You are on page 1of 193

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SMA dan bahkan juga di Perguruan Tinggi. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Menurut Cornelius dalam Abdurrahman (2003:253) mengemukakan : Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Pemerintah selalu melakukan penyempurnaan kurikulum untuk

meningkatkan mutu pendidikan. Berdasarkan sumber (http://www.prayudi. wordpress.com) menyatakan : Di antara hasil terbaru penyempurnaan tersebut adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu kelebihan dari kurikulum terbaru ini adalah dinyatakannya pemecahan masalah (problem solving), penalaran (reasoning), komunikasi (communication), dan menghargai kegunaan matematika sebagai tujuan pembelajaran matematika SD, SMP, SMA, dan SMK disamping tujuan yang berkaitan dengan pemahaman konsep yang sudah dikenal guru. Sedangkan berdasarkan hasil belajar matematika, Lerner dalam

Abdurrahman (2003:253) mengemukakan bahwa : kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah.

Dari kedua pernyataan di atas, salah satu aspek yang ditekankan dalam kurikulum adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Suryadi, dkk (dalam Suherman, Erman, dkk UPI, 2003: 83) dalam surveinya tentang current situation on mathematics and science education in Bandung yang disponsori oleh JICA, menyatakan penemuan bahwa :pemecahan masalah matematika merupakan salah satu kegiatan matematika yang dianggap penting baik oleh para guru maupun siswa di semua tingkatan mulai dari SD sampai SMU. Namun hal tersebut dianggap bagian yang paling sulit dalam mempelajarinya maupun bagi guru dalam mengajarkannya. Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya. Sesuai dengan yang dikatakan oleh seorang guru matematika SMP Negeri 1 Lumbanjulu, Ibu L.Simungkalit mengatakan bahwa : Siswa kurang mampu dalam memecahkan masalah pada pokok bahasan kubus dan balok, ini terjadi karena tingkat konsentrasi siswa yang tidak maksimal, yang mungkin disebabkan karena metode yang digunakan tidak cocok atau metode sebelumnya tidak membuat siswa termotivasi sehingga kebanyakan siswa kurang mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi tersebut.

Dari hasil survei peneliti (tanggal 3 Agustus 2012) berupa pemberian tes diagnostik kepada 36 siswa kelas IX SMP Negeri 1 Lumbanjulu menunjukkan bahwa 86,7% dari 36 siswa kesulitan mengerjakan soal penerapan rumus-rumus Kubus dan Balok, 67,1% dari 36 siswa kesulitan mengerjakan soal cerita bentuk aplikasi rumus Kubus dan Balok yang terkait dunia nyata dan 78,9% dari 36 siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal dalam bentuk pemecahan masalah terkait dunia nyata. Dari beberapa uraian di atas penulis dapat simpulkan banyak siswa yang tidak mampu menyelesaikan soal dikarenakan proses pembelajaran yang kurang bermakna sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah. Dengan demikian, tugas guru bukan sekedar mengajarkan ilmu semata kepada siswa, tetapi membantu siswa belajar. Tekanan pembelajarannya harus pada aktivitas siswa untuk belajar, aktif secara mental maupun fisis. Tugas guru adalah memfasilitasi siswa dalam belajar. Menurut Suparno dkk (2002) menyatakan bahwa :dalam pembelajaran yang bermakna perlu ada dua aktivitas, yakni aktif dalam kegiatan berpikir dan aktif dalam berbuat. Artinya, perbuatan nyata siswa dalam pembelajaran merupakan hasil keterlibatan berpikir siswa terhadap obyek belajar dan pengalaman hasil perbuatan siswa itu sendiri, untuk diolah dalam kerangka berpikir dan pengetahuan yang dimilikinya. Salah satu cara yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah dengan penerapan teori vygotsky. Teori vygotsky lebih menekankan pada kemampuan siswa memecahkan masalah dengan menerapkan empat prinsip dalam proses pembelajarannya, yaitu sosiokultural, konsep zone of proximal

development, scaffolding, dan perkembangan mental berangkat dari bidang sosial ke bidang individu. Sehingga dengan menerapkan cara tersebut, siswa akan lebih mudah, cepat, dan mandiri menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Mereka juga mampu memotivasi diri sendiri dalam mengkonstruksi pengetahuan dan berusaha mencapai tujuan yang sudah direncanakan terlebih dahulu. Dengan demikian, tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa akan semakin baik. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul : Penerapan Teori Vygotsky untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah Pada Materi Geometri di Kelas IX SMP Negeri 1 Lumban Julu Tahun Ajaran 2012/2013.

1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah. 2. Minat belajar siswa masih rendah 3. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih rendah. 4. Siswa kurang mampu menerapkan konsep dalam memecahkan masalah matematika. 5. Penguasaan guru terhadap berbagai pendekatan pembelajaran belum optimal.

1.3. Pembatasan Masalah Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi

dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki penulis, maka penulis merasa perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisis hasil penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan terarah. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini terbatas pada menganalisis kendala yang dialami siswa kelas IX SMP Negeri 1 Lumbanjulu dalam memecahkan masalah dan upaya penanggulangan kesulitan siswa melalui penerapan teori vygotsky sehingga hasil belajar siswa memecahkan masalah pada pokok bahasan kubus dan balok dapat ditingkatkan. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah dengan menerapkan teori vygotsky pada pokok bahasan kubus dan balok? 2. Apakah dengan penerapan teori vygosky meningkatkan minat siswa memecahkan masalah pada pokok bahasan kubus dan balok? 3. Apakah dengan penerapan teori vygotsky meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah pada pokok bahasan kubus dan balok? 1.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pokok permasalahan di atas adalah :

1. Menentukan tingkat pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menerapkan teori belajar vygotsky pada pokok bahasan kubus dan balok. 2. Mengetahui minat siswa dalam memecahkan masalah metematika dengan menerapkan teori vygotsky dapat meningkat. 3. Mengetahui kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dengan menerapkan teori vygotsky dapat meningkat.

1.6. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini selesai diharapkan dapat bermanfaat bagi semua kalangan, diantaranya yakni: 1. Bagi guru/calon guru yaitu sebagai informasi mengenai hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah yang diajar dengan menerapkan teori vygotsky pada pokok bahasan kubus dan balok. 2. Bagi peneliti yaitu hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk menerapkan teori belajar Vygotsky pada pokok bahasan kubus dan balok maupun pokok bahasan yang lain dan dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar matematika di dalam kelas. 4. Bahan informasi bagi penelitian sejenis.

5. Bagi orangtua, diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan untuk dapat membantu siswa dalam membantu proses belajarnya di rumah. 6. Bagi pimpinan sekolah yaitu bisa menjadi bahan pertimbangan kepada tenaga edukatif untuk menerapkan teori belajar Vygotsky dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1

Tinjauan Toeritis

2.1.1. Belajar Mengajar Matematika Belajar marupakan kegiatan setiap orang. Seseorang dikatakan belajar bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Kegiatan atau usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku sendiri merupakan hasil belajar. Belajar dikatakan bermakna bila informasi yang akan dipelajari siswa sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki, sehingga siswa dapat mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang dimiliki.Dalam teori belajar Robert M.Gagne (dalam Asrin 2006:13) mengatakan bahwa : dalam belajar ada dua obyek yang dapat diperoleh siswa, obyek langsung dan obyek tak langsung. Obyek tak langsung antara lain : kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, mandiri(belajar, bekerja, dll), bersikap positif terhadap matematika dan mengerti bagaimana seharusnya belajar. Obyek langsung adalah antara lain : 1. Fakta Contoh fakta ialah angka/lambang bilangan, sudut, ruas garis, simbol dan notasi.

2. Keterampilan Keterampilan adalah kemampuan memberikan jawaban yang benar dan cepat. Misalnya melakukan pembagian cara cepat, membagi bilangan dengan pecahan, menjumlahkan pecahan dan sebagainya. 3. Konsep Konsep merupakan ide abstrak yang memungkinkan kita mengelompokkan benda-benda (obyek) ke dalam contoh. 4. Aturan (Prinsip) Aturan ialah obyek yang paling abstrak, yang dapat berupa sifat, dalil, dan teori. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari pada apa yang telah diketahui orang. Karena matematika merupakan ide-ide yang abstrak yang diberi simbol-simbol maka konsep-konsep matematika harus dipahami lebih dahulu sebelum memanipulasi simbol-simbol itu. Karena itu untuk mempelajari suatu materi yang baru, pengalaman belajar yang lalu akan mempengaruhi proses belajar materi selanjutnya. Dalam proses belajar mengajar matematika terjadi proses berpikir. Seseorang dikatakan berpikir apabila melakukan kegiatan mental dan orang yang belajar matematika selalu melakukan kegiatan mental. Sehingga dalam berpikir, seseorang dapat menyusun hubungan-hubungan antar bagian-bagian informasi sebagai pengertian, kemudian dapat disusun kesimpulan. Dari sini terlihat bahwa belajar matematika itu merupakan proses membangun atau mengkonstruksi

10

konsep-konsep dan prinsip-prinsiptidak sekedar penghafalan yang terkesan pasif dan statis. Akan tetapi belajar itu harus aktif dan dinamis. Dua komponen penting dari pembelajaran dan pengajaran matematika yaitu membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman/pengertian hubungan dan untuk mengkonstruksi /membangun pengetahuan dan konsep matematika. Belajar matematika pada dasarnya merupakan proses yang diarahkan pada suatu tujuan. Tujuan belajar matematika ditinjau dari segi kognitif adalah terjadinya transfer belajar. Transfer belajar matematika dapat dilihat dari kemampuan seseorang menfungsionalkan materi matematika yang dipelajari, baik secara konseptual maupun secara praktis. Menurut Herman Hudoyo (2001:32) bahwa:tujuan belajar matematika secara konseptual dimaksudkan dapat mmecahkan masalah dalam matematika dan mempelajari matematika lebih lanjut. Sedangkan secara praktis dimaksudkan menerapkan pengertahuan pada bidang lainnya. Dalam proses itu juga melibatkan bagaimana bentuk mengajarnya. Mengajar adalah suatu kegiatan dimana pengajar menyampaikan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki kepada peserta didik. Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat dipahami peserta didik, sehingga mengajar bisa dikatakan baik, apabila hasil belajar peserta didik juga baik. Apabila terjadi proses belajar mengajar itu baik, maka dapat diharapkan bahwa hasil peserta didik akan baik pula. Dengan demikian, siswa sebagai subyek akan dapat memahami matematika, selanjutnya dapat mengaplikasikan pada situasi yang baru, seperti masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

11

Seorang guru sebelum terjun di depan kelas membawakan suatu bahan pengajaran, ada dua hal yang harus dilakukan yaitu guru harus menguasai materi yang akan diajarkannya dan memikirkan bagaimana cara menyampaikannya dengan baik. Seorang guru sangat penting mempersiapkan suatu cara yang cocok mengajarkan suatu materi. Kata cocok dapat dilihat dari berbagai segi, misalnya karakteristik siswanya, karakteristik bahan ajar matematika, sarana dan prasarana pendukung dan sebagainya. Menurut Hudoyo (1988:123) menyatakan bahwa : Metode mengajar matematika adalah suatu cara atau teknik mmatematika yang disusun secara sistematika dan logika, ditinjau dari hakekat matematika dan segi psikologinya.dari segi psikologi ini, guru matematika haruslah mempertimbangkan perkembangan intelektual serta kemampuan dan kesiapan siswa tersebut dalam belajar. Pernyataan di atas dapat dimaknai bahwa pertimbangan guru memilih suatu metode mengajar matematika adalah guru harus mengenal karakteristik matematika tersebut dan psikologi pembelajarannya. Siswa akan aktif dalam proses pembelajaran apabila guru mengetahui pengetahuan yang dimiliki siswa, guru harus membawakan matematika ke dalam kehidupan nyata siswa. Apabila guru ingin mengajarkan matematika kepada peserta didik dengan baik dan berhasil maka yang pertama kali guru menetapkan tujuan pembelajaran dan pendekatan apa yang tepat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Pengajaran harus berorientasi terhadap tujuan yang akan dicapai.

12

2.1.2. Kesulitan Belajar Matematika Pada kenyataanya, dalam proses belajar mengajar masih dijumpai bahwa siswa mengalami kesulitan belajar. Kenyataan inilah yang harus segera ditangani dan dipecahkan. Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dalam proses belajar mengajar yang ditandai dengan hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal seperti: fisiologi, faktor sosial, faktor pedagogik. Selain itu, terdapat pula kesulitan khusus dalam belajar matematika seperti: 1. Kesulitan dalam menggunakan konsep Dalam hal ini dipandang bahwa siswa telah memperoleh pengajaran sautu konsep, tetapi belum menguasainya mungkin karena lupa sebagian atau seluruhnya. Mungkin pula konsep yang dikuasai kurang cermat. Hal ini disebabkan antara lain: a. Siswa lupa nama singkatan suatu obyek Misalnya siswa lupa memangkatkan suatu bilangan dengan pangkat dua. b. Siswa kurang mampu menyatakan arti istilah dalam konsep. Misalkan siswa yang mampu menyatakan istilah kuadrat dan kali dua dan mereka menganggap sama. 2. Kesulitan dalam belajar dan menggunakan prinsip Jika kesulitan siswa dalam menggunakan prinsip kita analisa, tampaklah bahwa pada umumnya sebab kesulitan tersebut antara lain:

13

a. Siswa

tidak

mempunyai

konsep

yang

dapat

digunakan

untuk

mengembangkan prinsip sebagai butir pengetahuan yang perlu. b. Miskin dari konsep dasar secara potensial merupakan sebab kesulitan belajar prinsip yang diajarkan dengan metode kontekstual (contoh nyata). c. Siswa kurang jelas dengan prinsip yang telah diajarkan. 3. Kesulitan memecahkan soal berbentuk verbal. Memecahkan soal berbentuk verbal berarti menerapkan pengetahuan yang dimiliki secara teoritis untuk memecahkan persoalan nyata atau keadaan seharihari. Keberhasilan dalam memecahkan persoalan berbentuk verbal tergantung kemampuan pemahaman verbal, yaitu kemampuan memahami soal berbentuk cerita dan kemampuan mengubah soal verbal menjadi model matematika, biasanya dalam bentuk persamaan serta kesesuaian penga,ana siswa dengan situasi yang diceritakan dalam soal. Beberapa sebab siswa sulit memecahkan soal berbentuk verbal. a. Tidak mengerti apa yang dibaca, akibat kurang pengetahuan siswa tentang konsep atau beberapa istilah yang tidak diketahui. Untuk mengecek kebenaran dugaan ini, setelah membaca soal, guru dapat meminta siswa untuk menyatakan pendapatnya dengan menggunakan bahasanya sendiri. Guru dapat mengecek apakah ada istilah-istilah yang mungkin belum diketahui atau dilupakan. Selain itu juga perlu dipahami, apa yang diketahui dan apa yang dinyatakan serta rumus-rumus apa yang diperlukan.

14

b. Siswa tidak mengubah soal berbentuk verbal menjadi model matematika dan hubungannya. Kesulitan belajar dapat ditunjukkan dengan beberapa gejala yaitu: Menunjukkan prestasi yang rendah Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan Keterlambatan dalam melaksanakan tugas yang diberikan Obyek yang dapat kita periksa untuk mengetahui penyebab kesukaran siswa belajar contohnya seperti: (a) materi yang diajarkan dianggap terlalu sulit, (b) pengajarannya yang kurang baik dan dapat disebabkan oleh kesalahan pengajaran dalam menyajikan metode ataupun tidak adanya alat peraga, dan (c) dari siswa sendiri disebabkan karena kelemahan jasmani, kurang cerdas, tidak ada minat, tidak ada bakat, emosi tidak stabil, suasana yang tidak mendukung.

2.1.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa menurut W.J.S adalah

Poerwadarminta(1996:78)

menyebutkan

kemampuan

kesanggupan. Atau dapat diartikan sebagai segala sesuatu atau kegiatan yang dapat dilakukan. Depdiknas tahun 2007 (http: //educare .e_fkipunla .net /index .php ?option .com) menyatakan bahwa : dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terlepas dari sesuatu yang namanya masalah, sehingga pemecahan masalah merupakan fokus utama dalam pembelajaran matematika. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon siswa. Tidak semua

15

pertanyaan merupakan suatu masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat dipecahkan oleh prosedur rutin yang sudah diketahui oleh siswa. Dalam Departmen of Education tahun 1996 menyebutkan bahwa : Apabila kita menerapkan pengetahuan matematika, keterampilan atau pengalaman untuk memecahkan suatu dilemma atau situasi yang baru atau yang membingungkan, maka kita sedang memecahkan masalah. Karenanya,dapat terjadi bahwa suatu masalah bagi seseorang siswa akan menjadi pertanyaan bagi siswa lainnya karena ia sudah mengetahui prosedur untuk menyelesaikannya. Dalam http://educare.e_fkipunla.net menyebutkan bahwa Pemecahan masalah (problem solving) adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal atau proses berpikir untuk menentukan apa yang harus dilakukan ketika kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Dari pernyataan tersebut, (dalam B.Sinaga) menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan atau kompetensi strategis yang ditunjukkan siswa dalam memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan dan menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah. Indikator yang menunjukkan kemampuan pemecahan masalah antara lain adalah: 1. menunjukkan pemahaman masalah 2. mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah 3. menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk

16

4. memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat 5. mengembangkan strategi pemecahan masalah 6. membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah 7. menyelesaikan masalah yang tidak rutin Untuk menjadi seorang pemecah masalah yang baik, siswa membutuhkan banyak kesempatan untuk menciptakan dan memecahkan masalah dalam bidang matematika dan dalam konteks kehidupan nyata. Menurut Sumarmo Tahun 2003 (http: //educare .e_fkipunla .net /index .php ?option .com) menyatakan bahwa: Aktivitas-aktivitas yang tercakup dalam kegiatan pemecahan masalah meliputi: (1) mengidentifikasi unsur yang diketahui, ditanyakan, serta kecukupan unsur yang diperlukan,(2) merumuskan masalah situasi seharihari dan metematik; menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau luar matematika,(3) menjelaskan/ menginterpretasikan hasil sesuai masalah asal,(4) menyusun model matematika dan menyelesaikannya untuk masalah nyata dan menggunakan matematika secara bermakna. Strategi untuk memecahkan suatu masalah matematika ada beberapa strategi yang dapat digunakan bergantung pada masalah yang akan dipecahkan. Namun, ada strategi pemecahan masalah yang bersifat umum yaitu yang disarankan oleh George Polya. Menurut Polya (dalam Ruseffendi, 1991), untuk memecahkan suatu masalah ada empat langkah yang dapat dilakukan, yakni: 1. Memahami masalah. Kegiatan dapat yang dilakukan pada langkah ini adalah: apa (data) yang diketahui, apa yang tidak diketahui (ditanyakan), apakah informasi cukup, kondisi (syarat) apa yang harus dipenuhi, menyatakan kembali masalah asli dalam bentuk yang lebih operasional (dapat dipecahkan).

17

2. Merencanakan pemecahannya. Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah: mencoba mencari atau mengingat masalah yang pernah diselesaikan yang memiliki kemiripan dengan masalah yang akan dipecahkan, mencari pola atau aturan, menyusun prosedur penyelesaian (membuat konjektur). 3. Menyelesaikan masalah sesuai rencana. Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah: menjalankan prosedur yang telah dibuat pada langkah sebelumnya untuk mendapatkan penyelesaian. 4. Memeriksa kembali prosedur dan hasil penyelesaian. Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah: menganalisis dan mengevaluasi apakah prosedur yang diterapkan dan hasil yang diperoleh benar, atau apakah prosedur dapat dibuat generalisasinya.

