Professional Documents
Culture Documents
z W u r L u G e o I o g I . J u n I z o o 8
Kata Pengantar
03
Daftar Isi
Volume 3 No. 2
Juni 2008
Penasehat Kepala Badan Geologi Penanggungjawab Sekretaris Badan Geologi Pemimpin Redaksi Eddy Mulyadi, Dewan Reda-
ksi Oman Abdurahman, Priatna, Prima M. Hilman, Joko Parwata, Rudy D. Hadisantono, M. Wafd, Rita S.S., Kusdji D.Kusumah Redak-
tur Pelaksana A.Gurning, M. M. Saphick Nurjaman, Eliza P. Winarno, Bunyamin Koresponden Nandang Sumarna, Evina Widyantini,
Nenen Adriyani, Yusep Hidayat Sirkulasi Asep Sofyan, Dadang Suhendi Fotografer & Dokumentasi Gatot Sugiharto, Titan Roskusumah
Marketing & Humas Lilies M. Maryati Tata Letak & Artistik [V]Artstudio 022-70662366 Alamat Redaksi Gedung D Lantai IV Jl. Dipone-
goro No. 57 Bandung 40122 Telp. 022-7217321 Faks.022-7218154 website: http://www.bgl.esdm.go.id e-mail: warta@bgl.esdm.go.id
[06] Memosisikan Kembali Kedudukan Geopolitik
Indonesia
[16] Jika Aku Mengolah Air Minumku
[20] Ratu Perhiasan
Geologi Populer
06
[24] Pulau Singkep, kembali Menghasikan Timah
[30] Semeru, Gunung Api yang Tak Pernah Tidur
[34] Fosil Kayu, Indikasi Kehidupan Pra-sejarah di
Kubah Bayah
Lintasan Geologi
24
[40] Mengenal Medan Magnet di Alam
Geo Fakta
40
[52] Rudy Dalimin: Ahli Pemetaan Gunung Api
Profl
52
[58] Penyebarluasan Informasi Geologi
[60] Diskusi Meneropong Peran dan Fungsi Geologi
di Masa yang Akan Datang
[62] Sosialisasi Peraturan bidang Geologi
[64] Jurnal Geologi Indonesia Terakreditasi
[67] Temu Editor dan Reviewer JGI
[70] Forum Komunikasi Pejabat Fungsional
[72] Ulang Tahun ke-79 Museum Geologi
Seputar Geologi
58
[83] Wisata ke Gua Pawon
Geo Foto
83
[78] Perpustakaan Geologi
Layanan Geologi
78
[03] Kata Pengantar
[04] Editorial
Geoinformasi:
Kontribusi Geologi untuk Sektor Energi
Dari apa yang disampaikan oleh pakar geologi
perminyakan tersebut diatas selanjutnya diperoleh
butir penting hubungan pengetahuan geologi
dengan eksplorasi migas saat ini dan ke depan.
Yakni, bahwa sekalipun pengetahuan geologi kita
telah cukup, masih banyak faktor-faktor geologi
yang belum diketahui sehingga kegagalan eksplorasi
biasa terjadi; namun, bila kita dapat belajar dari
pengalaman kegagalan, maka resiko kegagalan
selanjutnya akan semakin kecil. Karena itu, database
dan sistem informasi tentang geologi sumber daya
energi menjadi sangat penting. Sebab, belajar dari
pengalaman kegagalan dalam konteks pengetahuan
memerlukan database dan sistem informasi. Artinya,
salah satu kontribusi penelitian dan pelayanan
bidang geologi untuk sektor energi adalah menyusun
dan menyajikan geoinformasi sektor energi dengan
baik.
Geoinformasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai
sub disiplin ilmu yang kajiannya atau ruang
lingkupnya meliputi asepk-aspek: remote sensing,
sistem distribusi data dalam sains kebumian, data
pertambangan, geocomputation dan distributed GIS,
simulasi numerik, dan evaluasi model, pemodelan
keruangan dan statistik keruangan, standar informasi
geografis, interoperabilitas (interoperability) dan
infrastruktur data keruangan, dan komputasi grid
ruang bumi (geospatial grid computing). Penelitian
dan pelayanan bidang geologi aspek geoinformasi
sektor energi paling tidak mampu menyajikan data
dan informasi yang dimilikinya dalam pengertian
geoinformasi sebagaimana tersebut diatas, baik
untuk data dan informasi yang telah ada atau pun
prediksi-prediksi ke depan.
Geoinformasi dan Geopolitik
Geoinformasi ternyata juga merupakan tulang
punggung penting dalam pengukuhan posisi
geopolitik Indonesia yang baru. Posisi geopolitik
Indonesia, menurut salah seorang geolog senior
kita, Bapak Hardoyo, perlu diposisikan kembali
mengingat beberapa alasan akibat konstelasi politik
dan ekonomi di tingkat regional Asia Tenggara dan
sekitarnya. Hal itu mengingat kedudukan geopolitik
Indonesia yang menurut GBHN 1993 - dianggap
lebih penting dari modal dasar pembangunan yang
keempat (kekayaan alam yang beraneka ragam),
dalam waktu 30 tahun ke depan tidak akan relevan
lagi.
Kedudukan geopolitik kita yang menurut GBHN
1993 merupakan modal dasar pembangunan ketiga
itu adalah bahwa Indonesia merupakan negara yang
letaknya strategis untuk lalu lintas perdagangan
dan angkutan barang melalui laut. Dengan adanya
rencana kerjasama beberapa negara-negara di
sekitar kawasan Sungai Mekong di Asia daratan
dengan apa yang disebut proyek pengembangan
GSM (Great Subregion Mekong), maka posisi
geopolitik Indonesia tersebut patut dievaluasi dan
diposisikan kembali. Proyek GSM antara lain akan
membangun terusan Kra sebagai jalur perdagangan
yang lebih efisien. Maka: Dalam 30-40 tahun ke
depan, atau mungkin lebih cepat lagi, benarkah
jalur perdagangan melalui laut Indonesia masih
dianggap strategis?; Bukankah ke depan lalulintas
perdagangan akan lebih banyak melalui terusan
tanah genting Kra tersebut?, dst.
Dari ulasan dan usulan beliau untuk reposisi
kedudukan geopolitik Indonesia sebagaimana dalam
makalahnya yang dimuat dalam WG kali ini dapat
disimpulkan beberapa hal. Yaitu: 1) bahwa menurut
historisnya dan kondisi sumber daya alamnya secara
geologi Indonesia masih penting, bahkan geopolitik
Indonesia masih dapat dipertahankan dan berperan
lebih penting lagi dengan berkiprah dalam isu-isu
strategis sebagaimana dalam posisi geopolitiknya
yang baru; 2) diantara geopolitik baru untuk
Indonesia itu adalah: peluang investasi di sektor
mineral dan energi, pertanian unggulan berbasis
biogeoregion, pengembangan geowisata, dan
pusat pendidikan dan pelatihan geologi. Namun,
pengembangan geopolitik baru untuk Indonesia
itu menuntut sejumlah syarat yang prinsipnya
semua syarat tersebut bertumpu pada sistem
geoinformasi.
Revitalisasi Informasi Geologi Indonesia
Demikianlah, paparan diatas menunjukkan bahwa
dalam berkontribusi untuk solusi dan masa depan
energi serta reposisi geopolitik Indonesia ke depan,
informasi geologi kita memerlukan revitalisasi
sehingga menjadi sistem geoinformasi Indonesia.
Yakni, informsi geologi yang sedikitnya berbasis pada
sistem keruangan (GIS atau SIG: sistem informasi
geografis); memanfaatkan data dan informasi
hasil dari teknologi canggih yang telah tersedia
(remote sensing, dan metode survei dan eksplorasi
lainnya); selalu dihasilkan, divalidasi, dievaluasi,
dan di-update melalui pemodelan, penghitungan,
dan statistik-statistik kebumian (geocomputation);
memiliki tingkat interoperabilitas yang tinggi, serta
merupakan bagian dari sistem informasi sains
kebumian secara keseluruhan. Dengan demikian
dapat diharapkan sistem informasi geologi sumber
daya energi tersebut akurat, up-to-date, dan handal
dalam subtansi; cepat dan tepat dalam pelayanan.
sedikitnya memerlukan pemenuhan ketiga aspeknya:
pemahaman yang mendalam, kebersamaan antar
berbagai stakeholder, dan kreativitas. Maka, agar
kita masih dapat berharap untuk tetap menjadi
produsen migas terbesar di Autralasia, pengeskpor
gas alam nomor satu di dunia, dan posisi terdepan
di dunia di bidang geologi-pertambangan lainnya
seperti saat ini; serta mampu mengukuhkan
posisi baru geopolitik Indonesia, maka kita perlu
memahami secara mendalam makna data dan
informasi, berkoordinasi dengan berbagai sektor
serta berkreativitas dalam membangun geoinformasi
Indonesia. Semoga!.n
Bandung, Juni 2008
Oman Abdurahman
EdILorIuI
6 W u r L u G e o I o g I . J u n I z o o 8
H
arian Kompas tanggal 31 Maret
2008 memberitakan bahwa Re-
publik Rakyat China (RRC) berniat
mengembangkan kawasan sepanjang aliran Su-
ngai Mekong - dikenal sebagai Greater Subregion
Mekong (GSM) - yang melewati enam negara,
yaitu China, Laos, Kamboja, Myanmar, Thailand,
dan Vietnam. Kesepakatan untuk membangun
kawasan GSM sebelumnya telah dicapai diantara
keenam negara tersebut pada tahun 1992.
Pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 30 - 31
Maret 2008 di Vientiane, Laos, adalah pertemuan
ketiga diantara keenam negara kawasan GSM itu.
Memposisikan Kembali
Kedudukan Geopolitik
Indonesia
Oleh: Hardoyo Rajiyowiryono
G e o l o g i P o p u l e r
;
Rencana pengembangan kawasan GSM ini
menjadi sangat menarik apabila kita kaji dengan
fakta-fakta berikut:
1) Bahwa telah lama ada rencana untuk
membuka terusan di Tanah Genting Kra yang akan
menghubungkan Samudra India (Laut Andaman)
dengan Laut Tiongkok Selatan (Teluk Siam),
2) Bahwa keamanan di kawasan Indochina sudah
membaik, dan
3) Bahwa harga minyak dan gas bumi yang
cenderung selalu naik. Rencana pengembangan
kawasan GSM juga sangat menantang apabila
kita kaji secara holistik dengan informasi kondisi
geologi Indonesia yang unik.
Kajian yang terakhir ini mungkin akan mem-
bantu kita untuk memposisikan kembali
kedudukan geopolitik Indonesia di Asia
Tenggara dan menentukan arah kebijakan
pembangunan Indonesia, sekurang-kurangnya
arah pembangunan pada aspek atau bidang
kegeologiannya.
Jika makna revitalisasi meliputi 3 (tiga) langkah
penting, yaitu: pemahaman yang mendalam,
perencanaan bersama, dan pengembangan
kreativitas; maka dalam tulisan ini penulis mencoba
mengaplikasikan revitalisasi di bidang informasi
geologi untuk memposisikan kembali kedudukan
geopolitik Indonesia. Hal ini menjadi lebih penting
lagi dalam kaitannya dengan antisipasi atas situasi
regional dan global yang akan mempengaruhi
Indonesia dalam waktu yang tidak terlalu lama,
terutama rencana pembangunan GSM dan
terusan di Tanah Genting Kra.
POSISI GEOPOLITIK INDONESIA
Dalam Garis Besar Haluan Negara Indonesia
(GHBN), posisi geopolitik Indonesia ditentukan
oleh kondisi geografinya yang terletak
pada persilangan antara dua benua, yaitu
benua Asia dan benua Australia; dan
antara dua samudera, yaitu samudera
Pasifik dan samudera India. GBHN
menjadikan kondisi geopolitik ini sebagai
modal dasar pembangunan yang ketiga,
sesudah kemerdekaan dan kedaulatan
bangsa (modal dasar pertama) dan jiwa
dan semangat persatuan dan kesatuan
(modal dasar kedua) serta sebelum
kekayaan alam yang beraneka ragam
(modal dasar keempat). Menurut GBHN,
kedudukan geopolitik Indonesia dianggap
lebih penting dari sumber daya alam yang
ada di Indonesia. Faktor penting tersebut
adalah bahwa Indonesia merupakan
negara yang letaknya strategis untuk lalu
lintas perdagangan dan angkutan barang
melalui laut.
