You are on page 1of 22

MEMINIMALKAN MISKONSEPSI OPERASI PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI STRATEGI DISCOVERY

( Kelas III SD Negeri 3 Candisari Kecamatan Purwodadi )


Di Susun Guna Memenuhi Tugas Semester Mata Kuliah Penelitian Pendidikan Matematika

Dosen Pengampu : DR. Sutama

Oleh : SONY A410 050 122

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................................1 A. B. C. D. Latar Belakang Permasalahan .............................................................1 Rumusan Masalah. ..............................................................................3 Tujuan Penelitian ................................................................................4 Manfaat Penelitian .............................................................................4

BAB II : LANDASAN TEORI................................................................................5 A. Tinjauan Pustaka .................................................................................5 B. Tinjauan Teori .....................................................................................6 1. Teknik discovery .....................................................................6 2. Pembelajaran............................................................................6 3. Pemahaman Konsep ................................................................7 4. Pokok Bahasan Pecahan ..........................................................8 C. Kerangka Berfikir ..............................................................................13 D. Hipotesis Tindakan ...........................................................................13 BAB III: METODE PENELITIAN ......................................................................14 A. Jenis Penelitian ...................................................................................14 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................14 C. Subyek Penelitian ...............................................................................15 D. Rancangan Penelitian .........................................................................15 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................17 F. Instrumen Penelitian ...........................................................................18 G. Teknik Analisis Data ..........................................................................19 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang. Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,

mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus Matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi aljabar, geometri, logika Matematika, peluang dan statistika. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model Matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan Matematika, diagram, grafik atau table (Depdiknas, 2003; 6) Pendekatan dan strategi pembelajaran hendaknya mengikuti kaidah pedagogik secara umum, yaitu pembelajaran diawali dari kongkrit ke abstrak, dari sederhana ke kompleks, dan dari mudah ke sulit, dengan menggunakan berbagai sumber belajar (Depdiknas, 2003; 11). Pemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri serta menunjang

perkembangan cabang-cabang ilmu lainya. Bidang studi matematika yang diajarkan pada siswa SD mencakup tiga cabang, yaitu aritmatika, aljabar dan geometri. Dari ketiga cabang itu, aljabar khususnya pokok bahasan pecahan adalah salah satu cabang yang dirasa sulit karena memerlukan penguasaan konsep yang lebih mendalam. Terjadinya proses belajar sebagai upaya untuk memperoleh hasil belajar sesungguhnya sulit untuk diamati karena ia berlangsung di dalam mental. Namun demikian, kita dapat mengidentifikasi dari kegiatan yang dilakukannya selama belajar. Sehubungan dengan hal ini, para ahli cenderung untuk mengguna-kan pola tingkah laku manusia sebagai suatu model yang menjadi prinsip-prinsip belajar. Dalam teori belajar bermaknanya, Ausabel mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Jadi, proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka (root learning), namun berusaha menghubungkan konsep-konsep tersebut untuk menghasilkan pemahaman yang utuh (meaningfull learning), sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan (Arif Sholahuddin, 2003). Metode yang ideal dalam belajar sebagaimana dikemukakan Dewey ( Samuel Smith, 1986:260) memiliki ciri : 1.Murid harus benar-benar tertarik pada kegiatan,2. pengalaman atau pekerjaan yang edukatif Ia harus menemukan dan memecahkan kesukaran atau masalah,3.mengumpulkan data-data melalui ingatan pemikiran dan pengalaman pribadi atau penelitian,4.menentukan cara pemecahan kesukaran atau masalah,5.mencoba cara terbaik untuk memecahkan sesuatu melalui penerapan dslam pengalaman, percobaan atau kehidupan sehari-hari. Metode Discovery menurut Rohani (2004:39) adalah metode yang berangkat dari suatu pandangan bahwa peserta didik sebagai subyek di samping sebagai obyek pembelajaran. Mereka memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai suatu stimulus atau rangsangan yang dapat menantang peserta didik untuk merasa terlibat atau

berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran. Peranan guru hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing atau pemimpin pengajaran yang demokratis, sehingga diharapkan peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan masalah atas bimbingan guru. Ada lima tahap yang harus ditempuh dalam metode discovery menurut Rohani(2004:39) yaitu: (a) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik, (b) Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis, (c) Peserta didik mencari informasi , data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis, (d) Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi, (e) Aplikasi kesimpulan atau generalisasidalam situasi baru. Pada metode discovery, situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher dominated learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan pembelajaran menggunakan metode discovery, maka cara mengajar melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Berdasarkan uraian di atas, dlam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan pecahan dengan menggunakan alternatif metode pengajaran lain. Yaitu pendekatan discovery yang di gunakan untuk mengatasi masalah-masalah di atas. Sehingga penulis ingin mengadakan penelitian yang berhubungan dengan masalah tersebut yaitu dengan pendekatan metode discovery dalam belajar matematika khususnya pokok bahasan pecahan.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas, maka rumusan secara umum dari penelitian ini yaitu, Apakah metode pembelajaran dengan teknik discovey dapat meningkatkan keaktifan siswa yang secara tidak langsung juga akan meningkatkan hasil belajar siswa ?. Dari permasalahan umum ini dapat dirinci menjadi dua permasalahan khusus, yaitu :

1.

Apakah

metode

pembelajaran

dengan

teknik

discovey

dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran? 2. Apakah peningkatan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini ditujukan untuk menganalisis dan menguji apakah metode pembelajaran dengan teknik discovery dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa yang secara langsung juga akan meningkatkan hasil belajar siswa. Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis dan menguji peningkatan pemahaman konsep siswa melalui metode pembelajaran dengan teknik discovery. 2. Menganalisis dan menguji peningkatan pemahaman konsep siswa dalam meningkatkan hasil belajar melalui metode pembelajaran discovery. dengan teknik

D. Manfaat Penelitian 1. untuk siswa Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Secara praktis dari penelitian ini diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai pemahaman konsep matematika sehingga belajar matematika dapat berjalan lebih menyenangkan. 2. untuk guru Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang menyangkut pemahaman konsep matematika

khususnya pokok bahasan pecahan. Secara praktis penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan yang dapat di gunakan sebagai pijakan bagi guru Sekolah Dasar untuk mengajarkan konsep matematika yang lebih mudah di pahami oleh siswa.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas tentang tinjauan pustaka, kajian teori, kerangka pemikiran, dan perumusan hipotesis. Tinjauan pustaka merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Kajian teori yang dipaparkan adalah teori-teori yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian yang akan dibahas beserta indikator indikatornya. Kerangka berfikir akan membahas tentang landasan teori dan hipotesis akan berhubungan antar semua variabel dalam penelitian yang akan mengulas tentang jawaban sementara dari tindakan-tindakan yang akan dilakukan dengan hasil yang diharapkan. A.Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai pemahaman konsep lebih cenderung merupakan penelitian aspek psikologi dari suatu sistem atau struktur. Banyak penelitian yang dilakukan dalam rangka penelitian kualitas pembelajaran, diantaranya adalah : Ika gustinawati (2007) dalam skripsinya menyimpulkan bahwa

pemahaman konsep siswa khususnya pada pokok bahasan pecahan meningkat dengan penerapan pendekatan realistik. Subandriyo (2006) dalam tesisnya juga menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara prestasi belajar siswa yang diajar dengan metode discovery dengan kelompok siswa yang diajar dengan metode konvensional, selain itu juga menyimpulkan bahwa terdapat interaksi antara metode discovery dan sikap percaya diri siswa dalam mempengaruhi prestasi belajar matematika. Sularmi (2006). Di dalam tesisnya beliau menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh penerapan metode inquiry-discovery dan konvensional terhadap prestasi belajar IPA serta adanya pengaruh interaksi antara metode (inquirydiscovery dan konvensional) dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA. Perbedaan variabel-variabel yang di teliti Variabel peneliti Teknik discovery Pemahaman konsep Metode pengajaran Pembelajaran matematika