Memecahkan soal berbentuk cerita berarti menerapkan pengetahuan yang dimiliki secara teoritis untuk memecahkan persoalan nyata/keadaan sehari-hari. Untuk memahaminya, guru dapat meminta siswa menyatakan pendapatnya dengan menggunakan bahasanya sendiri. Guru dapat mengecek apakah ada istilah-istilah yang mungkin belum diketahui/dilupakan. Soal cerita dapat dikerjakan langsung tanpa ada gambar karena dari masalah tersebut siswa kurang lebih sudah dapat memahaminya. Sedangkan jika soal berbentuk gambar, guru

18

lebih menekankan kepada siswa untuk memahami gambar dan dirangkaikan kembali ke dalam soal cerita. Karena siswa dapat mengerti dan memahami unsurunsur yang ada pada gambar. Dengan demikian inti dari belajar memecahkan masalah, supaya siswa terbiasa mengerjakan soal-soal yang tidak hanya mengandalkan ingatan yang baik saja, tetapi siswa diharapkan dapat mengaitkan dengan situasi nyata yang pernah dialaminya atau yang pernah dipikirkannya. Kemudian siswa bereksplorasi dengan benda kongkrit, lalu siswa akan mempelajari ide-ide matematika secara informal, selanjutnya belajar matematika secara formal.

2.1.3. Media Pembelajaran Alat A. Pengertian Media Pembelajaran Dalam proses pembelajaran matematika penggunaan media sangat membantu siswa untuk lebih mudah memahami dan mengerti konsep dari materi yang diajarkan. Menurut Arsyad (2009:3) kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Djamarah (2006:121) menyatakan media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan. Hidayat (2010) menyatakan media meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan. Asosiasi Pendidikan Nasional (national education association) memiliki perngertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya,

19

media hendaknya bisa dimanipulasi, dapat dilihat, dapat didengar, dan dibaca (Arief,dkk, 2009:17). Banyaknya pengertian dari media yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian media adalah segala sesuatu (alat) yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima dalam bentuk tercetak ataupun audiovisual. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:17) pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau mahluk hidup belajar. Jadi dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran hakikatnya adalah proses komunikasi, dimana guru berperan sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Pesan yang dikirim oleh guru berupa isi/materi pelajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal maupun nonverbal. Namun demikian, bisa terjadi proses komunikasi mengalami hambatan, artinya tidak selamanya pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan mudah diterima oleh penerima pesan. Bahkan adakalanya pesan yang diterima tidak sesuai dengan maksud yang disampaikan. Oleh sebab itu, dalam suatu proses komunikasi diperlukan saluran yang berfungsi untuk mempermudah penyampaian pesan. Inilah hakikat dari media pembelajaran. Bagan komunikasi dengan unsur media dapat dilihat seperti skema berikut ini :

Pengirima n Pesan

Pesan

Media

Penerim a Pesan

Pesan 20

Gambar 2.1. Proses Komunikasi dengan Media (Wina Sanjaya, 2009)

21

B. Jenis Media Djamarah (2006:124) mengklasifikasikan media dilihat dari jenisnya, diantaranya adalah: 1. Media Auditif Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio,cassette recorder, telepon. 2. Media Visual Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti gambar atau lukisan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak.Media Audiovisual Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media audiovisual mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kemampuan kedua jenis media yang pertama dan kedua. audiovisual banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran. Media audiovisual dapat dibagi menjadi dua yaitu; (1) media video, (2) media komputer. Media video dan media komputer banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasanya dikemas dalam bentuk VCD, dan tampilan teks, gerak, suara serta gambar. Dalam penelitian ini media pembelajaran yang akan digunakan adalah media animasi power point. Media animasi power point ini merupakan media pembelajaran atau perlengkapan dan termasuk pada media audiovisual. Media

22

C. Alat Peraga Pada dasarnya siswa belajar melalui benda kongkrit. Untuk memahami konsep abstrak anak memerlukan benda-benda kongkrit (real) sebagai perantaranya. Konsep abstrak dapat dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda-beda. Selanjutnya konsep abstrak yang baru dipelajari akan mengendap, melekat, dan tahan lama bila siswa belajar melalui berbuat dan pengertian, bukan hanya melalui mengingat-ingat fakta. Alat peraga dalam pelajaran matematika memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Rusefendi (1993) menerangkan bahwa : Alat peraga merupakan alat bantu untuk menerangkan atau mewujudkan konsep-konsep matematika. Benda-benda itu misalnya batu-batuan dan kacang-kacangan untuk menerangkan konsep bilangan; kubus (bendanya) untuk menjelaskan konsep titik, ruas garis, daerah bujur sangkar. Dan wujud dari kubus itu sendiri; benda-benda bidang beraturan untuk menerangkan konsep pecahan; benda seperti cincin, gelang, permukaan gelas, dan sebagainya untuk menerangkan konsep lingkaran dan sebagainya. (http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/07/alat-peraga-matematika/) Dari penjelasan diatas, alat peraga adalah alat bantu dalam pengajaran matematika yang nantinya akan bermanfat bagi kelangsungan proses belajar mengajar. Siswa juga mendapat kesempatan terlibat dalam proses pengamatan dengan bantuan alat peraga, maka diharapkan tumbuh minat belajar matematika dalam dirinya dan akan menyenangi konsep yang akan disajikan. Menurut Rusefendi (1993) penggunaan alat peraga dapat dikaitkan dan dihubungkan dengan salah satu atau beberapa dari :

23

1. Pembentukan konsep 2. Pemahaman konsep 3. Latihan dan penguatan 4. Layanan terhadap perbedaan individual, termasuk pelayanannya terhadap anak lemah dan berbakat 5. Pengukuran, alat peraga dipakai sebagai alat ukur 6. Pengamatan dan penemuan sendiri ide-ide dan relasi baru serta penyimpulan secara umum 7. Pemecahan masalah pada umumnya 8. Pengundangan untuk berpikir 9. Pengundangan berpartisipasi aktif 10. Pengundangan untuk berdiskusi (http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/07/alat-peraga-matematika/) Dari uraian diatas, dengan bantuan alat peraga diharapkan peserta didik lebih mudah memahami materi matematika yang telah dipelajari dan siap untuk mengaplikasikannya. Pemahaman Konsep Konsep merupakan rumusan, satu cara untuk mencapai sesuatu, satu kerangka untuk menganalisa sebuah persoalan. Menurut Edmund Bachman (2005) Konsep merupakan pokok utama dibalik sebuah permasalahan, hubungan antara satu dengan yang lainnya dan bagaimana mereka memberikan sumbangsih terhadap pokok persoalan.

24

Siswa dapat peka terhadap matematika hanya jika mereka mengerti konsep dan makna atau interpretasinya. Pemahaman terhadap konsep-konsep matematika bukan hanya sekedar mengingat kembali defenisi-defenisi dan mengenali contohcontoh biasa, tetapi mencakup kecakapan-kecakapan yang jangkauannya lebih luas. Tetapi seringkali siswa hanya menghafal konsep (defenisi) tanpa memperhatikan syarat-syarat dan hubungan antara konsep. Kemampuan dasar adalah suatu kemampuan yang harus dimiliki untuk suatu pokok bahasan tertentu (yang baru), apabila kemampuan itu tidak dikuasai, dimana hal tersebut merupakan prasyarat mutlak, untuk itu apapun tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak akan tercapai. Belajar matematika berkaitan erat dengan matematika itu sendiri. Oleh sebab itu, dalam belajar matematika seorang siswa harus lebih dahulu pada tahap yang satu baru dibolehkan melangkah pada tahap berikutnya. Matematika tersusun secara hirarkis sehingga konsep-konsep terdahulu menjadi prasyarat untuk memahami konsep berikutnya. Seperti yang

dikemukakan Hudojo (1988:10) bahwa Di dalam belajar matematika apabila konsep A dan konsep B dipelajari terlebih dahulu. Hal ini menekankan bahwa jika seorang siswa atau guru ingin menguasai suatu konsep matematika dengan baik, keterurutan penguasaan matematika itu perlu mendapat perhatian. Proses pemahaman konsep matematika dapat diserap siswa jika guru dalam proses pembelajaran menggunakan alat peraga ataupun media

pembelajaran. Karena dengan bantuan alat-alat tersebut, yang sesuai dengan topik yang di ajarkan, konsep akan dapat lebih mudah di pahami dengan jelas serta

25

siswa tidak hanya sekedar mudah mengingat melainkan memahami materi yang diajarkan. Pengembangan Minat Minat selama ini hanya dikenal dengan sebutan keinginan yang dimiliki oleh seseorang, sehingga antara satu dengan yang lain mempunyai perbedaan dalam keinginannya. Slameto (2003:180) mengatakan minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan Holland (http://forum.upi.edu/index.php?topic=162) mengatakan

bahwa minat adalah aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan rasa ingin tahu. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan minat adalah suatu rasa ingin tahu pada suatu hal atau aktivitas. Jika dikaitkan dengan belajar, minat belajar dapat diartikan dengan suatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang sengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku. Minat belajar merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan proses pembelajaran matematika. Minat yang timbul dari kebutuhan siswa merupakan faktor penting bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya, oleh karena itu minat belajar anak harus diperhatikan dengan cermat. Dengan adanya minat belajar pada siswa dapat memudahkan membimbing dan mengarahkan siswa untuk belajar.

26

Guru mempunyai peranan yang besar dalam pengembangan minat siswa.. Hal ini ditegaskan Tanner dalam Slameto (2003:181) bahwa para pengajar juga harus berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Jika guru mengabaikan minat belajar siswa maka akan mengakibatkan ketidakberhasilan dalam proses pembelajaran matematika. Pengembangan minat dapat dilakukan guru dengan berbagai cara misalnya dengan memperkenalkan kepada siswa berbagai belajar yang menarik, menggunakan alat peraga atau media dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa akan tertarik untuk mempelajari matematika. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan minat siswa dalam belajar matematika; 1. Menyesuaikan bahan pelajaran yang diajarkan dengan minat siswa, misalnya dengan memanfaatkan lingkungan. 2. Pembelajaran dapat dilakukan dengan cara dari mudah ke yang sukar atau dari konkret ke abstrak 3. Menggunakan alat-alat peraga atau media 4. Pembelajaran hendaknya mampu membangkitkan aktivitas siswa 5. Semua kegiatan belajar harus kontras Dalam pembelajaran yang melibatkan siswa dengan bantuan alat peraga akan membangkitkan minat, bahkan motivasi siswa. Sehingga muncul dalam diri siswa untuk mempelajari materi lebih lanjut dan merasa penasaran serta ingin lebih tahu tentang konsep yang akan dipelajarinya secara mendalam.

27

2.1.4. Strategi Pembelajaran Geometri A. Teori Belajar Alat Pembelajaran matematika yang menggunakan alat peraga ataupun media mampu melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan alat peraga atau media pembelajaran pemahaman konsep akan lebih mudah di pahami. Ada beberapa teori yang mendukung penggunaan alat peraga atau media pembelajaran, diantaranya ; 1. Teori Bruner Bruner mengungkapkan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran anak diarahkan pada konsep-konsep dan struktur- struktur yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan,disamping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut. Bruner menyarankan keaktifan anak dalam proses belajar secara penuh agar anak dapat mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang dibicarakan,sehingga anak memahami materi yang harus dikuasai. Dalam proses pembelajaran hendaknya siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda dengan menggunakan media pembelajaran

matematika. Melalui penggunaan media pembelajaran matematika yang ada, siswa akan melihat langsung keteraturan dan pola strukur yang terdapat dalam penggunaan media pembelajaran matematika yang diperhatikannya. Tahapan belajar menurut Brunner dalam Hudojo (1988 : 58) sebagai berikut; adalah

28

Tahap enaktif Dalam tahap ini siswa secara langsung terlibat dalam memanipulasi objek. Tahap ikonik Tahapan dimana kegiatan siswa berhubungan dengan mental, merupakan gambaran dari objek yang dimanipulasinya. Tahap simbolik Tahapan dimana anak-anak memanipulasi simbol-simbol atau objek tertentu.

2. Teori Jhon Dewey Teori ini menyatakan : Mengkaitkan bahan pelajaran dengan situasi dunia nyata, mendorong siswa dengan menghubungkan yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari, pengalaman sesungguhnya dan penerapannya/manfaatnya. Berdasarkan teori diatas, jelaslah bahwa penggunaan alat peraga atau media dalam pembelajaran sangat membantu siswa untuk lebih memahami konsep serta mengembangkan minat belajar. Hal ini juga ditegaskan Rusefendi (1990) bahwa Penggunaan alat peraga dalam matematika mampu membuat (1) proses belajar termotivasi baik murid dan guru, (2) konsep abstrak matematika tersaji dalam bentuk konkrit. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/teoriteori-belajar) B. Pendekatan Belajar Menurut Depdikbud (http://mari-berkawand/../blogspot.com/2011/03

/pengertian-pendekatan-pembelajaran.html) pendekatan dapat diartikan sebagai

29

proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu. Sedangkan pendekatan belajar merupakan suatu cara yang disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan aktif. Banyak pendekatan belajar yang dapat dilakukan oleh para guru kepada siswanya untuk mempelajari bidang studi atau materi pelajaran yang sedang mereka tekuni, dari yang paling klasik sampai yang paling modern. Diantaranya : 1) Pendekatan Hukum Jost Salah satu asumsi penting yang mendasari Hukum Jost (Josts law) adalah siswa yang lebih sering mempraktikkan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang ditekuni. 2) Pendekatan Ballard & Clanchy Dalam pendekatan ini, siswa belajar pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan, yaitu: sikap melestarikan apa yang sudah ada dan sikap memperluas 3) Pendekatan Biggs Hasil penelitian Biggs, pendekatan belajar siswa dapat dikelompokkan ke dalam tiga prototype: a) pendekatansurface,b) pendekatan deep, c) pendekatan achieving Berdasarkan pendekatan-pendekatan diatas, dalam pembelajaran geometri pendekatan belajar yang diterapkan adalah pendekatan hukum Jost. Karena penggunaan alat peraga dan media membuat siswa aktif dan mempraktikkan sendiri materi pelajaran geometri.

30

C. Model Belajar Dalam keseharian istilah model dimaksudkan terhadap pola atau bentuk yang akan menjadi acuan. Sedangkan Kiswono mengatakan model dalam

konteks pembelajaran diartikan sebagai suatu pola kegiatan guru-siswa untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat perbuatan mengajar dan belajar . (http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/model-pembelajaran) Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model belajar. Dalam prakteknya, guru harus ingat bahwa tidak ada model belajar yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model belajar yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Karena seorang guru harus mampu memiliki motivasi dan semangat kebaruan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Guru yang berkompeten menurut Sardiman (dalam http://psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metodeteknik-taktik-dan-model-pembelajaran) adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu ,menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasikan media, bertanya, member penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran kondusif .

31

D. Strategi Belajar Mengajar Geometri Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Menurut Sanjaya (2008:294) dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan Kemp (dalam http://hipni. blogspot.com/2011/09/definisi-pengertian-strategi.html) menjelaskan strategi

pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efesien. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang dilakukan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai. Geometri merupakan salah satu cabang dari pelajaran matematika yang penting untuk dipelajari, karena geometri mencakup latihan berpikir logis, kerja yang sistematis, menghidupkan kreativitas serta dapat mengembangkan

kemampuan berinovasi. Pembelajaran geometri merupakan hal yang sangat penting karena pembelajaran geometri sangat mendukung banyak topik, seperti vektor, dan kalkulus. Kennedy & Tipps (dalam http://mulin-unisma.

blogspot.com/2008/07/pembelajaran-geometri-berdasarkan-tahap.html) menyatakan bahwa dengan pembelajaran geometri mampu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan mendukung banyak topik lain dalam matematika.

32

Pembelajaran

geometri

dipengaruhi

oleh

teori

van

Hiele

yang

dikembangkan oleh Pierre Marie van Hiele dan Diana van Hiele-Geldof. Teori van Hiele ini diakui secara internasional dan memberikan pengaruh yang kuat dalam pembelajaran geometri di sekolah. Menurut teori van Hiele dalam Raharjo Ismail dalam artikelnya yang berjudul Geometrid dan Teori Belajar Van Hiele , seseorang akan melalui lima tahap perkembangan berpikir dalam belajar geometri, yaitu : a. Tahap 0 ( visualisasi ) Tahap ini juga dikenal dengan tahap dasar, tahap rekognisi, tahap holistik, ataupun tahap visual. Pada tahap ini siswa mengenal bentuk-bentuk geometri hanya sekedar berdasarkan karakteristik visual dan penampakannya. Siswa secara eksplisit tidak terfokus pada sifat-sifat objek yang diamati, tetapi memandang objek sebagai keseluruhan. Oleh karena itu, pada tahap ini siswa tidak dapat memahami dan menentukan sifat geometrid dan karakteristik bangun ynag ditunjukkan. b. Tahap 1 ( analisis ) Tahap ini juga dikenal dengan tahap deskriptif. Pada tahap ini sudah Nampak adanya analisis konsep dan sifat-sifatnya. Siswa dapat menentukan sifatsifat suatu bangun dengan melakukan pengamatan, pengukuran, eksperimen, menggambar dan membuat model. Akan tetapi, siswa belum sepenuhnya dapat menjelaskan hubungan antara sifat-sifat tersebut, belum dapat melihat hubungan antara beberapa bangun geometri dan defenisi.

33

c. Tahap 2 ( Deduksi Informal ) Tahap ini dikenal juga dengan tahap abstrak, tahap relasional, tahap teoritik, atau tahap keterkaitan. Pada tahap ini, siswa sudah dapat melihat hubungan sifat-sifat pada suatu bangun geometrid an sifat-sifat antara beberapa bangun geometri. Siswa juga dapat membuat defenisi abstrak, menemukan sifatsifat dari berbagai bangun dengan mengggunakan deduksi informal, dan dapat mengklasifikasikan bangun-bangun secara hirarki. Meskipun demikian, siswa belum memahami bahwa deduksi logis adalah metode untuk membangun geometri. d. Tahap 3 ( Deduksi ) Tahap ini dikenal juga dengan tahap deduksi formal. Pada tahap ini siswa dapat menyusun bukiti, tidak hanya sekedar menerima bukti. Siswa juga dapat menyusun teorema dalam sistem aksiomatik. Dalam tahap ini juga siswa berpeluang untuk mengembangkan bukti lebih dari satu cara. Perbedaan antara pernyataan dan konversinya dapat dibuat serta siswa menyadari perlunya pembuktian melalui serangkai penalaran deduktif. e. Tahap 4 ( Rigor ) Pada tahap ini siswa bernalar secara formal dalam system matematika dan dapat menganalisis konsekuensi dari manipulasi aksioma dan defenisi. Saling keterkaitan antara bentuk yang tidak terdefenisikan, aksioma, defenisi, teorema dan pembuktian formal dapat dipahami. Teori van Hiele mempunyai karakteristik, yaitu (1) tahap-tahap tersebut bersifat hirarki dan sekuensial, (2) kecepatan berpindah dari tahap ke tahap

34

berikutnya lebih bergantung pada pembelajaran, dan (3) setiap tahap mempunyai kosakata dan sistem relasi sendiri-sendiri. Clements & Battista menyatakan bahwa teori van Hiele mempunyai karakteristik, yaitu (1) belajar adalah proses yang tidak kontinu, terdapat lompatan dalam kurva belajar seseorang, (2) tahap-tahap tersebut bersifat terurut dan hirarki, (3) konsep yang dipahami secara implisit pada suatu tahap akan dipahami secara eksplisit pada tahap berikutnya, dan (4) setiap tahap mempunyai kosakata sendiri-sendiri. Crowley menyatakan bahwa teori van Hiele mempunyai sifat-sifat berikut (1) berurutan, yakni seseorang harus melalui tahaptahap tersebut sesuai urutannya; (2) kemajuan, yakni keberhasilan dari tahap ke tahap lebih banyak dipengaruhi oleh isi dan metode pembelajaran daripada oleh usia; (3) intrinsic dan ekstrinsik, yakni objek yang masih kurang jelas akan menjadi objek yang jelas pada tahap berikutnya; (4) kosakata, yakni masingmasing tahap mempunyai kosakata dan sistem relasi sendiri; (5) mismatch, yakni jika seorang berada pada suatu tahap dan tahap pembelajaran berada pada tahap yang berbeda. Secara khusus yakni guru, bahan pembelajaran, isi, kosakata dan lainnya berada pada tahap yang lebih tinggi daripada tahap berpikir siswa. Setiap tahap dalam teori van Hiele, menunjukkan karakteristik proses berpikir siswa dalam belajar geometri dan pemahamannya dalam konteks geometri. Kualitas pengetahuan siswa tidak ditentukan oleh akumulasi pengetahuannya, tetapi ditentukan oleh proses berpikir yang digunakan. Tahaptahap berpikir van Hiele akan dilalui oleh siswa secara berurutan. Siswa akan melemati suatu tahap yang matang sebekum menuju tahap selanjutnya. Sedangkan

35

kecepatan berpindah dari suatu tahap ke tahap berikutnya lebih bergantung pada metode pembelajaran daripada umur dan kematangan. Oleh sebab itu, seorang guru harus mampu menyediakan pengalaman belajar yang cocok dengan tahap berpikir siswa. Jadi, dalam pembelajaran geometri guru perlu mengembangkan model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam materi geometri serta melibatkan siswa secara aktif. Hal ini ditegaskan juga oleh Winataputra, dkk (dalam http://bdk surabaya.kemenag.go.id/file/dokumen

/vanhiele.pdf) bahwa dalam pembelajaran matematika hendaknya dipilih strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Dalam hal ini keaktifan siswa tidak hanya pada keterampilan mengerjakan soal sebagai aplikasi dari konsepkonsep matematika yang telah dipelajari, melainkan perlu lebih mementingkan pemahaman pada proses terbentuknya konsep. Pelaksanaan strategi belajar mengajar geometri atau strategi pembelajaran yang dimaksud adalah dengan menerapkan pembelajaran langsung yang dibantu dengan alat peraga atau media. 2.1.5. Model Pembelajaran Langsung A. Pengertian Trianto (2009:41) mengungkapkan pengertian model pembelajaran langsung adalah suatu model pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah.