Mengingat sejarahnya, penempatan posisi
geopolitik Indonesia sebagai modal dasar ke-
tiga dalam GBHN 1993 mudah dipahami dan
dimengerti. Bukti sejarah menunjukkan bahwa
kedudukan geopolitik Indonesia tersebut telah
menumbuhkan Indonesia sebagai negara
maritim yang kaya dan kuat. Mulai dari Sriwijaya
pada abad ke-8 M dan 9 M, Majapahit pada
abad ke-13 M sampai dengan abad ke-15 M
dan kemudian pada abad ke-16 M dan 17 M
dilanjutkan oleh negara-negara Islam seperti
Aceh (yang menguasai Selat Malaka), Banten dan
kemudian Demak (yang menguasai Selat Sunda
dan perairan Riau), Makasar (yang menguasai
Selat Makasar dan Selat Lombok) serta Ternate
dan Tidore (yang menguasai perairan Maluku dan
Sulawesi Utara). Kota-kota pelabuhan mereka
tumbuh sebagai pelabuhan transito yang besar
dan makmur.
Sebagai gambaran betapa makmur dan ramainya
perdagangan Indonesia pada masa tersebut
diatas dapat dikutip catatan Yunus b. Mihran. Ia
adalah seorang pedagang dari Basra yang pernah
berlayar hingga ke Sumatera dan China. Dalam
buku tulisan kapten kapal Bozorg ibn Shahryar
yang berjudul Merveilles de lIndie, ditulis
pada sekitar tahun 956 M, Yunus b. Mihran
bercerita:
Di kota kediaman Maharaja (Palembang) terdapat
pasar besar yang sedemikian banyak jumlahnya
hingga tak dapat dikatakan berapa jumlahnya dan
telah menghitung delapan ratus penukar uang di
pasar (khusus penukaran uang) yang disediakan
bagi mereka tidak termasuk yang tersebar di pasar-
pasar lain, rumah-rumahnya kebanyakan di atas
air dibangun di atas bongkah-bongkah kayu yang
diikat seperti rakit untuk menghindari kebakaran.
Maharaja memerintahkan agar kekayaan emas
Peta Lokasi Indonesia, Kawasan GSM dan Tanah Genting Kra.
GeoIogI PopuIer
8 W u r L u G e o I o g I . J u n I z o o 8
yang didapatnya (dari cukai/pajak perdagangan)
dituang/dilebur dalam bentuk emas batangan
yang jumlahnya adalah 200 mann per hari.
Kekayaan dan kejayaan Majapahit dapat dibaca
pada kitab Pararathon dan Negarakertagama.
Sedangkan Banten dan Makasar selain dikenal
sebagai bandar internasional, juga dikenal sebagai
pusat ilmu pengetahuan. Banten dan Makasar
mempunyai perpustakaan dengan jumlah buku
yang luar biasa, yang membuat para pengelana
asing terkagum-kagum. Pada abad ke 18 M dan
19 M peran sebagai bandar internasional seperti
tersebut di atas digantikan oleh Jakarta atau
Batavia yang diduduki Belanda sejak tahun 1619
dan Singapura yang didirikan oleh Inggris pada
tahun 1819.
Saat ini Selat Malaka, Selat Sunda, Perairan Riau,
Selat Lombok dan Selat Makasar (seluruhnya
termasuk perairan Indonesia kecuali Selat Ma-
laka) merupakan alur pelayaran penting bagi
kapal tanker dan kapal kargo yang mengangkut
minyak, gas alam, batubara, hasil pertanian dan
hasil industri dari dan ke Timur Tengah, India,
Jepang, Korea, China dan Afrika.
PENGARUH PEMBANGUNAN KAWASAN GSM
Pengembangan kawasan GSM dirancang untuk
meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial
melalui kerjasama pembangunan infrastruktur di
antara keenam negara GSM yang dilalui Sungai
Mekong yang memiliki panjang 4.350 kilometer.
Prioritas pembangunan infrastuktur diletakkan
pada pembangunan jalan kereta api, jalan raya,
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan saluran
irigasi. China telah menyelesaikan pembangunan
PLTA Manwan yang menghasilkan 1.500 MW
listrik. Ada 12 bendungan atau PLTA lain yang
akan dibangun di bagian hulu Sungai Mekong.
Dengan bantuan Bank Pembangunan Asia (Asian
Development Bank/ADB) Thailand dan Laos telah
melaksanakan penyatuan jaringan kereta api
mereka. Perayaan yang menandai peristiwa ini
dilakukan di Vientiane tanggal 20 Pebruari 2008.
Sebelumnya, pada tahun 1994, China telah
mendahului membangun Yunan Express Way
yang membentang sampai perbatasan Laos,
juga dengan bantuan ADB. Yunan Express Way
merupakan bagian dari pembangunan jalan raya
trans-internasional sepanjang 1.800 kilometer
yang menghubungkan Bangkok (Thailand) dengan
Kunming (ibu kota Propinsi Yunan, China).
Pada pertemuan Vientiane, 30-31 Maret 2008,
ADB kembali menegaskan dukungannya yang
telah diberikan olehnya sejak tahun 1992 terhadap
rencana pembangunan jalan trans-internasional
tersebut dan pembangunan infrastuktur lainnya
di kawasan GSM.
Pembangunan GSM akan ditekankan pada dua
hal:
Pertama, membangun pertanian dan industri
manufaktur (industri yang bukan industri rumah
tangga dan kerajinan tangan) di Propinsi Yunan,
untuk mengejar ketinggalan propinsi ini dari
propinsi-propinsi lain di pantai timur China.
Kedua, mengembangkan pertanian di Laos,
Kamboja, Vietnam, Thailand dan Myanmar.
Vietnam, Kamboja dan Myanmar adalah negara
penghasil beras yang sejak dahulu dijuluki sebagai
periuk nasi Asia Tenggara. Thailand adalah
negara yang cukup terkemuka dibidang agro-
industri. Meskipun demikian, ketersediaan jalan
raya, jalan keretaapi dan tenaga listrik, pasti tidak
hanya akan menumbuhkan sektor pertanian,
tetapi juga akan menyebabkan suburnya sektor
industri di kelima negara GSM tersebut.
Fakta bahwa saat ini industri otomotif di Thailand
telah mendapat kepercayaan untuk memproduksi
Mercedes tipe E-class (yang saat ini merupakan
salah satu puncak pencapaian teknologi Mercedes-
Benz), serta dibentuknya Greater Mekong
Subregion Academic dan Research Networks
(GMSARN), dapat memberikan gambaran se-
berapa besar peluang tumbuhnya industri
manufaktur di kawasan GSM serta seberapa
sungguh-sungguhnya usaha mereka. Jadi dapat
dipastikan, di masa mendatang sektor pertanian
dan industri di kawasan GSM akan tumbuh pesat,
dan akan ada arus barang yang jumlahnya luar
biasa yang harus diangkut ke luar (dijual) melalui
pelabuhan-pelabuhan mereka.
Nah, ini dia dalam hal arus pengangkutan barang
inilah masalahnya bagi Indonesia. Dengan harga
minyak dan gas bumi yang cenderung naik terus
(dan logikanya memang harus begitu, karena
lama kelamaan cadangan minyak dan gas bumi
dunia pasti akan menurun, disamping lokasi
penambangannya pasti akan bergeser ke lokasi
yang lebih sulit dengan biaya penambangan yang
lebih mahal), pengangkutan barang dari kawasan
GSM ke berbagai negara dan sebaliknya, melalui
perairan Indonesia, suatu waktu menjadi tidak
kompetitif lagi, karena harus memutari Tanah
Genting Kra, (Peta Lokasi Indonesia, Kawasan
GSM dan Tanah Genting Kra), Semenanjung
Malaka, dan Pulau Sumatera.
Keadaan ini dapat memicu untuk menghidupkan
kembali ide untuk membuat terusan di Tanah
Genting Kra yang menghubungkan Teluk Siam
(Laut China Selatan) dengan Laut Andaman
G e o l o g i P o p u l e r
q
(Samudera India), untuk mempersingkat jarak
pelayaran. Rencana membuat terusan di Tanah
Genting Kra tidak tercantum secara eksplisit dalam
rencana pengembangan kawasan GSM. Rencana
ini pernah muncul bersamaan dengan rencana
pembangunan Terusan Panama dan Terusan Suez.
Terusan di Tanah Genting Kra akan menyebabkan
kedudukan geopolotik Indonesia yang strategis
dalam lalu lintas barang (dan perdagangan) di
perairan Asia Tenggara menjadi hilang.
Pembuatan terusan di Tanah Genting Kra juga
akan membuat pengembangan lapangan minyak
bumi di Laut Andaman dan Laut China Selatan,
di masa mendatang menjadi lebih kompetitip,
bukan saja karena harga minyak bumi yang terus
naik, tetapi juga karena menjadi lebih pendeknya
jarak angkut yang mengurangi beaya transportasi.
Di perairan laut Andaman terdapat lapangan
minyak bumi laut Andaman dan lapangan minyak
bumi palung laut Andaman.
Sedang di Laut China Selatan terdapat lapangan
minyak bumi teluk Siam, Saigon Brunei, Laut
China Selatan, Sabah Utara, Palawan dan teluk
Tonkin (Peta Sebaran Ladang Minyak di Kawasan
Asia Tenggara). Pengembangan sejumlah
lapangan minyak bumi di perairan tersebut
akan memberikan devisa kepada negara-negara
GSM, utamanya kepada Vietnam, Kamboja,
Thailand dan Myanmar. Devisa tersebut pada
gilirannya akan menjadi pendorong lebih lanjut
bagi pertumbuhan dan pengembangan kawasan
GSM.
Selain negara-negara GSM (termasuk China),
negara yang kemungkinan besar akan mendapat
manfaat dari pembuatan terusan di Tanah Genting
Kra adalah, Jepang, Korea, India, negara-negara
Timur Tengah, Afrika, dan mungkin Filipina dan
Malaysia. Jepang dan Korea akan mendapat
manfaat dari semakin pendeknya transportasi
minyak bumi dari Timur Tengah dan batubara
dari India. Negara-negara Afrika akan mendapat
manfaat terbesar dari memendeknya jarak angkut
barang-barang industri dan pertanian dari China
dan kawasan GSM.
Filipina akan mendapat manfaat dari di-
kembangkannya ladang minyak bumi Palawan dan
kemungkinan perdagangan hasil pertanian yang
lebih luas dengan negara-negara Afrika. Malaysia
mendapat manfaat dari dikembangkannya
ladang minyak bumi Teluk Siam dan kemungkinan
tambah berkembangnya kawasan pantai timur
Malaysia.
Mengingat begitu banyak negara yang akan
mendapat manfaat dari pembuatan terusan di
Tanah Genting Kra, maka kemungkinan besar
pembuatan terusan ini akan dilaksanakan. Bagi
Indonesia, pertanyaan terpentingnya adalah
kapan pembangunan terusan Tanah Genting Kra
tersebut dilaksanakan, sehingga Indonesia dapat
mengantisipasinya lebih dini.
Kapankah terusan di Tanah Genting Kra itu akan
dibangun? Jawabannya sangat tergantung dari
keberhasilan pengembangan kawasan GSM.
Dengan memperhatikan keberhasilan China
Peta Sebaran Ladang Minyak di Kawasan Asia Tenggara.
