You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTEK INSTALASI

INSTALASI PENERANGAN KOMERSIAL & INDUSTRI

Disusun oleh : RIFKI BAYU SAPUTRA NIM : 06506134003 Prodi : Teknik Elektro / D3

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2007
I. TUJUAN Praktek pemasangan instalasi penerangan komersial dan industri ini diharapkan mahasiswa : 1. 2. 3. Dapat memasang instalasi listrik rumah komersial dan industri sederhana. Dapat merangkai instalasi KWH meter dan box sekring 3ph. Dapat merangkai instalasi penerangan komersial dan industri dengan bantuan saklar tunggal, photorelay,selektor switch, push button, NFB melayani beban lampu SON, HPL, dan TL. 4. 5. 6. Dapat menyambung kabel pada kotak sambung. Dapat menguji tahanan isolasi instalasi. Dapat menguji fungsi-fungsi komponen instalasi listrik komersial dan industri sederhana. II. DASAR TEORI Suatu perencanaan instalasi listrik tegangan rendah yang berupa instalasi penerangan, komersil, dan industri kecil harus mengutamakan penggunaan gawai proteksi untuk gangguan-gangguan : Beban lebih Hubung Pendek Gangguan Isolasi

Penerapan proteksi pada instalasi listrik harus mengikuti beberapa aspek peraturan perundangan-undangan, utamanya yan terkait dengan keselamatan manusia. Serta syarat teknis dan ekonomis juga diperhatikan. Pemilihan pemutus sikrit listrik harus memiliki : Tahan terrhadap ganggauan dan mampu mengeliminasinya dari sikrit secara optimal dengan mendayagunakan kinerja pemutus sikrit. Membatasi pengaruh gangguan pada sesedikit mungkin bagian sirkit instalasi untuk menjamin kontinuitas ketersediaan tenaga listrik. Pada instalasi penerangan, komersial, dan industri ditentukan dengan beberapa sambungan. Yaitu sambungan luar ialah hantaran di atas tanah termasuk alatalatnya sampai dengan meter milik perusahaan yang menyalurkan arus listrik dari jaringan distribusi tegangan rendah ke instalasi. Jadi berasal dari PLN menuju

tiang listrik lalu ke drag-drag rumah. Sambungan dalam ialah hantaran instalasi yang dipasang mulai kotak sekring sampai titik nyala (lampu dan kotak kontak) beserta 1 unit grounding. III. ALAT DAN BAHAN 1. Peralatan yang digunakan : a. Tang Potong, Tang Kombinasi, Tang Pipih, Tang pengupas kabel. b. Obeng besar (+) (-), Obeng kecil (+)(-). c. Multimeter 2. Bahan praktikum : a. KWH meter 3 phasa b. MCB 3 phasa b. Box Sekring 3 phasa dan Patron c. Push button ON-OFF d. Magnetic Kontaktor SK 12 e. Photorelay f. NFB g. Selektor Switch h. 1 set instalasi (pipa, lasdop, T-dos, Cross dos, dll ) i. Box Lampu TL dengan stater dan ballast j. Box Lampu HPL dengan kapasitor, ballast, dan SI 51 k. Box Lampu SON dengan kapasitor, ballast, dan SN 58 l. Kabel NYM 1,5 mm2 dan 2,5 mm2 IV. LANGKAH KERJA 1. Menyiapkan peralatan dan bahan yang digunakan untuk pemasangan instalasi penerangan komersial dan industri. 2. Selalu memperhatikan keselamatan kerja. 3. Menghitung atau mengkalkulasi kebutuhan bahan yang akan digunakan sesuai gambar kerja. 4. Memasang komponen instalasi penerangan komersial dan industri sesuai gambar kerja. 5. Memasukkan kabel ke dalam pipa-pipa yang sudah disediakan sesuai pada gambar kerja. 3

