You are on page 1of 157

IMPLEMENTASI KURIKULUM SMK EDISI 2004 MELALUI PENDEKATAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA MATADIKLAT SIKLUS AKUNTANSI

(Studi Kasus di SMK Yapek Gombong Kebumen Tahun Pelajaran 2004/2005)

Skripsi

Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh: Nama NIM : Dwi Marwati : 1102401002

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN 2005 1

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari Tanggal

: Rabu : 27 Juli 2005

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Achmad Munib, S.H, M.Si NIP. 130371112

Drs. Haryanto NIP. 131404301

Mengetahui, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Drs. Haryanto NIP. 131404301

ii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang pada : Hari Tanggal : Selasa : 23 Agustus 2005

Panitia Ujian Ketua Sekretaris

Drs. Siswanto, M.M NIP. 130515769 Pembimbing I

Dra. Hj. Nurussadah, M.Si NIP. 131469642 Anggota Penguji Penguji I

Drs. Achmad Munib, S.H., M. Si NIP. 130371112 Pembimbing II

Dra. Hj. Nurussadah, M. Si NIP. 131469642 Penguji II

Drs. Haryanto NIP. 131404301

Drs. Achmad Munib, S.H., M. Si NIP. 130371112 Penguji III

Drs. Haryanto NIP. 131404301

iii

PERNYATAAN,

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi atau tugas akhir ini benarbenar hasil karya sendiri dengan sumbangan pemikiran dari Drs. Achmad Munib S.H, M.Si Dosen Pembimbing I dan Drs. Haryanto Dosen Pembimbing II, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 2005

Dwi Marwati NIM. 1102401002

iv

MOTTO Segala problema yang ada di dunia ini akan mudah terpecahkan selama kita tetap berusaha dan berdoa kepada Allah SWT. Barang siapa tidak berani berjuang, maka dia tidak akan meraih citacitanya. Jangan memaksakan diri di luar kemampuan. Jangan mencampuri urusan yang tidak Anda kuasai dan tidak menyangkut Anda. Jangan menjanjikan sesuatu di luar kesanggupan Anda. Jangan membelanjakan untuk sesuatu, kecuali sesuai dengan kemanfaatan (kebutuhan). Jangan menuntut imbalan kecuali yang sesuai pekerjaan, dan jangan menangani suatu pekerjaan kecuali yang Anda benar-benar ahli dalam bidangnya.

PERSEMBAHAN Dengan mengucap rasa syukur Alkhamdulillah kepada Allah SWT, skripsi ini penulis persembahkan kepada : Ibunda dan Ayahanda tercinta yang telah memberikan doa, cinta, kasih sayang, dan segalanya. Drs. Achmad Munib, S.H, M.Si dan Drs. Haryanto. Suamiku tercinta ( Jupri, S.E ) Anakku tersayang ( Iraya Febri Anggana ) Kakakku (Mba Yuni & Mas Budi) dan Adik-adikku (Sutri, Budi, Restin, dan Riska). Teman-teman Venus Cost & Hidayah Cost. Teman-teman seperjuanganku Angakatan 2001 Jurusan Kurtekdik. SMK Yapek Gombong Kebumen Almamater UNNES

SARI
Dwi Marwati. 2005. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Melalui Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Matadiklat Siklus Akuntansi di SMK Yapek Gombong kebumen Tahun Ajaran 2004/2005. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I Drs. Achmad Munib, S.H, M.Si, pembimbing II Drs. Haryanto. Kata kunci : Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Berbasis KBK Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat untuk menuju perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus untuk dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pemikiran ini mengandung konsekuensi bahwa penyempurnaan/ perbaikan pendidikan menengah kejuruan dimaksudkan untuk mengantisipasi kebutuhan dan tantangan masa depan yang perlu dilakukan dan diselaraskan dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha/ industri, ilmu pengetahuan dan teknologi. Penyempurnaan/ perbaikan pendidikan tersebut berupa perubahan kurikulum, yaitu kurikulum SMK edisi 2004 yang merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum SMK edisi 1999. Dengan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi diharapkan agar jajaran pendidikan menengah kejuruan mampu mengembangkan potensi peserta didik untuk bekerja, membentuk pribadi yang mandiri, dan mampu menempatkan diri sebagai bagian dari masyarakat dan warga negara. Di samping itu, implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang menggunakan pendekatan kurikulum berbasis kompetensi juga menuntut adanya dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas, sehingga dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif, memberdayakan otoritas daerah setempat, mengefesiensikan sistem, dan menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih. Dalam hal ini, dituntut pula kemandirian dan kreativitas sekolah dalam menjalankan pendidikan dan pembelajaran dibalik otonomi yang dimilikinya. Adapun tujuan penelitian ini yaitu : 1) untuk mengetahui bagaimana implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada mata diklat siklus akuntansi, 2) bagaimana peran serta kepala sekolah dan orang-orang yang terkait di instansi sekolah dalam memahami kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada mata diklat siklus akuntansi, dan 3) bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 yang vi

berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada mata diklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen. Penelitian ini dilakukan di SMK Yapek Gombong Kebumen dengan mengambil informan sebanyak 9 (sembilan) orang yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru mata diklat siklus akuntansi, dan siswasiswi SMK Yapek Gombong Kebumen. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan antara lain penelitian pra lapangan, pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sesuai dengan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah dilakukan peneliti, yaitu dengan dilakukan pemeriksaan keabsahan data yang menggunakan teknik triangulasi akhirnya peneliti memperoleh gambaran bahwa implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang menggunakan pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada mata diklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen telah terlaksana dengan baik sesuai dengan peraturan dan petunjuk dari Dinas Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah dan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Penulis menyarankan kepada pihak-pihak yang terkait dalam instansi sekolah seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru mata diklat siklus akuntansi, dan siswa-siswi SMK Yapek Gombong Kebumen untuk selalu meningkatkan pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang sudah baik agar menjadi lebih optimal dan sempurna sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alkhamdulillah atas rahmat dan hidayah yang dilimpahkan oleh-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 yang Menggunakan Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Mata Pelajaran Siklus Akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen Tahun Pelajaran 2004/2005. Menyadari keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. DR. H. A.T. Soegito, SH, MM, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk menempuh jenjang pendidikan di perguruan tinggi. 2. Drs. Siswanto, M. M, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 3. Drs. Haryanto, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang sekaligus dosen pembimbing II yang telah memberikan pengarahan. 4. Drs. Achmad Munib, SH, M.Si, dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

viii

5. Drs. Agus Supriyanto, Kepala sekolah SMK Yapek Gombong Kebumen yang telah memberikan ijin penelitian dan informasi yang berguna bagi penulis. 6. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Ibu Sri Ariyani, S.Pd dan Bapak Ibu guru, serta siswa-siswi SMK Yapek Gombong Kebumen yang telah meluangkan waktu dan memberikan informasi dalam penelitian ini. 7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan pengalaman dan ilmunya kepada penulis. 8. Bapak dan Ibuku, terima kasih atas doa dan kasih sayang serta pengertian dan perhatiannya selama ini. 9. Suamiku, terima kasih atas suport dan kebersamaannya. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kepada beliau-beliau tersebut di atas, penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya semoga segala kebaikan beliau mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Amiin Dengan penyusunan skripsi ini penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.

Semarang, Penulis

2005

ix

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................

i ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... SARI .................................................................................................................. iv v vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv DAFTAR BAGAN............................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian .......................................................... B. Fokus Penelitian.......................................................................... C. Tujuan penelitian ........................................................................ D. Manfaat penelitian ...................................................................... E. Penegasan Istilah......................................................................... BAB II LANDASAN TEORI 1 5 6 6 7

A. Konsep-konsep Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi 1. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi ........................... 11

11

2. Karakteristik KBK ................................................................... 14 3. Prinsip-prinsip KBK ................................................................ 16 4. Kerangka KBK ......................................................................... 19 5. Komponen KBK ...................................................................... 25 6. Kompetensi Dalam KBK ......................................................... 26 B. Kurikulum SMK Edisi 2004 Berpendekatan KBK 1. Landasan .................................................................................. 28 2. Program .................................................................................... 34 3. Struktur Kurikulum .................................................................. 36 4. Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 41 5. Evaluasi .................................................................................... 45 6. Sertifikasi ................................................................................. 47 C. Pengembangan Kurikulum SMK Edisi 2004 Berpendekatan KBK 48 D. Administrasi dan Pelaporan Hasil ................................................. 51 BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ........................................................................ 54 B. Lokasi Penelitian ........................................................................ 55 C. Informan Penelitian .................................................................... 55 D. Tahap-tahap Penelitan dan Jadwal Penelitian ............................ 58 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 62 F. Sumber Data ............................................................................... 67 G. Proses Pencatatan dan Teknik Analisis Data ............................. 67 H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................ 73

xi

12

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Setting Penelitian ....................................................................... 75 B. Hasil Penelitian Informan I ........................................................ 83 C. Hasil Penelitian Informan II ....................................................... 88 D. Hasil Penelitian Informan III ..................................................... 92 E. Hasil Penelitian Informan IV ..................................................... 96 F. Hasil Penelitian Informan V ....................................................... 97 G. Hasil penelitian Informan VI ..................................................... 99 H. Hasil penelitian Informan VII .................................................... 100 I. Hasil Penelitian Informan VIII ................................................... 102 J. Hasil penelitian Informan IX ..................................................... 103 K. Analisis Data .............................................................................. 104 L. Triangulasi .................................................................................. 115 BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................... 121 B. Saran ........................................................................................... 123 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 124 LAMPIRAN ...................................................................................................... 126

xii

13

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Struktur Kurikulum Dalam 3 Tahun ..................................................... 38 Tabel 2 Struktur Kurikulum Dalam 1 Tahun ..................................................... 39 Tabel 3 Struktur Kurikulum Dalam 1 Minggu ................................................... 40

xiii

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Kurikulum Berbasis Kompetensi ...................................... 20 Gambar 2 Komponen Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi ......................... 25 Gambar 3 Urutan Jabaran Kompetensi Dalam KBK ......................................... 27

xiv

15

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Tahapan Analisis Data Kualitatif ......................................................... 72 Bagan 2 Struktur Organisasi SMK Yapek Gombong Kebumen ........................ 82

xv

16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Ijin Penelitian ............................................................ 126 Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 127 Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ........................................................ 128 Lampiran 4 Biodata Informan Penelitian ........................................................... 132 Lampiran 5 Personalia SMK Yapek Gombong Kebumen ................................. 134 Lampiran 6 Hasil Dokumentasi ......................................................................... 137

xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian Tugas utama seorang guru adalah mengelola proses belajar mengajar, sehingga terjadi interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Interaksi tersebut sudah barang tentu akan mengoptimalkan pencapaian tujuan yang dirumuskan. Salah satu contoh proses pembelajaran yang memerlukan keterlibatan siswa secara komprehensif adalah matadiklat siklus akuntansi. Dalam proses pembelajaran matadiklat siklus akuntansi diperlukan adanya kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, sehingga keterlibatan siswa dapat optimal dan pada akhirnya berdampak pada perolehan hasil belajar. Selain itu, matadiklat siklus akuntansi juga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari karena pada kenyataannya siswa tidak dapat lepas dengan dunia akuntansi, yaitu yang selalu dekat dengan aktivitas menghitung. Dalam dunia pendidikan, akuntansi berperan sebagai bahasa simbolis yang memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat. Kegunaan akuntansi bukan hanya memberi kemampuan dalam perhitunganperhitungan kuantitatif, tetapi juga dalam penataan cara berfikir, terutama dalam hal pembentukan kemampuan menganalisis dan melakukan evaluasi serta kemampuan dalam memecahkan masalah.

Sesuai dengan kurikulum SMK Edisi 2004 yang telah mencoba menerapkan pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, maka matadiklat siklus akuntansi yang merupakan rumpun dari kelompok produktif program keahlian Akuntansi mempunyai tujuan untuk menyiapkan siswa/ tamatan seperti : 1) memasuki lapangan kerja dan dapat mengembangkan sikap profesional dalam lingkup keahlian bisnis dan manajemen, khususnya Akuntansi, 2) mampu memilih karir, berkompetisi dan mengembangkan diri dalam lingkup keahlian bisnis dan manajemen, khususnya Akuntansi, 3) menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup keahlian bisnis dan manajemen, khususnya Akuntansi dan 4) menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif. Dengan kenyataan itulah matadiklat siklus akuntansi mempunyai potensi yang sangat besar dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan secara cermat dan tepat, serta dalam mempersiapkan warga masyarakat yang mampu mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dengan cara berfikir dan bersikap yang tepat pula. Untuk mencapai tujuan pendidikan banyak variabel yang

mempengaruhi pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah. Variabelvariabel tersebut adalah kurikulum, guru, dan proses belajar mengajar itu sendiri. Kurikulum disusun untuk perencanaan kegiatan belajar, dan perencanaan tersebut hendaknya memperhatikan perkembangan siswa, kesesuaian lingkungan dan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi,

sehingga diharapkan dapat mempersiapkan sumber daya manusia untuk menghadapi dan menjalani perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan-perubahan tersebut sesuai dengan penjelasan UndangUndang No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menuntut agar dilakukannya pembaharuan berupa diversifikasi kurikulum yang memberi kesempatan kepada daerah untuk mengembangkannya dalam rangka melayani keberagaman peserta didik, diversifikasi jenis pendidikan secara profesional yang sesuai dengan kepentingan daerah tentang adanya perubahan kurikulum. Maka dari itu perlu diadakannya suatu pembaharuan kurikulum. Pembaharuan kurikulum yang dimaksud yaitu suatu analisis mengenai penerapan kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan dalam melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan standar performansi tertentu. Dengan tetap mengacu pada landasan filosofis, ekonomis, dan yuridis, maka disusun GBPP dan pedoman pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang dalam pengembangannya menggunakan dua pendekatan utama, yaitu pendekatan kurikulum berbasis kompetensi dan pendekatan berbasis luas dan mendasar (Dirjen Dikdasmen dan Dikmenjur, 2004). Berdasarkan landasan-landasan tersebut di atas, maka Departemen Pendidikan Nasional melakukan penyusunan standar nasional untuk seluruh matadiklat di SMK yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok dan indikator pencapaian.

Di samping berpedoman pada UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan landasan filosofis, ekonomis, dan yuridis, suatu kurikulum berbasis kompetensi dipilih sebagai bentuk konkret dari pembaharuan kurikulum karena kurikulum ini mempunyai beberapa karakteristik seperti : a) menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, b) berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman, c) penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, d) sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif dan e) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi (Download, http: : //www. Puskur. or.id). Dalam penelitian ini penulis mengangkat permasalahan pendidikan pada matadiklat siklus akuntansi, karena disisi lain banyak anggapan bahwa matadiklat siklus akuntansi merupakan pelajaran yang sulit seperti halnya matematika. Sebagai contoh nyata yaitu: 1) terkadang siswa tidak mengikuti matadiklat siklus akuntansi karena belum mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru, 2) siswa malas mengikuti matadiklat siklus akuntansi karena kegiatan menghitung cenderung lebih banyak dari pada teori yang diberikan. Untuk menghilangkan atau mengurangi kejadian-kejadian tersebut, maka guru perlu memberikan informasi yang jelas dan sedapat mungkin berorientasi kepada pengguna akuntansi di kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, guru sebaiknya membuat persiapan yang terencana agar murid mendapatkan pengalaman belajar yang beragam dan fungsional.

Persiapan yang terencana tersebut diantaranya dengan diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi sebagai penerapan kurikulum yang baru dan lebih memfokuskan pada kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dikembangkan berdasarkan pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual. Dengan demikian, maka suatu kurikulum berbasis kompetensi perlu dikembangkan dan diterapkan pada tiap-tiap sekolah guna menumbuhkan tanggungjawab dan partisipasi peserta didik untuk belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum, serta memberanikan diri untuk berperanserta dalam berbagai kegiatan, baik di sekolah, masyarakat, bangsa ataupun negara.

B. Fokus Penelitian Menurut Moleong (2002:65) fokus pada dasarnya adalah masalah yang bersumber dari pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui kepustakaan ilmiah ataupun lainnya. Dalam penelitian ini yang dijadikan fokus penelitian adalah 1) implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen, 2) peran serta kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru matadiklat, siswa-siswi, dan 3) proses belajar mengajar yang baik di kelas dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan KBK khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan KBK pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen.

Peneliti sengaja memilih SMK Yapek Gombong Kebumen sebagai fokus penelitian. Hal ini dikarenakan SMK tersebut merupakan sekolah kejuruan swasta yang sudah menerapkan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, dan pelaksanaannya hampir

setara dengan sekolah kejuruan yang berstatus negeri.

C. Tujuan Penelitian Tujuan dari skripsi ini adalah: 1) untuk mengetahui bagaimana implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen, 2) bagaimana peran serta kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru matadiklat, dan siswa-siswi dalam memahami kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen, dan 3) bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen.

D. Manfaat Penelitian Harapan penulis dari hasil penelitian ini agar dapat bermanfaat bagi para guru, kepala sekolah, pengawas, instansi terkait dan para orang tua siswa dalam upaya peningkatan pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi. Adapun manfaat dari penelitian ini meliputi 2 hal, yaitu :

1. Manfaat Teoritis a. Hasil-hasil penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan yang berharga yang berupa konsep sebagai upaya peningkatan dan pengembangan ilmu. b. Hasil-hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi para peneliti dibidang pendidikan dan para pengembang kurikulum. c. Diharapkan dapat menambah wawasan baru tentang implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi, sehingga dapat digunakan sebagai upaya peningkatan proses pembelajaran di SMK khususnya dan dunia pendidikan umumnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah, manfaat penelitian ini sangat membantu dalam meningkatkan pembinaan dan supervisi kepada para guru secara efektif dan efesien. b. Bagi para guru SMK, manfaat penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur dan merupakan bahan pertimbangan untuk melakukan pembenahan serta koreksi diri terhadap berbagai kekurangan dalam melaksanakan tugas profesinya, khususnya pelaksanaan implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi. c. Bagi SMK Yapek Gombong Kebumen, manfaat penelitian ini dapat digunakan untuk mengoreksi dan mengevaluasi dalam melaksanakan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi agar tercapai hasil belajar yang maksimal. E. Penegasan Istilah 1. Implementasi Adalah merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak,

baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. (E. Mulyasa, 2003:93) 2. Kurikulum a. Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran atau yang diajarkan pada lembaga pendidikan atau perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:479) b. Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan. (S. Nasution, 2001:8) 3. Kompetensi a. Kompetensi adalah kewenangan / kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:453) b. Kompetensi adalah merupakan perpaduan dari pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. (Download, http: // www.puskur.or.id) 4. Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum berbasis kompetensi adalah merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan pembudayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum di sekolah. (Download, http: //www.puskur.or.id) 5. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Adalah sebagai suatu proses penerapan ide, konsep dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas pembelajaran sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. (E. Mulyasa, 2003:93)

6. SMK Yayasan Pendidikan Ekonomi (Yapek) Adalah salah satu sekolah menengah kejuruan yang berada diwilayah Wero kecamatan Gombong kabupaten Kebumen yang telah melaksanakan implementasi kurikulum berbasis kompetensi. Berdasarkan penegasan istilah tersebut di atas, maka dapat ditarik pemahaman bahwa dalam penelitian ini implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen adalah suatu penerapan kurikulum SMK edisi 2004 di sekolah kejuruan (SMK Yapek Gombong Kebumen) yang pada pelaksanannya menggunakan pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, yaitu merefleksikan kemampuan dalam mengerjakan sesuatu (siklus akuntansi) yang lebih menitik beratkan pada penguasaaan suatu pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu serta penerapannya di lapangan (dunia industri).

10

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bidang pendidikan, kurikulum merupakan unsur penting dalam setiap bentuk dan model pendidikan. Tanpa adanya kurikulum, sulit rasanya bagi para perencana pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang

diselenggarakan. Mengingat sangat pentingnya kurikulum, maka semua pelaksana pendidikan harus dapat memahami kurikulum dengan baik. Beane dalam Suyatno (2000:59) membagi kurikulum dalam empat jenis, yaitu : 1) kurikulum sebagai produk, 2) program, 3) hasil belajar yang diinginkan, dan 4) pengalaman belajar bagi siswa. Pemahaman yang benar tentang kurikulum sangat penting karena akan menentukan arah pembelajaran yang terkait dengan proses maupun substansinya. Jika kurikulum dipahami dalam arti kata yang sempit, maka jangan diharapkan kalau pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan akan mendapatkan hasil sesuai dengan yang kita inginkan. Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang berarti pelari, dan curere yang artinya tempat berpacu. Dengan demikian, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi kuno di Yunani yang mengandung pengertian jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis star sampai finish (Sudirman dalam idi, 1999:118). Secara sederhana pengertian kurikulum menurut B3PTKSM dalam Edi Waluyo (2002) adalah : 1) sebagai jalan meraih ijazah, 2) sebagai mata dan isi pelajaran, 3) sebagai rencana kegiatan pembelajaran, 4) sebagai hasil belajar, dan 5) sebagai pengalaman belajar.

