You are on page 1of 5

FRAKTUR PERGELANGAN KAKI (ANKLE FRACTURE) Dasar Deskripsi Fraktur (patah tulang) pada ujung distal fibula dan

n tibia merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan fraktur pergelangan kaki (ankle fracture). o Fraktur ini biasanya disebabkan oleh terpuntirnya tubuh ketika kaki sedang bertumpu di tanah atau akibat salah langkah yang menyebabkan tekanan yang berlebihan (overstressing) pada sendi pergelangan kaki. o Fraktur yang parah dapat terjadi pada dislokasi pergelangan kaki Ada 2 sistem klasifikasi yang biasa digunakan membedakan jenis jenis fraktur pergelangan kaki, yakni: (1) Lauge-Hansen dan (2) Weber/AO; masing-masing klasifikasi ini memiliki kelemahan yang membuatnya sulit digunakan sebagai penutun pasti dalam melakukan penatalaksanaan. o Sistem klasifikasi Lauge-Hansen disusun berdasarkan pada posisi kaki dan gaya yang bekerja terhadapnya ketika persitiwa trauma terjadi Kata pertama pada system klasifikasi ini digunakan untuk menyatakan posisi sedangkan kata kedua menyatakan gaya yang bekerja Ada 4 tipe utama pada klasifikasi ini, yakni supinasi-rotasi eksternal, supinasi-adduksi, pronasirotasi eksternal, dan pronasi-abduksi o Sistem klasifikasi Weber atau AO lebih mudah digunakan karena disusun berdasarkan letak fraktur fibula: A,di bawah garis sendi pergelangan kaki B, pada garis persendian C, di atas garis pergelangan kaki Fraktur tibial plafond atau pilon merupakan suatu jenis fraktur kominutif pada ujung distal tibia yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi Epidemiologi Insidens Fraktur pergelangan kaki menduduki posisi kedua sebagai fraktur yang sering ditemukan. Fraktur pada anak-anak pada umunya melibatkan lempeng pertumbuhan Fraktur pada remaja (Fraktur Tillaux) memiliki pola khusus karena penutupan parsial pada lempeng pertumbuhan Faktor Resiko
1

Angka kejadian fraktur ini lebih tinggi pada kelompok dewasa muda. Etiologi Fraktur pergelangan kaki paling sering terjadi pada trauma akut, seperti jatuh, salah langkah, atau cedera saat berolahraga Lesi patologis jarang menyebabkan fraktur pergelangan kaki Kondisi yang Berkaitan dengan Fraktur Pergelangan Kaki Keseleo pergelangan kaki (sprain ankle) Keseleo PTT (sprain PTT) Diagnosis Gejala dan Tanda Nyeri pada pergelangan kaki dan ketidakmampuan menahan berat tubuh. Deformitas dapat timbul bersama dengan fraktur/dislokasi. Sering juga ditemukan pembengkakan dan ekimosis Pemeriksaan fisik Palpasi pada daerah yang terpengaruh dan menginspeksi tiap patahan pada kulit atau tenting. Memeriksa pulsasi arteri dorsalis pedis dan tibia posterior dan semua saraf sensoris maupun motoris pada kaki. o Cederan inverse pada pergelangan kaki dapat menyebabkan palsy nervus peroneus. Memeriksa ada tidaknya pembengkakan yang parah dan kemungkinan terjadinya sindrom kompartemen pada kaki. Tes Laboratorium Pada umumnya tes dilakukan hanya untuk keperluan evaluasi preoperative Radiologi Radiografi: o Mengambil gambar pergelangan kaki pasien yang sedang mengeluhkan nyeri dan bengkak merupakan hal yang lazim dilakukan, namun ada suatu keadaan di mana meskipun radiografi dilakukan secara terbatas, hal ini tidak akan menghalangi penegakan diagnosis hingga 50%. Indikasi pembatasan radiografi pada pergelangan kaki sepertiini dinamakan aturan pergelangan kaki Ottawa dan termasuk deformitas yang nyata, instabilitas pergelangan kaki,krepitasi, nyeri tulang yang terlokalisasi, pembengkakan, dan ketidakmampuan menahan berat tubuh. o 3 jenis posisi pengambilan foto radiologi harus dilakukan: Foto AP,Foto lateral, dan Foto mortise (kaki melakukan rotasi internal lalu difoto secara oblique)

o Foto pergelangan kaki posisi tertekan dapat membantu dalam mengevaluasi cedera ligament dan harus diambil pada pasien dengan bukti fraktur fibula tanpa fraktur maleolus. Pasien yang mengalami fraktur kominutif intra-artikuler sebaiknya difoto CT-scan

Diagnosis Banding Cedera ligament yang terjadi karena trauma akut dan belum ada bukti radiologi. Fraktur stress pada distal fibula Osteochondritis dissecans Fraktur metatarsal. Penanganan Langkah Umum Analgesik dan elevasi adalah terapi yang harus dilakukan. Semua fraktur pergelangan kaki harus dipasangi splint dalam posisi netral. Gambar 1: Fraktur pergelangan kaki dapat dipasangi splint memakai metode sugar tong dengan menggunakan lapisan bantalan,fiberglass, atau palster dan sebuah pembalut elastis

