You are on page 1of 8

Nama : Neviza Muslimah Subrata Judul : Hubungan antara Persepsi Terhadap Motor Gede dengan Harga Diri pada

Mahasiswa Pengguna Motor Gede.

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Harga Diri Remaja Harga diri merupakan salah satu konsep sentral dalam kajian psikologi. Terutama pada remaja, harga diri sering kali dikaitkan dengan berbagai tingkah laku khas remaja seperti tawuran, penyalahgunaan obat-obatan, pacaran, sampai prestasi olah raga. Perkembangan harga diri pada seorang remaja akan menentukan keberhasilan maupun kegagalannya di masa mendatang. Harga diri (self esteem) dalam pembicaraan sehari-hari lebih sering dikaitkan dengan situasi tersinggung atau penghargaan terhadap diri maupun orang lain yang dinilai melalui perilaku orang yang bersangkutan. Misalnya ungkapan Dia tidak punya harga diri, atau Nggak PD (pd=percaya diri). Ungkapan-ungkapan seperti ini memang tidak terlalu tepat dalam konteks psikologi, namun tetap menggambarkan arti penting dari harga diri. Harga diri itu sendiri mengandung arti suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikapsikap yang dapat bersifat positif dan negatif. Bagaimana seseorang menilai tentang dirinya akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupannya seharihari. Harga diri yang positif akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan di dunia ini. Misalnya seorang remaja yang memiliki harga diri yang cukup positif, dia akan yakin dapat mencapai prestasi yang dia dan orang lain harapkan. Pada gilirannya, keyakinan itu akan memotivasi remaja tersebut untuk sungguh-sungguh mencapai apa yang diinginkan. Sebaliknya, seorang remaja yang memiliki harga diri yang negatif akan cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Di samping itu remaja dengan harga diri yang negatif cenderung untuk tidak berani mencari tantangan-tantangan baru dalam hidupnya, lebih senang menghadapi hal-hal yang sudah dikenal dengan baik serta menyenangi hal-hal yang tidak penuh dengan tuntutan, cenderung tidak merasa yakin akan pemikiran-pemikiran serta perasaan yang dimilikinya, cenderung takut menghadapi respon dari orang lain, tidak mampu membina komunikasi yang baik dan cenderung merasa hidupnya tidak bahagia. Pada remaja yang memiliki harga diri negatif inilah sering muncul perilaku negatif. Berawal dari perasaan tidak mampu dan berharga, mereka mengkompensasikannya dengan tindakan lain yang, seolah-olah, membuat dia lebih berharga. Misalnya dengan mencari pengakuan dan

perhatian dari teman-temannya. Dari sinilah kemudian muncul penyalahgunaan obat atau berkelahi, misalnya, yang dilakukan demi mendapatkan pengakuan dari lingkungannya. Tidak semua kompensasi harga diri negatif menyebabkan perilaku negatif. Ada juga yang menyadari perasaan rendah diri kemudian mengkompensasikannya melalui prestasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam hal ini, prestasi apapun yang dicapai, akan meningkatkan harga diri seseorang. Berkaitan dengan masa remaja, hasil-hasil studi yang panjang di berbagai negara menunjukkan bahwa masa yang paling penting dan menentukan perkembangan harga diri seseorang adalah pada masa remaja. Pada masa inilah terutama seseorang akan mengenali dan mengembangkan seluruh aspek dalam dirinya, sehingga menentukan apakah ia akan memiliki harga diri yang positif atau negatif. Motor gede adalah salah satu kendaraan yang digandrungi oleh para remaja bahkan para dewasa. Motor gede identik dengan gagah dan berkelas. Motor gede yakni motor dengan ukuran besar tentu tidak bisa dikuasai pengendaranya oleh semua orang. Rangkanya yang besar dan bobotnya yang berat kiranya dikendarai oleh mereka yang memiliki tubuh besar dan kuat. Yang biasa mengendarai motor gede adalah laki-laki. Jarang kita melihat motor gede dikendarai oleh perempuan. Kaum perempuan biasanya cukup puas dengan hanya diboncengi menggunakan motor gede berkeliling kota. Beberapa produk motor gede diantaranya sport, fat boy, cooper, clasic, dan modern. Modelmodel tersebut menentukan harga motor gede. Terlebih lagi dengan merek peruysahaan seperti, Harley Davidson, Aprilia,Bmw,Yamaha,Honda,Kawasaki,dll. Di indonesia , komunitas motor gede cukup banyak. Beberapa komunitas motor gede tersebut tersebar diseluruh kota, terlebih kota besar di indonesia, diantaranya yaitu Komunitas Harley Davidson Indonesia (KHDI) , Ikatan Motor Gede (IMG), Persaudaraan Motor Antik dan Besar Indonesia (IMBI), Komunitas Ninja Club (KNC), dan masih banyak lagi. Loyalitas menjadi hal kedua yang diutamakan dalam keanggotaan komunitas motor gede. Rasa persaudaraan yang kuat dan kepemilikan atas komunitas yang akan membuat komunitas motor gede tersebut bisa eksis.

I.2 Identifikasi Masalah Bedasarkan fenomena yang ada, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana Hubungan antara Persepsi Terhadap Motor Gede dengan Harga Diri pada Mahasiswa Pengguna Motor Gede.

