You are on page 1of 39

Daftar Isi (untuk Pengecekan)

KOMPETENSI LULUSAN TEKNIK MESIN.......................................................................................3 KOMPETENSI LULUSAN AERONOTIKA DAN ASTRONOTIKA....................................................4 KOMPETENSI LULUSAN TEKNIK MATERIAL...............................................................................5 KOMPETENSI LULUSAN TEKNIK GEODESI..................................................................................6 KOMPETENSI LULUSAN TEKNIK GEOLOGI.................................................................................7 KOMPETENSI LULUSAN METEOROLOGI.....................................................................................8 KOMPETENSI LULUSAN OSEANOGRAFI......................................................................................9 KOMPETENSI LULUSAN MATEMATIKA......................................................................................10 KOMPETENSI LULUSAN ASTRONOMI........................................................................................11 KOMPETENSI LULUSAN FISIKA...................................................................................................12 KOMPETENSI LULUSAN DESAIN INTERIOR..............................................................................13 KOMPETENSI LULUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL..........................................................14 KOMPETENSI LULUSAN DESAIN PRODUK................................................................................15 KOMPETENSI LULUSAN KRIYA...................................................................................................16 KOMPETENSI LULUSAN SENI RUPA...........................................................................................18 KOMPETENSI LULUSAN TEKNIK INDUSTRI...............................................................................19 KOMPETENSI LULUSAN TEKNIK FISIKA....................................................................................20 KOMPETENSI LULUSAN TEKNIK KIMIA .....................................................................................21 KOMPETENSI LULUSAN TEKNIK KELAUTAN............................................................................23 KOMPETENSI LULUSAN TEKNIK LINGKUNGAN.......................................................................24 KOMPETENSI LULUSAN TEKNIK SIPIL.......................................................................................25 KOMPETENSI LULUSAN TEKNIK GEOFISIKA............................................................................26

KOMPETENSI LULUSAN TEKNIK METALURGI..........................................................................27 KOMPETENSI LULUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN.................................................................29 KOMPETENSI LULUSAN ARSITEKTUR.......................................................................................31 KOMPETENSI LULUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA............................................32 KOMPETENSI LULUSAN MANAJEMEN.......................................................................................34 KOMPETENSI LULUSAN FARMASI..............................................................................................35 KOMPETENSI LULUSAN BIOLOGI...............................................................................................36 KOMPETENSI LULUSAN MIKROBIOLOGI...................................................................................37 KOMPETENSI LULUSAN TEKNIK ELEKTRO...............................................................................38 KOMPETENSI LULUSAN TEKNIK INFORMATIKA.......................................................................39

Kompetensi Lulusan Teknik Mesin Kompetensi Lulusan atau Sasaran Kualitas Lulusan ( Program Outcomes) Program Studi Teknik Mesin, ITB, baik untuk tahap Sarjana, Magister maupun Doktor (dengan pendalaman yang berbeda) adalah bahwa lulusan Program Studi Teknik Mesin ITB diharapkan: a. Mampu menerapkan pengetahuan matematika, sains, ilmu teknik mesin dan pengetahuan lainnya dengan penuh prakarsa untuk mengidentifikasi, merumuskan dan menyelesaikan masalah-masalah teknik mesin. b. Mampu merancang suatu komponen, sistem, atau proses untuk suatu keperluan dalam bidang teknik mesin. c. Mampu merancang dan melakukan eksperimen, serta dapat menganalisis dan mengintrepretasi data. d. Mampu memanfaatkan metode, ketrampilan dan peralatan teknik modern, yang diperlukan untuk pekerjaan teknik. e. Mampu berkomunikasi dengan efektif, secara lisan maupun tulisan, dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris secara baik dan benar. f. Mampu berperan efektif baik sebagai individu maupun dalam kelompok multi disiplin/budaya. g. Memahami dan memiliki komitmen terhadap etika dan profesi. h. Memahami kewirausahaan dan proses untuk menghasilkan inovasi. i. Memahami masalah kontemporer. j. Memiliki kemampuan dan kemauan untuk belajar sepanjang hayat.

Kompetensi Lulusan Aeronotika dan Astronotika Lulusan program sarjana Aeronotika dan Astronotika merancangbangun wahana yang beroperasi di dalam atmosfer dan ruang angkasa. Lulusan juga dapat bekerja pada industri jasa transportasi udara pada bidang-bidang operasi dan perawatan pesawat udara. Namun demikian, kompetensi yang diberikan dan sistem pendidikan yang terintegrasi memberikan peluang bagi para lulusan untuk membina karir pada bidang-bidang lapangan kerja teknik dan non-teknik yang menuntut kemampuan rancangbangun dan pemecahan masalah yang komprehensif dan terpadu. Dalam sistem pendidikannya, lulusan program studi Aeronotika dan Astronotika bekerja secara terpadu dengan obyek kajian pesawat udara dari berbagai aspek dan disiplin ilmu yang sering saling bertentangan, sehingga para lulusan terbiasa dengan kondisi nyata di lapangan yang multi dan interdisiplin. Secara umum sasaran pendidikan sarjana Aeronotika dan Astronotika adalah: 1. Pelatihan komprehensif dan mendalam dalam dasar-dasar aerodinamika, propulsi, struktur pesawat terbang, mekanika dan kendali terbang, perancangan dan integrasipesawat terbang, operasi dan perawatan pesawat udara, 2. Pemahaman sistemis, terpadu dan menyeluruh (all-rounded) dalam aspek rekayasa pesawat udara (aircraft engineering) dan mampu menangani masalah-masalah dunia nyata yang open-ended, 3. Mendukung dan berkontribusi pada industri penerbangan lokal dalam bidang desain, manufakturing, serta perawatan, perbaikan dan overhaul (maintenance, repair and overhaul, MRO), 4. Mampu bekerja dalam team untuk merancangbangun, manufaktur dan menganalisis system pesawat udara yang kompleks dan terpadu, dan 5. Berkontribusi dalam hal keterampilan dan produk bagi ekonomi Indonesia. Secara rinci, kompetensi lulusan program sarjana Aeronotika dan Astronotika adalah: a. Mampu mengidentifikasi, memformulasikan, dan memecahkan masalah-masalah perancangan dan operasi pesawat terbang secara terpadu dan kreatif dengan menggunakan alat-alat pokok analitikal, komputasional dan atau eksperimental. b. Mempunyai wawasan yang luas sehingga dapat memahami dampak penerapan keilmuan Aeronotika dan Astronotika terhadap konteks global, sosial dan lingkungan. c. Mampu berkomunikasi secara efektif baik secara tulisan, grafis maupun lisan. d. Mampu bekerjasama dalam kelompok yang bersifat multidisiplin, baik dalam peran sebagai pemimpin maupun anggota kelompok. e. Mampu menerapkan teknik dan alat analisis baru yang diperlukan menjalankan praktek profesi ke-teknik-penerbangan-nya. f. Memahami dan menyadari tanggung jawab profesi dan etika. g. Memahami dan menyadari tentang pentingnya belajar berkelanjutan.

Kompetensi Lulusan Teknik Material Lulusan program sarjana Teknik Material harus mampu untuk memilih, merancang/mengembangkan, dan membuat material teknik, berwawasan industri, mampu bekerja sama, inovatif, mampu beradaptasi terhadap perubahan dimasa depan dan berbudi luhur

Kompetensi Lulusan Teknik Geodesi Lulusan sarjana Teknik Geodesi dan Geomatika diharapkan mempunyai kompetensi untuk mampu menerapkan konsep-konsep dasar surveying dan geodesi, serta dapat memanfaatkan teknologi informasi spasial dan memiliki pengetahuan geografi agar dapat mengidentifikasi, memformulasikan dan menyelesaikan persoalan-persoalan dalam lingkup aplikasi teknologi survei dan pemetaan serta sains informasi geografis.

Kompetensi Lulusan Teknik Geologi Kompetensi lulusan Pendidikan Sarjana telah tercantum dalam SK Senat Akademik No. 02/SK/K01-SA/2007 dan SK Rektor No. 128/SK/K01/PP/2006 dan meliputi parameter standar, yaitu knowledge, skill, attitude, behaviour. Kurikulum 2008 Program Studi Teknik Geologi dirancang dengan lebih mengutamakan pertimbangan penguasaan pengetahuan dan kemampuan ketrampilan. Sarjana (S1) diharapkan : Memiliki bekal dasar ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang cukup agar mampu mengamati, mengenali dan melakukan pendekatan pemecahan masalah dalam bidang ilmunya secara ilmiah dan penuh prakarsa. Menguasai pegetahuan yang bermakna bagi kehidupan ( hard dan soft skill). Secara garis besar, seorang Sarjana harus memahami pengetahuan dasar geologi dan aplikasinya, serta mahir dalam mengadakan penelitian deskriptif, berpikir rasional dan logis.

Kompetensi Lulusan Meteorologi Kurikulum 2008 Prodi ME-ITB disusun untuk dapat menghasilkan sarja sains dengan kompetensi dasar untuk mengikuti pendidikan lanjut di dalam dan luar negeri dalam bidang sains atmosfer dan meteorologi maupun untuk mengisi lapangan pekerjaan yang relevan. Penyusunan kompetensi Prodi ME-ITB didasarkan kepada Dokumen no. 256 WMO ( World Meteorological Organization) tentang spesifikasi personil meteorologi dan pertimbangan mengenai ketersediaan lapangan pekerjaan di bidang meteorologi yang masih sedikit di Indonesia. Dengan menyediakan kesempatan untuk mengambil 24 SKS pilihan/minor, maka diharapkan lulusan Prodi ME-ITB dapat lebih fleksibel untuk mengisi berbagai lapangan pekerjaan yang tersedia baik di dalam maupun luar negeri. Untuk implementasi di perguruan tinggi, spesifikasi lulusan yang dapat diacu adalah yang diberikan oleh Department Meteorology, University of Utah, yang membagi kompetensi menjadi : 1. 2. 3. 4. Professional Meteorologist Environmental Scientist Meteorologist with (business) minor Atmospheric Scientist

Untuk kompetensi butir 3 di atas, University of Utah hanya menetapkan bisnis sebagai kompetensi minor tetapi dalam Kurikulum 2008 Prodi ME-ITB, kompetensi minor dapat dipilih dari sejumlah pilihan paket minor yang disediakan.