6. Menguji fungsi komponen-komponen instalasi penerangan komersial dan industri sebelum pemasangan. 7. Memasang komponen instalasi penerangan komersial dan industri sesuai gambar kerja. 8. Sambungkan kabel dengan komponen-komponen yang sudah terpasang dengan rapi dan benar. 9. Merapikan hasil pekerjaan instalasi penerangan komersial dan industri. 10. Membersihkan dan menata alat yang digunakan. 11. Melaporkan hasil pekerjaan instalasi penerangan komersial dan industri pada dosen untuk dinilai. 12. Setelah dinilai maka lakukan pembongkaran komponen yang terpasang pada papan kerja. 13. Kembalikan alat dan bahan apabila telah selesai dilepas. 14. Buat laporan.

V.

GAMBAR BAHAN

MCB 3 phasa

Patron

Push button ON-OFF

Magnetic Kontaktor SK 12

Selektor Switch

KWH meter 3 phasa

Photorelay Ballast TL NFB

Lampu SON dan HPL

Stater Lampu TL

VI. GAMBAR KERJA 1. Wiring Photo Relay, Lampu HPL, Lampu SON dan Box Sekring

2.

Instalasi penerangan komersial dan industri dengan Lampu TL, Lampu HPL, dan Lampu SON

3.

Secara Detail Gambar Rangkaian Pada Lampu TL, Lampu HPL, dan Lampu SON

VII. ANALISA BAHAN KWH meter KWH meter digunakan untuk mengukur energi listrik yang menentukan besar kecilnya rekening listrik pemakai. Mengingat sangat pentingnya arti KWH meter, baik bagi PLN maupun si pemakai maka perlu diperhatikan benar-benar cara penyambunganya Fuse / Sekring Merupakan alat yang digunakan untuk membatasi besar arus yang mengalir dalam suatu rangkaian listrik, sehingga sekring berfungsi sebagai pengaman. Sekring akan berfungsi jika arus listrik yang mengalir pada rangkaian melebihi ketetapan ( beban lebih atau terjadi hubung singkat. Besarnya ditentukan oleh daya yang terpasang dan tegangan yang ada ( berdasarkan besarnya arus yang mengalir ). Sekring terdiri dari penghantar kecil yang dapat melebur dan biasanya dibuat dari perak, timah, seng, atau logam lainnya yang memiliki titik lebur rendah. Sekring dapat menyalurkan arus minimal secara terus-menerus, tetapi akan putus kalau arusnya naik sampai 230% arus nominalnya. Pada umumnya sekring yang ada untuk tegangan kerja 5-15 kv berukuran 0-50 A, 50-100A, 100-200A. Miniatur Circuit Breaker (MCB) MCB merupakan salah satu jenis pengaman otomatis yang biasanya dipasang dipanel distribusi akhir untuk perlengkapan listrik. MCB akan memutuskan secara otomatis jika arus melebihi suatu nilai batas tertentu. MCB biasanya digunakan untuk arus nominal antara 1 - 100 A. Di dalam MCB terdapat bimetal yang menimbulkan panas apabila dialiri arus lebih. Jika terjadi arus lebih pada rangkaian, bimetal akan menjadi panas dan melengkung memutuskan kontak listrik. Selain bimetal juga terdapat lilitan magnet yang akan memutuskan hubungan apabila terjadi hubung singkat, sebab saat terjadi hubung singkat akan menimbulkan arus yang besar dan pada lilitan tersebut timbul ggl dan tuasnya akan dilepas. Magnetic Contactor (MC) Magnetic Contactor merupakan sebagai alat yang digerakan secara magnetis untuk menyambung atau membuka berulang-ulang rangkaian daya listrik. Timbulnya kemagnitan pada magnetic contactor ini adalah karena terjadinya

