You are on page 1of 11

PERANCANGAN INKUBATOR BAYI PORTABLE

1
1

Andry Kurniawan

Jalan Ciku blok I no 7 Tanjungpinang, Kepri (toenkz_ndry@yahoo.com)

Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Perkembangan peralatan medis sekarang ini semakin maju dengan pesat. Para pekerja bidang kesehatan juga memerlukan beberapa alat yang dapat mendukung kinerja di bidangnya seperti alat bedah, boneka peraga, dan alat inkubator. Inkubator merupakan suatu tempat penghangat yang dapat membantu bayi yang lahir secara prematur untuk bertahan hidup yang dimana dalam inkubator terdapat suhu yang berfungsi untuk menjaga suhu tubuh bayi prematur sehingga bayi prematur terasa hangat. Penulis merancang inkubator portable yang memiliki kelebihan yaitu lebih ringan dan lebih kecil dari inkubator standart. Inkubator portable yang dirancang memiliki dimensi panjang 65 cm, lebar 30 cm dan tinggi 40 cm saat dioperasikan dan memiliki bobot 5,8 kg. Pengaturan suhu dan kelembaban inkubator portable dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer Kata Kunci : Inkubator, Portable PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kelahiran bayi setiap tahun menaik dengan pesat. Bayi yang lahir tidak saja bayi yang terlahir dengan normal, tetapi ada bayi yang harus lahir dengan perawatan yang lebih, bayi tersebut biasanya disebut dengan bayi premature. untuk menjaga bayi premature, maka diperlukan prasarana yang cukup memadai untuk merawat bayi premature sehingga bisa sehat. Para bidan praktek memerlukan beberapa alat yang dapat mendukung kinerja kebidanan seperti alat bedah, boneka peraga, dan alat inkubator . Dalam kesempatan ini, penulis ingin membuat sebuah alat yang mendukung kinerja kebidanan maupun rumah sakit. Alat tersebut adalah inkubator. Inkubator mer upakan suatu tempat penghangat bayi terutama bayi premature yang dimana dalam inkubator terdapat suhu yang berfungsi untuk menjaga suhu tubuh bayi premature. Inkubator berfungsi mempertahankan suhu dan kelembababan didalam ruangan inkubator agar sesuai den gan

kebutuhan bayi prematur. Inkubator terdapat 2 jenis yaitu inkubator standart dan inkubator portable. Tujuan Penulisan Tujuan yang hendak dicapai adalah membuat inkubator dengan jenis portable yang dapat dijinjing sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan kinerja bidan di puskesmas maupun di rumah sakit daerah terpencil. METODE PENELITIAN Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan untuk tujuan penulisan ini, penulis berencana menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : 1. Metode kepustakaan Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan menggunakan referensi yang sudah ada yang berkaitan dengan tema penulisan ilmiah seperti buku -buku, artikel, dan tulisan lain yang berkaitan dengan topik yang dibahas. 2. Metode observasi (pengamatan) Yaitu suatu metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap sistem yang akan dibahas. Dalam hal ini, penulis melakukan pengamatan langsung dalam perancangan Inkubator Portable. PEMBAHASAN Mikrokontroler AVR Mikrokontroler AVR (Alf and Vegards Risc processor) ATmega8535 menggunakan teknologi RISC (Reduce Instruction Set Computing) dimana program berjalan lebih cepat karena hanya membutuhkan satu siklus clock untuk mengeksekusi satu instruksi program. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama.

IC ATMega 8535 (http://3.bp.blogspot.com) Salah satu keluarga mikrokontroler AVR yaitu AVR ATMEGA8535. AVR

ATMEGA8535 merupakan IC CMOS 8-bit yang memiliki daya rendah dalam pengoperasiannya dan berbasis pada arsitektur RISC AVR.ATMEGA8535 dapat mengeksekusi satu instruksi dalam sebuah siklus clock, dandapat mencapai 1MIPS per Mhz, sehingga para perancang dapat mengoptimalkan penggunaan daya rendah dengan kecepatan yang tinggi. Mikrokontroler ini cukup populer karena dapat mengoptimalkan penggunaan daya rendah dengan kecepatan yang tinggi Sensor SHT11

Diagram blok sensor SHT11 (http://edwin-aw.web.ugm.ac.id) SHT11 Module merupakan modul sensor suhu dan kelembaban relatif dari

Sensirion. Modul ini dapat digunakan sebagai alat pengindra suhu dan kelembaban dalam aplikasi pengendali suhu dan kelembaban ruangan maupun aplikasi pemantau suhu dan kelembaban relatif ruangan.