Kompetensi Lulusan Oseanografi Kurikulum Oseanografi 2008 direncanakan agar lulusannya diharapkan dapat memiliki: Pengetahuan ilmu dasar (basic sciences) dan dasar dasar keilmuan oseanografi yang kuat sehingga mampu mengikuti perkembangan ilmu dan menerapkannya dalam menyelesaikan berbagai masalah kelautan. Selain itu, cukup kuat memiliki bekal untuk menempuh studi ke janjang magister dan doktor. Wawasan ilmu dan teknologi kebumian serta wawasan ekonomi, sosial, dan budaya sehingga memiliki fleksibilitas untuk memasuki lapangan kerja Kemampuan bekerjasama dalam membangun jejaring dengan disiplin ilmu yang lain. Kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis dengan menggunakan teknologi informasi.

Kompetensi Lulusan Matematika Setelah menempuh Program Sarjana Matematika ITB, para lulusan diharapkan setidaknya mempunyai: pengetahuan dan wawasan yang memadai tentang matematika dan bidang ilmu lainnya yang relevan, dengan pemahaman yang relatif mendalam dalam sub-bidang matematika tertentu; keterampilan dasar matematika yang memadai, seperti menghitung, menaksir, dan keterampilan teknis baku lainnya yang terkait dengan tiap matakuliah, baik dengan maupun tanpa bantuan teknologi pendukung (seperti komputer dan piranti lunak); daya matematika yang memadai, yang mencakup kemampuan bernalar, membuat kaitan, memecahkan masalah, dan berkomunikasi; pengalaman dalam melaksanakan suatu pekerjaan/tugas serta mengembangkan sesuatu yang relatif baru, baik secara mandiri maupun dalam tim/kelompok, termasuk membuat dan menyajikan laporannya, baik secara lisan maupun tulisan; perilaku belajar, etos kerja, sikap dan kepribadian yang baik, yang mencakup keingintahuan, ketekunan, keuletan, kecermatan, kreativitas, kejujuran dan kepercayaan diri; kesiapan untuk mengembangkan diri lebih lanjut, baik dalam bidang matematika maupun bidang lainnya yang relevan (termasuk bidang dalam dunia kerjanya).

Kompetensi Lulusan Astronomi Sejalan dengan tujuan dari desain kurikulum yang mencoba mengantisipasi perkembangan global di dunia pendidikan dan penelitian astronomi, maka diharapkan peserta didik akan memperoleh latar belakang pengetahuan sains yang kokoh, dan memiliki wawasan yang progresif serta adaptif terhadap bidang-bidang terapan yang terkait. Para sarjana astronomi, khususnya mampu beradaptasi dan berkembang dengan cepat di dunia kerja, apapun bidang yang kelak mereka tekuni. Hal ini karena telah terbentuk self-development attitude. Proses pendidikan yang ditempuh oleh peserta didik diharapkan mampu membentuk pola berfikir analitik dan melatih kemampuan untuk mengkomunikasikan pikirannya. Kemampuan analitik ini antara lain tercermin pada kemampuan memberikan deskripsi ilmiah dalam melihat suatu persoalan. Selain itu, ketrampilan ilmiah juga tercermin pada kemampuan penguasaan dasar pada tugas-tugas kelaboratoriuman, baik yang bersifat etika maupun pengetahuan dan skill. Dengan demikian, mereka akan tanggap terhadap perkembangan sains dan teknologi. Pada jenjang yang lebih tinggi (magister dan doktor), peserta didik diharapkan tidak hanya mampu menerapkan teori yang dipelajari, tetapi juga mengembangkannya. Dengan demikian, kompetensi lulusan Program Studi Astronomi adalah kompetensi sarjana sains pada umumnya dengan spesialisasi astronomi dan/atau astrofisika, antara lain sebagai berikut : dapat melaksanakan pengamatan ilmiah dan mengenali permasalahan ilmiah dapat merumuskan hipotesa penjelasan ilmiah atas hasil yang diamati dapat mengajukan prediksi atas hipotesa dapat melaksanakan eksperimen dan perolehan data dapat menginterpretasi data (mengambil kesimpulan) dapat mengembangkan teori* dapat menerapkan ilmu pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah* Secara umum, sarjana sains dalam astronomi dapat memberikan deskripsi ilmiah tentang berbagai fenomena astronomis yang teramati dan memberikan opini ilmiah yang objektif terhadap materi astronomis yang dihadapi. * Harus tampak (terwujud) pada tingkatan Program Magister dan Program Doktor, namun untuk Program Sarjana cukup hanya deskriptif.

Kompetensi Lulusan Fisika Kepesatan perkembangan teknologi masa kini, yang sebagian besar berlandaskan ilmu fisika, dan kedatangan era globalisasi di abad XXI menempatkan pendidikan fisika pada posisi yang sangat penting, bukan saja sekedar untuk pengembangan keilmuan, melainkan juga untuk ikut aktif menyiapkan bangsa agar dapat berkiprah di dunia bebas dan modern. Sejalan dengan itu, dan sejalan dengan hasil studi-studi kebijakan dan tracer study yang dilakukan Program Studi Fisika ketika memenangkan hibah kompetisi QUE dan PHK-B, Program Sarjana Fisika ITB disusun untuk menghasilkan sarjana fisika yang memiliki ciri-ciri berikut: memiliki dasar keilmuan dan metodologi fisika yang kokoh untuk bertumbuh mengikuti kemajuan jaman dan aktif berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. memiliki kemampuan untuk menempatkan diri, menyesuaikan diri, bertumbuh mandiri dan menang bersaing di era globalisasi. memiliki pola pikir yang logis dan sistematis untuk merumuskan dan memecahkan masalah yang dihadapi, dan memiliki kepekaan terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan. memiliki akhlak seorang ilmuwan dalam hal mencari kebenaran ilmiah, memupuk rasa ingin tahu, terbuka dan jujur, memiliki akhlak seorang insan dalam hal keimanan dan memiliki akhlak seorang warganegara yang bertanggung jawab terhadap bangsa, negara dan kemanusiaan dalam hal pengamalan ilmunya. Lulusan program sarjana fisika diharapkan mampu menjadi creative problem solver melalui penerapan konsep dan prinsip fisika mengamati, menganalisis dan memahami gejala alam memahami metode ilmiah mempunyai persepsi yang kuat dalam order of magnitude dalam pengukuran menggunakan teknologi informasi dalam penyelesaian masalah mengkomunikasikan gagasannya baik secara lisan maupun tertulis bekerja dalam kelompok (team-work) melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

Kompetensi Lulusan Desain Interior Kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh lulusan Prodi Desain Interior adalah mencakup berbagai aspek tentang dasar-dasar keilmuan desain interior serta praktek profesi desain interior. Secara rinci aspek-aspek tersebut mencakup : a. Kompetensi Profesional 1. Memahami kebutuhan manusia pengguna ruang serta respon mereka terhadap lingkungan. 2. Memahami dan mengaplikasikan etika profesi. 3. Memahami desain interior berkelanjutan (sustainability of interior design) 4. Memiliki pola berpikir dengan perspektif global dan pemahaman bahwa desain merupakan upaya pemecahan masalah. 5. Memiliki kemampuan beradaptasi, berfikir analitis, kreatif dan strategis 6. Memiliki kemampuan berpikir kritis, active listening skill serta daya interpretasi yang efektif b. Kompetensi Dasar Desain Memahami teori-teori desain, unsur-unsur dan prinsip desain, green design, sejarah desain serta human factors . c. Kompetensi Perancangan Interior 1. Memahami teori-teori dan aplikasi perancangan interior. 2. Memiliki kemampuan menyusun program dalam perancangan interior 3. Mampu merancang ruang dengan cara berfikir kritis, analitis, kreatif dan strategis 4. Mampu menyusun konsep desain interior, mengusulkan desain skematik secara cepat 5. Mampu mengaplikasikan elemen-elemen dan prinsip-prinsip 2 dimensional dalam proyek desain 6. Mampu mengaplikasikan elemen-elemen dan prinsip-prinsip 3 dimensional dalam penggubahan ruang (spatial envelope) 7. Mampu melakukan tinjauan (review) dan justifikasi atas solusi desain yang diusulkan 8. Mampu membuat dokumen-dokumen desain dalam standard profesional d. Kompetensi komunikasi 1. Memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan desain dengan efektif baik secara oral, tekstual maupun visual 2. Memiliki kemampuan dalam mengekspresikan ide serta menyampaikan kritik 3. Mampu melakukan komunikasi antar personal dengan baik e. Pengetahuan tentang sistem bangunan & bahan interior Lulusan Prodi Desain Interior harus memiliki pemahaman tentang faktor sistem bangunan dan bahan interior dalam penyusunan solusi desain interior f. Pengetahuan tentang Regulasi Lulusan memiliki pemahaman tentang hukum, kode, regulasi dan standard yang terkait dengan praktek desain interior sebagai upaya meningkatkan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat g. Kompetensi Bisnis 1. Memiliki kemampuan dasar mengenai bisnis dan praktek berprofesi 2. Memiliki dasar-dasar kemampuan

Kompetensi Lulusan Desain Komunikasi Visual Perkembangan Ipteks pada paruh pertama abad 21 ditandai dengan perubahan dalam ilmu dan teknologi yang meningkatkan secara pesat kebutuhan komunikasi berbasiskan pada digital yang berpengaruh pada pola dan sistem komunikasi visual serta berdampak pada kompetensi profesi bidang DKV. Perkembangan situasi ekonomi dan industri senantiasa menuntut penyesuaian terhadap segala bidang, terutama DKV. Oleh karenanya, Kurikulum DKV 2008 ini dirancang guna menghasilkan para lulusan yang memiliki sikap serta perilaku yang siap, tangguh, lentur/luwes, dan gigih. Kompetensi lulusan S1 DKV, diharapkan memiliki kemampuan utama berupa kecerdasan kreatif dalam mengantisipasi dan memecahkan aneka masalah bidang komunikasi visual dengan penekanan pada sisi invensi dan inovasi pribadi yang profesional dan berlandaskan budaya rupa Nusantara, dalam tiga jalur pilihan : desain grafis ( graphic design), multimedia (multimedia) dan persuasi periklanan (advertising). Sasaran : Menghasilkan para professional bidang DKV yang memiliki kesadaran tinggi, motivasi serta ketangguhan dalam mengatasi dan mengantisipasi terutama persoalan komunikasi visual pada abad 21. Menciptakan para kreator dan inovator dalam bidang DKV yang memiliki keunggulan dan daya saing kuat dengan memberdayakan kekayaan budaya rupa nusantara sebagai kekuatan kompetensi lokal dan global. Mengoptimasikan teknologi sebagai media penunjang untuk tujuan komunikasi visual.

Menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa kewirausahaan tinggi sehingga memiliki kemampuan menciptakan lapangan pekerjaan.

Kompetensi Lulusan Desain Produk Kompetensi lulusan program studi desain produk adalah kompetensi sarjana desain pada umumnya dengan kekhususan bidang pada perancangan produk, yang diharapkan memiliki: kemampuan merancang produk secara kreatif dan mampu mengimplementasikan suatu keilmuan tertentu untuk diterapkan dalam perancangan suatu produk secara komprehensip dengan berbagai pendekatan masalah/premis; kemampuan meneliti objek dan permasalahan desain produk; kemampuan mengkomunikasikan gagasan desain produk baik secara lisan, tulisan, maupun visual; dan kemampuan untuk bekerja baik secara interdisipliner maupun mandiri sesuai dengan bidang keahliannya. Melalui perkuliahan yang diberikan, diharapkan kelak lulusannya memiliki pengetahuan, keterampilan, etika, dan wawasan luas yang berkaitan dengan dunia desain produk khususnya, mampu bekerja secara interdisipliner dengan bidang keilmuan terkait lainnya, untuk itu terdapat tiga bidang utama yang pada umumnya dapat dilakukan oleh seorang lulusan dari Program Studi Desain Produk FSRD-ITB, yaitu: Industrial/Product Designer, yaitu desainer yang bekerja di industri berskala pabrikan/manufaktur; Entrepreneurial Product Designer, yaitu desainer yang memiliki biro/konsultan desain produk atau desainer yang sekaligus menjadi industriawan/wirausahawan yang memiliki studio/workshop yang memproduksi sendiri hasil desainnya; dan atau Product Design Researcher, yaitu peneliti, ilmuwan desain produk, dan atau pendidik, yang dapat bekerja di instansi pendidikan dan atau lembaga penelitian-pengembangan. Para alumni Desain Produk, terutama bekerja dan menjadi tenaga ahli di lingkungan industri manufaktur produk, lembaga pemerintah maupun swasta, biro/konsultan desain, pendidikan desain, dan wirausaha desain.

Kompetensi Lulusan Kriya Kurikulum berbasis kompetensi merupakan langkah lanjut dari kebijakan nasional yang menggariskan kompetensi sebagai sasaran pendidikan. Pada tingkat umum kurikulum itu, secara nasional mengadopsi empat pilar pembelajaran Komisi Internasional tentang Pendidikan pada abad ke-21 UNESCO (1996). Keempat pilar pembelajaran itu meliputi kompetensi Learning to Know, Learning to Do, Learning to Be, dan Learning to Live Together. Prinsip Learning to Know berkaitan dengan perkembangan di bidang ilmu dan seni, prinsip Learning to Live Together berkenaan dengan kemampuan hidup di tengah masyarakat dengan peran dan kontribusi positif, menyumbang kesejahteraan dan identitas sosial-kultural. Pengembangan kurikulum program sarjana, magister dan doktor, mengacu pada kompetensi yang didefinisikan prodi, dengan memperhatikan keinginan masyarakat profesi dan pengguna lulusan, secara nasional-internasional. Sebagai institutsi yang mengikuti jalur akademik, dalam menyusun kurikulum ciri akademik harus nampak. SK Senat Akademik No. 025/SK/K01-Sa/2002, Bag IVButir 1, Bag V- Butir 1, Bag VI-Butir 1, menunjukkan ciri akademik pendidikan Sarjana, Magister, dan Doktor, sebagai berikut : a. Kompetensi lulusan pendidikan sarjana, mampu menerapkan ilmunya serta mampu menghadapi perubahan dan mengikuti perkembangan mutakhir dalam bidang keilmuannya; memiliki bekal dasar ilmu pegnetahuan dan keterampilan yang cukup agar mampu mengamati, mengenali dan melakukan pendekatan pemecahan masalah dalam bidang ilmunya secara ilmiah dan penuh prakarsa; b. Kompetensi lulusan pendidikan magister, berkemampuan lebih dari lulusan sarjana, dalam hal berdaya cipta dalam bidangnya, menganalisis dan sintesis, kemampuan evaluasi dalam menarik kesimpulan dari suatu kegiatan penelitian, di samping kedalaman penguasaan ilmunya; c. Kompetensi lulusan pendidikan doktor, mampu melakukan penelitian mandiri dan bijak menuju hasil yang mencerminkan keahlian khususnya dan memberikan sumbangan orisinil kepada bidang ilmunya, serta mampu melaksanakan pengalihan ilmu kepada masyarakat ilmiah lingkungannya. Untuk tujuan penyusunan kurikulum dengan menggunakan acuan kompetensi, perlu dilakukan pengelompokan kompetensi yang ditunjang mata kuliah terkait erat. Pengelompokan tersebut meliputi : a. Kompetensi dasar program studi kriya, yaitu pada tahap pengenalan (semester 3 dan 4) , mahasiswa mampu merancang dan membuat produk kriya yang mencerminkan nilai sejarah dan budaya kriya b. Kompetensi eksploratif, pada tahap pengembangan (semester 5 dan 6), mahasiswa mampu merancang dan membuat produk kriya berdasarkan pengetahuan teknik, metoda dan proses produksi terkait c. Kompetensi komperhensif pada tahap pendalaman (semester 7 dan 8), mahasiswa mampu merancang dan membuat produk kriya berwawasan lingkungan dan sesuai dengan perkembangan aspirasi masyarakat Pengelompokan kompetensi ini tercermin dalam struktur kurikulum di setiap strata pendidikan serta dapat dibaca kesinambungan dari kurikulum antar strata pendidikan. Berdasarkan definisi umum kompetensi lulusan yang diharapkan, setiap prodi menyusun kompetensi untuk setiap strata pendidikan: sarjana, magister dan doktor, dengan menyebutkan acuan dalam menentukan kompetensi ini, apakah masyarakat profesi (nasional dan/atau internasional) atau pengguna lulusan, atau keduanya.

Pendidikan yang berbasis pada kompetensi bertujuan agar lulusan S1 menjadi individu yang matang, memiliki kemampuan profesional yang handal, dan mempunyai kompetensi untuk berperan di masyarakat untuk membangun masyarakat yang sejahtera. Lulusan S1 disyaratkan mampu mengaplikasikan ilmunya melalui proses deduksi, lulusan S2 dan S3 mampu memberi sumbangan dan berperan dalam pengembangan ilmu melalui proses deduksi dan induksi untuk mencapai sintesis. Sebagai bagian dari Pendidikan Tinggi, Prodi Kriya, memiliki tujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik/profesional dan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta mengupayakan kegunaannya untuk meningkatkan taraf hiudp masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Kompetensi lulusan pendidikan Prodi Kriya adalah menghasilkan sarjana kriya yang memiliki kualifikasi sebagai berikut : a. Menguasai dasar teori bidang keilmuan dengan kemampuan berpikir lateral, berwawasan sosial-budaya, memiliki fantasi, imajinasi, dan kepekaan estetik yang didukung pemahamannya terhadap IPTEKS dan masalah kekinian, sehingga karya-karyanya dapat dipertanggungjawabkan; b. Memiliki keterampilan yang memadai dan mampu menerapkan keahlian tersebut secara profesional dan bertanggung jawab dalam bidang kriya; c. Peka terhadap interaksi dalam dunia seni rupa, kebutuhan serta permasalahan dan mampu merumuskan ke dalam karya yang konsepsional; d. Memiliki kemampuan dalam menguasai medium yang digunakan, serta mampu merancang dan melaksanakannya secara profesional kreatif, dalam wujud produk kriya yang fungsional maupun yang berkarakteristik sendiri/pribadi, bertolak dari konsep orisionalitas; e. Mampu melakukan pengembangan penelitian dengan kualifikasi kesarjanaan dan bidangnya; f. Mampu menjadi tenaga pengajar pada institusi formal dan non formal; g. Mampu menyelesaikan masalah kriya yang kompleks dengan sikap analitis-kreatif untuk melihat dan menelaahnya berdasarkan pandangan yang jernih dan lugas, serta memanfaatkan krya sebagai penyelesaian masalah dalam perancangan bekerjasama dan berkaitan dengan cabang ilmu lain; h. Mampu merumuskan gagasan secara sistematis dan mengkomunikasikan secara efektif; i. Mampu bekerja secara profesional dalam lingkup industri besar, menengah, industri kecil, sentra kriya, dan lembaga swadaya masyarakat, serta mampu bekerja mandiri sebagai wirausahawan (kriyawan) dengan bekal ilmu dan keterampilan yang memadai.

