You are on page 1of 7

USAHA SPEKULATIF

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan

Disusun oleh : A 2010 107006015 Fiqri Rohman

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2013

1.

Pengertian Apa yang dimaksud dengan bisnis spekulatif? Ditilik dari etimologinya, istilah spekulatif dalam bahasa Indonesia ini berasal dari kata dalam Bahasa Inggris, yaitu speculative, yang juga berasal dari suatu kata dalam Bahasa Latin, yaitu speculari, yang berarti melihat kedepan. Di negara-negara Barat itu sendiri, bisnis spekulatif dapat diartikan sebagai bisnis yang memperdagangkan barang / komoditi yang tidak ada atau belum ada, dengan kata lain, pelaku bisnis berspekulasi mengenai harga komoditi tersebut di masa mendatang. Di Indonesia ini sendiri, arti bisnis spekulatif adalah lebih luas, yaitu semua bisnis yang memiliki hasil yang tidak pasti. Dengan kata lain, pelaku bisnis harus berspekulasi untuk melakukan bisnisnya. Bukan hanya itu, bisnis spekulatif di Indonesia juga mencakup money game dan investasi dengan bunga diatas dari yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2.

Ciri-ciri bisnis spekulatif 1) Memiliki hasil yang tidak pasti dan susah ditebak 2) Memperdagangkan sesuatu yang tidak ada atau belum ada 3) Money game 4) Menjanjikan keuntungan yang besar tanpa perlu berusaha 5) Mewajibkan pelaku bisnis / investor untuk membayar dimuka 6) Keuntungan yang bersifat flat 7) Perdagangan structured product

3.

Kelebihan dan Kekurangan bisnis spekulatif Kelebihan Memungkinkan pebisnis untuk meraih keuntungan besar dengan sedikit usaha dan modal. Melalui perdagangan spekulatif pada komoditi, harga pasaran dapat terkontrol pada level tertentu, ketika panen berlebih dan harga turun, spekulan akan memborong komoditas tersebut, sehingga harga menjadi lebih tinggi dan menguntungkan petaninya, ketika harga komoditi tersebut menjadi sangat tinggi, spekulan akan menjual komoditas tersebut secara besar-besaran sehingga menurunkan harga pasaran ke level yang lebih terjangkau bagi masyarakat

Kekurangan Susah ditebak, sehingga pebisnis yang kurang familiar dengan berspekulatif dapat rugi besar. Mungkin saja setelah spekulan membeli suatu komoditas dalam jumlah banyak, harga pasaran komoditas tersebut masih saja merosot. Sering merupakan selubung atas money game yang bertujuan untuk menyedot uang investornya. Spekulasi terhadap komoditas dapat menyebabkan menggembungnya ekonomi, dimana volume perdagangan terlihat besar walau pada kenyataannya tidak seperti itu. Para pengamat ekonomi mengatakan bahkan salah satu penyebab naiknya harga minyak dunia adalah karena penggembungan ini.

4.

Contoh dari bisnis spekulatif Bisnis spekulatif memiliki banyak bentuk, penyedia jasa dan metode transaksinya. Berikut adalah contoh-contoh bisnis spekulatif yang diadakan oleh bank dalam bentuk perdagangan structured product : 1) Dual Currency Deposit Dual Currency Deposit (DCD) merupakan deposito jangka pendek yang di dalamnya terdapat kemungkinan terjadi konversi antara valuta asing dengan mata uang rupiah, yang bunganya dihubungkan dengan pergerakan kurs dari dua mata uang tersebut. Pada saat jatuh tempo, nasabah akan menerima pokok dan bunga dalam mata uang penempatan deposito atau dalam mata uang pasangannya, tergantung mana yang lebih lemah dibandingkan dengan kurs konversi yang disetujui. Jumlah deposito: Rp 1 miliar Mata uang deposito: Rupiah Mata uang pasangan: US$ Tenor: 1 bulan Bunga: 15 persen/annual Strike level: 11.000

Pada saat jatuh tempo, Nasabah akan menerima pokok dan bunga dalam mata uang yang lebih lemah. Skenario 1: Jika Kurs spot < strike: 11.000 Kurs Spot: 10.000 Mata uang yang diterima: US$ Jumlah yang diterima: Rp 1 miliar + (Rp 1 miliar * 15% * 30/360) = Rp 1.0125 miliar/12000 = US$ 101.250 Skenario 2: jika kurs spot > strike: 11.000 Kurs spot: 12.000 Mata uang yang diterima: Rp Jumlah yang diterima: Rp 1 miliar + (Rp 1 miliar * 15% * 30/360) = Rp 1.0125 miliar. Bank yang menawarkan produk ini dan menjadi favorit nasabahnya adalah HSBC.

2) Callable Forward Callable forward adalah instrumen investasi yang dilakukan nasabah dengan melakukan kombinasi transaksi forward dan option, misalnya nasabah long forward and short call option, dengan harapan untuk memperoleh harga yang lebih baik dari harga pasar. Nasabah melakukan kontrak forward dan option selama 3 bulan dengan bank, dengan total 12 (dua belas) kontrak option, sejak 1 Desember 2008 sampai dengan 16 Februari 2009, dengan rincian sebagai berikut: Volume: US$ 5 juta Kurs Spot Rate: 12.000 Nasabah melakukan kontrak forward 3 bulan dengan cara melakukan : buy call option: strike price = 12.300 sell put option: strike price = 12.300

Akibat dari pembelian valuta asing yang dilakukan melalui transaksi callable forward ini, nasabah memperoleh keuntungan transaksi sebesar Rp 19,5 miliar atau sekitar US$ 1,5 juta, dari yang seharusnya hanya Rp 3,5 miliar atau ekuivalen US$ 270 ribu dengan rincian:
3

