You are on page 1of 39

1. ZAT DAN WUJUDNYA A. TIGA WUJUD ZAT B. MASSA JENIS 2.

Zat adalah sesuatu yang memiliki massa danmenempati ruang. Tiga wujud zat adalah : 1. Cair 2. Gas 3. Padat 3. Diagram perubahan wujud zat Padat Cair Gas 4. Sifat- sifat zatZat padat : memiliki volum dan bentuk yangtetap.Gas : memiliki volum tidak tetap dan dengancepat mengisi wadah (ruang) yangditempatinya atau bentuknya tidak tetapZat cair : memiliki volum tetap tetapibentuknya berubah-ubah 5. Contoh perubahan wujud zat dalamhidup sehari-hari :1. Mencair : es batu berubah menjadi air2. Membeku : air menjadi es batu3. Menyublim : kapur barus berubah menjadi uap kapur barus tanpa mencair lebih dahulu4. Deposisi : asap buangan knalpot kendaraan bermotor menjadi bentuk padatan5. Menguap : air mendidih menjadi uap air6. Mengembun : udara menjadi tetes-tetes embun pada pagi hari 6. KESIMPULAN1. Zat berwujud : padat, cair dan gas.2. Wujud zat dapat berubah.

http://www.slideshare.net/Tsukiyama/ppt-zatdanwujudnya

PERUBAHAN WUJUD:
PERUBAHAN WUJUD OLEH : NURHAYATI

Ada 3 wujud zat : :


1. zat padat 2. zat cair 3. gas Ada 3 wujud zat :

PERUBAHAN WUJUD ZAT:


PERUBAHAN WUJUD ZAT

ZAT PADAT MENJADI ZAT CAIR : MENCAIR ZAT CAIR MENJADI ZAT PADAT : MEMBEKU ZAT CAIR MENJADI GAS : DIMENGUAP GAS MENJADI ZAT CAIR : MENGEMBUN :
ZAT PADAT MENJADI ZAT CAIR : MENCAIR ZAT CAIR MENJADI ZAT PADAT : MEMBEKU ZAT CAIR MENJADI GAS : DIMENGUAP GAS MENJADI ZAT CAIR : MENGEMBUN

ZAT PADAT MENJADI GAS : MENYUBLIM GAS MENJADI ZAT PADAT : MENGKRISTAL:
ZAT PADAT MENJADI GAS : MENYUBLIM GAS MENJADI ZAT PADAT : MENGKRISTAL

GAYA ANTAR PARTIKEL I. KOHESI ADALAH GAYA TARIK MENARIK ANTAR PARTIKEL SEJENIS 2. ADHESI ADALAH GAYA TARIK MENARIK ANTAR PARTIKEL TIDAK SEJENIS:
GAYA ANTAR PARTIKEL I. KOHESI ADALAH GAYA TARIK MENARIK ANTAR PARTIKEL SEJENIS 2. ADHESI ADALAH GAYA TARIK MENARIK ANTAR PARTIKEL TIDAK SEJENIS

Standar kompetensi : :
Standar kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya

Kompetensi dasar : :
Kompetensi dasar : Memahami wujud zat dan perubahannya

Indikator : Menyelidiki perubahan wujud suatu zat Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud zat melalui penalaran Membedakan kohesi dan adhesi berdasarkan pengamatan :
Indikator : Menyelidiki perubahan wujud suatu zat Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud zat melalui penalaran Membedakan kohesi dan adhesi berdasarkan pengamatan Wujud Zat Banyak benda yang dapat dilihat dan dijumpai di kehidupan sehari-hari. Misalnya pensil, kacamata, batu, kursi, air, balon berisi udara, tabung LPG berisi gas, es, baja, dan daun. Berbagai macam benda yang kita jumpai memiliki kesamaan, yaitu benda-benda tersebut memerlukan ruang atau tempat untuk keberadaannya. Air di dalam gelas, menempati ruang bagian dalam gelas itu, batu di pinggir jalan menempati ruang di pinggir jalan di mana ruangan itu tidak ditempati oleh benda lain sebelum batu itu disingkirkan. Udara dalam balon menempati ruang bagian dalam balon itu. Manusia juga menempati ruang, misalkan dalam lift hanya cukup ditempati paling banyak 10 orang dewasa, lebih dari itu ruang dalam lift tidak mencukupi lagi. Benda atau zat juga memiliki massa, sebagai contoh batu bila ditimbang dengan neraca menunjukkan nilai massa tertentu. Balon berisi udara bila dibandingkan massanya dengan balon yang kempis, akan lebih berat balon berisi udara. Hal itu menunjukkan bahwa udara memiliki massa. Dapat disimpulkan bahwa zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruangan. Menurut wujudnya zat digolongkan menjadi tiga yaitu Zat Padat Ciri zat padat yaitu bentuk dan volumenya tetap. Contohnya kelereng yang berbentuknya bulat, dipindahkan ke gelas akan tetap berbentuk bulat. Begitu pula dengan volumenya. Volume kelereng akan selalu tetap walaupun berpindah tempat ke dalam gelas. Hal ini
2

disebabkan karena daya tarik antarpartikel zat padat sangat kuat. Pada umumnya zat padat berbentuk kristal (seperti gula pasir atau garam dapur) atau amorf (seperti kaca dan batu granit). Partikel zat padat memiliki sifat seperti berikut: 1. Letaknya sangat berdekatan 2. Susunannya teratur 3. Gerakannya tidak bebas, hanya bergetar dan berputar di tempatnya Zat Cair Zat cair memiliki volume tetap tetapi bentuk berubah-ubah sesuai dengan yang ditempatinya. Apabila air dimasukkan ke dalam gelas, maka bentuknya seperti gelas, apabila dimasukkan ke dalam botol akan seperti botol. Tetapi volumenya selalu tetap. Hal ini disebabkan partikelpartikel penyusunnya agak berjauhan satu sama lain. Selain itu, partikelnya lebih bebas bergerak karena ikatan antar partikelnya lemah. Partikel zat cair memiliki sifat seperti berikut: 1. Letaknya berdekatan 2. Susunannya tidak teratur 3. Gerakannya agak bebas, sehingga dapat bergeser dari tempatnya, tetapi tidak lepas dari kelompoknya Zat Gas Ciri dari gas di antaranya bentuk dan volume berubah sesuai dengan tempatnya. Gas yang terdapat di balon memiliki bentuk dan volume yang sama dengan balon. Gas yang terdapat di dalam botol, bentuk dan volumenya sama dengan botol. Partikel-partikel gas bergerak acak ke segala arah dengan kecepatan bergantung pada suhu gas, akibatnya volumenya selalu berubah. Partikel zat gas memiliki sifat seperti berikut: 1. Letaknya sangat berjauhan 2. Susunannya tidak teratur 3. Gerakannya bebas bergerak, sehingga dapat bergeser dari tempatnya dan lepas dari kelompoknya, sehingga dapat memenuhi ruangan Perubahan Wujud Zat Setiap zat akan berubah apabila menerima panas (kalor). Es dipanaskan akan mencair. Air dipanaskan akan menguap menjadi uap air (gas). Apabila uap air didinginkan menjadi embun dan kembali menjadi air. Air didinginkan menjadi es. Proses perubahan wujud zat tersebut dapat diamati pada diagram.