Kompetensi Lulusan Seni Rupa Kurikulum berbasis kompetensi merupakan langkah lanjut dari kebijakan nasional yang menggariskan kompetensi sebagai sasaran utama pendidikan. Pada tingkat nasional kurikulum berbasis kompetensi tersebut mengadopsi empat pilar pembelajaran yang disusun oleh Komisi Internasional tentang Pendidikan pada Abad Duapuluh Satu - UNESCO yang diterbitkan pada tahun 1996. Keempat pilar pembelajaran itu meliputi kompetensi Learning to Know, Learning to Do, Learning to Be, dan Learning to Live Together. Prinsip Learning to Know berkaitan dengan perkembangan di bidang ilmu dan seni, prinsip Learning to Do memberi tekanan pada kompetensi ketrampilan, prinsip Learning to Be berhubungan dengan proses aktualisasi diri dan pengembangan kepribadian secara utuh, dan prinsip Learning to Live Together berkenaan dengan kemampuan hidup di tengah masyarakat dengan peran dan kontribusi positif, yang menyumbang pada kesejahteraan dan identitas sosial-kultural. Pada lingkup pendidikan seni rupa, kompetensi yang ingin dicapai terkait dengan kesenian dan keilmuan yang merupakan hasil penguasaan epistemologis dan metodologis di bidang seni dan ilmu. Di bidang seni rupa, kompetensi itu berkait dengan kemampuan Menggambar dan Membentuk di tingkat dasar, berlanjut dengan kemampuan Mencipta karya di tingkat berikutnya. Dasar metodologi kompetensi seni adalah kreativitas. Pada dasarnya kompetensi dalam kurikulum 2008 berupaya menciptakan hubungan baru antara praksis dan teori. Jika sebelumnya pemisahan yang tajam antara keduanya menyebabkan wilayah praksis hanya sekadar ilustrasi dari wilayah teori, maka kini integrasi keduanya menjadi tuntutan dalam disiplin seni rupa. Secara garis besar kompetensi tersebut memiliki tekanan berbeda untuk setiap jenjang, Kompetensi analisis untuk jenjang S1 dengan penekanan terutama kepada penguasaan kompetensi estetik melalui studio praksis ( by project) yang berdasarkan pemahaman teori pendukung yang relevan. Kompetensi analisis juga dimungkinkan dengan melakukan penelitian (by research) terhadap wilayah praksis dengan keluaran skripsi.

Kompetensi Lulusan Teknik Industri Dunia kerja yang dimasuki oleh lulusan teknik industri sangat luas. Secara garis besar dunia kerja yang dimasuki lulusan menurut catatan selama ini adalah industri manufaktur, konsultan, industri keuangan atau perbankan, industri transportasi dan distribusi, perdagangan, pemerintahan, pendidikan, dan sebagainya. Namun pada akhir-akhir ini mulai banyak lulusan yang memasuki sektor wirausaha terutama dalam bidang IT ( Information Technology). Keluasan bidang kerja ini sesuai dengan arah pendidikan teknik industri yang lebih mengarahkan kepada kemampuan dan ketrampilan pendekatan sistem. Sistem manufaktur di dalam kurikulum merupakan wahana pembelajaran saja. Akibat dari keluasan dunia kerja yang dapat dimasuki tersebut maka ke depan diperkirakan tidak terjadi perubahan yang sangat mendasar. Pembangunan ekonomi yang ditulang-punggungi oleh pembangunan industri di masa yang akan datang oleh pemerintah mengindikasikan kesempatan kerja yang tetap luas bagi lulusan teknik industri. Kompetensi lulusan ditentukan berdasarkan keadaan ini sebagai dasar di samping kemudian melihat pertimbangan-pertimbangan rumusan formal yang sudah ada. Perumusan kompetensi lulusan teknik industri dilakukan dengan mengacu kepada dua rumusan kompetensi formal yang sudah tersedia. Pertama kompetensi lulusan mengacu kepada rumusan yang dihasilkan oleh komunitas penyelenggara program studi teknik industri di Indonesia yang dikenal sebagai Badan Kerja Sama Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri (BKSTI). BKSTI melalui proses diskusi dengan sesama penyelenggara pendidikan tinggi teknik industri di Indonesia, asosiasi profesi teknik industri (Ikatan Sarjana Teknik dan Manajemen Industri), asosiasi profesi teknik (Persatuan Insinyur Indonesia), pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Perindustrian, serta beberpa industri telah merumuskan kompetensi lulusan teknik industri di dalam rangka menyusun kurikulum inti program sarjana teknik industri. Kedua, kompetensi lulusan juga mengacu kepada program outcomes yang didefinisikan oleh ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology) untuk program studi teknik industri. Walaupun tidak disebutkan sebagai kompetensi namun program outcomes tersebut tidak lain adalah rumusan kompetensi. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka dirumuskan kompetensi lulusan teknik industri adalah: 1. Kompetensi 1: Mampu mengidentifikasikan, memformulasikan, dan memecahkan masalah-masalah sistem integral menggunakan alat-alat pokok analitikal, komputasional, dan/atau eksperimental. 2. Kompetensi 2: Mempunyai wawasan luas sehingga dapat memahami dampak penerapan keilmuan teknik industri terhadap konteks global/soasial 3. Kompetensi 3: Mampu berkomunikasi secara efektif 4. Kompetensi 4: Mampu bekerjasama dalam kelompok yang bersifat multidisiplin, baik dalam peran sebagai pemimpin maupun anggota kelompok 5. Kompetensi 5: Mampu menerapkan teknik dan alat analisis baru yang diperlukan dalam menjalankan praktek profesi ke-teknik-industrian-nya 6. Kompetensi 6: Memahami dan menyadari tanggung jawab profesi dan etika 7. Kompetensi 7: Memahami dan menyadari tentang pentingnya belajar berkelanjutan Jika dilihat maka komepetensi 1, kompetensi 2, dan kompetensi 5 merupakan hard skills dari lulusan teknik industri sementara kompetensi 3, kompetensi 4, kompetensi 6, dan kompetensi 7 merupakan soft skills lulusan.

Kompetensi Lulusan Teknik Fisika Program pendidikan sarjana Teknik Fisika FTI-ITB bertujuan menghasilkan lulusan yang memiliki: a. kemampuan menggunakan matematika, sains dan engineering b. kemampuan merancang dan melaksanakan percobaan serta menganalisa dan menginterpretasikan data c. kemampuan merancang sistem, komponen atau proses untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan d. kemampuan untuk bekerja dalam tim yang multi disiplin e. kemampuan untuk mengidentifikasi, memformulasikan, dan memecahkan permasalahan engineering f. pengertian tentang tanggung jawab profesi dan etika g. kemampuan berkomunikasi secara efektif h. wawasan yang luas sehingga mengerti tentang pengaruh solusi engineering terhadap lingkungan secara umum i. penghargaan tentang perlunya belajar sepanjang hayat j. pengetahuan tentang isu-isu terbaru k. kemampuan menggunakan teknik dan peralatan baru yang diperlukan dalam kegiatan profesinya

Kompetensi Lulusan Teknik Kimia Program Pendidikan Sarjana Teknik Kimia FTI ITB bertujuan menghasilkan sarjana teknik kimia yang memiliki kompetensi dasar berikut: - mampu melakukan perhitungan-perhitungan berdasarkan bakuan (standard) untuk menyelesaikan masalah teknik kimia yang sederhana (sebagai yunior engineer) baik sebagai engineer perencana maupun pengoperasi pabrik, - mampu melakukan perhitungan-perhitungan berdasarkan bakuan (standard) untuk menyelesaikan masalah teknik kimia yang lebih rumit dibawah pengawasan senior engineer, - mampu mengembangkan diri untuk menjadi senior engineer melalui pendalaman-pendalaman praktek keprofesian secara terus menerus selama minimal 3 (tiga) tahun, Agar lulusan pendidikan sarjana memiliki kompetensi dasar seperti di atas, maka setiap lulusan harus memiliki kualifikasi umum dan kualifikasi khusus seperti yang dinyatakan di bawah ini. Kualifikasi umum: - memiliki kualitas dan integritas intelektual; - mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan; - menyadari bahwa ilmu pengetahuan selalu maju dan berkembang; - mampu menelusuri dan mendapatkan informasi ilmiah/keteknikan; - mengetahui cara dan dapat terus menerus belajar; - dalam menangani tiap masalah, mampu mengungkap struktur dan inti persoalan serta menetapkan prioritas tahapan-tahapan penyelesaiannya; - mengetahui dan dapat memanfaatkan kegunaan matematika; - dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan; - cakap dan terampil dalam bidang keahliannya (teknik kimia); - dapat menyelesaikan masalah secara logikal, memanfaatkan data/informasi yang tersedia; - dapat menggunakan konsep-konsep untuk menerangkan hal-hal yang tidak/kurang jelas; - mampu mandiri dalam kerja dan upaya; - mampu aktif berperan-serta dalam kelompok kerja; - mampu berkomunikasi dengan para pakar dalam bidang keahlian lain dan memanfaatkan bantuan mereka; - mampu memanfaatkan secara efektif sumber-sumber daya yang ada. Kualifikasi khusus: Menguasai pokok-pokok elementer sains-sains dasar, ilmu-ilmu dasar rekayasa dan ilmu-ilmu rekayasa proses kimia serta cakap dan terampil dalam memanfaatkan (mempraktekkannya), sehingga: - dapat beradaptasi dengan cepat jika bekerja di industri proses kimia dan/atau instansiinstansi (atau sektor-sektor) yang berkaitan, sebagai insinyur pengoperasi, insinyur proses, insinyur perancang, ataupun insinyur penjualan; - mampu memulai rintisan pembentukan unit wirausaha di bidang perindustrian dan perniagaan kimia, jika ia melihat peluang yang tepat dan bertekad menjadi wira-usahawan (penanggung risiko bisnis); - mampu mengikuti perkembangan-perkembangan baru di bidang teknik kimia, melaksanakan penelitian, atau mengikuti program studi di tingkat lebih lanjut. Program Pendidikan Magister Teknik Kimia FTI ITB bertujuan menghasilkan magister teknik kimia yang memiliki kompetensi berikut: - mampu mengintegrasikan ilmu dasar rekayasa kimia dan ilmu rekayasa kimia untuk memecahkan persoalan-persoalan yang rumit dalam bidang teknik kimia, - mampu menganalisis dan memecahkan permasalahan bidang teknik kimia dengan metodemetode yang sesuai, - mampu merancang eksperimen, mengidentifikasi masalah, memecahkannya secara sistematis melalui suatu eksperimen serta menginterpretasikan data yang diperoleh dari eksperimen sehingga dapat menyelesaikan masalah.

