You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Di bidang obat-obatan syarat pengujian uji sterilitas terutama persyaratan bidang mikrobiologi sangatlah penting. Sediaan-sediaan farmasi pada proses pembuatannya kemungkinan dapat tercemar oleh mikroorganisme terutama pada bahan bakunya. Pada waktu penggunaan dapat pula terjadi kontaminasi. Sediaan obat yang telah terkontaminasi dapat menyebabkan kerusakan seperti turunnya potensi, berubahnya rasa maupun bau dan terjadinya reaksi pirogenik, sehingga akan terjadi infeksi pada pengguna.

Sediaan lain seperti alat kesehatan steril digunakan untuk orang yang sedang sakit dimana kondisinya dalam keadaan lemah, sehingga terkontaminasi akan berpotensi menambah penyakit. Sediaan yang penggunaanya disuntikan pemakaiannya lansung berhubungan dengan sirkuasi darah dimana darah media berpotensi untuk tumbuhnya mikroorganisme. Kontaminasi akan mempercepat berkembangnya mikroorganisme dalam sediaan.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, sediaan obat harus steril dan berlebelkan steril. Oleh karena itu, perlu proses sterilisasi dan uji sterilitasnya. Steril berarti bebas dari jasad renik, bakteri pathogen dan non

pathogen,vegetatif atau non vegetatif. Apabila pada penandaan obat diterakan kata steril, maka ini berarti bahwa batch yang sampelnya diuji sterilitasnya adalah steril.

B. Tujuan Menguji sediaan farmasi baik obat maupun alat kesehatan Mengetahui ada atau tidak nya pertumbuhan mikroorganisme pada sediaan farmasi steril Memahami tentang sediaan farmasi steril

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sediaan obat dan alat kesehatan seharusnya bersifat steril, bebas dari kuman. Terutama sediaan obat yang langsung kontak dengan mukosa atau langsung masuk ke aliran darah seperti tetes mata, injeksi, cairan infus, salep mata, dan tablet implant. Demikian juga dengan alat-alat kesehatan seperti kasa steril, disposible syringe, dan benang bedah. Standar ini dibuat dengan tujuan agar tidak terjadi infeksi pada pasien yang menggunakan sediaan obat maupun alat kesehatan tersebut akibat kontaminasi kuman pathogen. Uji sterilitas merupakan uji yang dilakukan terhadap sediaan steril untuk mnegetahui adanya mikroorganisme pada sediaan. Sebelum uji sterilitas perlu dilakukan validasi dan monitoring. Validasi merupakan prosedur yang didokumentasi untuk mendapatkan pencatatan, interpretasi data yang dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa proses akan secara konsisten memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Hasil validasi disebut protap. Monitoring dapat dilakukan dengan tiga metode fisika, kimia, dan biologi. Ada tiga faktor uji sterilitas antara lain: a. Lingkungan tes dilaksanakan harus dilakukan pada kondisi yang dapat menghindari terjadinya kontaminasi meliputi alat, lingkungan, dan pelakunya. Selama tes dilakukan digunakan LAF-C, adapun

penggunaan zat antimikroba harus hati-hati dan antimikroba harus dihilangkan dahulu. b. Kualitas kultur media kondidinya harus yang sesuai untuk tempat tumbuh bagi setiap organism yang tersisa dan harus terjamin pada culture media. Media harus subur supaya mikroorganisme dapat tumbuh. Factor yang mempengaruhi kualitas kultur media yaitu nutrient, kelembaban, udara, suhu, ph, cahaya, tekanan osmotic, adanya inhibitor.

c. Metode

test

yang

dilaksanakan,

factor

yang

mempengaruhi

pengambilan jumlah sampel tergantung pada jumlah unit per batch, volume cairan tiap wadah, metode sterilisasai, system indicator biologis yang digunakan, persyaratn khusus.

Tetes mata adalah sediaan steril yang berupa larutan atau suspensi yang digunakan dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dari bola mata.DOM Martin : 880Tetes mata adalah seringkali dimasukkan ke dalam mata yang terluka atau kecelakaan atau pembedahan dan mereka kemudian secara potensial lebih berbahaya daripada injeksi intravena. Faktor-faktor di bawah ini sangat penting dalam sediaan larutan mata :

1. Ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan; 2. Sterilitas akhir dari collyrium dan kehadiran bahan antimikroba yang efektif untuk menghambat pertumbuhan dari banyak mikroorganisme selama penggunaan dari sediaan; 3. Isotonisitas dari larutan; 4. pH yang pantas dalam pembawa untuk menghasilkan stabilitas yang optimum

Tetes mata adalah larutan berair atau larutan berminyak yang idealnya harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1. Ia seharusnya steril ketika dihasilkan 2. Ia seharusnya bebas dari partikel-partikel asing 3. Ia seharusnya bebas dari efek mengiritasi

