You are on page 1of 6

TUGAS KESUBURAN TANAH

Disusun oleh:

Muh.Amir Fawaz C1M 011 107


Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mataram

MATARAM 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan tubuh alam dihasilkan dari berbagai proses dan faktor pembentuk yang berbeda. Karena itu tanah mempunyai karakteristik yang berbeda misalnya pada kesuburannya, demikian akan memerlukan manajemen yang berbeda pula untuk tetap menjaga keberlanjutan fungsi-fungsi tanah tersebut. Kesuburan tanah adalah tanah yang mengandung segala unsur esensial, baik bahan organik, mikroorganisme yang mampu menunjang tanaman untuk hidup dengan baik. Terdapat dua metode dalam menganalisis tanah yaitu metode kualitatif yaitu dengan penampakan yang bertujuan untuk mengevaluasi kesuburan tanah kemudian metode kuantitatif yaitu dengan perhitungan dengan cara menganalisi tanah dengan tanamannya contohnya menghitung pH tanah, tekstur tanag, kejenuhan basa, koloid tanah, status hara pada tanah dan juga kapasitas tukar kation. Kapasitas Tukar Kation (KTK) atau Cation Exchangable Cappacity (CEC) merupakan salah satu sifat kimia tanah yang terkait erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjadi indikator kesuburan tanah. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari factorfaktor yang mempengaruhi kapasitas tukar kation di dalam tanah. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi maupun rendahnya kapasitas tukar kation dalam tanah yang akan dibahas lebih lanjut didalam makalah ini. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah peran nilai KTK terhadap reaksi tanah / PH , tekstur tanah dan jumlah liat, jenis mineral tanah, bahan organik tanah, dan pengapuran dan pemupukan tanah. C. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah 1. Untuk mengetahui peran Daya KTK Pada PH Tanah Yang Berubah dipengaruhi oleh reaksi tanah, tekstur tanah, jenis liat, kadar BO, pengapuran dan pemupukan kation.

Muh. Amir Fawaz

Agroekoteknologi

Page 1

BAB II. PEMBAHASAN Tanah merupakan tubuh alam dihasilkan dari berbagai proses dan faktor pembentuk yang berbeda. Karena itu tanah mempunyai karakteristik yang berbeda demikian akan memerlukan manajemen yang berbeda pula untuk tetap menjaga keberlanjutan fungsi-fungsi tanah tersebut. Koloid tanah yang memiliki muatan negatif besar akan dapat menyerap sejumlah besar kation.Jumlah kation yang dapat diserap koloid dalam bentuk dapat dipertukarkan pada pH tertentu disebut kapasitas tukar kation. Salah satu sifat kimia tanah yang terkait erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjadi indikator kesuburan tanah adalah Kapasitas Tukar Kation (KTK) atau Cation Exchangable Cappacity (CEC). Kapasitas tukar kation merupakan jumlah muatan negative persatuan berat koloid yang dinetralisasi oleh kation yang mudah diganti.Kapasitas tukar kation didefinisikan sebagai nilai yang diperoleh pada pH 7 yang dinyatakan dalam milligram setara per 100 gram koloid Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh : a) Reaksi tanah, semakin tinggi pH semakin tinggi KTK. b) Tekstur tanah, semakin tinggi kadar liat semakin tinggi KTK. c) Jenis liat, KTK liat 2:1 lebih besar dari pada 1:1 d) Kadar BO, makin tinggi BO makin tinggi KTK. e) Pengapuran dan pemupukan kation, menaikan pH. Reaksi tanah atau PH Pada kebanyakan tanah ditemukan bahwa pertukaran kation berubah dengan berubahnya pH tanah. Pada pH rendah, hanya muatan permanen liat, dan sebagian muatan koloid organik memegang ion yang dapat digantikan melalui oertukaran kation. Dengan demukuan KTK relative rendah. Kapasitas tukar kation tanah yang memiliki banyak muatan tergantung pH dapat berubah-ubah dengan perubahan pH. Keadaan tanah yang sangat masam menyebabkan tanah kehilangan kapasitas tukar kation dan kemampuan menyimpan hara kation dalam bentuk dapat tukar karena perkembangan muatan positif. Kapasitas tukar kation kaolinit menjadi sangat berkurang karena perubahan pH dari menjadi 5,5. Kapasitas tukar kation yang dapat dijerap 100 gram tanah pada pH 7. Kapasitas tukar kation menunjukkan kemampuan tanah untuk menahan kation-kation dan mempertukarkan kation-kation tersebut. Kapasitas tukar kation penting untuk kesuburan tanah maupun untuk genesis tanah. Beberapa pengukuran kapasitas tukar kation telah dilaksanakan dengan hasil berbeda-beda. Tekstur tanah atau jumlah liat Semakin tinggi jumlah liat suatu jenis tanah yang sama, KTK juga bertambah besar. Semakin halus tekstur tanah semakin besar pula jumlah koloid liat organiknya, sehingga KTK makin besar. Sebaliknya tekstur kasar seperti debu atau pasir, jumlah koloid liat relative kecil demikian oula koloid organiknya, sehingga KTK relative lebih kecil dari pada tanah bertekstur halus. Semakin halusnya tekstur pada tanah maka akan meningkatkan KTK karena tanah lebih mampu dalam menahan air dan unsur hara. Dengan semakin halusnya tekstur, maka hara akan tertahan dan terjerap dalam koloid tanah, serta unsur hara tidak mudah mengalami
Muh. Amir Fawaz Agroekoteknologi Page 2