Ika Gustinawati Wahyu Widyastuti Sularmi Sony B. Tinjauan Teori 1. Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan proses aktif bagi siswa dan gur untuk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan tahu terhadap pengetahuan dan pada akhirnya mampu untuk melakukan sesuatu. Prinsip dasar KBM adalah memberdayakan semua potensi yang dimiliki siswa sehingga mereka akan mampu meningkatkan pemahamannya terhadap fakta/ konsep/ prinsip dalam kajian ilmu yang dipelajarinya yang akan terlihat dalam kemampuannya untuk berpikir logis, kritis, dan kreatif ( 2006 : 1 ). Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, yaitu pengertian belajar dan kegiatan belajar mengajar, maka terdapat istilah yang relevan sesuai dengan perkembangan pendidikan sproses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun (Wikipedia : 2007). 2.. Teknik Discovery Piaget (dalam Mulyasa, 2005 : 108) menyatakan discovery merupakan teknik yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri, serta

menghubungkan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lainnya. Discovery sebagai teknik pengajaran mengandung arti bahwa dalam proses kegiatan berlangsung pengajar harus dapat mendorong dan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam belajar. Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi. Metode Discovery menurut Rohani (2004:39) adalah metode yang berangkat dari suatu pandangan bahwa peserta didik sebagai subyek di samping sebagai obyek pembelajaran. Mereka memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Ada lima tahap yang harus ditempuh dalam metode discovery menurut Rohani(2004:39) yaitu: (a) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik, (b) Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis, (c) Peserta didik mencari informasi , data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis, (d) Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi, (e) Aplikasi kesimpulan atau generalisasidalam situasi baru. Metode discovery menurut Mulyasa (2005:110) merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar. 3. Pemahaman Konsep Dalam belajar matematika siswa harus mampu menangkap makna dari hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Penangkapan makna inilah yang disebut memahami, mengerti, atau insight. Menurut Ernest Hilgart dalam R.Ibrahim dan Nana Syaiodih ( 2006 ) ada 6 ciri belajar yang mengandung pemahaman, yaitu : 1. Pemahaman di pengaruhi oleh kemampuan dasar 2. Pemahaan di pengaruhi oleh pengalaman belajar masa lalu 3. Pemahaman tergantung pada pengaturan situasi

4. Pemahaman di dahului dengan usaha dan coba-coba 5. Belajar denga pemahaman dapat di ulangi 6. Suatu pemahaman dapat di aplikasikan bagi pemahaman situasi lain Pemahaman sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi yang dipelajari. Hal ini dapat di tunjukan dengan menerjemahkan materi dari suatu bentuk ke bentuk lain. Menginterpretasikan materi dan meramalkan akibat dari sesuatu hasil belajar ini satu tingkat lebih tinggi dari pengetahuan tapi masih merupakan pemahaman tingkat rendah. 4. Pokok Bahasan Pecahan a) Pengertian Pecahan Pecahan adalah bagian dari bilangan rasional yang dapat di tulis dalam bentuk
a dengan a dan b bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol. Secara b

simbolik pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu : (1) pecahan biasa, (2) pecahan desimal,(3) pecahan persen, (4) pecahan campuran. b) Mengenal Konsep Pecahan kegiatan mengenal konsep pecahan akan lebih berarti denga di dahului dengan soal cerita yang menggunakan obyek buah, misalnya apel, sawo, jeruk atau kue misal apem dll. Peraga selanjutnya berupa bangun datar seperti persegi, lingkaran yang nantinya akan sangat menbantu dalam pemahaman konsep. Pecahan
1 dapat di peragakan dengan melipat kertas berbentuk lingkaran 2

atau persegi sehingga lipatannya tepat menutupi bagian yang lainya. Selanjutnya bagian yang di lipat di buka dan di arsir sesuai bagian yang di kehendaki, sehingga di dapat gambar sebagai berikut :

