You are on page 1of 14

Makalah Tentang Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Menurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Ia ditugasi sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; Sesungguhnya Aku akan mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka Bumi. Menurut Bachtiar Surin yang dikutif oleh Maman Ukas bahwa Perkataan Khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin. B. Pembatasan Masalah Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi masalahnya sebagai berikut : 1. Hakikat pemimpin 2. Tipe-tipe kepemimpinan 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan.dalam manajemen pendidikan. C. Tujuan Penulisan Makalah Sesuai dengan permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini diarahkan untuk : a. Untuk mengetahui hakikat pemimpin b. Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan c. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan dalam manajemen pendidikan. d. Sistematika Penulisan

Sebagai langkah akhir dalam penulisan makalah ini, maka klasifikasi sistematikan penulisannya sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II : Dibahas tentang tinjauan hakikat pemimpin, tipe-tipe kepemimpinan, dan faktorfaktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan dalam manajemen pendidikan. Bab III : Merupakan bab terakhir dalam penulisan makalah ini yang berisikan tentang kesimpulan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

A. Hakikat Pemimpin Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.[2] Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin harus memberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengnaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, kareana apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal. B. Tipe-Tipe Kepemimpinan Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :

1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan. 2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan. 3. TIpe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati. 4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan. 5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya. 6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.[3] Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati. 2. Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan. 3. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.[4]

Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan oleh para pemimpinnya di dalam berbagai macama organisasi, yang salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi, posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan sebagai seorang pemimpinan yang profesional. C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin Dalam Manajemen Pendidikan Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz (1981) yang dikutif Nanang Fattah, sebagai berikut : 1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilainilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan. 2. Harapan dan perilaku atasan. 3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan. 4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin. 5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan. 6. Harapan dan perilaku rekan.[5] Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan sikap-sikap hubungan manusiawi. Selanjutnya peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut : 1. Sebagai pelaksana (executive) 2. Sebagai perencana (planner) 3. Sebagai seorangahli (expert) 4. Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group representative) 5. Sebagai mengawasi hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of internal relationship) 6. Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of rewards and punishments) 7. Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator)

8. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar) 9. Merupakan lambing dari pada kelompok (symbol of the group) 10. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual responsibility) 11. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist) 12. Bertindak sebagai seorang aya (father figure) 13. Sebagai kambing hitam (scape goat).[6] Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu kepemimpinan harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu juga bahwa pemimpin memiliki tugas yang embannya, sebagaimana menurut M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut : 1. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya. 2. Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai. 3. Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.[7] Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam proses di mana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain. Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan seorang pemimpian yang profesional, di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. Di samping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Tipe-tipe kepemimpinan pada umumnya adalah tipe kepemimpinan pribadi, Tipe kepemimpinan non pribadi, tipe kepemimpinan otoriter, tipe kepemimpinan demokratis, tipe kepemimpinan paternalistis, tipe kepemimpinan menurut bakat. Disamping tipe-tipe kepemimpinan tersebut juga ada pendapat yang mengemukakan menjadi tiga tipe antara lain : Otokratis, Demokratis, dan Laisezfaire. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas pemimpin meliputi ; kepribadian

(personality), harapan dan perilaku atasan, karakteristik, kebutuhan tugas, iklim dan kebijakan organisasi, dan harapan dan perilaku rekan. Yang selanjutnya bahwa factor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kesuksesan pemimpin dalam melaksanakan aktivitasnya. Tugas pemimpin dalam kepemimpinannya meliputi ; menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok, dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai, meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.Pemimpin yang professional adalah pemimpin yang memahami akan tugas dan kewajibannya, serta dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. B. Saran-saran Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin dalam bidang pendidikan dalam melaksanakan aktivitasnya kepemimpinannya dalam mempengaruhi para bawahannya berdasarkan pada kriteriakriteria kepemimpinan yang baik. 2. Dalam membuat suatu rencana atau manajemen pendidikan hendaknya para pemimpin memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh para bawahannya, dan dalam pembagian pemberian tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing. 3. Pemimpin hendaknya memahami betul akan tugasnya sebagai seorang pemimpin. 4. Dalam melaksanakan akvititasnya baik pemimpin ataupun yang dipimpin menjalin suatu hubungan kerjsama yang saling mendukung untuk tercapainya tujuan organisasi atau instnasi.

