You are on page 1of 6

BAHAYA BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK

FLAMMABLE & EXPLOSIVE MATERIAL HAZARD


Pengetahuan bahaya tentang material mudah terbakar atau meledak penting untuk diketahuai oleh setiap pekerja agar dilokasi kerja kita terhindar dari kecelakaan yang diakibatkan oleh ketidaktahuan atau kurangnya informasi. Adapun material/bahan yang mudah terbakar atau meledak diantaranya: Gas: 1. 2. 3. 4. 5. LPG Thinner Acetylene Hydrosulfida (H2S) dll.

Material Padat: 1. Rockwoll Material cair/fluida: 1. Acetylene 2. Hidrosulfida (H2S) 3. Painting dan Sandblasting merupakan pekerjaan yang mengandung bahaya yang setiap saat akan menciderai kita. Adapun bahaya-bahaya yang terdapat pada pekerjaan painting dan Sandblasting sebagai berikut: Bahaya meletup/terbakar, karena uap painting mempunyai Flash point / titik nyala 50 0 C artinya uap cat akan mudah terbakar dimana paparan panas disekelilingnya sudah mencapai titik nyala 2. Bahaya paparan uap yang akan membahayakan pernafasan, karena uap cat menutup oksigen diudara. 3. Bahaya semprotan pasir yang bertekanan tinggi dapat menimbulkan luka lecet pada kulit,dan dapat menimbulkan kebutaan pada mata. 4. Bahaya debu juga dapat membahayakan kesehatan pernapasan kita, dan dapat merusak jaringan paru-paru kita. 1. Untuk menghindari atau mengendalikan bahaya-bahaya tersebut di atas ada beberapa cara yang perlu kita lakukan diantaranya: 1. Dilarang merokok ataupun membuat percikan api disekitar lokasi proses pencampuran Cat dengan Tinner. 2. Dilarang ada pengelasan didaerah/lokasi painting disaat pengecetan 3. Jika ada pekerjaan Blasting dilokasi terbuka, maka lokasi blasting terisolasi / dibuat cover

4. Pekerja yang melakukan Pengecetan / Blasting harus memakai Alat Pelindung Diri yang sesuai dengan jenis pekerjaannya. 5. Painter/Blaster memastikan arah angin saat melakukan pekerjaan, Jangan Pekerjaan Yang Berlawanan Arah Angin Demikianlah sekilas lutisan tentang bahaya bahan mudah terbaka agar kita baik pekerja maupun mayarakat awam, terutama pekerja yang akan melakukan pekerjaan di lokasi yang sedang berlangsung pekerjaan yang menggunakan bahan mudah terbakar contohnya proses Pengecatan atau Blasting.
Di dalam kegiatan praktikum biologi tidak hanya digunakan bahan biologis (bahan yang berasal dari makhluk hidup) tetapi juga digunakan berbagai bahan kimia. Bahan kimia tersebut digunakan sebagai pereaksi, baik pereaksi khusus maupun pereaksi umum. Oleh karena itu guru biologi perlu memiliki pengetahuan tentang bahan-bahan kimia, khususnya yang sering digunakan di dalam praktikum. Pengetahuan tentang bahan kimia yang dimiliki diantaranya dimaksudkan agar guru biologi mampu menangani bahan kimia secara baik. Dengan demikian kegiatan praktikum akan berjalan lancar dan kecelakaan karena ketidaktahuan dapat dihindarkan.

A. Sifat-sifat bahan kimia


Berdasarkan sifat kimianya bahan-bahan kimia digolongkan menjadi bahan kimia mudah terbakar, bahan pengoksidasi, bahan mudah meledak, bahan radioaktif, bahan korosif dan penyebab korosi, serta bahan beracun (toksik).

1. Bahan Mudah Terbakar Bahan mudah terbakar dapat berwujud gas, cairan yang mudah menguap, atau bahan padat yang dalam bentuk debu dapat meledak (terbakar) jika tercampur atau terdispersi dengan udara. Cairan yang mudah terbakar memiliki sifat-sifat: a. Mudah menguap atau volatile b. Uap cairan dapat terbakar (menimbulkan api) dalam kondisi normal. c. Uap cairan lebih mudah menimbulkan api atau ledakan jika dibandingkan cairannya. d. Kecepatan penguapan bervariasi dari satu cairan ke cairan lainnya sebanding dengan naiknya suhu.