10

11

Suatu kurikulum memiliki komponen utama seperti : tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian antar media, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut berkaitan erat satu sama lain. Selain itu, kurikulum juga harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua hal, yaitu : 1) kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat, dan 2) kesesuaian antar komponen-komponen kurikulum, yaitu sesuai dengan isi dan tujuan, evaluasi dengan proses, dan isi dengan tujuan kurikulum. Seiring dengan kemajuan jaman dan ilmu pengetahuan teknologi yang semakin canggih, maka di era globalisasi ini suatu pendidikan juga mengalami banyak perubahan. Sebagai contoh yaitu dengan adanya perubahan kurikulum yang lebih memfokuskan pada pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, atau lebih dikenal dengan sebutan kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum). A. Konsep-konsep Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi 1. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 19 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum dalam kaitannya dengan pendidikan adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah. (Nana Sudjana, 2001:4)

12

Suatu pengembangan

pendekatan kurikulum

kompetensi yang

merupakan pada

pendekatan penguasaan

memfokuskan

kompetensi tertentu berdasarkan tahap-tahap perkembangan peserta didik (Download, http: //www.puskur.or.id ). Peserta didik berada dalam proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan. Setiap tahap perkembangan memiliki sejumlah potensi bawaan yang dapat

dikembangkan, tetapi pemekarannya sangat bergantung pada kesempatan yang ada dan kondisi lingkungannya. Pendidikan merupakan lingkungan utama yang memberikan kesempatan dan dukungan bagi perkembangan potensi-potensi peserta didik. Kurikulum berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu pada peserta didik. Oleh karena itu kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan. Sesuai dengan konsep belajar tuntas dan pengembangan bakat, maka setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing. Kurikulum berbasis kompetensi menuntut guru yang berkualitas dan profesional untuk melakukan kerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam hubungannya dengan pembelajaran, kompetensi menunjuk kepada perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu

13

dalam proses belajar. Kurikulum berbasis kompetensi juga memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk menyusun dan mengembangkan silabus mata pelajaran sesuai dengan potensi sekolah, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik serta kebutuhan masyarakat di sekitar sekolah tanpa mengurangi kompetensi yang telah ditetapkan dan berlaku secara nasional (standar akademis). Standar akademis yaitu merefleksikan pengetahuan dan ketrampilan esensial setiap disiplin ilmu yang harus dipelajari oleh seluruh peserta didik dengan merinci tujuan pembelajaran setiap pokok bahasan dan cara mencapai tujuan (E. Mulyasa, 2003:24). Implementasi itu sendiri merupakan put something Into effect, yaitu penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak. Suatu implementasi kurikulum berbasis kompetensi juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan Miller dan Seller (1985:13) bahwa implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep ide, program atau tatanan kurikulum kedalam praktek pembelajaran atau aktifitas-aktifitas baru, sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah. Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan indikator yang menunjuk kepada perbuatan yang bisa diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek

pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh. Sedangkan kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai suatu

14

konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompeten) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu yang hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. 2. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi Dalam Dikmenjur Depdiknas (2004) sebagai arahan dan bimbingan dalam melaksanakan kurikulum, berikut ini merupakan beberapa karakteristik kurikulum berbasis kompetensi yang perlu diperhatikan, seperti : a. Pemahaman secara utuh dan benar tehadap buku-buku seri kurikulum. Buku-buku seri kurikulum tersebut terdiri dari : Buku I (Landasan, Program, dan Pengembangan Kurikulum SMK), Buku II (Garis-garis Besar program Pembelajaran), dan Buku III (Pedoman Pelaksanaan Kurikulum SMK). Dari ketiga buku tersebut bukan merupakan suatu harga mati, oleh sebab itu apabila SMK dapat menemukan cara-cara pelaksanaan yang lebih baik dari buku-buku pedoman tersebut maka dipersilakan untuk memilihnya dengan berdasarkan pada prinsip akuntabilitas (bertanggungjawab). b. Memiliki Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini merupakan kebijakan pendidikan kejuruan di Indonesia, oleh sebab itu SMK pada saat ini sudah milik bersama Depdikbud dan dunia usaha/industri termasuk

kurikulumnya serta dalam pelaksanaannyapun dilakukan secara taat azas

15

kebersamaan. Kurikulum dilaksanakan di dua tempat, yaitu di SMK dan di industri. c. Mengidentifikasi dan memilih bahan ajar yang mampu menampilkan sosok utuh isi kurikulum yang merupakan keputusan esensial yang harus dilakukan secara bersama-sama oleh SMK dan industri. Bahanbahan ajar yang dimaksud telah tersedia diberbagai sumber, seperti : toko buku, penerbit, dan industri. Jadi tugas guru dan instruktur adalah mengidentifikasi dan meilih bahan-bahan ajar yang dapat membantu siswa dalam menguasai kompetensi-kompetensi yang ditetapkan. d. Penerapan Belajar Tuntas (Mastery Learning). Menurut Badan Litbang dan Dikmenjur Depdiknas 2004 belajar tuntas adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana diasumsikan bahwa setiap siswa dapat menyelesaikan belajarnya secara tuntas asalkan diberi kesempatan sesuai dengan langgam belajarnya (kecepatan masing-masing). Pendekatan belajar tuntas mengharapkan bahwa setiap siswa harus menguasai apa yang dipelajari secara tuntas. Jadi seorang siswa tidak boleh mempelajari pelajaran selanjutnya sebelumnya dia menguasai secara tuntas apa yang dipelajarinya saat ini. Pendekatan ini sangat cocok untuk SMK karena di SMK menerapkan pendekatan kompetensi. Dalam pendekatan kompetensi setiap siswa harus menguasai kompetensi yang sedang dipelajari sebelum mempelajari kompetensi berikutnya yang lebih sulit. e. Penerapan Sistem Modul (Modularisasi Pengajaran). Modul adalah paket pengajaran mandiri yang terdiri dari serentetan pengalaman belajar yang dirancang untuk membantu siswa

16

menguasai tujuan yang telah ditentukan (Badan Litbang dan Dikmenjur Depdiknas, 2004:7). Pada umumnya modul dibuat secara berseri, dimana modul seri pertama merupakan prasyarat bagi siswa untuk mempelajari modul seri kedua, dan modul seri kedua harus dikuasai sebelum siswa mempelajari modul seri ketiga, dan begitu seterusnya. Jadi, siswa tidak diperkenankan mengambil modul lanjutannya sebelum tuntas pada modul sebelumnya. f. Evaluasi siswa dilakukan bersama-sama oleh SMK dan industri. Pendidikan Sistem Ganda (PSG) mengharuskan siswa belajar di dua tempat, yaitu di SMK dan industri. Oleh karena itu evaluasi prestasi belajar siswapun harus dilakukan di dua tempat. Semua pembelajaran yang berlangsung di SMK dievaluasi oleh SMK dan pelatihan yang berlangsung di industri dievaluasi oleh industri. g. Uji Kompetensi dan UAN Untuk kepentingan pemasaran tamatan di SMK selain UAN juga diberlakukan Uji Kompetensi, yaitu yang sifatnya memberi kesempatan kepada siswa untuk memeperoleh sertifikasi (pengakuan) terhadap keahlian yang dimiliki sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja. 3. Prinsip-prinsip Kurikulum Berbasis Kompetensi Sesuai dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, maka dalam pengembangan dan kurikulum berbasis kompetensi perlu seperti:

memperhatikan 1) keimanan,

mempertimbangkan

prinsip-prinsip

nilai dan budi pekerti luhur, 2) penguatan integritas

nasional, 3) keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika, 4)

17

kesamaan memperoleh kesempatan, 5) abad pengetahuan dan teknologi informasi, 6) pengembangan keterampilan hidup, 7) belajar sepanjang hayat, 8) berpusat pada anak dengan pemikiran yang berkelanjutan dan komprehensif dan 9) pendekataan menyeluruh dan kemitraaan.

(Depdikbud, 2002). a. Keimanan, nilai dan budi pekerti luhur Keimanan, nilai-nilai, dan budi pekerti luhur yang dianut dan dijunjung tinggi masyarakat sangat berpengaruh terhadap sikap dan arti kehidupannya. Oleh karena itu, hal tersebut perlu digali, dipahami, dan diamalkan oleh peserta didik melalui pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). b. Penguatan integritas nasional Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi harus

memperhatikan penguatan integritas nasional melalui pendidikan yang memberikan pemahaman tentang masyarakat Indonesia yang majemuk dan kemajuan peradaban dalam tatanan kehidupan dunia yang multikultur dan multibahasa. c. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika Dalam mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi perlu diperhatikan adanya suatu keseimbangan pengalaman belajar peserta didik antara etika, logika, estetika, dan kinestetika. d. Kesamaan memperoleh kesempatan Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi harus

menyediakan tempat yang memberdayakan semua peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Hal ini tanpa

18

melihat adanya perbedaan dari masing-masing peserta didik, artinya bahwa seluruh peserta didik dari berbagai kelompok, baik itu kelompok yang kurang beruntung atau yang beruntung dalam status ekonomi dan sosial semuanya berhak atas kesamaan dalam memperoleh kesempatan untuk menerima pendidikan yang tepat dan sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya. e. Abad pengetahuan dan teknologi informasi Kurikulum perlu mengembangkan kemampuan berpikir dan belajar dengan mengakses, memilih, dan menilai pengetahuan untuk mangatasi situasi yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian, dan yang merupakan kompetensi terpenting dalam menghadapi abad ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. f. Pengembangan ketrampilan hidup Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi perlu

memasukan unsur ketrampilan untuk hidup agar peserta didik memiliki ketrampilan, sikap, dan perilaku adaptif, kooperatif dan kompetitif dalam menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari secara efektif. Selain itu, kurikulum juga perlu mengintegrasikan unsur-unsur penting yang menunjang kemampuan untuk bertahan hidup. g. Belajar sepanjang hayat Pendidikan berlangsung sepanjang hidup manusia untuk mengembangkan, menambah kesadaran, dan selalu belajar memahami dunia yang selalu berubah dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum berbasis kompetensi perlu memperhatikan

19

kemampuan belajar sepanjang hayat yang dapat dilakukan melalui pendidikan formal, non formal, dan pendidikan alternatif yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat. h. Berpusat pada anak dengan pemikiran yang berkelanjutan dan komprehensif Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi harus berupaya memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri agar mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya. Penilaian berkelanjutan dan komprehensif menjadi sangat penting dalam rangka pencapaian upaya tersebut. i. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan Pendekatan yang digunakan dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar harus berfokus pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama dari peserta didik, guru, sekolah, orangtua, perguruan tinggi, dunia usaha, industri, dan masyarakat pada umumnya. 4. Kerangka Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk mewujudkan hasil pendidikan yang berkualitas tinggi, maka diperlukan kompetensi dasar tamatan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam konteks lokal, nasional, dan global. Peningkatan kualitas secara nasional memerlukan standar kualitas pendidikan nasional yang memuat kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa di seluruh Indonesia. Menurut Puskur (2001) kerangka KBK dapat digambarkan sebagai berikut .

20

Gambar 1. Kerangka kurikulum berbasis kompetensi

Potensi Anak Diversifikasi Kurikulum Masyarakat Majemuk Manajemen Berbasis Sekolah

Standar Nasional

Pendidikan Bermutu Kurikulum Berbasis kompetensi Misi Pendidikan Masa Depan 4 pilar Pendidikan Kesejagatan

Siswa yang beriman, Sehat, berbudaya, berakhlak mulia, beretos kerja, berpengetahuan, dan menguasai teknologi serta cinta tanah air

Partisipasi
Sekolah sebagai Peningkatan Peradaban dan Kebudayaan Masyarakat Pendidikan Kesejagatan

Fokus hasil pendidikan yang bermutu adalah siswa yang sehat, mandiri, berbudaya, berakhlak mulia, beretos kerja, berpengetahuan dan menguasai teknologi, serta cinta tanah air. Untuk mewujudkan siswa dengan ciri-ciri tersebut, maka perlu dikembangkan kurikulum

berdasarkan aspek-aspek : a) diversifikasi kurikulum, b) standar nasional, c) kurikulum berbasis kompetensi dasar, d) empat pilar pendidikan kesejagatan, e) partisipasi masyarakat, dan f) manajemen berbasis sekolah (Puskur 2001). a. Diversifikasi Kurikulum Kurikulum berdiversifikasi ialah kurikulum yang

mengakomodasikan berbagai perbedaan siswa dalam kesiapan untuk

21

belajar, potensi akademik, kecerdasan, minat, lingkungan, dan budaya. Dengan kurikulum berdiversifikasi, maka dapat dikembangkan kurikulum inklusif (khusus seperti anak yang berpotensi unggul) yang

mengakomodasikan pemerataan mutu dan kesempatan belajar yang bermakna melalui penyelenggaraan pendidikan yang produktif, interaksi belajar mengajar yang bervariasi dan kesempatan mengekspresikan keanekaragaman gagasan. Keinklusifan kurikulum tersebut dapat memaksimalkan

pencapaian hasil belajar karena dapat memberdayakan semua potensi yang digali dari kemajemukan sumber daya alam, budaya, dan etnis. Dengan demikian, maka kurikulum yang berdiversifikasi ini

memungkinkan adanya perbedaan, tetapi tetap mengacu pada standar minimal yang sama, yaitu standar nasional. b. Standar Nasional Kerangka ini disajikan dalam bentuk pengembangan

penguasaan ilmu-ilmu dasar dengan sistematika keilmuan dan kebenaran materi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Standar ini juga disertai dengan standar pemahiran keterampilan dan pembentukan akhlak mulia yang mengutamakan terbentuknya sistem nilai komprehensif untuk mewujudkan pembentukan manusia Indonesia yang berkepribadian dan beretos kerja. c. Kurikulum Berbasis Kompetensi Dasar Kurikulum disusun sesuai dengan kekinian dan kemasadepanan. Oleh karena itu, kurikulum harus relevan, fleksibel, dan dapat

22

dipertanggungjawabkan

baik

secara

akademik

maupun

publik.

Pertanggungjawaban ini menuntut kejelasan orientasi kurikulum, yaitu lebih tertuju pada hasil belajar daripada prosedur pembelajarannya. Dengan orientasi ini, maka ditetapkan kompetensi dasar siswa pada setiap jenjang pendidikan yang dapat dicapai melalui berbagai cara sesuai dengan keadaan sekolah atau daerah. d. Empat Pilar Pendidikan Kesejagatan Landasan pembaruan pendidikan kesejagatan menggali dan memberdayakan potensi serta bakat-bakat anak yang terpendam seperti : learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be. Hakikat learning to know adalah proses pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai teknik memperoleh pengetahuan dan bukan semata-mata memperoleh pengetahuan. Menurut Scheffler (Sudijarta, 2003:21) pilar ini pada hakikatnya terkait dengan relevansi epistemologi yang mengutamakan proses pembelajaran dan

memungkinkan peserta didik untuk terlibat dalam proses belajar meneliti dan mengkaji. Melalui pilar ini sasarannya adalah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikat learning to do adalah pendidikan sebagai upaya penguasaan seni dalam menggunakan pengetahuan agar melahirkan generasi baru yang mempunyai potensi tinggi dalam bekerja, memecahkan masalah dan berinovasi. Oleh karena itu, sasarannya adalah kemampuan kerja generasi muda untuk mendukung dan memasuki

23

ekonomi industri. Pada pilar yang kedua ini, makna yang terkandung yaitu tentang perlunya pendidikan secara konsekuentif dan bermuara pada paradigma pemecahan masalah, sehingga dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengintegrasikan pemahaman konsep, penguasaan keterampilan teknis, dan intelektual dalam memecahkan masalah. Hakikat learning to live together adalah proses pembelajaran yang dapat hidup bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, pengertian, dan tanpa prasangka buruk. Dalam kaitannya dengan pilar ini, tugas pendidikan adalah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan memiliki pengetahuan serta kesadaran tentang hakikat manusia yang beragam, tetapi dalam keragaman tersebut terdapat persamaan. Oleh sebab itu, pembelajaran di alam terbuka seperti camping atau sekolah berasrama dapat dijadikan sebagai salah satu implementasi pilar ini. Hakikat learning to be adalah proses pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk memiliki kemantapan emosional dan intelektual yang dapat mengenali dan mengendalikan dirinya sendiri secara konsisten. e. Partisipasi Masyarakat Masyarakat tempat sekolah atau lembaga pendidikan yang ada memiliki berbagai kompetensi. Oleh karena itu, segala potensi yang ada dalam masyarakat perlu dibangkitkan untuk mendukung

24

terciptanya pendidikan yang bermutu. Perkembangan kehidupan masa kini dan yang akan datang menuntut akan kesadaran masyarakat agar berperan serta secara aktif dalam proses pendidikan. Namun dilain pihak menuntut pula kesiapan sekolah agar membuka diri untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam menyelenggarakan program pendidikan. f. Manajemen berbasis Sekolah Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas tinggi, maka sekolah harus dikelola secara profesional. Oleh karena itu, pencapaian pendidikan yang berkualitas tersebut menuntut agar pengembangan sekolah dapat terwujud secara profesional. Keprofesionalan ini sejalan dengan pemberian kewenangan sekolah dalam mengambil keputusan untuk penyelenggaraan program pendidikan yang berorientasi pada standar nasional. Standar ini dapat dicapai melalui cara yang dipilih oleh sekolah secara mandiri, khususnya dalam pengelolaan kurikulum. Apabila suatu kurikulum telah berkembang berdasarkan aspekaspek diversifikasi kurikulum, standar nasional, kurikulum berbasis kompetensi dasar, empat pilar pendidikan kesejagatan, partisipasi masyarakat, dan manajemen berbasis sekolah, maka akan terwujud pula suatu tujuan pendidikan yang telah diharapkan. Tujuan-tujuan itu itu antara lain: 1) dapat mencapai pendidikan yang bermutu, 2) misi pendidikan masa depan, 3) pendidikan kesejagatan, 4) sekolah sebagai peningkatan peradaban dan kebudayaan, 5) masyarakat majemuk, dan 6) potensi anak yang berkualitas.

25

5. Komponen-komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi Komponen dasar kurikulum berbasis kompetensi terdiri dari empat komponen yaitu: 1) kurikulum dan hasil belajar, 2) penilaian berbasis kelas, 3) kegiatan belajar mengajar, dan 4) pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Adapun komponen-komponen dari kurikulum berbasis

kompetensi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2. Komponen Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum dan Hasil belajar

Penilaian Berbasis Kelas

Kurikulum Berbasis Kompetensi


Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah Kegiatan Belajar Mengajar

a. Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB) Memuat perencanaan pengembangan kompetensi peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan dan meliputi kompetensi, hasil belajar, dan indikator. b. Penilaian berbasis Kelas (PBK) Memuat prinsip, sasaran dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui penilaian terpadu dengan kegiatan belajar mengajar di kelas (berbasis

26

kelas) dengan mengumpulkan

kerja siswa (portofolio), hasil karya

(produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis. c. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan paedagogis dan andragogis yang mengelola

pembelajaran agar tidak mekanistik. d. Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (PKBS) Memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Pola ini dilengkapi pula dengan gagasan pembentukan jaringan kurikulum, pengembangan kurikulum, pembinaan profesional tenaga

kependidikan, dan pengembangan sistem informasi kurikulum. 6. Kompetensi Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi a. Hakikat Kompetensi 1) Kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar yang terefleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Pusku, 2002:1). Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjaadi kompeten, artinya seseorang itu memiliki pengetahuan,

pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu. 2) Konsep kompetensi ini digunakan dalam kurikulum baru didasarkan pada pemikiran sebagai berikut: 1) kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks, 2)

27

kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa untuk menjadi kompeten, 3) Kompeten merupakan hasil belajar (learning outcome) yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran, dan 4) kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur (Puskur, 2002:1). b. Kompetensi Dalam KBK Kompetensi KBK merupakan jabaran dari tujuan pendidikan nasional (TPN). TPN secara urut dijabarkan menjadi kompetensi lintas kurikulum (KLK), kompetensi tamatan, kompetensi rumpun pelajaran, dan kompetensi dasar mata pelajaran. Penjabaran hasil belajar untuk tiap-tiap mata pelajaran dikelompokan berdasarkan aspek, dan setiap aspek dijabarkan menjasi hasil belajar dan indikator (Puskur, 2002:7). Adapun urutan jabaran kompetensi dalam KBK tampak pada diagram berikut ini : Gambar 3. Urutan Jabaran Kompetensi dalam KBK Kompetensi Lintas Kurikulum Kompetensi Tamatan Kompetensi Rumpun Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator (Sumber : Puskur 2002)

Tujuan Pendidikan Nasional

Silabus

28

1) Kompetensi Lintas Kurikulum (KLK) merupakan pernyataan tentang pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang mencakup kecakapan belajar sepanjang hayat dan ketrampilan hidup yang harus dimiliki. Hasil belajar dari KLK ini perlu dicapai melalui pembelajaran-pembelajaran dari semua rumpun mata pelajaran. 2) Kompetensi tamatan merupakan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa menyelesaikan suatu jenjang tertentu. 3) Kompetensi rumpun mata pelajaran merupakan pernyataan tetnang pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang seharusnya dicapai setelah siswa menyelesaikan rumpun mata pelajaran tertentu. 4) Kompetensi dasar merupakan pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan berindak setelah siswa menyelesaikan suatu aspek atau subaspek mata pelajaran tertentu.