DAFTAR PUSTAKA Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004). Burhanuddin, Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Malang : Bumi Aksara, 1994). Dadang Sulaeman dan Sunaryo, Psikologi Pendidikan, (Bandung : IKIP Bandung, 1983). I.Nyoman Bertha, Filsafat dan Teori Pendidikan, (Bandung : FIP IKIP Bandung, 1983). M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-Sumber Benih Kecerdasan, 1981). Maman Suherman, Pengembangan Sarana Belajar, (Jakarta : Karunia, 1986). Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo, 1999). Marsetio Donosepoetro, Manajemen dalam Pengertian dan Pendidikan Berpikir, (Surabaya : 1982).

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996). Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, (Bandung : Angkasa, 1983). Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Konteporer, (Bandung : Alfabeta, 2005). Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995. [1] Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo, 1999) h. 253. [2] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996) h. 88. [3] Maman Ukas, Op. cit., h. 261-262. [4] Ibid, h. 262-263. [5] Nanag Fattah, Op. cit., h. 102.. [6] M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-Sumber Benih Kecerdasan, 1981) h. [7] Ibid, h. 38-39.

Kepemimpinan dan Manajemen dalam Pendidikan Budaya, Perubahan dan Konteks Oleh Marianne Coleman dan Peter Earley (ditranslate oleh Nofel Nofiadri) Buku ini membahas tentang kepemimpinan dan manajemen pendidikan yang memfokuskan kajian pada hubungan antara kepemimpinan dan pengelolaan (manajemen) untuk memaksimalkan proses pembelajaran dan peningkatannya secara individu dalam institusi pendidikan. Salah satu trend yang mendasarinya adalah beralihnya kepada site-based management dalam pengelolaan intitusi pendidikan, sebuah bentuk perubahan yang dihubungkan dengan peningkatan dan konteks akuntabilitas yang tinggi dan budaya performatif. Semenjak pembelajaran merupakan tujuan utama dalam pendidikan, kunci utama dari buku ini adalah pentingnya pembelajaran bagi semua: siswa, guru dan pemimpin pendidikan dan pengelola. Buku ini menggali cara kepemimpinan dan manajemen berkontribusi untuk pengembangan dan peningkatan pembelajaran siswa, pengembangan pegawai dan pertumbuhan institusional yang didasari atas dua keyakinan: 1. Bahwa organisasi pendidikan yang tinggi melembagakan, membagi dan mamaksimalkan pembelajaran. 2. Bahwa organisasi pendidikan yang memberikan prioritas utama untuk pembelajaran dan yang memelihara kebudayaan guna mendukung pendidikan disegala lini merupakan hal yang sangat mungkin untuk dilakukan dan menghadapi tantangan dunia yang tidak menentu. Theories and Praktice of Leadership: An Introduction Teori-teori dan Praktek Kepemimpinan: Sebuah Pengantar Tiga konsep (kepemimpinan, manajemen, dan administrasi) cendrung tumpang tindih (overlap) dimana pemakaiannya beragam pada waktu tertentu, di negara berbeda dan diberbagai budaya profesional. Pada masa ini di Britania Raya kepemimpinan cendrung dilihat sebagai hal yang paling penting diantara konsep-konsep tersebut, manajemen cendrung berhubungan hal-hal yang sifatnya lebih operasional dan administrasi berhubungan dengan tugas-tugas yang bersifat rutin. Bagaimanapun juga manajemen dipandang sebagai konsep yang lebih luas dan kepemimpinan merupakan pasangannya. Di Amerika Utara istilah adiministrasi cendrung sama dengan kepemimpinan. Ada juga permasalahan yang berkaitan dengan apa yang terjadi dalam intitusi dengan apa yang terjadi diluarnya dalam sistem pendidikan tingkat regional ataupun nasional. Hal ini berkaitan dengan kebijakan dari pemerintah atau departemen yang mengurus pendidikan. Kebijakan ini akan memberi dampak terhadap kurikulum sekolah baik masalah mata pelajaran, jam belajar dan lain-lain dengan tujuan mengontrol. Pada tingkat lokal, kebijakan ini bisa disejalankan dengan kepentingan institusi secara pribadi, seperti kebijakan dari badan legislatif. Akan tetapi dalam penggunaanya sehari hari semuanya itu cukup sulit dikatakan mana yang kepemimpinan dan mana yang disebut sebagai manajemen. Kepemimpinan lebih sering dikatakan sebagai aspek dari manajemen, dengan pemimpin sesungguhnya dicirikan dengan individu yang