GeoIogI PopuIer
1o W u r L u G e o I o g I . J u n I z o o 8
melakukan pembangunan ekonomi, stabilnya
kondisi politik dan ekonomi di Thailand,
serta kemampuan Vietnam dan Myanmar
menarik investor, dapat diperkirakan bahwa
pengembangan kawasan GSM akan berhasil. Hal
ini berarti juga pembangunan terusan di Tanah
Genting Kra segera akan mengikuti pembangunan
kawasan GSM.
Deng Xiaoping memerlukan dua dekade dari saat
Mao Zedong mengucapkan haluan politiknya
yang terkenal mundur selangkah untuk meloncat
jauh ke depan, untuk memulai reformasi pasar
bebas di tahun 1978. Tiga dekade kemudian,
China telah menjadi raksasa ekonomi dengan
neraca ekonomi surplus terhadap Amerika
Serikat. Rencana pengembangan kawasan GSM
dicanangkan pertama kali pada tahun 1992.
Satu setengah dekade kemudian (tahun 2008),
rencana pengembangan kawasan GSM telah
mendapat dukungan internasional, dalam hal ini
penegasan komitmen dukungan dari ADB yang
diberikan pada pertemuan Vientiane 30-31 Maret
2008.
Dengan mengambil analogi keberhasilan China,
pengembangan kawasan GSM akan mencapai
puncaknya pada sekitar 30 sampai 40 tahun
mendatang, dan pada sekitar saat itulah terusan di
Tanah Genting Kra kemungkinan mulai dibangun.
Ini berarti pula bahwa pada saat itulah peran
penting geopolitik Indonesia yang mengontrol
arus barang dan perdagangan antara Samudera
India dan Samudera Pasifik mulai terhapus. Angka
30 sampai dengan 40 tahun di atas tampaknya
cukup realistis mengingat Thailand merencanakan
sejumlah pelabuhan mereka yang dirancang
untuk mendukung kawasan GSM dengan standar
sesuai FTA (Federal Transport Authority), harus
sudah beroperasi penuh pada tahun 2015 atau
selambat-lambatnya pada tahun 2020.
KEKUATAN KEKHASAN GEOLOGI INDONESIA
Sekitar tiga puluh tahun ke depan, saat terusan
di Tanah Genting Kra dibangun, akan hilanglah
peran penting perairan Indonesia sebagai alur
lalulintas barang dari dan ke Asia Tenggara, Asia
Timur, Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika.
Pada saat tersebut hilanglah peran penting modal
dasar ketiga pembangunan Indonesia. Tiga puluh
tahun ke depan adalah bukan waktu yang lama,
Indonesia harus mulai memposisikan kembali
kedudukan geopolitiknya, atau paling tidak
memperkuatnya. Mari kita lihat peran penting
apa yang dapat diambil dari kondisi geologi
Indonesia yang khas ini.
Peluang Investasi di Sektor Sumber Daya
Mineral dan Energi
Kondisi geologi Indonesia, sebetulnya sangat
mirip dengan kondisi geografis yang menentukan
peran geopolitik perairan Indonesia. Indonesia
terbentuk dari tumbukan 3 lempeng tektonik,
yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo Australia
dan Lempeng Pasifik, serta diapit oleh Lempeng
Peta Posisi Geotektonik Indonesia. Indonesia merupakan hasil tabrakan Lempeng Indo Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifk.
11
Indo Australia dan Lempeng Pasifik yang
menumbuknya (Peta Posisi Geotektonik Indonesia.
Indonesia merupakan hasil tabrakan Lempeng
Indo Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng
Pasifik.).
Tumbukan ketiga lempeng tektonik tersebut
membuat kondisi geologi Indonesia menjadi unik
dan atraktif. Fisiografi Indonesia merupakan
rangkaian kepulauan yang membentang dari barat
ke timur dengan rangkaian pegunungan batuan
sedimen dengan berbagai ketinggian, serta sekitar
150 gunung api fosil dan 129 gunung api aktif
(Peta Sebaran Gunung api Aktif di Indonesia).
Kondisi geotektonik ini menyebabkan Indonesia
memiliki cadangan sumberdaya mineral dan
energi yang sangat menjanjikan sebagai salah
satu lumbung mineral dan energi dunia.
Dua pertiga dari wilayah Indonesia merupakan
lautan. Dua paparan besar terdapat di Indonesia,
yaitu Paparan Sunda di bagian barat dan Paparan
Sahul di bagian timur, masing-masing dengan
ciri kedalaman laut yang berbeda. Selain minyak
dan gas bumi, perairan Indonesia diperkirakan
mengandung timah dan mungkin magnetit,
zirkon, intan dan emas (di perairan Paparan
Sunda) serta nikel, nodula mangan, nodula
fosforit dan nodula polimetalik lain (di perairan
Paparan Sahul). Papua merupakan tempat
diketemukannya cadangan tembaga forfiri, emas
dan logam dasar lain yang kaya.
Sedangkan rangkaian gunung api yang ada juga
merupakan lokasi cadangan emas epitermal (Peta
Sebaran Potensi Emas Epithermal di Indonesia)
dan sumber panas bumi. Dari 150 gunung api
fosil yang ada, terdapat 217 daerah prospek
panas bumi dengan potensi listrik sebesar 19.658
Mega Watt, dan baru sekitar 2,5 % dimanfaatkan.
Saat ini Indonesia masih mempunyai beberapa
cekungan minyak dan gas bumi yang boleh
dikatakan belum dijamah eksplorasi, seperti:
cekungan Selatan Jawa, Selatan Nusa Tenggara,
Flores, Aru, Arafuru, Minahasa, Gorontalo,
Weber, Selabangka, Tanimbar, Barat Sumatera,
Pembuang dan Ketungau.
Peta Sebaran Gunung api Aktif di Indonesia
Dari keragaman sumber daya mineral dan
energi serta pengalaman selama 50 tahun
mengelolanya, Indonesia masih punya peluang
yang cukup atraktif bagi investasi, terutama
jika Indonesia mampu menciptakan insentif
yang menguntungkan bagi para penanam
modal. Salah satu jenis insentif tersebut adalah
tersedianya informasi sumber daya mineral dan
energi dengan data coverage yang memadai
untuk mempertimbangkan besarnya risiko
dan keuntungan investasi. Untuk mendukung
hal ini Indonesia perlu secepatnya melakukan
ekstensifikasi dan intensifikasi inventarisasi dan
eksplorasi.
1z W u r L u G e o I o g I . J u n I z o o 8
Dalam intensifikasi inventarisasi dan eksplorasi
selain harus menerapkan metoda yang canggih,
juga perlu menerapkan metoda yang tepat
guna. Seperti misalnya dalam inventarisasi dan
eksplorasi endapan placer di perairan Paparan
Sunda, eksplorasi perlu dipusatkan pada wilayah-
wilayah posisi muka air laut terendah pada
kala Plio-Plistosen atau sekitar 200.000-100.000
tahun yang lalu, yang berarti harus digunakan
penelitian lingkungan purba (paleoenvironment)
dan geografi purba (paleogeography). Penelitian
lingkungan purba dan geografi purba juga dapat
diterapkan pada inventarisasi dan eksplorasi
endapan placer di darat, seperti misalnya pada
endapan placer intan dan emas di dalam endapan
fluviatil Formasi Dahor yang tersebar luas di
Provinsi Kaliman Tengah dan Provinsi Kalimantan
Selatan.
Pertanian Unggulan berbasis Geobioregion
Berdasarkan kondisi geologi Indonesia, hal lain
yang dapat membantu memperbesar peluang
pembangunan Indonesia adalah dengan me-
ningkatkan peran atau sumbangan geologi
dalam pengembangan pertanian unggulan,
pengembangan pariwisata serta menjadikan
Indonesia sebagai pusat penelitian dan pem-
belajaran internasional.
Indonesia yang terbentuk dari tumbukan tiga
lempeng tektonik (Peta Posisi Geotektonik
Indonesia. Indonesia merupakan hasil tabrakan
Lempeng Indo Australia, Lempeng Eurasia dan
Lempeng Pasifik), melahirkan beberapa mandala
geologi dengan geodiversity yang beragam.
Wallace membagi Indonesia atas dua mandala
utama, yang kurang lebih sama dengan Paparan
Sunda (sebelah barat) dan Paparan Sahul (sebelah
timur). Indonesia sebelah barat didominasi oleh
tiga pulau besar, sedangkan Indonesia sebelah
timur didominasi oleh puluhan pulau-pulau kecil.
Tanah di Indonesia sebelah barat lebih asam dari
tanah di sebelah timur. Iklim mikro di sebelah barat
berbeda dengan yang di sebelah timur. Menurut
Wallace, fauna dan flora di kedua mandala
tersebut sangat berbeda. Pengelompokan
seperti yang dilakukan Wallace, saat ini dikenal
sebagai pengelompokan berdasar geobioregion,
yaitu pembagian wilayah yang didasarkan pada
kekhasan kondisi geologi yang melahirkan kondisi
biologi atau flora dan fauna yang spesifik.
Dalam teori geobioregion diyakini bahwa
kondisi geologi (dan geomorfologi) tertentu
akan menyebabkan iklim mikro dan tumbuhnya
vegetasi tertentu yang kemudian akan menjadi
habitat fauna tertentu. Secara umum kita
telah mengenal beberapa geobioregion, seperti
misalnya: Sumatera untuk kayu gaharu; Banten,
Lampung dan BangkaBelitung untuk lada; Ka-
limantan untuk kayu besi dan lei (sejenis durian),
Nusa Tenggara untuk kayu cendana, serta Maluku
untuk pala, fuli dan cengkih. Kita juga mengenal
beberapa geobioregion yang lebih kecil, seperti:
Sumatera Utara untuk Pisang Berangan,
Kalimantan Barat untuk Jeruk Pontianak, Cilembu
(Sumedang, Jawa Barat) untuk Ubi Cilembu, dan
Sleman (Yogyakarta untuk) Salak Pondoh.
Tanaman-tanaman tersebut hanya tumbuh baik,
menghasilkan produktivitas optimal dengan
kualitas prima hanya di wilayah-wilayah yang
bersangkutan. Pala dan cengkih misalnya,
meskipun dapat tumbuh di seluruh Indonesia,
tetapi produktivitas dan kualitas buahnya tidak
akan sebagus jika ditanam di Maluku. Di seluruh
Indonesia hanya terdapat 3% tempat yang cocok
untuk tanaman kentang, dan salah satu syaratnya,
tanahnya harus berupa tanah vulkanik.
Peta Sebaran Potensi Emas Epithermal di Indonesia
1
Peta Sebaran Batugamping Karst di Indonesia. Sebaran batugamping karst ditunjukkan dengan warna biru.
Indonesia terkenal sebagai negara yang paling
kaya keragaman hayatinya. Indonesia ditumbuhi
oleh 25.000 spesies tanaman berbunga yang
merupakan 10% tanaman berbunga di dunia.
Lebih dari 400 spesies pohon penghasil kayu
komersial paling bernilai di Asia Tenggara ter-
dapat di Indonesia. Di Papua terdapat sembilan
macam tanaman matoa. Di Maluku diketemukan
sembilan pokok tanaman sagu. Di Kalimantan
ada 19 jenis durian liar. Keragaman ini belum
termasuk pisang, mangga, jeruk, jambu dan
buahbuahan tropis lainnya.
Aspek yang menarik lainnya adalah bahwa
bumi Indonesia ternyata secara alami mampu
memuliakan beberapa jenis tanaman import.
Kina yang didomestikkan di Jawa Barat
Selatan sekitar 150 tahun yang lalu, kini telah
bermetamorfosa menjadi varietas kina yang
kualitas dan produktivitasnya jauh lebih unggul
dari kina yang tumbuh di tempat asalnya. Sayang
hak intelektual pengembangan kinaindonesia
untuk keperluan pengobatan, dipegang oleh
sebuah perusahaan farmasi Eropa yang sejak
tahun 1990an melakukan riset penggunaan
kina-indonesia untuk pengobatan.