Berdasarkan diagram tersebut, zat dari wujud yang satu ke wujud yang lainnya dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Membeku yaitu perubahan wujud zat dari cair ke padat Mencair atau melebur yaitu perubahan wujud zat dari padat ke cair Menyublim (mengkristal) yaitu perubahan wujud zat dari gas ke padat Menyublim yaitu perubahan wujud zat dari padat ke gas Menguap yaitu perubahan wujud zat dari cair ke gas Mengembun yaitu perubahan wujud zat dari gas ke cair

Latihan Yuk!! 1. Pada saat cuaca mendung dan hampir turun hujan, mengapa kita sering merasa gerah dan kepanasan? 2. Apabila es dalam ruang tertutup dipanaskan terus menerus akan mengalami perubahan wujud menjadi air dan kemudian menjadi uap air. Apa yang terjadi pada uap air itu bila pemanasan dilakukan terus tiada henti? Tingkatan wujud apakah sesudah wujud gas?Jelaskan keadaan partikel-partikelnya! 3. Berdasarkan skema perubahan wujud zat, sebutkan perubahan wujud apa saja yang memerlukan panas dan yang melepaskan panas?

Perubahan Wujud Zat

Pada saat tertentu, umumnya zat berada dalam satu wujud zat saja. tetapi, zat berubah dari wujud

yang satu ke wujud yang lain.

Perubahan dari wujud padat menjadi wujud zat cair disebut melebur atau meleleh. Misalnya, mentega berbuah menjadi minyak ketika dimasukkan ke dalam penggorengan. Ini artinya perubahan dari padat ke cair membutuhkan kalor (energi). Perubahan dari wujud cair menjadi wujud padat disebut membeku. Misalnya, air menjadi es dalam lemari es. Ini artinya perubahan ini melepas kalor (energi) Perubahan dari wujud cair menjadi wujud gas disebut menguap. Contohnya, air menjadi uap air ketika dipanaskan. Ini berarti perubahan ini membutuhkan kalor (energi). Perubahan dari wujud gas menjadi cair disebut mengembun. Contohnya, embun di pagi hari terbentuk karena perubahan uap air di udara menjadi air. Perubahan ini tidak memerlukan kalor (melepas) kalor. Perubahan dari wujud padat menjadi wujud gas disebut menyublim. Contohnya, penguapan kapur barus. perubahan ini membutuhkan kalor. Perubahan dari wujud gas menjadi wujud padat disebut mengkristal (menyumblim). Contohnya, perubahan uap air menjadi salju. Perubahan ini tidak memerlukan energi atau melepas kalor.

Pilihan ganda Latihan Contoh Soal Sifat Koligatif Larutan 33 butir. 8 uraian Latihan Contoh Soal Sifat Koligatif Larutan A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. 1. Fraksi mol metanol dalam larutan air mengandung 80% metanol adalah . A. 0,3 B. 0,5 C. 0,2

D. 0,69 E. 0,9 2. UMPTN 1998: Fraksi mol larutan metanol (CH3OH) dalam air adalah 0,5. Konsentrasi metanol dalam larutan (dalam persen berat metanol) adalah . A. 50% B. 60% C. 64% D. 75% E. 80% 3. Larutan etanol dalam air adalah 12% berat etanol, dengan massa jenis 0,98 g mL1 pada 20C. Kemolalan etanol dalam larutan adalah . A. 0,05 m B. 0,12 m C. 2,55 m D. 2,96 m E. 12,00 m 4. Kemolalan larutan yang dibuat dari 0,1 mol NaOH dalam 500 g air adalah. A. 0,05 m B. 0,10 m C. 0,2 m D. 0,45 m E. 0,50 m 5. Sebanyak 11 g MgCl2 dilarutkan dalam 2 kg air, kemolalan larutan yang terbentuk adalah . A. 0,05 m B. 0,10 m C. 0,25 m D. 0,40 m E. 0,50 m 6. Tekanan uap larutan adalah . A. tekanan di atas larutan B. tekanan pelarut murni di permukaan larutan C. tekanan yang diberikan oleh komponen larutan dalam fasa uap D. selisih tekanan uap pelarut murni dengan tekanan zat terlarut E. selisih tekanan uap pelarut murni dengan tekanan larutan 7. Peristiwa berkurangnya tekanan uap larutan terjadi akibat . A. adanya zat terlarut yang mudah menguap B. adanya zat terlarut yang sukar menguap C. adanya komponen pelarut dalam fasa uap D. pelarut dan zat terlarut yang tidak bercampur E. penurunan gaya tarik antarmolekul

8. Besarnya penurunan tekanan uap larutan . A. berbanding lurus dengan fraksi zat terlarut B. sama pada setiap temperatur C. sama untuk setiap pelarut D. bergantung pada jumlah pelarut E. bergantung pada jenis zat terlarut 9. Ebtanas 2000: Sebanyak X g C2H6O2 (Mr =62) dilarutkan ke dalam 468 g air (Mr =18) sehingga tekanan uap jenuh larutan pada suhu 30C = 28,62 mmHg. Jika pada suhu itu tekanan uap air murni 31,8 mmHg, harga X adalah . A. 358 g B. 270 g C. 179 g D. 90 g E. 18 g 10. Ebtanas 1999: Tekanan uap jenuh air pada 100C adalah 760 mmHg. Jika18 g glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air (Mr =18), pada suhu tersebut tekanan uap larutan adalah . A. 745,1 mmHg B. 757,2 mmHg C. 775,2 mmHg D. 754,1 mmHg E. 772,5 mmHg 11. Untuk menaikkan titik didih 250 mL air menjadi 100,1C pada tekanan 1 atm (Kd = 0,50) maka jumlah gula (Mr = 342) yang harus dilarutkan adalah . A. 684 g B. 171 g C. 86 g D. 17,1 g E. 342 g 12. Zat nonvolatil berikut akan mempunyai tekanan uap larutan paling rendah jika dilarutkan dalam pelarut benzena(diketahui jumlah gram terlarut sama), yaitu . A. C6H12O6 B. (CH3)2(OH)2 C. (NH2)2CO D. C8H10 E. C6H6O2 13. Larutan yang mempunyai titik beku paling rendah (diketahui molalitas larutan sama = 0,10 molal) adalah . A. C12H22O11 B. CuSO4 C. C6H12O6 D. NiCl2 E. NH4NO3

14. Zat-zat berikut akan memiliki kenaikan titik didih paling tinggi jika dilarutkan dalam air dengan berat yang sama adalah. A. C12H22O11 B. C6H12O6 C. CS(NH3)2 D. C2H6O2 E. C6H5OH 15. Jika 30 g dari masing-masing zat berikut dilarutkan dalam 1 kg air, zat yang akan memberikan larutan dengan titik didih paling tinggi adalah A. C2H5OH B. C3H8O3 C. C6H12O6 D. CH3OH E. CH3OCH3 16. Titik beku suatu larutan nonelektrolit dalam air adalah 0,14C. Molalitas larutan adalah . A. 1,86 m B. 1,00 m C. 0,15 m D. 0,14 m E. 0,075 m 17. Ebtanas 1998: Sebanyak 1,8 g zat nonelektrolit dilarutkan ke dalam 200 g air. Jika penurunan titik beku larutan 0,93oC (Kb air = 1,86 oC m1) maka massa molekul relatif zat tersebut adalah . A. 18 B. 19 C. 20 D. 21 E. 22 18. Titik beku larutan yang dibuat dengan melarutkan 20,5 g suatu zat yang rumus empirisnya (C3H2)n dalam 400 g benzena adalah 4,33oC. Titik beku benzena murninya adalah 5,48C. Rumus molekul senyawa tersebut adalah . A. C3H2 B. C6H4 C. C9H6 D. C15H10 E. C18H12 19. Sebanyak 0,45 g suatu zat dilarutkan dalam 30 g air. Titik beku air mengalami penurunan sebesar 0,15C. Massa molekul zat tersebut adalah . A. 100 B. 83,2 C. 186 D. 204 E. 50
8

