You are on page 1of 20

A.

Pengertian Pertanian Organik


Sektor pertanian merupakan bagian integral dari sistem pembangunan nasional dirasakan akan semakin penting dan strategis. Hal tersebut dikarenakan sektor pertanian tidak terlepas dan sejalan dengan arah perubahan dan dinamika lingkup nasional maupun internasional (Departemen Pertanian, 2010). Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahanbahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik adalah padi, hortikultura sayuran dan buah (contohnya: brokoli, kubis merah, jeruk, dll.), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll.), dan rempah-rempah. Pertanian organik (Organic Farming) adalah suatu sistem pertanian yang mendorong tanaman dan tanah tetap sehat melalui cara pengelolaan tanah dan tanaman yang disyaratkan dengan pemanfaatan bahan-bahan organik atau alamiah sebagai input, dan menghindari penggunaan pupuk buatan dan pestisida kecuali untuk bahan-bahan yang diperkenankan ( IASA, 1990). Pertanian organik adalah produk yang dihasilkan dari suatu pertanaman/lahan (produk) yang telah menggunakan atau memanfaatkan bahan organik dalam proses produksinya, sekalipun dalam sistem produksi masih digunakan pupuk/pestisida anorganik atau belum memenuhi standar organik yang ditetapkan oleh IFOAM. Pertanian organik adalah metode menumbuhkan tanaman buah, sayur-saturan atau tanaman hias tanpa menggunakan pestisida, herbisida atau pupuk buatan. Pertanian organik dewasa ini adalah kombinasi dari metode ilmiah terbaik dari ilmu pertanian masa lampau dan juga ilmu pertanian masa kini yang telah maju. Tidak seperti pertanian konvensional yang menentang alam, pertanian organik justru mengikuti kehendak alam. Proses yang terjadi dalam pertanian organik semuanya alami. Hampir semua produk organik itu berkualitas baik, jika petani menerapkan standar kedisiplinan tinggi selama kultivasi. Pertanian organik juga berbiaya rendah dalam jangka panjang karena menjaga nutrisi tetap ada dalam tanah. Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan. Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua
Pertanian Organik Page 1

komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan. Pertanian organik juga harus didasarkan pada siklus dan sistemekologi kehidupan. Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan. Untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan.

B. Prinsip Dasar Pertanian Organik


Prinsip dasar pertanian organic yang dirumuskan oleh IFOAM, International Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM, 1992) tentang budidaya tanaman organik harus memenuhi persyaratan persyaratan sebagai berikut : 1. Lingkungan Lokasi kebun harus bebas dari kontaminasi sintetik. bahan-bahan

Karena itu pertanaman

organik tidak boleh berdekatan dengan pertanaman yang memakai pupuk buatan, pestisida kimia dan lain-lain diizinkan. yang Lahan yang tidak sudah

tercemar (intensifikasi) bisa digunakan namun perlu konversi selama 2 tahun dengan pengelolaan berdasarkan prinsip pertanian organik.

2. Bahan Tanaman Varietas yang ditanam sebaiknya yang telah beradaptasi baik di daerah yang bersangkutan, dan tidak berdampak negative terhadap lingkungan. 3. Pola Tanam Pola tanam hendaknya berpijak pada prinsip-prinsip konservasi tanah dan air, berwawasan lingkungan menuju pertanian berkelanjutan. 4. Pemupukan dan Zat Pengatur Tumbuh Bahan organik sebagai pupuk adalah sebagai berikut: Berasal dari kebun atau luar kebun yang diusahakan secara organik,

Pertanian Organik

Page 2

Kotoran ternak, kompos sisa tanaman, pupuk hijau, jerami, mulsa lain, urin ternak, sampak kota (kompos) dan lain-lain bahan organik asalkan tidak tercemar bahan kimia sintetik atau zat-zat beracun. Pupuk buatan (mineral) Urea, ZA, SP36/TSP dan KCl, tidak boleh digunakan K2SO4 (Kalium Sulfat) boleh digunakan maksimal 40 kg/ha; kapur, kieserite, dolomite, fosfat batuan boleh digunakan Semua zat pengatur tumbuh tidak boleh digunakan. 5. Pengelolaan Organisme Pengganggu Semua pestisida buatan atau kimia tidak boleh digunakan kecuali yang telah diizinkan dan terdaftar pada IFOAM dan pestisida yang boleh digunakan pestisida hayati.