e. Uap dari cairan yang mudah terbakar tidak dapat dilihat sehingga sulit untuk mendeteksinya kecuali digunakan indikator gas yang mudah terbakar. f. g. Sebagian besar uap lebih berat daripada udara sehingga cenderung ada di permukaan lantai. Uap cairan yang mudah terbakar mudah berdifusi sehingga seluruh ruangan menjadi berbahaya. Kebakaran dapat terjadi karena berbagai hal. Sumber-sumber yang dapat menyebabkan timbulnya perapian/kebakaran diantaranya: nyala api, permukaan panas, hubungan pendek (korsluiting) listrik, muatan listrik statis, puntung rokok menyala, korek api dan sumber lainnya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menangani bahan-bahan kimia yang mudah terbakar, agar keselamatan dan keamanan tetap terjaga, yaitu: a. Bahan tidak boleh dipanaskan secara langsung atau disimpan pada permukaan panas. Gunakan penangas uap atau penangas air. b. Simpan bahan di tempat yang ventilasinya baik. c. Di laboratorium, sediakan dalam jumlah yang minimum. Pelarut yang tidak digunakan lagi dikembalikan ke botol pelarut. d. Sediakan alat pemadam kebakaran. Bila terjadi kebakaran dengan api kecil gunakan kain basah atau pasir, tapi bila api besar gunakan alat pemadam. e. Pada saat memanaskan jangan mengisi gelas kimia dengan cairan mudah terbakar melebihi 1/2 kapasitasnya. Gunakan batu didih guna menghindarkan ledakan/letupan. f. g. Jangan membuang cairan yang mudah terbakar ke dalam bak cuci. Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat dengan bahan pengoksidasi atau bahan korosif.

h. Botol penyimpanan bahan mudah terbakar jangan diisi sampai penuh, sediakan 1/8 isinya untuk udara. Gunakan botol yang tidak mudah terbakar dan jauhkan dari sumber perapian. i. Bahan padat mudah terbakar simpan di tempat sejuk, jauhkan dari sumber panas, bahan lembab dan air, bahan pengoksidasi atau asam. j. Kontrol semua bahan secara periodik. Bahan-bahan kimia mudah terbakar dapat berupa:

a. Pelarut dan pereaksi organik seperti Asetaldehid, Asam Asetat, Aseton, Benzen, Karbondisulfida, Etil Alkohol, Eter, Etil Asetat, Etil Alkohol, Petroleum Eter, Isopropil Alkohol, Toluen, Xylen. b. Bahan anorganik seperti: 1. Bila terjadi kebakaran terhadap logam Al, Mg, Zn dalam keadaan murni jangan gunakan pemadam berisi air tapi gunakanlah serbuk pemadam. 2. Fosfor kuning, akan terbakar bila berhubungan dengan udara. Simpan di dalam air dan kontrol selalu permukaan airnya karena permukaan air akan menurun akibat penguapan. 3. Logam K dan Na akan terbakar jika kontak dengan air. Simpan di dalam minyak parafin. Kontrol permukaan minyak parafin tersebut. c. Gas seperti Asetilen, Metana, Hidrogen, Karbonmonoksida, dan Butana.

Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia dan atau fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instansi, dan lingkungan hidup. Pada Pasal 9 disebutkan bahwa bahan tergolong B3 meliputi

. Cairan mudah terbakar Cairan mudah terbakar dalam hal titik nyala > 21oC dan titik didih < 55oC pada tekanan 1 atm. d. Cairan sangat mudah terbakar. Cairan sangat mudah terbakar dalam hal titik nyala < 21oC dan titik didih > 20oC pada tekanan 1 atm. e. Gas mudah terbakar Gas mudah terbakar dalam hal titik didih < 20oC pada tekanan 1 atm. Seperti gas alam, hidrogen, asetilin, etilin oksida.

Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barangbarang[1].

1.1 Penggunaan Bahan Kimia[2] Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu : 1. Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia, diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat[3]. 2. Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain. 3. Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi. Dalam lingkungan kerja tersebut, banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya sehingga para pekerja terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia itu. Bahaya itu terkadang meningkat dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan kimia itu, seperti mudah terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan demikian, jelas bahwa bekerja dengan bahan-bahan kimia mengandung risiko bahaya, baik dalam proses, penyimpanan, transportasi, distribusi, dan penggunaannya. Akan tetapi, betapapun besarnya bahaya bahan-bahan kimia tersebut, penanganan yang benar akan dapat mengurangi atau menghilangkan risiko bahaya yang diakibatkannya. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable) Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga menimbulkan ledakan. . Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable) Praktis semua pembakaran terjadi antara oksigen dan bahan bakar dalam bentuk uapnya atau beberapa lainnya dalam keadaan bubuk halus. Api dari bahan padat berkembang secara pelan, sedangkan api dari cairan menyebar secara cepat dan sering terlihat seperti meledak. Dalam penyimpanannya harus diperhatikan sebagai berikut : a. Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah penyalaan tidak sengaja pada waktu ada uap dari bahan bakar dan udara b. Tempat penyimpanan mempunyai peredaran hawa yang cukup, sehingga bocoran uap akan diencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah percikan api c. Lokasi penyimpanan agak dijauhkan dari daerah yang ada bahaya kebakarannya d. Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang mudah menjadi panas dengan sendirinya atau bahan yang bereaksi dengan udara atau uap air yang lambat laun menjadi panas e. Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dicapai f. Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan g. Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok

h. Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara periodik

You might also like