You are on page 1of 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sedang naik daun dan menjadi bahan pembicaraan masyarakat. Dengan rasa yang sangat gurih dan kandungan gizi yang tinggi, membuat permintaan konsumsi ikan ini terus meningkat setiap harinya. Harga salah satu jenis ikan air tawar ini pun terus membaik bahkan bisa dibilang lumayan menarik untuk dijadikan bisnis yang memiliki prospek bagus,ini disebabkan oleh melangitnya harga ikan laut akibat naiknya bahan bakar terutama bahan bakar solar sebagai penggerak perahu nelayan, kekhawatiran masyarakat atas berbagai flu hewan yang sedang melanda, serta penggunaan bahan pengawet, seperti formalin dan borak dalam industri makanan, ikan laut, dan asin, akan membuat masyarakat lebih cenderung beralih mengonsumsi ikan air tawar yang masih hidup, murah, dan segar.

Gambar 1. Lele dumbo ( Clarias gareipinus ) Gambaran perkembangan ini tentunya merupakan kabar gembira dan peluang besar bagi peminat yang ingin membudidayakan ikan lele dengan harapan akan mendapatkan profit yaang tinggi dari usaha pembudidayaan lele ini. Namun, kendala yang dihadapi oleh orang-orang yang

ingin melakukan usaha ini tentunya adalah modal dan juga lahan yang minim. Oleh sebab itu, untuk mensiasati kendala tersebut solusinya yaitu mengoptimalkan lahan sempit dengan modal minimal, tetapi dapat memberikan hasil yang maksimal. Banyak lahan-lahan sempit yang dapat kita optimalkan sebagai tempat budidaya ikan lele, seperti lahan di sekitar rumah tinggal, rumah yang kosong, ataupun gudang yang kosong. Dengan menggunakan teknik budidaya yang sederhana dan benar dari lahan sempit dengan kolam terpal kita dapat menghasilkan ikan lele konsumsi yang banyak dalam waktu yang terbilang singkat. Budi daya ikan lele di lahan sempit menggunakan kolam terpal merupakan teknik budidaya yang cukup unik, cukup kontroversial bagi sebagian orang, dan berbeda dengan kebiasaan para peternak lele tadisional selama ini yang menggunakan lahan luas sebagai tempat budi daya. Komoditas utama yang dihasilkan yaitu produk berupa benih ikan lele yang unggul, produk yang digunakan sebagai pakan untuk hewan lain, dan produk berupa lele konsumsi. Harga masing-masing produknya juga sama-sama lumayan tinggi dan dapat bersaing dipasaran. Selama ikan lele dijadikan bahan untuk dikonsumsi, permintaan berulang (repeat order) akan selalu ada. Dalam usaha ini, yang paling penting adalah mengelola manajemennya. Proses manajemen usaha budi daya ikan lele ini sendiri memiliki dua proses utama, yaitu proses produksi dan proses mendapatkan produk. Proses produksi disini mencakup proses pembenihan dan proses pembesaran. Manajemen yang selanjutnya adalah Manajemen pemilihan produk yang dihasilkan apakah untuk dikonsumsi, dijadikan pakan untuk hewan lain atau sebagai benih unggul. Manajemen selanjutnya adalah dari segi pemasaran. Penyerap utama produk berupa ikan lele siap konsumsi untuk saat ini adalah restoran, rumah makan dan hotel. Selanjutnya untuk produk berupa pakan untuk hewan lain, seperti ikan hias, kura-kura ataupun ular adalah para pembudidaya hewan-hewan tersebut. Sedangkan untuk produk berupa benih unggul adalah para petani ikan lele baik yang tergabung dalam plasma maupun di luar plasma. Untuk memenuhi permintaan pasar yang sangat besar para petani harus membentuk komunitas yang biasa disebut plasma. Jadi plasma merupakan gabungan dari beberapa petani. Untuk memenuhi permintaan yang lebih besar lagi plasma-plasma akan bergabung untuk memenuhi permintaan pasar tersebut. Hal ini sangat penting dilakukan karena untuk menjaga kuantitas dan kualitas produk di pasaran. Manajemen yang tidak kalah penting adalah manajemen keuangan. Untuk mengawasi dan mengontrol jalannya budidaya ini maka seluruh transaksi harus tercatat secara teliti, akurat dan teratur baik dari segi pemasukan maupun pengeluaran.