Dengan keragaman kondisi geologi (geodiversity)
serta keragaman hayati (biodiversity) yang
dipunyainya, Indonesia mempunyai peluang da-
lam mengembangkan berbagai produk pertanian
unggulan (sesuai dengan geobioregion-nya)
yang khas Indonesia dengan kualitas prima
dan produktivitas tinggi, sehingga dapat me-
ningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia
di pasar internasional. Sayangnya pemetaan dan
penelitian Indonesia dibidang geobioregion masih
sangat terbatas. Indonesia harus secepatnya
mulai meningkatkan pemetaan dan penelitian di
bidang geobioregion ini.
Pola hidup masyarakat internasional yang
saat ini sedang bergeser ke arah serba herbal,
dapat dimanfaatkan sebagai starting point
pengembangan pertanian unggulan berbasis
geobioregiony. Hal ini bermakna pula strating
point dalam peningkatan pemetaan dan penelitian
bidang geobioregion di Indonesia. Sedikitnya
80% penduduk Dunia Ketiga, atau hampir 3 milyar
jiwa, tergantung pada pengobatan tradisional
dengan bahan baku obatnya bersumber dari
alam. Salah satu negara produsen dan peng-
impor obat tradisional terkemuka, China, meng-
gunakan sekitar 5.100 spesies tanaman dan
hewan untuk bahan baku obat tradisionalnya.
Dua puluh obat terlaris di Amerika Serikat berasal
dari ekstrak tumbuhan, mikroba dan hewan, dan
menghasilkan laba sebesar US$ 6 milyar di tahun
1988.
Pengembangan Geowisata
Indonesia memiliki kawasan karst yang luasnya
19,40 juta ha, terbentang dari Sabang sampai
Merauke, pada pulau besar maupun kecil (Peta
Sebaran Batugamping Karst di Indonesia.
Sebaran batugamping karst ditunjukkan dengan
warna biru). Geodiversity kawasan karst Indonesia
sangat menonjol. Bentuk bukit karst, lembah,
goa dan sungai bawah tanahnya sangat berbeda
dari satu tempat ke tempat lainnya, sehingga
melahirkan berbagai tipe bentang alam karst.
Karena itu, kita mengenal kawasan karst tipe
Gombong, tipe Gunung Sewu, tipe Nusa Penida,
tipe Sangkulirang, tipe Maros, tipe Wawotobi dan
tipe Pegunungan Tengah Papua. Geodiversity
kawasan karst tersebut lebih diperkaya lagi dengan
kekhasan keanekaragaman-hayatinya, misalnya,
yang paling menonjol, adalah Kawasan Karst
Bantimurung Toraja dengan kupu-kupunya.
Kawasan karst dapat dikembangkan sebagai
kawasan wisata minat khusus dan wisata
GeoIogI PopuIer
1q W u r L u G e o I o g I . J u n I z o o 8
petualangan. Inventarisasi dan publikasi
yang intensif akan membantu mendorong
tumbuhnya jenis wisata ini. Saat ini Kawasan
Karst Mangkalihat dan Hulu Mahakam dikenal di
seluruh dunia sebagai tempat wisata petualangan
yang paling menantang di Indonesia. Meskipun
demikian inventarisasi dan publikasinya belum
dikelola secara intensif, apalagi untuk kawasan
karst yang lain. Belum banyak diantara kita
yang mengetahui bahwa kita dapat menelusuri
sebuah sungai bawah tanah yang cukup
menantang sepanjang alurnya yang mengalir di
bawah Kota Wonosari, Yogyakarta. Bayangkan,
menelusuri sebuah sungai bawah tanah di bawah
sebuah kota, sebuah pengalaman yang sangat
sensasional.
Selain kawasan karst, potensi geowisata yang
lain adalah wisata gunung api. Seperti telah
disebutkan di muka, Indonesia memiliki 129
gunung api aktif (Gambar 4) dan 150 gunung
api fosil. Gunung api menawarkan kegiatan
wisata yang beragam, mulai dari keindahan
alam, air panas sampai proses letusan gunung
api, sehingga kawasan gunung api bisa tumbuh
sebagai kawasan wisata minat khusus maupun
wisata massal (mass tourism).
Saat ini gunung api yang telah terkenal sebagai
tempat wisata minat khusus adalah Krakatau,
Merapi, Rinjani dan Tambora. Sedangkan yang
telah tumbuh sebagai tempat wisata massal antara
lain adalah Tangkubanprahu, Dieng, Bromo, Ijen,
Gunung Batur dan Gunung Agung. Kekuatan
wisata gunung api Indonesia, adalah bahwa
setiap gunung api Indonesia mempunyai perilaku
letusan dan bentuk gunung api yang tidak sama,
beberapa bahkan sangat khas seperti misalnya
Kerinci Sumatera, Kelut Jawa, Kelimutu Nusa
Tenggara Timur, Soputan Sulawesi Utara, Banda
Api dan Gamalama Maluku.
Peluang untuk mengembangkan wisata gunung
api Indonesia masih terbuka luas. Inventarisasi dan
publikasi yang lebih intensif akan meningkatkan
kelebihan komparatif wisata gunung api Indonesia
dengan tempat-tempat wisata lain (bukan ha-
nya gunung api lain) di seluruh dunia. Kita me-
nunggu, beberapa tahun ke depan, publikasi
tempat-tempat pariwisata di Indonesia dan juga
dokumen rencana pengembangan pertanian
unggulan atau bahkan rencana pengembangan
wilayah di Indonesia di mulai dengan semacam
alinea pembuka yang digunakan oleh National
Geographic. Lembaga yang sangat terkenal di
bidang geografi itu dalam salah satu reportasenya
membuka tulisan tentang pembangunan China
sebagai berikut ini:
Salah satu tubrukan paling dramatis dalam sejarah
geologis Bumi telah membentuk dataran yang
disebut China. Tektonik India menabrak Eurasia
mulai 35 juta tahun lalu hingga menonjolkan
Himalaya yang dihiasi puncak tertinggi, Everest,
dan menaikkan Dataran Tinggi Tibet, dataran
tinggi yang tertinggi di dunia. Elevasi baru
menggubah pola iklim, mencipta gurun di utara
dan mengguyur China tenggara dengan hujan
muson.
Penelitian dan Pendidikan Geologi
Dari aspek penelitian (research) dan pendidikan
(study), keragaman bentukan bumi (geodiversity),
dan geotektonik Indonesia semestinya merupakan
lahan kajian yang tidak habis-habisnya, serta
berpotensi melahirkan berbagai teori dan
pemikiran baru. Geologi Indonesia memiliki
kekhasan berikut:
proses geologi yang masih aktif, seperti
pengangkatan, sesar aktif yang panjangnya
sampai ribuan kilometer, gunung api aktif
sebanyak 129 buah, serta tentu saja proses erosi
dan sedimentasi kuarter;
paleo environment yang berkisar dari laut dalam,
laut dangkal sampai daratan, dengan berbagai
fosil fauna dan flora sampai fosil manusia purba;
cekungan sedimentasi mulai dari palung
samudra, busur kepulauan sampai dataran
limpah banjir;
jenis batuan yang lengkap yang terdiri dari
batuan beku, batuan sedimen, batuan piroklastik
dan batuan malihan, dengan sifat kimia mulai
dari ultra basa sampai asam, berasal dari lempeng
benua maupun lempeng oceania;
bencana geologi yang cukup beragam, seperti
gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, tanah
longsor, banjir dan kekeringan.
Tidak banyak negara-negara di dunia yang memiliki
kekhasan geologi dan kekayaan geodiversity
seperti Indonesia. Seperti contohnya, fosil
manusia purba dan gunung api tidak terdapat
di semua negara. Peluang Indonesia untuk
menjadikan dirinya sebagai pusat penelitian dan
pendidikan geologi internasional terbuka lebar.
Minimalnya, Indonesia dapat tumbuh sebagai
pusat penelitian dan pendidikan internasional di
bidang mitigasi bencana geologi.
Di Indonesia dapat dipelajari mitigasi bencana
geologi secara holistik. Hampir semua propinsi
di Indonesia (kecuali beberapa propinsi di
Kalimantan) potensial terancam semua jenis
bencana geologi yang ada, sehingga dapat
dikembangkan dan dipelajari metoda mitigasi
bencana geologi yang bersifat holistik. Saat ini
pelaksanaan pendidikan di berbagai negara
sudah bersifat global, melampaui batas-batas
negara dan telah menjadi sumber devisa. Pusat
penelitian internasional dan pendidikan dengan
G e o l o g i P o p u l e r
1
siswa lintas negara, secara tidak langsung juga
akan membantu mengembangkan wisata minat
khusus, terutama jika pendidikan dan penelitian
itu di bidang geologi yang sering melakukan field
trip (kunjungan lapangan).
Dalam kaitan di atas, apa yang diperlukan bagi
Indonesia adalah: secepatnya menyiapkan pusat-
pusat penelitian dan pendidikan geologi yang
handal, menjalin kemitraan yang kuat antara
sesama lembaga penelitian dan pendidikan
geologi, baik nasional, regional maupun
internasional, membuka dan mempromosikan
pendidikan geologi dengan siswa lintas
negara. Hal yang tak kalah pentingnya adalah
menyelenggarakan berbagai terbitan (majalah,
buletin, journal atau situs) yang bertaraf
internasional untuk mempublikasikan hasilhasil
penelitian dan keragaman bentukan geologi
(geodiversity) Indonesia.
POSISI BARU GEOPOLITIK INDONESIA
Cepat atau lambat, pembangunan kawasan GSM
akan berhasil, dan jika biaya tranportasi laut
menjadi semakin mahal, maka ada kemungkinan
pembuatan terusan di Tanah Genting Kra
dilaksanakan. Pembuatan terusan ini akan
menghapus posisi geopolitik Indonesia (dalam
hal ini posisi geografis Indonesia yang terletak
di antara Samudra India dan Samudra Pasifik)
dari perannya sebagai salah satu modal dasar
pembangunan Indonesia. Meskipun demikian,
berdasarkan kekayaan geodiversity dan kekhasan
geologinya, hapusnya peran geopolitik Indonesia
sebagai modal dasar pembangunan, tidak
otomatis mengurangi peluang Indonesia untuk
melanjutkan pembangunan.
Dengan kerja keras dan melaksanakan beberapa
terobosan, Indonesia tetap mempunyai peluang
untuk menjadi tempat yang atraktif bagi investasi di
sektor sumber daya mineral dan energi. Pemetaan
dan penelitian geobioregion untuk mendukung
kebijakan dibidang pertanian (agriculture)
dapat mengantarkan Indonesia menjadi pusat
komoditas pertanian unggulan yang dapat
bersaing dengan Thailand dan negara-negara
GSM lainnya, mengembalikan kejayaan Indonesia
sebagai pemasok komoditas pertanian kelas
dunia yang pernah terkenal sejak masa Sriwijaya
sampai abad ke-19 M. Publikasi yang gencar
tentang kekhasan dan keragaman geodiversity
Indonesia dapat menjadikan Indonesia sebagai
tempat tujuan utama geowisata di Asia Tenggara,
serta menjadikan Indonesia sebagai salah satu
mekahnya penelitian dan pendidikan geologi
internasional.
Tempat tujuan utama untuk geowisata serta
mekah-nya penelitian dan pendidikan geologi
adalah posisi geopolitik baru dan salah satu
kekuatan ekonomi Indonesia di masa depan.
Untuk mewujudkan hal itu diperlukan revitalisasi
informasi geologi lebih lanjut, koordinasi lintas
sektoral, promosi dan publikasi yang tepat
sasaran. n
PUSTAKA
Anonim, 1999. Buku Tahunan Pertambangan dan
Energi 1999. Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral, Jakarta.
Bale, Dj., Suprapti, Mc., Ridwan, M. J. dan Sudibjo, Z.
H., 1990. Atlas Indonesia dan Dunia. Balai Pustaka,
Jakarta.
Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 1998 dan
Kabinet Pembangunan VI, tanpa tahun terbit, tanpa
nama penerbit.