Untuk mengakses sensor SHT11 harus mengikuti instruksi yang ada pada datasheet SHT11. Dalam datasheet telah dijelaskan cara mengakses suhu dan kelembaban. SHT11 mengirim data suhu dan kelembaban secara bergantian ke pemroses (dalam hal ini mikrokontroler AVR). Rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung suhu dan kelembaban juga berdasar pada rumus yang tercantum di datasheet.

Hairdryer

Hairdryer (http://www.tokoelectronic.com/product.php?category=66&product_id=234 ) Hairdryer atau pengering rammbut adalah alat yang digunakan untuk meniupkan udara dingin atau udara panas ke rambut yang basah untuk meningkatkan evaporasi partikel air dan mengeringkan rambut. Hairdryer banyak digunakan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan rambut dan keperluan lainnya.

Fan atau kipas 12V

Kipas atau fan 12v (http://fursuit.tanidareal.com) Fan atau kipas ini memiliki tegangan sebesar 12V. fan atau kipas ini akan menyalurkan panas yang dihasilkan oleh Elctrik heater,sehingga suhu yang dihasilkan dapat menyebar rata didalam tabung. Fan terdiri dari masukkan udara ke dalam inkubator, dan keluaran sebagai pengganti udara yang telah lama. LCD

LCD 2 x16 (http://www.e-lab.de )

Kemampuan dari LCD untuk menampilkan tidak hanya angka -angka, tetapi juga huruf-huruf, kata-kata dan semua sarana simbol, lebih bagus dan serbaguna daripada penampil-penampil menggunakan 7-segment LED (Light Emiting Diode) yang sudah umum. Modul LCD mempunyai basic interface yang cukup baik, yang mana sesuai dengan

minimum system. Sesuai juga dengan keluarga mikrokontroler yang lain. Bentuk dan ukuran modul-modul berbasis karakter banyak ragamnya, salah satu variasi bentuk dan ukuran yang tersedia dan dipergunakan pada peralatan ini adalah 16x 2 karakter (panjang 16, baris 2, karakter 32) dan 16 pin. Rancangan rangkaian secara blok diagram Dalam merancang inkubator ini, terdapat beberapa blok yang digunakan. Rangkaian alat inkubator ini terdiri dari beberapa blok yaitu blok masukan, blok proses, dan blok output. Adapun bloknya adalah sebagai berikut :

Rancangan alat saat dioperasikan

Rancangan alat saat dilipat Perancangan Blok Masukan Pada blok masukan inputan yang digunakan adalah sensor SHT11 yang dapat membaca suhu dan kelembaban didalam ruangan inkubator. Sensor SHT11 bekerja dengan interface 2-wire dan menggunakan tegangan 5 volt. Sensor SHT11 adalah sensor digital yang akan memberikan masukan ke mikrokontroller berupa data melalui pin-pin yang terdapat pada sensor yang berhubungan dengan port-port pada mikrokontroller. Sensor SHT11 diletakkan ditengah-tengah ruangan inkubator. Sensor SHT11 diletakkan dibagian tengah agar dapat membaca suhu dan kelembaban dengan tepat. Suhu dan kelembababan dibagian tengah inkubator sudah stabil dan merata sehingga dapat dibaca sensor dengan tepat. Sensor SHT11 diletakkan dibagian atas dalam ruangan inkubator agar tidak mengganggu bayi dan tidak mengganggu proses pembacaan data. Dibagi an atas ruangan inkubator ditambahkan gantungan yang digunakan untuk menggantung sensor sehingga sensor dapat membaca suhu dan kelembaban didalam ruangan inkubator.