Program Pendidikan Doktor Teknik Kimia FTI ITB bertujuan menghasilkan doktor teknik kimia yang memiliki kompetensi berikut: mampu mengembangkan konsep keilmuan bidang teknik kimia yang bermanfaat bagi perkembangan bidang teknik kimia melalui kajian yang mendasar.

Kompetensi Lulusan Teknik Kelautan Kompetensi lulusan Program Studi Teknik Kelautan dirumuskan berdasarkan tujuan pendidikan di Program Studi Teknik Kelautan. Sebagai program studi di bidang rekayasa (engineering), lulusan Program Studi Teknik Kelautan memiliki kompetensi sebagai berikut: Mampu menerapkan ilmu-ilmu dasar matematika, sains, dan rekayasa dalam pemecahan permasalahan teknik kelautan. Mampu merancang dan melaksanakan eksperimen, serta menganalisa dan menginterpretasikan data. Mampu merancang sistem, komponen, atau proses untuk mencapai suatu tujuan dengan batasbatas yang realistis. Mampu bekerja sama dalam kelompok multi disiplin. Mampu mengidentifikasi, memformulais, dan memecahkan permasalahan rekayasa kelautan. Memahami tanggung jawab dan etika profesional. Mampu berkomunikasi secara efektif. Menyadari pengaruh rekayasa dalam konteks global sosial, lingkungan, dan ekonomi, dan global. Menyadari perlunya pembelajaran sepanjang hayat. Mengetahui isu-isu kontemporer di dalam bidangnya. Mampu menggunakan modern engineering tools dalam praktek pemecahan masalah rekayasa kelautan. Secara khusus, lulusan Program Studi Teknik Kelautan memiliki kompetensi berikut: Memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menerapkan prinsip-prinsip mekanika padat dan fluida, gelombang air, dinamika, hidrostatik, probabilitas dan statistika, oseanografi, dan akustik bawah air terhadap permasalahan rekayasa kelautan. Mampu bekerja dalam kelompok untuk melaksanakan perancangan rekayasa kelautan, mengintegrasikan berbagai bidang teknik secara optimal.

Kompetensi Lulusan Teknik Lingkungan Untuk menjawab kebutuhan masyarakat profesi dan pengguna lulusan Program Studi Teknik Lingkungan dan sesuai dengan yang digariskan oleh Senat Akademik ITB, maka kompetensi lulusan Program Studi Teknik Lingkungan berdasarkan masing-masing jenjang pendidikan adalah sebagai berikut: Menurut ketentuan yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan Nasional, maka pendidikan tinggi insinyur (engineer) pada tingkat sarjana memiliki ketentuan kompetensi sebagai berikut: Mampu merancang, melaksanakan eksperimen, merepresentasikan data. Mampu merancang Sistem, Proses dan Komponen. menganalisa, menafsirkan,

Mampu bekerjasama dalam multi-disiplin dan multi-kultural, baik sebagai team leader maupun anggota. Mampu mengidentifikasi, memformulasi dan memecahkan masalah dalam Sistem Proses. Mempunyai Pemahaman dan Komitmen Profesional dan Etika. Mampu berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Mampu menulis laporan teknik dalam bahasa Inggris. Memiliki kesadaran akan produk desain yang aman serta dampak lingkungan solusi engineering yang diberikan. Memahami Entrepreneurship dan Proses Inovasi. Mampu menerapkan ilmu dasar, matematika dan engineering principles. Selalu aktual dengan isu-isu kontemporer. Sadar pentingnya lifelong learning. Mampu menggunakan modern tools engineering untuk kebutuhan praktis. Mendalami minimal satu area engineering.

Dimana seorang Sarjana Teknik Lingkungan diharapkan dapat memiliki keseluruhan nilai kompetensi tersebut walaupun dalam tingkat yang beragam. Namun secara khusus Teknik Lingkungan akan diarahkan pada kompetensi knowledge sebagai berikut: KOMPETENSI UTAMA : mampu mengidentifikasi, memformulasi, dan merancang (DESAIN) sistem penyediaan air dan pengendalian pencemaran limbah. KOMPETENSI PENDUKUNG : mampu mengidentifikasi, memformulasi, dan memecahkan masalah dalam sistem pengelolaan lingkungan serta mampu mengidentifikasi dan memformulasi penyelesaian masalah kesehatan dan keselamatan kerja.

Kompetensi Lulusan Teknik Sipil Kompetensi lulusan program studi Teknik Sipil dikembangkan dengan memperhatikan keinginan masyarakat profesi dan pengguna lulusan, secara nasional maupun internasional, dan mengikuti kompetensi yang telah digariskan oleh Senat Akademik ITB. Senat Akademik ITB memberikan arahan, melalui Surat Keputusan, kompetensi lulusan untuk masing-masing jenjang pendidikan sebagai berikut: Kompetensi lulusan pendidikan program sarjana adalah: a. Memiliki bekal dasar ilmu pengetahuan dan keterampilan yang cukup agar mampu mengamati, mengenali, dan melakukan pendekatan pemecahan masalah dalam bidang ilmunya secara ilmiah dan penuh prakarsa; b. Mampu menerapkan ilmunya serta mampu menghadapi perubahan dan mengikuti perkembangan mutakhir dalam bidang keilmuannya. Berdasarkan acuan di atas, kemudian dikembangkan kompetensi lulusan program studi Teknik Sipil untuk masing-masing jenjang pendidikan, yang didefinisikan dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan keahlian (skill) yang harus dimiliki oleh setiap lulusan Teknik Sipil. Kompetensi lulusan tersebut dijabarkan di bawah ini: Kompetensi lulusan pendidikan Program Sarjana Teknik Sipil adalah: a. Memiliki kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dasar, matematika, dan prinsip-prinsip rekayasa yang dimiliki untuk memahami, merumuskan, dan memecahkan masalah-masalah ketekniksipilan dalam kehidupan masyarakat. b. Memiliki wawasan dan kemampuan untuk melengkapi, memperkuat, dan memperkaya kompetensi dasar bidang teknik sipil yang telah dimiliki sehingga dapat bekerja secara efektif dalam suatu tim yang multi disiplin dan multi budaya. c. Memiliki pemahaman dan komitmen terhadap tanggung jawab profesional dan tanggung jawab etika. d. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tulisan, dengan lulusan teknik lain, dengan pimpinan, dan dengan masyarakat luas dalam skala nasional dan internasional. e. Memiliki kepedulian dan tanggung jawab yang tinggi terhadap aspek keamanan, keselamatan, lingkungan, dan sosial budaya. f. Memiliki kesadaran dan berkemampuan melakukan pendidikan seumur hayat dan menumbuhkan daya kreasi dan inovasi yang tinggi. g. Memiliki pemahaman terhadap operasi bisnis, hubungan bisnis dan kewirausahaan. h. Memiliki wawasan tentang keprofesian teknik sipil dan isu-isu terkini. i. Memiliki kemampuan untuk merancang dan melaksanakan kegiatan eksperimental sesuai dengan kaidah ilmiah yang berlaku. j. Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan untuk keperluan teknik sipil secara praktis. Beberapa pengetahuan, sikap, dan keahlian lain yang diharapkan dimiliki oleh lulusan program studi Teknik Sipil sebagai nilai tambah dari hal-hal di atas adalah: Sikap positif untuk bekerja dalam suatu organisasi Memiliki rasa percaya diri, percaya bahwa dirinya dapat mengerjakan semua tugas dan memberikan solusi yang tepat Mau mengakui kesalahan dan menjadikan kesalahan sebagai pelajaran. Kemauan untuk mengadopsi pendekatan hands-on menjadi get dirty.

Kompetensi Lulusan Teknik Geofisika Tujuan Pendidikan di Program Studi Teknik Geofisika secara umum adalah membentuk manusia yang paham akan keberadaan Indonesia sebagai Negara Kepulauan (merupakan daerah pertemuan 3 lempeng besar dunia, busur gunung api terbesar di dunia, busur gempa, dll.) dan mengembangkan ilmu dan teknologi berdasarkan keberadaannya untuk kesejahteraan dan kemakmuran bangsa serta berkemampuan mondial sehingga mampu berkompetisi dalam persaingan global. Kompetensi yang diharapkan sebagai sarjana yang kuat dalam sains dan engineering, adalah sbb: 1. Mampu melakukan akusisi data berupa: pengukuran besar-besaran parameter alam, seperti gayaberat, geomagnet, geolistrik, elastisitas, umur radiometrik, dan mengkuantifikasi proses alam tersebut dalam bentuk yang mudah ditafsirkan. 2. Mampu melakukan pemrosesan data: mengubah informasi yang diperoleh observasi/pengukuran di lapangan ke dalam bentuk yang mudah diaktualisasikan. dari

3. Mampu melakukan interpretasi data: menterjemahkan (1) dan (2) ke dalam bahasa kebumian. Hal ini berarti bahwa ia harus mampu menterjemahkan data yang telah diakuisisi dan diproses itu ke dalam bahasa kebumian yang mudah dimanfaatkan. Sehingga kompetensi secara khusus adalah untuk menghasilkan sarjana S-1, bidang Teknik Geofisika dengan kemampuan spesifik dalam bidang-bidang keahlian. Geofisika Pertambangan (termasuk engineering dan lingkungan) Geofisika Minyak dan gas bumi Seismologi dalam