36

Model pembelajaran ini ditujukan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Model pembelajaran ini menekankan pada penguasaan konsep dan perubahan tingkah laku dengan mengutamakan pendekatan deduktif. Dalam model ini guru berperan sebagai penyampaian informasi, dan guru juga seyogyanya menggunakan media yang sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dan sebagainya. Menurut Kardi dan Nurul dalam Trianto (2009:41) ciri dari pembelajaran langsung adalah : Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penelitian hasil belajar Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran Sistem pengolahan dan lingkungan belajar yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil

B. Sintaks atau Pola Pembelajaran Langsung Pada model pembelajaran langsung terdapat 5 sintaks yang sangat penting. Guru mengawali pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru. Pengajaran langsung menurut Kardi dalam Trianto (2009:42) dapat berupa ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok. Pengajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan

37

langsung oleh guru kepada siswa. Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang digunakan. Sintaks model pembelajaran langsung tersebut disajikan dalam 5 tahap. Seperti yang ditunjukkan Tabel 2.1.3.1. berikut;

Tabel 2.1.5.1 Sintaks Model Pembelajaran Langsung Fase Uraian Peran Guru 1 Menyampaikan Tujuan Pembelajaran Menjelaskan Tujuan, Materi dan mempersiapkan siswa Prasyarat, memotivasi siswa, dan

mempersiapkan siswa 2 Mendemonstrasikan Pengetahuan dan Mendemonstrasikan keterampilan atau Keterampilan 3 Membimbing Pelatihan 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik 5 Memberikan latihan dan penerapan konsep menyajikan informasi tahap demi tahap Guru memberi latihan terbimbing Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik Mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang

dipelajari pada kehidupan sehari-hari. Penjelasan 5 Fase Model Pembelajaran Langsung 1. Menyampaikan Tujuan dan Mempersiapkan Siswa a. Menyampaikan tujuan

38

Para siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa mereka berpatisipasi dalam suatu pelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang harus mereka lakukan setelah selesai berperan serta dalam pelajaran itu. b. Menyiapkan siswa Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa, memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari, tujuan ini dapat dicapai dengan jalan mengulang pokok-pokok pembicaraan pelajaran yang lalu, atau memberikan sejumlah pertanyaan kepada . Menyiapkan siswa yaitu memusatkan perhatian siswa pada materi yang akan kita ajarkan, membantu siswa melihat relevansi pelajaran, serta memotivasi siswa berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Mendemonstrasikan Pengetahuan dan Keterampilan Menurut Kardi dan Nur kunci untuk berhasil ialah mempresentasikan informasi sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang efektif (http://www.inforppsilabus.com/2012/03/5-fase-model-pembelajaran-

langsung.html) adalah sebagai berikut: a.Mencapai Kejelasan Kemampuan guru untuk memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa, mempunyai dampak yang positif terhadap proses belajar siswa. Sementara itu,pada guru pemula dan belum berpengalaman ditemukan banyak penjelasan yang kabur dan membingungkan. Hal ini pada umumnya terjadi pada

39

saat guru tidak mengusai sepenuhnya isi pokok bahasan yang diajarkannya, dan tidak menguasai teknik komunikasi yang baik.. b. Melakukan demonstrasi Agar dapat mendemonstrasikan suatu konsep atau keterampilan dengan berhasil, guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau keterampilan yang akan di demonstrasikan, dan berlatih melakukan demonstrasi untuk menguasai komponen-komponennya. 3. Membimbing pelatihan Menurut Kardi dan Nur prinsip-prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam menerapkan dan melakukan pelatihan diantaranya:

Tugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna Berikan pelatihan sampai benar-benar menguasai konsep atau

keterampilan yang dipelajari.

Hati-hati terhadap kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan dan latihan terdistribusi.

Perhatikan tahap-tahap awal pelatihan.

(http://www.inforppsilabus.com/2012/03/5-fase-model-pembelajaranlangsung.html)

4. Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik Kegiatan ini merupakan aspek penting dalam pembelajaran langsung, karena tanpa mengetahui hasilnya, latihan tidak banyak manfaatnya bagi siswa, dalam kenyataannya, tugas paling penting bagi guru dalam menggunakan model

40

pembelajaran langsung adalah memberi siswa umpan balik bermakna dan pengetahuan tentang hasil latihannya. Fase ini ditandai dengan pertanyaanpertanyaan yang diberikan oleh guru kepada siswa dan siswa memberikan tanggapan berupa jawaban yang menurut mereka benar. Selanjutnya, guru merespon jawaban yang diberikan siswa tersebut. Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan balik kepada siswa, misalnya umpan balik secara lisan, tes, dan komentar tertulis . Umpan balik sebaiknya diberikan seusai pelatihan dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, sehingga siswa dapat mengetahui dan memperbaiki kesalahannya dalam menjawab latihan. 5. Memberikan Kesempatan untuk Pelatihan Lanjutan dan Penerapan Kebanyakan latihan mandiri yang diberikan kepada siswa sebagai fase akhir pelajaran pembelajaran langsung adalah pekerjaan rumah, ada tiga panduan umum untuk latihan-latihan mandiri yang diberikan sebagai Pekerjaan Rumah (PR) diantaranya:

Tugas rumah yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran, tetapi merupakan kelanjutan pelatihan untuk pembelajaran berikutnya.

Guru semestinya menginformasikan kepada orang tua siswa tentang tingkat keterlibatan mereka yang diharapkan.

Guru seharusnya memberikan umpan balik tentang Pekerjaan Rumah (PR) tersebut.

C. Pelaksanaan Pembelajaran Langsung

41

Sebagaimana halnya setiap mengajar, pelaksanaan yang baik model pembelajaran langsung memerlukan tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang jelas dari guru selama berlangsungnya perencanaan, pada saat melaksanakan pembelajaran, dan waktu menilai hasilnya. Beberapa diantara tindakan tersebut dapat dijumpai pada model pembelajaran lain, langkah-langkah atau tindakan tertentu merupakan ciri khusus pembelajaran langsung. Ciri utama unik yang terlihat dalam melaksanakan suatu pembelajaran langsung adalah sebagai berikut : 1. Tugas tugas Perencanaan a. Merumuskan Tujuan Untuk merumuskan tujuan pembelajaran dapat digunakan model Mager dalam Trianto (2009:46). Mager mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran khusus harus sangat spesifik yang terdiri dari tiga bagian, yaitu : Perilaku siswa Situasi pengetesan Kriteria kinerja

42

b. Memilih Isi Guru harus mempertimbangkan berapa banyak informasi yang akan disampaikan dalam kurun waktu tertentu. Guru harus selektif dalam memilih konsep yang diajarkan dengan model pengajaran langsung. c. Melakukan analisis tugas Analisis tugas adalah alat yang digunakan guru untuk mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari suatu keterampilan atau butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan guru. Dengan menganalisis tugas, akan membantu guru menentukan dengan tepat apa yang perlu dilakukan siswa untuk melaksanakan keterampilan yang dipelajari. d. Merencanakan Waktu dan Ruang Pada suatu pembelajaran langsung, merencanakan dan mengelola waktu dan ruang merupakan kegiatan yang sangat penting. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan oleh guru : (1) memastikan bahwa waktu yang disediakan sepadan dengan bakat dan kemampuan siswa, (2) memotivasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal. 2. Penilaian Pada Model Pembelajaran Langsung 5 prinsip dasar dalam merancang sistem penilaian : a. sesuai dengan tujuan pengajaran b. mencakup semua tugas pengajaran c. menggunakan soal tes yang sesuai

43

d. buatlah soal yang valid dan sereliabel mungkin e. manfaatkan hasil tes untuk memperbaiki proses belajar mengajar berikutnya.

2.1.6

Teori Belajar Vygotsky Perkembangan kognitif dan bahasa anak-anak tidak berkembang dalam

suatu situasi sosial yang hampa. Lev Vygotsky (1896-1934), seorang psikolog berkebangsaan Rusia, mengenal poin penting tentang pikiran anak ini lebih dari setengah abad yang lalu. Teori Vygotsky mendapat perhatian yang makin besar ketika memasuki akhir abad ke-20. Sezaman dengan Piaget, Vygotsky menulis di Uni Soviet selama 1920-an dan 1930-an. Namun, karyanya baru dipublikasikan di dunia Barat pada tahun 1960-an. Sejak saat itulah, tulisan-tulisannya menjadi sangat berpengaruh. Vygotsky adalah pengagum Piaget. Walaupun setuju dengan Piaget bahwa perkembangan kognitif terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya berpikir yang berbeda-beda, tetapi Vygotsky tidak setuju dengan pandangan Piaget bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian dan membentuk gambaran realitas batinnya sendiri. Konstruktivisme yang mempunyai pengaruh besar pada tahun 1930 yang bekerja sebagai ahli Psikologi Rusia adalah L.S. Vygotsky, yang sangat tertarik pada efek interaksi siswa dengan teman sekelas pada pelajaran. Jaramillo (1996) menjelaskan, Vygotsky mencatat bahwa interaksi individu dengan orang lain berlangsung pada situasi sosial. Vygotsky percaya bahwa subyek yang dipelajari berpengaruh pada proses belajar, dan mengakui bahwa tiap-tiap disiplin ilmu

44

mempunyai metode pembelajaran tersendiri. Vygotsky adalah seorang guru yang tertarik untuk mendesign kurikulum sebagai fasilitas dalam interaksi siswa. Berkaitan dengan pembelajaran, Vygotsky mengemukakan empat prinsip yang dinyatakan oleh Slavin (dalam http://rochmad-unnes. blogspot.com / 2008/02/01 _archive.html) sebagai berikut : (1)Sosiokultural. Pendekatan pembelajaran yang dipandang sesuai adalah pembelajaran kooperatif. Vygotsky menyatakan bahwa siswa belajar melalui interaksi bersama dengan orang dewasa atau teman yang lebih cakap; (2) ZPD (zone of proximal development). Bahwa siswa akan dapat mempelajari konsep-konsep dengan baik jika berada dalam ZPD. Siswa bekerja dalam ZPD jika siswa tidak dapat memecahkan masalah sendiri, tetapi dapat memecahkan masalah itu setelah mendapat bantuan orang dewasa atau temannya (peer); (3) Vygostky menekankan pada scaffolding. Siswa diberi masalah yang kompleks, sulit, dan realistik, dan kemudian diberi bantuan secukupnya dalam memecahkannya. (4) perkembangan yang berangkat dari bidang social ke bidang individu. 1. Konsep Sosiokultural Banyak developmentalis yang bekerja di bidang kebudayaan dan pembangunan menemukan dirinya sepaham dengan Vygotsky, yang berfokus pada konteks pembangunan sosial budaya. Teori Vygotsky menawarkan suatu potret perkembangan manusia sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari kegiatan-kegiatan sosial dan budaya. Vygotsky menekankan bagaimana proses-proses perkembangan mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran menggunakan temuan-temuan masyarakat seperti bahasa, sistem matematika, dan alat-alat ingatan. Ia juga menekankan bagaimana anak-anak dibantu berkembang dengan bimbingan dari orang-orang yang sudah terampil di dalam bidang-bidang tersebut. Penekanan Vygotsky pada peran kebudayaan dan masyarakat di dalam

45

perkembangan kognitif berbeda dengan gambaran Piaget tentang anak sebagai ilmuwan kecil yang kesepian. Piaget memandang anak-anak sebagai pembelajaran lewat penemuan individual, sedangkan Vygotsky lebih banyak menekankan peranan orang dewasa dan anak-anak lain dalam memudahkan perkembangan si anak. Menurut Vygotsky, anak-anak lahir dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar dan memusatkan perhatian. Namun, anak-anak tak banyak memiliki fungsi mental yang lebih tinggi seperti ingatan, berfikir dan menyelesaikan masalah. Fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi ini dianggap sebagai alat kebudayaan tempat individu hidup dan alat-alat itu berasal dari budaya. Alat-alat itu diwariskan pada anak-anak oleh anggota-anggota kebudayaan yang lebih tua selama pengalaman pembelajaran yang dipandu. Pengalaman dengan orang lain secara berangsur menjadi semakin mendalam dan membentuk gambaran batin anak tentang dunia. Karena itulah berpikir setiap anak dengan cara yang sama dengan anggota lain dalam kebudayaannya. Vygotsky menekankan baik level konteks sosial yang bersifat institusional maupun level konteks sosial yang bersifat interpersonal. Pada level institusional, sejarah kebudayaan menyediakan organisasi dan alat-alat yang berguna bagi aktivitas kognitif melalui institusi seperti sekolah, penemuan seperti komputer, dan melek huruf. Interaksi institusional memberi kepada anak suatu norma-norma perilaku dan sosial yang luas untuk membimbing hidupnya. Level interpersonal memiliki suatu pengaruh yang lebih langsung pada keberfungsian mental anak.

46

Menurut Vygotsky Tahun 1962(dalam http://valmband.multiply.com) menyatakan bahwa : Keterampilan-keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui interaksi sosial langsung. Informasi tentang alat-alat, keterampilan-keterampilan dan hubungan-hubungan interpersonal kognitif dipancarkan melalui interaksi langsung dengan manusia. Melalui pengorganisasian pengalaman-pengalaman interaksi sosial yang berada di dalam suatu latar belakang kebudayaan ini, perkembangan mental anakanak menjadi matang. Konsep sosiokultural adalah interaksi antara aspek internal dan eksternal dari pebelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial pebelajaran. Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif berasal dari interaksi sosial masing - masing individu dalam konsep budaya. 2. Zone Perkembangan Proksimal Meskipun pada akhirnya anak-anak akan mempelajari sendiri beberapa konsep melalui pengalaman sehari-hari, Vygotsky percaya bahwa anak akan jauh lebih berkembang jika berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak tidak akan pernah mengembangkan pemikiran operasional formal tanpa bantuan orang lain. Pada satu sisi, Piaget menjelaskan proses perkembangan kognitif sejalan dengan kemajuan anak-anak, dan dia menggambarkan bahwa anak-anak mampu melakukan sesuatu sendiri. Pada sisi lain, Vygotsky mencari pengertian bagaiman anak-anak berkembang dengan melalui proses belajar, dimana fungsi-fungsi kognitif belum matang, tetapi masih dalam proses pematangan. Vygotsky membedakan antara aktual development dan potensial development pada anak. Aktual development ditentukan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa atau guru. Sedangkan potensial development

47

membedakan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu, memecahkan masalah di bawah petunjuk orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya. Menurut teori Vygotsky (dalam http://valmband.multiply.com ) bahwa: Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara actual development dan potensial development, dimana antara apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya. Maka (dalam http://www.prayudi.wordpress.com ) bahwa : Zone Proximal of Development adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat kemampuan perkembangan potensial yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Maksud dari ZPD adalah menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat memudahkan perkembangan anak. Ketika siswa mengerjakan pekerjaanya di sekolah sendiri, perkembangan mereka kemungkinan akan berjalan lambat. Untuk memaksimalkan perkembangan, siswa seharusnya bekerja dengan teman yang lebih terampil yang dapat memimpin secara sistematis dalam memecahkan masalah yang lebih kompleks. Melalui perubahan yang berturut-turut dalam berbicara dan bersikap, siswa mendiskusikan pengertian barunya dengan temannya kemudian mencocokkan dan mendalami kemudian menggunakannya. Sebuah konsekuensi pada proses ini adalah bahwa siswa belajar untuk pengaturan sendiri (self-regulasi). 3. Konsep Scaffolding Scaffolding merupakan suatu istilah yang ditemukan oleh seorang ahli psikologi perkembangan-kognitif masa kini, Jerome Bruner, yakni suatu proses

48

yang digunakan orang dewasa untuk menuntun anak-anak melalui zona perkembangan proksimalnya. Jadi, (dalam http://www.prayudi.wordpress.com ) bahwa : Teori scaffolding adalah memberikan kepada seseorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap - tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia mampu mengerjakan sendiri. Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri. 4. Perkembangan Mental dari Sosial ke Individu Menurut Vygotsky, setiap kemampuan seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati dua aturan, yaitu tataran sosial tempat orang-orang membentuk lingkungan sosialnya (dapat dikategorikan sebagai interpsikologis atau intermental), dan tataran psikologis di dalam diri orang yang bersangkutan (dapat dikategorikan sebagai intrapsikologis atau intar mental). Pandangan teori ini menempatkan intermental atau lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang. Dikatakannya bahwa fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi dalam diri seseorang akan muncul dan berasal dari kehidupan sosialnya. Sementara itu fungsi intrsmental dipandang sebagai derivasi atau keturunan yang tumbuh atau terbentuk melalui penguasaan dan internalisasi terhadap proses-proses sosial tersebut.