C. Budidaya Pertanian Organik


Pertanian organik merupakan pertanian yang selaras dengan alam, menghayati dan menghargai prinsip-prinsip yang bekerja di alam yang telah menghidupi segala mahluk hidup berjuta-juta tahun lamanya. Pertanian organik merupakan proses budidaya pertanian yang menyelaraskan pada keseimbangan ekologi, keanekaragaman varietas, serta keharmonian dengan iklim dan lingkungan sekitar. Dalam prakteknya, budidaya Pertanian organik menggunakan semaksimal mungkin bahan-bahan alami yang terdapat di alam sekitarnya, dan tidak menggunakan asupan agrokimia (bahan kimia sintetis untuk pertanian). Lebih jauh, karena Pertanian organik berusaha meniru alam, maka pemakaian benih atau asupan yang mengandung bahan-bahan hasil rekayasa genetika (GMO/Genetically Modified Organism) juga dihindari. Kerapkali pertanian organik hanya dipahami secara teknis bertani yang menolak asupan kimiawi atau sebagai budidaya pertanian yang anti modernisasi atau disamakan dengan pertanian tradisional. Pemahaman ini sungguh kurang tepat. Pertanian organik bukan sekedar teknik atau metode bertani, melainkan juga cara pandang, sistem nilai, sikap dan keyakinan hidup. Pertanian organik memandang alam secara menyeluruh, komponennya saling tergantung dan menghidupi, dimana manusia juga adalah bagian di dalamnya. Pertanian organik juga mengajak petani dan manusia umumnya untuk arif dan kreatif dalam mengelola alam yang tercermin dalam sikap dan keyakinannya. Pertanian organik juga tidak menolak penggunaan teknologi modern di dalam praktek

Pertanian Organik

Page 3

budidayanya, sejauh teknologi modern tersebut selaras dengan prinsip Pertanian organik, yaitu keberlanjutan, penghargaan pada alam, keseimbangan ekosistem, keanekaragaman varietas, kemandirian dan kekhasan lokal. Maka, baik kearifan tradisional dan teknologi modern yang tunduk pada prinsip alam, keduanya mendapat tempat dalam Pertanian organik. Budidaya pertanian organik, juga mendorong kemandirian dan solidaritas di antara petani sebagai produsen. Mandiri untuk tidak tergantung pada perusahaan-perusahaan besar penyedia pupuk dan bahan agrokimia serta perusahaan bibit. Solidaritas untuk berdaulat dan berorganisasi demi mencapai kesejahteraan, pemenuhan hak dan keadilan sosial bagi petani. Berikut ini adalah beberapa pedoman umum dalam budidaya Pertanian organik: a Lahan Pada dasarnya semua lahan dapat dikembangkan menjadi lahan Pertanian organik. Yang terbaik adalah lahan pertanian yang berasal dari praktek pertanian tradisional atau hutan alam yang tidak pernah mendapatkan asupan bahan-bahan agrokimia (pupuk dan pestisida). Namun, bila lahan yang digunakan berasal dari lahan bekas budidaya pertanian konvensional (menggunakan pupuk dan pestisida kimia), lebih dahulu perlu dilakukan konversi lahan. b Benih Benih yang digunakan untuk budidaya Pertanian organik adalah benih yang tidak mendapatkan perlakuan rekayasa genetika. Petani sebaiknya menggunakan benih lokal, atau benih hibrida yang telah beradaptasi dengan alam sekitar. Keunggulan menggunakan benih lokal adalah mudah memperolehnya dan murah harganya, bahkan petani bisa membenihkan sendiri. Selain itu, benih lokal memiliki asal usul yang jelas dan sesuai dengan kondisi alam sekitar. Dengan memakai benih sendiri, petani juga tidak tergantung pada pihak luar. c Persiapan tanam Lahan yang digunakan untuk produksi PO sedapat mungkin dijaga kestabilannya tanpa harus mengacaukan, yaitu berpedoman pada metode sedikit olah tanah (minimum tillage).

Pertanian Organik

Page 4

Tanam Prinsip yang diterapkan dalam praktek penanaman PO selalu mencerminkan adanya tumpangsari agar tercipta keanekaragaman tanaman (varietas). Perencanaan dan teknik penanaman perlu disesuaikan dengan sifat tanaman, prinsip-prinsip pergiliran tanaman dan kondisi cuaca setempat.

Pemeliharaan Tanaman Setiap tanaman memiliki sifat karakteristik tertentu, maka pemeliharaan tanaman ditentukan oleh sifat karakteristik tersebut. Dengan mengenali karakteristik tanaman petani dapat dengan mudah melakukan pemeliharaan yang sesuai, sehingga tujuan pemeliharaan tercapai yaitu kebahagiaan tanaman itu sendiri.

