Professional Documents
Culture Documents
PROF. DR. SOEKIDJO NOTOATMODJO GURU BESAR EMERITUS DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA
MASALAH-MASALAH KESEHATAN
Penyakit-Penyakit:
Penyakit menular Penyakit tidak menular
Kesehatan Masyarakat:
Klien : Masyarakat (orang sehat) Pendekatan : multidisiplin Tujuan: masyarakat terhindar dari penyakit, dan meningkat kesehatannya Tenaga: kesmas, sanitarian, perawat kesmas, Bidan di Desa,Kader Kesehatan, dsb.
Tahun 1832 terjadi epidemi kolera di Inggris, terutama didaerah perkotaan. Kemudian Edwin Chardwich seorang ilmuwan sosial melakukan penyelidikan. Hasil penyelidikannya menyimpulkan bahwa penyebab wabah kolera ini adalah karena sanitasi lingungan penduduk kota yang sangat buruk, pekerja perkotaan yang upahnya sangat rendah, gizi masyarakat rendah. Hasil penyelidikan Chardwich ini dianalisis dan disajikan dengan baik dan sahih. Berdasarkan laporan Charwich ini akhirnya Parlemen Inggris mengeluarkan UU yang mengatur tentang sanitasi lingkungan, sanitasi tempat kerja (pabrik), sanitasi tempat umum, dsb. Tahun 1848, Jons Simon diangkat sebagai menteri untuk menangani kesehatan penduduk (masyrakat)
Pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, di Inggris dan negara-negara Eropa lainnya,dan Amerika mulai dibuka pendidikan bagi tenagatenaga kesehatan untuk kesehatan masyarakat (publik). Pada tahun 1894 John Hopkins seorang pedagang wiski mempelopori mendirikan Universitas, yang didalamnya terdapat program studi kedokteran dan public health. 1855 pemerintah Amerika membentuk Kementerian Kesehatan yang pertama kali, yang didalamnya terdapat bagian yang menangani kesehatan masyarakat (publik) Tahun 1872 dibentuk asosiasi dari para akademisi
Public Health is the organized global and local effort to promote and protect the health of population and to reduce health inequalities
Berawal pada abad ke 16, dengan dilakukannya pemberantasan malaria oleh pemerintah Belanda. Tahun 1807 telah dilakukan pelatihan-pelatihan dukun bayi untuk pertolongan persalinan dalam rangka menurunkan kematian bayi. Tahun 1922 wabah pes dan lepra , 1927 wabah kolera dan tahun 1948 wabah cacar di Indonesia. Mulai dilakukan pembrantasan penyakit-penyakit tersebut antara lain dengan penyemprotan massal dan penyuluhan kesehatan (propaganda kesehatan) Tahun 1925 Perbaikan sanitasi mulai dilakukan dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian Tahun 1941 mulai dilakukan vaksinasi massal, terutama untuk pemberantasan penyakit kolera dan cacar.
Tahun 1951 oleh dr. Leimena dan sdr.Patah diperkenalkan Konsep Bandung, intinya pelayanan kuratif (pengobatan) tak ada artinya tanpa preventif (pencegahan). Pengobtan dan pencegahan harus dilakukan bersama-sama. Tahun 1956 Dr. Sulianti Saroso merintis Proyek Bekasi sebagai proyek percontohan sekali gus tempat pelatihan pelayanan kesehatan terpadu (kesehatan masyarakat) di Indonesia. Tahun 1957 Dikembangkan 8 wilayah pengembangan kesehatan masyarakat, sebagai penerapan Konsep Bekasi.
3. PUSKESMAS
Tahun 1968 Ditetapkan Puskesmas sebagai sistem pelayanan kesehatan terpadu (preventif dan kuratif), mengacu pada Konsep Bandung dan Bekasi. Mula-mula Puskesmas hanya meyelenggarakan 5 pelayanan dasar, yakni: Pengobatan (BP) Kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga Brencana Sanitasi lingkungan Penyuluhan kesehatan Pemberantasan penyakit menular Tetapi akhirnya berkembang menjadi 7, 12, dan sampai sekarang telah menjadi 21 pelayanan
5. PKMD
(PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA)
Tahun 1976 PKMD ditetapkan sebagai pendekatan yang strategis untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan. Tahun 1977 ditingkatkan, bukan hanya dikembangkan dipedesaan, tetapi juga di perktaan, maka muncul istilah PKMD perkotaan. Sasaran utama PKMD adalah agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kehidupan yang sehat dan sejahtera
6. POSYANDU
Tahun 1984 Dibentuk Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai perpanjangan tangan Puskesmas. Posyandu adalah perpaduan pelayanan kesehatan yang diselenggrakan oleh petugas kesehatan dan masyarakat (kader) Pelayanan Posyandu terdiri dari 5 (meja) Meja 1 : Pendaftaran Meja 2 : Penimbangan Oleh Kader Kesehatan Meja 3 : Pengisian KMS Meja 4 : Penyuluhan, termasuk PMT Meja 5 : imunisasi, pemeriksaan,dsb oleh tenaga medis/para medis.
PERKEMBANGAN POSYANDU
Indikator 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pratama Tingkat Perk.Posyandu: Madya Purnama Mandiri 5 atau lebih 8 kali atau lebih/th. > 50% >50% >50% >50% <50% (-)
Jumlah kader <5 Frek.penimb. <8x/th Cakupan KIA <50% Cakupan KB <50% Cakupan imun. <50% Rerata D/S <50% Cakupan Dana Seh. Progam tambahan
>50% (+)
Khusus:
Meningkatnya pengetahuan masyarakat tetang kesehatan. Meningkatnya kewaspadaan masyarakat terhadap risiko dan gangguan kesehatan Meningkatnya keluarga berperilaku hidup sehat Meningkatnya kesehatan lingkungan Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk menolong diri sendiri dalam bidang kesehatan.
Sekunder:
Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap individu atau keluarga (tokoh masyarakat dan agama)
Tertier:
Pihak-pihak yang deiharapkan memberikan dukungan kebijakan, dan sumber daya (dana, sarana dan prasarana).
KEGIATAN POSKESDES
Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular yang berpotensi menimbulkan KLB, dan faktor-faktor risikonya. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB. Kesiap siagaan dan penaggulangan bencana dan kegawat daruratan kesehatan Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.