10

Pecahan

1 dibaca setengah atau satu per dua atau seperdua. 1 disebut 2

pembilang yaitu merupakan daerah pengambilan. 2 disebut penyebut yaitu merupakan 2 bagian yanga sama dari keseluruhan. Peragaan tersebut dapat dilanjutkan untuk pecahan Gambarnya sebagai berikut :
1 1 an, an dan sebagainya. 4 8

Gb.1 =

1 4

gb.2 =

2 1 atau 4 2

gb.3 =

3 8

Selain mengenalkan pecahan dengan melipat kertas, peragaan dapat pula di lakukan denga pita atau tongkat yang di potong dengan pendekatan pengukuran panjang, yang dapat pula mengenalkan letak pecahan pada garis bilangan. c. Pecahan Senilai Pecahan senilai di sebut juga pecah yang ekivalen. Untuk menentukannya dapat di lakukan cara sebagai berikut : Kita akan menunjukan bahwa
1 2 4 dengan menggunakan 3 kertas 2 4 8

persegi panjang. Ambil kertas dan dilipat menjadi 2 bagian yang sama sehingga di dapat
1 . Kemudian ambil lagi kertas dilipat menjadi 2 bagian yang sama dan di 2 2 . Gambarnya sebagai berikut : 4

lipat lagi menjadi 2 di dapat 1. kertas ke-1

di lipat menjadi 2 bagian yang sama besar Daerah yang diarsir


1 . 2

11

2. kertas ke-2

Daerah yang di arsir pertama dilipat lagi menjadi 2 bagian yang sama besar.

2 , dari lipatan yang 4

3. kertas ke-3

yang di arsir yang ke-2 di lipat lagi menjadi 2 bagian yang sama besar. Dari gambar jelas bahwa
1 2 4 . 2 4 8

4 .dari lipatan 8

Perlu pula di tunjukan pada siswa bahwa pecahan senilai dapat pula di manfaatkan untuk mempelajari a) mengurutkan pecahan b) penjumlahan dan pengurangan pecahan d. Membandingkan dan Mengurutkan pecahan saat anak-anak belajar membandingkan dan mengurutkan pecahan mereka memerlukan pengalaman-pengalaman sehingga menghasilkan temuantemuan khusus. Contohnya sebagai berikut : peragaan berikut menggunakan bangun geometri. Bangun geometri dapat di manfaatkan untuk membandingkan dan mengurutkan pecahan biasa dan pecahan campuran. Bahan yang digunakan harus mudah di warnai, di potong sehingga dapat jelas di amati.

12

Dari peragaan dapat di amati bahwa

1 3 3 5 1 , , 1, dsb. 2 4 4 8 2

1 5 Tentukan tanda yang tepat ( <,>,= ) yang yepat untuk mengisi 1 ...1 4 8

Yang di arsir 1

1 4

yang di arsir 1

5 8

Yang utuh sudah sama sehingga tinggal membandingkan yang tidak utuh. Dari gambar terlihat bahwa
1 5 1 5 sehingga 1 1 4 8 4 8

e. Mengubah bentuk pecahan satu ke bentuk pecahan yang lain. 1. Mengubah pecahan biasa ke benuk desimal. Untuk mengubah pecahan biasa ke bentuk pecahan desimal di cari dulu pecahan yang senilai yang penyebutnya berbasis sepuluh,seratus,seribu. Contoh : 1. 2.
1 5 1x5 0,5 (dibaca nol koma lima) 2 10 2 x5
1 25 1x 25 0,25 (dibaca nol koma dua puluh lima ) 4 100 4 x 25

2. Mengubah pecahan biasa menjadi persen atau sebaliknya Persen artinya perseratus, sehingga pecahan yang penyebutnya seratus dapat diartikan persen.persen di lambangkan dengan %. Sehingga apabila penyebutnya belum perseratus di ubah dulu ke dalam bentuk perseratus. Contoh :
3 3x25 75 75% 4 4 x 25 100

Sebaliknya untuk mengubah pecahan dari bentuk persen menjadi bentuk biasa, dapat di ubah dari bentuk persen ke bentuk perseratus yang kemudian di sederhanakan.

