untuk ini diperkirakan sekitar 20 menit. Presentasi Setelah proses pengelompokkan faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan selesai, lakukanlah presentasi secara pleno. Kelompok
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

41

BUKU 3

keberhasilan dan kegagalan melakukan presentasi tentang faktor penyebab keberhasilan dan faktor penyebab kegagalan, sampai dengan pengelompokkannya. Presentasi dapat dilakukan secara bergerak, masing-masing kelompok diberi kesempatan presentasi dan tanya jawab di tempat masing-masing. Apabila satu kelompok sudah selesai, peserta bergerak ke kelompok lainnya, untuk melakukan hal yang sama. Alokasi waktu untuk presentasi ini diperkirakan sekitar 20 menit. Pembulatan Faktor Keberlanjutan Dari hasil diskusi dua kelompok, dapat ditarik suatu kesimpulan. Pada prinsipnya akan ada kesamaan isu, karena yang satu berbicara tentang keberlanjutan dari sisi yang positif, sedangkan yang satu lagi dari sisi yang negatif. Tetapi isu besarnya adalah sama. Untuk itu, dapat dilakukan konsolidasi hasil dari kedua kelompok tersebut dalam pleno. Kesimpulan yang dimaksud mengarah pada kata kunci seperti yang tertera dalam buku Kebijakan yaitu 5 kata kunci: teknis, sosial, pembiayaan, kelembagaan dan lingkungan. Sediakan ruang yang cukup untuk mengkonsolidasikan hasil tersebut. Apabila tersedia sticky cloth yang kosong, berikan kesempatan kepada kelompok pertama untuk menempelkan satu faktor (nama setelah dilakukan pengelompokan), yang menurut mereka paling penting. Kemudian berikan kesempatan untuk kelompok lainnya. Lakukanlah sampai masing-masing menempatkan 5 kartu kata kunci. Kemudian peserta dipandu oleh fasilitator untuk mengelompokkan ulang hasil konsolidasi. Tanyakan apakah ada faktor yang dianggap penting, tetapi belum termasuk dalam hasil konsolidasi. Berikan kesempatan peserta untuk menambahkan faktor tersebut. Apabila sudah dianggap cukup, tanyakan kepada peserta bagaimanakah keterkaitan masing-masing. Apakah ada kaitan antara faktor satu dengan lainnya. Berilah kesempatan kepada peserta untuk menghubungkan faktor-faktor yang terkait. Gunakanlah alat yang tersedia yang cocok, apabila pada sticky cloth, gunakan kertas yang digunting memanjang. Alokasi waktu untuk ini diperkirakan sekitar 20 menit.

42

BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Evaluasi Sesi evaluasi, yaitu evaluasi awal seyogyanya dilakukan ketika pembukaan dan arahan formal selesai. Sedangkan evaluasi akhir dilakukan sebelum penutupan resmi dilakukan. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa dalam peserta memahami aspek keberlanjutan program pembangunan AMPL. Pada awal lokakarya kondisi pemahaman peserta seperti apa dan setelah lokakarya seperti apa. Kondisi awal dan akhir akan diperbandingkan, apakah terjadi peningkatan atau justru menuru. Alokasi waktu untuk sesi ini, masing-masing untuk awal dan akhir diperkirakan sekitar 10 menit. Penutupan Sebagaimana biasa untuk acara penutupan ini dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk. Usahakan agar pejabat yang melakukan penutupan dipersiapkan untuk memyampaikan kata akhir lokakarya yang berupa hasil atau tindak lanjut yang diharapkan setelah lokakarya. Acara penutupan ini diperkirakan memakan waktu 30 menit.

Lokakarya Kajian Sistem Pengelolaan Data dan Informasi AMPL Daerah


Masalah ketersediaan dan akurasi data merupakan isu penting baik ditingkat nasional maupun di daerah. Serangkaian kegiatan pembangunan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan sebagaimana target MDGs. Namun kondisi eksisting yang sebenarnya seperti apa? Masih terjadi perbedaan pemahaman. Lokakarya ini mengajak peserta untuk bersama-sama melakukan pemetaan data AMPL, batasan-batasan, pengertian, indikator dan yang lebih penting adalah membangun kepedulian pentingnya pengelolaan data di daerah yang efektif.

43
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Data cakupan AMPL?

Ada versi dinas atau lembaga, semua beda! Lembaga yang satu me-refer ke lembaga lainnya, begitu juga sebaliknya...

Mau versi yang mana ???

Tujuan Menumbuhkan kesadaran stakeholder tentang pentingnya sistem pengelolaan data yang efektif sebagai acuan pelaksanaan pembangunan AMPL. Mendapatkan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan pengelolaan data AMPL Berbasis Masyarakat di daerah. Mendapatkan gambaran kesepakatan jenis data yang akan dikumpulkan dan pengorganisasiannya dalam rangka pengelolaan data dasar AMPL Berbasis Masyarakat. Keluaran Tumbuhnya kesadaran stakeholder terhadap pentingnya sistem pengelolaan data yang efektif. Teridentifikasinya permasalahan dan alternatif solusi yang terkait dengan masalah pendataan AMPL Berbasis Masyarakat di daerah. 44
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Diperolehnya gambaran kesepakatan jenis data dan terkini dalam rangka pelaksanaan Kebijakan di daerah. Metode Sebagaimana lokakarya sebelumnya bahwa peran peserta dalam lokakarya ini tidak hanya sekedar peserta, namun juga sebagai nara sumber. Artinya, lokakarya ini berorientasi pada pengalaman yang pernah dilakukan oleh peserta khususnya dalam hal pendataan. Adapun secara spesifik metodenya adalah sebagai berikut: Presentasi, tanya-jawab, Diskusi Kelompok/Pleno dalam rangka mengidentifikasi/ inventarisasi masalah dan solusinya, Bermain peran (role playing, ice breaking) Metode ini diarahkan dalam rangka mengemban pendekatan yang partisipatif, dengan harapan peserta bisa berperan aktif selama lokakarya. Alat bantu dan bahan/materi Peralatan yang perlu disediakan selama lokakarya berlangsung adalah: Komputer, LCD, Kain rekat, Metaplan, Flipchart, dan lain sebagainya. Sedangkan materi yang perlu dipersiapkan adalah: Kertas kerja (paper) mengenai gambaran pendataan, jenis data, definisi, dan model pengelolaan data yang digunakan berdasarkan pada pengamatan/kajian yang selama ini dilakukan. Paper ini hendaknya dipersiapkan oleh fasilitator atau petugas yang memang ditugaskan untuk ini. Data AMPL yang berasal dari instansi terkait dengan AMPL seperti Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas PU, Dinas/Badan/ 45
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Kantor Pemberdayaan Masyarakat, PDAM, Badan Pusat Statistik (BPS) dan BKKBN. Data-data ini perlu dibawa ketika lokakarya Kajian data dasar. Kajian Kebijakan daerah tentang sistem pengelolaan data Aturan-aturan atau Kebijakan daerah yang berhubungan dengan AMPL, Format data cakupan AMPL Peserta Lokakarya ini diharapkan dihadiri oleh peserta yang memang terkait dengan tanggungjawab dengan masalah pendataan di masing-masing dinas/instansi daerah. Lokakarya ini dilaksanakan di tingkat provinsi yang dihadiri oleh peserta dari dinas/instansi dan organisasi lainnya yang dianggap penting yang berasal dari provinsi dan kabupaten/kota, seperti Bappeda, BPS, Dinas PU, Dinas Kesehatan, PDAM, dan Dinas/Instansi/Badan/Kantor lainnya yang terkait dengan pendataan.