49

Pada mulanya anak berpartisipasi dalam kegiatan sosial tertentu tanpa memahami maknanya. Pemaknaan atau konstruksi pengetahuan baru muncul atau terjadi melalaui proses internalisasi. Namun, internalisasi yang dimaksud oleh Vygotsky bersifat transformative, yaitu mampu memunculkan perubahan dan perkembangan yang tidak sekedar berupa transfer atau pengalihan. Belajar dan berkembang merupakan satu kesatuan dan saling menentukan. Pengaruh karya Vygotsky terhadap dunia pengajaran adalah sebagai berikut : 1. Walaupun Vygotsky dan Bruner telah mengusulkan peranan yang lebih penting bagi orang dewasa dalam pembelajaran anak-anak daripad peran yang diusulkan Piaget, keduanya tidak mendukung pengajaran didaktis diganti sepenuhnya. Sebaliknya mereka malah menyatakan, walaupun anak tetap dilibatkan dalam pembelajaran aktif, guru harus secara aktif mendampingi setiap kegiatan anak-anak. Dalam istilah teoritis, ini berarti anak-anak bekerja dalam zona perkembangan proksimal dan guru menyediakan scaffolding bagi anak selama melalui ZPD. 2. Secara khusus Vygotsky mengemukakan bahwa disamping guru, teman sebaya juga berpengaruh dengan penting pada perkembangan penemuan kognitif individu

anak.berlawanan

pembelajaran

lewat

(individual discovery learning), kerja kelompok secara kooperatif (cooperative groupwork) tampaknya mempercepat perkembangan anak. 3. Gagasan tentang kelompok kerja kreatif ini diperluasa menjadi pengajaran pribadi oleh teman sebaya ( peer tutoring), yaitu seorang anak mengajari

50

anak lainnya yang agak tertinggal dalam pelajaran. Keberhasilan pengajaran oleh teman sebaya ini dengan menggunakan teori Vygotsky. Satu anak bisa lebih efektif membimbing anak lainnya melewati ZPD karena mereka sendiri baru saja melewati tahap itu sehingga bis adengan mudah melihat kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak lain dan menyediakan scaffolding yang sesuai. Jadi teori belajar Vygotsky adalah salah satu teori belajar sosial sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaktif sosial yaitu interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru dalam usaha menemukan konsep - konsep dan pemecahan masalah. 2.1.8. Materi Pelajaran KUBUS DAN BALOK A. Besaran-Besaran pada Kubus dan Balok 1. Luas selubung dan permukaan kubus dan balok a. Luas selubung dan permukaan kubus Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam daerah persegi yang kongruen (sama sebangun). H G

H E D A a B F

51

Misalnya panjang rusuk kubus ABCD.EFGH adalah a. Maka: Luas selubung kubus = Luas ABFE + Luas BCGF + Luas DCGH + Luas ADHE =axa+axa+axa+axa = a2 + a2 + a2 + a2 = 4 a2

Luas permukaan kubus

= Luas selubung + Lauas ABCD + Luas EFGH = 4 a2 + a x a + a x a = 4 a2 + a2 + a2 = 6 a2

Kesimpulan: Jika panjang rusuk suatu kubus adalah a; maka: 1. Luas selubung kubus = 4 a2 2. Luas permukaan kubus = 6 a2 b. Luas selubung dan permukaan balok Balok adalah sebuah benda yang dibatasi oleh enam daerah persegi panjang yang masing-masing dinamakan bidang sisi atau sisi balok. H H G F
t

G C G H

H E D
p

A E

B F

52

Misalkan balok ABCD . EFGH memiliki ukuran panjang AB = p, lebar BC = l dan tinggi CG = t ; maka: Luas selubung balok = Luas ABFE+Luas BCGF + Luas CDGH + Luas ADHE = (p x t) + (l x t) + (p x t) + (l x t) = t (p + l + p + l) = t (p + l).2 = 2 (p + l).t = keliling ABCD x t Luas permukaan balok = Luas selubung + Luas ABCD + Luas EFGH = 2(p + l).t + p x l + p x l = 2(p + l).t + 2(p x l) = 2 (pt + lt + pl)

Luas permukaan balok = Luas selubung + 2 x Luas bidang alas Kesimpulan : Misalkan suatu balok memiliki ukuran panjang = p, lebar = l, dan tinggi = t Maka: 1. Luas selubung balok = 2(p + l)t 2. Luas permukaan balok = 2 (pt + pl + lt)

53

2. Volume Kubus dan Balok a. Volume Kubus

(a)

(b)

(c)

Pada gambar (a), tampak kubus satuan, yaitu kubus yang memiliki panjang rusuk 1 satuan panjang. Maka volume kubus satuan = (1 x 1 x 1) satuan volume = 1 satuan volume Pada gambar (b) dan (c) tampak kubus yang memiliki panjang 3 satuan panjang. Maka volume kubusnya = (3 x 3 x 3) satuan volume = 27 satuan volume Dengan demikian, volume kubus (V) yang memiliki panjang rusuk a dirumuskan sebagai berikut : V =axaxa = a3

54

Dengan : V = volume kubus a = panjang rusuk kubus Kesimpulan : Volume kubus sama dengan panjang rusuknya di pangkatkan tiga.

b. Volume Balok

(a)

(b)

(c)

Pada gambar (a), tampak kubus satuan dengan panjang rusuknya 1 satuan panjang dan volume satuan = (1 x 1 x 1) satuan volume = 1 satuan volume Pada gambar (b) dan (c), tampak balok yang memiliki panjang 4 satuan panjang, lebar 3 satuan panjang dan tinggi 2 satuan panjang. Volume baloknya = (4 x 3 x 2) satuan volume = 24 satuan volume

55

Jadi, volume balok merupakan perkalian panjang, lebar, dan tinggi, dengan satuan panjang yang sesuai. Apabila suatu balok panjangnya p satuan panjang, lebarnya l satuan panjang, tingginya t satuan panjang, dan volume V satuan volume (satuan isi). Maka balok itu dirumuskan sebagai berikut:
H E F D t p B l G

Volume V=pxlxt Dengan : V = volume balok p = panjang balok l = lebar balok t = tinggi balok Kesimpulan :
A

Volume balok sama dengan perkalian semua rusuk yang bertemu pada sebuah titik sudut balok. B. Merancang Kubus dan Balok untuk Volume Tertentu 1. Merancang kubus untuk volume tertentu Untuk dapat merancang kubus untuk volume tertentu kamu perlu mengetahui hubungan-hubugan berikut. Diberikan volume kubus V dan panjang rusuknya a. 1. 2. Panjang rusuk kubus: Panjang seluruh rusuk kubus: pt = 12a = 12 A E D a B H F C G

56

3. 4. 5. 6. 7.

Panjang diagonal sisi kubus: ps = Panjang diagonal ruang kubus: pr = Luas bidang sisi kubus: Ls = a2 = Luas selubung kubus: Lb = 4a2 = 4 Luas permukaan kubus: Lm = 6a2 = 6 Perhatikan uraian berikut ini yang menjelaskan beberapa hubungan diatas

volume kubus (V) dengan panjang rusuk a dalah V = a3. Jika diketahui besar volume V, maka panjang rusuk a adalah Panjang seluruh rusuk kubus (pt) adalah pt = 12a Subtitusikan (1) diperoleh pt = .....(2) .....(1)

Sekarang untuk dapat merancang balok untuk volume tertentu kita perlu mengetahui hubungan-hubungan berikut. Diberikan volume balok V.

1. a. Jika luas sisinya A1 = pl, maka t = b. Jika luas sisinya A2 = pt, maka l = c. Jika luas sisinya A3 = lt, maka p = 2. Jika rusuk-rusknya p : l : t = a : b : c, maka:

3. Jika luas sisi-sisinya A1 : A2 : A3 = a : b : c, maka:

57

Perhatikan uraian berikut ini yang menjelaskan beberapa hubungan di atas. E H F


t

D A
p

C B
l

Jika volume V dan luas sisinya A1, dengan A1 = pl, atau A2 = pt, atau A3 = lt, maka : V = A1t sehingga diperoleh t =

V = A2l sehingga diperoleh l =

V = A3p sehingga diperoleh p = Jika volume balok V dan rusuk-rusuknya p : l : t = a : b : c, maka kamu memisalkan p = ak, l = bk, dan t = ck, dengan k > 0 V=pxlxt V = ak x bk x ck V = abc k3 k= Jadi, p=a l=b t=c

58

Volume Kubus dan Balok Jika Ukuran Rusuknya Berubah 1. Kubus Misalkan panjang kubus semula adalah a, maka volume kubus semula adalah = a3. Jika panjang rusuk kubus semula a bertambah besar h, maka

panjang rusuk kubus baru menjadi (a + h) dan volumenya adalah Vb Vb Vb = (a + h)3 = a3 + 3a3h + 3ah2 + h3 =a a= = V s + 3h + 3h
2 3

H E F D A a B

+h

Perubahan volume kubusnya adalah: V = Vb - Vs = 3a3h + 3ah + h3 = 3h + 3ah2 + h3

Jika panjang rusuk semula a berkurang h, maka panjang rusuk kubus baru menjadi (a - h) dan volumenya adalah Vb Vb Vb = (a - h)3 = a3 - 3a3h + 3ah2 - h3 = a3 a = = V s - 3h + 3h2 - h3

Perubahan volume kubusnya adalah V = Vb - Vs = 3a3h + 3ah - h3 = 3h + 3ah2 - h3

Jika panjang rusuk semula a diperbesar atau diperkecil dengan factor skala k, maka panjang rusuk kubus baru menjadi ka dan volumenya adalah:

59

Vb

= kp x kl x kt =(k3)(plt) = k3Vs

Perubahan vo;ume kubusnya adalah V 2. Balok Misalnya balok memiliki ukuran panjang = p, lebar = l, dan tinggi = t, maka volume baloknya adalah Vs = p x l 1. maka panjang rusuk-rusuk balok baru adalah (p + h), (l + h), dan (t + h), dan volume balok baru adalah: E H F D A
p

= Vb - Vs = k3 Vs Vs = (k3 - 1) Vs

G
t

C B l

Vb = (p + h) (l + h) (t + h) = (pl + ph + lh + h2)(t + h) = plt + plh + pth + ph2 + lth + lh2 + lh2 + h3 Perubahan volume balok adalah: V = Vb - Vs = (pl + pt + lt)h + (p x l x t)h2 + h3 2. Jika panjang rusuk-rusuk balok semula p, l, dan t berkurang sebesar h, maka panjang rusuk-rusuk balok baru adalah (p + h), (l + h), dan (t + h), dan volume balok baru adalah: Vb = (p - h) (l - h) (t - h) = (pl - ph - lh - h2)(t - h) = plt - plh - pth + ph2 - lth + lh2 + lh2 - h3

60

Perubahan volume balok adalah: V = Vb - Vs = plh + pth - ph2 + lth - lh2 - lh2 - h3 = (pl + pt + lt)h - (p x l x t)h2 + h3 3. Jika panjang rusuk-rusuk balok semula p, l, dan t diberbesar atau diperkecil dengan faktor skala a, b, dan c, maka panjang rusuk-rusuk balok baru adalah ap, bl dan cl, sehingga volume balok baru adalah: Vb = ap x bl x cl = (abc)(plt) = abc V Perubahan volume baloknya adalah: V = Vb - Vs = abc Vs - Vs = (abc 1 Vs) 4. Jika panjang rusuk-rusuk balok semula p, l, dan t diberbesar atau diperkecil dengan faktor skala k, maka panjang rusuk-rusuk balok baru adalah kp, kl dan kl, sehingga volume balok baru adalah: Vb = kp x kl x kt =(k3)(plt) = k3Vs Perubahan vo;ume kubusnya adalah V = Vb - Vs = k3 Vs Vs = (k3 - 1) Vs Penerapan Kubus dan Balok dalam Kehidupan Dengan pengetahuan yang baik mengenai kubus dan balok kamu dapat menerapkannya dalam kehidupan yang nyata untuk memecahkan berbagai kasus yang berkaitan dengan kubus dan balok.

61

2.1.9

Kerangka Konseptual

Belajar merupakan suatu proses bagaimana siswa mendapat pengalaman sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Jadi belajar bukan berorientasi kepada terselesaikannya materi tetapi harus berorientasi pada tujuan dan pengalaman belajar yang telah dimiliki siswa. Pembelajaran menerapkan teori berdasarkan kegiatan yang berpusat pada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan secara sendiri dan dengan bantuan lingkungan sosial budayanya. Pembelajaran yang menerapkan teori vygotsky lebih menekankan pada siswa yang mengkonstruksi pengetahuan sendiri sedangkan guru lebih ditekankan sebagai fasilitator. Sehingga pembelajaran bersifat aktif dan dinamis. Tahap-tahapan dalam teori belajar vygotsky adalah : 1. Sosiokultural. Pendekatan pembelajaran yang dipandang sesuai adalah pembelajaran kooperatif. Vygotsky menyatakan bahwa siswa belajar melalui interaksi bersama dengan orang dewasa atau teman yang lebih cakap. 2. ZPD (zone of proximal development). Bahwa siswa akan dapat mempelajari konsep-konsep dengan baik jika berada dalam ZPD. Siswa bekerja dalam ZPD jika siswa tidak dapat memecahkan masalah sendiri, tetapi dapat memecahkan masalah itu setelah mendapat bantuan orang dewasa atau temannya (peer)

62

3. Vygostky menekankan pada scaffolding. Siswa diberi masalah yang kompleks, sulit, dan realistik, dan kemudian diberi bantuan secukupnya dalam memecahkannya. 4. Perkembangan yang berangkat dari bidang social ke bidang individu.

63

Secara lebih rinci dapat dilihat dari skema berikut ini :


Belajar dan Pembelajaran

Pembelajaran Matematika

Metode yang Digunakan Guru Kurang Bermakna, Dominan Ceramah

Pemecahan Masalah
Dicari penyelesaian

Kemampuan pemecahan masalah masih rendah


Solusi belum ditemukan Strategi pemecahan masalalah

Dilakukannya Upaya

Melakukan pendekatan pembelajaran matematika realistik

Langkah Pemecahan Masalah Polya Dikaitkan Dengan Situasi Dunia Nyata Memahami Masalah

Merencanakan

Meneyelesaikan

Memeriksa Kembali

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Meningkat

Diperoleh Hasil

64

2.3

Kajian Penelitian yang Relevan Adapun kajian peneleitian yang relevan terhadap penelitian yang dilakukan

peneliti adalah dengan judul penelitian Pembelajaran Matematika dengan Menerapkan Model Kontruktivisme Aliran Vygotsky (dengan jenis penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VII SMP Swasta Nasrani 3 Medan pada T.A 2007/2008) oleh Pribadi Ginting, mahasiswa UNIMED Jurusan Pendidikan Matematika. Beliau menyimpulkan bahwa setelah pembelajaran dilakukan, ternyata memperoleh hasil yang lebih efektif terhadap siswa. Dengan kata lain, bahwa pembelajaran kontruktivisme aliran vygotsky menjadikan siswa sebagai subjek dan berinisiatif sendiri dalam kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan. Secara umum, siswa yang proses pembelajarannya menerapkan pembelajaran

kontruktivisme aliran vygotsky memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik daripada sebelum diberikan proses pembelajaran tersebut. Secara keseluruhan, pembelajaran kontruktivisme aliran vygotsky dapat menjadi sebuah alternatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. 2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah : Penerapan teori Vygotsky dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi geometri.

65

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Lumbanjulu. Adapun alasan memilih lokasi penelitian adalah karena pada pembelajaran Bangun Ruang Kubus dan Balok menunjukkan kemampuan siswa memecahkan masalah kurang optimal. Dari hasil tes diagnostik yang diujikan pada saat prapenelitian, bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan menerapkan rumus-rumus pada materi Bangun Ruang Kubus dan Balok dengan persentase rata-rata siswa yang menjawab benar keseluruhan tes adalah 39,4%, sedangkan yang menjawab salah adalah 60,6%.Sehingga dapat diupayakan pembelajaran yang sesuai keadaan siswa. 3.2 Subjek Penelitian Satu masalah penting yang harus dilakukan oleh seorang peneliti, jika hendak mengadakan Penelitian Tindakan Kelas yaitu penentuan subyek penelitian. Dari 5 kelas yang ada siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Lumbanjulu T.A 2012/2013 diambil satu kelas sebagai subyek penelitian yaitu kelas IX-I yang berjumlah 36 siswa. 3.3 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan penerapan teori Vygotsky pada materi geometri di kelas IX SMP Negeri 1 Lumbanjulu T.A 2012/2013.

64

66

3.4 Definisi Operasional Untuk dapat melakukan variabel penelitian secara kuantitatif maka variabel-variabel didefinisikan sebagai berikut: a. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan atau kompetensi strategik yang ditunjukkan siswa dalam memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan dan menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah. b. Teori Vygotsky adalah salah satu teori belajar sosial sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaktif sosial yaitu interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru dalam usaha menemukan konsep - konsep dan pemecahan masalah. Dengan menerapkan empat prinsip dalam proses pembelajarannya yaitu sosiokultural, konsep ZPD, scaffolding, dan perkembangan mental dari bidang sosial ke bidang individu. 3.5 Jenis Penelitian Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif yang berguna untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan penerapan teori vygotsky pada pokok bahasan Bangun Ruang Kubus dan Balok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Lumbanjulu. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Pemilihan jenis PTK karena peneliti terlibat langsung dan sudah merupakan tugas peneliti sebagai calon pendidik yang harus selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

67

merupakan kajian tentang situasi sosial dan pandangan untuk meningkatkan mutu tindakan yang ada di dalamnya. 3.6 Alat Pengumpul Data Alat yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, wawancara, dan observasi. 3.6.1 Tes Dalam penelitian ini diberikan tes kemampuan pemecahan masalah, ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan siswa memecahkan masalah mangalami peningkatan berdasarkan rata-rata setelah diberi teori vygotsky. 3.6.3 Observasi Observasi yang dilakukan merupakan pengamatan terhadap seluruh kegiatan dan perubahan yang terjadi pada saat diberikan tindakan. 3.7 Prosedur Penelitian Sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), maka penelitian ini memiliki tahap atau siklus sebagai berikut : Siklus I No. 1. Tahap-Tahap Sasaran Penelitian Perencanaan, yang dilakukan adalah Wawancara Untuk mengetahui kesulitan Data siswa dalam memahami siswa kesulitan Output

68

materi Kubus sebagai tindakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Merancang RPP Agar pembelajaran yang KBM efektif

berlangsung lebih terarah. Membuat observasi lembar Untuk kondisi melihat belajar bagaimana Data mengajar KBM kondisi

yang berlangsung di kelas. Membuat tes ke- Untuk haman mengetahui serta pema- Tes kemampuan pemecahan masalah I

mampuan pemecahan masalah I

kemampuan

siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan

dengan materi. 2. Pelaksanaan, meliputi : Melakukan belajaran penerapan vygotsky. (pengajuan masalah yang pemdengan teori Guru memberikan masalah Peningkatan kepada siswa yang telah disusun Kegiatan berkaitan dalam Siswa dengan Lembar yang materi kemampuan pemecahan masalah siswa

kubus dan balok dalam kehidupan sehari-hari

berada pada ZPD,

untuk menemukan rumus

69

sosiokultur, scaffolding, presentasi kerja). dan

luas permukaan kubus dan balok

hasil Siswa mencermati masalah yang diberikan guru. Siswa berusaha mencoba menyelesaikan masalah I. Guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti

pada masalah I. Guru mengarahkan siswa untuk membagi kelompok yang telah disusun

sebelumnya. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk masalah secara

mendiskusikan tersebut berkelompok.

Siswa saling memberikan argumennya masing dalam masingkegiatan

70

diskusi

tersebut

untuk

menyelesaikan masalah. Guru mengamati setiap

kegiatan siswa di setiap kelompok untuk melihat kesulitan-kesulitan dihadapi siswa. Guru menanyakan kembali apa hal-hal yang masih kurang dimengerti siswa dan membimbing siswa yang

mengatasi masalah yang mereka hadapi. Setelah diselesaikan guru masing masalah oleh I siswa, masingkelompok hasil

meminta

mempresentasikan diskusinya kolompok menanggapi.

sedangkan yang lain

Siswa memperoleh hasil diskusinya dan guru

71

memberikan penguatan. Guru melakukan tanya

jawab untuk menunjukkan kebenaran konsep yang

telah ditemukan siswa. Hasil diskusi merupakan konsep kubus. Setelah diselesaikan, masalah I guru luas permukaan

memberikan waktu kepada siswa untuk menyelesaikan masalah II, III, dan

seterusnya dengan prosedur penyelesaian yang sama

seperti pada masalah I. Untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh siswa setelah Pemberian ke-mampuam pemecah-an masalah 3. I Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelak- Data kondisi tes proses berlangsung. pembelajaran Data hasil tes

kemampuan pemecahan masalah I

72

sanaan Observasi

tindakan

dengan lembar

KBM

menggunakan

observasi yang telah dibuat, peneliti kelas, mengajar guru kelas didepan yang

bertugas sebagai pengamat mengisi lembar obsevasi

untuk mengamati kegiatan yang terjadi selama proses belajar sung. mengajar Evalusi berlangdilakukan

untuk mengukur peningkatan ke-mampuan memecahkan matematika. siswa masalah

4.