B. Kurikulum SMK Edisi 2004 Berpendekatan KBK 1. Landasan Pendidikan nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. UndangUndang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan

29

kehidupan

bangsa

serta

agar

pemerintah

mengusahakan

dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang yaitu Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, melihat peluang kerja, dan mengembangkan diri di kemudian hari. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka dalam menyusun kurikulum SMK sangat memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan jenis pekerjaan, lingkungan sosial, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesenian. Oleh sebab itu, maka penyusunan kurikulum SMK edisi 2004 bertumpu pada landasan filosofis, ekonomis, dan yuridis. a. Landasan Filosofis Landasan filosofis yang dijadikan acuan adalah demokratis, pragmatis, dan humanistis. Ini berarti kurikulum SMK dirancang untuk mengembangkan nilai-nilai demokratis. Implikasinya, peserta didik diberi kebebasan untuk berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhannya, dan diberikan peluang untuk mengembangkan nilainilai demokratis pada dirinya. Di samping itu kurikulum SMK edisi 2004 dirancang untuk memberi kesempatan berkembangnya

30

kompetensi kerja yang relevan dengan perkembangan permintaan pasar kerja, serta memberi ruang gerak pada diri peserta didik untuk mengembangkan dan melakukan berbagai aktivitas yang dapat memberi kontribusi terhadap kecakapan hidup di lingkungan masyarakat. Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang selalu tumbuh dan berkembang, tetapi dengan secara perlahan-lahan ada kalanya mengalami penurunan kualitas sesuai perkembangan jaman. Kurikulum SMK disusun untuk mengemban misi agar dapat turut mendukung perkembangan kebudayaan pada arah yang positif. Oleh karena itu, kurikulum SMK edisi 2004 harus memperhatikan beberapa hal mendasar sebagai berikut : 1. Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai landasan pembentukan watak dan perkembangan

kehidupan manusia. 2. Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal maupun pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik. 3. Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi

kepentingan bersama peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Secara filosofis, penyusunan kurikulum SMK perlu

mempertimbangkan perkembangan psikologis peserta didik dan perkembangan/ kondisi kehidupan social budaya masyarakat.

31

a) Perkembangan Psikologi Peserta Didik Landasan psikologisnya yaitu jika filosofi apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, maka psikologi mempersoalkan bagaimana cara mengajarkan apa tersebut. Pendidikan kejuruan melandasi diri pada kenyataan bahwa manusia itu memiliki perbedaan dalam dimensi-dimensi fisik, intelektual, emosional, dan spiritual. Oleh karena itu, kita harus menggunakan cara-cara penyampaian yang berbeda-beda, sehingga muncul model-model pembelajaran yang beragam yang penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan individual yang berbeda-beda pula. Secara umum, manusia mengalami perkembangan

psikologis sesuai dengan pertambahan usia dan berbagai faktor lainnya yaitu latar belakang pendidikan, ekonomi keluarga, dan lingkungan pergaulan yang mengakibatkan perbedaan dalam dimensi fisik, intelektual, emosional, dan spiritual. Pada kurun usia peserta didik di SMK, mereka memiliki kecenderungan untuk mencari identitas atau jati diri. Fondasi kejiwaan yang kuat diperlukan oleh peserta didik agar berani menghadap, mampu beradaptasi dan mengatasi berbagai masalah kehidupan, baik kehidupan profesional maupun keseharian yang selalu berubah bentuk dan jenisnya serta mampu meningkatkan diri dengan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.

32

b) Kondisi Sosial Budaya Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan yang diterima dari lingkungan keluarga, masyarakat, maupun sekolah akan menyatu dalam diri peserta didik dan menjadi satu kesatuan yang utuh, saling mengisi, dan diharapkan dapat saling memperkaya secara positif. Adapun landasan sosiologinya yaitu merupakan ilmu

pengetahuan yang memusatkan perhatian pada hubungan antar manusia, kelompok, dan system. Pendidikan kejuruan mendasarkan pada sosiologi, sehingga segala upaya yang dilakukan harus selalu berpegang teguh pada keharmonisan hubungan antar sesama individu dalam masyarakat luas yang dilandasi dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur, serta keharmonisan antar system pendidikan dengan system-sistem yang lain (ekonomi, social, politik, religi, dan moral). Secara sosial budaya, kurikulum SMK edisi 2004 dikembangkan dengan memperhatikan berbagai dinamika, kebutuhan masyarakat, dan tidak meninggalkan akar budaya Indonesia. b. Landasan Ekonomis Landasan ekonomi yang dimaksud disini yaitu suatu ilmu ekonomi yang menekankan pada efisiensi dan investasi dasar penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Artinya, pendidikan kejuruan dijalankan atas dasar prinsip-prinsip efisiensi, baik internal maupun

33

eksternal. Selain itu, pendidikan kejuruan juga dijalankan atas dasar prinsip investasi, yang artinya bahwa kita berpedoman pada semakin tinggi pendidikan dan pelatihan seseorang, maka semestinya orang yang bersangkutan semakin produktif. Dengan demikian, maka orang yang lebih produktif akan mendapatkan upah yang lebih besar. Inilah esensi human capital theory yang menjadi dasar penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif dan dapat bekerja langsung di bidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi (Dirjen Dikdasmen, 2004:3). Dengan demikian, pembukaan program diklat di SMK harus responsif tehadap perubahan pasar kerja. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia semata-mata sebagai faktor produksi, hal ini dikarenakan pembangunan ekonomi memerlukan kesadaran sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab. c. Landasan Yuridis Peraturan perundang-undangan yang mendasari dan menjadi acuan dalam penyusunan kurikulum SMK edisi 2004 adalah : 1) UUD 1945 Undang-undang Dasar 1945 yang mengamanatkan kepada pemerintah, kaitannya dengan pendidikan nasional, yaitu: a) untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, b) agar mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang

34

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. 2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Yaitu berfungsi mengembangkan kemampuan serta

membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhal mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis. 3) Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

323/U/1997 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). 4) Ketentuan-ketentuan lain (yang akan disusun) berkaitan dengan Sistem Pendidikan Nasional Indonesia pada umumnya dan Pendidikan Menengah Kejuruan pada khususnya. 2. Program a. Jenis Program Keahlian SMK menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat) berbagai program keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Program keahlian tersebut dikelompokan menjadi bidang keahlian sesuai dengan kelompok bidang industri/ usaha/

35

profesi. Penamaan bidang keahlian dan program keahlian pada kurikulum SMK edisi 2004 yang dikembangkan mengacu pada nama bidang dan program keahlian yang berlaku pada kurikulum SMK edisi 1999. Jenis keahlian baru diwadahi dengan jenis program keahlian baru atau spesialisasi baru pada program keahlian yang relevan. Jenis bidang dan program keahlian ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. b. Substansi Pendidikan Substansi atau materi yang diajarkan di SMK disajikan dalam bentuk berbagai kompetensi yang dinilai penting dan perlu bagi peserta didik dalam menjalani kehidupan sesuai dengan

perkembangan jaman. Kompetensi yang dimaksud meliputi kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi manusia Indonesia yang cerdas dan pekerja yang kompeten sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh industri/ dunia usaha/ asosiasi profesi. c. Masa Pendidikan Masa pendidikan di SMK pada prinsipnya sama dengan masa pendidikan tingkat menengah lainnya yaitu 3 (tiga) tahun. Dengan mempertimbangkan keluasan dan jumlah kompetensi yang harus dipelajari, dan jika Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) menuntut masa pendidikan lebih dari tiga tahun, maka masa pendidikan dapat diperpanjang paling banyak 2 (dua) semester atau sampai dengan 4 (empat) tahun.

36

3. Struktur Kurikulum Untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh industri/ dunia usaha / asosiasi profesi, substansi diklat dikemas dalam berbagai matadiklat yang dikelompokan dan diorganisasikan menjadi program normative, adaptif, dan produktif. a. Program Normatif Yaitu kelompok matadiklat yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai pribadi yang utuh, yang memiliki norma-norma sebagai mahluk individu maupun sosial (anggota masyarakat), sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Program normatif diberikan agar peserta didik biasa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi, sosial, dan bernegara. Program normatif dijabarkan menjadi matadiklat yang memuat kompetensi-kompetensi tentang norma, sikap, dan perilaku yang harus diajarkan dan dilatihkan pada peserta didik. b. Program Adaptif Yaitu kelompok matadiklat yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar yang kuat untuk berkembang dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Program adaptif memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar keilmuan yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi suatu kompetensi untuk bekerja.

37

Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai apa dan bagaimana suatu suatu pekerjaan yang dilakukan, tetapi memberi pemahaman dan penguasaan tentang mengapa hal tersebut harus dilakukan. c. Program Produktif Yaitu kelompok matadiklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi standar atau kemampuan produktif pada suatu pekerjaan/keahlian tertentu yang relevan dengan tuntutan dan permintaan pasar kerja. Substansi pembelajaran terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu : 1) substansi instruksional, dan 2 ) substansi noninstruksional. 1) Substansi Instruksional Substansi instruksional adalah substansi pembelajaran yang dirancang secara terstruktur dalam kurikulum dan dikemas dalam berbagai matadiklat yang dikelompokan dalam program normatif, adaptif, dan produktif. Pengorganisasian materi program normatif dan adaptif mengacu pada UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 37, yaitu berupa nama matadiklat. Sedangkan program produktif berupa nama kompetensi yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). 2) Substansi Noninstruksional Substansi noninstruksional berisi hal-hal yang dianggap penting dan perlu bagi peserta didik dan dirancang secara tidak terstruktur dalam kurikulum. Penyajiannya terintegrasi dengan substansi instruksional yang dituangkan pada saat merencanakan

38

strategi

pembelajaran

dan

penyusunan pendidikan

modul. kecakapan

Substansi hidup,

noninstruksional

meliputi

kompetensi kunci, lingkungan hidup, dan isu-isu lain seperti muatan lokal, narkoba, dan pendidikan seks. Matadiklat pada SMK program keahlian akuntansi adalah sebagai berikut: Tabel 1. Struktur kurikulum dalam 3 tahun (kelas 1, 2, 3) Bidang Keahlian Program Keahlian No I 1. 2. 3. 4. II 1. 2. 3. 4. 5. III 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. : Bisnis dan Manajemen : Akuntansi DURASI 192 288 192 288 403 550 203 192 112 12 12 30 20 30 70 65 460 80 70 40 20 40 60 60 60

MATADIKLAT NORMATIF Pendidikan Agama Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah Bahasa Indonesia Pendidikan Jasmani dan Olah Raga ADAPTIF Matematika Bahasa Inggris Keterampilan Komputer dan pengelolaan Informasi Kewirausahaan Ekonomi PRODUKTIF Bekerja sama dengan kolega dan pelanggan Bekerja sama dengan lingkungan sosial yang berbeda Berkomunikasi melalui telepon dan faksimili Mengerjakan persamaan dasar akuntansi Mengelola bukti transaksi Mengelola buku jurnal Mengelola buku besar Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang Mengelola administrasi kas bank Mengelola administrasi dana kas kecil Mengelola order penjualan Mengelola proses kredit Mengelola kartu piutang Mengelola penagihan piutang Mengelola administrasi pembelian Mengelola kartu utang

39

17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.

Mengelola penerimaan barang supplies Mengelola kartu persediaan supplies Mengelola kartu persediaan barang dagangan Mengelola administrasi gudang Mengelola aktiva tetap Mengelola buku jurnal Mengelola buku besar Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang Mengelola administrasi gaji dan upah Mengelola kartu biaya produksi Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan manufaktur JUMLAH (Sumber : Dirjen Dikdasmenjur 2004)

10 16 30 20 80 70 65 460 80 45 465 4396

Tabel 2. Struktur kurikulum I tahun PROGRAM KEAHLIAN TINGKAT NO I. 1. 2. 3. 4. II. 1. 2. 3. 4. 5. 6. III. 1. 2. 3. : AKUNTANSI : I (SATU) WAKTU

MATADIKLAT
PROGRAM NORMATIF Pendidikan Agama Pendidikan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia Pendidikan Jasmani dan Olah Raga PROGRAM ADAPTIF Matematika Bahasa Inggris Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi Kewirausahaan Ekonomi Mengetik Manual dan elektronik PROGRAM PRODUKTIF Bekerja sama dengan kolega dan pelanggan Bekerja sama dalam lingkungan sosial yang berbeda Berkomunikasi melalui telepon dan faksimili

80 120 80 120

200 200 160 80 80 200

20 20 40

40

Matadiklat Siklus Akuntansi : 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. IV. 1 Mengerjakan persamaan dasar akuntansi Mengelola bukti transaksi Mengelola buku jurnal Mengelola buku besar Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang Mengelola administrasi kas bank Mengelola administrasi dana kas kecil Mengelola order penjualan PROGRAM MUATAN LOKAL Bimbingan dan penyuluhan JUMLAH (Sumber : Dirjen Dikdasmenjur 2004) 40 1920 480

Tabel 3. Struktur kurikulum 1 minggu NO I. 1. 2. 3. 4. II. 1. 2. 3. 4. 5. 6. MATADIKLAT PROGRAM NORMATIF Pendidikan Agama Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah Bahasa Indonesia Pendidikan Jasmani dan Olah Raga PROGRAM ADAPTIF Matematika Bahasa Inggris Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi Kewirausahaan Ekonomi Mengetik Manual dan Elektronik 5 5 4 2 2 5 2 3 2 3 WAKTU

41

III. 1.

PROGRAM ADAPTIF Bekerja sama dengan kolega dan pelanggan Bekerja sama dalam lingkungan sosial yang Berbeda Berkomunikasi melalui telepon dan faksimili 2

2.

Matadiklat Siklus Akuntansi : Mengerjakan persamaan dasar akuntansi Mengelola bukti transaksi Mengelola buku jurnal Mengelola buku besar Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang Mengelola administrasi kas bank Mengelola administrasi dana kas kecil Mengelola order penjualan 1 48 12

3.

Bimbingan dan penyuluhan JUMLAH (Sumber : Dirjen Dikdasmenjur 2004)

4. Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. a. Kegiatan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran adalah proses kegiatan belajar peserta diklat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan guna

42

mencapai penguasaan kompetensi. Pembelajaran dapat dilaksanakan di sekolah dan atau di dunia kerja (Dirjen Dikdasmen, 2004, Bag. III:16). Prosedur pelaksanaan pembelajaran di SMK merupakan tatacara pembelajaran, pembimbingan, dan pelatihan yang dilakukan di sekolah dan di dunia kerja. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah merupakan realisasi pembelajaran program produkif yang ditekankan pada penguasaan dasar-dasar keahlian yang luas, kuat, mendasar, dan penguasaaan alat serta teknik bekerja yang tepat. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran di dunia industri (kerja) yaitu peserta yang mengikuti pelatihan di industri adalah mereka yang memenuhi persyaratan minimal yang telah ditetapkan, baik pada saat penerimaan maupun pada saat pemilihan program diklat. Pelaksanaan pembelajaran dituangkan dalam bentuk kegiatankegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. 1) Kegiatan Kurikuler Merupakan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan struktur kurikulum dan ditujukan untuk mengembangkan

kompetensi peserta didik sesuai dengan bidang keahliannya. Kegiatan kurikuler dilakukan melalui kegiatan pembelajaran terstruktur sesuai dengan struktur kurikulum. 2) Kegiatan Ekstrakurikuler Merupakan kegiatan diklat di luar jam yang tercantum pada struktur kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan untuk pengembangan bakat dan minat serta untuk memantapkan

43

pembentukan kepribadian peserta didik, antara lain dapat berupa kepramukaan, usaha kesehatan sekolah, olah raga, palang merah, kesenian, kelompok debat, kegiatan sosial, penyelenggaraan kegiatan kesiswaan dan kemasyarakatan. Jenis kegiatan yang dipilih harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kebermaknaan bagi peserta didik, keadaan dan kemampuan sekolah, serta situasi dan kondisi sosial, ekonomi, maupun budaya masyarakat dimana sekolah berada. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk lebih mengaitkan dan menerapkan kompetensi yang diperoleh pada program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan guna kepribadian peserta didik seutuhnya. b. Pendekatan Pembelajaran Pembelajaran berbasis kompetensi harus menganut prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning). Hal ini dimaksudkan agar peserta didik dapat menguasai sikap (attitude), ilmu pengetahuan (knowledge), dan keterampilan (skills). Untuk dapat belajar secara tuntas, perlu dikembangkan prinsip pembelajaran sebagai berikut : 1). Learning by doing Yaitu belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata yang memberikan pengalaman belajar bermakna dan dikembangkan menjadi mengembangkan

pembelajaran berbasis produksi.

44

2). Individualized learning Yaitu pembelajaran dengan memperhatikan keunikan setiap individu yang dilaksanakan dengan sistem modular. Mengingat lulusan SMK dapat bekerja sebagai wiraswastawan atau pegawai, maka pelaksanaan pembelajaran dengna pendekatan tersebut di atas dapat dilakukan melalui dua jalur alternatif, yaitu : 1) jalur kelas industri (employed) peserta didik belajar di sekolah dan berlatih di industri, dan 2) jalur kelas wiraswasta/mandiri

(selfemployed) peserta didik belajar dan berlatih berwiraswasta di sekolah dan berusaha secara mandiri. Pemilihan model pembelajaran kelas industri atau kelas wiraswasta mempertimbangkan minat dan kemampuan peserta didik serta kondisi sekolah, industri, dan dunia kerja sekitar sekolah. Dalam hal ini yang paling menentukan adalah ada tidaknya kesempatan berwirausaha pada program keahlian yang diminati peserta didik. c. Pola Penyelenggaraan Pendidikan di SMK dapat menerapkan berbagai pola penyelenggaraan pendidikan yang dapat dilaksanakan secara terpadu, yaitu pola pendidikan sistem ganda (PSG), multi entry-multi exit (MEME), dan pendidikan jarak jauh. 1) Pola pendidikan sistem ganda (PSG) PSG adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan industri/asosiasi profesi sebagai

45

institusi pasangan (IP) mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan sertifikasi. Durasi pelatihan di industri dilaksanakan selama 4 (empat) bulan sampai dengan 1 (satu) tahun pada industri dalam dan atau luar negeri. Pola pendidikan sistem ganda ini diterapkan dalam proses penyelenggaraan SMK dalam rangka lebih mendekatkan mutu lulusan yang berkualitas sesuai dengan permintaan dari dunia industri/ usaha. 2) Pola multi entry-multi exit Pola multi entry-multi exit merupakan perwujudan konsep pendidikan dengan sistem terbuka yang diterapkan agar peserta didik dapat memperoleh layanan secara fleksibel dalam

menyelesaikan pendidikannya. Dengan pola ini, peserta didik dapat mengambil program/ kompetensi di berbagai institusi pendidikan seperti SMK, lembaga kursus, diklat industri, politeknik, dan sebagainya. Oleh sebab itu, maka peserta didik di SMK dapat mengikuti pendidikan secara paruh waktu. 5. Evaluasi Evaluasi (penilaian) adalah penentuan nilai hasil pengukuran dinbandingkan dengan acuan atau standar tertentu. Sedangkan

pengukuran adalah proses kuantifikasi atau pengumpulan bukti-bukti suatu gejala atau objek menurut aturan tertentu yang sdapat dilakukan baik dengan cara tes maupun nontes (Dirjen Dikdasmen, 2004:22). Penilaian hasil belajar peserta didik dalam sistem pembelajaran berbasis kompetensi pada dasarnya merupakan proses penentuan untuk

46

memastikan peserta didik apakah sudah kompeten atau belum. Selain itu, penilaian hasil belajar juga merupakan bagian integral dari proses pembelajaran yang diarahkan untuk menilai kinerja peserta didik dalam memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar secara berkesinambungan. Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan secara langsung pada saat peserta didik melakukan aktivitas belajar, dan secara tidak langsung melalui bukti-bukti hasil belajar (learning evidance) yang diperoleh seorang peserta didik dengan kriteria kinerja (performance criteria) yang ditetapkan pada standar kompetensi. Sesuai dengan pendekatan kompetensi yang digunakan dalam pengembangan kurikulum SMK edisi 2004, maka sistem penilaian menitikberatkan pada penilaian hasil belajar berbasis kompetensi (competency based assesment) dengan ciri sebagai berikut : 1) Menggunakan assesment). 2) Diberlakukan secara perseorangan (individualized). 3) Keberhasilan peserta didik hanya dikategorikan dalam bentuk kompeten dan belum kompeten. 4) Dilaksanakan secara berkelanjutan. Dalam pelaksanaannya penilaian hasil belajar peserta didik dapat dibagi menjadi penilaian berbasis kelas (classroom based assesment) yang berguna untuk mengukur tingkat penguasaan suatu kompetensi atau tahap pembelajaran. penilaian acuan patokan (criterion reference

47

a) Penilaian Berbasis Kelas Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk : 1. Memantau kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik sebagai bahan masukan untuk perbaikan pembelajaran lebih lanjut. 2. Menetapkan sistem pembimbingan guna membantu kelancaran dan keberhasilan belajar peserta didik. 3. Menetapkan penyelesaian suatu tahap pembelajaran sebagai dasar untuk memutuskan kelanjutan pembelajaran tahap berikutnya. b) Penilaian Kompetensi Penilaian kompetensi pada dasarnya merupakan penilaian sumatif terhadap ketuntasan pencapaian hasil belajar peserta didik setelah menyelesaikan satu unit kompetensi. Penilaian tersebut bertujuan untuk menetapkan keberhasilan peserta didik dalam menguasai satu unit kompetensi. Penilaian yang berkaitan dengan sertifikasi kompetensi dilakukan oleh lembaga sertifikasi independen sesuai dengan keahliannya. Apabila lembaga ini belum tersedia, maka sekolah dapat bekerja sama dengan dunia industri/ industri terkait yang mempunyai kredibilitas untuk berperan sebagai pengganti lembaga sertifikasi. 6. Sertifikasi a. Ijazah Mengacu pada Undang-Undang Sisdiknas, maka SMK yang telah diakreditasi diberi wewenang untuk menyelenggarakan ujian dan

48

memberikan ijasah yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional kepada peserta didik yang dinyatakan lulus ujian. Ijasah ini digunakan sebagai pengakuan terhadap penyelesaian pada jenjang pendidikan SMK atau prestasi belajar yang telah diraih oleh peserta didik. b. Sertifikat Kompetensi Sertifikat kompetensi diberikan kepada peserta didik yang lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh SMK/ lembaga diklat yang terakreditasi sebagai penyelenggara uji kompetensi. Sertifikat

kompetensi tersebut diterbitkan oleh lembaga sertifikasi, asosiasi profesi, perusahaan/ industri, lembaga diklat yang memiliki kredibilitas dalam bidangnya, dan lembaga diklat yang diberi wewenang oleh lembaga sertifikasi.