Alur Lokakarya
Pembukaan dan Bina Arahan Lokakarya Pembahasan isu dan permasalahan Pembahasan isu dan permasalahan Pendataan versi MDGs 2015 Presentasi Gambaran kesepakatan Tindak lanjut Lokakarya Diskusi kelompok Apa yang perlu dilakukan daerah menghadapi tantangan MDGs Presentasi Penjelasan diskusi Diskusi kelompok

Penjelasan diskusi

Diskusi kelompok

46
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Secara rinci langkah-langkah lokakarya adalah sebagai berikut: Pembukaan Diharapkan pada acara pembukaan ini dapat dilakukan oleh pejabat yang berwenang atau yang mewakili. Isi acara pembukaan sebaiknya diarahkan sedikit mengulas tentang masalah pendataan dan pengeloaannya yang terjadi di Indonesia, dan di daerah pada khususnya. Sehingga atas dasar latar belakang inilah yang mendorong dilaksanakannya Lokakarya Kajian Sistem Pengelolaan Data dan Informasi Daerah. Waktu yang disediakan untuk pembukaan diperkirakan sekitar 20 30 menit. Sedangkan untuk acara bina suasana meliputi sesi perkenalan, rumusan harapan dan kekhawatiran, tata tertib dan lain sebagainya, yang penyampaiannya dilakukan setelah pembukaan resmi, akan memakan waktu sekitar 60 90 menit. Arahan Lokakarya Sesi ini adalah paparan yang lebih mendalam tentang isu dan permasalahan pendataan AMPL yang terjadi di Indonesia dan implikasinya terhadap upaya pemenuhan ketersediaan air dan sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah di daerah. Sesi ini diharapkan dapat memberikan gambaran bahwa tiadanya persamaan persepsi tentang pendataan dikalangan para pelaku pembangunan di daerah akan berakibat pada perbedaan target dan capaian pada sasaran lokasi yang sama. Dalam konteks ini dapat diartikan bahwa koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, sangat diperlukan untuk memperoleh kesamaan persepsi tentang data dan pencapaian targetnya. Alokasi waktu untuk ini diperkirakan 45 60 menit. Pembahasan Isu dan Permasalahan Data Daerah (Sektoral) Setelah para peserta memperoleh gambaran tentang kondisi pendataan yang terjadi dari sudut pandang nasional yang disampaikan melalui sesi sebelumnya. Peserta diajak untuk membahas Isu dan Permasalahan Data Daerah yang terkait dengan AMPL dari sisi 47
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

sektoral. Sebelum masuk pada pembahasan di masing-masing kelompok, perlu didahului dengan penjelasan diskusi. Setelah itu peserta dibagi per kelompok berdasarkan sektornya masing-masing. Misalnya sektor PU masuk dalam kelompok sendiri, demikian pula untuk sektor kesehatan, PDAM, Bappeda dan lain sebagainya. Adapun pokok-pokok yang didiskusikan dalam kelompok meliputi jenis data, definisi data, cakupan, dan lain sebagainya. Hasil diskusi kelompok ini kemudian diplenokan untuk memperoleh penajaman hasil kelompok. Waktu yang dialokasikan untuk sesi ini sekitar 60 90 menit. Pembahasan Isu dan Permasalahan Data (Daerah Kabupaten/Kota) Sesi ini adalah sesi yang diarahkan untuk memperoleh gambaran bagaimana sebenarnya pengelolaan data dan pendataan yang terjadi antar sektor di daerah apakah sudah mencerminkan kesamaan persepsi tentang data dan pendataan, bagaimana koordinasi pemanfaatan data, apakah sudah ada acuan data dan ukuran yang disepakati dalam menilai kemajuan. Selain itu, bagaimana upaya upaya yang perlu dilakukan agar persepsi, kesepakatan pendataan, koordinasi dan lain sebagainya bisa meningkat dimasa mendatang di daerah. Di sesi ini peserta dibagi per kelompok berdasarkan asal kabupaten/kotanya masing-masing. Setelah diskusi kelompok selesai, hasil diskusi kelompok dibahas dalam pleno agar diperoleh hasil yang lebih mendalam. Alokasi waktu untuk sesi ini sekitar 60 90 menit. Pendataan Versi MDG 2015 Pada sesi ini dipresentasikan apa, dan bagaimana MDG 2015 untuk sektor AMPL, serta informasi dan data yang seperti apa yang diperlukan dalam konteks pencapaian target MDG 2015. Setelah itu, kemudian peserta dibagi per kelompok berdasarkan daerah asalnya (Kabupaten/Kota), untuk membahas respon (tanggapan) daerah agar target dan sasaran MDG 2015 dapat tercapai. Khususnya dalam hal pengelolaan data yang selaras dengan konsep MDG 2015. Waktu presentasi dan diskusi kelompok diperkirakan selama 60 menit. 48
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Gambaran Kesepakatan Pengelolaan Data Daerah Dari diskusi kelompok sebelumnya diharapkan bisa muncul upaya atau respon daerah terhadap konsep MDG2015 khususnya dalam pengelolaan data AMPL. Pada sesi ini, fasilitator dapat mempresentasikan rangkumannya. Diharapkan setelah mendengar presentasi ini, peserta bisa memberikan masukan untuk mempertajam model pengelolaan data AMPL di daerah. Presentasi rangkuman ini diperkirakan memakan waktu selama 45 menit. Tindak Lanjut Lokakarya Kalau gambaran pengelolaan data AMPL seperti tertuang dalam diskusi pada sesi sebelumnya. Maka pada sesi ini, para peserta dalam kelompok daerah (provinsi dan masing-masing kabupaten/ kota), diminta untuk membahas dan memformulasikan langkahlangkah yang akan dilakukan dan kapan langkah-langkah itu akan dilaksanakan sehingga pendataan dan pengelolaan data AMPL itu bisa bisa direalisir di masing-masing daerah. Alokasi waktu sekitar 45 60 menit.