I.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan mendapatkan hasil bagaiman Hubungan antara Persepsi Terhadap Motor Gede dengan Harga Diri pada Mahasiswa Pengguna Motor Gede.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan khususnya dibidang psikologi sosial serta sebagai salah satu sumbangan kajian tentang hubungan persepsi dengan harga diri. 1.4.2 Kegunaan Praktis Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebgai slah satu wacana tambahan tentang bagaimana Hubungan antara Persepsi Terhadap Motor Gede dengan Harga Diri pada Mahasiswa Pengguna Motor Gede. 1.5 Hipotesis Penelitian Bedasarkan identifikasi masalah diatas, maka muncul hipotesis bahwa adanya Hubungan Persepsi Terhadap Motor Gede dengan Harga Diri pada Mahasiswa Pengguna Motor Gede.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Persepsi Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera. Dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalamanpengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi. Gibson, dkk (1989) dalam buku Organisasi Dan Manajemen Perilaku, Struktur; memberikan definisi persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebih penting daripada situasi itu sendiri. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian persepsi merupakan suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan mengerti tentang stimulus yang diterimanya tersebut. Proses menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi pula oleh pengalaman dan proses belajar individu.

II.2 Faktor Faktor Persepsi II.2.1 Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :

Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbedabeda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda. Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek. Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat. Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya. Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas. Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

II.2.2 Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :

Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi. Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit. Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian. Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi. Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.

II.3 Harga Diri Stuart dan Sundeen (1991), mengatakan bahwa harga diri (self esteem) adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat diartikan bahwa harga diri menggambarkan sejauhmana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. Sedangkan menurut Gilmore (dalam Akhmad Sudrajad) mengemukakan bahwa: .self esteem is a personal judgement of worthiness that is a personal that is expressed in attitude the individual holds toward himself. Pendapat ini menerangkan bahwa harga diri merupakan penilaian individu terhadap kehormatan dirinya, yang diekspresikan melalui sikap terhadap dirinya. Sementara itu, Buss (1973) memberikan pengertian harga diri (self esteem) sebagai penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan.

II.3.1 Arti Harga Diri (Self Esteem) Menurut pendapat beberapa ahli tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa harga diri (self esteem) adalah penilaian individu terhadap kehormatan diri, melalui sikap terhadap dirinya sendiri yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan dan menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri (self esteem) adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain. Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

III.1

Rancangan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang Hubungan antara Persepsi Terhadap Motor Gede dengan Harga Diri pada Mahasiswa Pengguna Motor Gede. Dalam penelitian ini digunakan metode field study non eksperimental ( Kerlinger,2006), yaitu peneliti tidak akan melakukan manipulasi terhadap responden penelitian, melainkan penelitian akan dilakukan dengan memperoleh data yang diperoleh dengan menyebarkan angket untuk mendapatkan data tentang Hubungan antara Persepsi Terhadap Motor Gede dengan Harga Diri pada Mahasiswa Pengguna Motor Gede. Desain penelitian ini bersifat non eksperimental dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian non eksperimental merupakan suatu penelitian diman ailmuan tidak mengontrolsecara langsung variabel bebasnya karena sifat variabel tersebut tidak dapat dimanipulasi (Kerlinger,2006). Menurut Traves (1978) pendekatan deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab tersebut dari suatu gejala tertentu. Dalam penelitian ini yang akan dilihat Hubungan antara Persepsi Terhadap Motor Gede dengan Harga Diri pada Mahasiswa Pengguna Motor Gede. Hal-hal yang termasuk dalam metode penelitian ini adalah variabel-variabel penelitian, subjek penelitian, alat pengumpulan data, prosedur penelitian, dan tekhnik statistik untuk mengolah data serta menganalisis data yang terhimpun.

III.2

Identifikasi masalah

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas : 2. Variabel terikat :

III.3 Definisi Oprasional Persepsi adalah suatu proses pengindraan , stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan mengerti tentang stimulus yang diterimanya. Harga diri adalah peneilaian tinggi atau rendah yang dibuat individu tentang hal-hal yang berkaitan dengan dirinya yang menunjukan sejauh ,mana individu menyukai dirinya sebagai individu yang mampu, penting dan berharga.

III.4

Populasi dan Sampel

Populasi yang akan digunakan adalah Mahasiswa. III.5 Alat Ukur

Dalam penelitian ini, alat ukur yang akan digunakan adalah berupa kuesioner atau angket.

III.6

Prosedur Penelitian Tahap Persiapan :

III.6.1

Mempersiapkan alat pengumpulan data , yaitu kuesioner atau angket. Tahap Pelaksanaan :

III.6.2

Memberikan pengarahan pada partispan mengenai penelitian ini seperlunya. Melakukan interview sederhana kepada responde mengenai motor gede. Mempersilahkan partisipan untuk mengisi kuesioner atau angket yang telah tersedia.

III.6.3

Tahap Pencatatan Data

Mencatat data dari hasil pengujian terhadap sampel. Menyusun dan menghitung data dari hasil pengujian tersebut.

III.6.4

Tahap Pengolahan Data

Uji statistik

You might also like