You are on page 1of 15

MAKALAH REKAYASA LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH:
Rheza Firmansyah M. Try Nurrahman Adian Suprianto (03111001032) (03111001042) (03111001048)

Dosen Pengasuh Mata Kuliah

: Febrian Hadinata

: Rekayasa Lingkungan

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

PENGESAHAN
Laporan makalah Limbah di PT. PUSRI Palembang, yang disusun oleh : Rheza Firmansyah (03111001032) M. Try Nurrahman (03111001042) Adian Suprianto (03111001048)

Berdasarkan hasil bimbingan oleh dosen pembimbing sejak tanggal.

Disetujui oleh : Dosen Pembimbing, Tanggal:..

KATA PENGANTAR
Puji syukur tim kreatif haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Permasalahan Limbah di PT. PUSRI Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu kami, sehingga makalah ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Kami selaku tim kreatif mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Febrian Hadinata selaku dosen rekayasa lingkungan yang telah membimbing dan megarahkan, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. 2. Bapak H.Dasnil S.H,M.M selaku salah satu Manager dari PT. PUSRI yang telah memberikan informasi yang terkait dengan pembuatan makalah kami ini. Kami sangat menyadari bahwa makalah kami ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang diutarakan sangat kami harapkan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Harapan kami adalah dapat memperluas cakrawala berfikir dan menambah pengetahuan bagi yang membacanya.

Los Angeles, 11th December 2011

Tim Kreatif

BAB 1 PENDAHULUAN (PREAMBULE) 1.1 SEJARAH PERKEMBANGAN PT. PUPUK PUSRI PT.Pupuk sriwijaya (PT. Pusri) adalah suatu BUMN yang seluruh sahamnya di miliki Pemerintah Republik Indonesia, dengan Menteri Keuangan sebagai pemegang saham, sedangkan secara teknis oprasional PT.Pusri berada di bawah naungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan. PT.Pusri didirikan pada tanggal 24 Desember 1959 yang di awali dengan pendirian pabrik pupuk urea pertama (PUSRI-I) dengan kapasitas terpasang 100.000 ton urea per tahun yang mulai berproduksi pada tahun 1963. Karena kebutuhan pupuk yang makin meningkat dari tahun ke tahun serta tersedianya gas bumi sebagai bahan baku pembuatan pupuk urea dalam jumlah yang cukup, maka telah di bangun Pabrik Pusri-II yang semula berkapasitas 380.000 ton urea per tahun (1974) kemudian di optimalisasi menjadi berkapasitas 570.000 per tahun (1994). Pada tahun 1976 dan 1977 dioperasikan pula pabrik pabrik Pusri-III dan Pusri-IV yang masing-masing mempunyai kapasitas terpasang sama, yaitu 570.000 ton urea per tahun. Dalam oprasinya masing-masing pabrik urea didukung atau dilengkapi oleh unit Pabrik Amonia dan Utilitas. Sesuai dengan kebutuhan Urea yang meningkat,maka dilaksanakan optimalisasi Pabrik Amoniak II, Pabrik Amoniak III, dan Pabrik Amoniak IV. Pada tahun 1990 dibangun Pabrik IB yang menggunakan teknologi hemat energi sebagai pengganti Pabrik Pusri I yang sudah tidak di operasikan lagi sejak tahun 1987. Pabrik IB di rancang dengan kapasitas 570.000 ton ure per tahun dan berproduksi pada tahun 1994. Dengan beroperasinya pabrik IB dan selesainya optimalisasi pabrik-pabrik Amoniak II, III, dan IV Pabrik Urea II maka Pusri mempunyai 4 Pabrik Urea dengan total kapasitas terpasang sebesar 2,28 juta ton per tahun. Di samping keempat pabrik Urea tersebut di atas sebagai sarana produksi utama,PUSRI juga memiliki sarana penunjang distribusi dan pemasaran, antara lain : 7 (tujuh) buah kapal pengangkut Urea curah 1 (satu) buah kapal pengangkut Amoniak. 595 buah gerbong kereta api pengangkut pupuk. Unit-unit pengantongan pupuk (UPP) di Belawan, Meneng, Surabaya, Cilacap.

Gudang-Gudang penyimpanan pupuk (GPP) yang tersebar di seluruh Indonesia di Lini I (30 buah), Lini II (61 buah), dan Lini III ( 289 buah).