20. Sebanyak 30 g zat nonelektrolit (Mr = 40) dilarutkan dalam 900 g air, titik bekunya 1,55C. Agar diperoleh penurunan titik beku setengah dari titik beku tersebut, zat tersebut harus ditambahkan ke dalam 1.200 g air sebanyak . A. 10 g B. 15 g C. 20 g D. 45 g E. 0,05 g 21. Konsentrasi larutan suatu polipeptida (pembentuk protein) dalam air adalah 103 M pada suhu 25oC. Tekanan osmotik larutan ini adalah . A. 0,0245 B. 0,760 C. 18,6 D. 24,5 E. 156 22. Ebtanas 2000: Pada suhu 27oC, sukrosa C12H22O11 (Mr = 342) sebanyak 17,1 g dilarutkan dalam air hingga volumenya 500 mL, R = 0,082 L atm mol1 K1. Tekanan osmotik larutan yang terjadi sebesar . A. 0,39 atm B. 2,46 atm C. 3,90 atm D. 4,80 atm E. 30,0 atm 23. Suatu larutan diperoleh dengan melarutkan 6 g urea (Mr = 60) ke dalam satu liter air. Larutan lain diperoleh dengan melarutkan 18 g glukosa (Mr= 180) dalam satu liter air. Pada suhu yang sama, tekanan osmotik larutan pertama . A. 1/3 larutan kedua B. 3 kali larutan kedua C. 2/3 larutan kedua D. sama dengan kedua E. 3/2 larutan kedua Untuk menjawab soal nomor 24 sampai dengan 28, perhatikanlah diagram fasa berikut. 24. Menurut diagram fasa tersebut, yang merupakan daerah perubahan titik didih adalah . A. A B B. B C C. D E D. G H E. I J 25. Jika suhu dinaikkan dari titik K ke titik L pada tekanan tetap 0,5 atm, proses yang terjadi adalah . A. sublimasi B. pembekuan
9

C. penguapan D. peleburan E. kondensasi 26. Jika suhu dinaikkan dari titik D ke titik N pada tekanan tetap 1 atm, proses yang terjadi adalah . A. sublimasi B. pembekuan C. penguapan D. peleburan E. kondensasi 27. Dari diagram fasa tersebut yang merupakan titik didih normal air adalah. A. A B. B C. C D. D E. F 28. Perubahan daerah titik beku larutan pada diagram fasa tersebut, yaitu antara . A. A B B. B C C. D E D. G H E. I J 29. Ebtanas 1997: Data percobaan penurunan titik beku: Larutan NaCl NaCl Konsentrasi(molal) Titik Beku (C) 0,1 0,2 0,372 0,744 0,186 0,372 0,186

CO(NH2)2 0,1 CO(NH2)2 0,2 C6H12O6 0,1

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penurunan titik beku bergantung pada . A. jenis zat terlarut B. konsentrasi molal larutan C. jenis pelarut D. jenis partikel zat terlarut E. jumlah partikel zat terlarut 30. Ebtanas 1999: Larutan NaCl 0,4 molal membeku pada 1,488C. Jika harga Kb = 1,86C m1, derajat ionisasi larutan elektrolit tersebut adalah . A. 0,02
10

B. 0,05 C. 0,50 D. 0,88 E. 1,00 31. Sebanyak 20 g zat elektrolit biner (Mr= 100) dilarutkan dalam 500 g air. Titik bekunya adalah 0,74 oC. Derajat ionisasi zat elektrolit ini adalah . A. 90% B. 50% C. 75% D. 100% E. 0% 32. Tekanan osmotik tiga jenis larutan dengan molaritas yang sama, misalnya urea, asam propanoat, dan natrium klorida diukur pada suhu yang sama. Pernyataan yang benar adalah . A. tekanan osmotik urea paling besar B. tekanan osmotik asam propanoat lebih besar dari natrium klorida. C. tekanan osmotik asam propanoat paling besar. D. tekanan osmotik asam propanoat lebih besar dari urea. E. semua tekanan osmotik larutan sama. 33. Larutan 5,8% NaCl dalam air akan memiliki tekanan osmotik sama dengan . A. larutan sukrosa 5,8% dalam air B. larutan 5,8% glukosa dalam air C. larutan 0,2 molal sukrosa D. larutan 1 molal glukosa E. larutan 4 molal glukosa B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar. 1. Umumnya, desinfektan yang dipasarkan adalah 3,0% (berat) larutan H2O2 dalam air. Dengan asumsi bahwa massa jenis larutan adalah 1,0 g cm3, hitunglah kemolalan dan fraksimol H2O2. 2. Suatu larutan dibuat dengan mencampurkan 50 mL toluena (C6H5CH3, =0,867 g cm3) dan 125 mL benzena (C6H6, =0,874 g cm3). Berapakah fraksi mol dan kemolalan toluena? 3. Hitunglah tekanan uap larutan dan tekanan osmotik suatu larutan 10% sukrosa pada suhu 25C. Massa jenis larutan tersebut adalah 1,04 g mL1, dan tekanan uap air murni pada suhu 25C adalah 23,76 mmHg. 4. Hitunglah massa molekul suatu senyawa, jika 1,15 gram senyawa tersebut dilarutkan dalam 75 gram benzena memberikan kenaikan titik didih sebesar 0,275C. 5. Hitunglah massa etilen glikol (C2H6O2) yang terdapat dalam 1.000 g air untuk menurunkan titik beku larutan hingga 10C. 6. Tiroksin adalah salah satu jenis hormon yang mengontrol metabolisme tubuh dan dapat diisolasi dari kelenjar tiroid. Larutan yang mengandung 1,138 g tiroksin dalam 25 g benzena
11

memberikan tekanan osmotik sebesar 1,24 atm pada 20C. Jika massa jenis benzena = 0,8787 g mL1, hitunglah massa molekul tiroksin. 7. Larutan 19 gram NaCl dalam 250 g air mempunyai derajat ionisasi 0,83. Jika tekanan uap air pada suhu tersebut adalah 20 mmHg, hitunglah tekanan uap larutan tersebut. 8. Suatu asam HA 0,25 m dalam air membeku pada suhu 0,651. Berapakah derajat ionisasi asam tersebut? Kunci Jawaban A. Pilihan ganda 1. D 11. D 21. A 31. B 3. D 13. D 23. D 33. C 5. A 15. D 25. A 7. B 17. A 27. C 9. C 19. C 29. E B. Esai 1. Kemolalan H2O2 3% = 0,9 m Fraksi mol H2O2 3% = 0,016 3. Plarutan = 23,62 mmHg = 7,43 atm 5. Massa etilen glikol = 1192 g 7. Plarutan = 19,5 mmHg SOAL SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

1. Suatu larutan terdiri dari 0,02 mol a dan 0,08 mol b. Fraksi mol untuk zat b adalah a. 0,2 b. 0,4 c. 0,6 d. 0,8 e. 0,1 2. Suatu zat non elektrolit sebanyak 24 gram di larutkan dalam air sehingga volumenya 250 mL dan mempunyai tekanan osmotik sebesar 32,8 atm pada suhu 270C. Jika tetapan R = 0,082 L atm / mol K, massa molekul relatif zat tersebut adalah.. a. 36 b. 48 c. 72 d. 96 e. 144 3. Untuk menurunkan titik beku 2,5 liter air (massa jenis 1 gr/cm3) menjadi 0,74 0C pada tekanan 1 atmosfer (Kf=1,86), diperlukan jumlah gula (Mr=342) yang harus dilarutkan sebanyak a. 178 b. 204 c. 340 d. 408 e. 510