Kompetensi Lulusan Teknik Metalurgi Program Studi Teknik Metalurgi dikembangkan untuk menghasilkan sarjana-sarjana teknik metalurgi yang mempunyai kompetensi-kompetensi berikut; 1. Mampu untuk bekerja dalam industri pemisahan mineral-mineral berharga dari mineralmineral pengotor yang terdapat dalam bijih-bijih logam (hasil produksi industri-industri tambang) untuk memproduksi konsentrat yang siap untuk diekstraksi secara ekonomis dengan proses-proses piro- atau hidro-metalurgi. 2. Mampu untuk bekerja dalam industri ekstraksi dan produksi logam-logam berharga dan industri pemurnian logam (seperti emas, perak, timah, tembaga dan aluminium) serta industri yang memproduksi ferro-nikel, dan produk produk lain seperti nikel matte, alumina, dan manggan dioksida elektrolitik. Lulusan juga diharapkan dapat bekerja di industri yang mendaur ulang logam dari produk-produk sekunder dan bahan buangan. 3. Mampu mengevaluasi unjukkerja pabrik-pabrik pengolahan bahan galian dan metalurgi, berdasarkan persen recovery, persen ekestraksi, metallic yield dan efisiensi energi. 4. Mampu untuk bekerja dalam industri yang melakukan pencucian batubara. 5. Mempunyai kemampuan untuk bekerja dalam industri yang membuat paduan seperti berbagai tipe baja, besi tuang, kuningan dan perungu, paduan aluminium, baja tahan karat dan paduan dengan logam dasar nikel. 6. Mempunyai kemampuan untuk mengoperasikan pabrik-pabrik pembentukan logam serta memperbaiki struktur mikro paduan melalui proses perlakuan panas untuk mendapatkan sifat mekanik yang disyaratkan dalam penggunaannya. Lulusan-lulusan juga diharapkan mempunyai pengetahuan dalam teknik pengecoran. 7. Memahami keterkaitan antara struktur mikro dan sifat-sifat mekanik logam dan paduan logam, sebagai contoh dapat memberikan informasi tentang pengaruh partikel-partikel karbida pada kekuatan dan ketahanan korosi baja tahan karat. 8. Mampu untuk ikut serta dalam perancangan pabrik pengolahan mineral dan pabrik metalurgi ekstraksi. 9. Mampu merancang sistem pengendalian korosi dan memilih logam-logam/paduan-paduan yang akan digunakan dalam suatu lingkungan spesifik. 10. Mempunyai kompetensi untuk melanjutkan ke tahap Magister Teknik Metalurgi di dalam dan di luar negeri. Kompetensi ini sesuai dengan kompetensi lulusan-lulusan teknik metalurgi yang diharapkan oleh industri dan lembaga-lembaga penelitian pengolahan bahan galian dan teknik metalurgi. Kenyataan ini tercermin dari waktu tunggu rata-rata yang diperlukan lulusan (Gambar 7) dan distribusi lulusan dalam industri-industri pengolahan bahan galian, metalurgi lembaga-lembaga penelitian dan perguruan tinggi (Gambar 8).

Profile of the average waiting times required prior to obtaining the first job

6 6

month 3 2 2 1 1 1 1

0 2002 2003 2004 Year 2005 2006

Gambar 3. Waktu rata-rata lulusan untuk mendapatkan pekerjaan pertama dari tahun 2002 sampai dengan 2006

12%

22%

29% 28% 7% 2%

Metallurgical plant or washing plant in mining industries (gold, copper, nickel, tin, coal, oil and gas as corrosion engineer) Metallurgy/manufacture (foundry, metal forming, heat treatment, surface treatment) Service/consultant Goverment body Eduaction/research Other

Gambar 8. Distribusi alumni dalam industri-industri pengolahan bahan galian, metalurgi, perusahaan konsultasi, lembaga pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga penelitian

Kompetensi Lulusan Teknik Pertambangan Dari kuisener yang disebarkan didapatkan informasi bahwa lulusan Program Studi Teknik Pertambangan - FTTM - ITB tersebar secara merata pada berbagai macam pekerjaan. Ini membuktikan bahwa lulusan Program Studi Teknik Pertambangan - FTTM - ITB dapat bekerja di sektor pemerintahan dan swasta, perusahaan nasional dan multinasional. Meningkatnya perusahaan pertambangan asing berarti semakin banyak kesempatan lulusan untuk bekerja di sektor ini, yang berarti pentingnya bahasa Inggris tidak bisa diabaikan. Perlu ditambahkan bahwa dari hasil kuisener, waktu tunggu untuk mendapatkan pekerjaan pertama kali adalah 3 bulan. Hal ini menunjukkan daya serap industri terhadap lulusan cukup tinggi. Ini berarti waktu tunggu dapat dipersingkat jika usaha memperbaiki hubungan dengan penyerap lulusan dapat lebih di tingkatkan Selanjutnya hal yang perlu dicatat disini adalah Program Studi Teknik Pertambangan FTTM- ITB melakukan evaluasi kurikulum secara timbal balik dengan industri melalui lulusannya dan kerjasama aktivitas. Hubungan yang baik selama ini antara Program Studi Teknik Pertambangan - FTTM - ITB dan alumninya membantu dalam pemakaian fasilitas industri dapat dipergunakan oleh dosen dan mahasiswa untuk tujuan pengajaran dan penelitian. Dalam kerja praktek dan skripsi, mahasiswa mempunyai kesempatan melakukan diskusi dan hubungan dengan ahli dari industri tentang pekerjaan dan persyaratannya. Kemudian pihak industri ini melakukan kominikasi tentang masalah mereka dengan dosen. Ini sangat penting untuk mempertahankan kominikasi antara mahasiswa dan dosen dan juga antara alumni dengan orang-orang di industri agar relevansi muatan akademik dengan dunia industri tetap terjaga. Kerjasama dengan industri termasuk kerjasama penelitian / proyek dimana mahasiswa dapat dilibatkan. Program ini umumnya menguntungkan mahasiswa untuk bahan skripsi. Sebagai tambahan aktivitas mahasiswa yang berhubungan dengan kompetisi teknik pertambangan sudah diorganisir oleh Program Studi Teknik Pertambangan - FTTM - ITB. Sebagai contoh the Indonesian Student Mining Competition yang melibatkan semua program teknik pertambangan seluruh Indonesia. Kompetisi ini meliputi keahlian fisik yang berhubungan dengan pertambangan, pengetahuan tambang dan keteknikan. Disamping sosial aspek, kompetisi ini mengenalkan keahlian praktek dan aktivitas tambang sebelum mereka lulus. Dari interaksi antara Program Studi Teknik Pertambangan dengan industri dan universitas di luar negeri, review kurikulum yang ada pada saat ini dapat dilakukan. Semenjak kemajuan pengetahuan dan keteknikan di bidang pertambangan tidak bisa dikatakan lambat, evaluasi kurikulum sudah seharusnya dilakukan secara regular setiap lima tahun sekali. Hasil kuisener menunjukkan bahwa lulusan Program Studi Teknik Pertambangan - FTTM - ITB telah memberikan kontribusi yang besar dalam pengembangan kurikulum melalui umpan balik ke Program Studi paling sedikit sekali dalam lima tahun. Perbaikan kurikulum dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti berikut: 1) Menyediakan matakuliah baru sesuai dengan permintaan industri. 2) Mengembangkan mata kuliah yang menunjang peningkatan kemampuan softskill mahasiswa. 3) Mengembangkan mata kuliah yang relevan dengan kemajuan industri atau pengetahuan. 4) Modifikasi kuliah agar lebih akomodatif dengan permintaan industri khususnya permintaan Internasional 5) Memperbaiki metode pengajaran, tutorial, kerja praktek dan pekerjaan laboratorium. Dengan adanya perubahan kurikulum 2003 menjadi kurikulum 2008 unu diharapkan agar Sarjana Teknik Pertambangan ITB mempunyai kemampuan untuk: 1. Mengidentifikasikan permasalahan melalui penguasaan pengetahuan dan pembentukan wawasan mengenai sistem integral yang dipelajari. 2. Memecahkan permasalahan sistem integral, melalui pembentukan keterampilan untuk merancang, menginstalasikan dan memperbaiki sistem integral tersebut. 3. Memiliki sikap untuk selalu mencari cara terbaik dalam pemecahan masalah sistem integral, melalui penerapan metodologi, alat analisis dan prinsip-prinsip optimasi. 4. Memiliki wawasan yang berakar pada penguasaan teknologi informasi, manajemen dan