Fraktur fibula yang terisolasi atau fraktur malleolus media yang tak bergeser harus dipasangi casting below-the-knee. Fraktur stabil harus diterapi secara fungsional dengan splint udara dan peningkatan fungsi weightbearing secara bertahap. Kesesuaian sendi pergelangan kaki penting untuk dipikirkan ketika melakukan reduksi pada arthritis post-trauma. Dislokasi harus secepatnya di reduksi dengan menggunakan sedasi yang sesuai. Pasien yang mengalami fraktur terbuka harus dimasukan ke ruang operasi untuk dilakukan irigasi, debridement, dan fiksasi dalam jangka waktu 8 jam. Pasien dilarang bertumpu pada pergelangan kaki yang mengalami fraktur hingga tidak ada lagi nyeri dan tanda-tanda penyembuhan fraktur telah tampak pada gambaran radiologis. Fraktur bimalleolar atau fraktur fibula dengan cedera ligament media atau cedera syndesmosis hanya dapat diterapi dengan melakukan operasi. Aktivitas

Pergelangan kaki harus diangkat untuk mengurangi pembengkakan. Weightbearing dan ROM yang lebih dini sangat penting dilakukan untuk mencegah kekakuan. Perawatan
3

Penggosokan pada splint atau cast sebaiknya tidak dilakukan. Terapi khusus Terapi Fisik ROM pada sendi MTP dan, kemudian, pada pergelangan kaki dan pertengahan kaki penting dilakukan untuk mencegah kontraktur dan mengurangi parut jaringan lunak. Pengobatan Lini Pertama Analgesik Operasi Macam macam fraktur pada pergelangan kaki yang harus dioperasi pada umunya adalah fraktur yang mengalami pergeseran atau tidak stabil seperti: o Fraktur bi atau trimalleolar pergelangan kaki o Fraktur distal fibula disertai cedera ligamen medial o Fraktur fibula yangdisertai cedera sindesmosis o Fraktur terbuka Untuk menentukan ada tidaknya cedera medial, kita dapat melakukan eksternal rotasi disertai penekanan. Fraktur fibula biasanya ditangani dengan plat melalui pendekatan insisi lateral (kita dapat menggunakan plat lateral atau posterior yang bersifat antiglide) Fraktur malleolar medial dapat distabilisasi dengan sekrup kompresi. o Sebuah plat penopang dapat digunakan untuk mengatasi fraktur vertical. Cedera sindesmosis yang bersifat tidak stabil pada tes fluoroskopis harus ditangani dengan fiksasi sekrup sindesmosis. Fraktur terbuka atau tidak stabil membutuhkan sebuah fiksator eksternal dengan atau tanpa internal fiksasi. Follow Up Gambaran radiografi pasien harus di-follow up tiap 1-2 minggu Setelah splint awal dilepaskan, pasien sebaiknya dipasangi cast below-the-knee atau moon boot selama 4 minggu. Setelah itu gambaran radiografi di-follow up lagi tiap 6 minggu hingga fraktur sembuh. Disposisi Rujukan Fraktur tidak stabil atau yang bergeser harus segera dirujuk ke dokter spesialis ortopedi. Prognosis
4

Pada umumnya fraktur pergelangan kaki dapat sembuh tanpa komplikasi dan pasien dapat kembali beraktivitas sebagaimana biasanya. Komplikasi Pada fraktur yang parah, lepuhan dapat timbul dan menyebabkan gangguan pada integritas kulit. Lesi tendon peroneal dapat disebabkan oleh plat posterior antiglide. Piranti keras yang menyakitkan harus dilepaskan segera setelah fraktur sembuh. Sindrom kompartemen. Fraktur terbuka dapat mengalami infeksi dan membutuhkan irigasi dan deridemen Nonunion,sering membtuhkan operasi fusi. Malunion, kadang-kadang membutuhkan osteotomy korektif Pasien tua:

o Memiliki tulang osteoporotik, yang menyulitkan proses operasi o Lebih rentan mengalami kerusakan kulit atau luka, dan membutuhkan terapi khusus untuk memastikan asupan darah tetap lancar. Artritis pasca-trauma: o Terjadi pada 25% pasien yang mengalami fraktur pergelangan kaki dan membutuhkan fusi pergelangan kaki untuk mengatasinya. o Terjadi peningkatan jumlah pasien yang mengalami nyeri pergelangan kaki dan arthritis yang berbanding lurus dengan panjangnya masa follow up setelah fraktur. Pengawasan Pasien Pemeriksaan radiografi harus dilakukan tiap 2-6 minggu, tergantung pada pola fraktur dan tanda-tanda penyembuhan.

Daftar Pustaka Waldmen B & Mears SC. Ankle Fracture. In: Frassica FJ, Sponseller PD, Wilckens JH Ed. 5Minute Orthopaedic Consult, 2nd Ed.USA: Lippincot-William Wilkins, 2007: p18-19

You might also like