4. Glukosa (Mr=180) sebanyak 36 gram dilarutkan dalam 500 gram air (Mr=18) pada suhu 250C. Bila tekanan uap air jenuh pada suhu tersebut 23,76 mmHg, penurunan tekanan uap larutan adalah
12

a. 0,16 mmHg

b. 0,17 mmHg

c. 0,19 mmHg

d. 0,21 mmHg

e. 0,24 mmHg

5. Besarnya kenaikan titik didih larutan 17,4 gram K2SO4 (Mr=174) dan mengurai sempurna dalam 250 gram air dengan kenaikan titik didih molal air = 0,250C/m adalah a. 0,1240C b. 0,2080C c. 0,4440C d. 0,6240C e. 0,6760C 6. Sebanyak 6,84 gram sukrosa (Mr=342) dilarutkan dalam air sampai volume larutan 100 mL pada suhu 270C. Jika diketahui R = 0,082 L atm mol-1K-1 tekanan osmotik larutan diatas adalah a. 0,092 atm b. 0,984 atm c. 4,92 atm d. 6,15 atm e. 9,84 atm 7. Sebanyak 60 gram urea (Mr=60) dilarutkan dalam 72 gram air (Mr=18). Jika tekanan uap pelarut murni pada 200C adalah 22,5 mmHg, tekanan uap larutan pada suhu itu adalah a. 4,50 mmHg b. 9,00 mmHg c. 18,00 mmHg d. 22,50 mmHg e. 29,00 mmHg 8. Sebanyak 500 mL larutan yang mengandung 17,1 gram zat non elektrolit pada suhu 270C, mempunyai tekanan osmotik 2,46 atm. Mr zat non elektrolit tersebut adalah a. 90 b. 150 c. 207 d. 278 e. 342 9. Fraksi mol naftana, Mr=128, pada larutan 6,5 % naftana dalam benzene, Mr=78, adalah a. 0,04 b. 0,40 c. 0,60 d. 0,75 e. 0,96 10. Urea,CO(NH2)2 yang massanya 15 gram, dilarutkan dalam 250 gram air. (Ar H=1,C=12,N=14,O=16). Kalor beku molal air Kf=1,86. Titik beku larutan tersebut adalah a. 1,860C b. 0,460C c. 0,230C d. 0,460C e. 1,860C 11. Fraksi mol larutan ureum dalam air 0,2. Tetapan uap jenuh air murni pada suhu 20 0C sebesar 17,5 mmHg, maka tekanan uap jenuh larutan pada suhu itu adalah a. 3,5 mmHg b. 14,0 mmHg c. 17,5 mmHg d. 17,7 mmHg e. 21,0 mmHg 12. Sifat koligatif larutan merupakan sifat larutan yang hanya ditentukan oleh jumlah zat terlarut dan tidak ditentukan oleh macam zat terlarut. Di bawah ini yang tidak termasuk sifat koligatif larutan adalah a. Derajat ionisasi b. Tekanan osmotik c. Kenaikan titik didih d. Penurunan tekanan uap e. Penurunan titik beku 13. Tekanan uap air jenuh pada suhu 250C adalah 26,4 mmHg dan fraksi mol suatu zat dalam air adalah 0,71. Pada suhu 250C, tekanan uap larutan adalah
13

a. b. 28,74 mmHg 14. a. b. c. d. e. Besarnya

8,74 c. 18,74 mmHg

d. 13,64 mmHg

mmHg e. 17,84 mmHg dengan pelarut larutan larutan terlarut larutan

penurunan tekanan uap jenuh larutan sebanding Fraksi mol Molaritas Molalitas Fraksi mol zat Normalitas

15. Larutan yang mengandung 2 gram urea (CO(NH2)2) dalam 100 gram air, bila diketahui Ar untuk C=12,H=1,N=14,dan O=16, pada tekanan 1 atm, titik didihnya adalah a. 980C b. 880C c. 100,0870C d. 100,1740C e. 100, 330C 16. Tekanan osmotic larutan yang mengandung 36 gram glukosa (Mr=180) dalam 1 liter larutan pada suhu 270C adalah(R=0,082). a. 0,22 atm b. 2,46 atm c. 3,4 atm d. 4,92 atm e. 6,15 atm 17. a. Kemolalan 6,4 suatu b. larutan 5,4 20 % c. berat 4,4 C2H5OH d. (Mr=46) 3,4 adalah e. 0,4

18. Untuk menaikkan titik didih 250 gram air, menjadi 100,10C pada tekanan 1 atm (Kb=0,50), maka jumlah gula (Mr=342) yang harus dilarutkan adalah a. 654 gram b. 171 gram c. 86 gram d. 17 gram e. 342 gram

1. Fraksi mol larutan urea dalam air 0,2. tekanan uap jenuh air murni pada suhu 20C sebesar 17,5 mmHg. Maka tekanan uap jenuh larutan pada suhu itu adalah... 2. Untuk menaikkan titik didih 20 g air menjadi 100,1C pada tekanan 1 atm (Kb = 0.50 m1), maka jumlah gula (Mr = 342) yang harus dilarutkan adalah... 3. Suatu zat nonelektrolit (Mr = 40) sebanyak 30 g dilarutkan dalam 900 g air. Penurunan titik beku larutan ini adalah 1,550C. Berapa gram dari zat tersebut harus dilarutkan ke dalam 1,2 kg air agar diperoleh larutan dengan penurunan titik beku yang setengahnya dari penurunan titik beku di atas? 4. tekanan osmosis dari 500 mL larutan yang mengandung 17,1 g gula (Mr gula = 342) pda suhu 27C adalah... (R=0,082 L atm/mol K) 5. titik beku 0,1 molal NH4Br = -0,3627 C, Kf air = 1,86C. Tenrukan derajat ionisasi NH4Br tersebut. 6. hitunglah tekanan osmotik 5,85 g NaCl dalam 250cm3 larutan pada suhu 27 C.

14

Silahkan Baca Juga di Bawah ini

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

KEMOLALAN DAN FRAKSI MOL Kemolalan (m) Kemolalan atau molalitas menyatakan jumlah mol (n) zat terlarut dalam 1 kg ( = 1.000 g) pelarut. Oleh karena itu, kemolalan dinyatakan dalam mol kg-1. m = n/p m = kemolalan larutan n = jumlah mol zat terlarut p = massa pelarut (dalam kg) Contoh : Berapakah kemolalan larutan yang dibuat dengan mencampurkan 3 gram urea dengan 200 gram air ? Jawab : larutan 3 gram urea dalam 200 gram air. Mol urea = 3 /60 g mol-1 = 0,05 mol

Massa pelarut = 200 gram = 0,2 kg m = n/p = 0,05 mol = 0,25 mol kg-1 0,2 kg Fraksi mol (X)

15

Fraksi mol (x) menyatakan perbandingan jumlah mol zat terlarut atau pelarut terhadap jumlah mol larutan. Jika jumlah mol zat pelarut adalah nA, dan jumlah mol zat terlarut adalah nB, maka fraksi mol pelarut dan zat terlarut adalah :

Jumlah fraksi mol pelarut dengan zat terlarut adalah 1 XA + XB Contoh : Hitunglah fraksi mol urea dalam larutan urea 20% (Mr urea = 60 ) Jawab : Dalam 100 gram larutan urea 20% terdapat 20 gram dan 80 gram air. Mol air = 80 g/ 18 g mol-1 = 4,44 mol Mol urea = 20 g/ 60 g mol-1 = 0,33 mol X urea = XB = 0,33 mol / (4,44 + 0,33) mol = 0,069 = 1

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN, TEKANAN UAP JENUH LARUTAN DAN TITIK DIDIH LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Sifat koligatif Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisik larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif yang lebih besar dari pada larutan non elektrolit berkonsentrasi sama karena larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel terlarut yang lebih banyak. Tekanan Uap Larutan Tekanan uap suatu zat adalah tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh zat itu. Semakin tinggi suhu, semakin besar tekanan uap. Jika zat terlarut tidak menguap maka tekanan uap

16

larutan menjadi lebih rendah dari tekanan uap pelarutnya. Selisih antara uap pelarut murni (P0) dengan tekanan uap larutan (P) disebut penurunan tekanan uap larutan (P). P = P0 P Menurut Roulth, jika zat terlarut tidak menguap, maka penurunan tekanan uap larutan sebanding dengan fraksi mol terlarut, sedangkan tekanan uap larutan sebanding dengan fraksi mol pelarut. P = Xpel x P0 P = Xter x P0 Zat terlarut menurunkan tekanan uap pelarut.

