You are on page 1of 2

05 April 2013 17:13

PREMAN Vs TNI
Pernah ada narasumber dalam acara Talk Show di TV swasta mengatakan, bahwa ketika ada sekumpulan masa berada di suatu tempat kejadian dalam keadaan suasana masa yang sudah ada dalam keadaan terbakar emosi yang memuncak dengan tensi yang sulit diperkirakan,.. maka yang berlaku di tempat tersebut bukan lagi akal sehat tetapi ledakan amarah, walaupun dalam kumpulan masa tersebut bisa saja ada beberapa orang yang bisa mencegah terjadinya kerusuhan karena memiliki sifat-sifat yang baik misalnya. Kemudian nara sumber tersebut juga mengatakan hal-hal normatif, rasa hormat, sikap lemah lembut , sabar dan penyayang menjadi tidak berlaku atau tidak berfungsi ketika orang-orang yang memilki sifat positif tersebut berada dalam lingkungan dengan atmosfir kemarahan kolektif yang tak terkendali. Orang-orang yang dalam keadaan normal dan dalam suasana kondusif serta memiliki sifat positif seperti dijelaskan di atas mempunyai kecenderungan ter provokasi oleh kemarahan masa sehingga tidak lagi bisa berpikir normal, sehingga hal2 normatif menjadi tidak berlaku. Menyimak kejadian penyerbuan lapas cebongan di daerah jawa tengah oleh sekelompok oknum KOPASSUS bisa menjadi bukti analisa uraian di atas ketika salah seorang teman mereka (anggota KOPASSUS) yang terbunuh secara keji oleh sekelompok PREMAN maka teman-teman KOPASSUS timbul solidaritasnya dan sulit menerima kenyataan bahwa sebenarnya preman-preman tersebut sudah ada dalam genggaman kepolisian, maka oknum2 KOPASSUS tersebut akhirnya kehilangan akal sehat dan hal-hal positif seperti bersifat ksatria (jantan), satu lawan satu, menghadapi lawan secara sportif tidak menggunakan senjata karena lawan yang dihadapi juga tidak bersenjata, mengedepankan dialog bukan lagi sesuatu yang harus berlaku, yang ada pada kala itu bagaimana BALAS DENDAM terhadap PREMAN yang telah berbuat sadis dan keji terhadap teman mereka. Kita yakin oknum KOPASSUS tersebut adalah anak-anak bangsa pilihan bukan orang sembarangan dan tidak di rekrut asalasalan dan telah melewati tahapan yang sangat ketat, karena untuk menjaga reputasi KORPS tetapi mengapa akhirnya bisa berbuat nekad dan melakukan tindakan sadis yang bisanya sering dilakukan preman-preman di negeri ini, ....aaahh jawabannya ada pada oknumoknum

KOPASSUS tersebut tapi yang jelas sifat-sifat Jantan, tidak PENGECUT, satu lawan satu (tidak main keroyokan) menggunakan alat yang sesuai dan seimbang dengan lawan, hanya cocok untuk kita buat dalam cerita SINETRON (Drama Televisi) atau dongeng untuk menemani tidur anak-anak kita, mereka ibarat anak-anak SMA dengan senjata yang mematikan menghadapi anak-anak TK yang tidak ber senjata dan secara psikologis anak-anak TK bisa di hadapi tanpa kekerasan dan senjata miisalnya. Presiden SBY juga merasa terpanggil karena beliau berasal dari elit TNI untuk memberi pernyataan sehubungan dengan keterlibatan oknum KOPASSUS, belau mengatakan tindakan main hakim sendiri sangat tidak benar, tetapi di sisi lain dari pernyataannya seperti ada nada pembenaran atau sikap memaklumi terhadap oknum tersebut dengan pembelaan,..yang katanya (kata belau) bahwa tindakan tersebut dilakukan karena untuk membela KEHORMATAN korps. Timbul pertanyaan bagi kita atau saya misalnya,......ooooh kalau begitu untuk membela KEHORMATAN kita tidak perlu menggunakan akal sehat tidak perlu bersikap jantan (boleh jadi pengecut) boleh menggunakan peralatan yang canggih padahal lawan tidak mempunyai senjata yang canggih atau menghalalkan semua cara yang penting DENDAm terbalaskan........AAAAAhhhhhh I don't know. Mungkin kita semua sepakat aaaah teori sih mudah di ucapakan tapi kenyataan bisa lain di lapangan, kenapa yaaaaahh...hhhh???????

You might also like