You are on page 1of 18

PENGENDALIAN SOSIAL

(SOCIAL CONTROL)
Akhir-akhir ini sering kita membaca,
mendengar dan melihat banyak terjadi kasus
penyimpangan di masyarakat. Pembunuhan,
mutilasi, pemerkosaan, penipuan, narkoba dan
sebagainya, selalu menjadi berita utama di media
massa. Masyarakat semakin dibuat resah dengan
berbagai peristiwa tersebut. Berbagai upaya telah
dilakukan, baik secara preventif maupun represif,
untuk mengendalikan berbagai penyimpangan yang
terjadi di masyarakat. Berbagai analisa bergulir
terhadap terjadinya sebuah kasus, tetapi terkadang tindakan solutif dan preventif
tidak terealisasi. Artinya, penyimpangan sosial tetap menjadi tontonan dan momok
bagi masyarakat. Timbul pertanyaan, mengapa banyak terjadi penyimpangan
sosial? Bisakah terbentuk sebuah masyarakat tanpa penyimpangan?
Upaya untuk mengantisipasi dan memberikan solusi terhadap penyimpangan
sosial dikenal dengan pengendalian sosial (social control). Pengendalian sosial
merupakan sebuah proses yang direncanakan atau tidak direncanakan dengan
tujuan mengajak, membimbing, bahkan memaksa masyarakat agar mematuhi nilai-
nilai atau aturan-aturan yang berlaku, atau dengan kata lain pengendalian sosial
merupakan tindakan pengawasan terhadap perilaku anggota masyarakat agar tidak
melakukan penyimpangan.

Manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa


lepas dari orang lain. Interkasi sosial merupakan
bentuk dari hubungan antar manusia yang saling
membutuhkan. Dalam berinteraksi tersebut tidak
jarang timbul masalah, misalnya terjadi beda pendapat,
salah paham, berselisih dam kemudian berkelahi. Adu
fisik terkadang dianggap sebagai alternatif penyelesaian masalah, padahal
kenyataannya justru menambah masalah baru. Benar tidak ? Pernahkah kalian

Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 1


berbuat seperti itu? Bagaimana sikap kita jika timbul masalah dengan orang lain?
Tentunya kita semua berharap masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik
dan akan kembali pada situasi dan kondisi semula, sehingga akan terwujud suatu
keseimbangan sosial (social equilibrium). Hal penting yang perlu diperhatikan,
bahhwa untuk menciptakan keseimbangan sosial tersebut diperlukan upaya-upaya
menghilangkan penyimpangan-penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat.
Perhatikan gambar berikut ini.

Gambar disamping adalah pihak keamanan


atau kepolisian yang merupakan salah satu
agen dalam pengendalian sosial, dimana
kepolisian memiliki tugas dan tanggung
jawab untuk menghilangkan berbagai
bentuk penyimpangan di masyarakat
dengan tujuan terciptanya keamanan dan
ketertiban dalam masyarakat.

A. DEFINISI PENGENDALIAN SOSIAL

Friends…what the meaning of


Social Control?
Social control atau pengendalian sosial adalah sesuatu yang
nyata dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk upaya untuk
menciptakan kondisi yang mereka inginkan. Ada beberapa pendapat
tentang definisi pengendalian sosial, antara lain:
Astrid S. Susanto mengemukakan, bahwa pengendalian sosial adalah
kontrol yang bersifat psikologis dan nonfisik karena merupakan “tekanan
mental” terhadap individu sehingga individu akan bersikap dan bertindak
sesuai dengan penilaian dalam kelompok tersebut.
Joseph Roucek mengemukakan bahwa pengendalian sosial merupakan
segala proses, baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan yang
bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga masyarakat agar
mematuhi kaidah/norma/aturan yang berlaku di masyarakat.

Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 2


Menurut Berger, pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan
masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang.
Karel Veeger mendefinisikan pengendalian sosial sebagai kelanjutan dari
proses sosialisasi dan berhubungan dengan cara-cara dan metode-metode
yang dipergunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras
dengan kehendak kelompok atau masyarakat, yang jika dijalankan secara
efektif, perilaku individu akan konsisten dengan tipe perilaku yang
diharapkan.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa upaya untuk mewujudkan kondisi seimbang
didalam masyarakat disebut pengendalian sosial (Social Control).
Menurut Koentjaraningrat, ada tiga proses sosial yang perlu mendapat
pengendalian sosial, yaitu:
1. Ketegangan sosial yang terjadi antara adat-istiadat dan
kepentingan individu.
2. Ketegangan sosial yang terjadi karena adanya
pertemuan antar golongan khusus.
3. Ketegangan sosial yang terjadi karena golongan yang
melakukan penyimpangan secara sengaja menentang
tata kelakuan atau peraturan.