C. Pengembangan Kurikulum SMK Edisi 2004 Berpendekatan KBK Arah pengembangan pendidikan menengah kejuruan memiliki peran untuk menyiapkan peserta didik agar siap bekerja, baik bekerja secara mandiri (wiraswasta) maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Oleh karena itu, arah pengembangan pendidikan menengah kejuruan diorientasikan pada pemenuhan permintaan pasar kerja. SMK sebagai salah satu institusi yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut agar mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan oleh dunia kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaannya, memiliki daya

49

adaptasi dan daya saing yang tinggi. Atas dasar itulah, maka pengembangan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dunia kerja. Pengembangan kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada dasarnya merupakan upaya

penyempurnaan terhadap kurikulum yang berlaku. Berdasarkan Dikmenjur Depdiknas (2004) penyempurnaan kurikulum SMK edisi 2004 dirancang sebagai : 1. Pengelompokan kembali program-program diklat (bidang dan program keahlian) berdasarkan kesamaan akar kompetensi untuk menentukan dasar-dasar keahlian dan keilmuan sejenis. 2. Tingkat keluwesan keahlian sangat ditentukan oleh keleluasaan bidang keahlian yang dijadikan dasar dalam pengembangan isi kurikulum. Makin lebar/ luas bidang keahlian dan keilmuan yang dijadikan dasar acuan, maka akan makin tinggi derajat keluwesannya, tetapi derajat kontekstualnya terhadap dunia kerja akan semakin rendah. Sebaliknya jika kontekstual dipertajam, maka tidak mungkin memberikan dasardasar yang lebih luas yang berarti derajat keluwesannya akan menurun. Atas dasar itulah, maka perluasan bidang keahlian dan dasar-dasar keilmuan disesuaikan dengan kebutuhan kontekstual pada masingmasing karakteristik lapangan kerja. 3. Perkuatan daya suai adaptabilitas tidak cukup dengan memperluas dasardasar keahlian, tetapi perlu didukung oleh kemampuan-kemampuan

50

generik yang lebih memungkinkan terjadinya proses interaksi individu dengan lingkungan yang lebih luas sebagai prasyarat untuk terjadinya pengembangan pribadi secara optimal. Oleh karena itu diperlukan peningkatan dan perkuatan kompetensi-kompetensi dasar (key

competencies) yang lebih luas. 4. Standarisasi program, yaitu bahwa penggunaan pendekatan kompetensi dimaksudkan agar SMK mampu menghasilkan tamatan yang memiliki kompetensi (kompeten), yaitu tamatan yang memiliki kemampuan sekaligus berkewenangan. Seseorang dapat dikatakan kompeten apabila memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kompetensi mengandung makna bahwa program pendidikan di SMK harus terstandar, mulai dari profil kompetensi, deskripsi program, bahan pembelajaran, penyelenggaraan program, evaluasi, dan sertifikasi. 5. Pentahapan pembelajaran, yaitu perlu pengorganisasian yang tegas mengenai materi atau isi kurikulum sesuai dengan kedudukannya, sehingga jelas mana yang bersifat dasar, keahlian, dan kontekstual. Hal ini akan sangat membantu dalam mengatur pentahapan pembelajaran (learning hierarchy), mulai dari penetapan materi dasar keahlian, lanjut keahlian, dan spesialisasi (paket keahlian). 6. Berbasis ganda, yaitu bahwa pendidikan di SMK harus berbasis ganda (school and industry based) dan tidak bisa hanya berbasis tunggal (school based). Dengan demikian, maka program pendidikan di SMK

51

harus dirancang dengan mempertimbangkan bahwa implementasinya dalam bentuk pendidikan sistem ganda (dual based program). 7. Kegiatan ekstrakurikuler, yaitu bahwa tugas SMK menghasilkan tamatan yang terdidik sekaligus terlatih tidak seluruhnya dapat diprogramkan secara terstruktur dalam kurikulum. Oleh karena itu SMK diharapkan dapat mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler sebagai bagian integral dari pelaksanaan diklat untuk mengembangkan aspek kedewasaan emosional peserta didik.

D. Administrasi dan Pelaporan Hasil Administrasi dan pelaporan hasil belajar adalah aktivitas

mengadministrasikan seluruh data hasil belajar peserta didik dengan cara-cara yang dapat memudahkan penyimpanan, memeriksa, dan melaporkan data tersebut sesuai dengan tujuan masing-masing aktivitas (Dirjen Dikdasmen, 2004, Bag. III:24). Administrasi dan pelaporan hasil belajar peserta didik dimaksudkan untuk : 1) mencatat, menyimpan, dan memelihara data hasil belajar peserta didik secara cermat, akurat, aman, dan mudah digunakan, 2) menyediakan informasi tentang kemajuan dan prerstasi belajar bagi kepentingan pembinaan dan pengembangan peserta didik dalam bentuk/format yang sesuai dengna kepentingannya, dan 3) menginformasikan kemajuan dan prestasi hasil belajar peserta didik kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bagian pertanggung jawaban sekolah dalam rangka akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.

52

Hasil penilaian didokumenkan dalam berbagai bentuk, yaitu dapat berupa laporan penilaian seperti buku laporan (rapor), paspor keterampilan (skill passport), leger, transkip, dan ijazah. 1. Buku laporan (Rapor) Buku laporan (rapor) berisi informasi hasil belaajr peserta didik yang memberi gambaran secara rinci tentang pencapaian kompetensi pada tahap waktu pembelajaran tertentu. Buku laporan berisi tentang identitas sekolah, identitas peserta didik, nilai hasil belajar matadiklat, pengesahan oleh guru pembimbing diketahui oleh orang tua/ wali murid, dan legalitas kepala sekolah. 2. Paspor keterampilan (Skill Passport) Skill passport dimaksudkan untuk menginformasikan kompetensi/ sub kompetensi yang telah dicapai dan menginformasikan kepada dunia kerja atau pihak lain yang terkait tentang riwayat pencapaian kompetensi/ sub kompetensi yang dikuasai pemegangnya sebagai bukti dan bahan pertimbangan bagi lapangan kerja. Skill passport minimal berisi komponen-komponen seperti identitas pemegang, identitas sekolah, nama program keahlian, penjelasan tentang skill passport, daftar kompetensi dan sub kompetensi, serta pencapaian dan legalitas. 3. Leger Leger merupakan buku yang berisi informasi pencapaian hasil belajar peserta didik dalam satu kelas yang memberi gambaran secara

53

rinci tentang penguasaan kompetensi dan catatan pribadi dalam satu tahun. Leger ini diimaksudkan untuk merekam perkembangan kemajuan belajar peserta didik dan memberi informasi tentang keadaan hasil belajar peserta didik dalam satu kelas. 4. Transkip Transkip merupakan kumpulan laporan pencapaian hasil belajar pada akhir pendidikan yang memberikan gambaran secara rinci dan menyeluruh kompetensi dan prestasi peserta didik selama proses pendidikan. Transkip dimaksudkan untuk memberi penjelasan secara rinci prestasi peserta didik pada akhir pendidikan. Transkip ini berisi komponen-komponen seperti identitas sekolah, identitas peserta didik, nilai hasil belajar matadiklat yang dinyatakan dalam angka dan huruf, serta pengesahan dan cap oleh kepala sekolah. 5. Ijazah Ijazah merupakan keterangan pengakuan penyelesaian suatu jenjang pendidikan sekaligus tanda kelulusan yang diberikan setelah peserta didik menyelesaikan seluruh program pendidikan jenjang SMK dan lulus ujian yang diselenggarakan pada akhir pendidikan. Ijazah dimaksudkan untuk memberikan pengakuan bahwa yang bersangkutan telah menyelesaikan program dan lulus jenejang pendidikan SMK.

54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan metode deskripsi, yaitu dengan menggambarkan keadaan dan memecahkan masalah yang sedang berlangsung. Dengan pendekatan ini diharapkan peneliti dapat menghasilkan data yang deskriptif yang nantinya dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian, jadi tidak mengutamakan angkaangka statistik. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1975:25)

yang dikutip oleh Moleong (2002:3) mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai prosedur pemilihan yang menghasilkan data dan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk menguji hipotesis tetapi berusaha mengumpulkan data empiris, dari data tersebut ditemukan pola-pola yang mungkin dapat dikembangkan menjadi teori. Disamping untuk memberikan gambaran secara objektif tentang realitas di lapangan, deskripsi disini tidak terbatas pada pengumpulan data dan penyusunan data saja, melainkan meliputi analisis tentang arti data tersebut. Pendekatan kualitatif menurut Bodgan dan Biklen yang diterjemahkan oleh Munandar (1990:3336) memiliki 5 sifat yaitu : 1. Pendekatan kualitatif mempunyai latar belakang alami, karena sebagai alat terpenting adanya sumber data yang langsung di lapangan perisetnya. 2. Pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. 3. Pendekatan kualitatif lebih memperhatikan proses daripada hasil atau produk semata. 54

55

4. Periset kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif. 5. Makna merupakan bagiana yang esensial untuk rancangan kualitatif. Dengan pendekatan kualitatif maka penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran secara obyektif dan menguraikan keadaan atau fenomena tentang pelaksanaan implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen. B. Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan Yayasan Pendidikan Ekonomi (Yapek), yang beralokasi di Jalan Merbabu No. 64 Wero Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen. Lokasi ini dipilih karena peneliti berasal dari Kebumen, dan kebetulan peneliti juga merupakan alumni dari SMK tersebut. Dengan demikian, maka antara peneliti dan pihak SMK Yapek Gombong Kebumen terjalin hubungan familier. Di samping itu, peneliti juga ingin mengetahui sejauh mana pelaksanaan implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi. C. Informan Penelitian Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2002:90). Dalam penelitian kualitatif, keberadaan informan penelitian sebagai informasi kunci yang akan diwawancarai secara mendalam sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, sebagai informan penelitian pada penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru matadiklat siklus akuntansi dan siswa-siswi yang sedang menempuh mata pelajaran siklus akuntansi.

56

1. Kepala Sekolah SMK Yapek Gombong Kebumen Peneliti memilih kepala sekolah sebagai informan penelitian karena tugas kepala sekolah adalah selaku penanggung jawab dari kegiatan pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi. Kepala sekolah juga berperan sebagai dinamisator,

organisator, administrator dan supervisor yang mengelola pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi. Dengan demikian, maka kepala sekolah dapat dimintai keterangan tentang perannya dalam memperdayakan seluruh aspek kependidikan yang menyangkut fasilitas, sarana dan prasarana sekolah guna mendukung terlaksananya penerapan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan KBK, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi. Selain itu, peneliti juga dapat memperoleh informasi dari kepala sekolah mengenai tenaga pengajar, proses pembelajaran, ragam kegiatan belajar, waktu belajar, pendukung belajar dan guru yang mengelola proses pembelajaran. 2. Wakil kepala sekolah bagian kurikulum SMK Yapek Gombong Kebumen Wakil kepala sekolah bagian kurikulum dijadikan informan penelitian karena tugas dan wewenang dari wakil kepala sekolah bagian kurikulum adalah mengatur, mengelola, dan menyesuaikan kurikulum yang hendak diterapkan dalam sekolah tersebut. Dengan demikian, maka peneliti dapat memperoleh informasi dari wakil kepala sekolah bagian kurikulum mengenai penerapan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan KBK, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen. 3. Guru matadiklat siklus akuntansi Tugas dari seorang guru bidang studi adalah sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar. Untuk mengetahui proses belajar mengajar dengan kkkkk

57

menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan KBK, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen, maka peneliti sangat memerlukan informasi dari guru bidang studi yang bersangkutan. Oleh karena itu, disamping kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bagian kurikulum, peneliti juga memilih guru matadiklat siklus akuntansi sebagai informan penelitian. 4. Siswa-siswi SMK Yapek Gombong Kebumen Selain kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, dan guru mata pelajaran siklus akuntansi, siswa-siswi SMK Yapek Gombong Kebumen khususnya yang sedang menempuh matadiklat siklus akuntansi juga perlu dijadikan sebagai informan penelitian. Dalam penelitian ini siswa-siswi yang dijadikan informan penelitian hanya sebagian saja, yaitu dari tiap-tiap kelas diambil 2 siswa yang merupakan siswa berprestasi. Sedangkan di SMK Yapek Gombong Kebumen siswa-siswi yang mendapatkan matadiklat siklus akuntansi adalah semua siswa-siswi yang duduk di tingkat I program keahlian akuntansi, dan untuk tingkat satunya ada 3 kelas. Dengan demikian, siswa-siswi yang dijadikan informan penelitian sebanyak 6 siswa. Dari ke-6 informan ini dapat ditanya mengenai bagaimana siswa-siswi dalam menerima pelajaran siklus akuntansi yang penerapannya menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan KBK, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi. Dari informan penelitian yang telah dipilih oleh peneliti, diharapkan dapat memberikan segala informasi yang diperlukan guna memecahkan permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Dalam mengumpulkan data/ informasi dari masing-masing informan, peneliti dapat melakukannya secara

58

bebas dan tidak terbatas waktu. Artinya, bahwa peneliti dalam meminta keterangan dari masing-masing informan tidak terikat alur urutan jabatan, tetapi tergantung pada situasi, kondisi, kebutuhan peneliti, dan dapat dilakukan kapan saja dengan catatan selama tidak mengganggu jam-jam kesibukan para informan. Dengan demikian, apabila pada suatu saat peneliti meminta keterangan pada masing-masing informan dan ternyata mengalami kegagalan, maka peneliti dapat meminta keterangan dilain hari selama jangka waktu penelitian. D. Tahap-tahap Penelitian dan Jadwal Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan lebih mengacu pada perspektif fenomenologis. Peneliti dalam pandangan

fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu (Moleong, 2002:9). Dilihat dari jenisnya, penelitian ini digolongkan pada jenis penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena. Selama melakukan penelitian, peneliti merupakan instrumen utama. Oleh karena itu seyogyanya, menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam (Utanto, 2002:47) peneliti menyesuaikan diri dengan memahami kenyataan di lapangan. Adapun pelaksanaan penelitian dilakukan di lapangan, peneliti melakukan wawancara dengan informan, yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru matadiklat siklus akuntansi, dan siswa-siswi yang sedang menempuh matadiklat siklus akuntansi yang sesuai dengan tujuan penelitian.

59

Tahap-tahap yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian. Menurut Moleong (1988:85), tahap-tahap penelitian yang telah disesuaikan dengan keadaan Indonesia adalah : a. Tahap pra lapangan, yaitu meliputi menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perijinan, menjajagi dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan persoalan etika penelitian. b. Tahap pekerjaan lapangan, yaitu meliputi memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, dan berperan serta sambil

mengumpulkan data. c. Tahap analisis data, yaitu meliputi konsep dasar analisis data, menemukan tema dan perumusan hipotesis, dan menganalisis berdasarkan hipotesis. Tahap-tahap penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Penelitian pra lapangan 1) Menyusun rancangan penelitian yang sering kita kenal dengan sebutan proposal penelitian. Pada tahap awal, tema penelitian terlebih dahulu diajukan kepada tim penyeleksi tema di tingkat jurusan untuk mendapatkan persetujuan tema. Selanjutnya tema yang telah disetujui disusun dalam bentuk proposal penelitian dan diserahkan kepada dosen pembimbing I dan II untuk mendapatkan bimbingan dan persetujuan.

60

2) Memilih lapangan penelitian. Berkaitan dengan tema penelitian yaitu pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi, maka lembaga yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah SMK Yapek Gombong Kebumen. 3) Mengurus perijinan. Pada tahap awal, perijinan penelitian dilakukan secara lisan, selanjutnya setelah Bab I, II, dan III skripsi disetujui oleh masing-masing dosen pembimbing kemudian perijinan penelitian dilakukan secara formal antara lembaga yang menaungi peneliti yaitu UNNES dengan Yayasan SMK Yapek Gombong Kebumen. 4) Menjajagi dan menilai keadaan lapangan. Kegiatan ini selain dilakukan pada saat memilih lapangan penelitian, dilakukan juga pada saat peneliti hampir memasuki lapangan penelitian. 5) Memilih dan memanfaatkan informan penelitian. Informan penelitian dipilih dengan cara purposive sample dan dimanfaatkan sesuai dengan tujuan pengungkapan data penelitian. Informan penelitian merupakan orang-orang yang terkait dalam instansi yang digunakan sebagai tempat penelitian, seperti : kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru matadiklat siklus akuntansi, dan siswa-siswi yang sedang menempuh matadiklat siklus akuntansi. 6) Menyiapkan kelengkapan penelitian. Perlengkapan penelitian yang dipersiapkan antara lain peralatan tulis sebagai peralatan catatan lapangan, alat perekam, kamera, garis besar materi wawancara, dan panduan observasi.

61

7) Etika penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peran keterlibatan peneliti sangat dibutuhkan, oleh sebab itu etika peneliti harus selalu diperhatikan, sehingga perasaan empati dan kekeluargaan dapat terjalin baik dengan konsisten pada tujuan penelitian. b. Tahap pekerjaan lapangan 1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri. Pada tahapan ini, peneliti diharapkan berusaha untuk melakukan interaksi awal, mempelajari kembali proposal serta memperdalam dan memperluas kajian literatur penelitian. Dengan adanya persiapan yang matang, maka pelaksanaan penelitian dapat dilakukan secara efektif dan efesien. 2) Memasuki lapangan. Setelah seluruh persiapan intern maupun ekstern peneliti terpenuhi, kemudian peneliti dapat memulai memasuki lapangan penelitian secara proporsional. 3) Berperan serta sambil mengumpulkan data. Adanya perasaan empati dan kekeluargaan antara peneliti dengan informan penelitian di SMK Yapek Gombong Kebumen dapat memberi kemudahan bagi peneliti untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan di SMK tersebut. Peneliti dapat secara langsung melakukan wawancara, dokumentasi, maupun observasi. Dalam melakukan wawancara, dokumentasi, dan observasi peneliti dapat melakukannya secara bebas (tidak terikat alur urutan jabatan), tetapi tergantung pada situasi, kondisi, dan kebutuhan peneliti.