induksi pada inti/coil yang dialiri arus listrik yang kemudian akan menarik kontak-kontak pada piranti MC. Kontak-kontak magnet kontaktor terdiri atas kontak utama merupakan merupakan kontak normally open yang bertindak sebagai saklar yaitu, membuka dan menutup rangkaian terhadap beban. Kontaktor magnetis pada umumnya mempunyai tiga buah kontak utama. Kontak pembantu dapat berupa kontak normally open dan normally close. Kontak ini mempunyai arus kerja yang lebih rendah dan digunakan seperti relai untuk pengunci. Kemampuan kerja magnetic contactor dirancang oleh NEMA yaitu, kemampuan kontaktor untuk mengalirkan arus kerja selama 8 jam tanpa mengalami panas yang berlebihan sesuai dengan ukuran dan jenis beban yang dikontrol. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) MCCB atau sering disebut NFB merupakan pengaman beban lebih yang membatasi tinggi arus gangguan, walaupun pada arus hubung pendek yang tinggi. Pemutus sikrit harus membuka dan memutus arus gangguan sesegera mungkin, untuk mencegah stress pada kabel dan bebannya. Untuk tujuan ini, repulasi pada level kontak harus didorong untuk mengeliminasi gangguan. Secara teknis pembukaan pemutus sikrit mempunyai 3 cara yaitu dengan lingkar repulsi tunggal, repulsi ganda, ekstraktor yang inti magnetic mendorong atau menarik kontak gerak. Push Button Merupakan saklar tombol atau tekan sebagai pemutus saja dan penyambung saja suatu rangkaian yang tidak dapat mengunci. Terdiri dari dua macam, push ON yang berfungsi sebagai penyambung dan push OFF yang berfungsi sebagai pemutus. Saklar Tunggal Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik.. Sesuai dengan namanya saklar ini berfungsi tunggal, artinya hanya dapat menyalakan atau memadamkan lampu. Pada saklar ini hanya ada dua titik hubung yang menghubungkan saluran fasa dengan lampu atau beban lain. Konstruksinya sangat sederhana yaitu terdiri dari dua bilah logam yang

10

menempel pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Selector Switch Merupakan jenis saklar silang yang fungsinya banyak digunakan sebagai pemindah system rangkaian kelistrikan, seperti untuk memindah dari system manual menjadi system otomatis, atau untuk memilih pengukuran pada alat ukur tegangan tiga phase yaitu sebagai pilihan tegangan phase-netral (R-N, SN, atau T-N) atau tegangan phase-phase/tegangan line (R-S, S-T, atau R-T) dan sebagainya Lampu HPL Lampu High Pressure Lamp (HPL) merupakan lampu yang berisikan gas merkuri yang bertekanan tinggi. Terdiri dari bola lampu yang terisi gas dan sebuah tabung discharge gas merkuri yang terbuat dari kwarsa. Lapisan pada bagian dalam bola lampu menghasilkan cahaya yang sejuk, kebiruan dengan kualitas warna cukup memadai. Lampu SON Lampu Sodium mempunyai tekanan tinggi dengan teknologi PIA (Philips Integrated Antenna). Tabung discharge dari aluminium oxide yang terpasang di dalam bola lampu soda-lime atau hard-glass yang hampa. Tabung discharge diisi dengan sodium-mercury amalgam dan gas starting xenon. Bola lampu berbentuk lonjong, dengan lapisan putih bagian dalamnya. Lampu Fluorescent (TL) Lampu TL adalah salah satu lampu pelepasan listrik yang di dalam tabung gelasnya berisi gas neon. Lampu TL menyala saat tegangan tertentu dan mati saat tegangan tertentu pula. Kabel Kabel merupakan suatu penghantar yang dilapisi oleh suatu isolasi. Penghantar terdiri dari kawat padat bulat atau kawat dipilin bulat dari tembaga polos yang dipijarkan. Kabel yang digunakan adalah Kabel NYM : N adalah standard cable, with copper as conductor Y adalah PVC insulated M adalah PVC other sheath Dalam satu kabel terdiri dari beberapa core. Kemampuan tegangan sampai dengan 500 volt. 11