Motivasi dalam melakukan usaha pembudidayaan ikan lele di lahan sempit ini adalah untuk menjadi pemasok ikan lele khususnya di Kalimantan Barat dan di Indonesia serta dunia pada umumnya yang masih kurang karena permintaan terhadap ikan lele yang tidak pernah surut bahkan cenderung meningkat setiap tahunnya. Selain itu, Tujuan yang paling utama dari usaha ikan lele ini dalah untuk mencari rezeki yang halal, membuka lapangan kerja baru dan mendayagunakan potensi masyarakat luas yang belum tergunakan serta sebagai solusi alternatif untuk mengatasi kurangnya lahan yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan lele ini.

1.2 PERUMUSAN MASALAH Permasalahan yang menimbulkan gagasan program ini pembudidayaan ikan lele pada lahan sempit memperoleh profit optimal. adalah bagaimana strategi

dan pemasaran yang harus diterapkan agar

1.3 TUJUAN PENULISAN Penyusunan proposal Kewirausahaan ini bertujuan untuk menjelaskan stategi pembudidayaan ikan lele pada lahan sempit dan pemasaran yang harus diterapkan agar memperoleh profit optimal.

1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan dari program ini yaitu produk ikan lele konsumsi yang memiliki gizi tinggi serta benih unggul ikan lele dengan strategi pembudidayaan yang murah tetapi dapat menghasilkan pendapatan yang besar.

1.5 KEUANGAN Program ini dapat berguna sebagai salah satu strategi pengembangan budidaya ikan lele yang efisien dan efektif serta dapat menciptakan suatu lapangan kerja baru setelah usaha ini berjalan dengan baik dan besar dengan memanfaatkan sumber daya alam di Kalimantan Barat dalam mendukung pembudidayaan ikan lele.

BAB II PEMBAHASAN

2.1

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA Persiapan awal yang pertama kali dilakukan untuk pengelolaan ikan lele adalah 2m2. Kemudian membuat kolam untuk

menyiapkan lahan

yang luasnya kira-kira

pemeliharaannya dengan ukuran 1mx2m. Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah membeli terpal plastik yang dijual seharga 75 ribu dengan kualitas yang sangat bagus. Setelah itu barulah memasang terpal ke dalam tempat yang telah dibuat. Kemudian kolam terpal diisi dengan air yang tidak terlalu dalam terlebih dahulu. Untuk pengisian air menggunakan air bersih dan biarkan 5-7 malam. Untuk lele sangkuriang ukuran 5-7 cm bisa diisi air 30cm terlebih dahulu, agar ikan tidak terlalu capek naik dan turun ke dasar kolam untuk mengambil oksigen, seiring dengan bertambahnya usia dan ukuran kedalaman air ditambah. Pemberian pakan dilakukan dengan pemberian pelet sehari dua kali, lebih bagus lagi lebih dari dua kali tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit. Meski Lele sangkuriang tahan terhadap kondisi air yang buruk ada baiknya perlu pengantian air, agar kolam tidak terlalu kotor dan berbau.

2.2

ANALISIS PRODUK Dengan menggunakan lahan di sekitar rumah tinggal dengan teknik budidaya yang

sederhana dan benar dari lahan sempit dengan kolam terpal kita dapat menghasilkan ikan lele konsumsi yang banyak dalam waktu yang terbilang singkat. Lele yang dipilih disini seperti lele sangkuriang karena memiliki keunggulan dibanding dengan lele dumbo biasa, diantaranya masa panen lebih cepat, lebih tahan penyakit, teknik pemeliharaan sederhana, kualitas daging lele sangkuriang lebih padat, kering, tidak bau amis, dan tentu saja lebih gurih.

a) Bentuk Fisik :

2.3 ANALISIS PASAR Kebutuhan ataupun permintaan baik terhadap ikan lele konsumsi maupun benih ikan lele tidak pernah sepi, bahkan cenderung meningkat tiap tahunnya dan melebihi kemampuan produksi para petani ikan lele.Dapat diyakini bahwa permintaan baik terhadap ikan lele konsumsi maupun benih ikan lele akan selalu meningkat dan berarti produksi juga harus ditingkatkan seiring dengan meningkatnya jumlah permintaan. Hal ini berarti, peluang untuk pengembangan dan peningkatan produksi ikan lele masih sangat besar. Pasar yang menjadi tujuan ialah dalam negeri.Dan berencana mengembangkannya di kota Pontianak sebagai tempat kami beraktivitas baik kuliah, bisnis, maupun berorganisasi. Lalu setelah stabil akan mulai memasarkan produk ini di wilayah Kalimantan Barat lainnya.