62

c. Tahap Analisis Data Ada banyak cara yang dapat diikuti oleh para peneliti dalam menganalis data. Menurut Milles dan Hoberman dalam Rahman (1999:20) salah satu cara yang dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah analisis data yang umum digunakan, yaitu : (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) display data, (4) mengambil kesimpulan atau verifikasi. Mengenai tahapan analisis data akan dibahas lebih lanjut secara luas pada sub G tentang proses pencatatan dan teknik analisis data. Jadwal penelitian yang direncanakan oleh peneliti ada dua tahap, yaitu tahap-1 dimulai tanggal 15 Juli sampai dengan 30 Agustus 2004 dan tahap ke2 dimulai setelah Bab I, II, dan III disetujui oleh dosen pembimbing I dan II. Peneliti memilih dua tahap dalam melakukan penelitian di lapangan karena pada pelaksanaan tahap I merupakan tahun ajaran baru dan proses belajar mengajar baru dimulai, sehinggga peneliti dapat memperoleh informasi dari para informan secara langsung mulai dari awal tahun ajaran baru 2004/2005. Sedangkan pada tahap II peneliti memilih waktu tersebut karena peneliti sambil menunggu bimbingan skripsi dari Bab I, II, dan III yang harus disetujui terlebih dahulu oleh dosen pembimbing I dan II.

E. Teknik Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menempatkan peneliti sebagai instrumen penelitian yang utama, agar peneliti dapat menyelami dan memahami realitas sosial di lapangan yang dijumpai (Bogdan & Biklen, 1982; Guba & Lincoin, 1985). Dalam kegiatan ini peneliti dilengkapi dengan alat perekam mini, catatan kecil, dan dokumentasi fotografi. Ini bisa dilakukan setelah peneliti dapat diterima, dipercaya dan bisa menjalin hubungan baik dengan para responden.

63

Pengumpulan data dilakukan berulang-ulang dalam beberapa tahap berdasarkan perkembangan yang muncul sehubungan dengan jawaban-jawaban atas suatu pertanyaan. Observasi dan wawancara merupakan dua teknik pengumpulan data yang digunakan sekaligus, sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang beberapa kegiatan yang berhubungan dengan situasi pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada mata pelajaran siklus akuntansi. Berikut dipaparkan pengunaan masing-masing metode pengumpul data : 1. Metode Observasi Merujuk pendapat Audrey True (1983) dalam Nugroho (1993:18), observasi adalah kegiatan mengamati sesuatu tanpa mempengaruhi dan secara simultan mencatat atau merekamnya untuk bahan analisis. Disitu tekandung pengertian bahwa peneliti sebagai instrumen penelitian harus peka dalam mengamati segala sesuatu, dan mampu merekam/mencatat segala hal yang menjadi fokus pengamatannya. Syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan teknik ini adalah tidak boleh mempengaruhi hal-hal yang diobservasi seperti apa yang dikendaki observer. Pada tahap ini peneliti mengamati langsung di sekolah yang telah dijadikan tempat penelitian. Awal dari tahap ini yaitu peneliti melakukan sosialisasi untuk menanamkan rasa saling percaya antara peneliti dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru bidang studi, dan siswa yang akan diteliti.

64

Setelah terbina hubungan baik dan saling percaya antara peneliti dengan pihak-pihak informan, selanjutnya peneliti mengamati kondisi sekolah yang meliputi kondisi fisik dan kondisi non fisik, yaitu menyangkut ketersediaan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar. Selain itu, observasi dilakukan dengan mengamati situasi pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi dan mengamati kegiatan guru-guru yang sedang melaksanakan proses pembelajaran, dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi. Hal-hal yang diobservasi meliputi: waktu pelaksanaan, implementasi hasil dan evaluasi pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi yang diterapkan di SMK Yapek Gombong Kebumen, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi. Setiap data dan informasi yang diperoleh melalui teknik observasi ini akan selalu didokumentasikan dalam catatan lapangan, hal ini bertujuan untuk menghindari tercecernya data-data yang telah diperoleh saat di lapangan. Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan. 2. Wawancara Penelitian ini bersifat kualitatif, maka wawancara merupakan teknik yang penting. Banyak fenomena sosial di lapangan yang sulit

dijaring melalui angket dan sejenisnya, sehingga penggunaan wawancara menjadi sangat cocok karena mampu mengorek kedalaman peristiwa maupun setting sosial yang menjadi bingkai terjadinya peristiwa tersebut.

65

Teknik wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah bentuk wawancara mendalam dengan menggunakan teknik wawancara berencana (standar interview) dan wawancara tanpa rencana (under standardized interview). Menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang (1989:104), wawancara berencana adalah suatu bentuk wawancara dengan merumuskan terlebih dahulu semua aspek-aspek yang akan dipertanyakan ke dalam suatu daftar, sehingga saat pelaksanaannya berfungsi sebagai pedoman wawancara. Sedangkan wawancara tak berencana hanya sebagai teknik pelengkap apabila pewawancara merasa bahwa data yang diperoleh dari teknik lain belum memadai. Dalam penelitian ini, wawancara dilaksanakan secara berencana terhadap informan-informan yang telah ditentukan di atas tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi. Adapun bahanbahan yang menjadi bahan wawancara meliputi : persiapan, makna pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi pada matadiklat akuntansi, waktu pelaksanaan, peran kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru matadiklat siklus akuntansi, dan siswa-siswi yang sedang menempuh matadiklat siklus akuntansi dalam menyikapi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi, implementasi hasil, dan proses belajar mengajar yang baik., khususnya pada matadiklat siklus akuntansi.

66

3.

Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1998:148). Metode dokumentasi ini adalah mencari data mengenai hal-hal atau catatan, transkip, buku, agenda dan sebagainya untuk melengkapi datadata yang belum terambil melalui pengisian-pengisian kuesener atau dalam mengamati perangkat dokumen yang berkaitan dengan ketentuan pelaksanaan proses pembelajaran yang berorientasi pada kurikulum berbasis kompetensi. Dokumentasi digunakan dalam penelitian ini dengan alasan: 1) selalu tersedia di kantor/lembaga, 2) dokumen merupakan sumber data yang stabil, mudah didapat dan digunakan, 3) data/informasi yang ada pada dokumen bersifat faktual dan realistis dalam arti memuat apa adanya tentang hal-hal yang didokumentasikan. Pelaksanaan metode dokumentasi dengan menyelidiki administrasi kepala sekolah dan foto kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen.

67

F. Sumber Data Data merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam suatu penelitian. Untuk mengumpulkan data-data mengenai implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntasi di SMK Yapek Gombong Kebumen penulis menggunakan data yang berasal dari : 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden, yaitu dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru-guru mata pelajaran siklus akuntansi SMK Yapek Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis kurikulum berbasis kompetensi dari Depdiknas. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dan dipakai untuk melengkapi data-data primer. Dalam penelitian ini penulis memperoleh data sekunder dari dokumen, catatan-catatan rapat kerja dinas yang penting tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi.

G. Proses Pencatatan dan Teknik Analisis Data 1. Proses pencatatan Data Kegiatan yang tidak kalah penting dan perlu diperhatikan oleh seorang peneliti dalam usaha mengumpulkan informasi adalah proses pencatatan data. Alat penelitian penting yang akan digunakan dalam

68

pengumpulan data ialah catatan lapangan (field notes), yaitu catatan yang dibuat oleh peneliti sewaktu mengadakan pengamatan/observasi,

wawancara, dokumentasi maupun menyaksikan suatu kejadian tertentu. Catatan lapangan dalam bentuk kata-kata kunci, singkatan, pokok-pokok utama saja, kemudian dilengkapi dan disempurnakan. Pada saat melakukan proses pencatatan lapangan, peneliti berusaha mengikuti pedoman yang telah dirumuskan oleh Bogdan dan Moleong (2002:101) antara lain : a) buatlah catatan secepatnya, jangan menundanunda pekerjaan, sebab makin ditunda pekerjaan, maka makin sulit data diingat dan kemungkinan data hilang akan semakin besar, b) buatlah garis besar yang berisi judul-judul tentang sesuatu yang ditemui dalam suatu pengamatan atau wawancara yang cukup lama dilakukan, c) apa yang dikatakan atau yang telah diamati sering terlupakan setelah beberapa hari berlalu, jika teringat segeralah dicatat kembali. Pada dasarnya peneliti tidak dapat melakukan dua pekerjaan sekaligus. Peneliti tidak mungkin melakukan pengamatan sambil membuat catatan yang baik, dan tidak dapat pula membuat catatan yang baik sambil mengadakan wawancara secara mendalam dengan seseorang. Dengan dasar kenyataan tersebut, penggunaan alat-alat perekam kejadian, yaitu tape recorder maupun kamera sebagai alat dokumentasi dipilih untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Penggunaan peralatan tersebut sebagai pencatat data mempunyai keuntungan antara lain dapat diamati dan didengar secara berulang, sehingga apa yang diragukan dalam penafsiran data dapat dicek secara langsung, dan dapat memberikan dasar

69

yang kuat tentang apa yang dikatakan oleh peneliti itu benar-benar terjadi dan dapat dicek kembali dengan mudah. 2. Teknik Analisis Data Menurut Patton dalam Moleong (2002:103) analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar. Sedangkan Bogdan dan Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha formal untuk menentukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis itu. Analisis data dilakukan secara induktif, yaitu dimulai dari lapangan atau fakta empiris dengan cara terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis, menafsir dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan. Analisis data di dalam penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Menurut Miles dan Hoberman dalam Rachman (1999:120), bahwa peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan. Adapun tahapan analisis data sebagai berikut : a. Pengumpulan data Peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan interview di lapangan. b. Reduksi data Yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis dalam bentuk uraian terinci

70

yang akan terus bertambah sejalan bertambahnya waktu penelitian, oleh sebab itu laporan tersebut perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal yang penting, dan dicari tema atau polanya. Disamping itu, laporan sebagai bahan mentah juga perlu disingkatkan direduksi, dan disusun lebih sistematis sehingga lebih mudah dikendalikan. Langkah selanjutnya adalah menyusun data hasil reduksi dalam bentuk satuan-satuan. Satuan itu tidak lain adalah bagian terkecil yang mengandung makna yang bulat dan dapat berdiri sendiri terlepas dari bagian yang lain. Menurut Licoln dan Guba (1985:345) karakteristik ada dua, yaitu pertama satuan itu harus heuristic artinya mengarah pada suatu pengertian atau tindakan yang diperlukan oleh peneliti atau akan dilakukannya, dan satuan itu hendaknya juga menarik. Kedua, satuan itu hendaknya merupakan sepotong informasi kecil yang dapat berdiri sendiri, artinya satuan itu harus dapat ditafsirkan tanpa informasi tambahan selain pengertian umum dalam konteks latar penelitian (Moleong, 2002:192). Setelah seluruh data penelitian telah tersusun dalam satuansatuan, langkah penelitian selanjutnya adalah melakukan kategorisasi. Kategori disini tidak lain adalah salah satu tumpukan dari seperangkat tumpukan yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat ataupun kriteria tertentu. Selanjutnya Licoln dan Guba dalam Moleong (2002: 347351) menguraikan kategori sebagai berikut : tugas pokok kategorisasi adalah 1) mengelompokan kartu-kartu yang telah dibuat

71

ke dalam bagian-bagian isi yang secara jelas berkaitan, 2) merumuskan aturan yang menguraikan kawasan kategori dan yang akhirnya dapat digunakan untuk menetapkan inkluisi setiap kartu pada kategori, 3) menjaga agar setiap kategori yang telah disusun satu dengan lainnya mengikuti prinsip taat asas. c. Penyajian data (display data), yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. Untuk menampilkan data-data tersebut agar lebih menarik maka diperlukan penyajian yang menarik pula. Dalam penyajian ini dapat dilakukan melalui berbagai macam visual, misalnya gambar, grafik, chart network, diagram, matrik, dan sebagainya (Milles dan Hoberman, 1992:17). d. Pengambilan keputusan atau verifikasi, yaitu data-data dari hasil penelitian setelah direduksi, disajikan langkah terakhir adalah kesimpulan-kesimpulan. Hasil dari data-data yang telah didapatkan dari laporan penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan serta diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan konvigurasi yang utuh, sehingga kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang besar dan tidaknya hasil laporan penelitian. Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna-makna yang muncul dari data

72

yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya, yaitu yang merupakan validitasnya (Milles dan Hoberman, 1992:19). Sejak semula peneliti berusaha mencari makna dari data yang diperoleh. Untuk itu peneliti berusaha mencari pola, model, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis, dan sebagainya. Tahapan analisis data kualitatif tersebut dapat dilihat dalam bagan di bawah ini : Bagan 1. Tahapan analisis data kualitatif PENGUMPULAN DATA

REDUKSI DATA

SAJIAN DATA

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ATAU VERIFIKASI

Sumber : Milles dan Hoberman dalam Rahman (1999:20)

Keempat komponen tersebut saling mempengaruhi dan terkait. Pertama-tama peneliti di lapangan dengan mengadakan wawancara atau observasi yang disebut tahap pengumpulan data. Karena data yang dikumpulkan banyak, maka perlu diadakan reduksi data. Setelah direduksi kemudian diadakan sajian data, selain itu pengumpulan data juga digunakan untuk penyajian data. Apabila ketiga tahapan tersebut selesai dilakukan, maka diambil suatu keputusan atau verifikasi.

73

H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Keabsahan suatu data dapat dilakukan dengan teknik pemeriksaan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Menurut Moleong (2002:173) ada empat kriteria dalam teknik pemeriksaan data, yaitu : 1) derajat kepercayaan (credibility), 2) keteralihan (transferability), 3) kebergantungan (dependability), dan 4) kepastian (confirmability). Adapun teknik yang digunakan untuk membuktikan kebenaran data yaitu melalui ketekunan pengamatan di lapangan, triangulasi, pengecekan dengan teman sejawat, kajian terhadap kasus-kasus negatif, referensi yang memadai, dan pengecekan anggota. Dalam penelitian ini, untuk membuktikan keabsahan data, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan dan perbandingan terhadap data itu (Moleong, 2002:178). Denzim (dalam Moleong, 2002:178) membedakan triangulasi menjadi empat macam yaitu : sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam hal ini proses triangulasi yang digunakan oleh peneliti adalah triangulasi sumber, yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif (Patton dalam Lembaran Penelitian, 1993:73). Hal ini dapat dicapai dengan jalan: 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil data wawancara. 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

74

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan menengah orang/ atau masyarakat orang biasa, berada, orang yang dan orang

berpendidikan pemerintahan.

tinggi,

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Triangulasi sumber yang digunakan yaitu sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, dengan pertimbangan bahwa untuk memperoleh informasi dari para informan perlu diadakan cros cek antara satu informan dengan informan yang lain, sehingga akan diperoleh informasi yang benar-benar valid. Informasi ynag diperoleh diusahakan dari nara sumber yang betul-betul mengetahui akan permasalahan dalam penelitian ini. Informasi yang diberikan oleh salah satu informan dalam menjawab pertanyaan peneliti, kemudian peneliti mengecek ulang dengan jalan menanyakan ulang pertanyaan yang disampaikan oleh informan pertama ke informan kedua. Apabila kedua jawaban yang diberikan sama, maka jawaban itu dianggap sah, tetapi apabila kedua jawaban saling berlawanan atau berbeda, maka langkah alternatif sebagai solusi yang tepat adalah dengan mencari jawaban atas pertanyaan itu kepada informan ketiga yang berfungsi sebagai pembanding antara keduanya. Hal ini dilakukan untuk membahas setiap fokus penelitian yang ada, sehingga keabsahan data tetap terjaga dan bisa dipertanggungjawabkan.

75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Setting Penelitian 1. Tinjauan Historis SMK Yapek Gombong Kebumen Pemrakarsa pendirian SMEA Gombong Kebumen atau kini disebut dengan SMK Yapek Gombong Kebumen tidak dapat dipisahkan dari usaha dan perjuangan para guru SMA Negeri Gombong Kebumen. Niat mendirikan sekolah adalah niat yang tulus dan luhur, terutama dalam rangka peran aktif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui bidang pendidikan, khususnya pendidikan kejuruan. Selain itu, dimaksudkan juga untuk mengisi waktu luang bagi para guru SMA Negeri Kebumen pada waktu siang maupun sore hari sesudah selesai melaksanakan tugas mengajar. Setelah melihat daya tampung siswa di SMA Negeri Gombong yang masih sangat terbatas dan minat calon siswa lulusan SLTP yang akan meneruskan ke jenjang lebih tinggi sangat banyak, maka niat mendirikan sekolah semakin mantap. Untuk mewujudkan keinginan dalam mendirikan SMEA Gombong Kebumen dipandang perlu diadakannya rapat. Pelaksanaan rapat pertama kali pada tanggal 15 Agustus 1967. Dari hasil rapat tersebut memutuskan bahwa Drs. Soedarman SA sebagai kepala SMEA Gombong Kebumen. Kemudian pada bulan Desember 1967 SMEA Yapek Gombong Kebumen menerima pendaftaran siswa baru sebanyak 89 siswa, sedangkan tenaga 75

76

pengajar sejumlah 10 orang, staf usaha 1 orang, dan tenaga pesuruh 1 orang. Adapun tenaga pengajar tersebut kesemuanya merupakan guru dari SMA Negeri Gombong Kebumen. Kegiatan proses belajar mengajar sementara masih menggunakan gedung dan fasilitas dari SMA Negeri Gombong Kebumen, yaitu gedung KWN Kendalgrowong Gombong Kebumen. Kemudian atas anjuran dari bapak Suparjadi Tjokrodimejo selaku kepala sekolah SMA Negeri Gombong agar SMEA Gombong diubah namanya menjadi SMEA Persiapan Negeri Gombong Kebumen. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah bahwa untuk mendirikan sekolah negeri harus ada persetujuan dari instansi pemerintah setempat, yaitu Kawedanan atau Kecamatan Gombong maka pada bulan Januari 1968 diadakan rapat di rumah bapak Sosro Mihardjo. Pada rapat ini dihadiri oleh para pejabat dan tokoh masyarakat di kecamatan Gombong yang menghasilkan keputusan tentang susunan kepanitiaan pendiri SMEA persiapan Negeri gombong kebumen. Adapun susunan kepanitiaan tersebut adalah sebagai berikut : Penasehat I : Bapak Mayor Suripto (komando Garnizun Gombong) Penasehat II : Bapak M. Koesni (wedono Gombong) Ketua Sekretaris : Bapak Mas Soekarno, BA (Camat Gombong) : Bapak Pitojo Soesilo (Kepala SD Wonokriyo I Gombong)

Bendahara I : Bapak Sosro Mihardjo (Pemborong) Bendahara II : Bapak Drs. Soedarman SA (Kepala SMEA Negeri Karanganyar Kebumen)

77

Seksi Usaha : 1. Bapak Lie Chan San (Pengusaha Pabrik Nusantara Gombong) 2. Bapak Kwee Kie Shoo (Pengusaha pabrik Sarawita Gombong) 3. Bapak Atmowinangun (Carik Wero Gombong) 4. Bapak Soekiran (Guru SMEP Gombong) Adapun tujuan mendirikan SMEA Persiapan Negeri Gombong adalah: 1) ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya masyarakat Gombong dan sekitarnya, dan 2) agar masyarakat Gombong dan sekitarnya dapat menikmati pendidikan yang lebih tinggi tanpa harus pergi ke luar kota. Sesuai dengan waktu pertama kali diadakan rapat yaitu pada tanggal 15 Agustus 1967, maka tanggal tersebut dijadikan hari jadi berdirinya SMEA Persiapan Negeri Gombong Kebumen atau yang kini disebut dengan SMK Yapek Gombong Kebumen. Dengan keuletan dan kegigihan dari para seksi usaha dan segenap panitia, akhirnya pada tahun 1969 SMEA Persiapan Negeri Gombong berhasil membeli sebidang tanah yang beralokasi di Jalan Merbabu No.64 Wero Gombong Kebumen. Adapun jumlah tenaga pengajar pada tahun 1972 sebagian besar masih tetap guru dari SMA Negeri Gombong Kebumen. Perkembangan jumlah siswa terus meningkat, sehingga di sekolah ini dibuka 3 jurusan yaitu jurusan tata usaha (sekarang sekretaris), tata buku (sekarang akuntansi), dan tata niaga (sekarang penjualan).

78

Perkembangan jumlah siswa tiap tahun selalu meningkat, sehingga kegiatan belajar mengajar terpaksa dilaksanakan pada pagi dan siang hari. Dengan demikian tenaga pengajarpun ditambah dari SMEA Negeri Karanganyar Kebumen, khususnya guru bidang studi kejuruan ekonomi. Kepemimpinan bapak Drs. Soedarman SA berlangsung hanya sampai tahun 1972, hal ini dikarenakan pada bulan Februari 1972 beliau diangkat menjadi Kepala SMEP Negeri Prembun Kebumen. Dengan demikian, maka kepemimpinan SMEA Persiapan Negeri Gombong digantikan oleh bapak Tjetjep Supandi, BcHk. Selaku kepala sekolah beliau mulai melakukan upaya beberapa pembenahan dalam kegiatan proses belajar mengajar, selain itu secara bertahap beliau juga mulai memberhentikan guru-guru negeri yang kurang efektif, baik itu dari SMA Negeri Gombong maupun SMEA Negeri Karanganyar Kebumen. Usaha untuk menjadikan SMEA Persiapan Negeri Gombong Kebumen agar menjadi sekolah yang berstatus negeri terus dilakukan, tetapi karena Peraturan Pemerintah yang menetapkan bahwa setiap kabupaten hanya ada dua SMEA Negeri yaitu di Kebumen dan Karanganyar, maka harapan SMEA Persiapan Negeri Gombong Kebumen untuk menajdi SMEA Negeri Gombong Kebumen gagal. Dengan demikian, maka SMEA Persiapan Negeri Gombong Kebumen harus menjadi sekolah swasta.