Ruangan inkubator menggunakan atap berupa plastik tebal yang ditempelkan pada rangka plat besi. Plat besi digunakan agar rangka tidak mudah rusak. Penggunaan plastik tebal dimaksudkan agar pada saat alat dilipat plastik dapat terlipat dengan baik. Plastik tebal juga digunakan agar tidak mudah sobek saat dioperasikan dan saat dilipat. Perancangan Blok Proses Pada blok desain proses, terdapat Mikrokontroller. Pada port A di dalam mikrokontroler, dapat difungsikan sebagai output dari sensor. Sensor yang digunakan yaitu sensor SHT11. Untuk hasil port A yaitu untuk keluaran dari alat inkubator ini, adalah kipas dan LCD. LCD akan digunakan untuk mendisplay suhu dan kelembaban didalamnya. Suhu dan kelembaban akan dibaca oleh sensor SHT11. Sedangkan kipas berfungsi untuk mengeluarkan udara didalam inkubator seandainya terjadinya kelembaban. Untuk port B pada mikrokontroler ATMEGA 8535, berfungsi sebagai input. Input didalam inkubator ini adalah relay. Relay berfungsi untuk mengendalikan hairdlyer dan kipas. Apabila suhu didalam inkubator kurang dari 34 derajat celcius, maka hairdryer akan menyala dan akan berhenti disaat suhu mencapai 38 derajat celcius. Untuk kipas, kipas akan membaca kelembapan didalam ruangan inkubator ini. Jika inkubator mencapai 80 % maka kipas akan menyala dan membuang udara didalam inkubator. Kipas akan berhenti jika kelembaban mencapai 60 %. Sensor kelembaban akan terus berfungsi untuk mendeteksi didalam inkubator. Jika kelembaban terus naik, kipas menyala dan kipas berhenti jika telah sesuai dengan 60 %. Mikrokontroller diletakkan dibagian bawah inkubator. Bagian bawah inkubato r juga dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama berisi mikrokontroller, relay serta LCD. Sedangkan bagian kedua berisi hairdryer dan kipas. Pembagian bagian bawah inkubator dilakukan agar inkubator dapat dilipat serta menjaga kinerja mikrokontroller. Mikrokontroller dan hairdryer dipisahkan dalam peletakannya agar panas yang dihasilkan oleh hairdryer tidak mengganggu kinerja dari mikrokontroller dan LCD sehingga diharapkan alat dapat bekerja optimal.

Perancangan Blok keluaran Pada blok ini terdapat 3 keluaran/output yaitu LCD, Kipas dan Hairdryer. Output pertama yaitu LCD menampilkan kondisi/status suhu dan kelembaban yang ada didalam inkubator. Output kedua yaitu kipas yang digunakan untuk mengurangi kelembaban didalam inkubator. Dan output ketiga yaitu hairdryer yang memiliki peranan penting mengeluarkan angin panas/hangat untuk menjaga suhu didalam inkubator agar tetap hangat. Hasil pengamatan berdasarkan uji coba Setelah melakukan perancangan inkubator bayi portable ini, penulis membuat table hasil pengujian. Berikut ini adalah table pengujiannya : Tabel Hasil pengukuran dimensi inkubator Dimensi inkubator Saat dioperasikan Saat dilipat Panjang 65 25 Lebar 30 30 Tinggi 40 30

Dalam table 3.3.1 merupakan data table dari pengukuran dimensi inkubator. Pengukuran dimensi inkubator dengan dua variabel yaitu saat inkubator dioperasikan dan saat inkubator dilipat. Saat dioperasikan inkubator memiliki panjang 60 cm, lebar 30 cm dan tinggi 40 cm. Sedangkan saat dilipat inkubator memiliki panjang 25 cm, lebar 30 cm dan tinggi 30 cm. Penulis juga melakukan uji timbang alat inkubator. Pengujian dilakukan dengan menggunakan timbangan model analog. Dari pengujian didapat hasil yaitu inkubator memiliki berat sekitar 5,8 kg. Tabel Uji coba suhu dan kelembaban Waktu Detik 0 Detik 20 Detik 40 Detik 60 Detik 80 Detik 100 Suhu 28 33 38 38 38 37 Kelembaban 61 52 42 42 43 44

