Professional Documents
Culture Documents
komplikasi berupa ulkus diabetik. 15% penderita diabetes melitus (DM) mengalami komplikasi ulkus diabetika terutama ulkus di kaki. 14-24% di antara penderita kaki diabetika tersebut memerlukan tindakan amputasi 630% pasien yang pernah mengalami amputasi akan mengalami risiko re-amputasi dalam waktu 1-3 tahun setelah amputasi pertama Biaya perawatan konservatif maupun amputasi juga sangat mahal
kepeda pembaca tentang teknik mencegah dan menghindari ulkus diabetik serta perawatan ulkus diabetik agar tidak terjadi amputasi.
adalah reviewing jurnal yaitu jurnal kompilasi / kumpulan beberapa gagasan peneliti kemudian dari seluruh hasil penelitian tersebut ditarik sebuah kesimpulan,
Pengendalian Infeksi
Pada infeksi berat yang bersifat limb threatening infection dapat diberikan beberapa alternatif antibiotika Revaskularisasi Tindakan endovaskular (angioplasti transluminal perkutaneus (ATP) danatherectomy) atau tindakan bedah vaskular dipilih berdasarkan jumlah dan panjang arteri femoralis yang tersumbat. Tindakan bedah Intervensi bedah pada kaki diabetika dapat digolongkan menjadi empat kelas I (elektif), kelas II (profilaktif), kelas III (kuratif) dan kelas IV (emergensi). Tindakan elektif ditujukan untuk menghilangkan nyeri akibat deformitas, seperti pada kelainan spur tulang, hammertoes atau bunions. Tindakan bedah profilaktif diindikasikan untuk mencegah terjadinya ulkus atau ulkus berulang pada pasien yang mengalami neuropati
terbukti 90% dapat menyembuhkan penyakit ulkus diabetik, sehingga metode ini sangat dianjurkan untuk diaplikasikan pada setting pelayanan kesehatan di Indonesia, hal ini dikarenakan prevalensi penderita diabetes dengan komplikasi luka kaki diabetik yang cukup rawan di Indonesia. Selain itu mayoritas pasien dengan luka kaki diabetik lebih memutuskan untuk mengamputasi kakinya daripada menggunakan metode perawatan luka kaki diabetik yang membutuhkan durasi lama serta ketelatenan