You are on page 1of 3

Ekonomi Internasional: Absolute Advantage VS Comparative Advantage

Ilmu Ekonomi Internasional adalah ilmu ekonomi yang berfokus pada pembahasan mengenai hubungan saling ketergantungan antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional maupun pasar kredit internasional. Pengaruh perdagangan

internasional terasa pada harga, pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional tersebut. Ekspor akan meningkatkan permintaan masyarakat, yaitu jumlah barang dan jasa yang diinginkan masyarakat dalam negeri. Sebaliknya, impor akan menurunkan permintaan masyarakat dalam negeri. Permintaan masyarakat akan memengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan nasional, dan di antara lain akan tergantung pada besarnya ekspor neto, yaitu selisih antara ekspor dan impor. Bila ekspor neto positif, kesempatan kerja dan pendapatan nasional akan cenderung naik. Besarnya ekspor neto sangat ditentukan oleh nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan. Misalnya, nilai rupiah turun dibandingkan dengan dolar AS, harga barang ekspordari Indonesia relatif akan lebih murah di AS, sehingga ekspor akan cenderung meningkat. Sebaliknya, harga barangbarang dari AS relatif menjadi mahal sehingga impor akan cenderung menurun.

ABSOLUTE ADVANTAGE Absolute Advantage adalah kemampuan suatu pihak untuk menghasilkan barang atau jasa yang lebih banyak daripada para pesaing, dengan menggunakan sumber daya yang sama. Absolute Advantage ditentukan oleh perbandingan sederhana dari produktivitas tenaga kerja, sangat memungkinkan bagi suatu pihak untuk tidak memiliki keuntungan absolut pada yang lainnya. Sehingga tidak ada terjadi perdagangan dengan pihak lain. Tampak kontras perbedaannya pada konsep keuntungan komparatif yang mengacu pada kemampuan untuk menghasilkan barang-barang tertentu pada biaya peluang yang lebih rendah. Teori ini berasal dari An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations oleh Adam Smith tahun 1776. Adam Smith berpendapat bahwa tidak mungkin semua bangsa menjadi kaya secara serentak, jika mengikuti Merkantilisme, karena ekspor dari salah satu negara adalah impor bagi negara tujuan. Malahan, semua negara akan bisa untung secara

serentak jika mereka mempraktekkan perdagangan bebas dan spesialisasi sesuai dengan keuntungan absolut mereka. Smith juga menyatakan bahwa kesejahteraan para bangsa tergantung pada barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia bagi warga negara ketimbang cadangan emas mereka. Ketika ada kemungkinan dari perdagangan keuntungan absolut, maka keuntungan tidak mungkin bermanfaat satu sama lain. Comparative Advantage berfokus pada jarak kemungkinan keuntungan pertukaran satu sama lain.

COMPARATIVE ADVANTAGE Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage) merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia samasama memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah. Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi. Teori ini terjadi jika dua negara dapat sama-sama beruntung dari perdagangan jika saat tidak ada perdagangan tersebut, mereka memiliki biaya relatif yang berbeda dalam menghasilkan barang yang sama. Walau suatu negara efisien dalam menghasilkan suatu barang, masih ada keuntungan saat berdagang dengan negara yang kurang efisien, selama mereka memiliki perbedaan efisiensi yang relatif.

Teori ini berawal dari gambaran David Ricardo yang dijelaskan dalam buku On the Principles of Political Economy and Taxation (1817) dalam sebuah contoh antara Inggris dan Portugal. Di Portugal, sangat memungkinkan untuk menghasilkan anggur dan pakaian dengan tenaga kerja yang lebih sedikit dari pada Inggris dengan jumlah yang sama. Di Inggris, sulit untuk menghasilkan anggur dan pakaian dengan tenaga kerja yang lebih sedikit daripada Inggris, pada jumlah yang sama. Di Inggris, sulit untuk menghasilkan anggur, dan lumayan sulit untuk menghasilkan pakaian. Karenanya, ketika lebih murah untuk menghasilkan kain di

Portugal daripada di Inggris, masih lebih murah untuk menghasilkan anggur dan memperdagangkannya untuk pakaian Inggris. Dan sebaliknya, Inggris memiliki keuntungan dari perdagangan ini karena biayanya dalam menghasilkan pakaian telah tidak berubah, tapi dapat memperoleh anggur dengan harga yang lebih murah. Keputusan seri ini dapat memberikan keuntungan pada kedua belah pihak melalui spesialisasi yang memiliki keuntungan komparatif.

You might also like