Lokakarya Kajian Investasi dan Alternatif Pendanaan AMPL Daerah


Keterbatasan kemampuan pembiayaan dalam pembangunan AMPL merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Disisi lain, investasi yang telah dilaksanakan belum terinventarisasi secara baik, dan belum diketahui efektivitas dan keberlanjutannya. Melalui lokakarya ini peserta diajak untuk menginventarisasi proyek-proyek yang selama ini telah dilaksanakan. Sesuai dengan targetnya berapa sarana yang telah dibangun dan berfungsi. Dalam rangka pemenuhan target MDGs berapa biaya yang diperlukan dan dari mana sumber pembiayaan tersebut

49
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

BIAYA INVESTASI Rp. 1.0000000000000 0000000000

Tujuan: Memperoleh gambaran nilai investasi daerah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan AMPL sesuai dengan pemenuhan target MDG daerah sesuai dengan data cakupan AMPL yang tersedia di daerah, Mendorong daerah untuk mencari alternatif pendanaan dalam konteks prioritas pembangunan AMPL daerah, Menumbuhkan kesadaran bahwa daerah memerlukan dukungan investasi dari pihak lain, selain dana pemerintah. Keluaran Gambaran nilai investasi yang dibutuhkan daerah sampai tahun 2015 sesuai dengan target MDG daerah, Alternatif-alternatif upaya investasi yang akan dilakukan daerah dalam rangka pemenuhan kebutuhan AMPL daerah dan prioritas pembangunan AMPL daerah Kerangka operasional dan sasaran investasi tahunan pembangunan AMPL daerah sampai tahun 2015 sesuai dengan target MDG daerah Metode Sebagaimana diketahui bahwa lokakarya ini merupakan upaya untuk memperoleh upaya lebih konkrit sebagai respon terhadap masih belum 50
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

sesuainya cakupan AMPL yang dibutuhkan mesyarakat di daerah. Agar lokakarya ini mengarah kepada harapan dan tujuan yang telah ditetapkan dan dijiwai oleh semangat partisipatif, maka metodenya adalah: Presentasi dan tanya-jawab, Penugasan diskusi kelompok dan pleno, Bermain peran dan pemecah kebekuan (ice-breaking) Bahan dan Peralatan Adapun bahan dan peralatan yang dibutuhkan oleh daerah meliputi: Bahan presentasi, berupa hasil pendataan cakupan yang telah dilakukan sesuai dengan sasaran MDG2015. Perangkat dan kerangka diskusi dan perhitungan investasi. Diharapkan bahan-bahan ini sudah dipersiapkan jauh hari sebelum pelaksanaan lokakarya. Usahakan diperbanyak sesuai dengan jumlah peserta. Sedangkan peralatan yang dibutuhkan adalah: Komputer dan LCD projector, Kertas plano/flipchart dan metaplan, disesuaikan dengan jumlah peserta/kelompok Papan tulis, papan flipchart, disesuaikan dengan jumlah peserta dan kelompok Spidol permanen dan non-permanen, disesuaikan dengan jumlah peserta (1 orang peserta 1 spidol permanen) Ruangan yang memadai untuk melaksanakan pola pendekatan partisipatif termasuk memadai untuk diskusi kelompok. Peserta Lokakarya ini ditujukan kepada pihak-pihak di daerah yang telah melaksanakan dan memiliki data cakupan AMPL daerah yang telah disepakati semua pihak, dinas/instansi terkait di daerah. Baik dari sisi jenis, definisi, dan akurasi datanya. Telah memiliki target dan ukuran yang jelas dalam pembangunan AMPL daerah sampai tahun 2015 dalam kerangka MDG daerah. Lokakarya ini dapat dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota maupun di tingkat provinsi. Pihak-pihak yang dimaksudkan sebagai peserta utama lokakarya ini berasal dari dinas/instansi dan lembaga lainnya seperti LSM di tingkat kabupaten/ 51
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

kota. Seperti Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas PU, Dinas Lingkungan Hidup, Badan Pemberdayaan Masyarakat, PDAM, BPS, LSM, Perguruan Tinggi dan lain sebagainya yang dipandang penting. Keikut sertaan dinas/instansi dan lembaga lainnya dari tingkat provinsi adalah menkoordinasikan hasil atau usulan dari kabupaten/kota.

Alur Kegiatan Lokakarya


Pembukaan dan Arahan Pidato Arahan (Maksud, Tujuan dan Konteks dengan Pembangunan Daerah)

Bina Suasana

Perkenalan, Penyusunan Harapan, Kontrak Belajar

Sekilas Kebijakan Nasional AMPL-BM dlm hubungannya dengan target MDG2015

Presentasi

Diskusi Kelompok per Daerah (Menghitung Investasi Daerah dan alternatif pendanaan)

Perhitungan investasi daerah dalam mencapai target MDG 2015

Presentasi Ringkas Peta Capaian Pelayanan AMPL Kabupaten/Kota di dalam Propinsi (Pengantar Diskusi)

Presentasi Pleno Perhitungan Investasi Daerah Tindak Lanjut Lokakarya Diskusi Tindak Lanjut untuk merealisisr investasi daerah

Rencana Tindak Lanjut Lokakarya

Evaluasi dan Penutupan

52
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Sesuai dengan alur di atas maka langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: Pembukaan dan Arahan Pembukaan menandai acara lokakarya secara resmi dibuka oleh pejabat setempat yang berwenang. Perlu di awali dengan sedikit ulasan, mengapa lokakarya investasi daerah ini perlu dilakukan. Acara pembukaan dan arahan ini memakan waktu sekitar 20 -30 menit. Bina Suasana Sesi ini merupakan media untuk membuka suasana kebekuan menjadi cair dan akrab diantara peserta. Melalui perkenalan yang disajikan dalam bentuk permainan, curahan harapan dan kekhawatiran peserta yang difasilitasi secara partisipatif, kontrak belajar, dan pemetaan awal peserta semakin mengenali semangat partisipatif yang akan terjadi selama lokakarya ini. Alokasi waktu untuk sesi ini sekitar 60 90 menit.

Sekilas Kebijakan Nasional AMPL-BM dan Target MDG 2015 Sesi ini mengantarkan peserta untuk memahami keterkaitan antara Kebijakan Nasional AMPL-BM dengan kewajiban pencapaian target MDG 2015 yaitu tercapainya separuh dari masyarakat yang belum terlayani AMPL di tahun 2015. Sesi ini dimaksudkan agar dapat mendorong kesadaran peserta bahwa kewajiban Pemerintah Indonesia yang telah meratifikasi kesepakatan MDG juga menjadi kewajiban Pemerintah Daerah untuk memenuhinya. Alokasi waktu presentasi dan tanya jawab untuk sesi ini diperkirakan sekitar 30 45 menit. Perhitungan Investasi Daerah dalam Mencapai Target MDG 2015 Pada sesi ini diharapkan provinsi dapat mempresentasikan status capaian AMPL saat ini di provinsi itu yang mencakup angka kabupaten/kota yang ada di provinsi itu. Bahan yang dipresentasikan

