Professional Documents
Culture Documents
2.
Dalam genus Havea, hanya species Havea brasiliensis Muell Arg. Yang dapat menghasilkan lateks unggul, dimana sebanyak 90 % karet alam dihasilkan oleh spesies tersebut. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi. Dibeberapa kebun karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamanya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing, tepinya rata dan gundul. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar. Karet merupakan tanaman berbuah polong (diselaputi kulit yang keras) yang sewaktu masih muda buahnya berpaut erat dengan rantingnya. Buah karet dilapisi oleh kulit tipis
mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya. Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah. Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3,0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0. Sifatsifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain : a) Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas b) Aerase dan drainase cukup c) Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air d) Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir e) Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm f) Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro g) Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5 h) Kemiringan tanah < 16% dan i) Permukaan air tanah < 100 cm. 3.2 Klon-klon Karet Rekomendasi Harga karet alam yang membaik saat ini harus dijadikan momentum yang mampu mendorong percepatan pembenahan dan peremajaan karet yang kurang produktif dengan menggunakan klon-klon unggul dan perbaikan teknologi budidaya lainnya. Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan produksi karet alam Indonesia sebesar 3 - 4 juta ton/tahun pada tahun 2025. Sasaran produksi tersebut hanya dapat dicapai apabila minimal 85%
3.4
Persiapan Tanam dan Penanaman Dalam pelaksanaan penanaman tanaman karet diperlukan berbagai langkah yang
dilakukan secara sistematis mulai dari pembukaan lahan sampai dengan penanaman. a. Pembukaan lahan (Land Clearing) Lahan tempat tumbuh tanaman karet harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan hasil tebas tebang, sehingga jadwal pembukaan lahan harus disesuaikan dengan jadwal penanaman. Kegiatan pembukaan lahan ini meliputi : (a) pembabatan semak belukar (b) penebangan pohon (c) perecanaan dan pemangkasan (d) pendongkelan akar kayu (e) penumpukan dan pembersihan. Seiring dengan pembukaan lahan ini dilakukan penataan lahan dalam blok-blok, penataan jalan-jalan kebun, dan penataan saluran drainase dalam perkebunan. Lahan kebun dipetak-petak menurut satuan terkecil dan ditata ke dalam blok-blok berukuran 10 -20 ha,
c.
Seleksi dan Penanaman Bibit Sebelum bibit ditanam, terlebih dahulu dilakukan seleksi bibit untuk memperoleh bahan
tanam yang memeliki sifat-sifat umum yang baik antara lain : berproduksi tinggi, responsif terhadap stimulasi hasil, resitensi terhadap serangan hama dan penyakit daun dan kulit, serta pemulihan luka kulit yang baik. Beberapa syarat yang harus dipenuhi bibit siap tanam adalah antara lain : 1) 2) 3) 4) Bibit karet di polybag yang sudah berpayung dua. Mata okulasi benar-benar baik dan telah mulai bertunas Akar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akar lateral Bebas dari penyakit jamur akar (Jamur Akar Putih). Dengan jarak tanam 7 m x 3 m (untuk tanah landai), diperlukan bibit tanaman karet untuk penanaman sebanyak 476 bibit, dan cadangan untuk penyulaman sebanyak 47 (10%) sehingga untuk setiap hektar kebun diperlukan sebanyak 523 batang bibit karet. Pada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada musim penghujan yakni antara bulan September sampai Desember dimana curah hujan sudah cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100 hari. Pada saat penanaman, tanah penutup lubang dipergunakan top soil yang telah dicampur dengan pupuk RP 100 gram per lubang, disamping pemupukan dengan urea 50 gram dan SP - 36 sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar.
