You are on page 1of 8

OBSERVASI PERILAKU AGRESIF DI TEMPAT PUBLIK I.

Judul: Perilaku Agresif di sebuah panaungan kos-kosan sudut cemoro kandang

II.

Pendahuluan Agresi kelihatannya menjadi hal yang lazim ada dalam masyarakat modern . pembunuhan di amerika serikat mencapai 200.000 per tahun, dan penyerangan mencapai rata-rata 700.000 pertahun; paling tidak terdapat 200.000 laporan pemerkosaan per tahun di amerikaserikat. Dalam abad ke-20, 80 sampai 100 juta orang dibunuh dengan kekerasan. Apa itu Agresi?, Agresi adalah suatu reaksi terhadap frustasi atau

ketidakmampuan memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis dasar. Agresi merupakan reaksi, bukan naluri. Maslow beranggapan karena agresi terutama bersifat cultural maka umunya dapat dicegah dan disembuhkan. Bukti bukti tentang agresi yang paling serius, yaitu agresi dari para psikopat criminal, memang belum memadai. Mungkin dalam sejumlah kasus tertentu orang-orang ini kehiangan naluri unutk berhubungan dengan orang orang lain sedemikian parah sampai-sampai tidak lagi dapat dipulihkan.

Inti dari teori ini adalah bahwa perilaku agresi merupakan reaksi terhadap peristiwa atau stimulasi yang terjadi di lingkungan.

1). Teori Frustasi-Agresi Klasik Teori yang dikemukakan oleh Dollard dkk. (1939) dan Miller (1941) ini intinya berpendapat bahwa agresi dipicu oleh frustasi. Frustasi itu sendiri artinya adalah hambatan terhadap pencapaian suatu tujuan. Dengan demikian, agresi merupakan pelampiasan dan perasaan frustasi. Misalnya, anda sangat kehausan dan kehabisan koin untuk membeli minuman dari mesin minuman yang ada di dekat situ. Untungnya ada teman yang mau meminjamkan koin dan dengan penuh harap anda memasukkan koin itu ke dalam mesin. Akan tetapi, ternyata mesin mesin itu macet. Minuman dingin tidak mau keluar dan koin pun tertinggal di dalam. Anda tetap kehausaan dan tetap tidak

mempunyai uang, bahkan sekarang berhutang kepada teman anda. Dalam keadaan frustasi seperti ini, dapat dijelaskan mengapa kemudian anda memukuli atau menendangi mesin minuman celaka itu. Perilaku agresif terhadap mesin minuman itu hanya dapat dilakukan jika tidak ada ancaman dari pihak lain. Seandainya di dekat situ ada satpam (kumisan dan badannya gede) yang mengamati perilaku anda atau ada ibu-ibu cerewet yang akan menegur anda, anda tidak jadi melakukan perilaku yang tidak diharapkan oleh orang lain tersebut. Sebagai gantinya anda akan menyalurkan agresivitas anda ke sasaran lain (menendang kaleng atau membentak tukang becak yang kebetulan lewat) atau kepada diri sendiri (memukuli dahi sendiri, dan sebagainya).

TeoriFrustasi (Agresi-Baru)

Jika suatu hambatan terhadap pencapaian tujuan dapat dimengerti alasannya, yang terjadi adalah iritasi (gelisah, sebal), bukan frustasi (kecewa, putus asa)

2). Teori Frustasi Agresi Baru

Dalam perkembangannya kemudian terjadi beberapa modifikasi\ terhadap teori Frustasi Agresi yang klasik. Salah satu modifikasi adalah dari Burnstein & Worchel (1962) yang membedakan antara frustasi dengan iritasi. Jika suatu hambatan terhadap pencapaian tujuan dapat dimengerti alasannya, yang terjadi adalah iritasi (gelisah, sebal), bukan frustasi (kecewa, putus asa). Kegagalan mesin minuman dalam contoh diatas adalah frustasi, karena mestinya mesin itu tidak gagal dan tidak dapat dimengerti mengapa mesin itu rusak. Semua itu membuat anda agresif. Akan tetapi, kalau sebelum memasukkan uang anda sudah melihat tulisan mesin ini rusak, anda mengerti mengapa anda tidak dapat membeli minuman dari mesin itu dan anda tidak menjadi agresif walaupun anda tetap kehausan. Frustasi lebih memicu agresi daripada iritasi. Selanjutnya, Berkowitz (1978,1989) mengatakan bahwa frustasi menimbulkan kemarahan dan emosi marah inilah yang memicu agresi. Marah itu sendiri

baru timbul jika sumber frustasi dinilai mempunyai alternatif perilaku lain daripada perilaku yang menimbulkan frustasi itu.

