You are on page 1of 4

Tugas

Nilai
Presentasi

Seiring dengan era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pun semakin merajalela dikalangan masyarakat luas. Terutama dalam peggunaan internet. Kini setiap orang dibelahan bumi manapun dapat mengakses internet. Hal ini berarti, semakin banyak pula para pengguna internet. Namun, hal itu tidak lepas dari kenyataan bahwa, tidak semua file-file atau informasi yang ada di internet layak untuk dikonsumsi. Tidak jarang disisipkan link-link liar yang berisi informasi yagn sangat tidak pantas untuk disebarluaskan. Contohnya, adalah foto-foto dan adegan-adegan hot (porno). Data terlarang tersebut kini semakin banyak merambah dikalangan para pengguna internet. Ditambah lagi, para pengguna internet saat ini bukan berasal dari kalangan orang tua saja tapi juga kalangan orang dewasa, anak remaja, bahkan anak seusia SD-SMP. Jika link-link dari data terlarang tersebut saat ini tersebar luas di dunia maya. Maka, kemungkinan besar bagi mereka untuk bisa mengakses data terlarang seperti itu. Jika dilihat dari hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), maka kita memang patut untuk tercengang. Mengerikan sebuah penelitian mengatakan bahwa, di 12 Kota besar di Indonesia, 97% remajanya mengaku pernah menonton film porno. Sementara itu, 62.7% remaja usia 13-19 tahun mengaku pernah berhubungan seks. Selain itu, sesuai dengan hasil penelitian Lembaga Pemerhati Anak dan Remaja, menyatakan bahwa, di Jakarta, Medan, Bandung dan Surabaya, 50% dari

remaja berusia 15-24 tahun mengaku pernah berhubungan seksual sejak usia 13-18 tahun. Selain itu, ternyata informasi lain mengatakan bahwa, 60% dari kasus aborsi di Indonesia terjadi di kalangan remaja. Dari hasil penelitian tersebut tidaklah mengherankan jika, fakta kuat tersebut, kini membawa Indonesia sebagai negara peringkat 1 pengakses pornografi terbesar di dunia dalam waktu 4 tahun terkahir ini.

Jika melihat kenyataan tersebut, sangatlah mengerikan bagi Indonesia dengan warga negara lebih dari 230 juta jiwa. Serta, kita sadari, bahwa kemajuan teknologi memiliki dmapak baik dan buruk. Kita tidak bisa dikatakan belum siap untuk menerima kemajuan itu, karena mau tidak mau perkembangan teknologi saat kini sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Berikut adalah beberapa kiat-kiat yang dapat dilakukan untuk membendung bahaya pornografi: 1. Membangun kesadaran berinternet sehat. Hal ini dapat dimulai dari lingkungan keluarga dan kesadaran diri sendiri. 2. Membentuk ketaatan agama sebagai pondasi. Jika seseorang telah memantapkan hatinya dengan agamanya. Maka, kemungkinan besar bagi dia untuk bisa mengerti dan membedakan antara hal yang baik dan buruk. 3. Sikap tegas dari pemerintah. Setiap usaha yang hanya dilakukan dalam ruang lingkup kecil, tidaklah memberikan dampak yang besar jika tidak direalisasikan oleh pemerintah. Maka, bantuan dari pemerintah merupakan sarana yang baik untuk mengajak masyarakat untuk peduli akan pencegahan pornografi.

Jika hal itu berjalan secara selaras, maka kemungkinan besar bagi kita untuk bisa membendung bahaya pornografi dan penyebarannya. Tanggapan mengenai ketertarikan terhadap artikel tersebut : Saya sangat tertarik terhadap artikel tersebut. Karena, isi dari artikel tersebut sangatlah berwawasan dan bersifat positif. Artikel tersebut member kita peringatan dan pelajaran mengenai gaya hidup berinternet sehat sebagai upaya menghindarkan penyebaran pornografi. Selain tiu, didalamnya juga terdapat kalimat-kalimat yang berupa fakta yang sangat meyakinkan pembaca mengenai kerugian dari mengkonsumsi informasi liar dari internet. Serta lebih meningkatkan kesadaran diri untuk bisa menyaring perubahan baik dan buruk dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini.

(Bahasa Indonesia)

Disusun oleh : Nurul Pangestuti XI SAINS

You might also like