Pemupukan Secara teori, lahan Pertanian organik akan semakin subur karena prosesproses yang diterapkan berpedoman pada pemeliharaan tanah. Tetapi realitanya, petani seringkali kurang memahami hal ini sehingga tanah selalu lebih banyak kehilangan unsur hara ---melalui erosi, penguapan, dsb--dibandingkan dengan hara yang diberikan/ditambahkan. Maka prinsip pemupukan ditentukan oleh kepekaan kita dalam mengamati/menilai kapan tanaman kekurangan makanan.

g Pengendalian HPT/OPT Pertanian organik berbasis pada keseimbangan ekosistem. Konsekuensinya semua organisme yang ada (termasuk hama) dipandang ikut berperan dalam proses keseimbangan tersebut. Dengan kata lain, tidak ada mahluk hidup yang tidak berguna. Yang diperlukan adalah mengendalikan hama/penyakit supaya tidak berada dalam jumlah berlebihan. h Panen Setiap langkah dalam proses produksi akan dinilai dari hasil panenan. Prinsip dalam panen adalah menjaga standar mutu dengan memanen tepat waktu sesuai kematangan. Cara pemanenan juga perlu berhati-hati sehingga tidak menimbulkan kerusakan atau kehilangan hasil yang lebih besar. i Pasca Panen

Pertanian Organik

Page 5

Kegiatan pasca panen harus mampu menekan kerusakan hasil seminimal mungkin. Metode pengolahan yang dilakukan tidak boleh mengubah sama sekali komposisi bahan aslinya. Karenanya proses seleksi, pencucian, pengepakan, penyimpanan dan pengangkutan produk organik perlu berhatihati agar kondisi tetap segar dan sehat ketika berada di tangan pembeli. Dalam Pertanian organik, kegiatan pasca panen menghindari pemakaian bahan pengawet atau perlakuan kimiawi lainnya dan seminimal mungkin melakukan proses pengolahan.

D. Perbedaan Pertanian Organik dan Pertanian Konvesional


Perbedaan terbesar antara pertanian konvensional dan pertanian organik adalah pada penggunaan bahan kimia. Pada pertanian konvensional, petani menggunakan pupuk kimia untuk menambah nitrogen, fosfor dan kalium ke dalam tanah. Bahan kimia ini membunuh bakteri mikroskopis yang sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap nutrisi tanah. Dalam pertanian organik, petani mengikuti teknik sederhana menggunakan organisme mikro yang menguntungkan di dalam tanah untuk membuat tanah lebih seimbang sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Teknik ini tidak menimbulkan efek samping pada tanah sehingga ramah lingkungan. Kekurangan lain pada pertanian konvensional adalah sungai, danau atau saluran air dapat tercemar pupuk buatan, herbisida atau pestisida yang terbawa air irigasi. Setiap tahunnya penggunaan pupuk buatan harus terus meningkat untuk menghasilkan jumlah panen yang sama banyaknya. Ketersediaan nutrisi berkurang dan struktur tanah menjadi miskin hara karena bahan kimia menghancurkan organisme mikro di dalam tanah. Disamping itu, pestisida buatan yang tertinggal di tanah juga masuk ke dalam rantai makanan dan menyebabkan masalah kesehatan pada hewan dan manusia. Sedangkan pada pertanian organik, hal diatas tidak terjadi dikarenakan penggunaan kompos, pupuk kandang dan pupuk hayati yang merupakan bahan organik untuk meningkatkan kesuburan tanah. Salah satunya adalah penggunaan

bakteri Rizhobium sebagai pupuk hayati. Dalam hal budidaya, pertanian organik seringkali menggunakan sistem polikultur, yaitu menanam beberapa jenis tanaman baik secara serentak (tumpangsari) atau secara bergantian. Hal ini baik bagi tanah karena mengembangkan berbagai macam jenis