Oleh karna pembuatan Pupuk itu menghasilkan limbah beracun, maka dilakukan proses pengolahan limbah dengan mengoperasikan beberapa unit instalasi pengolahan limbah (IPL) yang berfungsi mengurangi limbah, mendaur ulang, atau mengolah limbah agar memenuhi Baku Mutu Limbah Cair yang telah ditetapkan Pemerintah melalui Kep-122/2004. Sistem pengolahan limbah cair secara terpadu tertera pada gambar di bawah ini:

A. Unit Pemisah Minyak (3 Unit). Unit pemisah minyak berfungsi memisahkan limbah yang ikut air limbah yang masih mengandung amonia dan minyak yang berasal dari sealling pompa Amoniak (GA-101 A/D) yang di alirkan secara tertutup menuju collecting pit. Unit ini di pasang di pabrik Urea II,III dan IV. B. Unit Daur Limbah Amoniak dan Urea (2 unit) Limbah cair yang mengandung amoniak dan urea dari keempat pabrik urea dengan konsentrasi Urea = 2 wt% (maks), NH3=0,5 wt% (maks) didaur ulang melalui 2 Unit Hydrolizer Stripper. Kapasitas pengolahan masing-masing unit adalah 50 m3/jam, yang menghasilkan Offgas untuk diolah kembali di Pabrik Urea dan Kondensat yang dapat digunakan sebagai air umpan menara pendingin. C. Unit Pengolah Limbah Cair Air Limbah dari masing-masing pabrik ditampung pada Bak MPAL. Dari bak ini kemudian limbah cair berdasarkan konsentrasinya dipompakan ke kolam Ekualisasi apabila konsentrasi air limbah kurang dari 500ppm, dan apabila lebih besar dari 500ppm, maka limbah tersebut dipompakan ke kolam emergency. Dari kolam ekualisasi limbah kemudian dinetralkan dikolam netralisasi dengan menambahkan acid, setelah itu baru kemudian limbah dipompakan ke wetland. Untuk limbah yang dipompakan ke kolam emergency perlakuannya yaitu dengan menarik uap amoniak yang terbentuk dengan cara dihisap, uap amoniak ini kemudian dikirim ke reaktor scrubber untuk dipisahkan uap amoniaknya dengan menggunakan asam sulfat. Air limbah di kolam emergency yang telah berkurang kadar amoniaknya selanjutnya dipompakan ke kolam ekualisasi. D. Unit Pengolaha Aerasi Air limbah yang mengandung urea dan NH3, TSS, COD yang berasal dari wetland dengan debit lebih kurang 500 M3/jam, dialirkan melalui saluran terbuka menuju kolam aerasi. Dikolam ini air limbah yang sudah dinetralkan selanjutnya di aerasi. Tujuan aerasi ini adalah untuk meluciti kandungan amoniak yang masih ada di air limbah. Dikolam ini ada 5 kolam aerasi yang bekerja terus menerus selama 24 jam. Dengan dilakukan aerasinya diharapkan sifat racun dari amoniak akan berkurang.

E. Unit Pemisah Lumpur Unit Pemisah Lumpur adalah rangkaian dari proses biologi yang dapat mengolah limbah sebanyak 400 M3/hari dengan kandungan lumpur lebih kurang 0,75% TSS. Proses pemisahan lumpur dilakukan dengan Frame Filter Press dan dihasilkan padatan dengan kandungan 40% dry solid

1.2

Tujuan Tujuan kami membuat makalah ini yakni sebagai pedoman atau alat ukur dalam pengukuran/analisa limbah cair.

1.3

Permasalahan Pencemaran lingkungan yang khususnya di sungai musi yang diakibatkan oleh limbah yang merupakan hasil sisa dari proses pembuatan pupuk. Dampak negatif (dari sisa limbah) bagi masyarakat di sekitar sungai musi dan area PT. PUSRI.

1.4

Teori Nitrogen Amonia (NH3-N) merupakan total Nitrogen Ammonia yang terlarut dalam air. PDAB (Para Dimethyl Amino Benzaldehyde) adalah pereaksi yang dapat bereaksi dengan urea membentuk warna kuning kehijauan. TSS (Total Suspended Solid) adalah jumlah residu yang tersuspensi dalam air dan ditetapkan secara gravimetri. Chemical Oxygen Demand (COD) adalah menunjukan jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasikan zat organik secara kimia yang ada dalam 1 (satu) liter, contohnya: air (H2O). Hydrolizer-Stripper merupakan unit peralatan untuk daur ulang limbah cair yang mengandung amoniak dan urea dengan konsentrasi tinggi. Sludge Removal Facilities adalah suatu sistem peralatan yang berfungsi sebagai pemisah dan pengolah lumpur yang berasal dari unit kolam biologi. Unit Biological Pond merupakan unit pengolah limbah yang menggunakan bakteri untuk menurunkan kadar BOD, COD, TSS, dan Amoniak.