kharismatik yang memiliki bakat visionaris serta kemampuan memotivasi dan menyemangati yang lainnya. Menurut Gronn (1999) bahwa kepemimpinan, leadership, secara kualitatif memiliki fungsi berbeda dengan manajemen dan administrasi. Menurutnya kepemimpinan sebagai sebuah kwalitas tidak secara otomatis berkaitan dengan status. Secara umum, kepemimpinan dilihat sebagai sesuatu yang istimewa dan tidak secara langsung berkaitan dengan pekerjaan. Kepemimpinan lebih erat kaitannya dengan orang seperti guru dan kepala sekolah. Seperti contohnya di Inggris dan Wales ada beberapa sifat kepemimpinan yang wajib harus dimiliki: rencana strategis dan pengembangan sekolah, pengajaran dan pembelajaran, kepemimpinan dan pengelolaan, penyebaran tenaga dan pegawai yang efisien dan efektif, dan akuntabilitas. Setelah membandingkan 100 pemimpin perusahaan dan 100 kepala sekolah yang sukses, Hay Group (2000) menyimpulkan lima ciri-ciri keefektifan pada diri pemimpin: 1. 2. 3. 4. 5. Teamwork dan mengembangkan orang lain Berjalan dan percaya diri Visioner dan akuntabilitas Taktik mempengaruhi dan politik Gaya berfikir

Theorising Leadership Ada beberapa jumlah bahan tentang kepemimpinan secara umum dan kempemimpinan secara terperinci. Beberapa bentuk dimana kepemimpinan diteorikan termasuk: 1. Fokus kepada kualitas individu yang memiliki status kepemimpinan, melihat kepemimpinan sebagai orang besar atau memiliki sifat yang istimewa atau kualitas yang membuat dia berbeda. 2. Melihat kepemimpinan sebagai sesuatu yang kontekstual, dengan kata lain bahwa kepemimpinan merupakan dua proses yang tergantung kepada pengikut seperti halnya pemimpin yang bekerja pada konteks tertentu. Maksudnya adalah seorang pemimpin bisa sesuai dengan situasi tertentu dan tidak sesuai dengan situasi yang lainnya. 3. Baru-baru ini telah terjadi peralihan dari melihat kepemimpinan yang identik dengan seseorang dan ketertarikan yang tumbuh pada ide dari kepemimpinan itu yang disalurkan melalui organisasi dan kemudian dibagi kepada semua anggota. 4. Teori-teori kepemimpinan dan manajemen sering didasari atas dimensi pokok seperti sejauh mana pemimpin fokus terhadap orang-orang atau pencapaian tugas, atau cara keputusan dihasilkan. 5. Kadang-kadang style diidentikkan dengan gender dan juga secara umum sepertinya merupakan sebuah kepercayaan yang tidak terukur bahwa pria dan wanita memimpin dengan cara yang berbeda. 6. Terakhir, aspek kepemimpinan yang sekarang dipahami merupakan arti pentingnya kepemimpinan terhadap emosi dan emotion inteliigence, yang ditekankan pada pentingnya kisaran terperinci tentang kecakapan yang dibutuhkan pemimpin jika mereka betul-betul efektif dan lebih menekan afektif daripada aspek rasional kepemimpinan.