Harian Kompas, 2008. China Menggarap Sungai
Mekong, Senin, 30 Maret, h. 10.
Heryanto, R. dan Sanyoto, P., 1994. Peta Geologi
Lembar Amuntai, Kalimantan, Sekala 1:250.000. Pusat
Pengembangan dan Penelitian Geologi, Bandung.
http://www.adb.org/GSM
http://www.angkor.com/2bangkok/2bangkok/forum/
showthread.php?p=199964
http://www.asdu.ait.ac.th/NewsAndEvents/NewsById.
cfm?NewsID=2708
Katili, J. A., 1978. Sumber Alam: Untuk Kesejahteraan
dan Ketahanan Nasional. Direktorat Jenderal
Pertambangan Umum, Jakarta.
Lombard, D., 1996a. Nusa Jawa: Silang Budaya. Buku
ke 1, Batas-batas Pembaratan. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Lombard, D., 1996b. Nusa Jawa: Silang Budaya. Buku ke
2, Jaringan Asia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
National Geographic Indonesia, 2008. China: Dibalik
Sang Naga. Edisi khusus, Mei.
Sembiring, S., 2004. Makalah Kunci. Workshop Nasional
Pengelolaan Kawasan Karst: Kawasan karst untuk
peningkatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.
Wonogiri, 4 5 Agustus.
Shiva, V., 1994. Keragaman Hayati: Dari Bioimperialisme
ke Biodemokrasi. PT Gramedia Pustaka Utama dan
Konphalindo, Jakarta.
Sudradjat, A., 1992. Seputar Gunung api dan
Gempabumi. Adjat Sudradjat, Jakarta Selatan.
Tjetjep, W. S., 2002. Dari Gunung api hingga Otonomi
Daerah. Yayasan Media Bhakti Tambang, Jakarta.
Penulis adalah ahli geologi lingkungan freelance
GeoIogI PopuIer
16 W u r L u G e o I o g I . J u n I z o o 8
S
eperti udara, air begitu me-
limpah di muka bumi ini. Na-
mun, keduanya bernasib sama
yaitu terabaikan. Di banyak tempat, apalagi
di perkotaan, sungguh sulit menemukan
air berkualitas baik. Seperti disampaikan
Jacques Diouf, Direktur Jenderal Organisasi
Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), pada
Hari Air Dunia 22 Maret lalu (Kompas, 14
Mei 2007), bahwa saat ini penggunaan
air di dunia naik dua kali lipat lebih
dibandingkan dengan seabad silam,
namun ketersediaannya justru menurun.
Kekurangan air telah berdampak negatif ter-
hadap semua sektor, termasuk kesehatan.
Oleh: Bethy C. Matahelumual
Jika Aku
Mengolah Air Minumku
G e o l o g i P o p u l e r
1;
Contoh air aku lewatkan pipa yang bagian ujung-
nya aku pasang keran air yang berlubang kecil-
kecil, seperti jika aku menyiram bunga, sehingga
air yang keluar akan terpecah-pecah, kemudian
kontak dengan udara dan ditampung dalam bak
penampungan yang diberi lubang kran penyar-
ing di bagian bawahnya.
Kation Fe
+3
, Mn
+2
, Mg
+2
, NH
4
+
dan Al
+2
bila dis-
emprotkan ke udara (aerasi) akan mombentuk
oksida Fe
2
O
3
, Mn
2
O
2
, Mg
2
O
2
, NH
4
O dan Al
2
O
3
yang kemudian mengendap, lalu disaring (filtra-
si). Proses ini sekaligus dapat megurangi kekeru-
han dan warna air.
Sumber: Mengolah Air Gambut dan Air Kotor Untuk Air Minum
(Kusnaedi, 1995)
Sumber: Mengolah Air Gambut dan Air Kotor Untuk Air Minum (Kusnaedi, 1995) Sistem penyaringan sederhana milik warga
Tanpa adanya air minum yang higienis, 3800 anak
meninggal setiap hari diakibatkan oleh berbagai
penyakit. Sumber kehidupan ini telah dicemarkan
oleh sampah organik dan zat beracun, hingga
akhirnya berbalik menjadi sumber kematian.
Di Negara maju seperti Australia, Jerman, Belanda,
dan lain-lain, warga dapat meminum air langsung
dari keran, atau istilahnya tap water (Australia)
atau water from the tap (Belanda). Di Belanda,
pengelolaan air minum yang telah mapan itu
adalah hasil pembangunan sejak 150 tahun
yang lalu. Sumber air di negeri kincir angin itu
umumnya berasal dari air tanah (groundwater),
air permukaan (surface water) dan di beberapa
wilayah utara menggunakan air laut dengan
proses desalinasi (menghilangkan rasa asin air
laut).
Jika aku berangan-angan untuk membuat
sebuah instalasi pengolahan air bersih untuk
air minum langsung dari keran, aku tak akan
bisa menikmatinya, karena usiaku untuk bekerja
maksimal mungkin hanya sepertiganya. Tetapi tak
ada salahnya jika aku membuat unit pengolahan
air sederhana untuk keperluan di lingkunganku
sendiri.
Andaikan contoh air minumku setelah dianalisis
di laboratorium ternyata mengandung kadar
besi, mangan, magnesium, ammonium dan
aluminium yang melebihi persyaratan air minum
yang dikeluarkan Menteri Kesehatan RI No. 907/
MENKES/SK/VII/2002, maka aku akan melakukan
proses pengudaraan (aerasi) untuk menurunkan
kadar Fe, Mn, Mg, dan NH4. Proses pengudaraan
ini ada beberapa macam, tergantung kebutuhan
dan kemampuan kita. Proses pengudaraan yang
sederhana sebagai berikut:
Jika Aku
Mengolah Air Minumku
GeoIogI PopuIer
18 W u r L u G e o I o g I . J u n I z o o 8
Air aku masukkan dalam saringan berlubang,
yang kemudian terpecah dan mengalami
kontak dengan udara (oksigen) dalam proses
pengudaraan, kemudian membentuk endapan
saat masuk gentong penyaringan, dan endapan
tersebut akan tersaring oleh kerikil, pasir dan
arang, dan akhirnya menetes di gentong yang
kedua sebagai air yang jernih. Air yang sudah
jernih ini dapat digunakan untuk air minum dan
memasak, jadi tidak perlu menyediakan tempat
penampungan yang besar, cukup disesuaikan
dengan kebutuhan air tiap hari. Sedangkan untuk
keperluan mandi, mencuci dan kakus masih
dapat menggunakan air sumur tanpa olahan,
yang penting jangan lupa mandi dan cuci tangan
pakai sabun.
Jika warga tidak memiliki gentong, maka
mereka dapat menggunakan drum bekas yang
dicuci bersih. Proses penjernihan air dengan
menggunakan drum tidak jauh berbeda dengan
menggunakan gentong.
Seandainya nenekku punya rumah cukup
besar dan halaman yang luas, maka aku akan
membuatkan tempat penampungan dan proses
pengudaraan air yang lebih besar dengan daya
tampung 200 liter. Walaupun pembuatannya
cukup rumit, tetapi nenek boleh bangga jika air
bersih yang dihasilkan dapat memenuhi konsumsi
air warga disekitar rumah nenek.
Tapi nenekku yang tinggal di desa menggunakan
air sumur yang ditimba dan ditampung dalam
bak penampungan sederhana dan seadanya.
Bahkan letak sumur berdekatan sekali dengan
WC (jamban) sehingga kemungkinan tercemar
mudah sekali, terutama pencemaran yang berasal
dari jamban yaitu ditemukannya bakteri coli yang
dapat meyebabkan sakit perut.
Nenekku tidak menyediakan sarana khusus
penampungan dan penyaringan air, tetapi aku
melihat disekitar rumah nenek ada batu bata,
arang, kerikil, sabut kelapa, gentong air, bambu,
dll. Nah! Aku pikir tidak ada salahnya jika
kubuatkan alat pengudaraan dan penyaringan
sederhana dengan bahan-bahan yang ada
disekitar rumah nenek. Proses pengudaraan-
penyaringan sederhana ini dapat mengurangi
kekeruhan, wama, besi (Fe
+3
), magnesium
(Mg
+2
), mangan (Mn
+2
), dan aluminium (Al
+2
).
Bahan-bahan yang aku sediakan adalah batu-
bata untuk meletakkan gentong air; gentong
air 2 buah, yang satu untuk menampung air
bersih yang sudah disaring dan yang satu lagi
dilubangi bagian bawahnya kemudian disusun
lapisan penyaring arang, pasir, dan kerikil dengan
perbandingan 3:2:1; kaleng susu yang dilubangi
bagian bawahnya seperti saringan yang diikatkan
pada penyangga supaya ada jarak sekitar 30 cm
dari bibir gentong penyaringan.
Di desa nenekku, masih ada warga yang memanfaatkan air
sungai untuk keperluan sehari-hari. Aku dapat bayangkan be-
tapa kotor dan baunya, apalagi jika sungai tersebut berfungsi
juga sebagai tempat pembuangan sampah. Lagi-lagi aku me-
lihat gentong berserakan disekitar rumah seorang penduduk
yang rupanya bermatapencaharian membuat gentong. Aku
terinspirasi untuk menolong mereka membuatkan sistem
penjernihan air dengan gentong bertingkat, yang dapat di-
gunakan oleh warga yang memanfaatkan air sungai untuk
keperluan sehari-hari mereka.
Pertama-tama, sediakan 3-4 buah gentong berukuran sama yang disu-
sun bertingkat dan dilengkapi kran (saluran) air;
Kedua, tempatkan air kotor pada gentong pertama (a), kemudian tam-
bahkan 1 gram tawas dan 1 gram kapur kedalam setiap 10 liter air
(sebaiknya pada sore hari);
Ketiga, aduklah air datam gentong tersebut hingga terbentuk enda-
pan, biarkan semalan agar kotoran mengendap;
Keempat, alirkan air dari gentong pertama (a) ke gentong kedua (b)
yang terIebih dahulu dilapisi berturut-turut dari bawah ke atas sbb
: ijuk (ketebalan 10 cm), pasir dengan diameter antara 0,25-0,1 mm
(ketebalan 40 cm), kerikil (ketebalan 10 cm), dan genting kaca (kete-
balan 5 cm), atau dengan perbandingan 2:8:2:1;
Kelima, alirkan air ke dalam gentong ketiga (c), tambahkan 2,5 g ka-
porit pada setiap 10 liter air, aduklah cepat selama beberapa (2) menit,
kemudian aduk perlahan selama 5- 10 menit, diamkanlah selama 30
menit, selanjutnya air jemih siap digunakan;
Keenam, jika air masih tetap berbau pada gentong ketiga, maka penlu
ditambah satu gentong lagi yang telah dilapisi pasir (ketebalan 10
cm) dan arang batok (ketebalan 20 cm) diatasnya; arang batok akan
menghilangkan bau tersebut,selanjutnya perlakukan air seperti pada
butir kelima.
1q
Jika air minumku keruh, dengan mudah aku
dapat menyaringnya, dan bila air minumku
berwarna aku tambahkan arang aktif untuk
menjernihkannya. Arang aktif dapat juga dipakai
untuk menghilangkan bau yang tidak sedap
dari air minumku; jika air minumku terasa asam
atau mempunyai nilai pH rendah, aku dapat
menambahkan kapur tohor secukupnya, untuk
menetralkan kembali air minumku.
Di banyak tempat, apalagi perkotaan, sungguh
sulit untuk menemukan air berkualitas baik.