VIII. ANALISA GAMBAR KERJA 1. Wiring Photo Relay, Lampu HPL, Lampu SON dan Box Sekring Gambar Wiring Photo Relay ini menerangkan tentang sketsa photo relay yang berupa garis tunggal untuk memudahkan pembaca memahami komponen tersebut. Dari keluaran photo relay ada kabel berwarna hitam, putih, dan merah. Untuk warna hitam digunakan untuk masukan (IN), untuk warna putih digunakan untuk Netral, dan untuk warna merah digunakan untuk keluaran (OUT). Cara kerja alat ini berdasarkan sinar / cahaya yang masuk kedalam photorelay baik sedikit atau banyak membuat komponen di dalamnya merenggang karena dilengkapi indikator sinar. Saat terkena sinar maka photorelay akan mati atau saklar pemutus yang berupa lempengan terpisah. Gambar Box Sekring ini menerangkan tentang Kotak sekring untuk 3 phase. Yaitu dengan 3 masukan kemudian dilewatkan pada masing-masing patron yang berguna untuk mengamankan apabila terjadi konsleting atau hubung singkat. Kemudian keluaran dari patron baru dapat digunakan dan keamanan lebih terjaga. Gambar wiring Lampu HPL ini menerangkan tentang diagram garis tunggal komponen yang mendukung lampu HPL. Di dalam rangkaian HPL terdapat kapasitor, ballast, dan SI 51 Ignitor. Pada HPL, keluaran pada ballast dan SI 51 Ignitor hanya memiliki 2 macam keluaran. Gambar wiring Lampu SON ini menerangkan tentang diagram garis tunggal komponen yang mendukung lampu SON. Di dalam rangkaian SON terdapat kapasitor, ballast, dan SN 58 Ignitor. Pada SON, keluaran pada ballast dan SN 58 Ignitor memiliki 3 macam keluaran. 2. Instalasi penerangan komersial dan industri dengan Lampu TL, Lampu HPL, dan Lampu SON Dari sumber 3 phasa dari PLN menuju KWH meter 3 phase kemudian dilewatkan pada Box sekring yang menggunakan patron untuk pengaman yang di dalamnya terdapat sekring. Masing-masing sumber yang berupa RST, di pisah untuk melayani masing-masing penerangan dengan pengaman tambahan yang berupa MCCB / NFB. Pada sumber R melayani penerangan dengan Lampu HPL yang diatur dengan tombol push button. Pada sumber S 12

melayani penerangan dengan lampu TL yang diatur dengan saklar tunggal. Pada sumber T melayani penerangan lampu SON yang diatur dengan selektor switch dengan bagian manual dan auto yang dilengkapi dengan photo relay. 3. Secara Detail Gambar Rangkaian Pada Lampu TL, Lampu HPL, dan Lampu SON Detail 3, menerangkan tentang pemasangan lampu HPL. Sumber R yang melayani lampu HPL sebelumnya diatur oleh MCB 1 phasa kemudian melewati push button OFF dan ON. Keluaran OFF di paralel pada Magnetic Kontaktor pada posisi NO. Untuk keluaran ON pada push button dihubungkan dengan masukan MC dan keluaran MC mendapatkan netral. Pada MCB 1 phase juga dilewatkan pada MC bagian R untuk dihubungkan dengan komponen penyusun lampu HPL dalam 1 kotak. Detail 4, menerangkan tentang pemasangan lampu TL. Sumber S yang melayani lampu TL sebelumnya diatur oleh MCB 1 phase kemudian melewati saklar tunggal untuk mengatur lampu TL. Rangkaian ini paling sangat sederhana. Detail 5, menerangkan tentang pemasangan lampu SON. Sumber T yang melayani lampu SON sebelumnya diatur oleh MCB 1 phase kemudian melewati selector switch. Pada selector switch mempunyai 2 keluaran yaitu manual dan auto. Saat manual, sumber langsung terhubung dengan masukan MC. Saat auto, sumber melewati photo relay kemudian keluarannya juga menuju masukan MC. Pada MCB 1 phase juga dilewatkan pada MC bagian T untuk dihubungkan dengan komponen penyusun lampu SON dalam 1 kotak. IX. KESELAMATAN KERJA 1. Menggunakan alat dan bahan sesuai dengan fungsinya. 2. Mengenakan pakaian praktek pada saat bekerja. 3. Melaksanakan praktek sesuai dengan petunjuk kerja. 4. Jangan menghidupkan tegangan apabila bahan praktikum belum terpasang secara sempurna 5. Memahami fungsi komponen listrik instalasi penerangan komersial dan industri. 13