BAB 2 KONDISI EKSISTING Kondisi lingkungan komplek pusri dapat di katakan baik dalam segi kebersihan, karna PT.Pusri menggunakan sistem jam pembuangan atau adanya tukang sampah yang mengangkut sampah dari rumah ke rumah pada jam tertentu, yang menjadi permasalahan yakni pada pembuangan limbah hasil dari produksi pupuk dari pabrik. Di sini terlihat bahwa kondisi komplek pusri yang menjadi sorotnya adalah tiga kategori limbah yaitu,persampahan, air limbah, dan air bersih.

2.1

PERSAMPAHAN Dalam kondisi saat ini, permasalahan pada kategori sampah yang ada di komplek

maupun di pabrik dari PT.PUSRI dapat dikatakan bersih,karena adanya tenaga kebersihan dari Pusri yang rutin membersihkan sampah-sampah yang berada di seluruh atau dalam area PT.PUSRI. jadi dapat dikatakan tidak ada gangguan atau dampak negatif yang di timbulkan oleh sampah.

2.2

AIR LIMBAH Salah satu masalah yang di temui di komplek PT.PUSRI yaitu air limbah. Air limbah

yang dimaksud adalah air limbah rumah tangga (air mandi, cucian piring, cucian baju, dll) dan saluran air limbah ini menuju bak penampungan (WADUK), dimana bak penampungan ini mengarah ke sungai musi. Selain itu ada juga limbah yang berasal dari pabrik, khusus untuk limbah ini terlebih dahulu di olah sebelum dibuang ke sungai musi. Berikut merupakan diagram pengolahan limbah PT Pusri :

2.3

AIR BERSIH Da

2.3

AIR BERSIH

Air bersih merupakan air yang memenuhi persyaratan kesehatan untuk kebutuhan minum, mandi, memasak, dan energi. Air sebagai salah satu faktor essensial sangat dibutuhkan dalam kriteria sebagai air bersih. Berdasarkan observasi air yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari oleh masyarakat Pusri antaranya seperti mandi, menyuci dan kebutuhan air untuk dikonsumsi sebagai air minum layak digunakan dikarenakan air jernih dan tidak berbau serta tidak berasa, dan ini memenuhi syarat untuk dikatakan sebagai air bersih.

BAB 3 ANALISA PERHITUNGAN

3.1 ANALISA PERHITUNGAN PERSAMPAHAN PT. Pusri memiliki fasilitas tempat pembuangan sampah antar rumah,yaitu tong sampah,sampah-sampah ini di angkut oleh pekerja kebersihan yang ada di komplek dengan waktu pengambilan sampah yang tertentu dengan menggunakan mobil yang telah disediakan dari pihak PT. PUSRI sebagai sarana penampungan sampah sementara selagi mengangkut sampah-sampah antar rumah. Berikut merupakan tabel perhitungan jumlah sampah di area komplek perumahan PT.Pusri :

No. Uraian 1. 2. 3. 4. 5. 6. Jumlah Rumah Jumlah Tong Sampah Jumlah Penduduk Produksi Sampah per hari Sampah yang di bakar di TPA Total Sampah

Satuan Buah Buah Orang Kg/org/hari /hari Kg/org

Nilai 436 436 2180 0.375 x 2180 = 817.5 1 817.5 x1= 817.5

3.2 ANALISA PERHITUNGAN AIR LIMBAH Salah satu permasalan di Pusri yakni air limbah yang merupakan hasil akhir (sisa) dari pembuatan pupuk urea,air limbah ini sebelum di alirkan ke sungai musi di olah alih terlebih dahulu di alat yang bernama Unit Biological Pond,Unit Biological Pond merupakan unit pengolah limbah yang menggunakan bakteri untuk menurunkan kadar BOD, COD, TSS, dan Amoniak. Proses ini digunakan agar limbah yang di alirkan ke sungai musi tidak terlalu berbahaya dan tidak terlalu menimpulkan dampak negatif bagi sungai itu sendiri maupun ekosistemnya. Selain itu juga,ada nya limbah dari rumah tangga di area Pusri yang terdiri dari sisa air mandi, air cucian, dll. Berikut merupakan perhitungan Air Limbah rumah tangga yang terdapat di area perumahan komplel PT. Pusri :