13

Contoh :
0.25 25 25 : 25 1 100 100 : 25 4

Catatan : apabila siswa sudah mengenal FPB dapat diterpkan penggunaanya untuk menyederhanakan pecahan. 3.Mengubah pecahan sederhana menjadi pecahan campuran atau sebaliknya. Mengubah pecahan biasa ( yang pembilangnya lebih dari penyebutnya) menjadi pecahan campuran dalakukan dengan cara pembagian sehingga didapat hasil bagi dan sisa. Contoh : Ubahlah pecahan Jawab. Dengan peraga
14 ke dalam pecahan campuran. 5

peragaan dan hasil

Dengan hasil bagi (14 : 5 di dapat 2 sisa 4, sehingga Secara umum dapat di tulis f. menjumlahkan pecahan a. penjumlahan pecahan dengan penyebut sama penjumlahan dengan penyebut sama dapat di lakukan dengan menjumlah pembilang sedangkan penyebutnya tatap. b. penjumlahan pecahan dengan penyebut yang tidak sama penjumlahan dapat di lakukan dengan menyamakan terlebih terdahulu penyebutnya, kemudian pembilang di kalikan dengan nilai yang di gunakan untuk menyamakan penyebut
14 4 2 ) 5 5

a sisa hasil _ bagi(a : b) , dengan a > b. b b

14

C. Kerangka Berfikir Pembelajaran matematika selama ini cenderung menghafal, mengulang, dan menyebutkan definisi tanpa memahami maksud isinya. Dengan demikian pembelajaran matematika di sekolah terutama sekolah dasar merupakan masalah jika konsep dasar yang di terima secara salah maka akan sangat sukar untuk mengatasinya. Pembelajaran di sekolah dilakukan oleh guru dan siswa dengan saling berinteraksi dalam pertukaran ilmu ( dari guru ke siswa ) daolam melakukan interaksi guru harus menggunakan metode yang mudah di terima siswa dan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Melihat masalah di atas perlu di adakan pembaharuan dan penyempurnaan termasuk pemilihan metode mengajar.

Kerangka berfikir penelitian

Masalah pemahaman konsep siswa

Perencanaan tindakan

Tindakan PTK

Menyelesaikan masalah pemahaman konsep siswa

D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan tinjauan pustaka, kajian teori dan kerangka berfikir dapat dirumuskan sebagai berikut jika guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan teknik discovery maka pemahaman konsep siswa akan meningkat. Selanjutnya peningkatan pemahaman konsep siswa juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

15

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian pengamatannya. Penelitian ini merupakan penelitian berbasis kelas yang di maksud untuk memberi informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan sisiwa khususnya untuk menguasai konsep materi pembelajaran. Penelitian ini di fokuskan pada tindakan-tindakan sebagai upaya untuk meningkatkan peungasaan konsep materi pembelajaran pada siswa sekolah dasar kelas III. Penelitian kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari : a) perencanaan (planning), b) pelaksanaan (action), c) pengumpulan data (observing), d) menganalisis data/ informasi untuk memutuskan sejauh mana kelebihan atau kelemahan tindakan tersebut (reflecting). PTK bercirikan perbaikan terus menerus sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak ukur berhasilnya (berhentinya) siklus-siklus tersebut. PTK bercirikan perbaikan terus menerus sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak ukur berhasilnya (berhentinya) siklus-siklus tersebut. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara kepala sekolah, guru tetap dan peneliti. Kegiatan perencanaan awal dimulai dari melakukan studi pendahuluan. Pada kegiatan ini juga mendiskusikan cara melakukan tindakan pembelajaran dan bagaimana cara melakukan