Rupiah terus mengalami pelemahan, di mana spot price pada 16 Februari 2009 mencapai Rp 13.000/US$ Pada saat kurs melemah, yang terjadi adalah: Nasabah akan meng-exercise call option-nya sehingga nasabah dapat membeli diharga Rp 12.300, namun membiarkan put optionnya worthless,

sehingga nasabah menjual pada harga pasar. Kurs konversi yang digunakan juga dapat berbeda-beda tergantung kesepakatan nasabah dengan bank. Contoh lain callable forward: Nasabah PT X akan menerima export proceed dalam US$ dan bermaksud menjual US$ tersebut tersebut secara mingguan dalam satu tahun ke depan (total kontrak sebanyak 52 kontrak), melalui transaksi callable forward dengan harapan memperoleh rate yang lebih baik dari market rate, dengan rincian sebagai berikut: Deal date : 1 Desember 2008 Tenor : 1 tahun jatuh tempo tanggal 1 Desember 2009 Spot rate : 12.000 Callable forward rate 1 year: 13.000 = strike price Dalam transaksi callable forward, PT X melakukan sell call dengan nominal US$ 1 juta dan melakukan buy put dengan nominal US$ 1 juta.

3) Knock Out Forward Weekly Accumulator Produk ini juga menciptakan artifisial demand dolar yang tinggi. Selain itu juga akan semakin menguntungkan bank jika dolar terus menguat. Sementara nasabah tidak bisa untuk membatalkan kontrak. Sebaliknya jika dolar yang melemah sampai dibawah nilai kontrak dalam jangka waktu tertentu bank mempunyai hak untuk membatalkan kontrak. Contoh kontrak accumulator: Spot rate: 9.400 Selling rate: US$ 1=Rp 9.650 Knock out rate: US$ 1=Rp 9.000 National ammount: US$ 250 ribu. Transaksi: 1 tahun (52 kali transaksi)
4

Berdasarkan kontrak tersebut berarti : Apabila spot rate US$/Rp pada ficing expiry date berada di atas Rp 9.000, tetapi dibawah Rp 9.650, pihak pertama harus menjual kepada pihak kedua (bank) US$ 250 ribu dengan menerima rupiah dengan rate US$ 1=Rp 9.650 Apabila spot rate US$/Rp berada pada atau di atas Rp 9.650, pihak pertama harus menjual kepada pihak kedua (bank) US$ 500 dengan tetap menerima rupiah dengan rate US$ 1=Rp 9.650 Apabila spot rate US$/IDR berada pada atau dibawah Rp 9.000, maka tidak ada transaksi pada tanggal tersebut (knock out) dan pihak pertama menjual US$ pada harga pasar.

4) Contoh lain dari bisnis spekulatif adalah bisnis-bisnis perdagangan maya yang disediakan oleh perusahaan Future. Perdagangan Indeks Saham Indeks saham merupakan gabungan dari saham-saham unggulan dari berbagai sektor. Indeks saham ini merupakan patokan terhadap kinerja dari pasar modal di suatu negara. Contoh di Indonesia adalah indeks saham IHSG (indeks Harga Saham Gabungan). Indeks saham yang diperdagangkan ini adalah berupa kontrak (futures). Perdagangan Komoditi Resiko dalam perdagangan komoditi, selain dari gagal janji, disebabkan oleh fluktuasi harga. Harga sangat ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar komoditi. Permintaan ditentukan oleh pertambahan penduduk, pertambahan penggunaan, penggunaan baru dan karena substitusi. Penawaran beribah karena pertambahan kapasitas produksi (luas lahan yang ditanam atau pabrik baru yang dibangun), musim, cuaca baik atau buruk, larangan atau insentip pemerintah, bencana alam maupun perang atau perdamaian. Jadi banyak sekali faktor yang tidak bisa diramalkan. Hal inilah yang mendorong timbulnya kebutuhan akan lindung nilai. Kebutuhan akan lindung nilai dipenuhi dengan pembuatan kontrak di LUAR mau di DALAM Bursa. Mula-mula kebutuhan akan lindung nilai ini hanya dirasakan dalam perdagangan komoditi pertanian , tetapi makin lama kebutuhan itu dirasakan untuk semua macam komoditi, termasuk komoditi

keuangan, cuaca, ekonomi, perbankan dlsbnya. Untuk semua itu dibuatkan kontrak. Beberapa dari kontrak itu diperdagangkan di bursa yang terlanjur dinamakan Bursa Komoditi, meski sebenarnya dinamakan Bursa Kontrak. Contoh komoditi yang sering diperdagangankan adalah emas, perak, aluminium, kopi, minyak, kopi, gandum, dan bahkan gula. Perdagangan kontrak komoditi dilakukan dibursa (kontrak) komoditi di berbagai negara misalnya di : London Commodity Exchange yang sekarang bernama Euronext LIFFE New York Board of Trade (NYBOT) London Metal Exchange Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange-JFX) Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI)(Indonesian Commodity and Derivatives Exchange-ICDX) Perdagangan Forex (Foreign Exchange = Valuta Asing) FOREX (Foreign Exchange) atau yang lebih dikenal dengan istilah Valas (Valuta Asing) merupakan suatu jenis perdagangan yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya yang melibatkan pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan Menurut survei BIS (Bank International for Settlement bank sentral dunia), yang dilakukan pada akhir tahun 2004, nilai transaksi pasar forex mencapai lebih dari USD$1,4 Trilyun per harinya (Th 2009 sudah melebihi USD $3 Trilyun per hari).

You might also like