Pertanian Organik

Page 6

organisme mikro sehingga memperkaya unsur hara tanah dan membantu dalam pengendalian hama secara organik. Di lain pihak, mayoritas pertanian konvesional menggunakan sistem monokultur sehingga memisikinkan unsur hara tertentu karena tanaman yang itu-itu saja. Pengendalian hama secara organik selain dengan rotasi tanaman juga dengan menanam tanaman lain yang menarik organisme yang merupakan musuh alami hama. Sebagai contoh adalah bakteri Bacillus thuringiensis dapat digunakan untuk

mengendalikan hama ordo Lepidoptera, Diptera, dan Coleoptera. Sistem ini disebut dengan pengendalian hama secara hayati. Pengendalian hama juga bisa dilakukan dengan pestisida organik menggunakan buah maja, lada hitam, cabai dan lain-lain. Sekali lagi, pestisida ini menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan sehingga tidak mencemari tanah dan air. Pada pertanian konvensional penggunaan pestisida kimia dapat mengakibatkan hama menjadi kebal terhadap pestisida tersebut sehingga semakin sulit dibasmi. Hilangnya musuh alami mereka juga mengakibatkan hama semakin mewabah. No Proses 1. Persiapan benih Pertanian Konvensional Benih berasal dari rekayasa genetik Pertanian Organik Benih berasal dari pertumbuhan tanaman yang alami 2. Pengolahan tanah Sering menggunakan traktormekanisasi Maksimum pengolahan tanah menyebabkan pemadatan tanah dan matinya beberapa organisme Memperkecil kerusakan tanah oleh traktor Minimum pengolahan tanah memacu perkembangbiakan organisme tanah dan aerasi tanah terjaga 3. Pesemaian/ persiapan bibit Bibit sering diperlakukan dengan bahan kimia sintetik (pestisida, pupuk kimia) Pertumbuhan bibit dibuat secara alami

Pertanian Organik

Page 7

4.

Penanaman

Monokultur, hanya menanam satu jenis tanaman Rotasi tanaman dilakukan secara total dari satu jenis tanaman tersebut Tidak ada kombinasi tanaman

Multikultur Rotasi tanaman secara bertahap Kombinasi tanaman dalam satu luasan lahan tertentu Companion planting (tanaman pendamping) Penanaman tanaman habitat predator, tanaman pagar, penolak hama, penarik hama Tanaman pupuk hijau pestisida hayati, obatobatan

5.

Pengairan/ penyiraman tanaman

Dapat menggunakan sumber air dari mana saja

Menggunakan air yang bebas dari bahan kimia sintetis

6.

Pemupukan

Penggunaan pupuk kimia lebih dominan

Menggunakan pupuk organik Kunci pengendalian hama penyakit berdasarkan keseimbangan alami

7.

Pengendalian hama, penyakit dan gulma

Penggunaan pestisida kimia lebih dominan

8.

Panen dan pasca panen

Mengandung residu bahan kimia sintetis Perlakuan pasca panen dengan bahan kimia

Hasil panen sehat bagi konsumen Tidak diperlakukan dengan bahan kimia

E. Sarana dan Prasarana Pertanian Organik


I. Sarana produksi pertanian dibagi menjadi 5, antara lain :
Page 8

Pertanian Organik

1. Benih Benih secara umum adalah istilah yang dipakai untuk bahan dasar pemeliharaan tanaman atau hewan. Istilah ini biasanya dipakai bila bahan dasar ini berukuran jauh lebih kecil daripada ukuran hasil akhirnya (dewasa). Dalam pertanian, benih dapat berupa biji maupuntumbuhan kecil hasil perbanyakan aseksual. Benih diperdagangkan tidak untuk dikonsumsi. Bidang perikanan juga memakai istilah ini untuk menyebut hewan yang masih muda yang siap dipelihara hingga dewasa. Dalam penggunaan sehari-hari, benih dipakai juga untuk menyebut sel sperma. Nama Epigeal Keterangan merupakan bibit dimana kotiledonnya terangkat di atas permukaan tanah sewaktu pertumbuhannya. Ex : nangka dan kacang hijau. Hipogeal merupakan bibit dimana kotiledonnya tetap tinggal di bawah permukaan tanah sewaktu pertumbuhannya. Ex :padi dan jagung

2. Pupuk Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanamatau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduksi dengan baik. Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk: dan pupuk pupuk organik atau pupuk alami pupuk (bahasa buatan

Inggris: manure)

kimia atau

(Ing. fertilizer). Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk

Pertanian Organik

Page 9

padat dan pupuk cair.Terdapat dua kelompok pupuk berdasarkan kandungan: pupuk tunggal dan pupuk majemuk. a. Bedasarkan pembuatan No. Jenis Pupuk Penjelasan Contoh Pupuk kandang Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau 1 Organik manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik yang berbentuk cair maupun padat. Pupuk limbah ternak Pupuk sisa panen Pupuk NPK Pupuk urea Pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, 2 Anorganik fisik dan atau biologis dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk. Pupuk KCl Pupuk TSP Pupuk ZA Pupuk kompos Pupuk bokashi

b. Berdasarkan unsur hara No. Jenis Pupuk Penjelasan Contoh 1. Pupuk ZA Pupuk yang mengandung satu hara 1 Tunggal utama, tidak terlalu mahal per kg hara, mahal dibiaya kerja, mudah diberikan sesuai rekomendasi. 3. Pupuk Ammonium Nitrat 4. Pupuk TSP 2. Pupuk Urea