Bagi mereka yang mampu, mereka dapat
menggunakan atau membeli alat penjernih air
yang menggunakan resin penukar ion, yang
banyak ditawarkan dengan harga bervariatif
sesuai dengan tingkat pencemarannya. Sumber
kehidupan ini telah dicemarkan sampah organik
dan zat beracun, hingga akhirnya berbalik menjadi
sumber kematian. Oleh karena itu, Indonesia
sebagai negara yang hanya memiliki kurang lebih
30% daratan, haruslah menjaga ketersediaan air
tawar di darat dalam jumlah yang memadai. Dan
bagi warga desa, mereka dapat mengupayakan
air bersih dengan pengolahan sederhana
menggunakan alat dan bahan yang tersedia di
sekitar lingkungan tempat tinggal mereka.n
Penulis adalah Penyelidik Bumi pada Pusat Lingkungan
Geologi - Badan Geologi
Pertama, sediakan 2 buah drum berukuran sama yang dis-
usun bertingkat dan dilengkapi kran (saluran) air;
Kedua, tempatkan air kotor pada drum pertama, kemu-
dian tambahakan 1 gram tawas, 1 gram kapur dan 2,5
gram kaporit kedalam setiap 10 liter air (sebaiknya pada
sore hari);
Ketiga, aduklah air dalam drum pertama hingga terbentuk
endapan, biarkan semalan agar kotoran mengendap;
Keempat, alirkan air dari drum pertama ke drum kedua
yang telah dilapisi berturut-turut dari bawah ke atas kerikil
(ketebalan 5 cm), arang batok (ketebalan 10 cm), ijuk
(ketebalan 10 cm), pasir dengan diameter antara 0,25-0,1
mm (ketebalan 15 cm), selanjutnya dari drum ini dihasilkan
air yang jernih;
Kelima, jika air yang dihasilkan tidak jernih, maka bahan
pelapis pada drum kedua harus dicuci atau diganti atau
ditambah satu tingkat lagi dengan perlakuan yang sama
seperti pada butir keempat.
Sumber: Menjernihkan Air (Onny Untung, 1998)
Pertama, sediakan 2 buah drum dengan kapasitas 200 li-
ter air, dilengkapi dengan keran air untuk keluar (1 buah),
keran sambung (1 buah), pipa PVC 1 inci (1 buah), sam-
bungan siku 1 inci (5 buah), pasir halus dengan diameter
0,25-0,10 mm, kerikil dengan diameter 10-20 mm, dan
seng dibentuk kerucut.
Kedua, drum dicat atau dilapisi semen; bagian bawah
drum pertama dipotong kecil-kecil, sedangkan dinding
atasnya diberi ventilasi; dinding bagian atas drum kedua
diberi ventilasi, dan diberi lubang (keran) tempat keluar
air.
Ketiga, pasir dan kerikil dicuci bersih, sebaiknya dicuci den-
gan air panas atau direbus supaya steril; kemudian kerikil
dimasukkan ke dalam drum pertama hingga sepertiga
tinggi drum, sedangkan pasir dimasukkan ke dalam drum
kedua hingga sepertiga tinggi drum.
Keempat, pipa pemasukkan dan pengeluaran dipasang
seperti gambar disamping, drum pertama disusun diba-
gian atas dan yang kedua dibaian bawah; kemudian ba-
gian bawah drum diberi alas plesteran yang ditinggikan;
Kelima, bagian atas drum pertama diberi seng kerucut
yang dilubangi kecil-kecil, dan usahakan agar saringan (pa-
sir) tetap dalam keadaan terendam air walaupun sedang
tidak dipakai.
Keenam, keran pemasukan dibuka, sedangkan keran pen-
geluaran ditutup hingga seluruh bagian pasir penyaringan
terendam air; setelah drum penuh seluruhnya, keran pen-
geluran dibuka terus untuk memperoleh air bersih.
Ketujuh, setelah diperoleh air yang bersih sesuai kebutu-
han, matikan keran pengeluaran tetapi bagian penyaring
(pasir) harus selalu terendam air, barulah keran pemasukan
ditutup.
Sumber: Mengolah Air Gambut dan Air Kotor Untuk Air Minum (Kusnaedi, 1995)
GeoIogI PopuIer
zo W u r L u G e o I o g I . J u n I z o o 8
Ratu Perhiasan
Oleh: Adang Hendarsyah
G e o l o g i P o p u l e r
M
utiara dikenal sebagai Ratu
Perhiasan, karena memiliki
kecantikan yang feminim dan
mistik. Kilauan cahayanya lembut memancar bak
sinar bulan purnama.
Mutiara merupakan batu mulia yang pertama kali
dihargai umat manusia secara universal karena
keindahan dan kelangkaannya. Meskipun langka,
mutiara dapat ditemukan dimana saja selama ada
oyster dan remis, baik di laut maupun air tawar.
Oleh karena itu mutiara digolongkan menjadi
dua, yaitu mutiara laut dan mutiara air tawar.
Yang tergolong mutiara laut ialah mutiara Akoya,
mutiara Tahiti, dan mutiara Laut Selatan.
z1
Oyster berisi mutiara Pinctada margaritifera
Margaritifera margaritifera Anodonta anatina
Pinctada sp. untuk mutiara laut, dan remis masuk
kedalam famili Unionidae (Anodonta anatina)
dan Margaritiferidae (Margaritifera margaritifera)
untuk mutiara air tawar.
Beberapa spesies oyster yang mutiaranya bernilai
komersil ialah :
Pinctada radiata; oyster mutiara teluk (Gulf
pearl oyster), di Teluk Persia, Laut Merah dan Laut
Mediteran
Pinctada margaritifera; oyster mulut hitam
(black-lip oyster), di Teluk Persia, bagian selatan
Lautan Hindia, Australia, Fiji, Tahiti, Myanmar,
Baja California dan Teluk Meksiko
Pinctada maxima; oyster mulut putih atau oyster
mulut emas (white-lip oyster, gold-lip oyster), di
Australia, Fiji, Tahiti, Myanmar, dan Filipina
Pinctada fucata atau disebut juga Pinctada
imbricata; oyster mutiara Akoya (Akoya pearl
oyster), di Laut Merah, Sri Lanka, Teluk Persia,
Lautan Hindia, Lautan Pasifik sebelah barat,
Australia, dan Cina
Pinctada albina; oyster mutiara teluk hiu (Shark
Bay pearl oyster), di Australia
Mutiara memiliki warna yang beragam: perak,
merah jambu, hitam, hijau, kuning (emas),
Mutiara tidak seperti kristal batu mulia, yang
harus dipotong terlebih dahulu dan dipoles untuk
memperlihatkan keindahannya sebagai perhiasan.
Mutiara tidak membutuhkan sentuhan tangan
manusia untuk mengeluarkan daya pikatnya.
Dalam legenda Bangsa India, dewa umat Hindu,
Krisna, dipercaya sebagai yang pertama kali
menemukan mutiara. Penemuannya itu diberikan
kepada putrinya sebagai hadiah pernikahan.
Referensi pertama tentang mutiara datang dari
Cina pada tahun 2206 S.M., sang raja menerima
mutiara yang berasal dari Sungai Hwai sebagai
upeti. Pada abad 11, penguasa Vietnam, Ly
Nhat Ton telah membayar dengan harga sangat
tinggi untuk mendapatkan mutiara dari Jawa
yang dijuluki Berkilau Dalam Gelap. Di sisi lain
dunia ini, Suku Indian di Amerika menggunakan
mutiara untuk menghiasi barang peninggalan
(yang dianggap) keramat. Ketika Christoper
Columbus turun ke pantai ia melakukan tukar
menukar mutiara dengan Bangsa Indian.
Rumah Mutiara
Mutiara diproduksi oleh oyster dan remis, klas
bivalvia. Oyster masuk kedalam famili Pteriidae,
GeoIogI PopuIer
zz W u r L u G e o I o g I . J u n I z o o 8
Bentuk mutiara Akoya
Warna mutiara Akoya
Giwang Akoya
Kalung Akoya
abu-abu hitam, hijau-hitam. Spesies Pinctada
yang berbeda menghasilkan ukuran dan warna
mutiara yang berbeda pula, tergantung kepada
ukuran spesies dan warna alami nacre yang
berada dalam cangkang. Mutiara Laut Selatan
hitam, atau mutiara Tahiti berasal dari oyster
mulut hitam, mutiara Laut Selatan putih dan
emas berasal dari oyster mulut putih dan oyster
mulut emas.
Sumber Mutiara Alam
Tempat yang menjadi sumber mutiara alam
terbaik pada waktu yang lalu adalah Teluk Persia,
perairan India dan Sri Lanka.
Kualitas mutiara ditentukan oleh lima unsur
yaitu kilap (luster), permukaan (surface), bentuk
(shape), warna (color), dan ukuran (size).
Beberapa Jenis Mutiara
Mutiara Akoya
Jepang menemukan cara membudidayakan
mutiara secara komersil. Oyster yang dipilih
adalah oyster Akoya yang umum terdapat
di Jepang. Budidaya dilakukan dengan cara
menanamkan manik-manik dari cangkang mutiara
ke dalam cangkang oyster untuk merangsang
perkembangan mutiara, kemudian oyster
tersebut dikembalikan ke laut dan menunggu
perkembangannya antara 2 - 3 tahun.
Mutiara Akoya Jepang yang pertama walaupun
kecil dan memiliki bentuk yang tidak konsisten,
muncul dalam kancah pasar internasional hingga
bergantinya abad ke 20. Pada tahun 1920 teknik
yang digunakan sudah sempurna, menghasilkan
mutiara yang indah, mutiara berbentuk bola dan
mulai diproduksi secara komersil.
Bentuk mutiara Akoya Bentuk mutiara Akoya
Warna mutiara Akoya
Kalung Akoya
G e o l o g i P o p u l e r
z
Mutiara Akoya berukuran 2-10 mm, rata-rata
berukuran 7 mm, bentuk bulat dan semi bulat,
atau baroque, warna rose, silver, putih, emas,
krem, biru-hijau Lihat gambar).
Mutiara Tahiti
Mutiara Tahiti berukuran hampir dua kali mutiara
Akoya (8-18 mm, rata-rata ukuran 13 mm), berasal
dari oyster bibir hitam Pinctada margaritifera,
terdapat di kepulauan Polynesia. Berbentuk bulat,
kancing, buah pear, oval, berwarna hijau, biru,
abu-abu, hitam-hijau.
Mutiara Laut Selatan
Mutiara Laut Selatan terkesan memiliki ukuran
yang besar, berdiameter antara 9-17 mm, bila
dibandingkan mutiara Akoya. Mutiara Laut
Selatan memiliki warna yang mengagumkan, dari
warna hitam hingga keemasan, krem, keperakan,
merah jambu, dan bayang-bayang kebiruan.
Tidak mengherankan bila mutiara Laut Selatan
mendapat julukan Ratu Mutiara karena secara
umum nilainya lebih tinggi dari yang lainnya.
Mutiara Air Tawar
Cina dianggap sebagai pelopor teknologi modern
budaya mutiara air tawar sekitar tahun 1100. Saat
ini, pengolahan mutiara air tawar dari Cina telah
membuat langkah yang menakjubkan. Mutiara
Cina memiliki variasi warna, ukuran dan bentuk,
tersebar luas kemana-mana dan memberikan
hasil yang luar biasa. Pasar utama untuk seluruh
mutiara air tawar tersebut berada di Zuzhou,
dekat Shanghai, tapi untaian mutiara dari Cina
dapat ditemukan di seluruh pasar permata di
Asia.
Mutiara terbesar
Mutiara terbesar ditemukan di Pilipina pada tahun
1934, berat 6,4 kg, ditemukan oleh seorang
muslim Pilipina saat menyelam di Pulau Palawan,
diberi nama Pearl of Allah. Mutiara tersebut
diperoleh dari dalam kerang raksasa, Tridacna
gigas.n
Pustaka:
1.http://www.premiumpearl.com
2. http://www.pearlsofjoy.com
3.http://en.wikipedia.org/wiki/Pearl
4.http://www.perlesdetahiti.net/site/en/
tahitian-by-nature.html
5.http://www.americanpearl.com/
historybtcul.html
Penulis adalah Penyelidik Bumi pada Pusat Lingkungan
Geologi - Badan Geologi
Bentuk mutiara Laut Selatan
Warna mutiara Laut selatan
Warna mutiara Laut selatan
Mutiara air tawar merah jambu
Mutiara terbesar didunia
GeoIogI PopuIer
zq W u r L u G e o I o g I . J u n I z o o 8
P
enutupan tambang merupakan tahapan
akhir kegiatan usaha pertambangan.