Tahap ini dilakukan untuk menganalisa dan memberikan Hasil identifikasi arti Refleksi terhadap data yang masalah masalah baru) (hasil yang

diperoleh, memperjelas data, sehingga diambil kesimpulan dari tindakan yang telah

dilakukan. Hasil refleksi ini

73

kemudian digunakan sebagai dasar untuk perencanaan

pada siklus berikutnya.

74

Siklus II No. 1. Tahap-Tahap Sasaran Penelitian Perencanaan, yang dilakukan adalah Mendesain RPP Melakukan perbaikan pembe- KBM efektif lajaran sebagai tindak lanjut dari siklus I. Membuat observasi lembar Untuk kondisi melihat belajar bagaimana Data mengajar KBM kondisi Output

yang berlangsung di kelas. Membuat tes kemam- Untuk puan masalah II pemecahan haman mengetahui serta pema- Tes kemampuam pemecahan masalah II

kemampuan

siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan materi.

2.

Pelaksanaan, meliputi : Melakukan pembelajaran dengan penerapan vygotsky. teori Proses pembalajaran sama Peningkatan seperti pada siklus I ( dengan perbaikan proses kemampuan pemecahan masalah siswa

pembelajaran misal dengan bantuan alat peraga seperti

75

kerangkla dan model bangun ruang kubus dan balok, dll). Pemberian tes kema- Untuk mpuan masalah II pemecahan mengetahui sejauh Data hasil tes

mana penguasaan siswa dan sejauh kurang mengerti. mana siswa yang telah

kemampuan pemecahan masalah I

memahami

3. Observasi Untuk melihat apakah telah ada perubahan berarti yang terjadi pada kondisi Data kondisi KBM

pembelajaran di kelas setelah perbaikan program

pengajaran dilakukan. 4. Refleksi Untuk mengetahui terdapat melihat apakah kesulitan dan masih yang Hasil identifikasi masalah

dialami siswa baik kesulitan dalam ataupun memahami kesulitan materi dalam

menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan materi

76

kubus dan balok. Jika masih terdapat dilanjutkan kesulitan, pada maka siklus

berikutnya. Peneliti mengharapkan kemampuan siswa memecahkan masalah lebih baik dan dapat bertahan

dalam jangka waktu yang cukup lama. Secara lebih rinci prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas menurut model Mc.Kernan (dengan modifikasi dari Hopskin, 1993:53) dalam Wiriatmadja (2000:69) sebagai berikut:
Tindakan Siklus 1 Tindakan yang membutuhkan Perbaikan Situasi Masalah Tindakan Siklus 2

Dst...
Keputusan Definisi Masalah Keputusan Definisi Ulang Masalah

Evaluasi

Asesmen Kebutuhan

Evaluasi

Asesmen Kebutuhan

Implementasi

Hipotesis/Gagasan

Implementasi

Hipotesis/Gagasan

Revisi Rencana Tindakan

Revisi Rencana Tindakan

77

T1

T2

3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1. Reduksi data Setelah tes mengenai geometri diberikan, selajutnya dikoreksi hasil pekerjaan siswa, dipelajari dan ditelaah untuk mengolongkan dan

mengorganisasikan jawaban-jawaban siswa.

3.8.2 Menyajikan data Kegiatan analisis berikutnya adalah penyajian data yang diartikan sebagai kumpulan data yang terorganisasikan, sehingga memungkinkan adanya

kesimpulan. Setelah dilakukan tes kemampuan pemecahan masalah kepada siswa, untuk mengetahui sejauh mana persentasi kemampuan siswa memecahkan masalah dapat digunakan rumus: i. Penentuan Ketuntasan Pemecahan Masalah Secara Individu
DSP = P x 100% Q

Keterangan : DSP = daya serap perorangan P Q Dengan kriteria : 0 % DSP < 65 % 65 % DSP 100% ; siswa belum mampu memecahkan masalah ; siswa telah mampu memecahkan masalah = skor yang diperoleh siswa = skor maksimal

Sedangkan pengolongan besarnya persentase kemampuan memecahkan masalah menurut Nurkancana (1986:89) adalah sebagai berikut:

78

0% DSP 54%, kemampuan pemecahan masalah sangat rendah 55% DSP 64%, kemampuan pemecahan masalah rendah 65% DSP 79%, kemampuan pemecahan masalah sedang 80% DSP 89%, kemampuan pemecahan masalah tinggi 90% DSP 100%, kemampuan pemecahan masalah sangat tinggi ii. Penentuan Persentase Siswa Mampu Memecahkan Masalah Secara Klasikal
DSK = M x 100% N

Ket : DSK = persentase kelas yang mampu memecahkan masalah M = banyak siswa yang telah mampu memecahkan masalah N = banyak siswa seluruhnya Dengan criteria: 0% DSK < 85 % ; kelas belum mampu memecahkan masalah

85 % DSK 100% ; kelas telah mampu memecahkan masalah Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan pemecahan

masalah siswa setelah pembelajaran dengan menerapkan teori vygotsky dilihat dari hasil deskriptif skor tes kemampuan pemecahan masalah. Setiap skor tes kemampuan pemecahan masalah tersebut akan dibandingkan. Jika terjadi peningkatan nilai rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah I dan tes kemampuan pemecahan masalah II maupun tes kemampuan pemecahan masalah berikutnya, serta sudah terdapat ketentuan ketuntasan secara individu dan klasikal yang tersebut di atas maka tujuan penelitian ini telah tecapai.

79

Lampiran 1 SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I )

Mata Pelajaran Pokok Bahasan

: Matematika : Kubus dan Balok

Sub Pokok Bahasan : Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok Kelas / Semester : IX / I

Jumlah Pertemuan : 2 x pertemuan Waktu : 2 x 40 menit

1. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. 2. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok. 3. Indikator Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok. Menghitung luas permukaan kubus dan balok. 4. Materi

80

Mencari rumus luas permukaan kubus dan balok. Menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan kubus dan balok. 5. Model, Strategi dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kontruktivisme aliran vygotsky. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran yang digunakan adalah pola pembelajaran kooperatif berbasis interaksi sosial. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan adalah penemuan, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, dan pemecahan masalah. 6. Kelengkapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP). Buku pegangan guru dan siswa (Yudistira). Lembar Kegiatan siswa(LKS). 7. Skenario Pembelajaran Pertemuan I Tahap No. 1. Pembelajaran Komunikasi Kegiatan awal Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Membuka pelajaran menyampaikan dan Mendengarkan tujuan pembelajaran yang Alokasi Waktu 2

81

tujuan pembelajaran. 2. Appersepsi Menanyakan materi yang sudah dipelajari masih dipahami. tetapi kurang

disampaikan guru.

Mendengarkan arahan guru dan bertanya memang yang jika ada masih

kurang dipahami. Menanyakan dan Mendengarkan mengingatkan kembali materi dan memberikan argumen tentang materi prasyarat yang guru. Mendengarkan dan secara tidak langsung memikirkan apa yang disampaikan guru. Melakukan tanya jawab dengan diajukan

prasyarat sebelum memasuki materi pelajaran. Mengaitkan materi kubus dan balok dalam

kehidupan seharihari.

82

guru. Membagi siswa Mendengarkan arahan guru dan melaksanakan arahannya. duduk

menjadi beberapa kelompok secara heterogen

sehingga di setiap Siswa kelompok diharapkan terjadi proses sosiokultur di antara siswa. Memberikan dorongan kepada siswa untuk

berkelompok membentuk kelompok belajar. Berusaha mengeluarkan pendapat/argume n masing-masing siswa.

mengemukakan pengetahuan awalnya tentang

konsep yang akan dibahas. 3. Pemberitahuan Kompetensi dan Indikator Menyampaikan secara lisan Memperhatikan dan mencermati 3'

kompetensi dasar dan indikator

kompetensi dasar dan yang indikator

(tertera pada point

83

2 dan 3) yang akan peserta melalui bahasan dan balok. Tahap No. 1. Pembelajaran Pengajuan masalah yang berada pada ZPD dicapai didik pokok kubus

disampaikan oleh guru.

Kegiatan Inti Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Memberikan masalah kepada Menerima Lembar Kegiatan Siwa yang guru. I(LKS I)

Alokasi Waktu 10

siswa yang telah disusun dalam

diberikan

Lembar Kegiatan

Siswa I(LKS I) Mencermati yang dengan berkaitan materi masalah yang ada pada LKS I.

kubus dan balok dalam kehidupan sehari-hari untuk menemukan rumus luas

permukaan kubus dan balok. Memberikan Menanyakan hal-

84

kesempatan kepada untuk menanyakan halhal yang kurang dimengerti masalah 1. Mengarahkan siswa mengerjakan masalah 1 pada LKS. 2. Pembelajaran sosiokultur Memberikan waktu siswa kepada untuk untuk pada siswa

hal yang kurang dipahami masalah 1. pada

Berusaha mencoba menyelesaikan masalah 1.

Saling memberikan argumennya masing-masing dalam diskusi untuk kegiatan tersebut dapat

25

mendiskusikan masalah 1 secara berkelompok.

menyelesaikan masalah. Dengan pembagian

85

kelompok

yang

heterogen, siswa bisa menciptakan kondisi diskusi

yang efektif dan kondusif. Memberikan dorongan kepada siswa untuk terus dapat menyelesaikan masalah mengeluarkan pendapat secara dan Memperhatikan dan memahami

masalah 1 dengan bantuan paket, buku diskusi

antara siswa pada setiap kelompok dan bila perlu pada dalam

bebas dan terbuka.

bertanya guru

menyelesaikan masalah tersebut. Mengontrol jalannya diskusidan mencermati persepsi siswa Berusaha memahami masalah, berdiskusi, berupaya dan untuk

86

yang dalam

berbeda

menyelesaikanya.

memandang memahami masalah. Memberikan 3. Scaffolding bantuan siswa

dan

Mendengarkan arahan guru dan mencermati bantuan 1 yang 10

kepada untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Bantuan diberikan dapat petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa mandiri. dapat

diberikan guru.

yang Mencermati guru berupa arahan guru dan mencoba kembali memahami masalah.

87

Memberikan bantuan guna menghantarkan siswa memahami masalah dan dalam terbatas

penyelesaiaannya. Berkeliling mengamati siswa memberi kerja dan arahan Mencermati arahan guru dan terus mencoba

melakukan aktivitas pemecahan masalah.

agar kerja siswa lebih efektif.

Mengamati setiap Mengerjakan kegiatan siswa di setiap untuk kesulitankesulitan yang kelompok melihat kegiatan pemecahan masalah.

dihadapi siswa.

88

Menanyakan kembali apa halhal yang masih kurang dimengerti siswa membimbing siswa masalah mengatasi yang dan

Mendengarkan dan bertanya

kepada guru jika masih kesulitan dihadapi ada yang dalam

memecahkan masalah.

mereka hadapi. Bantuan diberikan demi dikurangi sehingga lebih memecahkan masalah dengan siswa bisa yang Menyelesaikan sedikit sedikit masalah 1 dengan adanya bantuan

guru dan proses sosiokultur dengan teman 20

sekelompok.

mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Bantuan diberikan tergantung pada yang

89

masalah

yang

dihadapi siswa. Setelah masalah 1 Kelompok diselesaikan oleh siswa, 4. Presentasi Hasil Kerja meminta satu guru salah kelompok terpilih menyajikan hasil kerjanya di depan kelas kelompok duduk dan lain dan yang

mempresentasikan hasil diskusinya,

sedangkan kelompok yanglain menanggapi. Memberi kesempatan kepada kelompok lain mengkritisi

mendengarkan kelompok penyaji.

Memberikan tanggapan terhadap argumen atau yang oleh lain. pertanyaan diajukan kelompok

atau menanggapi hasil kerja

kelompok penyaji dan mengekspresikan ide-ide secara

90

terbuka. Sesekali mengajukan pertanyaan untuk memastikan pemecahan masalah dan ditanggapi penyaji dapat oleh Kelompok mengecek kembalihasil kerjanya mengajukan masukan pertanyaan atau atas dan lain

beda pemecahan masalah dan

kelompok lain.

mendiskusikan untuk hasil memadu pemikiran

beberapa kelompok. Melakukan tanya jawab untuk Bertanya kepada guru ataupun

menunjukkan kebenaran konsep yang ditemukan dan telah siswa

kelompok penyaji untuk menemukan hasil diskusinya.

memberikan Memperoleh hasil diskusi dari

penguatan.

91

masalah 1 yaitu konsep permukaan kubus. Setelah masalah 1 Mengikuti diselesaikan, memberikan waktu siswa kepada untuk kembali pola luas

kegiatan di atas sehingga ditemukan konsep pemecahan masalah pada

menyelesaikan masalah 2,3, dan seterusnya dengan prosedur penyelesaian yang sama pemecahan masalah 1. Tahap No. 1. Pembelajaran Pelaporan seperti

Lembar Kegiatan Siswa I (LKS I).

Kegiatan Akhir Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Memberikan kesempatan kepada untuk menanyakan siswa Bertanya pada

Alokasi Waktu 5

guru tentang halhal yang kurang dimengerti.

92

kembali yang dimengerti

hal-hal kurang pada

materi yang baru dipelajari. Memberikan tugas Mendengarkan sebagai untuk latihan dikerjakan dan melaksanakan arahan guru.

di rumah. Pertemuan II Tahap No. 1. Pembelajaran Komunikasi Kegiatan awal Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Membuka pelajaran menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Appersepsi Menanyakan materi yang sudah dipelajari masih dipahami. tetapi kurang Mendengarkan arahan guru dan bertanya memang yang jika ada masih 5 dan Mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. Alokasi Waktu 2

kurang dipahami.

93

Menanyakan dan Mendengarkan mengingatkan kembali rumus konsep luas dan memberikan argumen tentang materi sebelumnya.

permukaan kubus dan sebelum memasuki materi pelajaran baru. Mengaitkan materi kubus dan balok dalam balok

Mendengarkan dan secara tidak langsung memikirkan apa yang disampaikan guru. Melakukan tanya jawab guru. dengan

kehidupan seharihari.

Membagi

siswa Mendengarkan arahan guru dan melaksanakan arahannya.

menjadi beberapa kelompok secara heterogen

94

sehingga di setiap Siswa kelompok diharapkan terjadi proses sosiokultur di antara siswa. Memberikan dorongan kepada siswa untuk

duduk

berkelompok membentuk kelompok belajar. Berusaha mengeluarkan pendapat/argume n masing-masing siswa.

mengemukakan pengetahuan awalnya tentang

konsep yang akan dibahas. 3. Pemberitahuan Kompetensi dan Indikator Menyampaikan secara lisan Memperhatikan dan mencermati 3

kompetensi dasar dan indikator

kompetensi dasar dan yang disampaikan oleh guru. indikator

(tertera pada point 2 dan 3) yang akan peserta melalui bahasan dicapai didik pokok kubus

95

dan balok. Tahap No. 1. Pembelajaran Pengajuan masalah yang berada pada ZPD Kegiatan Inti Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Memberikan masalah kepada Menerima Lembar Kegiatan Siwa II(LKS II) yang guru. diberikan Alokasi Waktu 10

siswa yang telah disusun dalam

Lembar Kegiatan

Siswa II(LKS II) Mencermati yang dengan berkaitan materi masalah yang ada pada LKS II.

kubus dan balok dalam kehidupan sehari-hari untuk menggunakan rumus luas

permukaan kubus dan balok. Memberikan kesempatan kepada untuk menanyakan halhal yang kurang siswa Menanyakan halhal yang kurang dipahami masalah 1. pada

96

dimengerti masalah 1. Mengarahkan siswa mengerjakan

pada

Berusaha mencoba menyelesaikan masalah 1.

untuk

masalah 1 pada LKS. 2. Pembelajaran sosiokultur Memberikan waktu siswa kepada untuk

Saling memberikan argumennya masing-masing dalam diskusi untuk kegiatan tersebut dapat

25

mendiskusikan masalah 1 secara berkelompok.

menyelesaikan masalah. Dengan pembagian kelompok yang

heterogen, siswa bisa menciptakan kondisi diskusi

yang efektif dan

97

kondusif. Memberikan dorongan kepada siswa untuk terus dapat menyelesaikan masalah mengeluarkan pendapat secara dan Memperhatikan dan memahami

masalah 1 dengan bantuan paket, buku diskusi

antara siswa pada setiap kelompok dan bila perlu pada dalam

bebas dan terbuka.

bertanya guru

menyelesaikan masalah tersebut. Mengontrol jalannya diskusidan mencermati persepsi yang dalam memandang memahami masalah. dan siswa berbeda Berusaha memahami masalah, berdiskusi, berupaya dan untuk

menyelesaikanny a.

98

Memberikan 3. Scaffolding bantuan siswa kepada untuk

Mendengarkan arahan guru dan mencermati bantuan 1 yang 10

menyelesaikan masalah tersebut. Bantuan diberikan dapat petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa mandiri. Memberikan bantuan guna menghantarkan siswa dalam terbatas dapat yang guru berupa

diberikan guru.

Mencermati arahan guru dan mencoba kembali memahami masalah.

99

memahami masalah dan

penyelesaiaannya. Berkeliling mengamati siswa memberi kerja dan arahan Mencermati arahan guru dan terus mencoba

melakukan aktivitas pemecahan masalah.

agar kerja siswa lebih efektif.

Mengamati setiap Mengerjakan kegiatan siswa di setiap untuk kesulitankesulitan yang kelompok melihat kegiatan pemecahan masalah.

dihadapi siswa. Menanyakan kembali apa halhal yang masih kurang dimengerti siswa membimbing dan Mendengarkan dan bertanya

kepada guru jika masih kesulitan dihadapi ada yang dalam

100

siswa masalah

mengatasi yang

memecahkan masalah.

mereka hadapi. Bantuan diberikan demi dikurangi sehingga lebih memecahkan 4. Presentasi Hasil Kerja masalah dengan siswa bisa yang Menyelesaikan sedikit sedikit masalah 1 dengan adanya bantuan

guru dan proses sosiokultur dengan teman

sekelompok. 20

mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Bantuan diberikan tergantung masalah pada yang yang

dihadapi siswa. Setelah masalah 1 Kelompok diselesaikan oleh siswa, meminta guru salah terpilih menyajikan hasil kerjanya di depan yang

101

satu

kelompok

kelas kelompok duduk

dan lain dan

mempresentasikan hasil diskusinya,

sedangkan kelompok yanglain menanggapi. Memberi kesempatan kepada kelompok lain mengkritisi

mendengarkan kelompok penyaji.

Memberikan tanggapan terhadap argumen atau yang oleh lain. pertanyaan diajukan kelompok

atau menanggapi hasil kerja

kelompok penyaji dan mengekspresikan ide-ide terbuka. Sesekali mengajukan pertanyaan untuk memastikan pemecahan secara

Kelompok mengecek kembalihasil kerjanya mengajukan

lain

dan

102

masalah dan ditanggapi

penyaji dapat oleh

masukan pertanyaan

atau atas

beda pemecahan masalah dan

kelompok lain.

mendiskusikan untuk hasil memadu pemikiran

beberapa kelompok. Melakukan tanya jawab untuk Bertanya kepada guru ataupun

menunjukkan kebenaran konsep yang ditemukan dan telah siswa

kelompok penyaji untuk menemukan hasil diskusinya.

memberikan Memperoleh hasil diskusi dari

penguatan.

masalah 1 yaitu menggunakan rumus untuk

menghitung luas permukaan balok. Setelah masalah 1 Mengikuti

103

diselesaikan, memberikan waktu siswa kepada untuk

kembali

pola

kegiatan di atas sehingga ditemukan konsep pemecahan masalah pada

menyelesaikan masalah 2,3, dan seterusnya dengan prosedur penyelesaian yang sama pemecahan masalah 1. Tahap No. 1. Pembelajaran Pelaporan seperti

Lembar Kegiatan Siswa II (LKS II).