79

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah sekolah swasta harus dikelola oleh suatu badan atau yayasan. Oleh karena itu pada tanggal 27 Agustus 1973 didirikan Badan Usaha yang berbentuk yayasan, yaitu yang diberi nama YAYASAN PENDIDIKAN EKONOMI (YAPEK) GOMBONG KEBUMEN. Yayasan ini kemudian didaftarkan ke Notaris Soetardjo Sastro Atmodjo di Purwokerto dengan Akta no. 21 tanggal 27 Agustus 1973. Dengan adanya kerja keras dan semangat tinggi dari pihak kepala sekolah, guru, karyawan, dan seluruh siswa, maka SMK Yapek Gombong Kebumen ini mengalami kemajuan dan keberhasilan yang cukup pesat. Hal ini terbukti dengan adanya subsidi yang diberikan dari pemerintah mulai tahun 1979, baik itu berupa materi, sarana prasarana sekolah, maupun bantuan guru negeri. Sementara itu berlaku Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang status sekolah-sekolah swasta dengan cara akreditasi. Adapun status yang dimaksud adalah Terdaftar, Diakui, dan Disamakan. Berdasarkan hasil tim akreditasi, maka status SMK Yapek Gombong Kebumen sejak tahun 1986 DIAKUI, dengan SK Nomor 001/C/Kep/I.86 tanggal 6 Januari 1986. Setelah puluhan tahun bapak Tjetjep Supandi, BcHk memimpin SMK Yapek Gombong Kebumen, akhirnya pada tanggal 19 Juli 1999 beliau purna tugas, dan sebagai gantinya yaitu bapak Drs. Agus

80

Supriyanto. Dalam kepimpinan bapak Drs. Agus Supriyanto selalu menekankan pada kedisiplinan dan kebersamaan. Kemudian mulai tahun 1999 kurikulum yang berlaku di SMK adalah kurikulum SMK edisi 1999 yang pada akhirnya mulai tahun pembelajaran 2004/2005 berubah menjadi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi. 2. Letak Geografis SMK Yapek Gombong Kebumen Secara geografis SMK Yapek Gombong Kebumen terletak di perkotaan, tepatnya jalan Merbabu No. 64 Wero Gombong Kebumen Jawa Tengah. Dengan batas- batas : 1. Sebelah Barat 2. Sebelah Utara 3. Sebelah Timur 4. Sebelah Selatan : Perkampungan Wero Gombong : Perkampungan Wero Gombong : Hotel Marsiwo Gombong : Jalan Yos Sudarso Timur

Lokasi sekolah terletak di perkotaan, sehingga mudah untuk ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum. Jarak orbitasi SMK Yapek Gombong Kebumen dengan pusat kecamatan sekitar 2 km.

81

3. Struktur Organisasi SMK Yapek Gombong Kebumen Bagan 2 Struktur Organisasi


KOMITE SEKOLAH KEPALA SEKOLAH MS

WAKA KURIKULUM

WAKA KESISWAAN

WAKA HUMAS

WAKA SAPRAS

KPK AKUNTANSI

KPK SEKRETARIS

KPK PENJUALAN

WALI KELAS

BP

DEWAN GURU

SISWA

(Profil SMK Yapek Gombong Kebumen 2004/ 2004)

4. Keadaan Guru SMK Yapek Gombong Kebumen Pada tahun pembelajaran 2004/2005 SMK Gombong Kebumen dipimpin oleh 1 kepala sekolah, dan memiliki tenaga pengajar sebanyak 42 orang guru. Dari ke 42 tenaga pengajar tersebut yang laki-laki berjumlah 23, sedangkan tenaga pengajar perempuan berjumlah 19 orang

82

guru. Guru yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar program keahlian akuntansi, khususnya matadiklat siklus akuntansi (Profil SMK Yapek Gombong Kebumen, 2004/2005). Adapun daftar personalia organisasi di SMK Yapek Gombong Kebumen terlampir. 5. Keadaan Siswa SMK Yapek Gombong Kebumen Program keahlian yang dimiliki SMK Yapek Gombong Kebumen ada 3, yaitu : 1) Akuntansi, 2) Administrasi Perkantoran, dan 3) Penjualan. Pada tahun pembelajaran 2004/2005 jumlah siswa keseluruhan yang sekolah di SMK Yapek Gombong Kebumen berjumlah 1400 siswa, yaitu : 1) kelas I berjumlah 441 siswa, 2) kelas II 478, dan 3) kelas III 480. Sejak SMK Yapek Gombong Kebumen berdiri hingga sampai diberlakukannya kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, sekolah tersebut merupakan sekolah swasta yang favorit. Hal ini terbukti dengan banyaknya kapasitas pendaftar calon siswa baru yang selalu meningkat setiap tahun ajaran baru. Selain itu masih banyak bukti-bukti lain yang dapat dilihat, yaitu banyaknya prestasi yang telah diraih oleh siswa-siswi SMK Yapek Gombong Kebumen dari tahun ke tahun, baik itu di tingkat kabupaten maupun propinsi. 6. Keadaan Sarana dan Prasarana SMK Yapek Gombong Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMK Yapek Gombong Kebumen antara lain laboratorium komputer, mengetik, ruang kelas,

83

pertokoan, bank mini, kafetaria/ kantin, perpustakaan, kepala sekolah, wakil-wakil kepala sekolah, ketua program keahlian, guru, penyelenggara, BP, BKK, tata usaha, UKS, mushola, gudang, dapur, kamar kecil, lapangan bola volly, bola basket, rumah dinas karyawan, tempat parkir, dan tanah. B. Hasil Penelitian Informan I (Kepala Sekolah/A) Tentang : 1. Impelementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Sebelum kepala sekolah menjelaskan tentang persiapan apa saja yang dilakukan dalam rangka mengimplementasikan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi terlebih dahulu kepala sekolah menerangkan tugas dan tanggung jawabnya selaku pemimpin di SMK Yapek Gombong Kebumen. Secara umum kepala sekolah mempunyai tugas untuk bertanggung jawab dan mengkoordinator terhadap sekolah yang dipimpin, baik itu mulai dari pengelolaan sekolah maupun penataan segala administrasi dalam mengimplementasikan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi di SMK Yapek Gombong Kebumen. Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah kepala sekolah salah satunya adalah kepemimpinan, yang artinya suatu proses untuk mempengaruhi aktivitas individu atau kelompok dalam usaha menuju pencapaian tujuan. Kepala sekolah sebagai pemimpin juga memiliki tugas pokok untuk mempengaruhi, mendorong, dan mengajak guru-guru dan

84

karyawan lainnya agar mereka bersedia untuk berbuat sesuatu yang dapat menyokong pencapaian tujuan sekolah sebagai suatu institusi. Selain itu, dijelaskan pula bahwa tugas dan tanggung jawab kepala sekolah meliputi : 1) Merencanakan seluruh kegiatan sekolah dengan dibantu oleh pembantu kepala sekolah sesuai dengan urusan masing-masing. 2) Mengorganisasikan semua sumber daya dan dana secara efektif sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3) Mengarahkan semua pembantu kepala sekolah termasuk guru dan staff tata usaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan bidang dan tugas masing-masing. 4) Mengkoordinasikan semua pembantu agar terjalin hubungan kerja yang baik dan serasi dalam rangka memberikan motifasi kepada semua unsur/ personil sekolah, sehingga membangkitkan partisipasi dan dedikasi yang sebesar-besarnya. 5) Secara terus menerus melaksanakan pengawasan / monitoring kepada semua personil sekolah, sehingga apabila terjadi ketimpangan/ hambatan dapat segera diatasi. 6) Secara rutin mengadakan supervisi/ pembinaan setiap seminggu sekali pada hari sabtu atau senin dalam rangka mengatasi hambatanhambatan. 7) Menyelenggarakan rapat-rapat sesuai dengan keperluan yang meliputi: a) membicarakan program tahunan, b) persiapan evaluasi, c) persiapan

85

UAN, d) kemajuan pengembangan pengajaran, dan e) penerimaan siswa baru. 8) Mengadakan evaluasi terhadap semua kegiatan sekolah dalam rangka mengurangi hambatan dan meningkatkan hasil yang sesuai tujuan. 9) Menjalin hubungan erat dengan industri dan dunia usaha. Adapun persiapan yang dilakukan oleh saya selaku pemimpin dalam mengkoordinator pengelolaan sekolah, yaitu dengan cara mensosialisasikan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi kepada wakil kepala sekolah bagian kurikulum dan guru-guru serta staff karyawan yang ada di SMK Yapek Gombong Kebumen (A). Sedangkan cara mensosialisasikan kurikulum tersebut yaitu dengan mengambil langkah-langkah sebagai berikut : 1) menyelenggarakan pertemuan-pertemuan rutin dengan orang-orang yang terkait di instansi sekolah, 2) pemantauan secara rutin terhadap hasil-hasil yang telah dirapatkan secara bersama-sama, dan 3) mengadakan sering dengan wakilwakil kepala sekolah, guru-guru, dan staff karyawan lainnya, yaitu sejauh mana pelaksanaan implementasi kurikulum SMK edisi 2004, apakah sudah dapat terlaksana dengan baik atau belum. Dengan adanya pensosialisasian tentang implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi, diharapkan agar pelaksanaan kurikulum tersebut dapat berjalan lebih baik lagi, sehingga dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah. Selain mensosialisasikan tentang kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, dipersiapkan pula sarana dan prasarana serta alat dan bahan yang merupakan sarana

86

penunjang dalam kegiatan belajar mengajar. Sarana penunjang tersebut antara lain dengan adanya ruang kelas yang nyaman dan memadai serta ruang praktek seperti : ruang komputer, mengetik, pertokoan, bank mini, dan perpustakaan sekolah. Di samping mensosialisasikan implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, dijelaskan pula tentang bagaimana kepala sekolah dalam memaknai kurikulum tersebut. Menurut saya, makna dari adanya kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen adalah 1) siswa dituntut adanya kemandirian dalam menguasai masing-masing kompetensi, 2) kedudukan guru hanya sebagai fasilitor, sehingga siswa-siswi harus dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar secara aktif, dan 3) penilaian tidak dilakukan secara global, melainkan dinilai dari kompetensi per kompetensi (A). Dalam matadiklat siklus akuntansi maksud dari kompetensi per kompetensi yaitu bahwa setiap peserta didik dalam menguasai materi hendaknya secara bertahap dari yang dasar dulu lalu meningkat ke yang lebih tinggi. Sebagai contoh yaitu peserta didik dalam menguasai materi matadiklat siklus akuntansi terlebih dahulu harus menguasai matadiklat secara runtut dari kompetensi yang satu ke kompetensi yang berikutnya. Matadiklat yang dimaksud adalah : 1) mengerjakan persamaan dasar akuntansi, 2) mengelola bukti transaksi, 3) mengelola buku jurnal, 4) mengelola buku besar, 5) menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang, 6) mengelola administrasi kas bank, 7) mengelola administrasi dana kas kecil, dan 8) mengelola order penjualan. Kepala sekolah juga menyadari bahwa implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi

87

masih merupakan tahap awal yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan lebih lanjut lagi guna mencapai hasil belajar yang maksimal. Meskipun masih tahap awal dan baru dimulai pada tahun ajaran 2004/2005, namun pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi sudah dapat berjalan baik. Hal ini dikarenakan kurikulum SMK edisi 2004 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum SMK edisi 1999. 2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004 Dalam pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui

pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi selalu melibatkan orang-orang yang terkait di dalam instansi sekolah, diantaranya yaitu peran serta dari kepala sekolah yang sangat mendukung diberlakukannya kurikulum tersebut. Adapun peran serta saya sebagai kepala sekolah adalah : 1) memberikan masukan, arahan, bimbingan, dan motifasi serta pengawasan terhadap guru, khususnya guru matadiklat siklus akuntansi, dan 2) menyediakan keperluan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 seperti sarana dan prasarana, alat dan bahan, serta blangko administrasi(A). Implementasi dari hasil pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi pada dasarnya merupakan penyempurnaan dari kurikulum SMK edisi 1999, sehingga dalam pelaksanaannya pun tidak begitu masalah. Akan tetapi agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan baik dan maksimal, maka dituntut adanya pembuatan modul bahan ajar. Sedangkan pembuatan modul bahan ajar tersebut memerlukan biaya yang

88

cukup banyak. Oleh sebab itu pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi bisa saja mengalami keterlambatan apabila kendala biaya tidak dapat terpenuhi 3. Proses Belajar Mengajar yang Baik Teori dari matadiklat siklus akuntansi yang diperoleh oleh tiap-tiap peserta didik setiap kompetensinya lebih sedikit apabila dibandingkan dengan prakteknya. Oleh karena itu, agar siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar secara aktif, maka menurut saya setiap siswa harus memiliki modul sebagai bahan ajar. Dengan demikian siswa dapat memperbanyak latihan-latihan soal secara mandiri sesuai penekanan pada praktek studi kasus (A). Evaluasi atau penilaian pada dasarnya merupakan bagian integral dari proses pembelajaran yang diarahkan untuk menilai kinerja peserta didik dalam memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar secara berkesinambungan. Proses evaluasi terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen dilakukan secara bertahap, yaitu guna mengetahui kelebihan, kekurangan, kendala, dan bagaimana cara mengatasinya. C. Hasil Penelitian Informan II (Waka Bidang Kurikulum/B) Tentang : 1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Sebelum wakil kepala sekolah bidang kurikulum menjabarkan secara luas tentang implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, Informan B terlebih dahulu menuturkan bahwa apa yang hendak diungkapkan pada dasarnya sama

89

dengan

yang

diungkapkan

oleh

kepala

sekolah,

karena

dalam

mengimplementasikan kurikulum SMK edisi 2004 wakil kepala sekolah bidang kurikulum selalu berkoordinasi dengan kepala sekolah. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum bertanggung jawab kepada sekolah atas berlangsungnya semua kegiatan, mulai dari perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi terhadap

implementasi kurikulum yang berlaku di sekolah secara optimal. Selaku pembantu kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum mempunyai tugas-tugas seperti : 1) menyusun program tahunan dan semesteran yang berkaitan dengan implementasi kurikulum di sekolah, 2) mengkoordinasikan pembagian kelas di awal tahun pelajaran, 3) mengkoordinasikan penyusunan jadwal proses belajar mengajar, 4) mengkoordinasikan penyusunan kalender pendidikan, 5)

mengkoordinasikan pembagian tugas bahan pengajaran, 6) mengawasi kelancaran kegiatan proses belajar mengajar, 7) mengkoordinasikan kegiatan pengadaan bahan pengajaran, 8) mengumpulkan dan menganalisa absensi murid, 9) mengkoordinasikan kegiatan evaluasi/ UNAS, dan 10) mengkoordinasikan keseluruhan pengajaran di semua jurusan. Selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum, maka persiapan-persiapan yang dilakukan oleh saya dalam mengimplementasikan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen adalah 1) rapat koordinasi dengan ketua program keahlian akuntansi dan guru produktif akuntansi untuk menentukan pencapaian materi yang harus dicapai pada tiap-tiap semester dan tiap-tiap tingkat, 2) bersama ketua program keahlian dan guru produktif akuntansi menentukan alokasi waktu tiap minggunya, 3) bersama ketua program keahlian menginventarisasi kebutuhan dokumen yang

90

diperlukan untuk praktek siswa, 4) mempersiapkan blangko-blangko administrasi guru, dan 5) koordinasi dengan pembina perpustakaan untuk mempersiapkan buku materi pelajaran yang diperlukan sebagai acuan untuk persiapan penyusunan modul bahan ajar (B). Seperti halnya yang dijelaskan oleh informan A dalam memaknai implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi, wakil kepala sekolah bidang kurikulum juga menerangkan bahwa dengan diberlakukannya kurikulum ini maka dituntut adanya kemandirian pada peserta didik untuk dapat menguasai masing-masing kompetensi yang ada, dimana penilaian disini tidak dilakukan secara global melainkan dinilai dari kompetensi perkompetensi. Dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi, maka guru selaku fasilitator harus mempersiapkan materi seoptimal mungkin agar batas nilai yang dicapai siswa dapat terwujud secara maksimal sesuai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Informan B juga menuturkan bahwa implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi diberlakukan mulai tahun pelajaran 2004/ 2005, sehingga pelaksanaan kurikulum ini baru diterapkan untuk tingkat I, sedangkan untuk tingkat II dan III masih tetap mengacu pada penerapan kurikulum SMK edisi 1999. 2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004 Peran serta dari wakil kepala sekolah bidang kurikulum juga berpengaruh besar terhadap keberhasilan implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi. Peran serta saya selaku kepala sekolah bidang kurikulum antara lain : 1) menyediakan blangko-blangko administrasi, 2) menyusun jadwal pembelajaran, 3) mengkoordinir guru-guru

91

produktif akuntansi melalui ketua program keahlian, dan 4) mengkoordinir penyiapan alat-alat praktek siswa melalui guru diklat (B). Implementasi dari hasil pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi pada dasarnya merupakan penyempurnaan dari kurikulum SMK edisi 1999, sehingga dalam pelaksanaannya pun dapat berjalan dengan baik. Akan tetapi masih ada sedikit kendala yang terjadi di lapangan, khususnya dalam penyiapan modul bahan ajar, baik dari segi tenaga, pikiran, waktu, dan biaya. Hal ini dikarenakan pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi baru dimulai tahun pelajaran 2004/ 2005, sedangkan sosialisi kurikulum SMK edisi 2004 terlambat. 3. Proses Belajar Mengajar yang Baik Jika dibandingkan dengan praktek, teori dari matadiklat siklus akuntansi yang diperoleh oleh setiap peserta didik lebih sedikit. Dengan adanya perbandingan yang demikian, maka saya selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum menganjurkan agar setiap siswa harus memiliki modul sebagai bahan ajar, penyediaan bahan dan alat praktek juga harus memadai (B). Proses evaluasi atau penilaian pada dasarnya merupakan bagian integral dari proses pembelajaran yang diarahkan untuk menilai kinerja peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan. Adapun evaluasi terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen dilakukan secara bertahap, yaitu guna mengetahui kelebihan, kekurangan, kendala, dan bagaimana cara mengatasinya.

92

D. Hasil Penelitian Informan III (Guru Matadiklat/C) Tentang : 1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Dengan diberlakukannya kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi, maka kedudukan guru hanya sebagai fasilitator, sehingga peserta didik dalam menguasai masing-masing kompetensi dituntut adanya kemandirian dan keaktifan dari diri sendiri. Meskipun guru hanya sebagai fasilitator, guru juga harus betul-betul menguasai kompetensi yang diajarkan. Selaku guru matadiklat siklus akuntansi (C) memiliki tugas-tugas seperti : 1) Menyiapkan perangkat mengajar semesteran, analisis program satuan pelajaran, dan kisi-kisi serta perangkat evaluasi. 2) Melaksanakan administrasi siswa, seperti : daftar nilai, daftar hadir, dan daftar kemajuan kelas. 3) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar, seperti : a) Mempersiapkan pembagian tugas. b) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar praktek dan penilaian. c) Mengkoordinir dan mengevaluasi pembersihan dan penyimpangan alat serta ruangan setelah pelajaran praktek. d) Mempertanggung jawabkan semua fasilitas yang digunakan. 4) Mengembangkan alat bantu sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar. bahan ajaran, bahan praktek, ruang, dan

93

5) Mengembangkan bahan ajaran sesuai dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan lokal. 6) Mengembangkan kemampuan potensi melalui kegiatan/ keterampilan yang diberikan, baik secara formal maupun informal. 7) Mengajar tepat pada jam pelajaran dan membina budi pekerti siswa serta menyusun laporan. Jika dibandingkan dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, maka dalam rangka mensukseskan implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi menurut perlu adanya persiapan-persiapan yang lebih matang, baik tenaga, pikiran, maupun waktu. Dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004, maka penguasaan materi cukup banyak. Oleh sebab itu, siswa dituntut adanya kemandirian dan keaktifan dalam menguasai kompeten per kompeten. Di samping itu, guru yang hanya berkedudukan sebagai fasilitator juga harus berusaha semaksimal mungkin agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Adapun persiapan-persiapan yang saya lakukan selama ini adalah 1) penguasaan kompetensi yang hendak diajarkan, 2) mengembangkan alat bantu guna menunjang kegiatan belajar mengajar, 3) mempersiapkan bahan-bahan untuk praktek, 4) pengawasan ketat terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan 5) menarget pencapaian materi yang harus dicapai pada tiap-tiap semester (C).