53

BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

berasal dari data-data yang telah disepakati pada Lokakarya Data dan Informasi yang telah dilaksanakan sebelumnya. Data ini dipakai sebagai dasar perhitungan investasi sampai tahun 2015. Setelah memahami isi presentasi ini, kemudian peserta dibagi ke kelompok berdasarkan asal kabupaten/kotanya masing-masing untuk menghitung nilai investasi yang dibutuhkan oleh masing-masing daerah kabupaten/kota. Setelah itu kemudian dipresentasikan secara pleno untuk memperoleh masukan dari anggota dan kelompok yang lain. Keluarannya adalah gambaran perhitungan investasi tingkat provinsi. Alokasi waktu untuk kegiatan ini sekitar 90 120 menit, bahkan mungkin lebih. Tindak Lanjut Diharapkan lokakarya tidak berhenti sampai disini saja, namun diharapkan terjadi tindak lanjut. Artinya, bagaimana gambaran perhitungan investasi yang sudah muncul dari lokakarya dapat diterima oleh para penentu Kebijakan baik di tingkat eksekutif maupun legislatif di daerah. Bagaimana langkah-langkah yang akan dilakukan oleh masing-masing daerah sehingga gambaran perhitungan investasi ini dapat diterima dan disepakati oleh daerah. Langkah-langkah inilah yang akan dituangkan dalam Rencana Tindak Lanjut. Setiap kelompok berdasarkan pembagian daerah (kabupaten/kota), diminta untuk mendiskusikan rencana ini. Kemudian memplenokannya, agar diperoleh masukan penyempurnaan rencana. Alokasi waktu untuk kegiatan ini sekitar 60 90 menit. Evaluasi dan Penutupan Sebelum penutupan perlu dilakukan evaluasi, untuk melihat sampai sejauh mana lokakarya ini bermanfaat, dan apa yang menjadi kekurangannya. Hasil evaluasi ini bisa dipakai sebagai bahan untuk perbaikan pelaksanaan lokakarya dimasa yang akan datang. Hasil evaluasi ini sendiri bisa dipakai untuk membahani isi penutupan. Setelah itu dilakukan acara penutupan. Acara ini berlangsung sekitar 15 20 menit. 54
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Penilaian Diri Pokja AMPL Daerah


Peran Kelompok Kerja dalam mengawal proses adopsi dan implementasi Kebijakan menjadi kunci keberlanjutan pembangunan AMPL. . Penilaian kinerja secara periodik menjadi langkah penting dalam rangka menjaga keberlanjutan entitas kelompok kerja. Melalui kegiatan ini akan teridentifikasi kebutuhan penguatan kapasitas kelompok kerja khususnya bagi anggota baru.

! YAK BAN YEK ada O R P Tak lagi! alah mas

TAPI, KOK...???

Tujuan: Menumbuhkan pemahaman anggota Pokja tentang keberadaan dan perkembangan Pokja. Mengetahui faktor-faktor penyebab perkembangan Pokja. Mencari gambaran kinerja Pokja yang dapat dipakai sebagai bahan penyusunan program Pokja. Keluaran: Pemahaman anggota Pokja tentang perkembangan organisasi Pokja tumbuh dan berkembang, Anggota Pokja dapat mengenali faktor-faktor pendorong dan penghambat perkembangan Pokja, Diperolehnya gambaran kinerja Pokja. 55
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Metode: Penilaian diri ini dilakukan secara periodik dengan cara: Mengisi lembaran isian, Analisis deskriptif Bahan dan Peralatan: Bahan dan materi yang perlu dipersiapkan yaitu antara lain Format penilaian. Petunjuk pengisian kuesioner Peralatan yang dibutuhkan ATK Komputer Peserta: Penilaian ini ditujukan oleh seluruh anggota Pokja baik yang aktif maupun yang kurang aktif dari semua sektor yang ada di dalam Pokja. Hal ini penting mengingat setiap anggota mempunyai suara untuk menilai apa yang dirasakan dan dilihat sebagai anggota Pokja. Oleh karenanya seluruh anggota Pokja sangat diharapkan dapat hadir pada acara ini.

Alur Penilaian Pokja AMPL daerah:


Pembukaan Penjelasan tujuan penilaian Pokja AMPL daerah

Proses penilaian dalam

Penghitungan nilai

Rangkuman hasil analisis penilaian

Analisis hasil perhitungan

56
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Sesuai dengan alur diatas, secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut: Pembukaan Sesi ini mengawali secara resmi dilaksanakannya penilaian Pokja yang dilakukan oleh diri sendiri. Pembukaan dilakukan oleh pejabat setempat atau ketua Pokja. Pada acara ini mencakup penjelasan apa dan mengapa perlu dilakukan penilaian Pokja AMPL yang disampaikan oleh fasilitator yang telah ditunjuk. Fasilitator ini bisa berasal dari anggota Pokja yang telah memiliki keterampilan fasilitasi. Diperkirakan sesi ini memakan waktu sekitar 15 -20 menit. Penjelasan Tujuan Penjelasan mengenai tujuan ini sudah masuk dan dibicarakan pada acara pembukaan. Alokasi waktu sekitar 15 20 menit. Proses Penilaian Kelompok Proses ini dilakukan dengan cara membagi peserta dalam kelompok. Satu kelompok terdiri dari 3 4 orang. Kemudian anggota dalam masing-masing kelompok diminta untuk mendiskusikan satu persatu pertanyaan, dan skor yang layak diberikan, setelah itu tuliskan hasil diskusi kelompok pada lembar penilaian yang sudah disediakan. Waktu yang dialokasikan sekitar 15 20 menit. Penghitungan Nilai Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai secara pleno sebagai bentuk keseluruhan penilaian dari kelompok-kelompok. Alokasi waktu untuk ini berkisar 30 40 menit. Analisis Hasil Perhitungan Proses ini dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan Pokja yang analisisnya dilakukan secara bersama-sama secara internal anggota Pokja. Dengan analisis ini diharapkan diantara anggota Pokja sendiri mengetahui performance Pokja saat itu. 57
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Di antaranya aspek-aspek yang menjadi kelemahan yang perlu menjadi perhatian agar tidak terulang di masa yang akan datang, dan dilakukan antisipasi seperlunya. Waktu yang tersedia untuk ini diperkirakan antara 20 30 menit. Rangkuman Hasil Analisis Sesi ini difokuskan untuk membuat rangkuman atau kesimpulan akhir dariself-assessmentini.Kesimpulanakhirinidapatberupacatatancatatan penting hasil penilaian ini, yang kemudian diformulasikan dalam bentuk komitment bersama untuk meningkatkan kinerja Pokja. Catat hasilnya dan digunakan sebagai salah satu tolok ukur perkembangan Pokja serta untuk bahan penyusunan rencana kegiatan Pokja. Alokasi waktu sekitar 10 20 menit. Perangkat Penilaian Pokja Ampl Berikan penilaian (sesuai dengan pengalaman di Pokja selama ini) dengan melingkari skor pada pernyataan dibawah ini. Skala nilai 0-5, artinya : 0 buruk sekali 5 baik sekali Pokja AMPL Provinsi/Kabupaten/Kota : .................................
Hubungan dengan stakeholders utama a b c d Organisasi dapat mengidentifikasi stakeholders utama Organisasi dapat membedakan harapan stakeholders Stakeholders terlibat dalam identifikasi issu-issu Stakeholders terlibat dalam perencanaan program pembangunan AMPL menuju pencapaian MDG 2015 Stakeholders terlibat dalam memberikan kontribusi sumber daya untuk pembangunan AMPL menuju pencapaian MDG 2015 Stakeholders terlibat dalam moni toring evaluasi pembangunan AMPL Jumlah nilai Rata rata (A) 0 0 0 1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 5 5 5