Contoh : Tekanan uap air pada 1000C adalah 760 mmHg. Berapakah tekanan uap larutan glukosa 18% pada 1000C ( Ar H = 1, C = 12, O = 16 ) Jawab : Dalam 100 gram larutan glukosa 18% terdapat : Glukosa 18% = 18/100 x 100 gram = 18 g Air = 100 18 g = 82 gram Jumlah mol glukosa = 18 g/ 180 g mol-1 = 0,1 mol Jumlah mol air = 82 g/ 18 gmol-1 = 4,55 mol Xpel = 4,55/(4,55 + 0,1) ( 4,55 x 760 mmHg) /(4,55 + 0,1)

P = Xpel x P0 = = 743,66 mmHg

Kenaikkan Titik Didih

17

Larutan mempunyai titik didih lebih tinggi dan titik beku lebih rendah dari pada pelarutnya. Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikkan titik didih (Tb). Rumus : Tb = Kb x m Dimana : m = molalitas larutan Kb = tetapan kenaikkan titik didih Contoh : Tentukan titik didih larutan yang mengandung 18 g glukosa (Mr = 180) dalam 500 g air. Kb air = 0,520C/m. Jawab : Jumlah mol glukosa = 18 g/ 180 g mol-1 = 0,1 mol Kemolalan larutan = 0,1 mol / 0,5 kg = 0,2 mol kg-1 Titik didih , Tb = Kb x m = 0,2 x 0,520C = 0,1040C TITIK BEKU, DIAGRAM PT DAN TEKANAN OSMOSIS LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Penurunan Titik Beku Kenaikkan titik didih dan penurunan titik beku sebanding dengan kemolalan larutan : Tb = m x Kb dan Tf = m x Kf . Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Tf). Kenaikkan titik didih dan penurunan titik beku larutan dapat dijelaskan dengan diagram fase. Contoh soal : Tentukan titik beku larutan yang mengandung 18 g glukosa (Mr = 180) dalam 500 g air. Kf air = 1,860C/m. Jawab : Jumlah mol glukosa = 18 g/ 180 g mol-1 = 0,1 mol Kemolalan larutan = 0,1 mol / 0,5 kg = 0,2 mol kg-1 Titik didih , Tf = Kb x m = 0,2 x 1,860C = 0,3720C Diagram Fase (PT)

Menyatakan batas batas suhu dan tekanan di mana suatu fase dapat stabil. Suatu cairan mendidih pada saat tekanan uap jenuhnya sama dengan tekanan permukaan 18

Oleh karena larutan mempunyai tekanan uap lebih rendah, maka larutan mempunyai titik didih lebih tibggi daripada pelarutnya.

Tekanan Osmotik

Osmosis adalah perembesan molekul pelarut dari pelarut kedalam larutan, atau dari larutan lebih encer ke larutan lebih pekat, melalui selaput semipermiable. Tekanan osmotic adalah tekanan yang harus diberikan pada permukaan larutan untuk mencegah terjadinya osmosis dari pelarut murni. o Rumus : = M . R .T o Larutan larutan yang mempunyai tekanan osmotic sama disebut isotonic

Contoh soal ; Berapakah tekanan osmotic larutan sukrosa 0,0010 M pada 250C ? Jawab : = M . R .T = 0,0010 mol L-1 x 0,08205 L atm mol-1K-1 x 298 K
19

= 0,024 atm ( = 18 mmHg)

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


KENAIKAN TITIK DIDIH Pendidihan terjadi karena panas meningkatkan gerakan atau energi kinetik, dari molekul yang menyebabkan cairan berada pada titik di mana cairan itu menguap, tidak peduli berada di permukaan teratas atau di bagian terdalam cairan tersebut Titik didih cairan berhubungan dengan tekanan uap. Bagaimana hubungannya? Coba perhatikan penjelasan berikut ini. Apabila sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang tinggi pada suhu tertentu, maka molekul-molekul yang berada dalamlarutan tersebut mudah untuk melepaskan diri dari permukaan larutan. Atau dapat dikatakan pada suhu yang sama sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang rendah, maka molekulmolekul dalam larutan tersebut tidak dapat dengan mudah melepaskan diri dari larutan. Jadi larutan dengan tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu tertentu akan memiliki titik didih yang lebih rendah. Cairan akan mendidih ketika tekanan uapnya menjadi sama dengan tekanan udara luar. Titik didih cairan pada tekanan udara760 mmHg disebut titik didih standar atau titik didih normal. Jadi yang dimaksud dengan titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada permukaan cairan). Telah dijelaskan di depan bahwa tekanan uap larutan lebihrendah dari tekanan uap pelarutnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarutsehingga kecepatan penguapan berkurang. Hubungan antara tekanan uap jenuh dan suhu air dalam larutan berair ditunjukkan pada Gambar 1. VGaris mendidih air digambarkan oleh garis CD, sedangkan garis mendidih larutan digambarkan oleh garis BG. Titik didih larutan dinyatakan dengan Tb1, dan titik didih pelarut dinyatakan dengan Tb0. Larutan mendidih pada tekanan 1 atm. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa titik didih larutan (titik G) lebih tinggi dari pada titik didih air (titik D). Selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih ( Tb ). Tb = titik didih larutan titik didih pelarut) Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil kali dari molalitas larutan (m) dengan kenaikan titik didih molal (Kb). Oleh karena itu, kenaikan titik didih dapat dirumuskan seperti berikut. Tb = Kb m Keterangan: b T = kenaikan titik didih molal Kb = tetapan kenaikan titik didih molal m = molalitas larutan Contoh Natrium hidroksida 1,6 gram dilarutkan dalam 500 gram air. Hitung titik didih larutan tersebut! (Kb air = 0,52 Cm-1, Ar Na =23, Ar O = 16, Ar H = 1) Penyelesaian: Diketahui : m = 1,6 gram p = 500 gram Kb = 0,52 Cm-1
20

Ditanya : Tb ? Jawab : Tb = m Kb = m x 1.000 Kb NaOH Mr p = 0,04 2 0,52 C = 0,0416 C Td = 100 C + b T = 100 C + 0,0416 C = 100,0416 C Jadi, titik didih larutan NaOH adalah 100,0416 C. PERNURUNAN TITIK BEKU(Tf) Penurunan titik beku pada konsepnya sama dengan kenaikan titik didih. Larutan mempunyai titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murni. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan dinamakan penurunan titik beku larutan ( Tf = freezing point). Tf = Titik beku pelarut titik beku larutan Menurut hukum Raoult penurunan titik beku larutan dirumuskan seperti berikut. Tf = m Kf Keterangan: f T = penurunan titik beku, m = molalitas larutan, Kf = tetapan penurunan titik beku molal Soal -soaL Latihan Penurunan Titik Beku (C) 1. Untuk menaikkan titik didih 250 mL air menjadi 100,1 C ditambahkan gula. Jika tekanan udara luar 1 atm (Kb = 0,5Cm-1), hitung jumlah zat gula yang harus ditambahkan. 2. Larutan urea 0,1 molal dalam air mendidih pada suhu 100,05 C. Pada volume yang sama, larutan glukosa 0,1 molal dan sukrosa 0,3 molal dicampurkan. Hitung titik didih campuran tersebut! 3. Campuran sebanyak 12,42 gram terdiri dari glukosa dan sukrosa dilarutkan dalam 100 gr air. Campuran tersebut mendidih pada suhu 100,312 C (Kb air = 0,52 Cm-1). Tentukan massa masing-masing zat dalam campuran jika tekanan udara pada saat itu 1 atm! 4. Hitung titik beku suatu larutan yang mengandung 1,19 gram CHI3 (Mr CHI3 = 119) yang dilarutkan dalam 50 gram benzena dengan Kf benzena = 4,9! 5. Dalam 900 gram air terlarut 30 gram suatu zat X (Mr = 40). Larutan ini membeku pada suhu -5,56 C. Berapa gram zat X harus dilarutkan ke dalam 1,2 kilogram air agar diperoleh larutan dengan penurunan titik beku yang sama? TEKANAN OSMOSIS Adakalanya seorang pasien di rumah sakit harus diberi cairan infus. Sebenarnya apakah cairan infus tersebut? Larutan yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui pembuluh darah haruslah memiliki tekanan yang sama dengan tekanan sel-sel darah. Apabila tekanan
21