4. Ia seharusnya mengandung pengawet yang cocok untuk mencegah pertumbuhan dari mikroorganisme yang dapat berbahaya yang dihasilkan selama penggunaan. 5. Jika dimungkinkan larutan berair seharusnya isotonis dengan sekresi lakrimal konsentrasi ion hidrogen sebaliknya cocok untuk obat khusus, dan idelanya tidak terlalu jauh dari netral 6. Ia seharusnya stabil secara kimia Ketentuan hasil pada uji sterilitas ada dua yaitu jika terdapat kontaminasi mikroba dengan menggunakan prosedur farmakope, maka ditentukan bahwa bahan tersebut tidak memenuhi syarat dan jika terdapat kegagalan menunjukkan adanya kontaminasi mikroba dengan menggunakan prosedur farmakope, maka ditentukan bahwa bahan tersebut memenuhi syarat. Macam-Macam Media Uji Sterilitas Media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri mempunyai sifat yang merangsang pertumbuhan bagi mikroba seperti : a. Medium 1 (Fluid Thioglycollate Medium) Terbuat dari :

b. Media Tioglikolat Alternatif (untuk alat yang mempunyai lumen kecil)

c. Medium 2 (Soybean-Casein Digest Medium)

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

Alat : 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung reaksi 3. Erlenmeyer 4. Beaker glass 5. Pembakar Bunsen 6. Gelas ukur 7. Pipet tetes 8. Spuit injeksi

Bahan : 1. Alcohol 2. Aqua des 3. Tioglikolat

Cara Kerja: Pembuatan Media: 1. Thioglikoat masukkan dalam Erlenmeyer, tambahkan air ad larut 2. Panaskan di atas hot plate sambil diaduk sampai larutan homogen dan berwarna merah 3. Dinginkan 4. Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 15 ml 5. Tutup dengan alumunium foil, ikat, masukkan ke dalam autoklaf 121 0C.

6. Hasil

Pengujian langsung dengan tetes mata : 1. Medium di tambahkan 1 ml cairan obat tetes mata 2. Inkubasi selama 12-24 jam Pengerjaan langsung dengan spuit : 1. Ambil aqua des steril menggunakan spuit sebanyak 3ml 2. Masukkan aqua des sebanyak 1 ml ke dalam tabung yang sudah berisi media 3. Inkubasi selama 12-24 jam

Pengujian langsung dengan kasa steril : 1. Potong kasa steril dengan ukuran panjang x lebar, 1x1 cm 2. Masukkan potongan kasa ke dalam tabung reaksi yang berisi aqua des 3. Ambil aqua des tersebut sebanyak 1 ml 4. Masukkan ke dalam tabung yang berisi media 5. Inkubasi selama 12-24 jam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil No 1 Nama Sampel Tetes mata insto Mikroba +/+ keterangan Terjadi pertumbuhan mikroorganisme (keruh) 2 Spuit 3 ml Tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme (bening) 3 Kasa steril Tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme (bening)

Pembahasan Pada praktikum ini dilakukan uji sterilitas sediaan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sediaan yang harus steril memenuhi syarat berkenaan dengan uji sterilitas seperti tertera pada masing-masing monografi. Media yang dipilih adalah Tioglikonat, media ini dipilih karena memenuhi syarat media uji dimana mampu menunjukan pertumbuhan yang nyata dalam semua wadah media yang diinokulasi dalam kurun waktu 7 hari. Selain itu media Tioglikonat mampu menumbuhkan bakteri anaerob dan aerob, sehingga tidak hanya salah satu jenis bakteri yang dapat dilihat pertumbuhannya. Berdasarkan hasil praktikum yang didapat , sediaan tetes mata insto menhasilkan hasil positif (+) yang artinya medium tersebut ditumbuhi oleh mikroorganisme. . Kemungkinan hasil positif dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu teknik yang salah atau kontaminasi lingkungan pada proses

pengerjaan maupun pengujian sterilitas, selain itu kualitas dari media pertumbuhan bakteri juga dapat mejadi salah satu faktor. Pada sediaan spuit dan kasa steril dihasilkan hasil negative (-) yang artinya bahwa medium tersebut tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Berdasarkan hasil ini sediaan spuit dan kasa steril memenuhi syarat sediaan dinyatakan steril, sedangkan sediaan tetes mata insto tidak memenuhi syarat.

BAB V KESIMPULAN

1. Uji sterilitas merupakan uji yang dilakukan terhadap sediaan steril untuk mengetahui adanya mikroorganisme pada sediaan. 2. Factor-faktor yang menyebabkan terjadi kontaminasi sediaan yaitu teknik yang salah atau kontaminasi lingkungan pada proses pengerjaan maupun pengujian sterilitas, selain itu kualitas dari media pertumbuhan bakteri juga dapat mejadi salah satu faktor. 3. Berdasarkan hasil ini sediaan spuit dan kasa steril memenuhi syarat sediaan dinyatakan steril, sedangkan sediaan tetes mata insto tidak memenuhi syarat.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/112837700/Uji-Sterilitas-Sediaan

http://mediaananda.blogspot.com/2011/12/pengujian-sterilitas.html

http://aceh.tribunnews.com/2012/05/18/uji-sterilitas-tetes-mata

You might also like