3.6
Penyadapan/Panen Produksi lateks dari tanaman karet disamping ditentukan oleh keadaan tanah dan
pertumbuhan tanaman, klon unggul, juga dipengaruhi oleh teknik dan manajemen penyadapan. Apabila ketiga kriteria tersebut dapat terpenuhi, maka diharapkan tanaman karet pada umur 5 - 6 tahun telah memenuhi kriteria matang sadap. Kriteria matang sadap antara lain apabila keliling lilit batang pada ketinggian 130 cm dari permukaan tanah telah mencapai minimum 45 cm. Jika 60% dari populasi tanaman telah memenuhi kriteria tersebut, maka areal pertanaman sudah siap dipanen. Tinggi bukaan sadap, baik dengan sistem sadapan ke bawah (Down ward tapping system, DTS) maupun sistem sadap ke atas (Upward tapping system, UTS) adalah 130 cm diukur dari permukaan tanah. Waktu bukaan sadap adalah 2 kali setahun yaitu, pada (a) permulaan musim hujan (Juni) dan (b) permulaan masa intensifikasi sadapan (bulan Oktober). Oleh karena itu, tidak secara
(Anwar, 2001)
10
4.
Jenis-jenis karet alam yang dikenal luas adalah bahan olah karet, karet konvensional, lateks pekat, karet bongkah (block rubber), karet spesifikasi teknis (crumb rubber), karet siap olah (tyre rubber) dan karet reklim (reclaimed rubber). Dewasa ini jumlah produksi karet alam dan karet sintetis adalah 1:2, yang artinya jumlah produksi karet alam hanya setengah daripada karet sintetis. Hal ini dikarenakan sejak beberapa penelitian mengenai karet sintetis dilakukan secara intensif oleh beberapa negara maju dan selanjutnya karet buatan ini diproduksi secara besar-besaran. Lambat laun permintaan terhadap karet sintetis meningkat pesat sehingga mengurangi permintaan karet alam. Walaupun demikian, karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan terhadap berbagai zat kimia dan harganya cenderung bisa dipertahankan tetap stabil. Pengiriman atau suplai karet sintetis dalam jumlah lebih jarang mengalami kesulitan. Hal seperti ini sulit diharapkan dari karet alam. Harga dan pasokan karet alam selalu mengalami perubahan, bahkan kadangkadang bergejolak. Harga bisa turun drastis sehingga bisa merusak harga pasaran dan merisaukan para produsennya. Kadang-kadang karena suatu sebab seperti keluarnya peraturan pemerintah di negara produsen yang menginginkan kondisi tertentu terhadap industri karet dalam negerinya, maka akan mempengaruhi pasaran internasional. Suatu kebijaksanaan politik misalnya dari pihak pengusaha maupun pemerintah memiliki pengaruh yang besar terhadap usaha perkaretan alam secara luas. Walaupun memiliki beberapa kelemahan dipandang dari sudut kimia maupun bisnisnya, akan tetapi menurut beberapa ahli, karet alam tetap mempunyai pangsa pasar yang baik. Beberapa industri tertentu tetap memiliki ketergantungan yang besar terhadap pasokan karet alam, misalnya industri ban yang merupakan pemakai terbesar karet alam. Karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku lapisan minyak bumi. Biasanya karet sintetis akan memiliki sifat tersendiri yang khas. Ada jenis yang tahan terhadap panas atau suhu tinggi, minyak, pengaruh udara bahkan ada yang kedap gas. Karet sintetis memiliki kelebihan antara lain tahan terhadap zat kimia dan harganya cenderung dapat dipertahankan. Bila ada pihak yang menginginkan karet sintetis dalam jumlah tertentu, maka biasanya pengiriman atau suplai barang tersebut jarang mengalami kesulitan. Hal
11