pencucian. Hal ini dapat memudahkan dalam pertukaran kation di dalam tanah, terutama pada kation yang monovalen. Jerapan dan pertukaran kation ini mempunyai arti penting di dalam serapan hara oleh tanaman, kesuburan tanah, retensi hara dan pemupukan. Kation yang terjerap biasanya tersedia untuk tanaman dengan menukarkannya dengan ion H+ hasil respirasi akar tanaman. Hara yang ditambahkan ke dalam tanah melalui pemupukan akan diikat oleh permukaan koloid tanah dan dapat dicegah dari pelindian, sehingga dapat menghindari kemungkinan pencemaran air tanah (ground water). Jika tekstur tanah terlalu kasar misalnya pasir, maka daya jerap akan hara dan airnya lebih mudah lepas atau hilang sehingga mudah sekali terjadi pencucian yang dapat mengurangi kesuburan tanah dan menurunkan KTK Jenis liat dan kandungan liat Nilai KTK liat tergantung dari jenis liat, sebagai contoh: a. Liat Kaolinit memiliki nilai KTK = 3 s/d 5 me/100 g. b. Liat Illit dan Liat Klorit, memiliki nilai KTK = 10 s/d 40 me/100 g. c. Liat Montmorillonit, memiliki nilai KTK = 80 s/d 150 me/100 g. d. Liat Vermikullit, memiliki nilai KTK = 100 s/d 150 me/100 g. Bahan organik Bahan organik mempunyai daya serap kation lebih besar dari pada koloid liat berarti semakin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah semakin tinggi pula KTKnya. Pengaruh bahan organik terhadap KTK tanah sangat nyata, karena daya jerap bahan organik sangat besar seperti yang telah diutarakan pada bab sebelumnya. Bahan organik juga dapat menghasilkan humus yang mempunyai KTK jauh lebih tinggi daripada mineral liat. Oleh karena itu semakin tinggi kandungan bahan organik tanah semakin tinggi pula nilai KTK-nya. Ketentuan ini berlaku jika faktor-faktor lainnya relatif sama. Sebagai contoh pada Tabel diatas ditunjukkan bahwa KTK humus dapat mencapai 200me/100g. Pengapuran dan pemupukan Pengaruh pengapuran dan pemupukan ini berkaitan erat dengan perubahan pH, yang selanjutnya mempengaruhi KTK tanah. Besarnya KTK dinyatakan dengan satuan miliekuivalen (me). Satu me sama dengan satu milligram H, atau sejumlah ion lain yang dapat berkombinasi atau menggantikan ion hydrogen. Hubungan antara besar kecilnya KTK akibat pengapuran dan pemupukan berkaitan dengan perubahan pH tanah oleh pemberian kapur dan pupuk tersebut. Pada tanah-tanah yang bermuatan tergantung pH (pH dependent charge), seperti tanah yang kaya montmorilonit atau koloid organik, maka KTK akan meningkat dengan pengapuran. Di lain pihak pemberian pupuk tertentu akan dapat menurunkan pH tanah, sejalan dengan itu KTK-pun akan turun. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa pengaruh pengapuran dan pemupukan berkaitan dengan perubahan pH, yang selanjutnya mempengaruhi KTK tanah. Besarnya KTK suatu tanah dapat ditentukan dengan menjenuhkan kompleks jerapan atau misel dengan kation tertentu. Misalnya misel dijenuhkan dengan kation Ba2+ atau NH4+ yang bertujuan agar seluruh kation yang terjerap dapat digantikan oleh ion Ba2+ atau NH4+. Dengan menghitung jumlah Ba2+ atau NH4+ yang dapat menggantikan seluruh kation terjerap tadi, maka nilai tersebut adalah KTK tanah yang ditentukan.

Muh. Amir Fawaz

Agroekoteknologi

Page 3

BAB III. PENUTUP Kesimpulan ` Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh 1). Reaksi tanah, semakin tinggi pH semakin tinggi KTK. 2). Tekstur tanah, semakin tinggi kadar liat semakin tinggi KTK. 3). Jenis liat, KTK liat 2:1 lebih besar dari pada 1:1 4). Kadar BO, makin tinggi BO makin tinggi KTK. 5). Pengapuran dan pemupukan kation, menaikan pH. Saran Peranan kesuburan tanah dalam pertumbuhan tanaman perlu memperhatikan indikator kesuburan tanah yaitu Kapasitas Tukar Kation (KTK) atau Cation Exchangable Cappacity (CEC). Karena besar kecilnya nilai KTK tanah berpengaruh, sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri

Muh. Amir Fawaz

Agroekoteknologi

Page 4

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Koloid Tanah. (Diakses , 07 April 2013). http://agrica.wordpress.com/2008/12/31/koloid-tanah.

. 2009a. Reaksi Tanah. http://agrica.wordpress.com/2009/01/03/reaksi-tanah. (Diakses , 07 April 2013). . 2009b. Pengukuran PH Tanah. http://parurean.wordpress.com/2009/ 07/ 06/pengukuran-ph-tanah. (Diakses , 07 April 2013). . 2011a. Jerapan (Adsorpsi) Kation Oleh Koloid. http://benito.staff. ugm.ac.id/PERTUKARAN%20KATION.htm. (Diakses , 07 April 2013).

Muh. Amir Fawaz

Agroekoteknologi

Page 5

You might also like