94

Mengingat adanya kemandirian, keaktifan, dan target nilai yang harus dipenuhi oleh tiap-tiap peserta didik dari kompetensi per kompetensi, maka selaku guru dalam memaknai implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi harus lebih giat, siap, dan bekerja keras. Oleh karena itu, siswa harus benarbenar menguasai kompetensi per kompetensi guna mencapai target nilai yang telah ditentukan. Seperti yang diungkapkan oleh (A & B) informan (C) juga mengaku bahwa pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi baru dimulai pada awal tahun ajaran 2004/ 2005, sehingga baru tingkat I saja melalui kurikulum ini. Sedangkan untuk tingkat II dan III masih menggunakan kurikulum lama, yaitu kurikulum SMK edisi 1999. 2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004 Dalam pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 selaku guru saya berperan serta sebagai fasilitator dan pembimbing siswa(C). Mengingat pendapat guru matadiklat seperti di atas, maka selaku guru harus benar-benar siap dan mampu untuk mengajarkan peserta didik agar pada akhirnya siswa benar-benar menguasai kompetensi yang diajarkan dan mampu mencapai target nilai dari masing-masing kompetensi. Hal ini merupakan tanggung jawab dari guru secara utuh, karena dengan adanya siswa yang tidak lulus kompetensi, maka mau tidak mau guru harus mengulang/mengajarkan kembali dari tiap-tiap

kompetensi sampai siswa mencapai target lulus kompetensi.

95

Kurikulum SMK edisi 2004 yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum SMK edisi 1999 pada dasarnya hampir sama, sehingga pelaksanaannya pun tidak begitu sulit, hanya saja dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi harus lebih memfokuskan pada pengetahuan, nilai, dan sikap. Hal ini dikarenakan adanya tuntutan kemandirian dan keaktifan dari tiap-tiap peserta didik untuk lulus setiap kompetensinya. Sedangkan untuk mencapai

kemandirian dan keaktifan tersebut, tiap-tiap siswa harus menggunakan modul sebagai bahan ajar. Adapun biaya yang diperlukan untuk dapat memiliki modul bahan ajar tidaklah sedikit, maka dari itu pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi harus memiliki dana yang dapat mencukupi kebutuhan. 3. Proses Belajar Mengajar yang Baik Dengan diberlakukannya kurikulum SMK edisi 2004 khususnya pada matadiklat siklus akuntansi, maka proses belajar mengajar yang baik menurut saya selaku guru matadiklat yaitu dengan memperbanyak latihan-latihan soal (C). Semakin banyak mengerjakan latihan-latihan soal, maka peserta didik memiliki keterampilan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik. Proses evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses pembelajaran yang diarahkan untuk menilai kinerja peserta didik yang dilakukan guna memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar secara berkesinambungan. Adapun evaluasi terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis

96

kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen dilakukan secara bertahap, yaitu guna mengetahui kelebihan, kekurangan, kendala, dan bagaimana cara mengatasinya. E. Hasil Penelitian Informan IV (Siswa/D1) Tentang : 1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Dalam rangka mensukseskan implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi, maka persiapan-persiapan yang dilakukan oleh seorang siswa adalah mempersiapkan diri semaksimal mungkin terhadap matadiklat yang hendak dipelajari dan berusaha untuk dapat mandiri serta aktif tanpa harus didampingi oleh guru. Dengan diberlakukannya kurikulum SMK edisi 2004 yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum SMK edisi 1999, maka dalam memaknai kurikulum ini selaku siswa harus belajar lebih giat. Hal ini dikarenakan siswa dalam memperoleh materi tidak selalu didampingi oleh guru, melainkan berpedoman pada modul bahan ajar. Kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi baru diterapkan pada awal tahun ajaran 2004/2005. 2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004 Dengan diberlakukannya kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi khususnya pada matadiklat siklus akuntansi, maka peran serta dari siswa yaitu belajar secara mandiri dan berusaha untuk dapat memiliki berbagai modul yang diperlukan sebagai bahan ajar. Pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi pada dasarnya sudah

97

terlaksana dengan baik, tetapi siswa terkadang mengalami kendala mengenai modul yang hendak digunakan sebagai bahan ajar. 3. Proses Belajar Mengajar yang Baik Apabila menggunakan kurikulum yang baru ini, maka kegiatan belajar mengajar yang baik adalah : 1) sebelum masuk kelas siswa hendaknya sudah mempelajari materi terlebih dahulu, 2) siswa harus lebih banyak latihan soal-soal, dan 3) siswa tidak boleh bergantung pada guru, tetapi harus belajar secara mandiri tanpa harus didampingi oleh guru. Evaluasi sering dilakukan oleh guru, hal ini dimaksudkan agar guru dapat mengetahui perkembangan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari kompeten per kompeten. Adapun evaluasi yang sering dilakukan oleh guru adalah diberikan tugas-tugas secara rutin. F. Hasil Penelitian Informan V (Siswa/D2) Tentang : 1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Dengan diterapkan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi khususnya pada matadiklat siklus akuntansi, maka selaku siswa perlu mempersiapkan diri sedini mungkin untuk dapat mengikuti proses belajar mengajar yang berbeda dari kurikulum sebelumnya. Selaku siswa kejuruan, maka dalam memaknai kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi adalah dituntut adanya kepribadian yang mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang lain.

98

Pada awal tahun ajaran 2004/ 2005 di SMK Yapek Gombong Kebumen mulai diterapkan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi. 2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004 Untuk mensukseskan pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi, maka siswa ikut berperan serta. Dalam hal ini peran serta dari siswa yaitu mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik secara mandiri dan tidak harus bergantung pada guru. Implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi di SMK Yapek Gombong Kebumen sudah terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada kepribadian tiap-tiap siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara mandiri tanpa harus bergantung pada orang lain (guru). 3. Proses Belajar Mengajar yang Baik Dengan diterapkan kurikulum SMK edisi 2004 melalui

pendekatan kurikulum berbasis kompetensi khususnya pada matadiklat siklus akuntansi, maka kegiatan belajar mengajar yang baik yaitu dengan memperbanyak latihan-latihan soal yang lebih menekankan pada praktek studi kasus. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat perkembangan yang telah dicapai dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, maka guru sering melakukan evaluasi secara rutin. Evaluasi tersebut dapat berupa pemberian tugas-tugas yang lebih menekankan pada praktek.

99

G. Hasil Penelitian Informan VI (Siswa/D3) Tentang : 1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Sehubungan dengan adanya kurikulum SMK edisi 2004 yang diterapkan di SMK Yapek Gombong, maka selaku siswa perlu mempersiapkan diri sedini mungkin, baik fisik maupun mental. Hal ini dikarenakan matadiklat siklus akuntansi merupakan materi yang perlu dipahami secara mendasar. Dalam memaknai implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong yaitu sangat diperlukan adanya peran aktif dari siswa, sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja. Implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi mulai diterapkan di SMK Yapek Gombong Kebumen pada awal tahun ajaran 2004/ 2005. 2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004 Peran serta yang sangat penting dalam mensukseskan

implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi adalah dengan belajar lebih giat lagi agar mencapai hasil belajar yang maksimal dan mampu mencapai target nilai dari masing-masing kompeten per kompeten yang telah ditentukan. Meskipun masih ada beberapa kendala, namun implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi di SMK Yapek Gombong Kebumen sudah dapat dikatakan

100

baik. Hal ini terbukti pada kegiatan belajar mengajar yang sudah dapat dilaksanakan sesuai dengan kurikulum SMK edisi 2004, yaitu siswa belajar secara aktif dan mandiri. 3. Proses Belajar Mengajar yang Baik Apabila menggunakan kurikulum yang baru ini, maka kegiatan belajar mengajar yang baik adalah: 1) sebelum masuk kelas siswa hendaknya sudah mempelajari materi terlebih dahulu, 2) siswa harus lebih banyak latihan soal-soal, dan 3) siswa tidak boleh bergantung pada guru, tetapi harus belajar secara mandiri tanpa harus didampingi oleh guru. Agar siswa dapat mencapai hasil belajar sesuai target yang telah ditentukan, maka guru sering mengadakan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan tersebut merupakan tindak lanjut dari akhir proses belajar mengajar untuk tiap-tiap kompeten. H. Hasil penelitian Informan VII (Siswa/D4) Tentang : 1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Dengan diberlakukan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong, maka selaku siswa perlu mempersiapkan diri sedini mungkin, baik fisik maupun mental tanpa ada paksaan dari pihak lain. Dalam memaknai implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong yaitu siswa dituntut untuk mandiri dan berfikir secara kreatif dalam mengembangkan materi yang telah dipelajari.

101

Pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi mulai diterapkan di SMK Yapek Gombong Kebumen pada awal tahun ajaran 2004/ 2005. 2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004 Dalam rangka mencapai keberhasilan dari implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi, maka peran serta siswa sangat dibutuhkan. Adapun peran serta tersebut yaitu dengan belajar lebih giat dan berusaha mencari pengetahuan dari luar guna mengikuti

perkembangan jaman. Implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi di SMK Yapek Gombong Kebumen sudah dapat dikatakan baik. Hal ini terbukti pada kegiatan belajar mengajar yang sudah dapat dilaksanakan sesuai dengan kurikulum SMK edisi 2004, yaitu siswa belajar secara aktif dan mandiri. 3. Proses Belajar Mengajar yang Baik Proses belajar mengajar yang baik yaitu : 1) sebelum jam pelajaran dimulai siswa perlu mempelajari materi terlebih dahulu, sehingga pada saat jam pelajaran siswa sudah menguasai materi yang diajarkan, dan 2) perbanyak latihan soal-soal yang menekankan pada praktek studi kasus. Agar tingkat keberhasilan yang dicapai dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar diketahui, maka sering dilakukan evaluasi. Evaluasi tersebut berupa tugas-tugas akhir dari tiap-tiap kompeten yang telah dipelajari.

102

I.

Hasil penelitian Informan Penelitian VIII (Siswa/D5) 1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Selaku siswa, maka persiapan-persiapan dalam mengimplementasikan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi adalah dengan belajar dan menyiapkan mental sebaik mungkin. Hal ini dikarenakan pentingnya persiapan mental guna menghadapi berbagai kesulitan yang dihadapi. Dalam memaknai implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi sudah dapat dikatakan bagus, karena melalui pendekatan tersebut dapat mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan mandiri tanpa harus ada guru yang mendampingi. Implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi dimulai sejak awal tahun pelajaran 2004/ 2005. 2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004 Peran serta siswa dalam rangka memajukan implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi adalah dengan turut serta mensukseskan kurikulum tersebut (belajar). Hasil pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi adalah baik dan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. 3. Proses Belajar Mengajar yang Baik Dengan menggunakan kurikulum ini, maka tugas guru hanya sebagai fasilitator, sehingga siswa harus belajar secara aktif dan mandiri.

103

Dengan demikian, maka proses belajar mengajar yang baik adalah guru tidak perlu memberi materi sebanyak mungkin, melainkan guru harus memberikan latihan-latihan soal semaksimal mungkin. Akan tetapi guru juga harus banyak menguasai materi dari kompeten per kompeten yang akan diajarkan. Proses evaluasi atau penilaian pada dasarnya merupakan kegiatan rutin setelah pembelajaran selesai. Dengan demikian, maka proses evaluasi sangat penting. Adapun evaluasi terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi dapat dilakukan dengan memberikan penugasan terstruktur yang mengacu pada modul bahan ajar. J. Hasil penelitian Informan IX (Siswa/D6) 1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Dengan diberlakukan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi, maka melatih siswa untuk belajar secara aktif. Oleh sebab itu, perlu diadakan persiapan-persiapan yang lebih lanjut. Adapun persiapanpersiapan yang dilakukan oleh seorang siswa adalah dengan belajar sungguh-sungguh tanpa harus menunggu perintah dari guru. Dalam memaknai implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong yaitu sangat diperlukan adanya peran aktif dari siswa, sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja.

104

Implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi di SMK Yapek Gombong Kebumen dimulai sejak awal tahun pelajaran 2004/ 2005. 2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004 Peran serta selaku siswa dalam implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi adalah dengan belajar lebih giat agar mencapai hasil belajar yang maksimal. Implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi di SMK Yapek Gombong Kebumen sudah terlaksana dengan baik. 3. Proses Belajar Mengajar yang Baik Dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi, maka proes belajar mengajar yang baik adalah guru harus memperbanyak praktek daripada teori, dan guru juga harus memperbanyak latihan-latihan soal. Dengan demikian, maka akan melatih siswa untuk belajar secara mandiri. Agar tingkat keberhasilan yang dicapai dalam proses belajar mengajar diketahui, maka dilakukan evaluasi. Evaluasi tersebut berupa tugas-tugas akhir dari tiap-tiap kompeten yang diberikan oleh guru dengan berpedoman pada modul bahan ajar. K. Analisis Data Dalam melakukan proses analisis data dimulai dari menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber wawancara, catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel,

105

dan sebagainya (Moleong, 2002: 103). Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data dan menyusunnya dalam satuan-satuan yang selanjutnya akan dikategorikan. Berdasarkan data temuan hasil wawancara dengan ke-9 informan penelitian yaitu (A, B, C, D1, D2, D3, D4, D5, D6), hasil observasi, dan hasil dokumentasi, di bawah ini disajikan data yang kemudian akan dilakukan kategorisasi. Kategorisasi ini didasarkan pada tujuan dan kemiripan isi dengan menggunakan kriteria-kriteria implementasi, peran serta, dan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen dapat disajikan sebagai berikut. 1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Melalui Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Matadiklat Siklus Akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen Dengan menerapkan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen pada dasarnya merupakan kegiatan penyempurnaan dari kurikulum SMK edisi 1999. Dalam hal ini sekolah sebagai tempat pelaksanaan proses belajar mengajar harus mempunyai rencana yang matang guna menunjang pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi. Diberlakukannya kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi, maka pengelola pendidikan harus senantiasa berjuang keras

106

untuk menentukan rencana-rencana yang akan diajarkan sesuai kebutuhan sekarang dan yang akan datang. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan untuk tercipta kurikulum yang idealis. Adanya kurikulum yang idealis akan membawa peserta didik ke dalam kerangka pemikiran yang jauh ke depan. Selain itu, penerapan kurikulum ini juga memberikan kemudahan bagi penyelenggara pendidikan untuk memasukan perkembangan-perkembangan yang ada dalam masyarakat. Sesuai yang dipaparkan oleh kepala sekolah (A) bahwa pengertian kurikulum berbasis kompetensi adalah suatu pemberlakuan kurikulum yang lebih memfokuskan pada perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan ke dalam kebiasaan berfikir dan bertindak, maka dalam pelaksanaannya pun harus didasarkan pada 3 (tiga) landasan teoritis. Ketiga landasan tersebut antara lain : 1) adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individu, 2) pengembangan konsep belajar tuntas, dan 3) pendefinisian kembali terhadap bakat. Adanya perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang menonjol pada pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi, kepala sekolah dengan dibantu oleh wakil-wakil kepala sekolah, guru, dan staf karyawan yang lain harus lebih bekerja keras secara utuh dalam rangka mempersiapkan dan memaknai pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen.

107

Hal tersebut juga dibenarkan oleh informan penelitian II (B) mengenai persiapan dan pemaknaan terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi. Persiapan itu antara lain dengan cara mensosialisasikan kurikulum tersebut kepada orang-orang yang terkait di instansi sekolah dan mempersiapkan sarana prasarana, alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar. Berkaitan dengan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, maka secara garis besar persiapanpersiapan tersebut dapat dilakukan dengan cara : 1. Melakukan peningkatan mutu pendidikan yang dapat dicapai oleh sekolah melalui kemandirian dan inisiatif kepala sekolah dan orangorang yang terkait di instansi sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber-sumber yang tersedia. 2. Melakukan peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber pendidikan melalui pembagian tanggung jawab yang jelas, transparan, dan demokratis. 3. Melakukan peningkatan perhatian serta partisipasi warga dan masyarakat sekitar sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang dicapai melalui pengambilan keputusan bersama. 4. Menumbuhkan kemandirian dan ketidak tergantungan di kalangan warga sekolah agar memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi. 5. Mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif dan menciptakan iklim sekolah yang aman, nyaman, serta tertib. 6. Melakukan proses evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.

108

7. Pengelolaan sarana dan sumber belajar mulai dari pengadaan, pemeliharaan, perbaikan hingga pengembangan. Pemaparan (A dan B) dibenarkan dan dikuatkan oleh (C) yaitu bahwa persiapan-persiapan yang dilakukan terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi di SMK Yapek Gombong Kebumen perlu dilaksanakan secara optimal dalam rangka untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Persiapan-persiapan yang dilakukan dengan cara mensosialisasikan kurikulum SMK edisi 2004 kepada orang-orang yang terkait di instansi sekolah sangat penting. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan dan menerapkan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi di kehidupan sekolah agar tidak terjadi tumpang tindih antara yang satu dengan yang lain. Selain itu, sosialisasi ini dapat pula digunakan untuk memasyarakatkan program pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, baik di sekolah ataupun di masyarakat melalui berbagai kegiatan-kegiatan seperti : pertemuan, penataran, seminar, pelatihan, dan sebagainya. Berdasarkan pemaparan dari ke-tiga informan (A, B, C) dapat disimpulkan bahwa persiapan dan pemaknaan terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen sangat penting guna memasyarakatkan pelaksanaan kurikulum tersebut di lingkungan sekolah. Sosialisasi kurikulum SMK edisi 2004

109

yang berbasis kompetensi dapat dilakukan melalui rapat rutin, penataran, seminar, dan pertemuan-pertemuan dengan tokoh-tokoh pendidikan. 2. Peran Serta Orang-orang yang Terkait Dalam Instansi Sekolah terhadap Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Melalui Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Matadiklat Siklus Akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen Peran serta dari orang-orang yang terkait di instansi sekolah terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru, dan siswa-siswi merupakan aspek penting dalam mengimplementasikan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi. Dengan adanya peran serta dari orang-orang tersebut, maka dapat saling bekerja sama dalam pembuatan berbagai keputusan dan saling memahami, mengawasi, dan membantu sekolah dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar. Selain itu, peran serta dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru, dan siswa-siswi terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi bertujuan untuk memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak serta meningkatkan kualitas hidup. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab pelaksanaan kurikulum di sekolah dan berperan sebagai pembina kurikulum serta koordinator pembinaan kurikulum, maka kepala sekolah harus dapat menciptakan hubungan baik antara orang-orang yang terkait di instansi sekolah terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi secara efektif. Dengan demikian, maka

110

sekolah dalam hal kerja sama dengan orang-orang yang terkait di instansi sekolah akan terlihat unsur transparan. Hal ini juga dituturkan oleh (B) bahwa kerja sama yang terbentuk dengan orang-orang yang terkait di instansi sekolah terhadap

implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi sangat erat, sehingga pelaksanaan kurikulum ini dapat terlaksana dengan baik dan sesuai peraturan-peraturan dari Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah dan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Dari pendapat (A dan B) dipertegas oleh pendapat (C) yaitu bahwa kerja sama dengan orang-orang yang terkait di instansi sekolah terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi sagat erat hubungannya. Berkaitan dengan dunia pendidikan, peran serta dari orang tersebut merupakan peran yang sangat penting, baik dalam bentuk gagasan/ pemikiran, partisipasi langsung dalam kegiatan pendidikan ataupun dalam bentuk bantuan sarana dan prasarana. Peran serta tersebut diperlukan juga dalam rangka peningkatan mutu pelayanan pendidikan sehingga tercipta kondisi yang memenuhi standar minimal. Pendapat-pendapat tersebut diperkuat lagi melalui pendapat (D1,D2,D3,D4,D5,D6) bahwa kerja sama antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan guru terjalin dengan baik, bahkan bentuk kerja sama juga sudah dibentuk dengan badan yang berdiri sendiri yaitu komite sekolah.

