You are on page 1of 6

Hubungan Iklim dan Vegetasi Terhadap Pembentukan Tanah

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman 1

Disusun Oleh:
RANNY TRYANI ICHSAN SYAH PUTRA DAIYAN RAMADHAN WINDY AMORITA MUHAMMAD FAUZI 150510120171 150510120181 150510120184 150510120185 150510120186

FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS PADJAJARAN JATINANGOR 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya sehingga kami menyelesaikan tugas mata kuliah Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman dengan judul Hubungan iklim dan vegetasi terhadap pembentukan tanah Makalah ini berisi tentang proses pembentukan tanah yang disebabkan oleh faktor iklim dan vegetasi. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih atas semua pihak yang telah membantu terutama kepada ibu dosen Rina Devnita yang telah mengajarkan kepada kami mata kuliah KTNT I dalam menyusun makalah ini. Serta sumber-sumber pustaka baik yang berupa jurnal dan yang lainnya. Kritik dan saran yang bersifat membangun kami tunggu demi perbaikan makalah ini.

Jatinangor, Maret 2013

Anggota kelompok 3

Proses Pembentukan Tanah Dalam proses pembentukan tanah ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yang dibedakan menjadi dua golongan yaitu faktor pembentukan tanah secara aktif dan pasif. Dalam faktor pembentukan tanah pasif meliputi bahan induk, topografi, dan waktu. Sementara faktor pembentukan tanah aktif meliputi iklim dan makhluk hidup.

Hubungan Iklim Terhadap Pembentukan Tanah Iklim adalah rata rata cuaca semua energy untuk membentuk tanah datang dari matahari berupa penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Energi matahari menyebabkan fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan gerakan angin menyebabkan transfirasi dan evaporasi (keduanya disebut evafotransfirasi). Akibat langsung dari gerakan angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan secara tidak langsung berupa pemindahan panas. Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua, yaitu suhu dan curah hujan. a. Suhu atau Temperatur Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula. Pelapukan merupakan proses alamiah akibat bekerjanya gaya-gaya alam baik secara fisik maupun kimiawi yang menyebabkan terjadinya pembelahan-belahan penyusunannya menjadi material lepas (regolit) dipermukaan bumi. Kecepatan proses pelapukan bebatuan dapat dikondisikan oleh jenis dan komposisi mineral/senyawa kimiawi penyusunnya: Batuan sediment umumnya tidak melapuk secepat batuan beku maupun batuan peralihan dan batu pasir lebih resisten ketimbang batu kapur.

Batuan yang komposisi mineral lebih kompleks akan melapuk lebih mudah ketimbang yang lebih sederhana, karena dengan demikian kompleksnya komposisi akan makin variatif pori-pori antara molekul yang terbentuk dan makin tidak rata permukaannya, sehingga makin mudah mengalami proses pelapukan.

Batuan lebih cepat lapuk ketimbang batuan asam karena terkait lebih sedikitnya senyawa lain yang mudah lapuk.

Proses Pelapukan : Proses Pelapukan Fisik Proses mekanik yang menyebabkan bebatuan masif pecah hancur terfragmentasi menjadi partikel-partikel kecil tanpa ada perubahan kimiawi. Terjadi karena Perubahan suhu yang drastis (sangat dingin di Kutub dan sangat panas di Padang Pasir), Hantaman air hujan, Penetrasi Akar, Aktivitas Makhluk Hidup lainnya. Proses Pelapukan Kimia: Proses Pelapukan yang diikuti terjadinya perubahan sifat kimiawi meliputi : o Pelarutan (solubilitasi) o Hidrasi o Karbonatasi o Hidrolisis o Asidifikasi (pengasaman) o Oksidasi o Reduksi

b. Curah hujan Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah). Climosequence : pembentukan tanah yang hanya dipengaruhi oleh faktor iklim, sedang faktor yang lain konstan.

Hubungan Iklim Terhadap Pembentukan Tanah

Semua mahkluk hidup, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati mempunyai pengaruh terhadap pembentukan tanah. Diantara makhluk hidup yang paling berpwngaruh adalah vegetasi, karena jumlahnya yang banyak. Sedangkan hewan dan manusia berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi. Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal: a. Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air. b. Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk dipermukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah. c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi didaerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifatsifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.

Daftar Pustaka

You might also like