You are on page 1of 23

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada pujaan alam Allah SWT atas rahmat, dan nikmat-Nya.

Tidak lupa pula shalawat dan salam bagi Nabi akhir zaman, kekasih Allah dan semua umat beliau yakni Rasulullah Muhammad SAW sebagai revolusioner yang mana beliau telah membawa perubahan yang sangat besar di muka bumi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada segenap rekan yang membantu penulis baik dalam segi moril maupun materil, sehingga penulis mampu menyelesaikan modul pembelajaran yang menjelaskan Langkah Penganalisisan Pada Gelagar Sederhana. Juga kepada semua pihak yang telah memberi dorongan semangat selama pembuatan modul ini. Penulis berharap modul ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dalam penulisan modul ini tentu tidak luput dari kekurangan maupun kesalahan, baik dari segi format dan bahasa maupun penulisannya. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangannya, dan sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan Modul-modul berikutnya. Semoga Modul ini ada manfaatnya.

Penulis,

DESKRIPSI JUDUL Modul ini di tulis berdasarkan suatu kegiatan pembelajaran, pada kegiatan belajar yang ada pada modul ini membahas tentang langkah pengoperasian program SAP 2000 yang membantu untuk melaksanakan pengnalisisan pada suatu sturktur gelagar sederhana. Mulai dari penerapan model struktur, langkah pendefenisian pembebanan, pemberian beban sampai dengan melihat hasil analisis struktur dengan menampilkan besar reaksi tumpuan, gaya geser, moment dan gaya normal pada struktur. Pada modul ini, memang ditujukan kepada pembaca untuk memberikan kemudahan bagi pembaca dalam melakukan penganalisisan dengan

menggunankan SAP 2000. Dan ini merupakan modul keahlian dasar bagi pembaca untuk melangkah ke modul berikutnya.

ii

PETA KEDUDUKAN MODUL

Pengoperasian Program SAP 2000

Penentuan Satuan Berat & Panjang

Pemilihan & Penerapan Model Strutur

Pendefinisian Beban (Defining Load)

Pemberian Beban

Penganalisisan (Analyzing)

Menampilkan Hasil Analisis

Reaksi Tumpuan Gaya Geser

Gaya Momen Gaya Momen

iii

PERSYARATAN PENGGUNAAN MODUL Agar mempermudah dalam memahami setiap langkah yang tertera pada modul, ada persyaratan-persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut adalah: 1. Siswa sudah mengenali setiap fungsi dari menu yang ada pada menubar 2. Sebelum menggunakan SAP 2000, User (siswa) Harus memahami perhitungan mekanika secara manual. 3. Menguasai struktur beton, kayu dan baja.

iv

DAFTAR ISI KATA PENGHANTAR .................................................................................. i

DESKRIPSI JUDUL ........................................................................................ ii PETA KEDUDUKAN MODUL ..................................................................... iii PERSYARATAN PENGGUNAAN MODUL ................................................ iv DAFTAR ISI .................................................................................................... v PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ......................................................... vi TUJUAN AKHIR ............................................................................................ vii Analisis Pada Gelagar (Beam) Sederhana........................................................ 1 I. Pengoperasian Program ........................................................................ 1 II. Analisis Kasus ...................................................................................... 2 Penyelesaian Contoh Kasus ............................................................................. 3 A. Penerapan Model Struktur .................................................................... 3 B. Pendefinisian Pembebanan ................................................................... 4 C. Pemberian Beban .................................................................................. 5 D. Penganalisisan dan Menampilkan Hasil Analisis ................................. 10 1. Untuk Melihat Besar Reaksi Tumpuan .......................................... 10 2. Untuk Melihat Besar Gaya Geser .................................................. 12 3. Untuk Melihat Besar Gaya Moment .............................................. 13 Latihan.............................................................................................................. 15 Kunci Jawaban ................................................................................................. 16

TUJUAN AKHIR 1. Kinerja yang diharapkan Setelah mempelajari dan memahami setiap bagian pada modul ini, diharapkan User (siswa) dapat menjadikan kegiatan belajar ini sebagai Life skill dan sebagai bekal keahlian untuk siswa terjun dalam dunia konstruksi dan perhitungannya.

