You are on page 1of 4

PANDUAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN KERJA PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL A.

PENGANTAR Pelaksanaan program dan kegiatan membutuhkan tatakelola yang baik. Prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas dan efisiensi serta efektifitas menjadi bagian penting dan mendasar dari implementasi program dan kegiatan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi. Dalam kerangka meletakan hal-hal tersebut, maka suatu pelaksanaan program dan kegiatan harus memiliki perencanaan dan perancangan yang matang dan jelas serta tegas. Oleh karena itu, suatu kerangka acuan kerja dibutuhkan agar tatakelola pelaksanaan program dan kegiatan menjadi jelas.

Panduan penyusunan kerangka acuan kerja ini merupakan penjelasan tentang bagaimana membuat kerangka acuan kerja (term of reference) dari suatu pelaksanaan program dan kegiatan LPJKN. Tujuan panduan ini adalah memberikan kemudahan dan pemahaman bagi pihak-pihak yang bertanggungjawab melaksanakan program dan kegiatan.

B. FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA Kerangka acuan kerja (term of reference) adalah landasan atau rujukan kerja yang digunakan sebagai dasar tatakelola dan tatalaksana suatu pekerjaan (kegiatan). Format kerangka acuan kerja tergantung dari jenis dan sifat kegiatan. Oleh karena suatu kerangka acuan kerja harus disesuaikan format dan isi sesuai dengan jenis dan sifat kegiatan. Secara umum, format kerangka acuan kerja adalah sebagai berikut: 1. LATAR BELAKANG 2. MAKSUD DAN TUJUAN 3. TATA PENYELENGGARAAN 4. LINGKUP KEGIATAN 5. AGENDA KELUARAN

6. RENCANA ANGGARAN BIAYA TEMPAT DAN JADWAL PELAKSANAAN 7. KEBUTUHAN SUMBERDAYA RENCANA ANGGARAN BIAYA 8. PENUTUP

C. POKOK ISI KERANGKA ACUAN KERJA 1. LATAR BELAKANG Bagian ini menjelaskan tentang mengapa (why) kegiatan dilaksanakan. Pada bagian ini, landasan rasional tentang pentingnya kegiatan itu serta keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan dapat dituliskan. Dengan kata lain, latar belakang adalah bagian penting yang member argumentasi rasional mengapa kegiatan tersebut dilakukan. Oleh karena itu, dalam kerangka acuan kerja bagian ini harus dibuat sangat tegas, lugas untuk dapat menjawab mengapa kegiatan tersebut dilakukan. 2. MAKSUD DAN TUJUAN Bagian ini menjelaskan apa yang hendak dicapai oleh kegiatan tersebut. Maksud adalah hal yang ingin dicapai, sedangkan tujuan adalah hal-hal taktis yang dibutuhkan untuk mencapai hal tersebut. Contoh: Maksud program pemusatan pelatihan atlit adalah mendapatkan medali (emas, perak, perunggu) olimpiade. Sedangkan tujuan adalah meningkatkan kompetensi, keterampilan dan stamina atlit. Contoh lain: Maksud pergi ke pasar adalah mendapatkan sembako. Sedangkan tujuan pergi ke pasar adalah membeli sembako murah sambil melihat-lihat ragam tawaran di pasar. Dalam bahasa Inggris, maksud adalah aims atau goal, sedangkan tujuan adalah objectives. Secara etiologi, maksud adalah capaian bersifat strategis sedangkan tujuan adalah capaian bersifat taktis. Oleh karena itu, sering penulisan tujuan bersifat tindakan, misalkan melakukan, mengidentifikasi, membuat atau mensurvai dan lain sebagainya. Sedangkan penggunaan kata, menyediakan, mendapatkan, menemukenali dan lain sebagainya lebih merujuk kepada penjelasan maksud.

Mengacu pada English Dictionary Goal : The point set to bound a race; a success scored by reaching this; final purpose (hal 170)

Objective : Pertaining to an object; relating to whatever is exterior to the mind. (hal 279) Contoh maksud dan tujuan pada Pedoman Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan PT PLN: 1. Maksud diberlakukannya Pedoman Pengadaan Barang/Jasa ini adalah untuk mengatur pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai dari APLN. 2. Pedoman Pengadaan Barang/Jasa ini bertujuan agar pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dilakukan secara efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif dan akuntable serta mengikuti prinsip-prinsip Good Corporate Govermance.

Contoh maksud Konstruksi:

dan

tujuan

pada

Pedoman

Akreditasi

Profesi

Jasa

1. Pedoman Akreditasu Asosiasi Profesi ini dimaksudkan sebagai acuan persiapan atau penyiapan diri bagi Asosiasi Profesi dan cara penilaian bagi KAA Profesi dalam rangka akreditasi kepada Asosiasi Profesi di bidang jasa konstruksi. 2. Pedoman Akreditasi Asosiasi Profesi ini bertujuan untuk memastikan bahwa kewenangan sertifikasi atas nama LPJK hanya diberikan kepada Asosiasi Profesi yang benar-benar kompeten dan bertanggung jawab terhadap kemajuan profesi jasa konstruksi di indonesia.

3. TATA PENYELENGGARAAN Tata penyelenggaraan memuat bagaimana (how) kegiatan tersebut dilakukan. Dalam bahasa akademik disebut metodologi. Dalam konteks program dan kegiatan LPJKN, tata penyelenggaraan dapat berisi tentang kapan, dimana (venue) dan siapa yang terlibat dan Bagaimana AGENDA kegiatan. Disamping itu, bagian ini menjelasakan tentang detail agenda kegiatan yang berisi tata urut kegiatan termasuk alokasi waktu.

4. LINGKUP KEGIATAN Bagian ini menguraikan daftar kegiatan-kegiatan yang menjadi bagian dari program dan kegiatan itu sendiri. Lingkup kegiatan ini akan member penjelasan tentang apa saja yang akan dilakukan.

5. KELUARAN Keluaran adalah wujud phisik dan atau non phisik yang dihasilkan oleh program dan kegiatan. Dalam terminology lain, keluaran disebut deliverables.

6. TEMPAT DAN JADWAL PELAKSANAAN

7. RENCANA ANGGARAN BIAYA

Bagian ini menjelaskan perhitungan biaya dari seluruh kegiatan yang telah diuraikan sebelumnya. Dalam perhitungan anggaran biaya, harga satuan pekerjaan baik terkait dengan bahan, alat dan komponen lainnya harus dihitung secara cermat berdasarkan harga-harga yang dapat dipertanggungjawabkan. Format rencana anggaran biaya (RAB) dapat mengikuti standar-standar akuntansi.

8. PENUTUP

D. KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA Bagian ini menjelaskan tentang siapa saja yang harus terlibat dalam kegiatan. Dalam hal ini, secara umum biasa disebut dengan susunan panitia dengan tugas dan tanggungjawab atau jobs description.

D. PENUTUP Pedoman ini diharapkan menjadi referensi ketika Badan Pelaksana merancang implementasi program dan kegiatan. Kerangka acuan kerja dapat dijadikan instrument untuk monitoring dan evaluasi dari suatu implementasi program dan kegiatan LPJKN.

You might also like