B. JENIS PENGENDALIAN SOSIAL


Siapa saja yang terlibat dalam pengendalian sosial? Berdasarkan pihak yang
melakukan pengendalian soaial, jenis-jenis pengendalian sosial terdiri dari:
1. Pengendalian individu terhadap individu lain. Hal ini terjadi jika individu
melakukan pengawasan terhadap individu lain, baik disadari maupun tidak.
Contohnya:
Guru yang menasehati muridnya yang berbuat kesalahan
Amir menyuruh adiknya agar berhenti berteriak-teriak.
Tono mengawasi adiknya agar tidak berkelahi.

Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 3


2. Pengawasan individu dengan kelompok.
Guru mengawasi ujian di kelas.
Polisi mengatur lalu lintas.
Bapak memerintah anak-anaknya untuk segera
belajar dari pada ribut terus.

Dari contoh di atas guru, polisi, dan bapak sebagai individu yang melakukan
pengendalian sosial terhadap kelompok individu, yaitu murid, pengguna jalan dan
anak-anak.

3. Pengawasan kelompok dengan individu.


Bapak dan Ibu Nabil selalu mengontrol perilaku anak tunggalnya.
Kawanan massa menghajar seorang pencopet.
Tim gabungan polisi yang menangkap seorang pengedar narkoba
Dari contoh di atas Bapak dan Ibu, kawanan massa , dan tim gabungan polisi
merupakan kelompok pengendali sosial terhadap seorang individu, yaitu anak
tunggal, seorang pencopet, dan pengedar narkoba.

4. Pengawasan antar kelompok.


Contoh:
Pengawasan oleh KPK kepada DPR
Dua perusahaan yang melakukan joint venture (patungan) selalu melakukan
saling pengawasan.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memeriksa Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas).
Dua atau lebih negara berkembang bergabung dalam pengawasan
peredaran obat-obatan terlarang.
Dari contoh di atas, KPK, kelompok orang dalam perusahaan, BPK dan
Negara yang mengawasi atau sebagai pengendali sosial kelompok lain yaitu DPR,
perusahaan, Depdiknas dan negara berkembang.

Sadarkah anda jika pernah


mengawasi dan selalu
diawasi orang lain?
Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 4
C. SIFAT PENGENDALIAN SOSIAL
Bagaimana masyarakat melakukan pengendalian sosial
terhadap perilaku anggotanya? Ada dua sifat yang dipakai dalam
pengendalian sosial, yaitu :
1. Preventif: yaitu pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadi
pelanggaran, artinya mementingkan pada pencegahan agar tidak terjadi
pelanggaran.
Contoh:
Seoarang bapak menasehati anaknya agar tidak merokok
Untuk mencegah anaknya berkelahi Ibu Amir menyuruh anak-anaknya
tidak bermain di luar rumah.
Tidak bosan-bosannya guru menasehati murid-
muridnya untuk segera pulang dan tidak nongkrong-
nongkrong dulu di jalanan; untuk menghindari
terjadinya tawuran pelajar, merokok atau terlibat
narkoba.
2. Represif: adalah pengendalian sosial yang dilakukan setelah orang
melakukan suatu tindakan penyimpangan (deviasi). Pengendalian sosial ini
bertujuan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum terjadinya tindakan
penyimpangan.
Contoh pengendalian represif yang betul, misalnya :
Pemberian hukuman bagi seseorang yang melakukan pelanggaran
Hakim menjatuhkan hukuman kepada terpidana.
Pak Darmawan di PHK karena korupsi.

Nah, kalian kini telah mempelajari dan


memahami dua sifat pengendalian
sosial. Cobalah kalian cari contoh-
contoh lain agar kalian lebih
memahaminya. Diskusikan dengan
teman atau guru, okeee….

Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 5


D. TEKNIK PENGENDALIAN SOSIAL
Kita sering mendengar, membaca dan melihat banyaknya penyimpangan
yang terjadi di masyarakat. Terjadinya tawuran antara kelompok masyarakat yang
kadang-kadang berbau SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan), pembunuhan,
perampokan, kasus narkoba dan lain-lain. Dengan berbagai peristiwa tersebut,
apakah yang bisa kita lakukan? Bagaimana cara pengendalian sosial yang
sebaiknya dilakukan kelompok masyarakat tersebut? Bagaimana cara Anda
mengatasinya bila itu terjadi di lingkungan Anda? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan
reflektif yang mengingatkan kita sebagai mahluk sosial.
Bila dilihat dari segi cara pengendaliannya, dapat dikelompokkan dalam
beberapa cara/teknik, yaitu:
a. Persuasif
Persuasif merupakan cara pengendalian tanpa kekerasan. Cara
pengendalian lebih menekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing
anggota masyarakat agar dapat bertindak sesuai dengan aturan atau norma yang
berlaku di masyarakat, terkesan halus dan berupa ajakan atau himbauan. Contoh:
1. Tokoh masyarakat membina warganya yang bertikai agar selalu hidup rukun,
menghargai sesama, mentaati peraturan, dan menjaga etika pergaulan..
2. Seorang ibu dengan penuh kasih sayang menasehati anaknya yang ketahuan
mencuri. Ibu itu berusaha memberi pengertian pada anaknya bahwa mencuri
itu perbuatan yang tercela dosa dan sangat merugikan orang lain. Mencuri itu
akan berakibat buruk pada kehidupannya
kelak. Ia akan menjadi orang terkucil dan
tersingkir dari masyarakat.
3. Guru membina dan menasehati muridnya
yang ketahuan merokok di sekolah. Dengan
penuh kewibawaan dan kesabaran guru
tersebut menanamkan pengertian bahwa
merokok itu merusak kesehatan, merugikan
orang lain, dan juga merupakan pemborosan.

Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 6


b. Koersif
Cara koersif lebih menekankan pada tindakan atau ancaman yang
menggunakan kekerasan fisik. Tujuan tindakan ini agar si pelaku jera dan tidak
melakukan perbuatan buruknya lagi. Jadi terkesan kasar dan keras. Cara ini
hendaknya merupakan upaya terakhir sesudah melakukan cara persuasif, contoh:
1. Massa menghajar perampas sepeda motor agar jera. Tindakan tersebut
sebenarnya dilarang secara hukum, karena telah main hakim sendiri. Namun
cara tersebut dilakukan masyarakat dengan maksud agar para perampas
sepeda motor lainnya takut untuk berbuat serupa.
2. Penerapan hukuman mati bagi pelaku kejahatan. Hal ini dilakukan agar para
pelaku kejahatan atau orang yang akan berniat
jahat menjadi takut untuk melakukan tindak
kejahatan.
3. Orang tua yang menjewer telinga anaknya
yang nakal. Hal ini dilakukan dengan harapan
anaknya tidak melakukan kesalahan lagi.

E. CARA DAN BENTUK PENGENDALIAN SOSIAL


Robert M.Z Lawang mengemukakan beberapa cara dan bentuk
pengendalian sosial yang biasanya dilakukan orang dalam suatu masyarakat untuk
mengontrol perilaku orang lain yang menyimpang, antara lain:
1. Desas-desus (Gosip), yaitu “kabar
burung” atau “kabar angin” yang
kebenarannya sulit dipercaya.
Namun dalam masyarakat
pengendalian sosial ini sering
terjadi. Gosip sebagai bentuk
pengendalian sosial yang diyakini
masyarakat mampu untuk membuat pelaku pelanggaran sadar akan
perbuatannya dan kembali pada perilaku yang sesuai dengan nilai dan
norma dalam masyarakat. Gosip kadang dipakai sebagai alat untuk
mengangkat popularitas seseorang, misalnya artis, pejabat, dsb.

Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 7


2. Kekerasan Fisik, dilakukan sebagai alternatif terakhir dari pengendalian
sosial, apabila alternatif lain sudah tidak dapat dilakukan. Namun banyak
kejadian, perlakuan ini terjadi tanpa melakukan bentuk pengendalian sosial
lain terlebih dahulu. Contoh:
o Seorang bapak memukul anaknya karena
membantah dan berani kepada orang tua.
o Rumah dukun santet dibakar.
o Petugas keamanan menembak perusuh
tanpa tembakan peringatan terlebih
dahulu.
3. Hukuman (Punishment), adalah sanksi negatif
yang diberikan kepada pelaku pelanggaran
tertulis maupun tidak tertulis. Pada lembaga
formal diberikan oleh Pengadilan, pada lembaga
non formal oleh Lembaga Adat.
4.Intimidasi, yaitu
berhubungan dengan segala hal yang membuat pelaku
menjadi takut sehingga ia mengakui perbuatannya.
Intimidasi biasanya berupa ancaman, misalnya: penetapan
hukuman mati bagi pengedar narkoba merupakan
ancaman agar tidak ada lagi yang berani mengedarkan
narkoba.
5. Ostratisme, yaitu pengendalian dengan cara pengucilan. Hal ini dilakukan
agar orang menyadari perbuatannya sehingga ia bisa berbaur kembali
dengan orang lain. Misalnya, anak yang sombong dikucilkan dan dijauhi oleh
teman-temannya.

Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 8


F. FUNGSI PENGENDALIAN SOSIAL
Kalian sudah mempelajari dan memahami uraian tentang pengendalian
sosial, dan ternyata pada hakikatnya ada dua fungsi pengendalian sosial, yaitu:
1. Meyakinkan masyarakat tentang kebaikan norma.
Usaha ini ditempuh melalui pendidikan baik formal maupun non formal. Melalui
pendidikan formal ditanamkan kepada peserta didik kesadaran untuk patuh
aturan, sadar hukum dan sebagainya melalui mata pelajaran-mata pelajaran
yang ada. Melalui pendidikan non formal, mass media dan alat-alat komunikasi
menyadarkan warga masyarakat untuk beretika baik, tertib lalu lintas, dan
sebagainya.
2. Mempertebal kebaikan norma.
Hal ini dilakukan dengan cara mempengaruhi alam pikiran seseorang dengan
legenda, hikayat-hikayat, cerita-cerita rakyat maupun cerita-cerita agama yang
memiliki nilai-nilai terpuji, contohnya cerita Malin Kundang, cerita Nabi
Sulaiman, dan sebagainya.

G. PERANAN PRANATA SOSIAL DALAM


PENGENDALIAN SOSIAL
Peranan pranata sosial atau lembaga sosial dalam pengendalian sosial yang
terjadi di masyarakat adalah sangat besar dan dibutuhkan, khususnya terhadap
perilaku yang menyimpang demi keseimbangan sosial.
Lembaga sosial merupakan wadah/tempat
dari aturan-aturan khusus, wujudnya
berupa organisasi atau asosiasi. Contohnya
KUA, mesjid, sekolah, partai, CV, dan
sebagainya. Sedangkan pranata sosial
adalah suatu sistem tata kelakuan yang
mengatur perilaku dan hubungan antara
anggota masyarakat agar hidup aman, tenteram dan harmonis. Dengan bahasa
sehari-hari kita sebut “aturan main/cara main”. Jadi peranan pranata sosial sebagai
pedoman kita berperilaku supaya terjadi keseimbangan sosial. Pranata sosial

Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 9


merupakan kesepakatan tidak tertulis namun diakui sebagai aturan tata perilaku dan
sopan santun pergaulan. Contoh: kalau makan tidak berbunyi, di Indonesia
pengguna jalan ada di kiri badan jalan, tidak boleh melanggar hak orang lain, dan
sebagainya.
Pranata sosial atau lembaga sosial yang terdapat dalam masyarakat yang
dipakai sebagai pengendalian sosial dapat dilakukan oleh:
1. Polisi, sebagai aparat negara, bertugas
memelihara keamanan dan ketertiban,
mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang.
Peran Polisi bukan hanya menangkap, menyidik,
dan menyerahkan pelaku pelanggaran ke
instansi lain seperti Kejaksaan, tetapi juga
membina dan mengadakan penyuluhan terhadap orang yang menyimpang
dari hukum.
2. Pengadilan, merupakan alat pengendalian sosial untuk menentukan
hukuman bagi orang yang melanggar peraturan. Tujuannya agar orang
tersebut jera dan sadar atas kesalahan yang diperbuatnya, serta agar orang
lain tidak meniru berbuat hal yang melanggar hukum atau merugikan orang
lain. Sanksi yang tegas akan diberikan bagi mereka yang melanggar hukum,
berupa denda, kurungan atau penjara.
3. Adat, merupakan lembaga atau pranata sosial yang terdapat pada
masyarakat tradisional. Dalam hukum adat terdapat aturan untuk mengatur
tata tertib tingkah laku anggota masyarakatnya. Adat yang sudah melembaga
disebut tradisi. Pelanggaran terhadap hukum adat dan tradisi akan dikucilkan
atau diusir dari lingkungan masyarakatnya tergantung tingkat kesalahannya
berat atau ringan.
4. Tokoh Masyarakat, adalah orang yang memiliki pengaruh atau wibawa
(kharisma) sehingga ia dihormati dan disegani masyarakat. Tokoh
masyarakat diharapkan menjadi teladan, pembimbing, penasehat dan
petunjuk.
Ada dua macam tokoh masyarakat:

Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 10


tokoh masyarakat formal, misalnya Presiden, Ketua DPR/MPR, Dirjen,
Bupati, Lurah, dsb;
tokoh masyarakat informal, misalnya pimpinan agama, ketua adat,
pimpinan masyarakat.

H. KONSEKUENSI PENGGUNAAN TEKNIK-


TEKNIK PENGENDALIAN SOSIAL
Apa itu konsekuensi? Konsekuensi adalah akibat yang harus ditanggung dari
hasil perbuatan, pemecahan masalah, rencana atau langkah yang sudah diambil.
Teknik-teknik atau cara-cara pengendalian sosial adalah persuasif, koersif, melalui
sosialisasi, melalui tekanan. Ternyata cara-cara atau teknik-teknik dalam
pengendalian sosial tersebut tidak semuanya cocok kita terapkan dalam kondisi,
situasi, waktu dan tempat yang sama. Oleh karena itu kita perlu hati-hati dalam
penerapan cara pengendalian sosial tersebut. Konsekuensi yang harus kita
tanggung dalam teknik-teknik pengendalian sosial adalah diperlukannya hukum,
pendidikan, agama dan kedisiplinan individu yang betul-betul menunjang terciptanya
keseimbangan sosial. Hukum Hukum adalah aturan yang tertulis yang mengatur hak
dan kewajiban dan hubungan hukum antar manusia. Hukuman adalah penderitaan
yang dijatuhkan secara resmi oleh lembaga yang berwenang terhadap pihak yang
melakukan pelanggaran atau kejahatan. Hukuman adalah sanksi yang negatif.
Sedangkan sanksi positif disebut Re¬wards, yang berupa pujian, hadiah, bagi orang
yang mematuhi aturan sehingga dapat dijadikan teladan. Tujuan hukuman ialah agar
si pelaku menjadi jera atas perbuatannya dan menjadi baik lagi seperti keadaan
sebelum ia menjadi jahat.
1. Pendidikan, baik formal maupun pendidikan informal.
Pendidikan formal adalah pendidikan melalui sekolah sedangkan pendidikan
non formal melalui pergaulan di masyarakat. Pendidikan sekolah akan
mampu membentuk perilaku manusia untuk disiplin, mematuhi tata tertib,
membina hubungan baik dengan sesama. Melalui pergaulan masyarakat
sangat berpengaruh bagi perkembangan pribadi seseorang. Pemahaman
diri, pemahaman masyarakat dan pemahaman nilai-nilai hidup akan

Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 11


membantu terciptanya masyarakat yang terkendali. Pelaku pelanggaran akan
berkurang kalau masyarakat cukup berpendidikan.

2. Agama, adalah bentuk hubungan pribadi antara manusia dengan Allah.


Orang yang beragama akan mencoba agar semua pikiran, ucapan dan
tindakannya sesuai dengan hukum Allah.Tidak ada agama yang
mengajarkan kejahatan. Tidak saling mengganggu, tidak saling menjelekkan,
tidak saling memfitnah, tetapi saling menghargai pihak lain, menghargai
bahwa ada perbedaan (hak untuk berbeda) adalah sikap seorang pemeluk
agama dalam pengendalian sosialnya. Oleh karena itu kalau terjadi
pelanggaran terhadap nilai-nilai dan norma-norma agama seseorang akan
sangat merasa berdosa dan mendapat sanksi berat dari kelompok
agamanya.
3. Kedisiplinan Individu. Masyarakat terdiri dari individu-individu, karena itu
bila semua individu mengusahakan kebenaran, kejujuran dan kedisiplinan,
maka seluruh masyarakat akan menjadi tertib. Orang akan menjadi sedih,
menyesal, karena merasa bersalah, berdosa, merupakan hasil mawas diri
atas introspeksi. Orang yang menyesal akan berusaha memperbaiki
kesalahannya, diminta atau tidak diminta. Oleh karena itu dengan
mendisiplinkan diri sendiri niscaya pelanggaran tidak pernah terjadi.

Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 12


Carilah data berkaitan dengan upaya
pengendalian sosial dari berbagai sumber (koran,
majalah, internet dll). Temukan berbagai macam
praktek penyimpangan sosial dan berikan
tanggapan bagaimana upaya pengendaliannya.
Isikan pada tabel di bawah ini.

NAMA/JUDUL
N
PENYIMPANGA SUMBER IDE/SOLUSI PENGENDALIAN
O
N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kalian sudah mempelajari pengendalian sosial beserta contoh-contohnya.


Nah, untuk lebih memahami dan mengerti, coba berikan contoh pada masing-
masing aspek pengendalian sosial di bawah ini. Good Luck

N PENGENDALIAN CONTOH
O SOSIAL
1.
1 PREVENTIF 2.
3.
1.
2 REPRESIF 2.
3.

Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 13


1.
3 INDIVIDU KE INDIVIDU 2.
3.
INDIVIDU KE 1.
4 2.
KELOMPOK 3.
KELOMPOK KE 1.
5 2.
KELOMPOK 3.
1.
6 KEKERASAN FISIK 2.
3.
1.
7 PERSUASIF 2.
3.

Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 14


1. Pengendalian sosial adalah control yang bersifat psikologis dan nonfisik,
merupakan pendapat yang dkemukakan oleh....
a. Robert M.Z Lawang c. Astrid Susanto
b. Joseph Roucek d. Berger

2. Tujuan dari pengendalian sosial adalah ….


a. mendidik masyarakat awan
b. menghukum orang yang bersalah
c. menciptakan keamanan dan ketertiban
d. meningkatkan pengetahuan masyarakat

3. Seorang ibu menasehati anaknya yang melakukan tawuran merupakan


pengendalian sosial....
a. individu ke individu
b. individu ke kelompok
c. kelompok ke individu
d. kelompok ke kelompok

4. Pemberian hukuman kepada seseorang yang melanggar merupakan


pengendalian sosial....
a. represif c. preventif
b. koersif d. efektif

5. Salah satu tugas polisi sebagai lembaga sosial adalah….


a. membuat keputusan hukum
b. menghukum masyarakat yang bersalah
c. menghakimi pelanggar hukum
d. menciptakan ketertiban dan keamanan masyarakat

Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 15


6. Penggusuran kios-kios atau warung PKL merupakan bentuk pengendalian
sosial....
a. persuasif c. compultion
b. preventif d. koersif

7. Pengendalian dengan menguncilkan seseorang dari suatu kelompok


disebut....
a. adapatas c. fraudulensi
b. intimidasi d. Ostrasisme

8. Berikut ini yang bukan merupakan lemabaga pengendalian di masyarakat


adalah ....
a. pengadilan c. sekolah
b. kepolisian d. Surat keputusan

9. Pengendalian sosial yang menekankan pembinaan rohani dapat dicapai


melalui....
a. denda c. pengorbanan
b. penjara d. Pendidikan agama

10. Pengendalian sosial dapat dilakukan melalui proses....


a. peringatan-teguran-hukuman
b. hukuman-peringatan-teguran
c. teguran-peringatan-hukuman
d. peringatan-hukuman-teguran

Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 16


Jawablah pertanyaandi bawah ini dengan jelas dan benar.
1. Setelah memhami definisi pengendalian sosial dari beberapa ahli sosiologi,
coba berikan pendapatmu tentang definisi pengendalian sosial.
.......................................................................................................................
......................................................................................................................
....................................................................................................................
.......................................................................................................................

2. Jelaskan lembaga-lembaga dalam pengendalian sosial .


.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

3. Sebutkan cara-cara dalam pengendalian sosial beserta contohnya.


.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

4. Jelaskan sifat pengendalian sosial beserta contohnya.


.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

5. Jelaskan upaya-upaya pengndalian sosial menurut Koentjaraningrat.


.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 17


Umargiono, S.Pd: Modul IPS: Pengendalian Sosial 18

You might also like