58

a a/6

BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Komunikasi dengan stakeholder eksternal Program kerja Pokja disampaikan kepada stakeholder yang menda 0 1 2 3 patkan manfaat dari lembaga ini Pokja mengembangkan kepedulian/pemahaman tentang 0 1 2 3 AMPL diantara para stakeholder Pokja mengadakan komunikasi dan pertukaran data/informasi 0 1 2 3 yang intensif dengan stakeholder yang bersangkutan Pokja berupaya untuk melibatkan stakeholder yang biasanya tidak 0 1 2 3 terwakili (perempuan, fakir miskin, etnis minoritas, dsb) Stakeholder (instansi) terkait memiliki pemahaman yang sama 0 1 2 3 tentang peran dan tujuan Pokja Pokja mengadakan hubungan yang dekat dengan masyarakat, 0 1 2 3 LSM dan sektor swasta Pokja ini menggunakan media 1 2 3 massa untuk menjelaskan program 0 dan kegiatan kepada masyarakat Masyarakat umum memiliki kesan 0 1 2 3 yang positif tentang Pokja Jumlah nilai b Rata rata (B) b/8

4 4

5 5

b c

d e

Sistem Informasi Terdapat sistem dan prosedur yang tepat untuk mengumpulkan, menyim 0 pan, dan mengambil kembali data dan informasi Penempatan staf yang terampil 0 untuk mengelola sistem informasi Sistem yang ada digunakan untuk memproses, menganalisa, dan menye 0 barluaskan data kepada pihak terkait. Informasi tersebar merata kepada 0 semua anggota Pokja Stakeholder dapat mengakses 0 informasi yang tersedia Jumlah nilai Rata rata (C)

1 1 1 1

2 2 2 2 c c/5

3 3 3 3

4 4 4 4

5 5 5 5

59

BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

a b

c d

e f

Hubungan internal organisasi Rapat diadakan secara teratur 0 1 Rapat Pokja memberikan peluang untuk saling berbagi pengalaman, 0 1 gagasan dan saran antar anggota. Mendorong terjadinya kerjasama tim 0 1 dalam Pokja Kepada para anggota Pokja diberikan peluang untuk memberikan masukan 0 1 dan saran dalam proses pengambilan keputusan Informasi dibagi dengan bebas di 0 1 antara semua anggota tim Anggota tim didorong untuk mengambil inisiatif dan memotivasi 0 1 diri sendiri Pokja berperan dalam melaksanakan jenis layanan AMPL, sesuai fungsi dan 0 1 kewenangan yang dimilikinya dalam pengelolaan AMPL Jumlah nilai Rata rata (D)

2 2 2

3 3 3

4 4 4

5 5 5

2 2

3 3

4 4

5 5

2 d d/7

d e

Manajemen Anggaran dan Keuangan Pokja memiliki mekanisme dan proses perencanaan anggaran yang dilakukan secara partisipatip 0 1 2 3 dan diintegrasikan dalam rencana Pembangunan Tahunan Pokja mempunyai rencana keuangan jangka menengah sesuai program 0 1 2 3 prioritas. Pokja melaksanakan pengelolaan anggaran yang dikendalikan secara 0 1 2 3 terus menerus Pokja menyusun pelaporan keuangan 0 1 2 3 yang tertib dan terbuka Pokja berupaya untuk mencari inovasi mekanisme perencanaanpenganggaran: lengkap dengan prasyarat dan konsekuensinya Jumlah nilai e Rata rata (E) e/5

4 4

5 5

60
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Pengembangan regulasi Pokja memiliki kemampuan untuk menentukan substansi regulasi 0 1 yang berkaitan dengan AMPL Pokja dapat menempatkan relevansi regulasi dengan 0 1 masalah AMPL Pokja mengembangkan proses perumusan regulasi daerah 0 1 dengan melibatkan multi stake holder Pokja dapat menjaga kesesuaian regulasi dengan prinsip 0 1 Kebijakan nasional AMPL berbasis masyarakat Efektivitas dan efisiensi regulasi menjawab permasalahan AMPL 0 1 di daerah Jumlah nilai Rata rata (F)

2 f f/5

Resume hasil penilaian :


No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Aspek yang dinilai Hubungan dengan stakeholders utama A Komunikasi dengan stakeholder eksternal Sistem Informasi Hubungan internal organisasi Manajemen Anggaran dan Keuangan Pengembangan regulasi Jumlah nilai Nilai rata rata (Skor perkembangan Pokja) (N) B C D E F X X/6 Nilai

61
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

PERANGKAT PENILAIAN SENDIRI POKJA AMPL (TOOLS FOR INSTITUTIONS CAPACITIES SELF ASSESSMENT) Pokja AMPL : . Lokasi : . Waktu : . Skor Penilaian . Skala 0 Tidak dapat dikaji atau tidak ada informasi Pengelolaan Pokja perlu mendapat perhatian secepatnya dan menyeluruh 1 untuk kelangsungan Pokja 2 Pengelolaan Pokja perlu perbaikan dalam aspek yang luas 3 Pengelolaan Pokja perlu perbaikan dalam aspek tertentu Pengelolaan Pokja dapat diterima, dengan beberapa kemungkinan 4 perbaikan 5 Pengelolaan Pokja dapat diterima dan perlu dipertahankan

Keterangan: Skala 0 = 0 X < 1 Skala 1 = 1 X <2 Skala 2 = 2 X < 3 Skala 3 = 3 X < 4 Skala 4 = 4 X < 5 Skala 5 = 5
Catatan : Pokja AMPL perlu memberikan data penunjang rencana kegiatan dan hasil kegiatan kepada fungsi pengawasan sebagai bahan penilaian keberhasilan kinerja Pokja AMPL

62
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Langkah 6: Pengembangan Rencana Pembangunan AMPL Daerah


Lokakarya Daerah Kesepakatan Rencana Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat
Peran Kelompok Kerja dalam mengawal proses adopsi dan implementasi Kebijakan menjadi kunci keberlanjutan pembangunan AMPL. . Penilaian kinerja secara periodik menjadi langkah penting dalam rangka menjaga keberlanjutan entitas kelompok kerja. Melalui kegiatan ini akan teridentifikasi kebutuhan penguatan kapasitas kelompok kerja khususnya bagi anggota baru.

pentingnya menyusun rencana pembangunan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh pemerintah, swasta serta masyarakat dan stakeholder lainnya

MENYEPAKATI

Tujuan Memberikan pemahaman peserta dalam penyusunan rencana strategi pembangunan AMPL daerah, Mencari kesepakatan isu dan permasalahan AMPL yang dihasilkan dari kegiatan sebelumnya, Memetakan pelaku pembangunan AMPL Merumuskan rencana strategis pembangunan AMPL daerah Merumuskan indikator kinerja program strategis, 63
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Keluaran Dipahaminya penyusunan rencana strategis AMPL, Dikenali dan disepakatinya isu dan permasalahan AMPL daerah, Terpetakannya pelaku pembangunan AMPL Diperolehnya rumusan dan langkah penyusunan rencana strategis pembangunan AMPL daerah, Diperolehnya rumusan indikator kinerja program strategis, Rencana tindak lanjut penyusunan Renstra AMPL Metoda Lokakarya ini diselenggarakan secara partisipatif artinya peserta juga berperan sebagai nara sumber, oleh karenanya metode yang digunakan antara lain: Curah pendapat, Bermain peran, ice breaking Diskusi kelompok dan pleno Ceramah dan tanya jawab

Bahan dan peralatan Alat: LCD dan perangkatnya, kain rekat, kertas metaplan, selotip, spidol dan peralatan lain yang diperlukan Bahan bahan yang diperlukan sebagai acuan dalam lokakarya ini antara lain: Data AMPL yang telah disepakati sebagai dasar perencanaan sektor AMPL Hasil lokakarya isu strategis pembangunan AMPL Peserta Lokakarya diikuti oleh pemangku kepentingan AMPL daerah 64
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

mencakup; dinas instansi terkait, LSM, Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi (PT), tokoh masyarakat serta pihak-pihak lainnya yang memiliki minat/peduli pada masalah AMPL.

