You are on page 1of 3

PENGENALAN PENYEBAB PENYAKIT PADA TANAMAN I. PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari. Secara singkat penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal. Penyebab sakit bermacam-macam antara lain cendawan, bakteri, virus, kekurangan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara (Pracaya, 1999). Berbagai penyakit yang umumnya timbul misalnya bercak daun, kudis, penyakit gosong, penyakit layu, penyakit karat dan penyakit embun tepung. Penyebabnya berbeda-beda, misal penyakit layu dapat disebabkan oleh bakteri ataupun jamur. Pengetahuan mengenai berbagai jenis mikroorganisme yang menyebabkan penyakit sangat diperlukan, sehingga kita bisa merencanakan bagaimana cara penanganan penyakit tersebut (Pracaya, 1999). Penyebab penyakit dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu biotik atau parasit dan abiotik atau non parasit. Biotik yaitu penyebab penyakit yang sifatnya menular atau infeksius, msalnya jamur, bakteri, nematoda, mycoplasma dan tanaman tinggi parasitik. Abiotik yaitu penyebab penyakit yang sifatnya tidak menular atau non infeksius. Penyakit-penyakit karena penyebab abiotik sering disebut penyakit fisiologis/fisiogenis, sedangkan patogennya disebut fisiopath. Fisiopath tersebut antara lain kondisi cuaca yang tidak menguntungkan, kondisi tanah yang kurang baik, dan kerusakan karena mekanik dan zat-zat kimia (Semangun, 1994).

B. Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui berbagai penyebab penyakit pada tanaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA Penyakit tanaman dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu penyakit sistematik dan penyakit lokal. Penyakit sistematik adalah penyakit yang menyebar ke seluruh tubuh tanaman, sehingga seluruh tanaman akan menjadi sakit. Penyakit lokal adalah penyakit yang hanya tedapat disuatu tempat atau bagian tertentu, misalnya pada buah, bunga, daun, cabang, batang atau akar (Sunaryono, 1981). Penyakit tanaman merupakan penyimpangan dari sifat normal yang menyebabkan tanaman tidak dapat melakukan kegiatan fisiologis seperti biasanya. Ada tiga faktor yang mendukung timbulnya penyakit yaitu tanaman inang, penyebab penyakit, dan faktor lingkungan. Tanaman inang adalah tanaman yang diserang oleh patogen. Patogen ada dua yaitu fisiopath yang bukan organisme dan parasit yang meruapakan organisme seperti jamur, bakteri, dan virus (Motoredjo, 1989). Fisiopath merupakan faktor lingkungan yang tidak tepat bagi tanaman, misalnya suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, adanya gas beracun yang berasal dari pencemaran ataupun hasil samping metabolisme tanaman itu sendiri dan kurangnya unsur hara pada tanah (Pyenson, 1979). Cendawan yang menjadi patogen pada tanaman, mengganggu proses-proses fisiologis pada tanaman yang menjadi inangnya. Gangguan yang terus- menerus yang merugikan aktivitas tanaman disebut penyakit tanaman. Cendawan merugikan tanaman dalam hal pengangkutan zat cair dan garam mineral, mengganggu proses fotosintesa, serta mengganggu pengangkutan hasil-hasil proses fotosintesa. Cendawan dapat merusak akar, batang, daun, bunga dan buah, serta hasil tanaman di tempat penyimpanan (Tjahjadi, 1995).