cairan infus lebih tinggi maka cairan infus akan keluar dari sel darah. Prinsip kerja infus ini pada dasarnya adalah tekanan osmotik. Tekanan di sini adalah tekanan yang harus diberikan pada suatu larutan untuk mencegah masuknya molekul-molekul solut melalui membran yang semipermiabel dari pelarut murni ke larutan. Sebenarnya apakah osmosis itu? Cairan murni atau larutan encer akan bergerak menembus membran atau rintangan untuk mencapai larutan yang lebih pekat. Inilah yang dinamakan osmosis. Membran atau rintangan ini disebut membran semipermiabel. Tekanan osmotik termasuk dalam sifat-sifat koligatif karena besarnya hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut. J.H. Vant Hoff menemukan hubungan antara tekanan osmotik larutan-larutan encer dengan persamaan gas ideal, yang dituliskan seperti berikut: V = nRT Keterangan: = tekanan osmotik, V = volume larutan (L), n = jumlah mol zat terlarut, R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1K-1)T = suhu mutlak (K) Persamaan dapat juga dituliskan seperti berikut. = n RT V Ingat bahwa n/V merupakan kemolaran larutan (M), sehingga persamaan dapat diubah menjadi = MRT Contoh Seorang pasien memerlukan larutan infus glukosa. Bilakemolaran cairan tersebut 0,3 molar pada suhu tubuh 37 C, tentukan tekanan osmotiknya! (R = 0,082 L atm mol-1K-1) Penyelesaian: Diketahui : M = 0,3 mol L1 T = 37 C + 273 = 310 K R = 0,082 L atm mol-1K-1 Ditanya : ? Jawab : = 0,3 mol L-1 0,082 L atm mol-1K-1 310 K = 7,626 L SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT Tahukah kamu bahwa larutan terdiri dari larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Sifat koligatif larutan nonelektrolit telah kita pelajari di depan, bagaimana dengan sifat koligatif dari larutan elektrolit?Larutan elektrolit memiliki sifat koligatif yang lebih besar daripada nonelektrolit. , bahwa penurunan titik beku NaCl lebih besar daripada glukosa. Perbandingan harga sifat koligatif larutan elektrolit dengan larutan nonelektrolit dinamakan dengan faktor Vant Hoff dan dilambangkan dengan i. sehingga untuk larutan elektrolit berlaku rumus:
1. P = XA P i 22

2. Tb = K m i 3. f Tf = K m i 4. = M RT i

ket i = faktor van,t hoff = 1 + (n 1) n= jumlah ion, = derajat ionisasi

Contoh soal; Pada suhu 37 C ke dalam air dilarutkan 1,71 gram Ba(OH)2 Sehingga volume 100 mL (Mr Ba(OH)2 = 171). Hitung besar tekanan osmotiknya! (R = 0,082 L atm mol-1K-1) Penyelesaian: Diketahui : m = 1,71 gram V = 100 mL = 0,1 L Mr Ba(OH)2 = 171 R = 0,082 L atm mol-1K-1 T = 37 C = 310 K Ditanya : ? Jawab : Ba(OH)2 merupakan elektrolit. Ba(OH)2 Ba2+ + 2 OH, n = 3 mol Ba(OH)2 = gram/Mr =1,71 gram 171 = 0,01 mol M =n/V =0,01 mol/0,1 L = 0,1 mol L-1 =MRTi = 0,1 mol L-1 0,082 L atm mol-1K-1 310 K (1 + (3 1)1) = 7,626 atm Definisi Sifat Koligatif
Pengertian sifat koligatif larutan adalah sifat dari larutan yang bergantung pada jumlah volume pelarut dan bukan pada massa partikel. Contoh dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan sifat koligatif adalah penurunan titik beku dan kenaikan titik didih. Sehingga muncul adanya diagram fase sebagai berikut:

23

Penurunan Titik Beku


Penurunan titik beku terjadi ketika titik beku suatu cairan lebih rendah karena adanya penambahan senyawa lain pada cairan. Cairan akan mempunyai titik beku yang lebih rendah dari pelarut murni. Contoh penurunan titik beku adalah titik beku air laut lebih rendah daripada titik beku air murni. Hal ini disebabkan karena adanya senyawa lain (yaitu garam) di dalam air laut, sehingga menyebabkan titik beku air laut lebih rendah daripada titik beku air biasa. Penurunan titik beku adalah salah satu sifat koligatif larutan. Penurunan titik beku dapat dihitung menggunakan persamaan Clausius-Clapeyron dan hukum Raoult. Penurunan titik beku (Tf) larutan adalah sebagai berikut: Tf = m . Kf dimana Tf m Kf

= = tetapan

penurunan = penurunan

titik molalitas titik

beku

beku larutan molal

Sehingga titik beku larutan dapat dihitung dengan rumus Tf = (0 - Tf)oC

Kenaikan Titik Didih


Kenaikan titik didih terjadi ketika titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni. Temperatur suatu pelarut naik ketika adanya penambahan zat yang non-volatil (tidak mudah menguap). Sebagai contoh adalah, ketika garam dimasukkan ke dalam air, maka titik didih akan naik 24

dikarenakan adanya garam dalam larutan. Seperti halnya penurunan titik beku, kenaikan titik didih juga merupakan salah satu sifat koligatif larutan. Kenaikan titik didih juga dihitung dengan menggunakan persamaan Clausius-Clapeyron dan hukum Raoult. Kenaikan titik didih (Tb) larutan adalah sebagai berikut: Tb = m . Kb dimana Tb m Kb

= = tetapan

kenaikan = kenaikan

titik molalitas titik

didih

didih larutan molal

Sehingga titik didih larutan dapat dihitung dengan rumus Tb = (100 + Tb)oC

Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan elektrolit Pada larutan elektrolit, jumlah ion dan tetapan disosiasi mempengaruhi penurunan titik beku dan kenaikan titik didih. Sehingga, pada larutan elektrolit diberlakukan faktor van't Hoff yang dilambangkan dengan i i = 1 + (n-1) dimana i = n = tetapan disosiasi faktor = jumlah van't Hoff ion

Contoh larutan elektrolit dalam kehidupan sehari-hari adalah asam cuka dan air garam. Sehingga, Rumus penurunan titik beku latutan elektrolit Tf = m . Kf . i

Rumus kenaikan titik didih laturan elektrolit Tb = m . Kb . i

Contoh Soal Sifat Koligatif Larutan Ke dalam 1 liter air, dimasukkan 80 gram padatan natrium hidroksida (NaOH). Berapakah titik beku dan titik didih larutan? Diketahui NaOH terdisosiasi sempurna, Mr NaOH = 40 gram/mol, Kf air 25

adalah 1,86oC dan Kb air adalah 0,52oC. Jawab: Jika terdisosiasi sempurna, NaOH akan membentuk 2 ion, yaitu Na+ dan OH- dan tetapan disosiasi adalah 1. Maka, i = 1 + (n-1) = 1 + (2-1) 1 =2

Tf = m . Kf . i = 2 . 1,86 . 2 = 7,44 oC Sehingga Tf = (0 - 7,44)oC = -7,44

Tb = m . Kb . i = 2 . 0,52 . 2 = 2,08 oC Sehingga Tb = (100 + 2,08)oC = 102,08 oC