Alur Lokakarya
Pembukaan dan arahan Presentasi dan diskusi data AMPL yang disepakati

Presentasi hasil Lokakarya pendalaman. Identifikasi isu dari pembangunan AMPL daerah Presentasi dari hasil kajian lapangan Penyusunan Rekomendasi dan Rencana Tindak lanjut Evaluasi Penutupan

Sesuai dengan alur seperti tertulis di atas, maka langkah langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut: Pembukaan dan arahan Acara ini menandai dibukanya acara yang biasanya dilakukan oleh pejabat atau petinggi di daerah setempat atau yang mewakilinya. Sesudahnya disediakan waktu untuk arahan yang konteksnya mengupas pentingnya rencana yang terukur dan terarah dalam rangka mengatasi permasalahan AMPL di daerah dan didukung oleh tersedianya data yang akurat. Pada segmen ini pula dikemas acara bina suasana, setelah acara arahan selesai, meliputi perkenalan, formulasi harapan dan kekhawatiran, kontrak belajar dan lain sebagainya. Alokasi waktu untuk sesi ini sekitar 60 90 menit.

65
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Presentasi dan diskusi data AMPL yang disepakati Di sesi ini dipaparkan data-data cakupan layanan AMPL yang dimiliki daerah berdasarkan lokakarya data yang pernah dilakukan sebelumnya, kemudian dicari kesepakatannya terkait jenis data, definisi, dan lain sebagainya melalui diskusi intensif di dalam kelompok. Alokasi waktu untuk sesi ini sekitar 60 90 menit. Presentasi Hasil Lokakarya Pendalaman, Identifikasi Isu dan Pembangunan AMPL Daerah Pemaparan hasil lokakarya tentang isu dan permasalahan pembangunan AMPL yang pernah dibahas sebelumnya ini dimaksudkan untuk mengingatkan kepada para peserta bahwa isu pembangunan AMPL seperti rendahnya tanggap kebutuhan dan keberlanjutan akan menjadi titik strategis perencanaan. Artinya, perencanan akan bercirikan tanggap kebutuhan dan keberlanjutan. Presentasi dan bahasan intensif dalam kelompok dan pleno diper kirakan memakan waktu sekitar 60 90 menit. Presentasi dan Diskusi Kajian Lapangan Hasil kajian lapangan yang pernah dilakukan sebelumnya di masing-masing daerah, juga perlu diingat dan akan menjadi bahan penyusunan rencana pembangunan AMPL. Melalui presentasi dan kemudian diskusi intensif dalam kelompok dan pleno diharapkan mampu mengerucutkan apa yang pernah dan sedang terjadi di lapangan, baik dari sisi konsep maupun operasional pembangunan AMPL di lapangan, yang akan membahani penyusunan Renstra AMPL. Alokasi waktu untuk sesi ini diperkirarakan 60 90 menit. Presentasi dan Diskusi dari Hasil Dialog Publik Dialog publik yang juga pernah dilakukan di daerah, perlu diungkapkan kembali dan disepakati sebagai bahan untuk penyusunan Renstra AMPL. Bagaimana dan seperti apa tanggapan masyarakat, khususnya pelayanan pemerintah selama ini dibidang AMPL kepada warga yang kurang mampu. Hal ini juga menjadi 66
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

topik pembahasan dan diskusi dalam kelompok yang juga sebagai bahan yang perlu disepakati untuk penyusunan Renstra AMPL. Sesi ini akan memakan waktu sektar 60 90 menit. Penyusunan Rekomendasi dan Tindak Lanjut Sesi ini merangkum keseluruhan lokakarya menyangkut tentang butir-butir penting yang diperoleh dari setiap sesi/pokok bahasan. Apa butir-butir penting yang disepakati dari aspek pendataan, dari isu dan permasalahan AMPL, dari hasil kajian lapangan, dan dari dialog publik. Kemudian aspek penting apa yang perlu direkomendasikan untuk penyusunan Renstra AMPL-BM sehingga Renstra yang akan disusun benar-benar mengakomodir semua aspek tadi yang berorientasi pada kebutuhan masa sekarang dan masa yang akan datang. Selanjutnya, agar rekomendasi ini bisa menjadi operasional, perlu disusun dalam kerangka waktu langkah yang akan dilakukan dalam rangka penyusunan dokumen Renstra. Sebaiknya ada pembahasan ditingkat kelompok kemudian di plenokan, kalau lokakarya ini dilakukan ditingkat provinsi dengan pesertanya berasal dari kabupaten/kota dalam satu provinsi yang sama. Sesi ini diperkirakan memakan waktu sekitar 45 60 menit. Penutupan Sesi penutupan akan bermakna kalau rekomendasi atau tindak lanjut yang telah dirangkum bisa dibacakan sebagai salah satu mata acara dan klimaks penutupan. Penutupan biasanya dilakukan oleh pejabat setempat atu yang mewakilinya. Sesi ini memakan waktu sekitar 20 30 menit.

Keterangan: Lokakarya ini dapat dilakukan secara bertahap atau per topik bahasan tergantung dari kebutuhannya. Penyelenggaraan secara bertahap akan membuat bahasan menjadi intensif, rinci dan lebih fokus. Namun waktunya akan lebih lama. 67
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Lokakarya Penyusunan Dokumen Rencana Strategis Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat


Rencana strategis pembangunan AMPL merupakan instrument penting dalam pembangunan AMPL yang berkelanjutan di daerah, sekaligus merupakan output utama dalam fasilitasi pelaksanaan Kebijakan. Kegiatan ini merupakan konsolidasi dari rangkaian kegiatan fasilitasi Kebijakan secara keseluruhan. Beberapa tahapan penting yang akan dilalui dalam kegiatan ini antara lain: penetapan visi, misi, nilai, isu strategis, tujuan strategis, program dan kegiatan strategis dalam pembangunan AMPL daerah.

Mengapa perlu renstra?