Salah satu penyebab penyakit pada tanaman adalah jamur. Jamur masuk ke dalam divisio Thallopyhta, subdivisi fungi. Jamur adalah organisme yang tubuh vegetatifnya (struktur somatisnya) merupakan talus tidak mempunyai berkas pengangkutan. Struktur somatisnya biasanya berbentuk benang halus bercabang-cabang, mempunyai dinding sel yang tersusun oleh khitin, selulosa, serta mempunyai inti sejati. Patogen yang lainnya adalah virus dan bakteri. Bakteri patogen mempunyai penyebaran dari tanaman satu ke tanaman yang lain melalui air, serangga, hewan laindan manusia (Triharso, 1996). Menurut Donowidjojo dkk (1999), reproduksi jamur pada umumnya dengan pembentukan spora sebagai hasil dari proses reproduksi aseksual dan seksual. Reproduksi jamur dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1. Reproduksi aseksulal Umumnya reproduksi seksual melibatkan beberapa metode dimana individu baru dapat diperbanyak dari induknya. Proses tersebut tidak melibatkan penyatuan inti, gamet atau gametogenium (sex organ). Reproduksi aseksual dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: a. Fragmentasi yaitu proses pembelahan sel-sel pada miselium/hifa. Fragmen hifa dari jamur tertentu dalam sel-sel disebut oidium atau arthospora. Kadang-kadang pada sel-sel terminal atau interkalar dalam bangkakan hifa disebut klamidospora. b. Fission dari talus uniseluler. c. Budding yaitu reproduksi jamur secara aseksual dengan cara membentuk tunas/kuncup. d. Spora aseksual pada suatu spesies berfungsi dalam perbanyakan/multiplikasi, perbanyakan, penyebaran, dan perthanan hidup. Terdapat dua kelompok besar spora aseksual yang dikenal yaitu: Sporangiospora yaitu spora yang dihasilkan di dalam sporangium. Sporangiospora pada jamur tingkat rendah dapat motile (planospora) dan non motil (aplanospora). Konidium. Ada dua tipe konidium yang dikenal yaitu thallospora dan konidiospora. Thallospora dibentukm dalam hifa dengan perkembangan sel-sel terminal atau interkalar. Thallospora terdiri dari dua yaitu oidium atau arthospora dan klamidosprora. Konidiospora dibentuk pada ujung hifa khusus disebut konidiofor. Konidium dan konidiofor dapat dikelompokkan dalam sporofor yang terdiri dari piknidium, aservulus, sporodosium, dan sinnema. 2. Reproduksi seksual Reproduksi seksual pada jamur selalu melibatkan 2 inti haploid yang kompatibel. Dibagi ke dalam 3 fase yaitu: a. Plasmogami yaitu percampuran antara 2 sel seksual. Plasmogami terdiri dari 5 tipe yaitu: Kopulasi planogamet yaitu suatu cara reproduksi seksual dimana gamet yang motil bercampur. Kopulasi planogamet terdiri dari 3 tipe yaitu: Isogamet yaitu reproduksi secara seksual yang berlangsung dengan persatuan antara gamet jantan atau betina yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama Anisogamet yaitu reproduksi secara seksual yang berlangsung dengan persatuan antara gamet jantan dan betina yang mempunyai bentuk sama tetapi ukurannya berbeda Heterogamet yaitu reproduksi secara seksual yang berlangsung dengan persatuan antara gamet jantan dan betina yang sama sekali berbeda baik bentuk maupun ukurannya. Kontak gametogonium yaitu suatu cara plasmogami dimana gamet kedua gametetangium diresedur menjadi protoplas dan hanya satu inti dari masing-masing yang berfungsi dalam kariogami. Kopulasi gametangium yaitu suatu cara reproduksi seksual dimana terjadi percampuran yang menyeluruh dari gametangium.

Spermatisasi yaitu pemindahan spermatium atau mikrokonidium dari spermogonium kepada hifa reseptif. Spermogonium yaitu struktur yang menyerupai piknidium pada Uredinales. Hifa reseptif yaitu hifa yang dikhususkan untuk menerima spermatium sehingga terjadi spermatisasi. Somatogami yaitu percampuran sel-sel somatik pada proses plasmogami menggantikan sel seksual. b. Kariogami yaitu percampuran antara dua inti Semua jamur tumbuhan menghabiskan hampir sebagian hidupnya pada tumbuhan inangnya dan sebagian di dalam tanah atau sisa tumbuhan di dalam tanah. Beberapa jamur melewati seluruh hidupnya pada inangnya dan mungkin hanya spora yang mendarat di tanah, tetapi spora tersebut tidak aktif sampai terbawa kembali ke inang tempat mereka dapat tumbuh dan memperbanyak diri. Bakteri penyebab penyakit tanaman merugikan tanaman dalam hal pengangkutan air, proses fotosintesa, pengangkutan zat makanan dan proses fisiologisnya. Bakteri dapat mengeluarkan enzim hipertropi yang akan mengakibatkan tanaman menderita paru (kanker atau bengkak) pada akar, batang, daun, dan buah (Tjahjadi, 1995). III. METODE A. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum adalah mikroskop cahaya dan satu set perlengkapan menggambar. Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah preparat awetan Puccinia graminis, P. arachidis, P. sorghii, Pyricularia sp, Ustilago zeae, Erysiphe sp, Venturia inaequalis, Fusarium sp, Cercospora sp, Phytophtora infestans, Plasmophora viticola dan Plasmodiophora brassicae. B. Cara Kerja 1) Gejala penyakit pada tumbuhan / bagian yang sakit diamati dan digambar. 2) Diamati dan dicatat gejala penyakit yang ada. 3) Gejala yang sudah digambar dicocokkan dengan pustaka.

You might also like