You are on page 1of 11

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN KADAR AIR, KADAR VOLATIL DAN KADAR ABU SAMPAH

Oleh : Kelompok Anggota Kelompok : VI (Enam) : Dwi Mina Intan Permadi Febrian Maulana Imelda Dewi Agusti Purwanti Roselyn Indah Kurniati Rudi Andreas Komang Hari/Tanggal praktikum : Kamis/28 Juni 2012 (1007151626) (1007133960) (1007113450) (1007135546) (1007135398) (1007121578)

ASISTEN PRAKTIKUM: Juwita Zurienra

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2012

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Metode Percobaan Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah gravimetri. 1.2 Prinsip Percobaan a. Kadar Air Sampah Sampah dikeringkan agar air yang terkandung didalamnya dapat menguap. b. Kadar Volatil Sampah Sampah dipanaskan pada temperature dimana bagian volatile sampah akan terpijarkan dan menguap. c. Kadar Abu Sampah Sampah dipanaskan pada temperature dimana bagian abu sampah akan terpijarkan dan menguap. 1.3 Tujuan Percobaan a. Kadar air sampah Mengetahui kadar air sampel dari lokasi sumber tertentu; b. Kadar air sampah Mengetahui kadar volatil yang dikandung sampel sampah tertentu; c. Kadar air sampah Mengetahui kadar abu yang dikandung sampel sampah tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Kadar air sampah merupakan salah satu sifat fisis sampah. Kadar air menunjukkan kandungan air yang ada dalam sampah. Dalam pengukuran kadar air sampah, metode yang biasa dilakukan adalah metode pengukuran berat basah dan berat kering. Metode pengukuran berat basah menyatakan kandungan air sampah sebagai persentase berat basah mateial, sedangkan metode pengukuran berat kering menyatakan kandungan air sampah sebagai persentase berat kering mateial. Metode yang paling umum digunakan adalah metode berat basah. (Anonim, 2010) Kadar air sampah domestik berbeda-beda karena beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain komposisi sampah, musim tahunan, kelembapan, kondisi cuaca terutama hujan. (Anonim, 2010) Pengukuran kadar air sampah berguna untuk penentuan desain incinerator dan operasinya, karena kadar air sampah berpengaruh terhadap nilai kalori dan karakteristik ignition sampah. (Anonim, 2010) Sampah organik yang ditimbun dengan sampah anorganik dan zat beracun lainnya dapat menimbulkan cairan Lindi (Leachate water). Bila air lindi meresap kedalam tanah atau mengalir kesungai maka dapat mencemari air tanah dan air sungai sehingga sangat membahayakan hajat hidup orang banyak. (Sutrisno, 2007) Sampah merupakan buangan padat atau setengah padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang kehadirannya tidak diinginkan atau tidak berguna oleh masyarakat. Setiap aktivitas manusia menghasilkan sampah, dengan bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan sampah yang dihasilkan semakin besar. Hal ini menyebabkan masalah sampahmulai mengganggu baik terhadap kesehatan manusia

maupun terhadap lingkungan yangmenyebabkan tercemarnya tanah, air dan udara. Maka dari itu sampah tersebut perlupengelolaan khusus agar tidak membahayakan kesehatan manusia, lingkungan dan melindungi investasi pembangunan (Fitri, 2009) Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Pengukuran komposisi sampah sangat diperlukan karena sangat membantu dalam pemilihan alternative pengolahan sampah yang sesuai dan didasarkan pada komposisi dan karetreistik fisik, kimia, dan biologi sampah. Perbedaan karetristik sampah disebabkan oleh sumber dimana sampah tersebut diambil. Dalam percobaan analisa sampah ini menggunakan beberapa metode pengukuran sampah yaitu komposisi sampah, densitas sampah, kadar air sampah, dan kadar volatile sampah dan sampah yang digunakan pada percobaan ini ialah sampah onorganik. (Mulya, 2011) Pada pengukuran kadar air dan kadar volatil sampah mengunakan menggunakan cawan yang sebelumnya telah dipanaskan, tetapi didinginkan terlebih dahulu sebelum ditimbang, pemanasan bertujuan agar kadar air pada cawan berkurang karena menguap ketika dipanaskan. Sedangkan pendinginan bertujuan agar suhu cawan sama dengan suhu ruangan dan kadar airnya menjadi konstan, sehingga ketika ditimbang berat yang didapatkan merupakan berat murni cawan. (Mulya, 2011) Kadar abu sampah dipengaruhi oleh banyak sedikitnya kandungan bahan yang mudah terbakar yang terdapat di dalam sampah. (Royadi, 2006) Berdasarkan musim, timbulan, komposisi dan factor pemadatan sampah non domestik, pada musim kemarau tidak jauh berbeda dengan musim hujan. Sedangkan berat jenis kelembapan dan kadar abu lebih tinggi pada musim hujan dan sebaliknya kadar volatile lebih tinggi pada musim kemarau. (Ruslinda) Komponen sampah kertas dan plastik memiliki kadar volatil yang tinggi dibandingkan komponen sampah yang lain. (Ruslinda)

Untuk mendukung proses pembuatan kompos, hal yang sangat penting adalah kadar kelembapan sampah yang baik untuk dijadikan kompos adalah 50 60%. Dari penelitian diperoleh bahwa komposisi dan karakteristik sampah non domestik memenuhi kriteria composting sehingga composting bisa dijadikan sebagai alternatif pengolahan sampah. Agar proses composting dapat terlaksana dengan baik maka perlu dilakukan pemisahan sampah di sumber. (Ruslinda)

BAB III PROSEDUR PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan 1. Sampel sampah dari penetapan sebelumnya; 2. Timbangan; 3. Cawan petri; 4. Desikator; 5. Oven 105C; 6. Lumpang Alu; 7. Furnace 8. Penjepit (tang krus).