2.4

ASPEK MANAJEMEN Secara lebih rinci aspek manajemen akan diuraikan di bawah ini:

a)

Past Performance Usaha pemeliharaan lele sangkuriang yang memamfaatkan lahan sempit menggunakan terpal sebagai sarana pemeliharaan.

Usaha ini merupakan usaha yang dibuat secara pribadi(individu), yang memiliki latar belakang pendidikan yang sedang ditempuh sebagai mahasiswi S1 Teknik Arsitektur Universitas Tanjungpura, Pontianak.

b)

Klasifikasi Personil Jumlah tenaga kerja pada usaha pemeliharaan lele ini terdiri dari 1 orang. Keahlian pemeliharaan ini didapat dari buku dan masyarakat yang berpengalaman dari usaha

perkembangbiakan ikan lele serta mengembangkan skill pribadi. c) Job Description Tugas dan tanggung jawab dalam pembuatan usaha pemeliharaan lele ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pribadi(individu).

BAB III PELAKSANAAN

a) Pembuatan Kolam Terpal Setelah bahan-bahan yang butuhkan tersedia, maka langkah pertama yang dilakukan adalah memotong kayu menjadi dua bagian dengan panjang 1.20 meter. Kayu yang dipakai adalah kayu bekas dengan kualitas masih terbilang layak pakai.Sedikit ada kendala disaat pembuatan rangka kolam karena lahan yang sempit dan Untuk pemasangan ada sedikit kesulitan karena dilakukan sendiri.

b) Pengisian Air Setelah terpal terpasang selanjutnya melakukan pengisian air ke dalam terpal. Air yang dipergunakan disini bersumber dari air ledeng yang diendapkan selama 7 hari.

c) Pengadaan Bibit Untuk pengadaan bibit, dipesan langsung dari daerah Anjungan. Bibit ini berukuran 6-7 cm dengan harga Rp200/ekor. Dalam pengadaan bibit tidak mengalami kesulitan.

d) Penebaran Bibit Disaat bibit ikan yang dikemas dalam kantong plastik beroksigen tiba, kantong plastik yang berisi ikan tidak langsung dibuka melainan dibiarkan terpung diatas air kolam selama jam. Ini bertujuan agar ikan bisa beradaptasi dengan keadaan suhu air kolam. Setelah kurang lebih 30 menit kantong plastik dibuka dan membiarkan ikan keluar dengan sendirinya. Hal ini agar ikan tidak stress dan bisa beradaptasi.1 jam setelah penebaran ikan di beri makan. Setelah seminggu penebaran bibit lele ternyata ada beberapa ikan yang mati. Pemeliharaan Dalam proses pemeliharaan ikan lele ini tidak mengalami kesulitan. Karena kondisinya mudah dikontrol dari rumah. Dalam hal pemeliharaan ini ikan hanya diberi pakan tiga kali sehari yaitu pagi, sore dan malam hari. Pemberian pakan pada pagi dan sore hari tidak terlalu banyak karena ikan akan aktif pada malam hari. Sehingga pemberian pakan yang maksimal dilakukan pada saat malam hari.

e) Penggantian Air Proses penggantian air kolam dilakukan setiap satu bulan sekali agar ikan sehat, dan terhindar dari penyakit yang ditimbulkan dari sisa-sisa pakan dan kotoran ikan. Dalam proses ini air tidak dibuang seluruhnya kami membuangnya sebanyak 50%dari debit air semula sehingga ketinggian air tinggal 15cm, air dibuang dan diisi kembali menggunakan pompa.

f) Penjualan Dalam proses penjualan hasil produksi pembesaran ikan lele siap konsumsi ini dilakukan langsung menjual semua ikan pada satu orang.