4.1 Karet Alam Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh dibawah lateks sintetis, tetapi sesungguhya karet alam belum dapat digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun, keunggulan yang dimiliki karet alam sulit ditandingi oleh karet sintetis. Karet alam mempunyai kelebihan dibandingkan dengan karet sintetis diantaranya adalah : 1. Memiliki daya elastis dan daya lenting yang sempurna 2. Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah 3. Mempunyai daya aus yang tinggi 4. Tidak mudah panas (low heat built up) 5. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan (goove cracking resistance) Dewasa ini karet alam diproduksi dalam berbagai jenis, yakni lateks pekat, karet sit asap, crumb rubber, karet siap atau tyre rubber, dan karet reklim (Reclimed Rubber). a) Lateks pekat diolah langsung dari lateks kebun melalui proses pemekatan yang umumnya secara sentrifugasi sehingga kadar airnya turun dari sekitar 70% menjadi 40-45%. Lateks pekat banyak dikonsumsi untuk bahan baku sarung tangan, kondom, benang karet, balon, kateter, dan barang jadi lateks lainnya. Mutu lateks pekat dibedakan berdasarkan analisis kimia antara lain kadar karet kering, kadar NaOH, Nitrogen, MST dan analisis kimia lainnya. b) Karet sit asap atau dikenal dengan nama RSS (Ribbed Smoked Sheet) dan karet krep (crepe) digolongkan sebagai karet konvensional, juga dibuat langsung dari lateks kebun, dengan terlebih dulu menggumpalkannya kemudian digiling menjadi lembaran-lembaran tipis, dan dikeringkan dengan cara pengasapan untuk karet sit asap, dan dengan cara pengeringan menggunakan udara panas untuk karet krep. Mutu karet konvensional dinilai berdasarkan analisis visual permukaan lembaran karet. Mutu karet akan makin tinggi bila permukaannya makin seragam, tidak ada gelembung, tidak mulur, dan tidak ada kotoran serta teksturnya makin kekar/kokoh. c) Crumb rubber (karet remah) digolongkan sebagai karet spesifikasi teknis (TSR=Technical Spesified Rubber), karena penilaian mutunya tidak dilakukan secara visual,
12
13
Sepatu Sandal Perlengkapan Pakaian/Olah Raga Sepak Bola, Voley, Basket Pakaian Selam
Karpet
Barang Lain
Pelampung
Biji Karet
Bungkil
Kayu Karet
14
15
16
4.2 Karet Sintetik Karet sintetik pertama dibuat di Jerman disaat Perang Dunia I, yaitu polidimetil butadiena (karet metil). Produksi karet ini terhenti saat PD I selesai. Komersialisasi karet sintetik dilakukan dalam tahun 1926, juga di Jerman, dengan nama Buna. Karet buna dibuat dengan cara polimerisasi butadiena dengan menggunakan natrium sebagai pencepat (accelerator). Sejak saat itu produksi karet sintetik berkembang pesat, dan dewasa ini karet sintetik memenuhi sebanyak dua pertiga daripada kebutuhan karet dunia. Umumnya karet sintetik diklasifikasikan kedalam 2(dua) kelompok utama,yaitu : a. Kegunaan Umum Karet jenis ini sebanyak 60 persen untuk keperluan pembuatan ban pneumatik. Contoh: karet SBR,poliisoprena,polibutadiena,EPDM b. Kegunaan Khusus Karet jenis ini untuk keperluan pembuatan produk-produk karet yang tahan terhadap aksi bahan kimia. Contoh : karet-karet IIR,polikloroprena, NBR
17
18
19
20
Gambar 1. Struktur lateks (a) struktur isoprena (b) struktur 1,4 cis-poliisoprena Lateks sebagai bahan baku barang jadi karet, harus memiliki kualitas yang baik. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas lateks, diantaranya adalah: 1) 2) Faktor kebun (jenis klon, sistem sadap, kebersihan pohon, dan lain-lain) Iklim (musim dingin mendorong terjadinya prakoagulasi, musim kemarau keadaan lateks tidak stabil). 3) Alat-alat yang digunakan dalam penggumpalan dan pengangkutan (yang baik terbuat dari aluminium dan baja tahan karat). 4) 5) 6) Pengangkutan (goncangan, keadaan tangki, jarak dan jangka waktu) Kualitas air dalam pengolahan Bahan-bahan kimia yang digunakan dan komposisi lateks (Abdilah, 2009) Bila kadar air tinggi yang disebabkan oleh pengeringan yang kurang sempurna atau penyimpanan dalam ruangan yang lembab, maka pertumbuhan bakteri dan jamur akan terjadi
21
C.
Ion-Ion Logam Ion-ion logam seperti Ca2+ dan Mg2+ yang terdapat di dalam lateks dapat
menetralkan muatan negatif dari partikel dan menyebabkan terganggunya kemantapan lateks serta rusaknya kestabilan sistem koloid lateks. Pecahnya partikel koloid lateks akan
22
23
24