1. Kualitas individual. Kwalitas individu sangat dikaitkan dengan kepemimpinan. Tentang kwalitas indidual ini sangat erat kaitannya dengan teori the great man dan teori sifat (trait theories). Karakter yang baik itu streotype nya adalah seorang yang memiliki jiwa pahlawan dan yang begitu biasanya adalah laki-laki. Sifat merupakan sesuatu yang dibawa dari lahir sedangkan kompetensi merupakan sesuatu yang dapat dilatih. 2. Teori kontekstual, situasional dan kemungkinan. Seorang pemimpin akan dipengaruhi oleh lingkungannya, seperti halnya Churchil yang lebih sukses dikala perang dari pada masa damai. Untuk teori kontekstual dipakai pendapat Hersey dan Bankcard (1988) yang mempertimbangkan hubungan pemimpin dengan dua variable (pengalaman dan tingkat komitmen). Teori kemungkinan dipakai teori Fieldler (1967) yang menyatakan bahwa gaya pemimpin akan lebih atau kurang sukses tergantung konteks yang disukai atau tidak disukainya. 3. Kepemimpinan yang ditularkan. Harris (2002) menyatakan bahwa kepemimpinan yang dibagi atau ditularkan dengan kepemimpinan kolektif guru-guru dan bekerjasama untuk meningkatkan praktek di dalam kelas dan begitu juga outcome dari siswa. Hal yang penting diperhatikan adalah latihan yang diberikan oleh middle managers, contohnya kepala bagian akademik. 4. Dimensi dasar teori kepemimpinan. Decision Making (Tannenbaum dan Schmidt, 1973) sentralitas orang atau produksi/tugas. Hal yang perlu dicermati adalah dua gaya kepemimpinan autokratik (menyuruh orang untuk bekerja) dan demokratik (memberi otoritas lewat pengambilan keputusan) 5. Gender dan Kepemimpinan. Dalam konteks kepemimpinan gender dibagi mejadi dua binari yaitu feminim dan maskulin. Streotipenya adalah perempuan itu peduli, toleran, emosional, intuitif, lemahlembut, dan cendrung berkolaborasi, memperdayakan dan bekerjasama dalam kelompok. Laki-laki cendrung agresif, tegas, analitik, menentukan dan cendrung bertindak mandiri. Sehingga kecendrungan secara kultural laki-laki diharapkan menjadi menejer dan pemimpin. 6. Kecerdasan Emosi. Lima wilayah kecerdasan emosi adalah: kesadaran diri, regulasi diri, motivasi, empati dan kecakapan sosial. Bagaimana seorang pemimpin mengalami emosi yang negatif sangat berkaitan dengan marah, penderitaan, kegelisahan dan keterasingan.

Gaya Kepemimpinan Masing-masing gaya kepemimpinan memiliki fokus yang berbeda. Gaya kepemimpinan ditentukan oleh pengaruh: siapa yang mengerahkan, untuk apa dikerahkan, dan apa hasilnya. Sehingga dapat dikategorikan menjadi beberapa gaya berikut ini: 1. Kepemimpinan Instruksional. Kunci fokus bagi pemimpin untuk dunia pendidikan adalah pembelajaran siswanya, sehingga pengaruh pemimpin cendrung didasari oleh pengetahuan ahlinya dan bermaksud meningkatkan keefektifan guru dalam mengajar di kelas. 2. Kepemimpinan Transformasional. Kepemimpinan ini sangat berhubungan dengan pembangunan kapasitas anggota organisasi. Gaya kepemimpinan ini cendrung dilatih oleh pemimpin yang bukan formal dan hasilnya adalah kapasitas yang besar dan peningkatan yang berkesinambungan. 3. Kepemimpinan Moralis. Kepemimpinan ini menekankan akan pentingnya nilai dalam kepemimpinan dan bertujuan untuk membenarkan tindakan dan sekolah demokratis secara moral.