26

Contoh soal Contoh Soal Kenaikan Titik Didih: 1. Suatu larutan mengandung 3,24 gram zat yang tak mudah menguap juga nonelektolit dan 200 gram air mendidih pada 100,130C pada 1 atmosfer. Berapakah berat molekul zat telarut ? Kd molal air adalah 0,51? Jawab: Tb = 100,13-100 = 0,13 Tb = Kb x m 0,13 = 0,51 x m m = 0,25 0,25 = mol x 1000/200 Mol = 0,25/5 = 0,05 Mr = gram/mol = 3,24/0,05 = 64,8 2. Untuk menaikkan titik didih 250 ml air menjadi 100,1C pada tekanan 1 atm (Ka=0,50), maka jumlah gula (Mr=342) yang harus dilarutkan adalah. Jawab: Untuk larutan non elektrolit dapat digunakan rumus; Tb = w/Mr x 1000/p x Kb Dan Tb = 100,1C 100C =0,1C 0,1 = w/342 x 1000/250 x 0,5C w = 0,1 x 342/2 = 17,1 gram

Contoh Soal Penurunan Titik Beku: 1. Suatu zat non elektrolit sebanyak 5,23 gram dilarutkan dalam 168 gram air. Larutan ini membeku pada -0,510 derajat Celcius. Hitung massa molekul relative zat tersebut. Jawab: Tf = Kf (w/Mr) (1000/p) Mr = 1,86 . 5,23 . 1000 / 0,51 168 = 113,5

27

2. Hitung titik didih air dalam radiator mobil yang berisi cairan dengan perbandingan 88 gram etilen glikol (Mr = 62) dan 160 gram air. Jawab: Tf = 1,86 (88/62) (1000/160) = 16 Jadi titik bekunya = -16 derajat Celcius

SOAL DAN PEMBAHASAN 1. No 1 2 3 4 5 6 Zat terlarut CO(NH2)2 CO(NH2)2 C12H22O11 C12H22O11 NaCl NaCl Data percobaan penurunan titik beku: LARUTAN Jumlah mol zat a 2a a 2a a 2a

Titik beku larutan -toC -2toC -toC -2toC -2toC -4toC

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penurunan titik beku larutan tergantung pada . . . . A. jenis zat terlarut B. konsentrasi molal larutan C. jenis pelarut D. jenis partikel zat terlarut E. jumlah partikel zat terlarut Pembahasan: Penurunan titik beku merupakan sifat koligatif larutan yang bergantung pada konsentrasi partikel dalam larutan dan tidak bergantung pada jenisnya (atom, ion atau molekul), di sini larutan elektrolit pada konsentrasi yang sama mempunyai harga penurunan titik beku yang lebih besar dibandingkan larutan non elektrolit karena pada jumlah partikelnya lebih banyak (zat elektrolit dalam larutannya terurai menjadi ion-ionnya), sehingga konsentrasinya lebih besar. Jawab: E 2. Larutan yang mengandung 20 gr zat nonelektrolit dalam 1 L air (massa jenis air 1 g/ml) mendidih pada suhu 100,052C. Jika Kb air = 0,52C, maka Mr zat nonelektrolit tersebut adalah . . . . A. 20 C. 100 E. 200 B. 40 D. 150 Pembahasan: 20 gram zat nonelektrolit dalam 1 liter air Td = 100,052C Td pelarut murni = 100C
28

Kd air = 0,52oC 1 liter air = 1000 gram air Td = titik didih larutan titik didih pelarut murni = 100,052C 100C = 0,052C Td = Kd .m . 0,052 = 0,52 20/Mr . 1000/1000 Mr = 200 Jawab: E 4. Dalam 250 gram air dilarutkan 1,9 gram MgCl2, ternyata larutan membeku pada 0,372C. Jika tetapan titik beku molal air = 1,86C/m, derajat ionisasi garam MgCl2 adalah . ... (Ar : Mg = 24, Cl = 35,5) A. 0,40 C. 0,75 E. 0,98 B. 0,55 D. 0,87 Pembahasan: Tf = kf . m . i 0,372 = 1,86 x 1,9/Mr x 1000/250 x i i = 2,5 i = (n 1) + 1 n dari MgCl2 = 3 i = (3 1) + 1 2,5= (2) + 1 = 0,75 Jawab: C 5. Untuk menaikkan titik didih 250 ml air menjadi 100,1C pada tekanan 1 atm (Kb = 0,50), maka jumlah gula (Mr = 342) yang harus dilarutkan adalah . . . . A. 684 gram C. 86 gram E. 342 gram B. 171 gram D. 17,1 gram Pembahasan: Kb = Kd = 0,5 Titik didih: t = t.dlarutan t.dpelarut = 100,1 100 = 0,1oC Td = Kd x m 0,1 = 0,5 x g/342 x 1000/250 gr = 17,1 gram Jumlah gula yang harus dilarutkan adalah 17,1 gram Jawab: D 6. Suatu larutan diperoleh dari melarutkan 6 g Urea (Mr = 60) dalam 1 liter air. Larutan yang lain diperoleh dari melarutkan 18 g glukosa (Mr = 180) dalam 1 liter air. Pada suhu yang sama berapa tekanan osmosa larutan pertama dibandingkan terhadap larutan kedua? A. Sepertiga larutan kedua B. Tiga kali larutan kedua C. Dua pertiga larutan kedua
29

D. Sama seperti larutan kedua E. Tiga perdua kali larutan kedua Pembahasan: Ingat sifat Koligatif Larutan! 6 g Urea (Mr = 60) = 6/60mol/L = 0,1mol/L 18 g glukosa (Mr = 180) =18/180 mol/L = 0,1mol/L Jumlah mol sama dalam volume yang sama: (molar) tekanan osmosa kedua larutan sama. Jawab: D 7. Supaya air sebanyak 1 ton tidak membeku pada suhu 5C, ke dalamnya harus dilarutkan garam dapur, yang jumlahnya tidak boleh kurang dari (tetapan penurunan titik beku molal air 1,86; Mr NaCl = 58,5) A. 13,4 kg C. 58,5 kg E. 152,2 kg B. 26,9 kg D. 78,6 kg Pembahasan: Membeku pada suhu 5C, maka Tb. air = 0C (-5C) = 5C. Untuk larutan elektrolit: Tb = Kb m. n = Kb. g/Mr 1000/p . n g = jumlah berat zat yang dilarutkan Mr = massa molekul relatif zat yang dilarutkan Kb = Tetapan bekum molal zat pelarut P = jumlah berat zat pelarut = derajat ionisasi elektrolit yang dilarutkan n = jumlah mol ion yang dihasilkan oleh 1 mol elektrolit 1. NaCl Na+ + Cl+ n = 2 Misal: NaCl yang dilarutkan x mol Tb = Kb m. n = Kb. g/Mr 1000/p . n 5 = 1,86. kg/58,5 1000/1000 . 2 kg = 78,620 kg NaCl = 78.620 g = 78,62 kg Jadi supaya 1 ton air tidak membeku pada 5C, harus dilarutkan garam dapur (NaCl), jumlahnya tidak boleh kurang dari 78,6 kg, sebab bila sama dengan 78,62 kg maka larutan membeku. Jawab: D 8. Penambahan 5,4 gram suatu zat nonelektrolit ke dalam 300 gram air ternyata menurunkan titik beku sebesar 0,24C. Jika Kf air = 1,86oC maka Mr zat tersebut adalah .... A. 8,04 C. 60,96 E. 139,50 B. 12,56 D. 108,56 Pembahasan: tf = Kf .m 0,24 = 1,86 . 5,4/Mr 1000/300

30

Mr = 139,50 Jawab: E 1. Berapa gram urea (Mr = 60) harus dilarutkan dalam 500 gram air agar titik bekunya turun 0,1 derajat bila Kf air = 1,8. Jawab : Massa urea = x gram, Mr = 60, massa pelarut (mp)= 500 gram.

jadi massa urea = 1,67 gram.