6. Koordinasi dengan dosen / instruktur, bila ragu dalam melaksanakan pekerjaan. 7. Jangan salah dalam pengecekan dengan multimeter antara AC dan DC. 8. Jangan bermain-main di ruang praktek. X. SARAN DAN KRITIK Lampu HPL dan SON yang sudah terpasang di jalan selalu saja tidak terawat bahkan selalu kotor tempat lampu tersebut oleh hewan dan orang-orang yang jail. Maka perlu adanya petugas yang selalu membersihkan itu dengan jadwal 1 bulan sekali. Untuk penutup lampu yang rusak juga perlu diganti baru karena itu merupakan penghalang dari hewan yang masuk ke dalam komponen. XI. KESIMPULAN Lampu HPL atau sering disebut High Pressure Mercury merupakan lampu jalan yang berbuntuk seperti cabai rawit.Keunggulan lampu HPL adalah daya tahan yang sanat lama terhadap cuaca. Lampu ini dilengkapi dengan fiting ulir standar dan 1 atau 2 elektroda pelengkap untuk memastikan penyalaan dengan cepat dan handal. Lapisan pada bagian dalam bola lampu manghasilkan cahaya yang sejuk, kebiruan dengan kualitas warna cukup memadai. Lampu gas merkuri bertekanan tinggi terdiri dari bola lampu yang terisi gas dan sebuah tabung discharge gas merkuri yang terbuat dari kwarsa. Lampu HPL digunakan untuk penerangan jalan lingkungan pemukiman, pabrik-pabrik, stasiun kereta api & bus dan area industri. Lampu SON atau sering disebut lampu High Pressure Sodium atau lampu sodium. Lampu ini juga digunakan untuk penerangan akan tetapi dengan cara otomatis yaitu dengan bantuan photorelay. Lampu SON dilengkapi tabung discharge dari aluminium oxide yang terpasang di dalam bola lampu soda-lime atau hard-glass yang hampa. Tabung discharge diisi dengan sodium-mercury amalgam dan gas starting xenon. Lampu SON merupakan lampu yang bebas timbal sama sekali dan bola lampu berbentuk lonjong, dengan lapisan putih bagian Dalamnya. Kualitas prima, lampu sodium bertekanan tinggi dengan teknologi PIA (Philips Integrated Antenna). Aplikasi direkomendasikan untuk semua instalasi lampu baru dan untuk penggantian pada yang sudah terpasang secara elektrikal sangat sesuai untuk menggantikan SON yang sudah terpasang. 14

Kegunaan lampu ini untuk lampu jalan, penerangan di industri, fasilitas olah raga baik outdoor dan indoor. Dengan keuntungan teknologi PIA untuk meningkatkan kehandalan dan mengurangi tingkat kegagalan dini, dengan penyalaan awal yang handal selama masa pakai. Perekat dari ZrAl membuat lumen maintenance optimal dan memperkecil kemungkinan kegagalan dini. Baru, konstruksi yang kokoh dengan titik penyambungan yang lebih sedikit menjadi lebih tahan getaran dan guncangan, sehingga mengurangi kegagalan dini dan meningkatkan umur lampu. Efikasi lumen hingga 135 lm/W menjadikan SON Plus lampu SON yang paling efisien dari lampu lainnya.

Yogyakarta, Januari 2008 Instruktur Zamtinah, MPd 131862235 Praktikan Rifki Bayu Saputra 06506134003

15

You might also like