Pilu tentu dirasakan oleh seluruh
komunitas tambang dan masyarakat sekitarnya.
Hiruk pikuk tambang yang indentik dengan kerja
keras selama 24 jam harus berakhir, daerah yang
ditinggalkan menjadi sepi bahkan beberapa
wilayah bekas tambang tanpa penghuni,
hingga disebut ghost town (kota hantu).
PT Timah berpamitan kepada masyarakat
Dabo pada 14 April 1993, sebagai akhir
aktivitas pertambangan timah oleh perusa-
haan milik negara itu di Pulau Singkep.
Oleh: Sabtanto Joko Suprapto
Pulau Singkep
Kembali menghasilkan timah
L i n t a s a n G e o l o g i
z
Bekas kantor dan pabrik pengolahan PT Timah di Dabo masih berdiri kokoh margaritifera
Kota Dabo yang sepi dan pengangguran
merupakan dampak dari berakhirnya kegiatan
pertambangan. Pengakhiran kegiatan
pertambangan tersebut bukan akibat habisnya
sumber daya timah. Hampir selama satu
dasawarsa 1990an potensi timah putih di Pulau
Singkep nyaris dilupakan. Bijih timah yang tersisa
masih dalam jumlah besar, dan oleh masyarakat
serta pengusaha setempat beberapa tahun
terakhir kembali diusahakan.
Berada pada jalur timah, Pulau Singkep selama
hampir dua ratus tahun dikenal sebagai penghasil
timah putih yang sangat besar. Kegiatan usaha
pertambangan dimulai sejak jaman penjajahan
Belanda dilanjutkan oleh PT Timah dan diakhiri
pada tahun 1992. Sejarah panjang perjalanan
pengusahaan timah putih, telah meninggalkan
bekas-bekas bukaan tambang dan infrastruktur
penunjang yang pada saat ini digunakan oleh
masyarakat dan pemerintah daerah setempat.
Keunikan kondisi geologi dan potensi timah yang
masih sangat besar menjadi modal pembangunan
Pulau Singkep. Wilayah usaha pertambangan
timah, meskipun telah diakhiri, bekas tambangnya
dapat menjadi obyek wisata yang selain menarik,
juga memberikan nilai pendidikan.
Profil Pulau Singkep
Pulau Singkep dengan bentuk mirip benua
Australia ini, merupakan pulau terbesar di bagian
selatan Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan
Riau, terletak di sebelah selatan Pulau Lingga.
Perjalanan menuju Singkep dari Jakarta sampai
Batam menggunakan pesawat terbang dapat
ditempuh sekitar 1,5 jam dengan frekuensi
penerbangan yang sangat padat.
Perjalanan dari Batam dilanjutkan menggunakan
kapal laut menuju Tanjungpinang di Pulau Bintan,
tiap 15 menit ada pemberangkatan kapal, paling
awal mulai dari jam tujuh pagi. Lama perjalanan
menuju Tanjungpinang 40 menit, dengan banyak
pilihan perahu motor, dapat menggunakan
speedboat atau kapal motor biasa. Perjalanan
dari Tanjungpinang menuju pelabuhan Dabo atau
Jagoh di Pulau Singkep menggunakan
kapal penumpang yang dalam sehari dilayani dua
kali pemberangkatan, ditempuh selama tiga jam.
Sepanjang perjalanan dari Batam menuju
Pulau Singkep melewati gugusan pulau-pulau
kecil menyajikan pemandangan yang unik,
menambah kenyamanan selama perjalanan.
Sejak bulan April 2008 bandara di Pulau Singkep
yang dulunya merupakan infrastruktur penunjang
pertambangan timah, kembali dioperasikan
dengan melayani penerbangan dua kali seminggu
dari dan menuju Batam.
z6 W u r L u G e o I o g I . J u n I z o o 8
Cebakan timah primer berupa urat kuarsa-kasiterit di Bukit Hitam
Sumber daya timah lepas pantai tersisa di beberapa daerah prospek
margaritifera
Lokasi
Kedalaman
(m)
Kadar
(kwt/1000 m)
Sumber daya
(kwt)
Todak 14 1.57 1.576
Pengambil 1 12 1.00 3.285
Kando 16 1.59 17.170
Dabo 15 1.15 2.948
Todak 12 1.88 3.550
S. Kecil 13 0.77 3.380
Pengambil 2 13 0.96 2.653
Grafk perkembangan harga timah putih di bursa London (London Metal
Exchange, 2008)margaritifera
Kehadiran perusahaan pertambangan timah di
Pulau Singkep selama hampir 180 tahun (1812-
1992) telah meninggalkan infrastruktur cukup
memadai. Infrastruktur yang telah menjadi aset
Pemda setempat dan departemen teknis yaitu
seperti bandara, pelabuhan laut, jalan raya,
prasarana listrik, air minum, telekomunikasi,
rumah sakit, bangunan bank, perkantoran
perusahaan timah, dan bangunan perumahan
karyawan.
Bandara Dabo dapat didarati pesawat jenis Fokker-
27, sedangkan dermaga laut telah mengalami
renovasi, dapat disinggahi kapal-kapal ukuran
menengah dari Jakarta dan Bangka menuju Batam
atau Tanjung Pinang. Sedang fasilitas komunikasi
dengan kode area 0776 sudah menyediakan
kontak Saluran Langsung Jarak Jauh (SLJJ).
Akibat dari restrukturisasi PT Timah pada awal
tahun 1990-an menyebabkan banyaknya
pengangguran. Kondisi ini telah menyebabkan
para penganggur yang telah berpengalaman itu
mencari pekerjaan ke Batam, Tanjung Pinang,
Karimun, Jambi, dan sebagainya. Meskipun
pernah mengalami penurunan jumlah penduduk
akibat putus hubungan kerja dengan PT Timah
sejak pertengahan 1992, namun sejak tahun 1996
jumlah penduduk Pulau Singkep terus bertambah.
Hal ini mendukung aktivitas perekonomian
Kecamatan Singkep secara keseluruhan.
Sumber Daya Timah Putih
Kisah tentang kejayaan Pulau Singkep sebagai
penghasil timah putih, nampaknya akan
kembali terulang. PT Timah pada masa lalu
ketika mengakhiri kegiatan pertambangannya
tidak dilatarbelakangi oleh habisnya sumber
daya timah. Sumber daya timah yang tersisa
diperkirakan masih sangat besar. Sehingga
dengan peningkatan konsumsi timah dunia yang
besar, disertai peningkatan harga timah
sangat tajam, mendorong pelaku usaha
pertambangan setempat serta masyarakat
kembali mengusahakan sumber daya timah yang
masih tersisa.
Timah putih (Sn) adalah logam berwarna putih
keperakan, dengan kekerasan yang rendah, berat
jenis 7,3, serta mempunyai sifat konduktivitas
panas dan listrik yang tinggi. Logam timah
putih bersifat mengkilap dan mudah dibentuk.
Timah diperoleh terutama dari mineral kasiterit
yang terbentuk sebagai oksida, tidak mudah
teroksidasi, sehingga tahan karat
Potensi timah putih di Indonesia tersebar
sepanjang kepulauan Riau termasuk Singkep
sampai Bangka Belitung, serta terdapat di daratan
Riau, yaitu di Kabupaten Kampar dan Rokan Ulu.
Sumber daya timah putih yang telah diusahakan
merupakan endapan sekunder, baik terdapat
sebagai tanah residu dari cebakan primer, aluvial
darat, maupun sebagai endapan lepas pantai.
L i n t a s a n G e o l o g i
z;
Kapal eksplorasi timah di lepas pantai timur Pulau Singkep
Penambangan timah oleh masyarakat di lepas pantai timur Pulau Singkep
Kapal keruk timah
Kapal eksplorasi timah di lepas pantai timur Pulau Singkep
Penambangan timah oleh masyarakat di lepas pantai timur Pulau Singkep
Penambangan timah putih lepas pantai pada
masa lalu di Singkep menggunakan kapal keruk
yang mempunyai kapasitas dapat menjangkau
kedalaman 15-50 meter. Sumber daya timah putih
dengan sebaran berada pada kedalaman dari
permukaan air lebih dari 50 meter atau kurang
dari 15 meter tidak tertambang dan sebagian
besar masih tersisa. Penggunaan kapal hisap
yang mempunyai kapasitas dapat menjangkau
kedalaman lebih dari 50 meter memberikan
peluang untuk mengusahakan endapan timah
putih lepas pantai tersebut. Selain itu endapan
pada lepas pantai yang dangkal kurang dari 15
meter dapat diusahakan oleh masyarakat atau
untuk pertambangan skala kecil.
Kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan
timah lepas pantai, kembali dilakukan di sekitar
Pulau Singkep. Beberapa perusahaan telah
mendapatkan izin untuk kembali mengusahakan
timah putih di darat dan terutama pada daerah
lepas pantai. Salah satunya yaitu PT Singkep
Timah Utama (STU) yang berdiri sejak tahun
2000 mencoba memanfaatkan sumber daya yang
GeoIogI PopuIer
z8 W u r L u G e o I o g I . J u n I z o o 8
Kapal eksplorasi timah di lepas pantai timur Pulau Singkep
Penambangan timah oleh masyarakat di lepas pantai timur
Pulau Singkep
tersisa. Perusahaan swasta milik putra daerah itu
mencoba juga menampung konsentrat timah
dari penduduk di sekitarnya. Konsentrat timah
per kilogramnya di Singkep dapat dijual dengan
harga Rp 70.000. Seluas 1.200 hektar lahan
tengah dieksploitasi, dan dalam sebulan rata-rata
PT STU mengirim 10 ton konsentrat timah ke PT
Timah Tbk di Pulau Bangka.
Penambangan dan pengolahan
Penambangan timah putih di Pulau Singkep saat
ini umumnya dalam sekala kecil. Penambangan
di darat dilakukan menggunakan cara semprot.
Sedangkan penambangan di lepas pantai
masih sebatas menambang endapan timah
pada daerah dangkal, oleh masyarakat dengan
peralatan sederhana berupa sekop, saringan
dan dulang. Penambangan lepas pantai oleh
masyarakat dilakukan saat laut surut. Penggalian
menggunakan sekop dengan tangkai sepanjang
2,5 meter.
Endapan pasir timah lepas pantai disaring
dipisahkan dari kerikil dan kerakalnya. Selanjutnya
pasir yang mengandung kasiterit (SnO
2
) didulang.
Kerikil dan kerakal yang terpisahkan, ditampung
dan dimasukkan ke dalam karung ukuran 25kg,
dijual sebagai bahan bangunan dengan harga
Rp2.000 per karung.
Pengolahan pasir timah darat hasil penambangan
oleh masyarakat dengan cara semprot umumnya
menggunakan sluice box/palong dan dulang.
Penambangan umumnya dilakukan pada sekitar
wilayah bekas tambang PT Timah, yaitu pada
endapan aluvial alur sungai dengan sebaran relatif
kecil, yang oleh PT Timah belum dimanfaatkan.
Peleburan
Pasir timah dengan kadar Sn 72% siap dilebur
untuk menghasilkan logam timah putih.
Peleburan timah tidak dilalukan di Pulau Singkep.
Di Pulau ini tidak ada pabrik peleburan timah,
demikian juga ketika PT Timah melakukan aktivitas
pertambangan timah pada masa lalu. Konsentrat
atau pasir
timah diangkut ke Pulau Bangka, dan dilebur di
sana.