Sumber daya terbatas! harus pintar membuat prioritas

Tujuan: Memberikan pemahaman konsep perencanaan strategis bidang AMPL-BM Menjelaskaan tentang alur penyusunan Renstra AMPL Keluaran: Peserta memahami konsep perencanaan stratgis bidang AMPL-BM, Peserta melakukan langkah-langkah penyusunan Renstra

68
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Metode: Secara keseluruhan pendekatan yang dipakai selama lokakarya adalah partisipatori artinya penyajian materi dan pembahasan dijiwai dan berpusat pada peserta bukan penyanji. Oleh karenanya peran aktif peserta sangat diharapkan, untuk itu metodenya diarahkan untuk mendorong terjadinya seperti Diskusi kelompok dan terfokus. Dialog terbuka. Kajian Lapangan. Lokakarya Alat penyajian, bahan/materi Komputer LCD Kain rekat Meta plan Flipchart ATK Dan lain sebagainya Bahan/materinya: Dokumen mandat pembangunan AMPL daerah. Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat, Data/Fakta/Informasi hasil-hasil pembangunan AMPL daerah. Isu dan permasalahan AMPL daerah Hasil Dialog Tematik, Kajian Lapangan, Loka Karya dsb. Peserta: Pokja AMPL daerah, LSM/Perguruan Tinggi serta Tokoh Masyarakat tingkat daerah Dinas/badan/Instansi terkait Media Masa Legislatif 69
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

70
ALUR PENYUSUNAN PERENCANAAN STRATEGIS Analisis Eksternal 5 Penyusunan Strategi dan Rencana Implementasi Isu Strategis 6 Analisis Internal 5 Tujuan Strategis Visi Praktis Faktor Penghambat dan Pendukung Arah Kebijakan Program Strategis Kegiatan Strategis Review Strategi 7 RENSTRA Pengukuran Kinerja 8 TINDAKAN HASIL Manajemen

BUKU 3

2 Analisis Pelaku

BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

Kesepakatan menyusun Renstra 1

Klarifikasi Mandat 3

Visi, Misi Nilai 4

BUKU 3

Seperti alur di atas, maka secara garis besar langkah dan pokok isi lokakarya penyusunan Renstra AMPL adalah sebagai berikut: Pembukaan dan Arahan Untuk pembukaan diharapkan pejabat yang akan melakukan pembukaan telah diberi masukan pemahaman tentang maksud dan tujuan perlunya penyusunan Renstra AMPL-BM sehingga arahan yang diberikan jelas. Setelah itu, untuk membangun suasana kondusif selama lokakarya, peserta diajak saling mengenal, memahami alur lokakarya, memahami harapan dan kekhawatiran selama lokakarya ini. Alokasi waktu sekitar 30 menit Paparan sekilas tentang Kebijakan Nasional Paparan tentang Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengingatkan peserta tentang latar belakang lahirnya Kebijakan ini. Jelaskan bahwa landasan penyusunan Renstra adalah Kebijakan Nasional ini. Diulas pula tentang penterjemahan Kebijakan ini dalam Kebijakan di daerah yang operasional, kaitkan dengan pentingnya formulasi Renstra AMPL daerah. Berikan pemahaman bahwa Renstra AMPL daerah merupakan pengejawantahan Kebijakan Nasional AMPL daerah. Kaitkan pula dengan data AMPL yang tersedia dan disepakati, demikian pula kaitkan denganlokakarya daerah kesepakatan rencana pembangunan AMPL-BM yang pernah disepakati sebelumnya. Untuk sesi ini waktu yang dialokasikan sekitar 45 menit. Penjelasan Alur Penyusunan Renstra AMPL Untuk memahamkan langkah-langkah penyusunan Renstra paparkan alur seperti yang tertera di atas. Jelaskan secara ringkas langkah-langkah per langkah (8 langkah). Waktu untuk penjelasan ini diperkirakan sekitar 60 menit.

71
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Penjelasan dan Praktek Menyusun Renstra Berdasarkan Setiap Langkah Agar peserta dapat memahami langkah penyusunan Renstra dengan jelas dan benar, serta terampil dalam menyusun Renstra maka pada setiap penjelasan langkah penyusunan Renstra dibarengi dengan praktek per langkah penyusunan Renstra. Secara rinci langkahlangkah yang terjadi adalah sebagai berikut: Kesepakatan Penyusunan Renstra, sesi ini hanya sekilas saja mengulang dan menegaskan kesepakatan yang diperoleh pada lokakarya sebelumnya sebagai referensi bahasan selanjutnya. Karena sifatnya hanya penegasan maka tidak ada kegiatan untuk praktek. Alokasi waktu sekitar 15 menit. Pembahasan topik Analisa Pelaku yang terdiri dari pembahasan klarifikasi mandat dan pembahasan visi, misi, dan nilai. Setelah pembahasan ini dilanjutkan dengan praktek penyusunan klarifikasi mandat, dan penyusunan visi, misi, dan nilai. Untuk 2 sub pokok bahasan ini, pembahasannya dilakukan per sub pokok bahasan, agar jelas dan rinci. Waktu untuk sesi ini sekitar 60-90 menit. Pembahasan Analisis Internal dan Eksternal, setelah penjelasan dilanjutkan dengan praktek analisis pelaku internal dan eksternal. Waktu yang dibutuhkan sekitar 60-90 menit. Setelah menganalisis pelaku internal dan eksternal, kemudian peserta diajak untuk menyusun isu strategisnya, sebelum bersama-sama menyusun strategi dan rencana implementasi. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam penyusunan strategi dan penyusunan rencana implementasi adalah tujuan strategis, visi praktis, faktor penghambat dan pendukung, arah Kebijakan, program strategis, kegiatan strategis, dan revie strategis. Waktu untuk ini diperkirakan 90 120 menit, bahkan mungkin lebih. Sesi bahasan untuk penyusunan Renstra diakhiri dengan pengukuran kinerja keberhasilan implementasi. Pada bahasan ini para peserta diajak untuk menentukan nilai-nilai keberhasilan Renstra. Bahasan ini diperkirakan memakan waktu sekitar 90 menit. 72
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3 Catatan: Untuk setiap bahasan ini, ajak peserta untuk berkelompok berdasarkan daerah asal peserta seperti kabupaten/kota dan provinsi. Dengan harapan praktek penyusunan renstra yang dilakukan selama proses lokakarya dapat mendekati realitas daerah. Sehingga akan memudahkan tindak lanjut penyusunan Renstra setelah lokakarya ini

Rencana Tindak Lanjut Agar tindak lanjut setelah lokakarya ini jelas arah, langkah dan waktunya, para peserta diminta untuk menyusun tindak lanjut setelah lokakarya ini. Hal ini sebagai suatu upaya untuk memastikan kapan penyusunan Renstra di daerah akan dilakukan. Gambaran ini akan memudahkan bagi pihak yang akan mendampingi penyusunan Renstra di daerah menyediakan sumber dayanya.
Catatan: Apabila draft Renstra sudah berhasil disusun, maka perlu dilakukan finalisasi meliputi kegiatan sosialisasi dan dialog publik disempurnakan dan legalitas.

Langkah 7: Pemantapan Rencana Kerja Pokja AMPL Daerah


Lokakarya Konsolidasi Rencana Kerja Pokja AMPL Provinsi, Kabupaten/Kota
Konsolidasi rencana kerja merupakan bagian penting dalam kebelanjutan pelaksanaan Kebijakan. Melalui kegiatan ini daerah melakukan review terhadap pencapaian hasil berdasarkan rencana kerja yang telah ditetapkan. Keluaran dari kegiatan ini adalah rencana kerja yang diperbaharui.