4. Kepemimpinan Partisipatif. Kepemimpinan ini difokuskan pada pembagian keputusan yang telah ditetapkan pada institusi pendidikan, yang mana tipe ini ditularkan diantara anggota kelompok dan organisasi agar lebih demokratis. 5. Kepemimpinan Manegerial. Kepemimpinan ini juga disebut kepemimpinan transaksional, teknikal atau organisasional. Kepemimpinannya formal, bertujuan pencapaian hasil yang efisien. 6. Kepemimpinan Kontingen. Kepemimpinan ini menitik beratkan pada variasi-variasi respon pemimpin keberagam situasi kepemimpinan dengan tujuan peningkatan kapasitas organisasi untuk menanggapi secara produktif kebutuhan untuk perubahan. Latihan dan Pengembangan Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan gambaran yang sulit dan kompleks pada tataran pemahaman. Keterampilan dan pengembangan kepemimpinan dapat berada pada berbagai tingkat. Ada lima tahapan kepemimpinan: 1. 2. 3. 4. Emergent: Ketika guru baru saja memangku tanggung jawab kepemimpinan Established: Buat mereka yang telah berpengalaman tapi tidak bermaksud menjadi kepala Entri to Headship: termasuk persiapan guru untuk dilantik pada jabatan yang senior di sekolah Adavance: Tahapan dimana terlihat memperluas pengalamannya dan memperbaharui keterampilan kepemimpinannya. 5. Consultant: Mampu dan Berpengalaman serta sanggup memberi tranning, mentoring dan perlatihan. Kwalitas kepemimpinan dalam dunia pendidikan secara konsisten merupakan elemen yang vital demi kesuksesan sebuah sekolah atau kampus.

Definisi Pengertian dan Definisi Pengelolaan Tidak sedikit orang yang mengartikan pengelolaan sama dengan arti manajemen. Karena antara manajemen dan pengelolaan memiliki tujuan yang sama yaitu tercapainya tujuan organisasi lembaga. Pengelolaan merupakan sebuah bentuk bekerja dengan orang-orang secara pribadi dan kelompok demi tercapainya tujuan organisasi lembaga. satu yang perlu diingat bahwa pengelolaan berbeda dengan kepemimpinan. Bila pengelolaan terjadi bila terdapat kerjasama dengan orang pribadi maupun kelompok, maka seorang pemimpin bisa mencapai tujuan yang diharapkan tanpa perlu menjadi seorang manajer yang efektif. Berikut ini adalah pengertian dan definisi pengelolaan: # ROBERT T. KIYOSAKI & SHARON L Pengelolaan adalah sebuha kata yang besar sekali, yang mencakup pengelolaan uang, waktu, orang, sumber daya, dan terutama pengelolaan informasi # JAZIM HAMIDI & MUSTAFA LUTFI Pengelolaan merupakan pengertian yang lebih sempit daripada kepemimpinan # PGRI Pengelolaan adalah suatu keahlian yang diperlukan untuk memimpin, mengatur, menggerakkan waktu, ruang, manusia, dan dana untuk mencapai tujuan tertentu # AA DANI SALISWIJAYA Pengelolaan merupakan upaya untuk mengurangi terjadinya kemungkinan risiko terhadap lingkungan hidup berupa terjadinya pencemaran atau perusakan lingkungan hidup, mengingat bahan berbahaya dan beracun mempunyai potensi yang cukup besar untuk menimbulkan efek negatif # PERREAULT / MCVHARTY Pengelolaan merupakan tugas-tugas dasar seorang manajer. Tapi disini kami akan lebih menekankan arti dari tugas-tugas tersebut bagi manajer pemasaran # KAMUS DEWAN (19940 Pengelolaan merupakan pengarahan dan pengawalan atau pengurusan dan penyelenggaraan. # MURNIATI A. R Pengelolaan adalah proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan semua sumber daya, baik manusia maupun teknikal, untuk mencapai berbagai tujuan khusus yang ditetapkan dalam suatu organisasi