About these ads

Suka Memuat...

A. PENDAHULUAN Materi yang dipresentasikan adalah sifat-sifat koligatif larutan. Materi ini telah diberikan di SMU pada kelas XII, semester 5. Sama halnya dengan mata kuliah kimia dasar II, materi di SMU disebut dengan sifat-sifat koligatif larutan. Dibagi menjadi enam bagian, yaitu:
a. b. c. d. e.

kemolalan dan fraksi mol, penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih dan penurunan titik beku, tekanan osmotik larutan, dan penggunaan sifat koligatif larutan.

Sedikit berbeda dengan mata kuliah kimia dasar II, materi tersebut di SMU dijadikan sebuah bab, bukan seperti pada mata kuliah kimia dasar II yang dijadikan subbab dalam bab sifat fisis larutan.

31

1. Kompetensi belajar di SMU


Standar Kompetensi 1. Menjelaskan sifat-sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit Kompetensi Dasar 1.1 Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis termasuk sifat koligatif larutan. 1.2 Membandingkan antara sifat koligatif larutan non-elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit yang konsentrasinya sama berdasarkan data percobaan.

(Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.) 2. Kompetensi pada mata kuliah kimia dasar II
Pertemuan ke : 10. Pokok bahasan/ Materi Sifat Koligatif Larutan

Kompetensi Dasar Mahasiswa

Indikator

dapat 1. Mahasiswa dapat

memahami sifat-sifat koligatif larutan

menjelaskan pengertian sifat koligatif 2. Mahasiswa dapat menyebutkan macammacam sifat koligatif larutan 3. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan sifat koligatif larutan

(SAP mata kuliah kKmia Dasar II program studi kimia fakulatas sains dan teknologi UIN Sunan Kalijga Yogyakarta 2009) B. URAIAN MATERI
32

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Sifat koligatif meliputi: 1. penurunan tekanan uap jenuh, 2. kenaikan titik didih, 3. penurunan titik beku, dan 4. tekanan osmotik. Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion . Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama. Contoh: Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan iarutan 0.5 molal garam dapur. - Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal. - Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) --> Na+ (aq) + Cl- (aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula =1.0 molal. Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan (kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi. Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai: a = jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah mol zat mula-mula
33

Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0 < a <> Atas dasar kemampuan ini, maka larutan elektrolit mempunyai

pengembangan di dalam perumusan sifat koligatifnya. 1. Untuk Kenaikan Titik Didih dinyatakan sebagai: Tb = m . Kb [1 + (n-1)] = W/Mr . 1000/p . Kb [1+ (n-1)] n menyatakan jumlah ion dari larutan elektrolitnya. 2. Untuk Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai: Tf = m . Kf [1 + a(n-1)] = W/Mr . 1000/p . Kf [1+ (n-1)] 3. Untuk Tekanan Osmotik dinyatakan sebagai: = C R T [1+ (n-1)] 1. Penurunan Tekanan Uap Jenuh Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang. Menurut Raoult: P = P0 . XB dimana: P = tekanan uap jenuh larutan P0 = tekanan uap jenuh pelarut murni XB = fraksi mol pelarut Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi:
34

P = Po (1 - XA) P = Po - Po . XA Po - P = Po . XA sehingga: P = P0 . XA dimana:

P = penurunan tekanan uap jenuh pelarut P0 = tekanan uap pelarut murni XA = fraksi mol zat terlarut 2. Kenaikan Titik Didih Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan: Tb = m . Kb dimana: Tb = kenaikan titik didih (oC) m = molalitas larutan Kb = tetapan kenaikan titik didih molal

35

Karena : m = (W/Mr) . (1000/p) ; (W menyatakan massa zat terlarut), kenaikan titik didih larutan dapat dinyatakan sebagai: Tb = (W/Mr) . (1000/p) . Kb Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai: Tb = (100 + Tb)oC 3. Penurunan Titik Beku Penurunan titik beku dalam persamaan dinyatakan sebagai : Tf = m . Kf = W/Mr . 1000/p . Kf dimana: Tf = penurunan titik beku m = molalitas larutan Kf = tetapan penurunan titik beku molal W = massa zat terlarut Mr = massa molekul relatif zat terlarut p = massa pelarut Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai: Tf = (0 - Tf)oC 4. Tekanan Osmotik Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semipermeabel (proses osmosis). Menurut Van't Hoff tekanan osmotik mengikuti hukum gas ideal: PV = nRT Karena tekanan osmotik = , maka: = n/V R T = C R T
36

Dimana: = tekanan osmotik (atmosfir atau atm) C = konsentrasi larutan (mol/liter atau M) R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/moloK T = suhu mutlak (oK)

- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis. - Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis. Larutan-larutan Isotonis. C. CONTOH SOAL DAN PENYELESAIANNYA 1. Larutan 0,30 M sukrosa pada 37oC memiliki tekanan osmotik hampir sama dengan tekanan darah, hitung tekanan osmotik sukrosa tersebut. Penyelesaian: Diketahui M = 0,30 M; T = 37oC + 273o= 310oK maka, =MRT = 0,3 M . 0,082 L atm/mol K . 310oK = 7,626 atm yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut

37

2. Jika ditambahkan 1 kg senyawa antibeku etilen glikol (C2H6O2) kedalam radiator mobil yang berisi 4450 g air. Berapa titik didih air radiator? Penyelesaian: Diketahui m = 1000gr p = 4450gr Mr = 62 maka, Tb = 0,52oC/m . 1000gr . 1000 62 . 4450gr = 18,85oC Tb = 18.85oC + 100oC = 118.85oC 3. Hitunglah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dari larutan 5.85 gram garam dapur (Mr = 58,5) dalam 250 gram air. (bagi air, Kb = 0,52 dan Kf = 1,86) Penyelesaian: Larutan garam dapur, NaCl(aq) --> NaF+(aq) + Cl-(aq) Jumlah ion atau n = 2. Tb = 5,85/ 58,5 x 1000/ 250 x 0,52 [1+1(2-1)] = 0,208 x 2 = 0,416oC Tf = 5,85/ 58,5 x 1000/ 250 x 0,86 [1+1(2-1)] = 0,744 x 2 = 1,488oC Catatan: Jika di dalam soal tidak diberi keterangan mengenai harga derajat ionisasi, tetapi kita mengetahui bahwa larutannya tergolong elektrolit kuat, maka harga derajat ionisasinya dianggap 1.
38

4. Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air. Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg. Penyelesaiannya: Diketahui mol glukosa = 45/ 180 = 0,25 mol mol air = 90/ 18 = 5 mol fraksi mol glukosa = 0,25/ (0,25 + 5) = 0,048 maka, P = Po. XA = 18 x 0,048 = 0,864 mmHg 5. Satu gram MgCl2 dilarutkan dalam 500 gram air. Tentukanlah titik didih larutan dan tekanan osmotik larutan tersebut pada 250C jika derajat ionisasi 0,9. Penyelesaian: Jumlah mol MgCl2 = 1 gr/ 95 gr mol-1 Molalitas larutan = 0,011 mol/ 0,5 kg = 0,022 mol kg-1 i = 1 + (n-1) = 1 + (3-1) 0,9 = 2,8 maka, Tb = 0,52 x 0,022 x 2,8 = 0.0320C Titik didih larutan = 100 + 0,0320C = 100.0320C Molaritas larutan juga dapat dianggap 0,022 mol/ liter (untuk larutan encer, kemolalan dan kemolaran mempunyai harga yang hampir sama). = 0,022 x 0,08205 x 298 = 1.51 atm

39

You might also like