2. Kriteria Keberhasilan a. User (Siswa) dapat menetapkan model struktur sesuai dengan struktur yang ada dan dengan ukuran yang benar. b. User (siswa) dapat mendefinisikan beban dan gaya-gaya yang berkerja pada struktur. c. User (siswa) dapat memberikan atau menerapkan pembebanan pada struktur. d. User (siswa) dapat menganalisis dan melihat hasil dari analisis yang sudah dilakukan.

vii

Modul Analisis Struktur 1 Analisis Pada Gelagar (Beam) Sederhana I. Pengoperasian SAP 2000. Pengoperasian SAP 2000 sangat sederhana jika User (siswa) sering menggunakan atau mengulang dan memahami setiap fungsi dari elemen2 yang terdapat pada tampilan program tersebut. Untuk pengoperasiannya, pertama kali, cukup duble klik Icon programnya. Atau klik START dan pilih menu SAP 2000.

Icon SAP 2000

Setelah program ini dioperasikan, akan muncul tampilan seperti berikut ini: 1

3
4

Keterangan: 1. Menubar yang terdiri dari, File, Edit, View, Difine, dan lain-lain yang berfungsi sebagai tempat menemukan perintah-perintah yang dapat membantu dalam pengoperasian dari program ini. 2. Toolbar, merupakan tombol perintah yang sesuai dengan jenis kebutuhan dalam penganalisisan. 3. Layar/bidang kerja, tempat User (siswa) menerapkan model struktur dan melihat hasil dari analisis.
1

4. Scalebar, tempat menentukan satuan yang akan digunakan.

II. Analisis Kasus. Analisis gelagar ini diumpamakan pada bentang jalan yang ada pada jembatan. Pada jembatan terdapat gaya atau beban yang bekerja, beban tersebut adalah: Beban mati, beban hidup dan beban gempa. Dengan menggunakan SAP ini User (siswa) dapat mengetahui langsung besar reaksi yang diakibatkan oleh gaya-gaya tersebut. Mulai dari reaksi tumpuan, besar gaya normal, gaya lintang (geser), dan gaya moment. Contoh Kasus: Diketahui konstruksi gelagar dengan gaya-gaya yang bekerja, seperti gambar berikut ini, perhitungan dengan mengabaikan berat sendiri konstruksi:

Data dari gambar: L = 4.50 m q (beban mati) = 5 ton/m

P1 (Beban hidup) bekerja pada awal bentang, tengah bentang dan ujung bentang = 650 kg

P2 (beban gempa) = 5.5 ton

Ditanya: a. Reaksi Tumpuan akibat DL, LL dan EQ. b. Gaya geser akibat DL, LL, dan EQ. c. Moment maksimum akibat DL, LL dan EQ.
2

Penyelesaian Contoh Kasus: A. Penerapan Model Struktur 1. Operasikan program SAP2000 2. Setelah masuk ketampilan awal, sebelum menetapkan model Struktur user (siswa) harus menetapkan satuan yang ingin digunakan. Dengan cara: a. Lihat pada pojok kanan bawah pada tampilan program SAP 2000, b. Ubah satuan awal menjadi satuan yang diinginkan (ex: Ton-m) 3. Setelah satuan telah ditetapkan, User (siswa) dapat menetapkan model struktur. Untuk menetapkan model Struktur, ikuti langkah-langkah berikut ini: a. Klik File b. Pilih New model from template c. Dari Menu tersebut, terdapat banyak model struktur. Untuk model struktur gelagar, klik gambar seperti d. Setelah User memilih sket model struktur, akan muncul tampilan baru seperti berikut ini:

e. Pada kolom Number of Span (Jumlah Bentang) ketikkan 1, karena pada contoh kasus hanya ada 2 tumpuan dengan 1 bentangan. Jika diketahui banyak bentang adalah 2, maka pada kolom ketikkan angka sesuai dengan banyak bentang yang ada. f. Pada Span Length (panjang bentang), pada contoh kasus L= 4,50 m. g. Setelah kedua kolom sudah berisikan data sesuai dengan model struktur, klik Ok untuk menampilkan pada layar tampilan. Maka hasil tampilannya adalah sebagai berikut:
3

Akan muncul 2 jendela sekaligus, 1) merupakan tampilan tiga dimensi dan 2) tampilan tampak depan yang sesuai dengan sumbu koordinat (x-z). user dapat menutup (close) salah satu tampilan. Dan memilih tampilan dengan kode sumbu koordinat yang dilingkar merah. Tampilan atas (x-y), depan (x-z) dan samping (y-z). Namun dalam perhitungan sederhana seperti ini, utamakan tampilan yang menampilkan tampak depan (x-z) dari konstruksi.