wirausaha yang mengarah pada terbentuknya jiwa inovatif serta profesional. 5. Dapat bekerjasama dengan disiplin ilmu lain. Tambahan khusus untuk Jalur PilihanTambang Eksplorasi: 1. Mampu mengembangkan diri dan mengikuti kemajuan serta menerapkan teknologi eksplorasi, baik secara individual maupun lembaga. 2. Mampu bekerja mandiri di lapangan, mampu menjadi bagian dari suatu tim eksplorasi, dan mampu menjadi manager eksplorasi yang handal. Tambahan khusus untuk Jalur Pilihan Tambang Umum: 1. Memiliki kemampuan dan keterampilan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi pertambangan di masa datang secara institusional maupun individual. 2. Memiliki bekal untuk menghadapi tantangan profesional seperti bekerja di daerah terpencil dengan kondisi kerja yang berat dan berhadapan langsung dengan tenaga non akademik serta persaingan tenaga kerja. 3. Mempunyai kemampuan untuk perencanaan dan perancangan penambangan serta mempunyai kultur entrepreneur. Untuk lebih memfokuskan hal tersebut maka Program Studi Teknik Pertambangan telah mengembangkan bidang-bidang keahlian yaitu Eksplorasi dan Evaluasi Cadangan Mineral dan Batubara untuk jalur pilihan tambang eksplorasi, sedangkan untuk jalur pilihan tambang umum meliputi bidang-bidang keahlian: Geomekanika & Peralatan Tambang, Pemodelan & Evaluasi Tambang serta ekonomi mineral, dan Lingkungan Tambang. Dengan memperhatikan kompetensi lulusan di atas, Kurikulum Program Studi Teknik Pertambangan ITB tahun 2008 disusun berdasar kurikulum acuan yang paling banyak dianut oleh pendidikan tinggi di dunia yaitu untuk pendidikan kerekayasaan di Amerika Serikat acuan tersebut dinamakan The Accreditation Board for Engineering and Technology atau disingkat sebagai ABET. Namun demikian penyusunan kurikulum tersebut juga mengacu kebutuhan pengembangan pendidikan lokal dan mempertimbangkan masukan dari alumni dan pakar di industri yang searah dengan visi dan misi Program Studi Teknik Pertambangan sehingga maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam proses pendidikan dapat dipenuhi. Secara garis besar kurikulum Program Studi Teknik Pertambangan FTTM ITB tahun 2008 disusun atas dasar hal-hal berikut : a. Kurikulum Program Studi Teknik Pertambangan tahun 2003 dipadatkan dan lebih diintensifkan kembali dengan beban tetap 144 SKS. b. Pengembangan Program Studi Teknik Pertambangan dengan jalur pilihan tambang eksplorasi dan tambang umum. c. Penataan silabus dan proses belajar mengajar diarahkan untuk : Pendidikan lanjutan atau pengembangan belajar mandiri pada kehidupan profesinya. Meningkatkan wawasan mahasiswa untuk pendalaman materi. Mengembangkan kreativitas mahasiswa dengan cara membekali mereka dengan kasus-kasus nyata. Dijadikan wadah bagi perkembangan terbaru dari materi yang diajarkan selama periode berlakunya kurikulum. Mengasah kemampuan softskill mahasiswa Selain itu penataan silabus dan proses belajar mengajar diarahkan untuk terciptanya mahasiswa atau lulusan yang mendapatkan kecukupan ilmu guna memenuhi hal-hal berikut : a. Cukup untuk melanjutkan pendidikan lanjutan (S2 dan S3) di dalam dan di luar negeri atau pengembangan pada kehidupan profesinya. b. Memadai bagi mahasiswa untuk melakukan peningkatan wawasan dan untuk melakukan pendalaman materi secara mandiri. c. Dapat bermanfaat guna pengembangkan kreativitas di masyarakat dan di tempat kerja.

Kompetensi Lulusan Arsitektur Tujuan pendidikan Program Studi Arsitektur SAPPK ITB dapat dibedakan menurut jenjang strata pendidikan, dimulai dari program pendidikan sarjana, profesi arsitek, magister dan doktor. Kompetensi yang harus dicapai untuk strata pendidikan sarjana adalah: Basic Knowledge and Competence Program Sarjana dimaksudkan untuk membina pengetahuan dan kompetensi dasar, agar lulusan dapat berpraktek arsitektur dalam posisi atau kedudukan setara dengan Pembantu Arsitek. Kompetensi lulusan yang diharapkan mengacu pada Union Internationale des Architectes (UIA) / UNESCO Charter for Architectural Education (April 1996) yang merupakan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang disyaratkan untuk memperoleh kualifikasi profesional dan diperlukan dalam berpraktek arsitektur. Penjelasan mengenai UIA terdapat pada sub bab 3.3 Kurikulum Acuan.

Kompetensi Lulusan Perencanaan Wilayah dan Kota Pada awalnya, pendidikan Perencanaan Wilayah dan Kota ITB lebih menekankan pada rekayasa aspek fisik atau penataan ruang. Penekanan ini sesuai dengan kompetensi utama ITB dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Meskipun terdapat berbagai perkembangan baru, penekanan ini dianggap merupakan bagian jatidiri yang penting. Sementara itu, Kurikulum 20032008 Program Sarjana justru bergerak ke arah elemen perencanaan yang lebih lunak ( soft elements), menyebabkan melemahnya jatidiri tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian kurikulum program sarjana untuk menegaskan kembali jatidiri tersebut. Penyesuaian terutama perlu dilakukan pada tataran operasional (mata kuliah dan atau silabus/Satuan Acara Pengajaran). Di samping penambahan porsi mata kuliah yang memperkuat elemen-elemen keras (hard elements), tiap mata kuliah perlu memikirkan cara untuk memperkuat elemen-elemen tersebut. Seiring dengan peningkatan usia, pengalaman dan pendidikan staf pengajar, perhatian terhadap aspek-aspek teknis-detil kemungkinan menjadi semakin kurang, karena pengajar lebih tertarik dengan pewacanaan ( discourse) lanjut. Kurikulum program pascasarjana tidak memerlukan penyesuaian serupa karena penekanan pada elemen keras memang tidak sekuat program sarjana. Lulusan program sarjana dipandang lebih tepat memiliki kemampuan umum (sebagai generalis), karena memudahkan mereka dalam mendapatkan pekerjaan sebagai perencana pemula atau dalam menjajagi aplikasi perencanaan pada bidang di luar kelaziman. Spesialisasi pada tahap ini belum diperlukan karena akan membatasi pilihan lapangan kerja bagi lulusan. Sisi yang merugikan dari penekanan pada kemampuan umum ini adalah terbatasnya kemungkinan untuk melakukan tugas-tugas yang terspesialisasi. Sebagian lulusan juga mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi keahlian mereka. Namun, mengingat ketidakpastian pasar kerja, penanaman kemampuan umum (dengan perkataan lain kemampuan yang lebih beragam) dipandang lebih menguntungkan. Ini sejalan dengan tujuan pembentukan mata kuliah mayorminor pada kurikulum program sarjana ITB yaitu untuk membekali lulusan dengan kemampuan luas. Terdapat perbedaan kebutuhan antara alumni yang bekerja sebagai konsultan perencanaan dan yang berada di lingkungan birokrasi. Untuk yang bekerja sebagai konsultan, kemampuan sebagai generalis dianggap lebih tepat karena dapat mengerjakan beragam pekerjaan. Spesialisasi diperoleh mereka dari pendidikan pasca-sarjana pada bidang lain. Sebaliknya, mereka yang bekerja di birokrasi, pada awal kariernya merasa lebih mantap dengan spesialisasi yang jelas karena memberikan identitas keahlian. Namun, ketika kariernya beranjak naik, kemampuan sebagai generalis dianggap lebih bermanfaat untuk mengelola suatu tim kolaborasi. Kurikulum terdahulu sudah cukup memberi kemampuan generalis. Penguatan kemampuan komunikasi dan persuasi diperlukan dalam konteks sekarang. Pasar semakin membutuhkan perencana yang dapat menjembatani antara konsep pengetahuan dan realitas di lapang. Hal ini juga disertai oleh tuntutan praksis perencanaan yang terutama tumbuh di dunia non pemerintahan dengan pelaku utama lembaga donor maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Pengaruh lembaga donor dari segi ideologis maupun praksis dapat sangat dominan, apalagi mereka datang dengan dana, sedangkan pengaruh dari LSM lokal masih perlu dipelajari lebih jauh. Dengan pertimbangan di atas, terdapat penekanan kompetensi yang berbeda antara lulusan Program Pendidikan Sarjana, Magister dan Doktor Perencanaan Wilayah dan Kota, meskipun mereka diharapkan memiliki basis pengetahuan maupun kerangka berpikir yang serupa. Pendidikan pada tingkat sarjana ditujukan untuk menghasilkan lulusan yang menguasai kemampuan dasar merencana wilayah dan kota dengan kompleksitas terbatas. Kompetensi ini diinterpretasikan lebih lanjut, sebagai:

Kemampuan dasar adalah yang merupakan coded practice yaitu: - Yang telah menjadi acuan nasional tentang penataan ruang (Undang-undang No. 26 tahun 2007) maupun tentang sistem perencanaan pembangunan nasional (Undang-undang No. 25 tahun 2004) dan didukung oleh asosiasi profesi (IAP). - Standar dalam prosedur perencanaan yang masih digunakan yaitu didasarkan konsep yang dikembangka Patrick Geddes (1930) yaitu Survai-Analisis-Rencana; - Internationally code-practiced yaitu lingkup kerja profesi perencanaan yang dianut oleh lembaga asing yang beroperasi di Indonesia (Bank Dunia, ADB, UNDP, LSM) dan dapat dimasuki oleh junior planner. - Coded practice lainnya yang belum terdefinisi pada saat ini yaitu yang potensial berkembang pada lembaga legislatif (DPR, DPRD) dan berkembang pada asosiasi profesi dan asosiasi lembaga ke-Perencanaan Wilayah dan Kota-an (APKASI, APEKSI). Kompleksitas terbatas umumnya ditemukan di kota atau wilayah yang memiliki jumlah dan kepadatan penduduk sedang. Kompleksitas terbatas diartikan bahwa lulusan S1, dapat langsung menangani permasalahan dengan arahan atau supervisi dari pihak superior/ peers secara minimum. Untuk menangani permasalahan yang lebih rumit, lulusan baru ( fresh graduate) memerlukan arahan dari pihak yang lebih berpengalaman atau memiliki pengalaman kerja cukup.

Kompetensi lulusan Manajemen Proses pembelajaran pada program studi sarjana manajemen meliputi beberapa tahapan belajar dengan kompetensi yang khusus yang ingin dibangun di tiap tahap. Tahap pertama diarahkan untuk membangun pondasi keilmuan di bidang bisnis dan manajemen. Sedangkan tahap kedua ditujukan untuk penguasaan keilmuan teoritik di bidang bisnis dan manajemen melalui keterlibatan dalam praktik bisnis langsung dibawah pengaruhan program studi dan pihak ketiga lain (bank, pemasok dan konsumen). Setelah melalui praktik bisnis secara riil, pada tahaptahap berikutnya mahasiswa dilatih untuk mampu melakukan evaluasi terhadap kompetensi diri, serta terampil dalam melakukan analisis terhadap aspek-aspek penting dari bisnis seperti analisis prospek bisnis, analisis perkembangan lingkungan, analisis kesempatan berusaha, serta analisis penunjang keuangan.