3.2 Cara kerja: a. Kadar Air Sampah 1. Timbang cawan kosong yang telah dipanaskan selama 1 jam dalam oven dengan suhu 105oC, sebanyak tiga kali penimbangan (A gram); 2. Siapkan sampel yang telah ditentukan kemudian potong kecil kecil; 3. Sampel sampah dibagi menjadi empat bagian menurut jenisnya, lalu campurkan untuk sampel sebanyak 4 gram ke dalam cawan yang telah

di timbang, lalu timbang kembali (x gram); 4. Panaskan cawan isi tersebut di dalam oven dengan suhu 105 oC selama 1 jam; 5. Setelah 1 jam keluarkan cawan. Biarkan agak dingin, masukkan kedalam desikator lalu biarkan selama 15 menit, kemudian timbang beratnya (y gram). Lakukan penimbangan selama 3 kali penimbangan; 6. Catat hasil penimbangan b. Kadar Volatil Sampah 1. Sampel sampah kering hasil penetapan kadar air digerus sampai halus; 2. Timbang sampel kering dan halus 4 gram dalam cawan krus, catat; 3. Masukkan cawan krus dalam oven 600C selama 2 jam. Lebihkan jam untuk pencapaian temperatur 600C 4. Matikan furnace, biarkan dingin, masukkan dalam desikator. Lalu timbang, lakukan sebanyak tiga kali penimbangan. c. Kadar Abu Sampah 1. Sampel sampah kering hasil penetapan volatil digerus sampai halus; 2. Timbang sampel kering dan halus 4 gram dalam cawan krus, catat; 3. Masukkan cawan krus dalam oven 900C selama 2 jam. Lebihkan jam untuk pencapaian temperatur 900C 4. Matikan furnace, biarkan dingin, masukkan dalam desikator. Lalu timbang, lakukan sebanyak tiga kali penimbangan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Berat cawan kosong (gram) Berat cawan isi (gram) Berat Berat Berat cawan isi cawan isi cawan isi setelah setelah setelah dipanaskan dipanaskan dipanaskan 105 oC 600 oC 900 oC (gram) (gram) (gram) 60,335 58,895 58,884

58,503 4.2 Perhitungan % Kadar Air

63,033

berat cawan isi berat cawan isi 105O C 100% = berat cawan isi berat cawan kosong

= 63,033 58,503 100% = 59,559% % Kadar Kering = 100 % - % kadar air = 40,4415% % Kadar Volatil =

63,033 60,335

berat cawan isi 105 O C berat cawan isi 600 O C 100% berat cawan isi berat cawan kosong

60,335 58,895 100% 63,033 58,503

= 31,788%
berat cawan 600 o C berat cawan 900 o C 100% berat cawan isi berat cawan kosong 58,895 58,884 100% 63,033 58,503

% Kadar Abu

= =

= 0,243% 4.3 Analisa Dari hasil praktikum analisis buangan padat maka diperoleh nilai kadar air untuk sampah di kawasan teknik Lingkungan Universitas Andalas, adalah 59,559%. Salah satu penyebabnya yaitu sampel diambil setelah hujan turun. Kemudian kadar volatil pada sampel setelah dipanaskan pada suhu 600oC adalah 31,788%. Dan kadar abu setelah dipanaskan pada suhu 900oC adalah 0,243%. Kadar volatile mengindikasikan banyaknya bagian dari sampel yang mengandung volatile (unsur C, H, N, dll), sedangkan kadar abu mengindikasikan banyaknya bagian dari sampel yang mudah terbakar.

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Kadar air sampah Kadar volatile sampah Kadar abu sampah 5.2 Saran Adapun saran yang dapat praktikan berikan setelah melakukan percobaan ini adalah: 1. digerus 2. 3. Sampah digerus sehalus mungkin Hati-hati pada saat menimbang cawan Sebaiknya memilih sampah yang basah agar mudah = 59,559% = 31,788% = 0,243%

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Kadar Air Sampah. Sumber: http://budiwijayatl09.blogspot.com/ 2010/12/kadar-air-sampah-i.html . Diakses pada: 3 Juli 2012 Fitri, Listari Husna. 2012. Berat Jenis dan komposisi Sampah. Sumber: http://www.scribd.com/doc/88643362/LAPORAN-AKHIR-sampah. Diakses pada: 3 Juli 2012 Sutrisno, Endro. Dkk. 2007. Studi Pengaruh Pencampuran Sampah Domestik, Sekam Padi, Dan Ampas Tebu Dengan Metode Mac Donald Terhadap Kematangan Kompos. Semarang Mulya, Rudini. 2011. Pencemaran Lingkungan Hidup Akibat Pembuangan Sampah Pada Lingkungan Kumuh Dan Padat. Jakarta Royadi.2006. Analisis Pemanfaatan Tpa Sampah Pascaoperasi Berbasis Masyarakat . Sumber: http://www.scribd.com/doc/56040386/43/a-Karakteristiksampah. Diakses pada: 3 Juli 2012 Ruslinda, Yenni. Satuan Timbulan, Komposisi Dan Karakteristik Sampah Non Domestik Kota Bukittinggi. Padang

You might also like