Berbgai aspek lingkungan dapat menyiapkan kita unutk berperilaku secara agresif (Englander, 2006). Leonard Borkowitz (1993; Borkowoitz & 1996; LePage) telah memperlihatkan bagaiman dengan kehadiran sebuah senjata (seperti pistol) saja dapat pikiran permusuhan dan menghasilkan agresi (Anderson, Benjamin, & Bartholow, 1998). Bahkan sejalan dengan gagasan Berkowitz, sebuah penlitian terkenal pada tahun 1993 menemukan bahwa orang-orang yan tinggal dalam rumah tangga dengan senjata api 2,7 kali lebih mungkin dibunuh daripada mereka yasng tanpa senjata api (Kellerman, et al, 1993). Berbagai factor kognitif lainnya menentukan apakah individu berespons secar agresif terhadap situasi yang menyakitkan (Baumeister, 1999; Berkowitz, 1990,;Dodge, Coie, & Lynam, 2006). Misalnya, jika seseorang

memersepsikan bahwa tindakan orang lain tidak adil atau disengaja menyakitkan, agresi lebih mungkin terjadi.

. III. Tujuan observasi Pada tugas obervasi ini saya ingin mengetahuai perilaku agresi mendadak dan melaedak ledak yang terjadi di sebuah tempat umum.

IV.

Pelaksanaan obervasi Obervasi dilaksanakan di daerah kos-kosan di cemoro kandang. Pelaksanaan dinilai sangat spontan karena kejadian terjadi sangat tiba-tiba. Waktu pelaksanaan berkisar antara jam 20.00-22.30, pada tanggal 3 januari 2013.

V.

Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang saya ambil pada obervasi ini adalah rating scale, dimana indikator-indikator dibentuk menhjadi tabel, dengan perilaku agresi yang dicari keseringan kemunculannya.

1. Definisi Operasional dan indikator

Perilaku agresif adalah perilakuyang dipandang sebagai hal yang mengecewakan, manghalang, atau menghambat (KBBI: 1995; 12). Schneiders (1955), mengatakan perilaku agresif merupakan luapan emosi sebagai reaksi terhada p kegagalan individu yangdi tampakkan dalam bentuk pengrusakan terhadap benda atau orang dengan unsur sengaja yang diekspresikan dengankata dan tindakan

Indikator yang di observasi :

Berkata menghina Berkata kotor Tindakan fisik seperti memukul, membanting menendang Suara yang meninggi cenderung berteriak Marah Merusak Tidak mau mendengar kata orang

2. Indikator Kriteria SS S KK TP : > 5X : > 3X : 1X :0

3. Observee 4. Observer

: Leon Panggabean : Saya (Arya)

5. Tempat

: Di kos-kosan di cemorokandang

Aspek

Kriteria ss s kk tp

Berkata menghina

Berkata kotor Tindakan fisik seperti memukul, membanting menendang Suara meninggi cenderung berteriak Marah Merusak Tidak mau yang

mendengar kata orang

VI.

Hasil obervasi Dari hasil yang didapat dalam observasi, data yang diperoleh, observee elakukan banyak sekali perilaku dan tindakan agresif dengan frekuensi yang panjang, dan intensittas yang tinggi.

VII.

Kesimpulan Kesimpulan disini bahwa observee memiliki banyak kriteruia yang bisa dianggap sebagai perilaku agresif. Setelah dipantau dan dicek dalam tabel data, perolehan

indikator agresif, menunjukkan bahwa keseringan indikator muncul itu sangat ering. Itulah kesimpulan yang bisa saya ambil, saya tidak mencoba meninterpretasi lebih lanjut dikarenakan tugas ini hanya tugas observasi, unutk mengetahui sebab dari perilaku ang observee, tpi menimal observasi ini bisa berguna untuk data awal jika pengamatan ini akan dilanjutkan pada sesi wawancara.

Kepustakaan: Ekman, Paul: Membaca Emosi Orang (Emotion Revealed; Understanding Faces and Feelings). Jogjakarta: Think, 2007. http:// binham.wordpress.com/2012/04/18/teori-kepribadian-bahavioristik Jurnal Universitas Sumatera Utara Jeffy-louis.blogspot.com/2011/agustus/Belajar: Agresi dan Altruisme. King, L: Psikologi Umum, sebuah pandangan apresiatif. Jakarta: Salemba, 2010. Personality and Individual Differences 52 (2012) 870875, journal homepage: www.else Psikologi Klinis Psikopatologi Humanistik, Http:/teman

tanpabulu.blogspot.com/2012/10psikopatologi-humanistik-sejarah.html vier.com/locate/paid/Christopher P. Barlett , Craig A. Anderson/Iowa State University, Center for the Study of Violence, United States.

LAPORAN OBSERVASI

Tugas: OBSERvASI Nama: D. Arya W. NIM: 1101010006 Fakultas/semester: Psikologi/Tiga

Universitas Wisnuwardhana Malang Fakultas Psikologi 2013

You might also like