Kegiatan Akhir Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Memberikan kesempatan kepada untuk menanyakan kembali yang dimengerti hal-hal kurang pada siswa Bertanya pada

Alokasi Waktu 5

guru tentang halhal yang kurang dimengerti.

materi yang baru dipelajari.

104

Memberikan tugas Mendengarkan sebagai untuk latihan dikerjakan dan melaksanakan arahan guru.

di rumah. 8. Penilaian Teknik : Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Buku Instrumen : Pertanyaan Tertulis Instrumen : 1. Jika diberikan suatu kotak berbentuk kubus ABCD.EFGH, dimana AB adalah panjang kubus, BC adalah lebar kubus, dan CG adalah tnggi dari kubus. Tentukan luas kotak tersebut jika bagian atas kotak tersebut dibuka (tanpa tutup)! 2. Suatu tempat pembuangan sampah berbentuk balok ABCD.EFGH dengan AB = (2x + 2) m, BC = (x + 3) m, dan CG = 2x m. Panjang rusuk seluruhnya 60 m. Jika balok tersebut akan dibuat dari bahan kayu triplek yang harganya Rp. 20.000,00 tiap m2. Hitunglah harga bahan yang dibutuhkan!

105

SIKLUS II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN II ( RPP II )

Mata Pelajaran Pokok Bahasan

: Matematika : Kubus dan Balok

Sub Pokok Bahasan : Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok Kelas / Semester : IX / I

Jumlah Pertemuan : 2 x pertemuan Waktu : 2 x 40 menit

1. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. 2. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok. 3. Indikator Menentukan rumus volume kubus dan balok. 4. Materi Mencari rumus volume kubus dan balok. Menggunakan rumus untuk mnentukan volume kubus dan balok. 5. Model, Strategi dan Metode Pembelajaran

106

Model Pembelajaran Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kontruktivisme aliran vygotsky. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran yang digunakan adalah pola pembelajaran kooperatif berbasis interaksi sosial. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan adalah penemuan, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, dan pemecahan masalah. 6. Kelengkapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP). Buku pegangan guru dan siswa (Yudistira). Lembar Kegiatan siswa(LKS). Alat Peraga (Kerangka dan model-model bangun ruang kubus dan balok). 7. Skenario Pembelajaran

107

Pertemuan I Tahap No. 1. Pembelajaran Komunikasi Kegiatan awal Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Membuka dan pelajaran Mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. Alokasi Waktu 2

menyampaikan

tujuan pembelajaran.

2.

Appersepsi

Menanyakan

materi Mendengarkan arahan dan jika guru bertanya memang

yang sudah dipelajari tetapi masih kurang dipahami.

ada yang masih kurang dipahami. Menanyakan dan Mendengarkan dan memberikan argumen tentang materi sebelumnya yang diajukan

mengingatkan kembali materi pada pertemuan sebelumnya memasuki pelajaran baru. sebelum materi

108

guru. Mengaitkan kubus dalam sehari-hari. dan materi Mendengarkan balok dan secara

kehidupan

tidak langsung memikirkan apa yang

disampaikan guru. Melakukan tanya jawab

dengan guru. Membagi menjadi kelompok siswa Mendengarkan beberapa secara arahan dan melaksanakan arahannya. duduk guru

heterogen sehingga di setiap diharapkan kelompok

terjadi Siswa

proses sosiokultur di antara siswa.

berkelompok membentuk kelompok belajar.

Memberikan dorongan Berusaha kepada siswa untuk mengeluarkan

109

mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas.

pendapat/argu men masing-

masing siswa.

Menyiapkan,membagi, Mendengarkan dan menjelaskan alat peraga bantu memudahkan memahami sebagai alat untuk siswa dan dan berusaha

memahami penjelasan guru.

memecahkan masalah. Menyampaikan secara Memperhatikan 3. Pemberitahuan Kompetensi dan Indikator lisan kompetensi dasar dan indikator (tertera pada point 2 dan 3) yang akan dicapai dan mencermati kompetensi dasar dan 3

peserta didik melalui pokok bahasan kubus dan balok.

indikator yang disampaikan oleh guru.

110

Tahap No. 1. Pembelajaran Pengajuan masalah yang berada pada ZPD

Kegiatan Inti Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Memberikan masalah Menerima kepada siswa yang Lembar Kegiatan III(LKS Siwa III)

Alokasi Waktu 10

telah disusun dalam Lembar Siswa Kegiatan III(LKS III)

yang diberikan guru.

yang berkaitan dengan materi balok kubus

dan Mencermati dalam masalah yang

kehidupan sehari-hari untuk menemukan

ada pada LKS III.

rumus volume kubus dan balok. Memberikan kesempatan siswa menanyakan yang dimengerti masalah 1. Mengarahkan 2. untuk siswa Berusaha mencoba kepada untuk hal-hal kurang pada Menanyakan hal-hal kurang dipahami pada masalah 1. yang

mengerjakan

111

masalah 1 pada LKS.

menyelesaikan masalah 1.

Pembelajaran sosiokultur

Memberikan

waktu Saling memberikan argumennya secara masing-masing dalam kegiatan diskusi tersebut untuk dapat

25

kepada siswa untuk mendiskusikan masalah 1

berkelompok.

menyelesaikan masalah. Memberi dorongan Menggunakan alat untuk memudahkan pemecahan masalah. peraga

kepada siswa untuk dapat memaxsimalkan penggunaan peraga yang alat telah

diberikan.

Memberikan dorongan Memperhatikan kepada siswa untuk terus menyelesaikan masalah 3. mengeluarkan dan dapat dan memahami masalah 1

dengan bantuan buku diskusi paket, antara

112

pendapat secara bebas dan terbuka.

siswa setiap

pada

kelompok dan bila bertanya guru perlu pada dalam

menyelesaikan masalah tersebut. Mengontrol diskusi mencermati jalannya Berusaha dan persepsi memahami masalah, berdiskusi, dan berupaya untuk menyelesaikan nya.

siswa yang berbeda dalam dan masalah. memandang memahami

Memberikan bantuan Mendengarkan Scaffolding kepada siswa untuk menyelesaikan masalah 1 tersebut. Bantuan yang arahan dan mencermati bantuan yang guru 10

diberikan guru dapat berupa petunjuk,

diberikan guru.

113

peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan

siswa dapat mandiri. Memberikan bantuan Mencermati terbatas guna arahan dan guru mencoba

menghantarkan siswa dalam masalah penyelesaiaannya. memahami dan

kembali memahami masalah.

Berkeliling mengamati Mencermati kerja siswa dan arahan dan mencoba melakukan aktivitas pemecahan masalah. Mengamati kegiatan setiap Mengerjakan siswa di kegiatan pemecahan masalah. guru terus

memberi arahan agar kerja efektif. siswa lebih

setiap kelompok untuk melihat kesulitan-

114

kesulitan dihadapi siswa. 4.

yang

Menanyakan kembali Mendengarkan apa masih hal-hal yang kurang dan kepada bertanya guru

dimengerti siswa dan membimbing mengatasi siswa masalah

jika masih ada kesulitan yang dihadapi dalam memecahkan masalah.

yang mereka hadapi.

Bantuan

yang Menyelesaikan masalah 1

diberikan sedikit demi sedikit dikurangi

dengan adanya bantuan dan guru proses

sehingga siswa lebih bisa masalah memecahkan dengan

sosiokultur dengan teman

mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Bantuan Presentasi Hasil Kerja diberikan pada yang tergantung yang

sekelompok.

20

masalah

dihadapi siswa.

115

Setelah

masalah

1 Kelompok yang oleh terpilih menyajikan hasil kerjanya

diselesaikan

siswa, guru meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil sedangkan diskusinya, kelompok

di depan kelas dan kelompok lain duduk dan mendengarkan kelompok penyaji.

yang lain menanggapi.

Memberi kesempatan Memberikan kepada kelompok lain mengkritisi menanggapi kerja penyaji atau hasil kelompok dan tanggapan terhadap argumen pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain. atau

mengekspresikan ideide secara terbuka. Sesekali

mengajukan Kelompok lain untuk mengecek kembalihasil masalah dapat kerjanya mengajukan dan

pertanyaan memastikan pemecahan penyaji dan

116

ditanggapi kelompok lain.

oleh

masukan

atau

pertanyaan atas beda pemecahan masalah dan

mendiskusikan untuk memadu hasil pemikiran beberapa kelompok. Melakukan jawab menunjukkan kebenaran konsep tanya untuk Bertanya kepada ataupun kelompok penyaji untuk guru

yang telah ditemukan siswa dan memberikan penguatan.

menemukan hasil diskusinya. Memperoleh hasil diskusi

dari masalah 1 yaitu konsep

volume kubus.

117

Setelah

masalah

1 Mengikuti kembali pola

diselesaikan, memberikan waktu

kegiatan di atas sehingga ditemukan

kepada siswa untuk menyelesaikan masalah seterusnya 2,3, dan dengan

konsep pemecahan masalah Lembar Kegiatan Siswa III (LKS III). pada

prosedur penyelesaian yang sama seperti

pemecahan masalah 1.

118

Tahap No. 1. Pembelajaran Pelaporan

Kegiatan Akhir Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Memberikan kesempatan siswa kepada untuk Bertanya guru hal-hal kurang dimengerti. pada tentang yang

Alokasi Waktu 5

menanyakan kembali hal-hal yang kurang dimengerti materi dipelajari. Memberikan yang pada baru

tugas Mendengarkan dan melaksanakan arahan guru.

sebagai latihan untuk dikerjakan di rumah.

119

Pertemuan II Tahap No. 1. Pembelajaran Komunikasi Kegiatan awal Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Membuka dan pelajaran Mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. 2. Appersepsi Menanyakan materi Mendengarkan arahan dan jika guru bertanya memang 5 Alokasi Waktu 2

menyampaikan

tujuan pembelajaran.

yang sudah dipelajari tetapi masih kurang dipahami.

ada yang masih kurang dipahami. Menanyakan dan Mendengarkan dan memberikan argumen tentang materi sebelumnya.

mengingatkan kembali konsep rumus volume kubus sebelum dan balok

memasuki

materi pelajaran baru. Mengaitkan

materi Mendengarkan

120

kubus dalam

dan

balok

dan

secara

kehidupan

tidak langsung memikirkan apa yang

sehari-hari.

disampaikan guru. Melakukan tanya jawab

dengan guru. Membagi menjadi kelompok siswa Mendengarkan beberapa secara arahan dan melaksanakan arahannya. duduk guru

heterogen sehingga di setiap diharapkan kelompok

terjadi Siswa

proses sosiokultur di antara siswa.

berkelompok membentuk kelompok belajar.

Menyiapkan,membagi, Mendengarkan dan menjelaskan alat peraga bantu sebagai alat untuk dan berusaha

memahami penjelasan

121

memudahkan memahami

siswa dan

guru.

memecahkan masalah. Memberikan dorongan Berusaha kepada siswa untuk mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas. 3. Pemberitahuan Kompetensi dan Indikator Menyampaikan secara Memperhatikan lisan kompetensi dasar dan indikator (tertera pada point 2 dan 3) yang akan dicapai dan mencermati kompetensi dasar dan 3 mengeluarkan pendapat/argu men masing-

masing siswa.

peserta didik melalui pokok bahasan kubus dan balok.

indikator yang disampaikan oleh guru.

122

No.

Tahap Pembelajaran

Kegiatan Inti Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Alokasi Waktu

1.

Pengajuan masalah yang berada pada ZPD

Memberikan masalah Menerima kepada siswa yang Lembar Kegiatan IV(LKS Siwa IV)

10

telah disusun dalam Lembar Siswa Kegiatan IV(LKS IV)

yang diberikan guru.

yang berkaitan dengan materi balok kubus

dan Mencermati dalam masalah yang

kehidupan sehari-hari untuk menggunakan

ada pada LKS IV.

rumus volume kubus dan balok. Memberikan kesempatan siswa menanyakan yang dimengerti masalah 1. Mengarahkan untuk siswa Berusaha mencoba menyelesaikan masalah 1. 2. Pembelajaran kepada untuk hal-hal kurang pada Menanyakan hal-hal kurang dipahami pada masalah 1. yang

mengerjakan

masalah 1 pada LKS.

123

sosiokultur

Memberikan

waktu Saling memberikan argumennya secara masing-masing dalam kegiatan diskusi tersebut untuk dapat 25

kepada siswa untuk mendiskusikan masalah 1

berkelompok.

menyelesaikan masalah. Dengan pembagian kelompok yang heterogen, siswa bisa

menciptakan kondisi diskusi yang efektif

dan kondusif. Memberi dorongan Menggunakan alat untuk memudahkan pemecahan masalah. peraga

kepada siswa untuk dapat memaxsimalkan penggunaan 3. peraga yang alat telah

diberikan.

Memberikan dorongan Memperhatikan kepada siswa untuk dan memahami

124

terus menyelesaikan masalah mengeluarkan

dapat

masalah

dengan bantuan dan buku diskusi siswa setiap kelompok dan bila bertanya guru perlu pada dalam paket, antara pada

pendapat secara bebas dan terbuka.

menyelesaikan masalah tersebut. Mengontrol diskusidan mencermati persepsi jalannya Berusaha memahami masalah, berdiskusi, dan berupaya untuk menyelesaikan nya.

siswa yang berbeda dalam dan 4. Scaffolding masalah. memandang memahami

Memberikan bantuan Mendengarkan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah 1 tersebut. Bantuan yang arahan dan mencermati bantuan yang guru

diberikan guru dapat

diberikan guru.

125

berupa

petunjuk,

peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan 10

siswa dapat mandiri. Memberikan bantuan Mencermati terbatas guna arahan dan guru mencoba

menghantarkan siswa dalam masalah penyelesaiaannya. memahami dan

kembali memahami masalah.

Berkeliling mengamati Mencermati kerja siswa dan arahan dan mencoba melakukan aktivitas pemecahan masalah. Mengamati kegiatan setiap Mengerjakan siswa di kegiatan pemecahan masalah. guru terus

memberi arahan agar kerja efektif. siswa lebih

setiap kelompok untuk melihat kesulitan dihadapi siswa. kesulitanyang

126

Menanyakan kembali Mendengarkan apa masih hal-hal yang kurang dan kepada bertanya guru

dimengerti siswa dan membimbing mengatasi siswa masalah

jika masih ada kesulitan yang dihadapi dalam memecahkan masalah.

yang mereka hadapi.

Bantuan

yang Menyelesaikan masalah 1

diberikan sedikit demi sedikit dikurangi

dengan adanya bantuan dan guru proses

sehingga siswa lebih bisa masalah memecahkan dengan

sosiokultur dengan teman

mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Bantuan diberikan pada yang tergantung yang

sekelompok.

masalah

dihadapi siswa. Presentasi Hasil Kerja Setelah masalah 1 Kelompok yang oleh terpilih menyajikan hasil kerjanya

diselesaikan

siswa, guru meminta salah satu kelompok mempresentasikan

di depan kelas

127

hasil sedangkan

diskusinya, kelompok

dan kelompok lain duduk dan mendengarkan kelompok penyaji.

yang lain menanggapi.

Memberi kesempatan Memberikan kepada kelompok lain mengkritisi menanggapi kerja penyaji atau hasil kelompok dan tanggapan terhadap argumen pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain. atau 20

mengekspresikan ideide secara terbuka. Sesekali

mengajukan Kelompok lain untuk mengecek kembalihasil masalah dapat oleh kerjanya mengajukan masukan atau dan

pertanyaan memastikan pemecahan penyaji ditanggapi kelompok lain. dan

pertanyaan atas beda pemecahan masalah dan

mendiskusikan untuk memadu hasil pemikiran

128

beberapa kelompok. Melakukan jawab menunjukkan kebenaran konsep tanya untuk Bertanya kepada ataupun kelompok penyaji untuk guru

yang telah ditemukan siswa dan memberikan penguatan.

menemukan hasil diskusinya. Memperoleh hasil diskusi

dari masalah 1 yaitu menggunakan rumus untuk

memecahkan masalah terkait dunia nyata.. Setelah masalah 1 Mengikuti kembali waktu pola

diselesaikan, memberikan

kegiatan di atas sehingga ditemukan

kepada siswa untuk menyelesaikan masalah seterusnya 2,3, dan dengan

konsep pemecahan

129

prosedur penyelesaian yang sama seperti

masalah Lembar

pada

pemecahan masalah 1.

Kegiatan Siswa IV (LKS IV).

130

Tahap No. Pembelajaran

Kegiatan Akhir Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Alokasi Waktu

1.

Pelaporan

Memberikan kesempatan siswa kepada untuk

Bertanya guru hal-hal kurang dimengerti.

pada tentang yang

menanyakan kembali hal-hal yang kurang dimengerti materi dipelajari. Memberikan yang pada baru

tugas Mendengarkan dan melaksanakan arahan guru.

sebagai latihan untuk dikerjakan di rumah.

8. Penilaian Teknik : Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Buku Instrumen : Pertanyaan Tertulis Instrumen : 1. Akan dibuat sebuah bak penampungan air dari bahan baja anti karat berbentuk balok ABCD, EFGH. AB = Panjang, BC = lebar, dan BF = Tinggi. Jika panjang, lebar,dan tinggi ukurannya berturut-turut 3x cm, 2x cm, dan 2 (x+20) cm. Tentukan volume balok! (dalam x).

131

2.

Sebuah akuarium mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi berturutturut 60 cm, 45 cm, dan 50 cm. akuarium itu terisih penuh air. Jika 36 liter airnya dipindahkan ketempat lain, maka tinggi air dalam akuarium sekarang adalah..

132

Lampiran 3 LEMBAR KEGIATAN SISWA I (LKS I) Mata Pelajaran Kelas : Matematika : IX SMP Negeri 1 LumbanJulu

Pokok Bahasan : Kubus dan Balok Indikator 1. : Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok

Jika diberikan suatu kotak berbentuk kubus ABCD.EFGH tanpa tutup, dimana AB adalah panjang kubus, BC adalah lebar kubus, dan CG adalah tinggi dari kubus.panjang sisinya = r. Tentukan luas permukaan kotak tersebut! Jawaban: Memahami masalah Diketahui : . . Ditanya : . . Merencanakan pemecahan masalah Kotak ABCD.EFGH dapat digambarkan sebagai berikut :

133

(tentukan letak panjang, lebar, dan tinggi pada gambar) Panjang rusuk (.) = . Luas permukaan (.) = 6 x Luas bidang Melaksanakan pemecahan masalah Lp = 6 x Luas bidang sisi 1 Luas bidang sisi = 6 (.x.) (.x..) = 6 (.) (..) = ..satuan luas Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh benar 2. Diberikan balok ABCD.EFGH, dengan panjang AB = p, lebar BC = l, tinggi AE = t. jika p = 2l = 3t. Tentukanlah luas permukaan balok tersebut! Jawaban : Memahami masalah Diketahui : . .

Ditanya : . . Merencanakan pemecahan masalah Kotak ABCD.EFGH dapat digambarkan sebagai berikut :

134

. (tentukan letak panjang, lebar, dan tinggi pada gambar) Panjang(.) = . Lebar (.) = . Tinggi (.) = . Luas permukaan (.) = 2 (pl + pt + lt) Melaksanakan pemecahan masalah
l= p = 2l l= p = 3t ...... ...... ...... ......

Maka, Luas permukaan(.) = 2 (pl + pt + lt) = 2 (..+ . +.. ) = 2 () = .satuan luas Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh benar

3.