111

Adanya peran serta dari orang-orang yang terkait di instansi sekolah dapat menimbulkan beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan tersebut adalah bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan yang menyangkut pengambilan keputusan, monitoring, dan evaluasi dapat terjalin secara kebersamaan. Sedangkan kelemahan dari peran serta orang-orang tersebut dalam penyelenggaraan pendidikan adalah apabila kurang saling pengertian, maka akan menimbulkan permasalahan dan pro kontra antara sekolah dengan komponen-komponen pendidikan. Dari berbagai pendapat para informan yang telah memberikan pernyataan, maka dapat disimpulkan bahwa peran serta antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru, dan siswa-siswi SMK Yapek Gombong Kebumen sudah terjalin baik. Hal ini terbukti pada pendayagunaan potensi dalam kelancaran penyelenggaraan

pendidikan di sekolah sehingga pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen sudah terlaksana dengan baik dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 3. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Dengan Menggunakan Kurikulum SMK Edisi 2004 Melalui Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Matadiklat Siklus Akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen Belajar juga merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Sedangkan pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam

112

interaksi tersebut banyak faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu maupun faktor eksternal yang datang dari luar lingkungan. Tanggung jawab belajar berada pada diri siswa, tetapi guru juga harus bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar. Oleh karena itu, maka dalam proses pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik dan memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan seluruh kompetensinya. Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan adalah pembelajaran yang memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan, sehingga mendorong individu untuk belajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar. Sedangkan proses pembelajaran di sekolah dimaksudkan untuk mengembangkan potensi akademis dan kepribadian siswa, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan dunia kerja. Secara umum kegiatan belajar mengajar dilandasi oleh prinsipprinsip seperti : a) berpusat pada siswa, b) mengembangkan kreativitas peserta didik, c) menciptakan kondisi menyenangkan dan manantang, d) mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, e) menyediakan pengalaman belajar yang beragam, dan f) belajar melalui

113

berbuat. Sedangkan kegiatan belajar mengajar yang berbasis kompetensi dilandasi oleh: a) standar kompetensi, b) kompetensi dasar yang akan dicapai, c) strategi pencapaian, dan d) sistem evaluasi. Adapun pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi mencakup 3 hal pokok, yaitu a) pre tes, b) proses, dan c) pos test. a. Pre Tes (Tes Awal) Dalam menjajagi proses pembelajaran yang akan

dilaksanakan, suatu pre tes mempunyai peranan yang cukup penting. Adapun fungsi dari pre tes tersebut antara lain : 1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar. 2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. 3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran. 4) Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai peserta didik dan tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus. b. Proses Proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan inti dari pelaksanaan proses pembelajaran, yakni bagaimana tujuan-tujuan belajar

direalisasikan melalui modul. Proses pembelajaran perlu dilakukan

114

dengan tenang dan menyenangkan, bahkan menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75 % peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75 %. Oleh sebab itu, suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat, dan pembangunan. c. Pos Test Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan pos test. Sama halnya dengan pre tes, pos test juga memiliki banyak kegunaan, terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran. Fungsi pos test tersebut diantaranya yaitu : a) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. b) Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya.

115

c) Untuk mengetahui para peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial dan peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan serta untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan modul (kesulitan belajar). d) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap komponen-komponen modul dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi. Dengan diberlakukannya kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi, maka proses belajar mengajar yang baik menurut pendapat (A, B, C) yang juga dibenarkan oleh (D1, D2, D3, D4, D5, D6) yaitu dengan memperbanyak praktek yang mengacu pada modul bahan ajar dan memperbanyak soal-soal latihan dengan penekanan pada praktek studi kasus. Dengan demikian, maka metode belajar yang sesuai dengan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi adalah dengan cara tidak memberi materi yang sebanyak-banyaknya kepada siswa, melainkan penguasaan praktek yang dapat dilakukan melalui latihan-latihan soal. L. TRIANGULASI Dalam konteks implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen, setidaknya ada aspek utama yang diungkap dalam penelitian ini, yakni : 1) implementasi kurikulum SMK edisi 2004, 2)

116

peran serta kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru matadiklat, siswa, dan 3) proses belajar mengajar yang baik. Dari beberapa permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, jika dianalisis lebih mendalam akan menemukan berbagai gambaran mengenai implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi di SMK Yapek Gombong Kebumen. Secara integratif, permasalahan yang ditelaah dalam implementasi kurikulum SMK edisi 2004 merupakan satu sistem yang saling berhubungan, diantaranya yaitu dalam hal persiapan, makna implementasi kurikulum SMK edisi 2004, dan waktu pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004. Persiapan implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang dilakukan di SMK Yapek Gombong Kebumen ditandai dengan penyiapan sarana dan prasarana sebagai penunjang keberhasilan dari pelaksanaan kurikulum tersebut. Dengan adanya sarana dan prasarana yang dapat mendukung berjalannya penerapan kurikulum SMK edisi 2004, maka usaha keras dan kerjasama yang kuat juga merupakan salah satu ciri khas dari pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004. Pada umumnya, persiapan-persiapan yang telah dilakukan bertujuan untuk mencapai hasil yang optimal dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan sebelumnya. Persiapan-persiapan tersebut merupakan tugas utama bagi kepa sekolah yang berkedudukan sebagai pemimpin dalam mengkoordinator pengelolaan sekolah. Meskipun demikian, kepala sekolah dalam melaksanakan tugas utamanya selalu melibatkan orang-orang yang berkedudukan

117

dibawahnya. Fenomena tersebut ditanggapi oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum, menurutnya apa yang dilakukan kepala sekolah adalah merupakan bentuk kerjasama yang harus dibina secara erat guna mencapai keberhasilan secara maksimal. Bagaimanapun juga, pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 ini merupakan tanggung jawab bersama. Dengan demikian, maka wakilwakil kepala sekolah, guru, staf, dan siswa-siswi juga terlibat didalamnya (B). Mengenai makna implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan KBK, semua informan penelitian memaknai implementasi kurikulum SMK edisi 2004 sebagai proses awal dari perubahan kurikulum SMK edisi 1999 menjadi kurikulum SMK edisi 2004 yang lebih difokuskan pada kemandirian dan keaktifan masing-masing siswa dalam menguasai materi dari kompeten per kompeten. Informan penelitian kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum mengatakan bahwa guru matadiklat bertindak sebagai fasilitator. Hal tersebut langsung ditanggapi oleh guru matadiklat : memang kedudukan saya sebagai guru matadiklat hanya sebagai fasilitator, sehingga peserta didik dalam menguasai masing-masing kompetensi dituntut adanya kemandirian dan keaktifan dari diri sendiri (C). Berkenaan dengan waktu pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekaran KBK, semua informan penelitian mengungkapkan bahwa waktu pelaksanaan kurikulum tersebut dimulai pada awal tahun pembelajaran 2004/2005. Meskipun kurikulum SMK edisi 2004 merupakan bentuk penyempurnaan dari kurikulum SMK edisi 1999, namun dalam hal ini kepala sekolah beserta informan penelitian yang lainnya juga menyadari bahwa dalam melaksanakan kurikulum SMK edisi 2004 setiap guru hendaknya benar-benar

118

memperhatikan situasi dan kondisi sekitar, baik itu tenaga, waktu, pemikiran, dana, maupun keadaan siswa itu sendiri. Dari beberapa pernyataan di atas dapat dipahami bahwa pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang masih baru ini, seyogyanya dilaksanakan dengan baik dan selalu berpedoman pada modul-modul yang diberlakukan oleh Dinas Pendidikan Nasional Dirjen Dikdasmen Dikmenjur. Dalam konteks yang aplikatif, keberhasilan implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan KBK sangat tergantung dari konsistensi komponen yang terkait, yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru matadiklat, dan siswa-siswi. Secara logis, konsistensi komponen-komponen tersebut diawali adanya pemaknaan terhadap

pemberlakuan kurikulum SMK edisi 2004 yang dilaksanakan dengan tepat dan sesuai tujuan pendidikan nasional. Sehubungan dengan implementasi hasil pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004, informan penelitian (A) mengatakan bahwa guru matadiklat sudah berusaha menjalankan tugas mengajar dengan baik dan sesuai peraturanperaturan yang berlaku. Terhadap pernyataan tersebut, informan (B) menyatakan bahwa implementasi hasil pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum SMK edisi 1999, sehingga pada pelaksanaannya sudah berjalan dengan baik, hanya saja masih perlu ditambah beberapa modul sebagai bahan ajar. Selanjutnya, informan penelitian (C) juga lebih menitikberatkan dalam hal ketersediaan sarana dan prasarana penunjang seperti ; penambahan modul sebagai bahan ajar, tenaga, waktu, pikiran, dan biaya.

119

Perlunya ketersediaan sarana dan prasarana terhadap implementasi hasil pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan KBK dikatakan pula oleh kepala sekolah, yaitu: Sarana dan prasarana seperti : penambahan modul, tenaga, waktu, pikiran, biaya, dan penyediaan ruangan praktek yang memadai merupakan sarana penunjang untuk mencapai suatu keberhasilan (A). Menanggapi hal tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa proses belajar mengajar yang baik yaitu apabila siswa sudah dapat menguasai materi dari masing-masing kompeten per kompeten secara aktif dan mandiri. Dengan berjalannya proses belajar mengajar yang baik, maka akan berdampak positif bagi proses evaluasi pelaksanaan implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan KBK, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi. Adapun proses evaluasi tersebut digunakan untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan tujuan yang telah dicapai. Menurut informan penelitian (A) wujud evaluasi dari implementasi kurikulum SMK edisi 2004 tidak dilakukan secara global, melainkan bertahap, yaitu dari kompetensi per kompetensi. Dalam pelaksanaannya, baik kepala sekolah maupun informan penelitian yang lain sama-sama melaksanakan evaluasi. Dengan demikian, maka implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan KBK pada matadiklat siklus akuntansi mampu memberikan kontribusi bagi upaya peningkatan proses belajar mengajar di SMK Yapek Gombong Kebumen khususnya, dan sekolah kejuruan lain pada umumnya. Mengacu pada uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa secara teoritis, implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan KBK pada matadiklat siklus akuntansi mampu mencapai hasil belajar sesuai dengan

120

tujuan pendidikan nasional dan mampu menciptakan keaktifan serta kemandirian pada tiap-tiap peserta didik dalam menguasai materi dari kompeten per kompeten, sehingga dapat mengembangkan kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik.

121

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Berdasarkan analisis data seperti terurai di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat di SMK Yapek Gombong Kebumen merupakan penyempurnaan dari kurikulum SMK edisi 1999, dan baru dilaksanakan pada awal tahun pelajaran 2004/2005 yang merupakan bagian dari rencana jangka panjang, yaitu sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kualitas kelulusan sekolah menengah kejuruan. Melalui kurikulum ini diharapkan agar jajaran pendidikan menengah kejuruan lebih mampu mengembangkan potensi anak didik, sehingga siap untuk bekerja, membentuk pribadi yang mandiri, dan mampu menempatkan diri sebagai bagian dari masyarakat dan warga negara. Meskipun implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen baru diberlakukan pada awal tahun ajaran 2004/2005, namun pelaksanaannya sudah berjalan baik dan sesuai dengan peraturan dan petunjuk-petunjuk yang diatur oleh Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah, dan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan tahun 2004. Hal ini terbukti bahwa proses belajar mengajar yang dilakukan sesuai dengan persiapan-persiapan yang telah direncanakan sebelumnya. 121

122

2. Peran serta dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru matadiklat siklus akuntansi dan siswa-siswi SMK Yapek Gombong Kebumen terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi merupakan suatu dukungan yang sangat menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Sebagai wujud nyata yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan guru matadiklat rela mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran tanpa mengenal lelah. 3. Dengan diberlakukannya kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, maka dalam proses belajar mengajar kedudukan guru hanya sebagai fasilitator. Dengan demikian, maka proses belajar mengajar yang baik dengan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi adalah dengan memperbanyak praktek studi kasus dengan berpedoman pada modul bahan ajar. Kurikulum SMK edisi 2004 ini juga memberikan kesempatan yang lebih luas kepada peserta didik untuk belajar secara aktif dan mandiri tanpa didampingi oleh guru dengan cara menggunakan modul bahan ajar.

123

B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, saran yang diajukan adalah : 1. Sehubungan dengan implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen, perlu kiranya untuk selalu dipertahankan dan selalu menjalin kerja sama dengan pihak luar seperti dunia industri/ usaha. Dengan demikan, maka pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 ini mampu meluluskan siswa-siswi yang berkompeten dan banyak dibutuhkan oleh dunia industri/ usaha. 2. Berkaitan dengan peran serta dari pihak-pihak yang bersangkutan di instansi sekolah terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen diharapkan agar tetap berpartisipasi dan mendukung diberlakukannya kurikulum SMK edisi 2004 dengan cara selalu menjalankan tugas dan kewajiban sesuai dengan bidangnya masing-masing dan membantu berbagai hal yang diperlukan guna terlaksananya kurikulum tersebut. 3. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen, dari pihak sekolah agar tetap menyediakan modul bahan ajar sesuai dengan kebutuhan siswa dan selalu menjalin kerja sama dengan dunia industri/ usaha, sehingga setiap siswa dapat melaksanakan praktek studi kasus sesuai program keahliannya masing-masing.

124

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Idi. 1999. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Jakarta : Gaya Media Pratama. Achasius, Kaber. 1988. Pengembangan Kurikulum. Jakarta : Depdikbud. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta. Bogdan, Robert dan Steven J. 1991. Kualitatif Dasar-dasar Penelitian (Terjemahan A. Khozin Afendi). Surabaya : Usaha Nasional. Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas. Dinas Pendidikan Nasional Dirjen Dikdasmen Dikmenjur. 2004. Modul I, II, dan III Kurikulum SMK edisi 2004. Jakarta : Depdiknas Download, http : // www.puskur.or.id E. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Lexy J, Moleong. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Licoln & Guba. 1985. Part Analysis (Terjemahan Nasution). Jakarta : UI Press. Miles, Matthew B dan Huberman, Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif (Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta : UI Press. Munandar SC Utami. 1990. Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah, Petunjuk Bagi Guru dan Orangtua. Jakarta : PT. Gramedia. Nugroho. 1993. Hasil Penelitian (Ruang Hidup Psikologis dan Kinerja Guru SD di Jateng 1993/1994). Tidak Dipublikasikan. Rahman, Maman. 1999. Strategi dan Langkah-langkah Penelitian. Semarang : IKIP Semarang Press. S. Nasution. 2001. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara. S. Nasution. 1993. Pengembangan Kurikulum. Bandung : Citra Aditya.

125

Sudjana, Nana. 2002. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Tim Pengembang MKDK IKIP Semarang. 1989. Proses Belajar Mengajar dan Prinsip-prinsip Belajar. Semarang : IKIP Semarang Press. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Tim. 2004. Profil Sekolah Menengah Kejuruan Yapek Gombong Kebumen. Kebumen : SMK Yapek Gombong Kebumen. Utanto, Yuli. 2002. Manajemen Kurikulum Sekolah di SLTP I Wonosobo. Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Waluyo, Edi. 2002. Kesiapan Pengembangan Kurikulum Model Grass Roots Dalam Rangka Otonomi Daerah. Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

126

Lampiran 2 127

128 Lampiran 3 KISI-KISI DAN LAY OUT INSTRUMEN PENELITIAN Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Melalui Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Matadiklat Siklus Akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen Tahun Pelajaran 2004/2005 Fokus Penelitian (Aspek-aspek yang Diungkap) 1). Implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada mata pelajran siklus akuntansi. Indikator Penelitian a). Persiapan
b). Makna implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi.

Instrumen Penelitian Wawancara Wawancara

Nomor Item A 1a A 1b

c). Waktu pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurkulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi. 2). Peran serta kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru matadiklat, dan siswa-siswi terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi.
a). Peran serta kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru matadiklat, dan siswa-siswi.

Wawancara

A 1c

Wawancara

A 2a

b). Implementasi hasil pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada siklus akuntansi.
a). Pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik.

Wawancara, Observasi

A 2b B1

3). Pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi.

b). Evaluasi pelaksanaan kurikulum SMK Wawancara, edisi 2004 melalui Observasi pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi.

Wawancara, Observasi, Dokumentasi

A 3a B2 C1 A 3b B3

129

A. DRAF PEDOMAN WAWANCARA Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Melalui Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Matadiklat Siklus Akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen Tahun Pelajaran 2004/2005 1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Melalui Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Matadiklat Siklus Akuntansi. a. Bagaimana persiapan kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum SM edisi 2004 melalui pendekatan kurkulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di Smk Yapek Gombong Kebumen ? b. Bagaimana anda memaknai implementasi kurkulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurkulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen ? c. Sejak kapan implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen dimulai ? 2. Peran serta kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru matadiklat, dan siswa terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SM Yapek Gombong Kebumen. a. Bagaimana peran serta kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru matadiklat siklus akuntansi, dan siswa-siswi SMK Yapek Gombong Kebumen yang sedang menempuh matadiklat siklus akuntansi terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi ? b. Sejauh mana kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru matadiklat siklus akuntansi, dan siswa-siswi dalam mengimplementasikan hasil pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen ? 3. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar a. Dengan menggunakan kurkulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi, menurut Anda bagaimana proses belajar mengajar yang baik ?

130

b. Sejauh mana proses evaluasi implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen ? B. DRAF PEDOMAN OBSERVASI

Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Melalui Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Matadiklat Siklus Akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen Tahun Pelajaran 2004/2005

1. Implementasi hasil pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen. 2. Proses belajar mengajar yang baik, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi. 3. Evaluasi terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen.

131

C. DRAF PEDOMAN DOKUMENTASI

Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Melalui Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Matadiklat Siklus Akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen Tahun Pelajaran 2004/2005

1. Kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan KBK pada matadiklat siklus akuntansi. 2. Dokumen/gambar mengenai waktu/situasi pelaksanaan observasi.

132

Lampiran 4

BIODATA INFORMAN PENELITIAN

1. Informan Penelitian I (Kepala Sekolah/A) Nama : Drs. Agus Supriyanto Jabatan : Kepala Sekolah Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat/ Tgl Lahir : Kebumen, 18 Desember 1964 Agama : Islam Alamat : RT 02/ IV Tangeran Sruweng Kebumen 2. Informan Penelitian II (Waka Bidang Kurikulum/B) Nama : Sri Ariyani, S.Pd Tempat/ Tgl Lahir : Kebumen, 29 Februari 1968 Jenis Kelamin : Perempuan Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Agama : Islam Alamat : Gg. Bogowonto No. 5A Rt 01/I Wero Gombong Kebumen 3. Informan Penelitian III (Guru Matadiklat/C) Nama : Musriyati, S.Pd Tempat/ Tgl Lahir : Purworejo, 7 Oktober 1979 Jenis Kelamin : Perempuan Jabatan : Guru Mata Diklat Siklus Akuntansi Agama : Islam Alamat : Kemujen Adimulyo Kebumen 4. Informan Penelitian IV (Siswa/D1) Nama : Ratih Tempat/ Tgl Lahir : Kebumen, 11 Juni 1989 Jenis Kelamin : Perempuan Jabatan : Siswa I AK 1 Agama : Islam Alamat : Penimbun RT 03/ III Krajen Karanganyar Kebumen 5. Informan Penelitian V (Siswa/D2) Nama : Warti Agustina Tempat/ Tgl Lahir : Kebumen, 29 Agustus 1989 Jenis Kelamin : Perempuan Jabatan : Siswa Kelas I AK 1 Agama : Islam Alamat : Wonokriyo RT 01/VI Gombong Kebumen

133

6. Informan Penelitian VI (Siswa/D3) Nama : Reni Purwasih Tempat/ Tgl Lahir : Kebumen, 21 April 1989 Jenis Kelamin : Perempuan Jabatan : Siswa Kelas I AK 2 Agama : Islam Alamat : Kalitengah RT 03/ VI Gombong Kebumen 7. Informan Penelitian VII (Siswa/D4) Nama : Kuswati Tempat/ Tgl Lahir : Kebumen, 24 Agustus 1989 Jenis Kelamin : Perempuan Jabatan : Siswa Kelas I AK 2 Agama : Islam Alamat : Gunung Mujil RT 03/ VI Kuwarasan Kebumen 8. Informan Penelitian VIII (Siswa/D5) Nama : Eti Astuti Tempat/ Tgl Lahir : Kebumen, 16 Mei 1989 Jenis Kelamin : Perempuan Jabatan : Siswa Kelas I AK 3 Agama : Islam Alamat : Kenteng RT 02/ I Sempor Kebumen 9. Informan penelitian IX (Siswa/D6) Nama : Siti Umi Rukoyah Tempat/ Tgl Lahir : Kebumen, 27 Juli 1989 Jenis Kelamin : Perempuan Jabatan : Siswa Kelas I AK 3 Agama : Islam Alamat : Banjareja RT 01/ V Kuwarasan Kebumen

134 Lampiran 5

135

136

137 Lampiran 6 HASIL DOKUMENTASI DI SMK YAPEK GOMBONG KEBUMEN

Pintu Gerbang SMK YAPEK

Tujuan SMK YAPEK

Visi dan Misi SMK YAPEK

138

Ruang Praktek Perbankan

Ruang Praktek Komputer

Ruang Praktek Pertokoan

139

Wawancara dengan Kepala Sekolah

Wawancara dengan Waka Kurikulum

Wawancara dengan Guru Matadiklat

Wawancara dengan Siswa Siswi

Wawancara dengan Siswa - Siswi

140

Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas

Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas

141

You might also like