Analisa Perhitungan Air Limbah Jumlah kamar Jumlah penduduk Jumlah pemakai (p) Kebutuhan air bersih : 872 buah kamar : 2180 orang : 1 buah kamar dipakai oleh 2 sampai 3 orang : 190 ltr/org/hr x 2180 org x (1m3/1000ltr) = 414.2m3/hr Debit air limbah rata-rata Waktu pengurasan (T) Rata-rata lumpur (L) Volume penampungan Debit air limbah Keperluan waktu penahanan Volume cairan Jadi volume bak penampungan : 80% x 190 ltr/org/hr = 152 ltr/org/hr : 3 tahun : 35 ltr/org/tahun : 2180 org x 3 thn x 35 ltr/org/thn = 228900 ltr : 152 ltr/org/hr : 0.5 hari : 2180 org x 152 ltr/org/hr x 0.5 hr = 165680 ltr : 228900 ltr + 165680 ltr = 394580 ltr = 394,580 m3 Jadi, PT. Pusri setidaknya menampung air limbah sebanyak 394580 ltr, oleh karena dibutuhkan bak penampungan setidaknya seluas 394,580 m3 untuk menampung semua air limbah rumah tangga selama 3 tahun. Dan ketika sudah diolah barulah limbah siap dibuang ke sungai musi melalui pipapipa yang telah disediakan dengan tingkat kadar limbah yang sudah memenuhi standar pembuangan.

3.3

ANALISA PERHITUNGAN AIR BERSIH

Air bersih merupakan air yang memenuhi persyaratan kesehatan untuk kebutuhan minum, mandi, memasak, dan energi. Air sebagai salah satu faktor essensial dalam kehidupan sangat dibutuhkan dalam kriteria sebagai air bersih. Air juga berperan besar dalam kehidupan umat manusia sehingga diperlukan air dalam jumlah yang banyak. Untuk perinciannya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Jumlah Kamar Jumlah pemakai kamar 872 2 sampai 3 orang 2180 Jumlah penduduk Pemakaian air bersih (ltr/org/hr) 190 Total pemakaian air (m3/hr) 2180 ltr x 190 ltr =414,2 m3/hr

Kebutuhan Air Total Dalam memperhitungkan kebutuhan air total ini, hanya dibutuhkan sambungan ke

tiap-tiap kamar. Pada perhitungan ini tidak dilibatkan kebutuhan non-domestik karena dalam area komplek perumahan PT. PUSRI tidak ada fasilitas-fasilitas umum seperti wc umum dll.

No. 1. 1.1

Uraian Jumlah penduduk Persentase pelayanan Jumlah penduduk yang terlayani Sambungan Kamar Jumlah penduduk yang terlayani Pemakai per kamar (per sambungan) Jumlah sambungan Unit konsumsi Masa suplai air bersih Pemakaian rata-rata

Satuan Orang % Orang

Nilai 2180 100 2180

Orang Orang Unit 1/org/hr Jam Liter/detik

2180 2 sampai 3 872 190 24 2180 x 190 / 24 x 60 x60 = 4,7939

2.

Kebocoran Total konsumen Total pemakaian rata-rata

% Unit Liter/detik

5 872 4,7939

BAB 4 RANCANGAN PENGEMBANGAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan,maka di harapkan adanya rancangan pengembangan untuk PT.PUSRI agar lebih baik lagi.pengembangan ini berupa pengembangan IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan MPAL ( Minimasi Pemisah Air Limbah) d PT.PUSRI. Biaya proyek pengembangan IPAL dan MPAL membutuhkan biaya berkisar Rp 10.392.503.542,00 (sumber : Pustaka Negeri). Dengan lebih dikembangkannya IPAL dan MPAL,diharapkan agar masalah dari pencemaran limbah khususnya terhadap sungai musi dapat di minimalisir atau dikurangi. Karena apabila dibiarkan secara terus menerus akan menimbulkan dampak negatif berupa penyakit dan merusak ekosistem sungai musi itu sendiri.tidak hanya itu pencemaran itu juga dapat berdampak pada penduduk yang tinggal di pinggiran sungai musi yang beberapa penduduknya masih bergantung pada air sungai musi. Rancangan pengembangan(pembangunan) ini dapat di rincikan sebagai berikut : Pengembangan IPAL Pengembangan MPAL Pelebaran WADUK Pembesaran BAK PENYIMPANAN LIMBAH

BAB 5 KESIMPULAN Berdasarkan hasil observasi atau survei yang telah dilakukan ,dapat di nyatakan bahwa kondisi perumahan di sekitar area PT. PUSRI Palembang baik dan layak. Hal ini dibuktikan dengan tingkat kebersihan yang terdapat di lingkungan baik perumahan komplek PUSRI maupun pabrik PT. PUSRI itu sendiri dan sistem pengolahan limbah yang sudah sesuai dengan yang telah di tetapkan oleh pemerintah. Meskipun terdapat beberapa kekurangan dalam pengolahan limbah tersebut, tetapi masih dalam taraf tidak membahayakan.sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan di sekitar area PT.PUSRI itu sendiri.

Daftar Pustaka : http://www.putakanegeri.com http://www.wikipedia.com Arsip-arsip PT. PUSRI

You might also like