Orientasi
Orientasi

Tahun Pertama
Disiplin Profesional Semester I, II, III

Tahun Kedua
Mendorong
Praktik Bisnis : Bisnis Terpadu I & II Menguasai Pengetahuan Manajemen

Tahun Ketiga dan Keempat Keterampilan Bisnis


Memperdalam Bisnis dan Manajemen

Pelatihan Serasi Keterampilan Belajar

Laporan Akhir

Mengembangkan Kompetensi dalam Kerja Tim Mengembangkan Keterampilan Sosial

Gambar 3. sarjana

Pengembangan kompetensi pada tiap tahapan belajar program studi

Program Studi Sarjana Manajemen ITB menekankan untuk menumbuhkan pengetahuan manajemen sebagai berikut: 1. Pengetahuan kemanusiaan: nilai-nilai, budaya, perbedaan nilai dan keberagaman. 2. Pengetahuan manajemen fungsional, mencakup: akuntansi dan keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, dan operasi. 3. Pengetahuan bisnis: merencanakan, mengorganisasikan sumber-sumber, menerapkan,

dan mengendalikan suatu bisnis yang riil, memahami bagaimana mengambil keputusan yang berisiko, dan kemampuan bernegosiasi.

Kompetensi Lulusan Farmasi Sebagai seorang Sarjana Farmasi, diharapkan memiliki : Kompetensi Umum a. Memiliki moral yang baik dan menjunjung tinggi etika, b. Mampu berkomunikasi yang efektif, c. Mampu melakukan introspeksi diri, membangun reputasi dan pengembangan diri, d. Memiliki motivasi untuk belajar sepanjang hayat, e. Bersikap kooperatif dan profesional dalam melakukan fungsinya sebagai sarjana, Kompetensi Khusus a. Mampu menggunakan ilmunya untuk menyelesaikan masalah dalam bidang farmasi, b. Mampu menerapkan manajemen berbasis ilmu pengetahuan kefarmasian,

Kompetensi Lulusan Biologi Kompetensi dapat diartikan sebagai: capability to perform, based on knowledge, skill (the application of knowledge to task in hand), and practice (using skill in a recognized best way . Kompetensi yang diharapkan pada lulusan program studi Biologi telah dirumuskan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain, masukan dari pengguna lulusan dan kebutuhan pasar kerja, umpan balik dari para alumni program studi, tuntutan standar ITB, dan acuan rumusan kompetensi lulusan yang disyaratkan pada perguruan tinggi terkemuka di luar negeri. Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, maka kompetensi yang diharapkan dari seorang lulusan program studi Biologi dirumuskan sebagai berikut: Lulusan Program Sarjana Biologi harus: 1. Menguasai dasar-dasar pengetahuan biologi, dan memiliki kerangka berpikir konseptual yang dapat mengidentifikasi hubungan antar prinsip-prinsip pemersatu dalam biologi. 2. Memahami dan dapat menggunakan pemikiran dan proses metode ilmiah: a. Mengidentifikasi permasalahan dan asumsi-asumsi. b. Merumuskan dan mengevaluasi hipotesis. c. Menyusun model abstrak dari data. d. Merancang percobaan sesuai dengan permasalahan dan model. e. Menganalisis data kuantitatif dan kualitatif. f. Mengevaluasi hasil percobaan dan analisis, menarik kesimpulan, lalu menentukan langkah selanjutnya. g. Mempelajari konsep baru dan mengintegrasikannya dengan pengetahuan yang sudah dimiliki. 3. Memiliki kemahiran teknologi dan memahami penggunaan informasi: h. Bekerja efektif menggunakan teknologi yang umum dalam bidang biologi i. Mencari dan mengevaluasi informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan, menyelesaikan masalah, merancang percobaan, dan memahami data ilmiah. j. Membaca dan mengevaluasi pustaka k. Menggunakan dan mengevaluasi basis data biologi 4. Mampu menggunakan prinsip dasar keilmuan untuk pengembangan ilmu kehayatan serta aplikasinya dalam teknologi. 5. Mampu berkomunikasi secara efektif: l. Dapat menyederhanakan dan menjelaskan konsep ilmiah dan hasil percobaan. m. Dapat menyajikan dan menjelaskan hasil-hasil ilmiah secara jelas, baik secara lisan maupun tulisan. 6. Mampu bekerja mandiri maupun berkelompok dalam tim yang multidisiplin. 7. Memahami hakikat dan sifat biologi sebagai sains dan bagaimana kaitannya dengan disiplin ilmu yang lain, perkembangan masyarakat, dan teknologi: n. Memahami permasalahan yang relevan dan state of knowledge dalam bidang biologi (pada tingkat molekul sampai ekosistem). o. Mengenali keunikan Indonesia sebagai negara tropis dengan potensi keragaman hayati yang tinggi. p. Memahami konteks sosial dari pengetahuan biologi (peran biologi dalam masyarakat, pengaruh masyarakat terhadap perkembangan biologi). Pencapaian kompetensi yang diharapkan di atas diupayakan melalui bentuk-bentuk pembelajaran yang lebih berpusat kepada mahasiswa. Sebagai contoh, salah satu upaya terstruktur untuk meningkatkan kompetensi dan soft skills mahasiswa tercermin dalam peningkatan jumlah mata kuliah yang berbasis proyek di dalam kurikulum 2008 sebagai pengganti dari pendekatan praktikum biasa

Kompetensi Lulusan Mikrobiologi Kompetensi lulusan S1 Program Studi Mikrobiologi dapat dibedakan menjadi kompetensi umum dan kompetensi khusus. Kompetensi umum lulusan Program Studi S1 Mikrobiologi: 1. Menguasai dasar-dasar mikrobiologi dan non-mikrobiologi strategik 2. Mampu memecahkan masalah ilmu pengetahuan dan teknologi kehayatan 3. Mampu bekerja mandiri maupun berkelompok dalam tim yang multi disiplin 4. Mempunyai wawasan luas sehingga tanggap dan mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan IPTEK 5. Mampu mengembangkan dan menyesuaikan diri terhadap perkembangan masyarakat 6. Mampu menggunakan prinsip dasar keilmuan untuk pengembangan biosain, bioteknologi dan biomanajemen 7. Mampu mengidentifikasi, merumuskan dan memecahkan permasalahan mikrobiologi secara umum 8. Mampu berkomunikasi secara efektif 9. Menyadari pentingnya pendidikan seumur hidup Kompetensi khusus lulusan Program Studi S1 Mikrobiologi adalah harus menguasai teknik dasar penanganan mikroba, yaitu: 1. Isolasi dan Identifikasi 2. Skrining 3. Propagasi Sel 4. Produksi Metabolit 5. Ekstraksi Produk 6. Strain Improvement 7. Preservasi 8. Karakterisasi

Kompetensi Lulusan Teknik Elektro Kompetensi lulusan Program Teknik Elektro adalah: a. mempunyai kemampuan dalam hal berdaya cipta dalam bidang teknik elektro, mampu melakukan analisis dan sintesis, serta dapat menggunakan kemampuan evaluasi dalam menarik kesimpulan dari suatu kegiatan penelitian, disamping kedalaman penguasaan ilmunya, b. mempunyai kemampuan untuk meningkatkan pelayanan profesi teknik elektro melalui penelitian dan pengembangan, c. mempunyai kemampuan untuk berpartisipasi dalam pengembangan ilmu dan teknologi dalam bidang teknik elektro, d. mempunyai kemampuan untuk merumuskan pendekatan penyelesaian berbagai masalah masyarakat dengan penalaran ilmiah, e. mempunyai kemampuan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih lanjut serta belajar mandiri untuk selalu mengikuti perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang teknik elektro, f. mempunyai kemampuan tinggi dalam berbahasa dan berkomunikasi, berkepribadian baik, mandiri sekaligus mampu bekerjasama dalam tim, serta mempunyai sifat kepemimpinan melalui interaksi dalam kegiatan akademis.

Kompetensi Lulusan Teknik Informatika Kebutuhan terhadap tenaga informatikawan terus meningkat seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan penerapannya di berbagai bidang aplikasi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, lulusan Program Studi Teknik Informatika harus memiliki kompetensi berikut : 1. menguasai dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendasari kemampuan penyelesaian persoalan di bidang komputasi 2. menguasai metode dan teknik komputasi untuk menyelesaikan berbagai persoalan dengan mempergunakan mesin otomatis 3. memilih metode dan teknik yang efisien untuk penyelesaian persoalan dalam berbagai tingkat kompleksitas 4. merencanakan dan merancang arsitektur informasi 5. menggunakan komputer sebagai sarana pendukung pengolahan data dan/atau informasi 6. mengembangkan perangkat lunak system dan aplikasi dengan mempergunakan berbagai bahasa pemrograman dan kakas pembangunan perangkat lunak 7. menerapkan metode dan teknik perencanaan dan pengelolaan suatu proyek pengembangan perangkat lunak skala besar dan/atau kritikal 8. bekerjasama dalam tim untuk membangun solusi dengan menggunakan metodologi dan kakas informatika yang relevan 9. beradaptasi secara cepat dengan pertumbuh-kembangan ilmupengetahuan dan teknologi informatika Di samping kompetensi akademik yang baik, lulusan Program Studi Teknik Informatika diharapkan memiliki ketrampilan yang cukup serta didukung oleh sikap kerja profesional yang ditentukan oleh sejumlah faktor, antara lain: kemampuan berkomunikasi (lisan dan tulisan), kemampuan bekerja sama dalam tim (teamwork), kemampuan beradaptasi terhadap perubahan, kemampuan analisis, etika kerja, kreatifitas kerja (diharapkan mampu berwirausaha), yang dapat memenuhi kebutuhan SDM di berbagai bidang kerja, antara lain: industri pengembang perangkat lunak, industri manufaktur, industri jasa, industri penyedia informasi, perbankan, dan pemerintah.

You might also like