Kerangka balok ABCD.EFGH dengan AB = (2x + 3) cm, BC = (x + 2) cm, dan CG = 2x cm. Jika panjang kawat seluruhnya tidak lebih dari 240 cm, maka nilai x adalah. Jawaban : Memahami masalah

135

Diketahui : . . Ditanya : . . Merencanakan pemecahan masalah Balok ABCD.EFGH dapat digambarkan sebagai berikut : . (tentukan letak panjang, lebar, dan tinggi pada gambar) Panjang(.) = . Lebar (.) = . Tinggi (.) = . Panjang kawat seluruhnya = 4p + 4l + 4t = 4 (p + l + t) Melaksanakan pemecahan masalah Panjang kawat seluruhnya = 4 (p + l + t) () () x = 4 ( +.+) = 4 (..) =..cm

Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh benar 4. Sebuah lemari dari kayu berbentuk balok. Panjang lemari 2x cm, lebar lemari x cm dan tinggi lemari 4x cm. Berapa cm2 yang dibutuhkan untuk membuat lemari tersebut?

136

Jawaban : Memahami masalah Diketahui : . . Ditanya : . . Merencanakan pemecahan masalah Lemari dari kayu dapat digambarkan sebagai berikut : . (tentukan letak panjang, lebar, dan tinggi pada gambar) Panjang(.) = . Lebar (.) = . Tinggi (.) = . Luas permukaan (.) = 2 (pl + pt + lt) Melaksanakan pemecahan masalah Luas permukaan (.) = 2 (pl + pt + lt) = 2 (..++.) = 2 (.) = cm2 Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh benar

137

Lampiran 4 LEMBAR KEGIATAN SISWA II (LKS II) Mata Pelajaran Kelas : Matematika : IX SMP Negeri 1 LumbanJulu

Pokok Bahasan : Kubus dan Balok Indikator : Menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan kubus dan balok 1. Suatu tempat pembuangan sampah berbentuk balok ABCD.EFGH dengan AB = (2x + 2) m, BC = (x + 3) m, dan CG = 2x m. Panjang rusuk seluruhnya 60 m. Jika balok tersebut akan dibuat dari bahan kayu triplek yang harganya Rp. 20.000,00 tiap m2. Hitunglah harga bahan yang dibutuhkan! Jawaban : Memahami masalah Diketahui : . . Ditanya : . . Merencanakan pemecahan masalah Balok ABCD.EFGH dapat digambarkan sebagai berikut :

138

. (tentukan letak panjang, lebar, dan tinggi pada gambar) Panjang(.) = . Lebar (.) = . Tinggi (.) = . Panjang rusuk seluruhnya = 4 (p + l + t) Luas permukaan (.) = 2 (pl + pt + lt) Melaksanakan pemecahan masalah Panjang kawat seluruhnya= 4 (p + l + t) (.) (.) x = 4 (.+.+.) = 4 () = . m

Maka diperoleh : panjang (.) = () Lebar () = (..) Tinggi (.) = () Luas permukaan(.) = 2 (pl + pt + lt) = 2 (..+ . +.. ) = 2 () = .satuan luas Harga bahan yang dibutuhkan = Lp x Rp.20.000/ m2 = .rupiah

139

Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh benar 2. Sebuah mainan anak-anak berbentuk balok. Jika panjang balok dan lebarnya berselisih 5 cm. tinggi balok 4 cm dan luas selubungnya 360 cm 2. Hitunglah berapa cm2 yang dibutuhkan untuk membuat kotak mainan tersebut? Jawaban : Memahami masalah Diketahui : . . Ditanya : . . Merencanakan pemecahan masalah Mainan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : . (tentukan letak panjang, lebar, dan tinggi pada gambar) Panjang(.) = . Lebar (.) = . Tinggi (.) = . Luas selubung (.) = 2 (p + l) t Luas permukaan (.) = 2 (pl + pt + lt) Melaksanakan pemecahan masalah Luas selubung = 2 (p + l) t

140

(.)= 2 (. + l) t l Maka, Panjang () = = ..cm Luas permukaan(.) = 2 (pl + pt + lt) = 2 (..+ . +.. ) = 2 () = .satuan luas Jadi yang dibutuhkan untuk membuat mainan tersebut adalah.. Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh benar 3. Sebuah bak mandi berbentuk kubus dengan panjang rusuknya 1 m.bak tersebut akan dilapisi dengan baja anti karat. Tentukan berapa m 2 baja anti karat yang dibutuhkan untuk membuat bak tersebut! Jawaban : = .cm

Memahami masalah Diketahui : . . Ditanya : . .

Merencanakan pemecahan masalah

141

Bak mandi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : . (tentukan letak panjang, lebar, dan tinggi pada gambar) Panjang rusuk (.) = . Luas permukaan (.) = 6 a2 Melaksanakan pemecahan masalah Baja yang dibutuhkan = luas permukaan kubus = .. = .m2 Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh benar 4. Dua buah kubus, panjang rusuknya berselisih 4 cm dan luas permukaannya berselisih 192 cm2. a. Hitunglah panjang rusuk kedua kubus tersebut! b. Hitunglah selisih harga yang dibutuhkan untuk membuat kedua kubus tersebut, jika harga bahannya Rp. 2500,00 tiap cm2! Jawaban : Memahami masalah Diketahui : . . Ditanya : . .

142

Merencanakan pemecahan masalah Kubus dapat digambarkan sebagai berikut :

. (tentukan letak panjang rusuk pada gambar)


r1 = .... r1 r2 = .cm

Luas permukaan (.) = 6 r2 L1 L2 = ..cm2 maka L1 = .. Melaksanakan pemecahan masalah a. L1 L2 =.. maka L1 = 6 (.) L2 = 6 (.) Jadi , L1 L2 =..

- .= . r2 =..cm,

diperoleh r1 = ..cm b. Jika r1 = dan r2 = .. Maka luas permukaan I = . Luas permukaan II =. Harga bahan yang dibutuhkan untuk kubus I = L1 x Rp.2500 = .. Harga bahan yang dibutuhkan untuk kubus II = L2 x Rp.2500 = Selisih harga yang dibutuhkan adalah ..

143

Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh benar Lampiran 5 LEMBAR KEGIATAN SISWA III (LKS III) Mata Pelajaran Kelas : Matematika : IX SMP Negeri 1 LumbanJulu.

Pokok Bahasan : Kubus dan Balok Indikator 1. : Menemukan rumus volume kubus dan balok

Akan dibuat sebuah bak penampungan air dari bahan baja anti karat berbentuk balok ABCD, EFGH. AB = Panjang, BC = lebar, dan BF = Tinggi. Jika panjang, lebar,dan tinggi ukurannya berturut-turut 3x cm, 2x cm, dan 2 (x+20) cm. Tentukan volume balok! (dalam x) Jawaban: Memahami masalah Diketahui : . . Ditanya : . . Merencanakan pemecahan masalah Bak penampungan air tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

144

. (tentukan letak panjang, lebar, dan tinggi pada gambar) Panjang(.) = . Lebar (.) = . Tinggi (.) = . Volume balok (.) = p x l xt Melaksanakan pemecahan masalah Volume balok (.) = p x l x t = ..x.x = .(dalam x) Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh benar 2. Dua buah kubus ABCD, EFGH dengan panjang rusuk kubus I adalah 2x panjang rusuk kubus ke II. Jika volume kubus ke II r3cm3. Tentukan perbandingan volume kubus pertama dan kedua! Jawaban: Memahami masalah Diketahui : . . Ditanya : . .

145

Merencanakan pemecahan masalah Dapat digambarkan sebagai berikut : . (tentukan letak panjang, lebar, dan tinggi pada gambar) Panjang rusuk kubus I(.) =..panjang rusuk kubus II (.) Volume kubus (.)= a3 Melaksanakan pemecahan masalah r1 = ..r2 volume kubus I = a3 = Volume kubus II = a3 =.. Maka : V1 = V2 = Jadi, volume kubus I = .x volume kubus II Perbandinganvolumenya adalah Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh benar

3.

Pada sebuah balok dengan panjang, lebar, dan tinggi. Jika setiap rusuknya ditambah 2 cm. Tentukan volume balok tersebut! Jawaban:

146

Memahami masalah Diketahui : . . Ditanya : . .

Merencanakan pemecahan masalah Balok tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : . (tentukan letak panjang, lebar, dan tinggi pada gambar) Panjang(.) = . Lebar (.) = . Tinggi (.) = . Volume balok (.)= p x l x t Melaksanakan pemecahan masalah Volume balok (.) = p x l x t = xx = ..satuan volume (dalam x) Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh benar 4. Dua buah kubus masing-masing rusuknya adalah r1 dan r2, dimana r1 = r2. hitunglah selisih volume kubus kedua jika panjang rusuk kubus kedua ditambah 2 cm! Jawaban:

147

Memahami masalah Diketahui : . . Ditanya : . .

Merencanakan pemecahan masalah Kedua kubus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : . (tentukan letak panjang rusuknya pada gambar) Panjang rusuk setelah ditambah 2 cm, diperoleh panjang rusuk II (.) = Volume kubus () = a3 Melaksanakan pemecahan masalah Volume kubus I () = a3 =..satuanvolume Volume kubus II () = a3 = .satuan volume Maka selisih volume kubus = V1 V2 = - . =..satuan volume Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh benar

148

Lampiran 6 LEMBAR KEGIATAN SISWA IV (LKS IV) Mata Pelajaran Kelas : Matematika : IX SMP Negeri 1 LumbanJulu

Pokok Bahasan : Kubus dan Balok Indikator : Menggunakan rumus nutuk menghitung volume kubus dan balok 1. Bubuk deterjen pembersih dijual dalam dua kemasan yakni ukuran besar ukuran standar yang masing-masing dijual dengan harga Rp. 20.500,00 dan Rp. 9000,00.
30 cm 8 cm BESAR 20 cm 20 cm 12 cm 8 cm STANDAR

a. Hitunglah volume masing-masing kemasan! b. Manakah yang lebih murah? Jawaban: Memahami masalah Diketahui : . . Ditanya : . . Merencanakan pemecahan masalah

149

Dapat digambarkan sebagai berikut : . (tentukan letak panjang, lebar, dan tinggi pada gambar) Pada kemasan besar : Panjang(.) = . Lebar (.) = . Tinggi (.) = . Pada kemasan standar : Panjang(.) = . Lebar (.) = . Tinggi (.) = . Volume balok (.)= p x l x t Melaksanakan pemecahan masalah a. Volume kemasan besar (Vb) = p x l x t = xx = ..satuan volume. Volume kemasan standar(Vs) = p x l x t = xx = ..satuan volume. b. Harga kemasan besar = Rp. x Vb =..rupiah Harga kemasan standar =Rpx Vs =..rupiah.

150

Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh benar 2. Sebuah akuarium mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi berturut-turut 60 cm, 45 cm, dan 50 cm. akuarium itu terisih penuh air. Jika 36 liter airnya dipindahkan ketempat lain, maka tinggi air dalam akuarium sekarang adalah... Jawaban: Memahami masalah Diketahui : . . Ditanya : . . Merencanakan pemecahan masalah Dapat digambarkan sebagai berikut : . (tentukan letak panjang, lebar, dan tinggi pada gambar) Volume balok (.)= p x l x t Melaksanakan pemecahan masalah Volume akuarium (Va) = p x l x t = xx = ..satuan volume. Jika 36 liter airnya dipindahkan, maka sisa air di akuarium sekarang adalah = Va - ..liter

151

= cm3- cm3 =cm3 Volume air sekarang = .cm3,jadi tinggi air dalam akuarium sekarang adalah : V pxlxt =cm3 = cm3

.x.x t = .cm3 t = ..satuan

tinggi air sekarang =..cm Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh benar 3. Diketahui tempat air berukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 160 cm. Air itu dikeluarkan melalui lubang pada tempat air tadi ke suatu tempat lain yang berukuran 60 cm x 40 cm x 6 cm a. Jika permukaan air dalam tempat pertama turun 1 cm, maka berapakah volume air dalam tempat kedua? b. Berapakah tinggi permukaan air pada tempat kedua? Jawaban: Memahami masalah Diketahui : . . Ditanya : . .

152

Merencanakan pemecahan masalah Dapat digambarkan sebagai berikut : . (tentukan letak panjang, lebar, dan tinggi pada gambar) Volume balok (.)= p x l x t Melaksanakan pemecahan masalah a.Volume air I (V1) = p x l x t = xx = ..satuan volume Jika permukaan tempat air I turun 1 cm, maka volume air yang turun adalah : Vair turun = p x l x t = x..x. =.satuan volume Volume air pada tempat kedua = volume air yang turun yaitu ..satuan volume. b.Tinggi air pada tempat kedua Vair turun = p x l x t () = .x..x.x. t = satuan

jadi, tinggi air pada tempat kedua adalah.

153

Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh benar 4. Sebuah batu bata berukuran 20 cm x 10 cm x 5 cm dibuat suatu model sehingga perbandingan volume batu bata dan modelnya 8 : 1. Hitunglah panjang modelnya! Jawaban: Memahami masalah Diketahui : . . Ditanya : . . Merencanakan pemecahan masalah Dapat digambarkan sebagai berikut : . (tentukan letak panjang, lebar, dan tinggi pada gambar) Volume balok (.)= p x l x t Melaksanakan pemecahan masalah Volume batu bata (Vb) = p x l x t = xx = ..satuan volume. Perbandingan volume batu bata (.) dan volume model () = 8 : 1
Vb 8 = Vm 1

154

Vm =

Vb 8

=..satuan volume Maka volume model batu bata adalah satuan volume. Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh benar

155

Lampiran 7 KISI-KISI PRETES Mata Pelajaran Pokok Bahasan : Matematika : Bangun Datar

Sub Pokok Bahasan : Penerapan bangun datar dalam kehidupan nyata Kelas / Semester : IX / I IX SMP Negeri 1 LumbanJulu

Indikator kemampuan No. 1. Indikator Materi Siswa dapat melakukan proses pemecahan masalah dalam No.soal 1 2 3 4 pemecahan masalah 1 2 3 4 5 6

menyelesaikan soal penerapan bangun datar dalam kehidupan nyata.

Keterangan: Indikator Pemecahan Masalah : 1: Menunjukan pemahaman, mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah

156

2: 3: 4: 5: 6:

Menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat Mengembangkan strategi pemecahan masalah Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah Menyelesaikan masalah yang tidak rutin

157

Lampiran 8 KISI-KISI TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Mata Pelajaran Pokok Bahasan : Matematika : Kubus dan Balok

Sub Pokok Bahasan : Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok Kelas / Semester : IX / I SMP Negeri 1 LumbanJulu

Indikator No. Indikator Materi No.soal kemampuan

1.

Siswa mampu mencari luas permukaan dan volume

TKPM I 1 4

pemecahan masalah TKPM II 1 2 3 4 5 6

kubus dan balok. 2. Siswa mampu mencari 2 3

panjang rusuk kubus dan balok. 3. Siswa dapat melakukan

proses pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal penerapan kubus dalam melakukan 2

kehidupan nyata. 4. Siswa dapat

158

proses pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal penerapan balok dalam

kehidupan nyata.

Keterangan : TKPM I : Tes Kemampun Pemecahan Masalah I TKPM II : Tes Kemampun Pemecahan Masalah II Indikator Pemecahan Masalah : 1: Menunjukan pemahaman, mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah 2: 3: 4: 5: 6: Menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat Mengembangkan strategi pemecahan masalah Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah Menyelesaikan masalah yang tidak rutin

159

Lampiran 9 LEMBAR VALIDITAS SOAL PRETES Mata Pelajaran Pokok Bahasan : Matematika : Bangun Datar

Sub Pokok Bahasan : Penerapan bangun datar dalam kehidupan nyata Kelas / Semester : IX / I SMP Negeri 1 LumbanJulu

Kompetensi Indikator Materi Dasar Menghitung besaran pada bangun datar. 1. Siswa dapat melakukan proses pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal penerapan bangun datar dalam kehidupan nyata. Saran : No soal 1 2 3 4 V

Validitas KV TV

................................................................................................................................... ....................................................................................................................................

160

Keterangan : V : Valid (dapat dilaksanakan) KV : Kurang Valid (dapat dilaksanakan dengan perbaikan) TV : Tidak Valid (tidak dapat dilaksanakan)

Padangsidimpuan, Agustus 2008 Validator

NIP.

161

Lampiran 10 LEMBAR VALIDITAS SOAL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Mata Pelajaran Pokok Bahasan

: Matematika : Kubus dan Balok

Sub Pokok Bahasan : Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok Kelas / Semester : IX / I SMP Negeri 1 LumbanJulu

Pada tes Kompetensi Indikator Materi Dasar Menghitung luas permukaan dan kubus balok volume 3. dan 4. 2. Siswa mampu mencari luas permukaan dan volume kubus dan balok. Siswa mampu mencari panjang rusuk kubus dan balok. Siswa dapat melakukan proses pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal penerapan kubus dalam kehidupan nyata. 5. Siswa dapat melakukan 2 TKPM II 4 TKPM II pemecahan masalah 1 TKPM I 4 TKPM I 3 TKPM II 2 TKPM I 3 TKPM I 1 TKPM II kemampuan V

Validitas

KV

TV

162

proses pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal penerapan balok dalam kehidupan nyata.

Saran : .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... Keterangan : V : Valid (dapat dilaksanakan) KV : Kurang Valid (dapat dilaksanakan dengan perbaikan) TV : Tidak Valid (tidak dapat dilaksanakan) Padangsidimpuan, Validator Agustus 2008

NIP.

163

Lampiran 11 HASIL VALIDASI PRETES Nomor Soal 1 2 3 4 I V V V V II V V KV V Validasi III V V V V IV V V V V

HASIL VALIDASI TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Nomor I Soal 1 2 3 4 V V V V TKPM I Validasi II III V KV KV V V V V V Nomo IV V V V V r Soal 1 2 3 4 I V V V V TKPM II Validasi II III V V V KV V V V V

IV V V V V

NAMA-NAMA VALIDATOR No. Nama 1. Yasifati Hia, M.Si NIP 131851425 Pekerjaan Dosen Universitas Negeri Medan

2.

Dr. Asmin, M.Pd

131473061

Dosen Universitas Negeri Medan

3.

Hj. D.S. Siregar

130528943

Guru SMP Negeri 3 Padangsidimpuan

164

4.

T. Marpaung

130798287

Guru SMA Negeri 1 Padangsidimpuan

165

Lampiran 12 TES MATEMATIKA(PRETES) Petunjuk : Kerjakan soal di bawah ini dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut: 1. Memahami masalah : tuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dari soal dengan lengkap. 2. Merencanakan pemecahan masalah : membuat pola / aturan pemecahan masalah, dapat berupa penggunaan variabel (mengubah variabel), mengubah soal menjadi model matematika(membuat model matematika), dan mengintrepetasi gambar. 3. Melaksanakan pemecahan masalah : mengerjakan penyelesaian masalah dengan lengkap dan benar. Kerjakan soal secara individu!

SOAL! 1. Bagian atap suatu rumah yang berbentuk persegi panjang memiliki ukuran 7 m x 5,6 m. Atap rumah itu akan ditutup genteng yang berukuran 42 cm x 33 cm. Tentukan banyak genteng yang dibutuhkan! 2. Bagian atap suatu rumah yang berukuran 10 m x 8 m akan ditutup asbes yang berukuran 113 cm x 84 cm . tentukan banyaknya asbes yang dibutuhkan! 3. Gambar di bawah ditunjukkan dinding tembok suatu bangunan. a. Hitunglah luas dinding tembok tersebut!

166

b. jika ukran bata yang terpasang dengan posisi panjang dan lebar yaitu
C dengan ukuran 30 cm x 8 cm, tentukan banyak bata yang diperlukan untuk

dinding seluas itu!


3m

8m 4,5 m 1,2 m

4m

4. Pada gambar di bawah diperlihatkan pintu dengan kaca.


0,9 m

Tentukan : a. Luas kaca.


2m 1,2 m

b. Luas kayu.