Tabel 3.3.2 adalah uji coba terhadap suhu dan kelembaban pada ruangan inkubator. Uji coba dilakukan untuk mendapatkan suhu dan kelembaban pada ruangan inkubator. Suhu dan kelembaban diukur berdasarkan variabel waktu dimulai dari detik 0, 20 ,40, 60, 80 hingga detik ke 100. Penulis juga melakukan uji coba tingkat kebisingan inkubator saat dioperasikan. Penulis hanya melakukan uji coba dengan mengandalkan indra pendengaran dikarenakan ketiadaan alat pengukur kebisingan (Sound level meter). Tingkat kebisingan diperkirakan tidak terlalu besar dan masih dapat ditoleransi. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan desain dan cara kerja inkubator ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa inkubator ini memiliki desain yang baik untuk jenis inkubator portable karena inkubator ini dapat dijinjing dan dilipat sehingga lebih praktis dan efisien dalam penggunaannya. Pembacaan suhu dan kelembaban yang dilakukan oleh sensor SHT11. Suhu dalam inkubator diatur antara 32 oC 38oC sesuai dengan kebutuhan bayi premature. Hasil pengolahan data digunakan sebagai masukan untuk LCD, relay pengendali kipas dan hairdryer. Suhu ditampilkan dilayar LCD sesuai dengan data yang dibaca oleh sensor SHT 11 yang kemudian diolah oleh mikrokontroller. Inkubator ini memiliki berat sekitar 5,8 kg. Inkubator ini juga memiliki beberapa kekurangan antara lain untuk memfungsikan inkubator ini dibutuhkan daya 220v sehingga untuk memfungsikan diperlukan sumber daya listrik baik dari PLN maupun dari genset. Saran Pada pengembangan selanjutnya inkubator ini dapat diimplementasikan sebagai alat bantu kesehatan bayi untuk menjaga suhu bayi premature. Inkubator de ngan jenis portable ini dapat digunakan di daerah-daerah terpencil karena lebih mudah dibawa karena dapat dijinjing. Diharapkan inkubator portable ini dapat membantu kinerja bidan dan perawat. Perlu pengembangan alat lebih lanjut yaitu dengan perbaikan ba han atap inkubator dengan plastik tahan panas. Pengaturan sistem juga dapat diperbaiki dengan penggunaan sensor SHT75 untuk mendaptkan data suhu dan kelembaban yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA [1] http://alatkesehataninternet.wordpress.com/2011/07/13/inkubator -incubator-neonataluntuk-bayi-prematur-standar-ssm/. [2] Anonim, Modul Panduan Praktikum Elektonika Dasar, Lab. Tingkat Dasar Sistem Komputer Universitas Gunadarma, Depok, 2009. [3] Anonim, Modul Sistem Tertanam , Lab. Tingkat Menengah Sistem Komputer Universitas Gunadarma, Depok, 2011. [4] Romy Budhi, Widodo , Embedded System Menggunakan Mikrokontroller dan Pemrograman C, Yogyakarta, Andi, 2009. [5] Wardhana, Lingga, Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535 Simulasi, Hardware, dan Aplikasi , Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006. [6] [7] [8] URL : http://www.alldatasheet.com , 2009. URL: http://prematureclinic.wordpress.com/2010/09/29/pemantauan -tumbuh-

kembang-bayi-prematur/ URL : http://www.andywijayagambuta.blogspot.com/2011/03/dioda -diode.html , 2011. [9] [10] URL : http://www.electroniclib.wordpress.com/2010/07/15/sensor sht11/, 2011. URL : http://www.innovativeelectronics.com/AN118.pdf , 2011.

You might also like