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian yang di lakukan oleh penulis mengambil tempat di SD Negeri 3 Candisari kecamatan Purwodadi yang beralamat di Desa Candisari RT 01 RW IV kecamatan Purwodadi. Peneliti mengadakan penelitian di sini dengan

pertimbangan sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang sama dengan peneliti.

16

2. Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian direncanakan pada semester I, bulan Juli 2008 sampai dengan Oktober 2008, secara terperinci sebagai berikut Tabel Rincian waktu penelitian Bulan pelaksanaan tahun 2008/2009 Tahap Juli 3 1. Persiapan 2. Pelaksanaan 3. Analisis Data 4. Pelaporan x 4 x 1 x Agustus 2 x x x x x x x x x x x 3 4 September 1 2 3 4 1 oktober 2 3 4

C. Subyek Penelitian Subjek yang melaksanakan tindakan dalam penelitian ini adalah peneliti yang bekerjasama dengan guru matematika dan rekan sesama peneliti sebagai observer, sedangkan subyek yang dikenai tindakan adalah siswa SDN Candisari III Purwodadi tahun ajaran 2008/2009. Dalam penelitian ini dipilih satu kelas yaitu kelas III SDN Candisari III Purwodadi. Pemilihan dan penentuan subyek yang dikenai tindakan dalam penelitian ini berdasarkan pada purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu untuk mengetahui pemahaman konsep siswa secara keseluruhan, karena menurut guru tetap, siswa memiliki kemampuan akademik yang heterogen dan secara keseluruhan berkemampuan sedang.

D. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, suatu penelitian yang mengkaji tentang permasalahan dengan ruang lingkup yang tidak terlalu luas yang berkaitan denga perilaku seseorang atau kelompok tertentu disertaipermasalahan yang di teliti terhadap dampak perlakuan dalam rangka mengubah, memperbaiki, dan meningkatkan mutu perilaku yang sedang di teliti. Penelitian ini di harapkan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif yang mampu meninigkatkan

17

pemahaman siswa untuk menjamin di perolehnya manfaat yang Secara singkat tindakan dalam penelitian ini dapat di susun dalam bagan berikut ini:

Dialog awal

perencanaan

Tindakan I

evaluasi

observasi

refleksi

Pengertian dan Pemahaman

Perencanaan Terevisi

Tindakan II

evaluasi refleksi Observasi dan Monitoring

Pengertian dan Pemahaman

Seterusnya sesuai alokasi waktu harapan tindakan yang di rencanakan.

18

E. Teknik Pengumpulan Data Dalam rangka mendapatkan atau memperoleh bahan dan keterangan yang di butuhkan dalam penelitian maka penulis menentukan langkah-langkah pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Langkahlangkah pengumpulan data tersebut di namakan teknik pengumpulan data. Untuk mendapatkan hasil yang relevan teknik yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode pokok dan metode bantu. 1. Metode Pokok Metode pokok adalah metode utama yang digunakan dalam pengumpulan data yang kemudian diolah dan dianalisis. Metode pokok meliputi observasi dan catatan lapangan. Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis. Pengumpulan data melalui observasi dilakukan oleh peneliti, guru matematika dan rekan sesama peneliti pada kelas yang dijadikan sebagai subyek penelitian untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar mengajar dikelas. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama pembelajaran yang diperoleh peneliti yang tidak teramati dalam lembar observasi, bentuk temuan ini berupa aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran. 2. Metode Bantu Metode bantu dalam penelitian ini adalah berupa metode wawancara dan dokumentasi. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam penelitian ini, wawancara yang digunakan adalah wawancara tak terstruktur dimana sebagai pewawancara adalah peneliti dan yang diwawancarai adalah kepala sekolah, guru matematika dan staf karyawan. Pertanyaan yang diajukan lebih bersifat bebas, tetapi yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumendokumen yang telah ada. Dokumen merupakan suatu metode untuk memperoleh data dengan melihat dari buku-buku, arsip atau catatan yang berhubungan dengan orang yang diteliti.