Kaca

0,6 m

Pintu

167

Lampiran 13 TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH I Mata Pelajaran Pokok Bahasan : Matematika : Kubus dan Balok

Sub Pokok Bahasan : Menghitung luas permukaan kubus dan balok Kelas / Semester Petunjuk : Kerjakan soal di bawah ini dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut: 1. Memahami masalah : tuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dari soal dengan lengkap. 2. Merencanakan pemecahan masalah : membuat pola / aturan pemecahan masalah, dapat berupa penggunaan variabel (mengubah variabel), mengubah soal menjadi model matematika(membuat model matematika), dan mengintrepetasi gambar. 3. Melaksanakan pemecahan masalah : mengerjakan penyelesaian masalah dengan lengkap dan benar. Kerjakan soal secara individu! : IX / I SMP Negeri 1 LumbanJulu

168

SOAL! 1. Suatu tempat pembuangan sampah berbentuk balok ABCD.EFGH dengan AB = (2x + 3) m, BC = (x + 2) m, dan CG = 2x m. Panjang rusuk seluruhnya 60 m. Jika balok tersebut akan dibuat dari bahan kayu triplek yang harganya Rp. 25.000,00 tiap m2. Hitunglah harga bahan yang dibutuhkan! 2. Dua buah kotak berbentuk kubus, panjang rusuknya mempunyai selisih 4 cm dan luas permukaannya mempunyai selisih 192 cm2. Hitung panjang rusuk masing-masing kedua kubus tersebut! 3. Suatu bak berbentuk balok dengan panjang, lebar dan tinggi suatu balok berturut-turut dinyatakan dengan p, l, dan t. Jika p : l = 17:10, t : l = 2:5. Dan panjang rusuk baloknya 456 cm. Tentukan luas permukaan balok itu! 4. Dari gambar bangun di bawah ini, berapa cm2 bahan kayu tripleks yang dibutuhkan untuk membuat bangun tersebut?
8 cm 8 cm

10 cm 2 cm 8 cm 12 cm 12 cm

169

Lampiran 14 TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH II Mata Pelajaran Pokok Bahasan : Matematika : Kubus dan Balok

Sub Pokok Bahasan : Menghitung volume kubus dan balok Kelas / Semester Petunjuk : Kerjakan soal di bawah ini dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut: 1. Memahami masalah : tuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dari soal dengan lengkap. 2. Merencanakan pemecahan masalah : membuat pola / aturan pemecahan masalah, dapat berupa penggunaan variabel (mengubah variabel), mengubah soal menjadi model matematika(membuat model matematika), dan mengintrepetasi gambar. 3. Melaksanakan pemecahan masalah : mengerjakan penyelesaian masalah dengan lengkap dan benar. Kerjakan soal secara individu! : IX / I SMP Negeri 1 LumbanJulu

170

SOAL! 1. Rancanglah suatu tempat penampungan air berbentuk kubus yang mempunyai volume 1,728 m3; dengan menentukan panjang rusuk dan luas permukaannya. Jika kubus itu dibuat dari bahan baja anti karat yang harganya Rp. 30.000,00 tiap m2; hitunglah harga bahannya! 2. Suatu bak penampung air berbentuk kotak dengan kerangka kawat dimana luas alas 5400 cm2. Bak penuh air dengan volume 432 liter. Ke dalam bak tersebut dimasukan suatu benda balok berukuran 8 cm x 12 cm x 60 cm, sehingga air dalam bak tertumpah. Tentukanlah: b. Air yang tertumpah c. Sisa kawat! 3. Tentukan volume kayu yang digunakan untuk membuat kotak terbuka, yang berbentuk balok, dengan ketebalan 2 cm, jika diketahui ukuran bagian dalam kotak adalah panjang 54 cm, lebar 46 cm, dan kedalaman 18 cm.

171

4. Sebuah baja berbentuk bangun seperi di bawah ini. Jika massa jenis baja 7.860 kg/m3. Tentukan massa baja tersebut!
12,5 cm

5cm 20 cm 5 cm 30 cm 10 m

172

Lampiran 15 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PRETES Memahami masalah

1. Diketahui : ukuran atap panjang = 7 m lebar = 5,6 m ukuran genteng panjang = 42 cm lebar = 33 cm Ditanya : banyak genteng yang dibutuhkan?

Penyelesaian : Merencanakan pemecahan masalah Atap Genteng p = 7 m , l = 5,6 m p = 42 cm , l = 33 cm

Luas persegi = p x l menyelesaikan masalah

Luas atap = p x l = 7 m x 5,6 m = 39,2 m2 = 392.000 cm2 Luas sebuah genteng = p x l = 42 cm x 33 cm = 1.386 cm2

173

Banyak genteng yang harus disediakan = luas sebuah genteng


392.000 cm 2 = 1.386 cm 2

luas atap

= 282,8

283 buah
Dapat menyimpulkan hasil jawaban dari masalah

Jadi, banyaknya genteng yang harus disediakan adalah 283 buah Memahami masalah

2. Diketahui : ukuran atap panjang = 10 m lebar = 8 m ukuran asbes panjang = 113 cm lebar = 84 cm Ditanya : banyak asbes yang dibutuhkan?

Penyelesaian : Merencanakan Atap Asbes p = 10 m , l = 8 m p = 113 cm , l = 84 cm

Luas persegi = p x l Menyelesaikan masalah

Luas atap = p x l = 10 m x 8 m = 80 m2 = 800.000 cm2

174

Luas sebuah asbes

=pxl = 113 cm x 84 cm = 9492 cm2

Banyak asbes yang harus disediakan = luas sebuah asbes =


800.000 cm 2 9492 cm 2

luas atap

= 84,28 buah

84 buah
Dapat menyimpulkan hasil jawaban dari masalah

Jadi, banyaknya asbes yang harus disediakan adalah 84 buah. Memahami masalah : t. tembok I (t1) = 4,5 m t.tembok II (t2) = 3 m lebar tembok (l) =4 m panjang jendela (p) = 1,2 m lebar jendela (l) = 0,8 m Ditanya : a. Luas dinding tembok=.? b. Banyak bata yang diperlukan jika ukuran bata 30 cm x 8 cm =? Penyelesaian : Merencanakan Tembok Jendela t1 = 4,5 m, t2 = 3 m, l =4 m p = 1,2 m, l = 0,8 m

3. Diketahui

175

Luas trapesium : jumlah dua sisi sejajar x tinggi Luas persegi = p x l Menyelesaikan masalah a. Luas tembok = Luas trapesium = jumlah dua sisi sejajar x 1/2 tinggi = (t1 + t2) x .l = (4,5 m + 3 m) x .4 = 15 m2 b. Luas bata = p x l = 30 cm x 8 cm = 240 cm2 Luas jendela = p x l = 1,2 x 0,8 m = 0,96 m2 Maka, banyak bata yang diperlukan =
luas tembok luas jendela luas sebuah bata

15 m 2 0,96 m 2 240 cm 2 29,04 m 2 240 cm 2 290.400 cm 2 240 cm 2

= 1210 buah

176

Dapat menyimpulkan hasil jawaban dari masalah Jadi, a. Luas tembok adalah 30 m2 b. jumlah bata yang dibutuhkan adalah 1210 buah

Memahami masalah : seperti gambar ukuran pintu panjang = 2 m lebar = 0,9 m ukuran kaca panjang = 1,2 m lebar =0,6 m

4. Diketahui

Ditanya

: a. Luas kaca b. Luas kayu

Penyelesaian : Merencanakan Pintu Kaca p = 2 m, l = 0,9 m p = 1,2 m, l = 0,6 m

Luas persegi = p x l Menyelesaikan masalah

a. Luas kaca = p x l = 1,2 m x 0,6 m = 0,72 m2

177

b. Luas pintu = p x l = 2 m x 0,9 m = 1,8 m2

Maka, Luas kayu = Luas pintu Luas kaca =1,8 m2 - 0,72 m2 = 1,08 m2 Dapat menyimpulkan hasil jawaban dari masalah

Jadi, a. Luas kaca adalah 0,72 m2 b. Luas kayu adalah 1,08 m2

178

Lampiran 16 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH I Memahami masalah

1. Diketahui : Balok ABCD.EFGH AB = (2x + 3) m BC = (x + 2) m CG = 2x m Panjang rusuk seluruhnya = 60 m Harga bahan = Rp. 25.000,00/ m2 Ditanya : harga bahan yang dibutuhkan untuk membuat balok tersebut =....?
H G F D A B C

Penyelesaian :
E

Menyusun prosedur/membuat pola /aturan

Dari gambar di atas Panjang balok : AB = CD = GH = EF = 4 AB Lebar balok : BC = AD = EH = FG = 4 BC

Tinggi balok : AE = BF = CG = DH = 4 CG

179

Maka , Menyelesaikan masalah

Panjang seluruh rusuk balok = 4 AB +4 BC + 4 CG 60 m = 4 (2x + 3) m+ 4 (x + 2) m + 4(2x) m 60 m = (8x + 12 + 4x + 8 + 8x) m 60 m = (20x + 20) m 20x m = 60 m- 20 m 20x m = 40 m x x =
40m 20m

=2m

Sehingga diperoleh : Panjang balok = (2x + 3) m = (2.2 + 3) m = 7 m Lebar balok = (x + 2) m = (2 + 2) m = 4 meter Tinggi balok = 2x m = 2.2 m = 4 meter Luas balok = 2 (p.l + l. t + p.t) = 2 (7.4 + 4.4 + 7.4) = 2 (28 + 16 + 28) = 2 ( 72 ) = 144 m2

180

Maka harga bahan yang dibutuhkan adalah : luas balok x harga tiap meter :144 m2 x Rp.25.000 : Rp. 3.600.000,00

Memahami masalah

2. Diketahui : dua buah kubus


r1 - r2 = 4

L1 - L2 = 192 cm2

Ditanya

: r1 dan r2 = ..?

Penyelesaian : Membuat pola

r1 - r2 = 4
r1

= 4 + r2

L1 - L2 = 192 cm2
L1

= 192 cm2 + L2

Maka, Meneyelesaikan masalah


L1 = 192 cm2 + L2

6 r12 = 192 + 6 r22 6 r12 - 6 r22 = 192 6 ( r12 - r22 ) = 192 6{( r1 + r2 )( r1 - r2 ) = 192

181

Karena, r1 = 4 + r2 Sehingga di peroleh : 6{(4 + r2 + r2 )(4 + r2 - r2 ) 6{(4 + 2 r2 )(4)} = 192 6 ( 16 + 8 r2 ) = 192 =192

96 + 48 r2 = 192 48 r2 = 192 96 48 r2 = 96
r2 =
96 48

=2
r2 = 2, maka r1

= 4 + r2

=4+2 =6 Menyimpulkan hasil jawaban dari masalah Maka diperoleh : Panjang rusuk kotak I adalah 6 cm Panjang rusuk kotak II adalah 2 cm

2.

Memahami masalah Diketahui : Suatu bak berbentuk balok dengan: Panjang = p Lebar =l

Tinggi = t

182

Panjang rusuk : 465cm Ditanya: Luas Permukaan Balok (L): .? Penyelesaian: Menyusun Prosedur.

p : l = 17 : 10

Meneyelesaikan masalah Panjang rusuk = 465 cm 4p + 4l + 4t = 465cm

68l + 40l +16l = 4650cm 124l = 4650 cm l = 37,5 cm

183

= 63,75cm

= 15 cm

Maka luas permukaan bak = 2(pl + pt + lt) = 2{(63,75. 37,5) + (63,75. 15) + (37,5 . 15)} = 2(2390,625 + 956,25 + 562,5) = 2(3909,375) =7818,75cm2 Jadi luas permuaan bak adalah 7818,75 cm2

3.

Memahami masalah Diketahui : Bangun seperti gambar Bangun I (bagian atas) panjang = 8 cm,lebar = 8 cm, dan tinggi = 2 cm Bangun II (baian tengah) panjang = 8 cm,lebar = 2 cm, dan tinggi = 8 cm Bangun III(bagian bawah) panjang = 12 cm,lebar = 8 cm, dan tinggi = 2 cm

Ditanya

: luas bangun tersebut =.?

184

Penyelesaian : Menyusun prosedur/membuat pola /aturan

Luas bangun = L I + L II + L III Meneyelesaikan masalah = 2 (p . l + p . t + l . t) = 2 (8 . 8 + 8. 2 + 8 . 2) = 2 (64 + 16 + 16) = 2 (96) = 192 cm2 Luas bangun II (L II) = 2 (p . l + p . t + l . t) = 2 (8 . 2 + 8 . 8 + 2 . 8) = 2 (16 + 64 + 16) = 192 cm2 Luas bangun III (LIII) = 2 (p . l + p . t + l . t) = 2 (12 . 8 + 12 . 2 + 8. 2) = 2 (96 + 24 +16) = 2 (136) = 272 cm2 Sehinggan diperoleh : Luas bangun = L I + L II + L III = 192 cm2 + 192 cm2 + 272 cm2 = 656 cm2 Menyimpulkan hasil jawaban dari masalah Jadi, luas bangun tersebut adalah 656 cm2

Luas bangun I (L I)

185

Lampiran 17 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH II Memahami masalah

1. Diketahui : tempat penampungan air berbentuk kubus V = 1,728 m3 Harga bahan = Rp. 30.000,00 tiap m2 Ditanya : harga bahan seluruhnua = ?

Penyelesaian : Menyusun prosedur/membuat pola /aturan V = s3 1,728 m3 = s3 s s =


3

(karena V = 1,728 m3)

1,728 m

= 1,2 meter

panjang rusuk kubus = 1,2 meter Maka, Luas kubus = 6 s2 = 6 (1,2 )2 = 6 (1,44) = 8,64 m2 Harga bahan = L. kubus x Rp.30.000,00 = 8,64 x Rp.30.000,00 = Rp.259.200,00 Menyimpulkan hasil jawaban dari masalah

186

Jadi harga bahan yang dibutuhkan untuk tempat penampungan air tersebut adalah Rp.259.200,00

2. Diketahui : bak berbentuk kotak L = 5400 cm2 V = 432liter Benda balok p = 8 cm l = 12 cm t = 60 cm Ditanya : a. banyak air yang tertumpah b. sisa kawat Penyelesaian : Menyusun prosedur/membuat pola /aturan =pxlxt = 8 cm x 12 cm x 60 cm = 5760 cm3 V b = 5760 cm3 = 5,76 dm3 = 5,76 liter Banyak air yang tertumpah = volume balok = 5,76 liter b. Perubahan volume =Vk -Vb = 432 liter 5,76 liter = 426,24 liter = 426.240 cm3

a.Volume balok(V b )

V k = 432 liter( dik )

187

Volume air sekarang = 426,24 liter Maka tinggi airnya = luas kotak x tinggi 426.240 cm3 = 5400 cm2 x t t t
426.240 cm 3 = 5400 cm 2

= 78,9 cm

79 cm

Menyimpulkan hasil jawaban dari masalah Jadi, a. banyak air yang tertumpah adalah 426,24 liter b. sisa panjang kawat adalah 79 cm 3. Diketahui : Ketebalan kayu = 2 cm

Bagian dalam kotak panjang = 54 cm Lebar = 46 cm Tinggi = 18 cm Ditanya : Volume kayu = ..........? Penyelesaian : Menyusun prosedur/membuat pola /aturan dan menyelesaikan masalah = (54 + 2 + 2) cm = 58 cm. = (46 + 2 + 2) cm = 50 cm. = (18 + 2) cm = 20 cm. = (58 50 20) cm3 = 58.000 cm3. = (54 46 18) cm3 = 44.712 cm3.

Panjang luar Lebar luar Tinggi luar Volume luar Volume dalam

Menyimpulkan hasil jawaban dari masalah

188

Jadi, volume kayu yang digunakan = (58.000 44.712) cm3= 13.288 cm 3 4. Diketahui : baja balok Bangun I (bagian atas) panjang = 10 m,lebar = 30 cm, dan tinggi = 5cm Bangun II (baian tengah) panjang = 10 m,lebar = 5 cm, dan tinggi = 20 cm Bangun III(bagian bawah) panjang = 10 m,lebar = 30 cm, dan tinggi = 5 cm Massa jenis baja = 7.860 kg/m3 Ditanya : massa baja balok = ?

Penyelesaian : Menyusun prosedur/membuat pola /aturan dan menyelesaikan masalah

Volume baja (V) = V I + V II + V III Volume I (bagian atas) = p x l x t = 10 m x 30 cm x 5 cm = 10 m x 0,3 m x 0,05 m = 0,15 m3

Volume II (bagian tengah) = p x l x t = 10 m x 5 cm x 20 cm = 10 m x 0,05 m x 0,2 m = 0,1 m3

189

Volume III (bagian bawah) = p x l x t = 10 m x 30 cm x 5 cm = 10 m x 0,3 m x 0,05 m = 0,15 m3 Volome baja balok = V I + V II + V III = 0,15 m3 + 0,1 m3 + 0,15 m3 = 0,4 m3
=
m V

m = . V

= 7.860 kg/m3 . 0,4 m3 = 3144 kg Menyimpulkan hasil jawaban dari masalah

Jadi, massa baja balok adalah 3144 kg

190

Lampiran 18 Pedoman Penskoran Nilai Tes Matematika

Soal 1

Skor 0 2

Kriteria Tidak menuliskan apa-apa / Tidak respon Memahami masalah : menuliskan apa yang diketahui, ditanya, menyatakan kembali masalah asli dalam bentuk

3 yang operasional 5 Merencanakan pemecahan masalah : menyusun

prosedur penyelesaian, membuat pola / aturan Menyelesaikan masalah : menjalankan prosedur yang 2 0 2 telah dibuat Tidak menuliskan apa-apa / Tidak respon Memahami masalah : menuliskan apa yang diketahui, ditanya, menyatakan kembali masalah asli dalam bentuk yang operasional 3 Merencanakan pemecahan masalah : menyusun

prosedur penyelesaian, membuat pola / aturan Menyelesaikan masalah : menjalankan prosedur yang 5 3 0 2 telah dibuat Tidak menuliskan apa-apa / Tidak respon Memahami masalah : menuliskan apa yang diketahui, ditanya, menyatakan kembali masalah asli dalam bentuk yang operasional 4 Merencanakan pemecahan masalah : menyusun

191

prosedur penyelesaian, membuat pola / aturan Menyelesaikan masalah : menjalankan prosedur yang telah dibuat

0 2

Tidak menuliskan apa-apa / Tidak respon Memahami masalah : menuliskan apa yang diketahui, ditanya, menyatakan kembali masalah asli dalam bentuk yang operasional

Merencanakan

pemecahan

masalah

menyusun

prosedur penyelesaian, membuat pola / aturan 9 Menyelesaikan masalah : menjalankan prosedur yang telah dibuat

192

Rincian keterangan pedoman penskoran pada langkah-langkah pemecahan masalah No. Langkah-langkah pemecahan masalah 1. Menuliskan apa yang diketahui dengan benar Menuliskan apa yang diketahui tetapi tidak lengkap. Tidak menuliskan apa yang diketahui. Menuliskan apa yang ditanya dengan benar. Menuliskan apa yang ditanya tetapi tidak lengkap. Tidak menuliskan apa yang ditanya. Menuliskan rencana pemecahan masalah dengan 3 lengkap. Menuliskan rencana pemecahan masalah tetapi 2 tidak lengkap. Salah merencanakan pemecahan masalah. Tidak menuliskan rencana pemecahan masalah. Menuliskan aturan penyelesaian dengan benar. 1 0 5 1 0 9 5x4 Atau 7,5 3 5 2 3 9x4 2,5 3x4 Atau 4x4 0 4 0 1 0,5 2x4 Skor 1 0,5 Total Skor

2.

3.

Menuliskan aturan penyelesaian dengan tuntas 4 tetapi hasilnya salah. Menuliskan aturan penyelesaian tidak tuntas tetapi hasilnya benar. Menuliskan hasilnya saja dan benar, menuliskan

193

aturan penyelesaian tidak tuntas dan hasilnya salah. Menuliskan hasilnya tetapi salah. Tidak menuliskan penyelesaian masalah. 1 0 1,5 0

You might also like