B. Pendefinisian Jenis Pembebanan Tahap berikutnya, lakukan pendefinisian beban yang bekerja pada konstruksi. Ikuti langkah-langka berikut ini: a. Klik Define b. Kemudian klik Static Load Case, untuk memberikan pelabelan beban. Setelah user meng-klik option tersebut, akan muncul tampilan baru seperti berikut:

c. Pada kolom Load (beban), merupakan penamaan atau kode untuk salah satu beban. Ex: DL (untuk beban mati), LL (untuk beban hidup) dan EQ (untuk beban gempa). Penamaan ini dapat bervariasi, tergantung dari pemahaman User terhadap kode atau nama yang ditetapkan sendiri. d. Kolom type (jenis), merupakan penggolongan dari beban yang ingin ditampilkan. Ex: DL dengan Type : DEAD (mati), LL dengan type: LIVE (hidup) dan EQ dengan Type: QUAKE (gempa). e. Pada self weight multiplier, karena beban sendiri diabaikan maka seluruh beban memiliki faktor sama dengan 0 (nol) f. Setelah pendefinisian selesai dilakukan, klik Ok untuk mengakhiri tahap pendefinisian beban.

C. Pemberian Beban Berikut, merupakan tahap pemberian beban. Pahami langkah-langkah berikut ini: a. Untuk memberikan beban, user harus memahami jenis dan lokasi pembebanan pada model struktur contoh kasus. Seperti, beban merata (beban mati) membebani sepanjang bentang. Beban titik untuk beban hidup pada ujung bentang, tengah bentang dan pangkal bentang. Beban gempa terjadi pada tumpuan sendi. b. Untuk beban merata, user harus menandai bentang terlebih dahulu dengan cara klik kiri pada bentang yang ingin diberikan beban. Maka bentang tersebut akan menjadi garis putus-putus c. Kemudian klik Assign d. Pilih Frame Static Load, pada option ini terdapat 5 jenis teknik pembebanan. Untuk beban merata semetris, user harus memilih Point and uniform (titik dan seragam). Maka akan muncul tampilan baru seperti berikut:

e. Pada kolom Load case name terdapat 3 jenis beban yang sudah didefinisikan sebelumnya. Jika pendefinisian belum dilakukan, maka pada Load Case Name hanya terdapat satu jenis beban dengan kode LOAD1. Beban merata merupakan beban mati dengan kode yang sudah ditetapkan adalah DL, maka user harus pastikan pada kolom tersebut tertera kode DL! f. Pastikan pada Load Type and Direction sudah menandai Force dan direction Global-Z, karena pembebanan bekerja searah sumbu z (vertical). Pada option beri tanda untuk Add to existing Load. g. Abaikan Point Load, karena kolom yang ada pada Point load tersebut dibutuhkan jika user ingin memasukkan beban titik pada bentang. Untuk beban merata, user mengetikkan besar beban pada kolom Uniform Load. Pada contoh kasus, beban merata diketahui sebesar 5t/m dengan nilai negative(-). Karena arah global-Z sesuai dengan koordinat pada umumnya, jika mengarah keatas maka bernilai positive (+) dan kebawah bernilai negative (-). Klik Ok untuk mengakhiri pembebanan DL. Maka hasilnya seperti berikut ini:

h. Beban titik, tandai terlebih dahulu bentang dengan langkah yang sama dengan sebelumnya. Sama dengan langkah beban merata, pilih point and uniform. Untuk option, Load and direction tetap sama dengan beban merata. Yang berbeda, ubah kode DL menjadi LL, karena beban titik yang bekerja pada bentang merupakan beban hidup. Lihat pada kolom uniform, jika masih ada nilai pada kolom tersebut. User harus meniadakan terlebih dahulu sebelum memasukkan nilai pada Bagian point load. i. Beban titik bekerja pada tiga titik pada bentang, perhatikan bagian point load dengan mode Relative Distance from End-I:

Terdapat 4 kolom Distance (jarak) dan 4 kolom Load (beban), ini berarti pada jarak 0 (pangkal bentang) memiliki beban sebesar 650 kg = 0,65 t. jarak 0,5 (tengah bentang) juga memiliki beban sebesar 0,65 t dan pada jarak 1 (ujung bentang) memiliki besar beban 0,65 t. Relative Distance from End-I, ini merupakan penerapan pemberian jarak dengan faktor pengali. Ex: distance = 0, sama artinya (4,5 x 0 = 0) berarti pangkal bentang. Distance = 0,5 berati 4,5 x 0,5 = 2,25 tengah bentang. Distance = 1 berarti 4,5 x 1 = 4,5 berarti ujung bentang. j. Jika dengan Absolute Distance from End-I:

Perbedaan dengan Relative, distance (jarak) yang digunakan untuk Absolute adalah jarak yang sebenarnya. Ex: jika beban berada pada jarak 2m maka ketikkan

pada kolom distance (jarak) angka 2 (dua). Klik Ok untuk mengakhiri pembebanan titik, maka hasil pada tampilan layar pengerjaan seperti berikut:

k. Beban gempa, tandai terlebih dahulu joint (tumpuan) yang menerima beban tersebut. l. Kemudian klik Assign, pilih Joint Static Load. Klik force, maka akan muncul tampilan baru seperti berikut ini:

Pastikan User telah menandai Add Existing Load pada bagian option dan mengganti Load Case Name dengan kode EQ. Karena beban gempa bekerja secara horizontal, yang searah dengan sumbu-X, maka User mengetikkan besaran gaya pada kolom Force Global-X sebesar 5,5 ton (sesuai dengan Contoh kasus). Jika sudah klik Ok untuk mengakhiri pembebanan, maka hasilnya seperti berikut:

Pembebanan dengan 3 jenis gaya tersebut tidak dapat di tampilkan sekaligus, karena SAP 2000 hanya bisa menampilkan satu beban sesuai dengan golongannya. Namun saat analisis ketiga gaya tersebut akan termasuk ke dalam perhitungan.

D. Penganalisisan dan Menampilkan Hasil Analisis Setelah langkah-langkah diatas sudah dilaksanakan sesuai dengan panduan, berikutnya penganalisisan. Dengan cara menekan tombol F5 pada keyboard. Tunggu proses selesai klik Ok. Maka tampilan akan seperti berikut ini:

Tampilan ini merupakan tampilan deformasi yang dikibatkan oleh gaya DL. 1. Untuk melihat besar Reaksi Tumpuan: a. Klik menu Display, kemudian pilih Show Element Force. Klik Joint (tumpuan), maka akan muncul tampilan baru seperti berikut:

Kolom Load menandakan DL Load Case. Ini mengartikan besaran reaksi tumpuan yang diakibatkan oleh gaya DL. Dan pastikan type sudah menandai pada

10

option Reaction. Klik Ok untuk melihat hasil analisisnya, maka tampilannya akan seperti berikut:

Dari gambar dapat diketahui RA= 11, 25 ton-m dan RB=11, 25 ton-m. Untuk reaksi tumpuan yang diakibatkan LL dan EQ, User tinggal mengubah Load dengan LL Load Case Untuk reaksi tumpuan yang diakibatkan oleh gaya LL begitu juga untuk EQ. Jadi pertanyaan a dapat di jawab: a. Reaksi Tumpuan akibat DL: RA= 11, 25 ton-m RB= 11, 25 ton-m

b. Akibat LL: RA= 0,98 ton-m RB= 0,98 ton-m

c. Akibat EQ: RA= 0 RB= 0

EQ tidak menghasilkan reaksi tumpuan karena beban gempa bekerja secara horizontal. Sedangkan reaksi tumpuan itu merupakan gaya yang melawan gaya tekan sacara vertikal.
11

2. Untuk melihat besar Gaya geser a. Klik menu Display, kemudian pilih Show Element Force. Klik Frame (batang), maka akan muncul tampilan baru seperti berikut:

Keterangan: Axial force: untuk menampilkan besar gaya normal pada batangan Shear 2-2: untuk menampilkan besar gaya geser pada model 2 dimensi Shear 3-3: untuk menampilkan besar gaya geser pada model 3 dimensi Torsion: untuk menampilkan besar gaya punter Moment 2-2: untuk menampilkan besar gaya moment pada model 3 dimensi Moment 3-3: untuk menampilkan besar gaya moment pada model 2 dimensi

b. Untuk menampilkan besar gaya geser, perhatikan terlebih dahulu model struktur yang sudah ditetapkan. Dari contoh kasus, model adalah 2 dimensi. Maka tandai Share 2-2. c. Hilangkan tanda centang pada Fill Diagram, kemudian beri centang pada Show Value on Diagram. Ini dilakukan untuk dapat melihat besaran gaya dengan angka, jika centang tetap pada fill diagram, besaran gaya hanya berupa gambar tanpa angka. d. Klik Ok untuk melihat hasilnya, maka tampilan hasilnya akan seperti berikut ini:
12

Dari gambar tersebut, merupakan gaya geser yang diakibatkan oleh DL dengan gaya geser maksimal di tumpuan sendi sebesar 11,25 ton dan begitu juga pada tumpuan roll. Untuk melihat besar gaya geser yang diakibatkan oleh LL dan EQ, User cukup mengganti LOAD menjadi LL Load Case dan EQ load Case. Dengan ini pertanyaan b dapat terjawab: a. Gaya Geser Maksimal akibat DL sebesar 11,25 ton b. Gaya Geser Maksimal akibat LL sebesar 0,33 ton c. Sedangkan EQ tidak menimbulkan gaya geser sama sekali, karena EQ bekerja secara Horizontal. 3. Untuk melihat gaya moment: a. Langkah untuk melihat hasil analisis ini sama dengan langkah untuk menampilkan besar gaya geser, namun User tadak lagi menandai Share 2-2, tapi user harus menandai moment 3-3. Langkah berikutnya user cukup mengganti Jenis beban Pada kolom Load, untuk melihat gaya momen yang diakibatkan beban yang berbeda. Dan jawaban c terjawab sudah: a. Gaya moment maksimal akibat DL sebesar 2,66 t/m b. Gaya moment maksimal akibat LL sebesar 0,73 t/m

13

c. Sedangkan EQ tidak menimbulkan gaya momen sama sekali, karena EQ bekerja secara Horizontal. Dari reaksi tumpuan hingga gaya momen, EQ tidak memberikan nilai sama sekali. Apakah EQ tidak memberikan gaya berarti pada konstruksi? Sebenarnya EQ juga member pengaruh terhadap konstruksi, namun gaya tersebut adalah daya normal sebesar 5,5 ton. Dari setiap langkah dan tahap tadi, semoga user dapat memahaminya dan menguasai semua teknik mulai dari penerapan model struktur, pendefinisian beban, pemberian beban dan penganalisisan.

14

Latihan. Diketahui konstrksi seperti di bawah ini,

L
Data dari gambar: L = 12,35 m q (beban mati) = 3498 kg/m P1 (Beban hidup) bekerja pada awal bentang, tengah bentang dan ujung bentang = 550 kg P2 (beban gempa) = 2500 kg

Ditanya: a. Besar Reaksi Tumpuan akibat DL, LL dan EQ.

b. Besar Gaya geser akibat DL, LL, dan EQ. c. Besar Moment maksimum akibat DL, LL dan EQ.

15

III.

Kunci Jawaban a. Besar Reaksi Tumpuan 1. Reaksi Tumpuan akibat DL: - RA= 21600,15 Kg-m - RB= 21600,15 Kg-m 2. Akibat LL: - RA= 825 Kg-m - RB= 825 Kg-m 3. Akibat EQ: - RA= 0 - RB= 0

b. Besar Gaya Geser 1. Gaya Geser Maksimal akibat DL sebesar 21600,15 kg 2. Gaya Geser Maksimal akibat LL sebesar 275 kg 3. Sedangkan EQ tidak menimbulkan gaya geser sama sekali, karena EQ bekerja secara Horizontal.

c. Besar Gaya Momen 1. Gaya moment maksimal akibat DL sebesar 66690,46 kg/m 2. Gaya moment maksimal akibat LL sebesar 1698,13 kg/m 3. Sedangkan EQ tidak menimbulkan gaya momen sama sekali, karena EQ bekerja secara Horizontal.

16

You might also like