# WOLLENBERG Pengelolaan merupakan suatu proses yang digunakan untuk menyesuaikan strategi pengelolaan supaya mereka dapat mengatasi perubahan dalam interaksi antar manusia # IBRAHIM MAMAT Pengelolaan adalah pengaturan, penyusunan dan pelaksanaan perancangan yang dibuat dan melibatkan penggemblengan semua elemen yang ada di sekolah Pencarian Terbaru (100) Pengertian pengelolaan. Definisi pengelolaan. Pengertian pengolahan. Pengelolaan adalah. Arti pengelolaan. Pengertian mengelola. Pengertian pengelolaan lingkungan. Definisi pengolahan. Pengertian penanganan. Pengertian pengelola. Pengertian mengelola informasi. Pengertian pengelolaan sampah. Arti pengolahan. Pengertian pengolahan sampah. Pengertian pengolahan informasi. Definisi penanganan. Makalah pengelolaan sampah. Pengertian pengelolahan. Defenisi pengelolaan. Pengertian pengelolaan informasi. Pengertian manajemen pengelolaan. Apa itu pengelolaan. Pengertian manajemen lingkungan. Pengertian pengolahan menurut para ahli. Pengertian pengelolaan sdm. Definisi pengelolaan lingkungan. Definisi pengelolaan sampah. Definisi mengelola. Definisi pengelola. Arti pengelolaan sumber daya manusia. Mengelola informasi. Makna pengelolaan. Pengelolaan. Pengertian penanganan menurut para ahli. Pengertian pgri. Pengertian pengelolaan sumber daya manusia. Makalah pengelolaan sumber daya manusia. Manajer dan pengelolaan. Makalah mengelola informasi. Makalah pengelolaan informasi. Manajemen pengelolaan. Pengertian pengelolaan limbah. Arti mengelola. Arti pengelola. Definisi mengelola informasi. Arti penanganan. Pengertiaan pengelolaan. Defenisi pengolahan. Pengertian pengelolaan adalah. Pengertian pengelolaan organisasi. Pengertian dari pengelolaan. Maksud pengelola. Makalah pengelolaan sdm. Pengertian pengolahan limbah. Arti kata pengelolaan. Definisi pengolahan sampah. Manajer dan pengelolaannya. Konsep pengelolaan lingkungan. Mengelola adalah. Maksud pengelolaan. Definisi manajemen pengelolaan. Pengelolaan manajemen. Pengertian dan definisi pengelolaan. Devinisi pengelolaan. Arti dari pengelolaan. Pengertian pengelolaan dalam manajemen. Makalah pengolahan informasi. Pengertian mengelolah informasi. Penertian pengelolaan. Teori manajemen pengelolaan.

Pengertian pengelolaan waktu. Pengertian pengelolaan dan pengolahan. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan. Apa yang dimaksud dengan pengolahan informasi. Arti pengelolaan sdm. Pengertian mengelolah. Mengelola lingkungan organisasi. Definisi manajemen lingkungan. Definisi penanganan menurut para ahli. Pengertian mengolah informasi. Pengertianpengelolaan. Pengertian pengelola informasi. Apa itu pengolahan. Apa yang dimaksud dengan pengolahan. Makalah pengelolaan lingkungan. Definisi pengolahan informasi. Pengetian pengelolaan. Pengelolaan definisi. Pengertian dari pengolahan. Pengertian tentang pengelolaan. Pengertian manajemen dan pengelolaan. Pengertian mengelola waktu. Arti kata sampah. Definisi pengolahan menurut para ahli. Pengertian mengolah sampah. Mengelolah informasi. Makalah tentang pengelolaan sampah. Pengertian penanganan limbah. Makna pengelola. Pengertian pengolahan dan pengelolaan.

You might also like