Produk yang dihasilkan dari peleburan timah di
Bangka berupa:
wBanka Tin (kadar Sn 99.9%)
wMentok Tin (kadar Sn 99,85%)
wBanka Low Lead (Banka LL) terdiri atas:
sBanka LL100ppm,
sBanka LL50ppm,
sBanka LL40ppm,
sBanka LL80ppm,
sBanka LL200ppm
wBanka Four Nine (kadar Sn 99,99%)
Bentuk produk peleburan logam timah terdiri dari
small ingot, tin shot, pyramid, anoda, pelet, dan
ball.
Kegunaan
Dalam sejarah peradaban manusia, penggunaan
timah untuk paduan telah berlangsung sejak
3.500 tahun sebelum masehi, sebagai logam
murni digunakan sejak 600 tahun sebelum
masehi. Kebutuhan timah putih dunia setiap
tahun sekitar 360.000 ton.
Logam timah putih bersifat mengkilap, mudah
dibentuk dan dapat ditempa (malleable), tidak
mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan
karat. Kegunaan timah putih di antaranya untuk
melapisi logam lainnya yang berfungsi mencegah
karat, bahan solder, bahan kerajinan untuk
cendera mata, bahan paduan logam, casing
L i n t a s a n G e o l o g i
zq
telepon genggam. Selain itu timah digunakan
juga pada insdutri farmasi, gelas, agrokimia,
pelindung kayu, dan penahan kebakaran.
Sejumlah pabrik minuman di negara barat
menggunaan kaleng pelat timah tipis, serta
mengganti tembaga dengan timah untuk tutup
botol agar lebih aman. Pembuatan kaleng timah
sangat hemat energi apabila dibandingkan
energi untuk pembuatan kaleng aluminium.
Logam timah dikembangkan untuk pengganti
merkuri sebagai campuran bahan penambal gigi.
Produsen stik golf beralih menggunakan lapisan
timah pada stik golf. Demikian juga penyedia
amunisi senjata api untuk olah raga mengganti
bahan tembaga dengan timah.
Industri kimia adalah konsumen timah yang
paling cepat berkembang. Permintaan besar
untuk peralatan rumah tangga seperti cat dan
plastik. Timah efektif sebagai penahan api pada
polimer bungkus kabel PVC, plastik dan kain
poliester. Penggunaan timah meningkat pesat
untuk peralatan elektronik, seperti kamera,
telepon genggam, komputer, TV dan radio, yang
papan sirkuitnya menggunakan patri timah.
Kesadaran akan kesehatan lingkungan telah
membuat banyak produsen mengganti bahan
patri dari timah hitam menjadi 90% timah putih.
Timah digunakan sebagai bagian dasar dari bola
lampu pijar dan neon.
Penutup
Pulau Singkep dengan lebar sekitar 40 kilometer
masih menyimpan sumber daya
timah putih yang tersebar di daratan dan
lepas pantai. Sumber daya timah putih yang
tersisa ketika dilakukan pengakhiran kegiatan
pertambangan oleh PT Timah pada tahun 1992,
saat ini prospektif untuk kembali diusahakan.
Peningkatan harga timah yang sangat tajam
meningkatkan jumlah cadangan ekonomis.
Sumber daya kadar rendah yang dulunya tidak
layak ditambang menjadi ekonomis untuk
diusahakan. Selain itu perkembangan teknologi
eksplorasi dan penambangan lepas pantai yang
mempunyai kapasitas dapat menjangkau laut
dalam akan membuka peluang kepada Pulau
Singkep untuk kembali menjadi produsen timah
putih dalam jumlah besar.n
Penulis adalah Penyelidik Bumi pada Pusat Sumber Daya
Geologi-Badan Geologi
Kegunaan Timah putih
GeoIogI PopuIer
o W u r L u G e o I o g I . J u n I z o o 8
P
erilaku yang sangat menonjol dari
kegiatan vulkanik Gunung Semeru
adalah letusan abu yang terjadi secara
periodik setiap 15-30 menit. Karena aktivitasnya
yang tidak pernah berhenti, gunung yang masuk
kedalam wilayah Kabupaten Lumajang, Malang,
dan Kabupaten Probolinggo di Provinsi Jawa
Timur tersebut dikenal dengan gunung api yang
tidak pernah tidur.
Aktivitas Gunung Semeru berpusat di Kawah
Jonggring Seloko yang mengambil tempat di
sebelah tenggara Puncak Mahameru. Sejak
1946 hingga saat ini, letusan terjadi setiap
interval antara 15 menit hingga 30 menit dan
berlangsiung setiap hari.
Oleh: Kristianto dan SR. Wittiri
Gunung Api
yang Tidak Pernah Tidur
SEMERU,
L i n t a s a n G e o l o g i
1
Aktivitasnya berupa letusan abu dengan tinggi
asap berkisar antara 400 800 m di atas puncak.
Dalam kondisi fluida mencapai puncak tekanan,
kegiatan letusan abu terkadang berubah menjadi
letusan freato magmatik dan cenderung bersifat
strombolian yang berakhir dengan munculnya
lidah lava atau sumbat lava. Pada kegiatan
letusan selanjutnya akan menghasilkan awan
panas (guguran) akibat penghancuran lidah atau
sumbat lava.
Dapat dikatakan, bahwa letusan yang disertai
dengan aliran awan panas adalah puncak kegiatan
Semeru dalam suatu kurun waktu tertentu.
Antara tahun 2003 hingga 2007 kegiatan
letusan yang disertai awan panas terjadi pada 29
Desember 2003, 20 Januari 2004, 29 Desember
2005. Sepanjang tahun 2006 tidak ada awan
panas. Tahun 2007 awan panas terjadi pada 15
November dan dalam tahun 2008 (hingga Juni)
awan panas terjadi pada 15, 17, dan 19-23 Mei.
Dalam kurun waktu tersebut kejadian awan panas
yang terbesar berlangsung pada 29 Desember
2003. Saat itu aliran awan panas mencapai jarak
11.000 m dari puncak. Sedangkan kejadian yang
lainnya jaraknya antara 1000 hingga 3000 m.
Saat ini pemantauan kegiatan Gunung Semeru
dilakukan dari 2 (dua) Pos Pengamatan,
masing-masing Pos Pengamatan Sawur dan Pos
Pengamatan Argosuko. Sistem pengamatan
yang dilakukan dengan visual dan kegempaan
(seismik)
Ada 5 (lima) lokasi seismometer seismik masing-
masing, stasiun Leker (LEK), Tretes (TRS), Puncak
(PCK), Kepolo (KPL), dan stasiun Besuk Bang
(BAN).
Aktivitas Letusan 2008
Perilaku keseharian kegiatan vulkanik Gunung
Semeru adalah letusan abu/gas dengan jumlah
rata-rata 95 kejadian perhari. Pada masa tertentu
apabila terjadi migrasi fluida magma secara
mendadak atau terjadi penurunan interval letusan
gas, akan terjadi penumpukan lava di mulut kawah
dan akan terdobrak bersama letusan berikutnya.
Dalam kondisi tersebut biasanya letusan disertai
dengan awan panas.
Kejadian awan panas tersebut menjadi perhatian
lebih dibanding dengan hujan abu karena
dampaknya sangat serius, terutama bagi
penduduk yang berada di lereng karena dapat
mematikan.
Rangkaian awanpanas sejak mulai sampai dengan akhir kegiatan yang terjadi pada
21 Mei 2008, pukul 06.26 wib
(Foto: Liswanto, 2008)
Alur awanpanas yang mengarah ke Besuk Kobokan
Foto Kristianto, 2008
z W u r L u G e o I o g I . J u n I z o o 8
Awan panas mulai terjadi pada
tanggal 15 Mei 2008, pukul
06.30 WIB dan menerjang ke
dalam Besuk (Sungai/Lembah)
Bang sepanjang 2500 m.
Keesokan harinya, pada 17
Mei 2008, pukul 08.53.17
wib terjadi awan panas kedua
dengan jarak luncur sejauh
2000 m ke arah Besuk Bang.
Pada malam harinya teramati
lava pijar di Kawah Jongring
Seloko.
Secara berturut-turut terjadi
letusan yang disertai dengan
awan panas, masing-masing
pada 18 Mei 2008, 21 Mei
2008, 29 Mei 2008 mengalir
ke dalam Besuk Bang dan
Besuk Kembar sejauh antara
1000 3000 m dari puncak.
Secara visual asap awan panas berwarna kelabu,
pada seismograf terekam mempunyai amplituda
(pp) antara 2 4 mm.
Letusan yang disertai dengan awan panas
di Gunung Semeru pada bulan Mei 2008 ini
merupakan fenomena yang tidak lazim. Hasil
pengamatan visual tidak menunjukkan adanya
lava pijar yang mendahului letusan yang
menghasilkan awan panas. Meskipun tidak lazim,
tetapi secara ilmiah kemungkinan tersebut sangat
mungkin terjadi.
Grafk jumlah gempabumi yang terekam di Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sawur sejak Januari 2008
sampai dengan Juni 2008
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Iguchi dkk. di Semeru ditemukan bahwa lava pijar
adakalanya muncul beberapa saat menjelang
letusan berlangsung. Hal tersebut dimungkinkan
karena kantong fluida sangat dangkal dan kawah
dalam keadaan terbuka.
Kondisi tersebut dapat terjadi apabila memenuhi
beberapa syarat, antara lain interval letusan
memanjang, artinya kejadian letusan berkurang
yang berakibat pada terbentuknya akumilasi
fluida, kawah dalam keadaan terbuka, terjadi
suplai magma secara mendadak dalam waktu
singkat yang ditandai dengan terekamnya
gempabumi vulkanik. Ternyata kegiatan awan
Lembah sungai di lereng Semeru yang berpotensi dilalui awan panas
L i n t a s a n G e o l o g i
q W u r L u G e o I o g I . J u n I z o o 8
Tahun 1970 Rudy kuliah di Akademi Geologi
dan Pertambangan dan lulus tahun 1974 akhir.
Pada tahun 1975 ia masuk Direktorat Geologi.
Pak Kama Kusumadinata yang menerima saya
masuk Seksi Petapi Direktorat Geologi. Saya
bahkan ikut terlibat dalam penyusunan buku
Data Dasar Gunung Api yang ditulisnya, akunya.
Ia ditempatkan di Seksi Pemetaan Gunung api
dan tugasnya yang pertama adalah membuat
Peta Geologi Regional skala 1:250.000 Daerah
Flores, NTT.
Rudy dikenal sebagai ahli pemetaan gunung api
yang terdiri atas khususnya Pemetaan kawasan
rawan bencana gunung api, Pemetaan geologi
gunung api, Pemetaan Risiko Bahaya Gunung api,
Pemetaan laharan, pemetaan sebaran abu letusan,
pemetaan sebaran endapan awan panas.
Bagaimana sih cara membuat peta geologi
gunung api itu? Rudy menjelaskan, pertama harus
menyiapkan peta dasar berupa peta topografi
(keluaran AMS) sekarang peta rupa bumi (Bako
Rudy Dalimin menamatkan pendidikan dasarnya
di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah. Setelah
itu ia pindah ke Bandung bersama kakak dan
ibunya. Sang ayah menyusul pindah kemudian.
Di Bandung Rudy melanjutkan pendidikan di SMP
7. Namun pada kelas 2 pindah ke SMP Persit
Kartika Chandra Kirana karena teman-teman
bermainnya banyak yang bersekolah di sana.
Usai menamatkan SMP dengan peringkat 2 ia
melanjutkan sekolah di SMAN 4 Jalan Gardujati
Bandung.
Sosok pegawai Badan Geologi yang bekerja
di unit kerja Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi ini mengaku masa mudanya ia
lalui dengan biasa saja. Tetapi ia ingat, bersama
teman-teman SMAnya ia memiliki kebiasaan unik.
Kalau pas pulang sekolah turun hujan, kami naik
motor hujan-hujanan keliling Bandung, katanya.
Kadang-kadang pula ia menonton tukang obat
yang menggelar jualannya di Taman Cibeunying
sekedar untuk melihat atraksi sulapnya dan
sesekali nonton film di Liga Film Mahasiswa ITB.
P R O F I L