19

F. Instrumen Penelitian 1. Definisi Operasional Variabel a. Teknik Discovery Piaget (dalam Mulyasa, 2005 : 108) menyatakan discovery merupakan teknik yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lainnya. Discovery sebagai teknik pengajaran mengandung arti bahwa dalam proses kegiatan berlangsung pengajar harus dapat mendorong dan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam belajar. b. Pemahaman Konsep R.Ibrahim dan Nana Syaiodih ( 2006 ) Pemahaman sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi yang dipelajari. Hal ini dapat di tunjukan dengan menerjemahkan materi dari suatu bentuk ke bentuk lain. Menginterpretasikan materi dan meramalkan akibat dari sesuatu hasil belajar ini satu tingkat lebih tinggi dari pengetahuan tapi masih merupakan pemahaman tingkat rendah. c. Meminimalkan Pada penelitian ini yang dimaksudkan meminimalkan adalah usaha untuk menjadikan lebih baik sesuai dengan kondisi yang dapat diciptakan atau diusahakan melalui pelaksanaan belajar mengajar dikelas, khususnya pada pelajaran matematika guna meningkatkan pemahaman siswa. 2. Pengembangan Instrumen a. Metode Observasi metode ini di gunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengumpulkan data sehingga dapat di ketahui data mengenai pemahaman konsep siswa. b. Metode Wawancara metode wawancara sebagai pelengkap pengumpulan data hasilnya sebagai pelengkap data yang penulis dapatkan.

20

G. Teknik Analisis Data Analisis data yang di lakukan dengan metode alur meliputi reduksi data, penyjian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan / pemusatan perhatian pada penyederhanaan dantransformasi data yang muncul dari catatan lapangan. Penyajian data di lakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang merupakan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan, penarikan kesimpulan di lakukan secara bertahap untukmemperoleh derajat kepercayaan yang tinggi. Analisis kualitatif di lakukan dengan mencari tingkat kreatifitas siswa selama pembelajaran. Penarikan kesimpulan di lakukan dengan membandingkan nilai indikator yang di teliti dengan ketentuan sesuai kategori tiap putaran / siklus.

21

DAFTAR PUSTAKA 1. Gustinawati Ika.2007.upaya peningkatan pemahaman konsep operasi hitung pada pokok bahasan pecahan matematika realistik : Skripsi UMS 2. Prameswati Juwanita .2007. penerapan model pembelajaran inquiry dalam upaya peningkatan pemahaman konsep matematika dan dengan penerapan pendekatan

ketrampilan siswa: Skripsi UMS 3. Tahir Suhaidah. 2006.pemahaman konsep pecahan dalam tiga kelompok pelajar secara keratan lintang : tesis Universiti Teknologi Malaysia 4. Puspitasari Heni .2004. eksperimen pemahaman konsep pada pokok bahasan perbandingan antara pengajaran realistik dan konvensional : Skripsi UMS 5. sukayati. 2003. pecahan : pelatihan supervisi pengajaran untuk sekolah dasar tanggal 2 juli 2003 di PPPG matematika Yogyakarta. 6. http://martiningsih.blogspot.com 7. http://chamisah.bolgspot.com/2008/04/mengajarkan-matematika-sebuahpemikiran.html 8. www.kompas.com//mailto:Gsianturi@gizi.net 20 september 2005 9. http://www.tblog.com/blog_admin/addpost.php?edit=1969978751

22

You might also like