73
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

terhadap kinerja pelaksanaan Kebijakan tahun berjalan serta penyusunan rencana kerja tahun selanjutnya

evaluasi

Tujuan Memperoleh gambaran atas pelaksanaan pelaksanaan Kebijakan di tahun lalu, Merumuskan rencana kerja tahunan Pokja AMPL ke dalam rencana kerja tahunan daerah. Keluaran yang diharapkan: Gambaran pelaksanaan Kebijakan pada tahun sebelumnya Gambaran mengenai Rencana Kerja Pokja AMPL Provinsi serta Pokja AMPL Kabupaten/Kota untuk tahun berikutnya Metode: Menggunakan pendekatan partisipatif dengan perspektif pendidikan orang dewasa. Dimana peserta dipandang sebagai pelaku pembangunan sektor AMPL yang telah berpengalaman dilapangan dengan metode sebagai berikut: Penugasan (format rencana kerja SKPD) Presentasi Diskusi kelompok
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

74

BUKU 3

Alat/media dan bahan/materi: Alat: Komputer, LCD, layar, dan ATK Bahan/materi pokok meliputi: Dokumen pelaksanaan pelaksanaan Kebijakan tahun lalu, Data cakupan dan investasi AMPL daerah, Dokumen dan draft Renstra AMPL, Peserta: Lokakarya ini diikuti terdiri dari unsur : Pokja AMPL Provinsi/Kabupaten/Kota LSM/Perguruan Tinggi serta Tokoh Masyaraka/Agama tingkat provinsi Proyek AMPL terkait tingkat provinsi/kabupaten/kota

Alur Lokakarya
Pembukaan dan Pengantar Lokakarya Arahan Lokakarya, Sekilas Kebijakan Nasional, Bina Suasana Pemahaman Konteks Lokakarya, Suasana Kondusif

Berbagi Pengalaman Pelaksanaan Kebijakan Tahun Lalu Paparan Hasil Dampingan dan Strategi Dampingan Ke depan Formulasi Rencana Tindak Lanjut Daerah tahun mendatang

Review Implementasi Kebijakan termasuk capaian penyusunan/ implementasi Renstra dan ketercapaian thd MDG2015 dikaitkan dg target rencana kedepan

Isu Capaian dan Kendala Tahun lalu, Konsolidasi Strategi dan Prioritas dan sasaran Pemb AMPL tahun mendatang

Penyusunan RTKL Daerah tahun mendatang

Rencana Tindak Lanjut Daerah Tahun Mendatang Terformulasi

Evaluasi dan Penutupan

75
BAGIAN II: PENYELENGGARAAN

BUKU 3

Sebagaimana alur di atas, maka secara garis besar langkah-langkah yang terjadi selama proses lokakarya ini adalah sebagai berikut: Pembukaan dan Pengantar Lokakarya Diharapkan lokakarya ini sedapat mungkin dibuka oleh pejabat setempat yang memiliki kapasitas dan pengaruh untuk membuka acara ini. Sekaligus apabila memungkinkan pejabat yang dimaksud sekaligus dapat memberikan arahan. Oleh karena itu pejabat tersebut perlu diberi masukan terlebih dahulu mengenai Kebijakan dalam konteks capaian target MDG2015, khususnya terkait dengan target daerah. Apabila tidak memungkinkan, arahan diberikan oleh pihak lain yang memang benar-benar telah memahami Kebijakan sesuai dengan konteksnya. Selanjutnya dalam pengantar lokakarya yang dimaksudkan sebagai bina suasana. Bina suasana yang meliputi perkenalan, penyusunan kontrak belajar, alur lokakarya, dan hal lainnya yang dianggap penting disampaikan agar tercipta suasana kondusif yang memungkinkan peserta untuk berpartisipasi selama lokakarya, juga dalam rangka menciptakan rasa memiliki peserta terhadap lokakarya. Alokasi waktu untuk acara ini diperkirakan 90 menit. Berbagi Pengalaman Pelaksanaan Kebijakan Tahun Lalu Pada sesi ini setiap daerah diminta untuk menyampaikan capaian hasil rencana tahun lalu, mengapa bisa tercapai dan mengapa ada pula yang tidak bisa tercapai. Dengan demikian maka yang pertama yang dilakukan pada sesi ini adalah penjelasan tentang maksud dan tujuan sesi ini, kemudian dilanjutkan dengan paparan masingmasing daerah menyangkut, rencana, capaian, kendala, dan upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi kendala. Khususnya bterkait dengan formulasi Renstra AMPL dan target capaian MDG daerah. Alokasi waktu untuk ini diperkirakan 120 menit kemungkinan bisa lebih tergantung dari jumlah kelompok daerahnya dan alokasi waktu untuk diskusi kelompoknya.

76

BUKU 3

Paparan Hasil Dampingan Pokjanas dan Strategi Ke depan Paparan Pokjanas di sesi ini adalah menyangkut tentang tentang dampingan yang telah dilakukan oleh provinsi/pusat selama tahun lalu dan hasilnya. Hal ini terkait dengan tingkat ketercapaian dan kendala-kendalanya. Dalam konteks ini digambarkan pula strategi dampingan ke depan, yang didasarkan pada pengalaman dampingan tahun lalu dan isu-isu yang muncul dari paparan daerah yang sebelumnya yang telah dsampaikan dalam sesi sebelumnya oleh daerah. Alokasi waktu untuk ini diperkirakan 120 menit, namun kemungkinan bisa lebih karena sangat tergantung dengan dinamika yang terjadi dalam diskusi kelompoknya.
Catatan: Dari 2 paparan (daerah dan provinsi/pusat) diharapkan bisa mengerucut menjadi sebuah gambaran isu capaian, kendala, dan strategi dan prioritas sasaran kedepannya.

Formulasi Tindak Lanjut Daerah Tahun mendatang Formulasi tindak lankjut daerah yang dimaksudkan disini adalah sebagai bentuk respons konkrit atau penjabaran dari gambaran yang diperoleh dari 2 paparan dan diskusi sebelumnya dalam bentuk rencana aksi satu tahun kedepan. Dokumen rencana tindak lanjut ini sangat penting sebagai acuan kerja bagi daerah dan acuan penyusunan rencana dampingan bagi provinsi/pusat. Bisa terjadi rencana yang disusun di lokakarya ini masih berupa draft, oleh karenanya provinsi/pusat perlu mengingatkan daerah agar draft ini segera difinalkan sekembalinya ke daerah. Formulasi rencana ini dilakukan secara kelompok daerah. Untuk mempertajam rencana tindak setiap daerah, draft rencana ini dipresentasikan secara pleno untuk memperoleh masukan penyempurnaannya. Alokasi waktu untuk ini diperkirakan selama 120 menit.

77

BUKU 3

Evaluasi dan Penutupan Sebelum acara ditutup, peserta diminta penilaiannya terhadap penyelenggaraan lokakarya ini. Agar penyelenggara bisa melakukan perbaikan-perbaikan terhadap lokakarya yang akan datang. Diharapkan hasil evaluasi ini dapat dipakai sebagai salah satu materi penutupan. Kemudian, setelah 10 menit evaluasi atau sambil menunggu kedatangan pejabat yang akan menutup acara ini, baru dilakukan acara penutupan. Acara evaluasi dan penutupan diperkirakan 45 menit.

78

You might also like