Program kewirausahaan ini pelaksanaannya ada dua bagian pokok yaitu pembesaran dan pemasaran.

a. Pembesaran Pemeliharaan ikan lele meliputi pemberian pakan dengan berbagai jenis pakan serta frekuensi pemberian pakan yang teratur, Pengobatan bagi yang terserang penyakit, serta pengurasan kolam secara berkala agar kebersihan tetap terjaga. b. Panen dan Pemasaran 1. Panen Melakukan pemanenan ikan yang sudah masuk kriteria jual. 2. Penyortiran Memisahkan benih-benih berdasarkan ukuran agar lebih mudah dalam pemanenan dan pemasaranya. 3. Pengemasan Dilakukan agar proses pemasaran lebih mudah dan mengurangi resiko kematian ketika dalam pemasarannya. 4. Distribusi Tahapan terakhir dalam budidaya ini yaitu dengan mendistribusikan ikan lele yang siap jual sesuai kriteria keinginan dari konsumen. Melakukan proses pemasaran dengan berlanganan, dsb.

3.1 ASPEK PEMASARAN Aspek pemasaran yang dilakukan akan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: a) Harga Metode penerapan harga lele ini didapat dari perhitungan berat lele tersebut. b) Promosi Promosi dilakukan hanya pada masyarakat yang menerima penjualan ikan lele. c) Strategi Pemasaran Strategi pemasaran yang dilakukan adalah mencari dan menentukan penerimaan penjualan harga tinggi.

3.2

RENCANA ANGGARAN BIAYA Investasi dan modal kerja yang diperlukan untuk tahun pertama investasi yang diperlukan

untuk usaha budidaya ikan lele yaitu jumlah investasi usaha pembesaran yaitu sebasar Rp 282.000.

1. Rancangan Biaya a. Usaha Pembesaran Asumsi dalam menghitung biaya dan pendapatan usaha ikan lele di lahan menggunakan kolam terpal adalah sebagai berikut : - Usaha dimulai dari pembibitan hingga pemanenan dalam satu siklus produksi. - Lama usaha tiga bulan dengan satu kali pemanenan lele konsumsi. - Pemanenan lele dilakukan pada tingkat konsumsi. - Pemeliharaan lele dilakukan dalam 1 kolam ukuran 1.00 x 2.00 M. - Pakan sebagian dibeli dan sebagian pakan alternatif. - Bibit lele yang dibesarkan sebanyak 200 ekor. - Tenaga kerja dilakukan sendiri. - Biaya pembesaran didapat dari surplus panen siklus pertama. sempit

Biaya Investasi 1. Kayu 2. 200 benih @ Rp 200 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 32.000 40.000 28.000 75.000 2.000 5.000

3. Jaring 1.20x2.00M @Rp14.000 4. Terpal 5. Paku : - 31/2 in - 2 in

SUB TOTAL

Rp

282.000

Biaya Produksi 1. Pakan selama 3 bulan Rp 100.000

TOTAL BIAYA PENGELUARAN Biaya Investasi + Biaya Produksi Rp 282.000

a) Pendapatan Penjualan lele konsumsi = 40 kg x harga jual = 40 kg x Rp 16.000 = Rp 640.000 Total Pendapatan = Rp 640.000

b) Keuntungan Keuntungan = Hasil penjualan Biaya Produksi = Rp 640.000 Rp 282.000 = Rp 358.000.

KESIMPULAN

Demikan proposal ini dibuat sebagai bahan pertimbangan kepada pihak-pihak yang terkait dan dapat dijadikan landasan untuk turut mendukung agar usaha ini dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.pemeliharaan ikan lele sangkuriang dilakukan karena masih kurangnya permintaan masyarakat di Kota Pontianak.Hal terpenting lainnya adalah dalam rangka turut serta meningkatkan sumber daya manusia atau index prestasi manusia (IPM) melalaui peningkatan pendidikan, daya beli ataupun perekonomian yang dapat berdampak pada kualitas kesehatan kami sebagai pelaku usaha dan umumnya masyarakat. Semoga harapan ini dapat terwujud dengan di ikutkannya ide bisnis ini dalam program mahasiswa wirausaha 2011.

You might also like