Pertanian Organik

Page 10

5. Pupuk SSP 1. Pupuk Ammo-phos 2. Pupuk NK Pupuk yang mengandung dua atau lebih 3. Pupuk PK hara tanaman (makro maupun mikro). 4. Pupuk NPK 5. Super tikfot (SS atau SSf)

Majemuk

3. Zat pengatur tumbuh (ZPT) Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik yang bukan nutrisi tanaman yang dalam jumlah kecil atau konsentrasi rendah akan merangsang dan mengadakan modifikasi secara kualitatif terhadap pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa semua hormon adalah zat pengatur tumbuh tetapi tidak sebaliknya karena ZPT dapat dibuat atau disintesa oleh manusia tetapi hormon tidak. Jenis ZPT

No.

Fungsi

Contoh

Untuk sebagai pengatur 1 Auksin pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung

Meristem apikal tunas ujung, daun muda, embrio dalam biji. Meristem apikal

Giberalin

Membantu pemanjangan tumbuhan dan berperan dalam partenokarpi

tunas ujung dan akar; daun muda; embrio.

Sitokinin Untuk merangsang pembelahan sel.

Pada akar, embrio dan buah,

Pertanian Organik

Page 11

berpindah dari akar ke organ lain Menghambat pertumbuhan,merangsang 4 Asam absisat penutupan stomata pada waktu kekurangan air, memper-tahankan dormansi Mendorong pematangan; memberikan pengaruh yang berlawanan dengan 5 Etilen beberapa pengaruh auksin; mendorong atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, batang dan bunga

Daun; batang, akar, buah berwarna hijau.

Buah yang matang, buku pada batang, daun yang sudah menua.

4. Pestisida Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal

dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Jenis Pestisida Insektisida

No.

Nama Dagang

Bentuk

Sasaran

Aplikasi

Decis 2,5 EC

Cair

Pengalaman selama 25 tahun di Indonesia Decis dipergunakan di lebih dari 2 juta hektar per tahunnya Dosis penggunaan yang rendah

Dapat dipakai dengan cara penyemprotan atau pemercikan

Rizotin,BESTACID 300 EC

Cair

memberantas serangga seperti belalang, kepik,

Dapat dipakai dengan cara penyemprotan

Pertanian Organik

Page 12

wereng, dan ulat Dursban, Tracer Cair memberantas serangga seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat

atau pemercikan Dapat dipakai dengan cara penyemprotan atau pemercikan

Fungisida

Bayleton 250 EC

Cair

Fungisida yang sangat baik untuk mengatasi White Root Disease (WRD), Memiliki aktivitas yang sangat luas (powdery mildew, rust fungi dan Rigidoporus lignosus), Efek samping: Plant growth regulator, Produk yang potensial untuk tanaman perdagangan (terdaftar untuk kacang mende, cokleat, karet, kopi, teh, tembakau dan kedelai)

Merupakan fungisida yang sistematik, menghambat pembentukan haustoria fungi. Perubahan paling awal dapat dilihat 1 sampai 2 hari setelah pengaplikasian, terlihat pada penebalan dan pelebaran dari membran haustoria ekstra.

Antracol 70 WP

Padat

Bekerja efektif di segala musim (musim kering dan hujan), Cocok untuk diaplikasikan di dataran rendah atau tinggi, Dapat diandalkan, telah menjadi pemimpin pasar selama 30 tahun, Merupakan sumber elemen penting (zinc),

Hasil yang baik telah dicapai oleh Antracol diantaranya adalah untuk mengatasi penyakit leaf spot pada sayuran

Pertanian Organik

Page 13

Dapat ditoleransi oleh beragam tanaman, juga untuk tanaman yang usianya masih muda (dalam tahap awal pertumbuhan). Agrifos Cair Fungisida umumnya dibagi menurut cara kerjanya di dalam tubuh tanaman sasaran yang diaplikasi, yakni fungisida nonsistemik, sistemik, dan sistemik local 3 Herbisida Sencor 70 WP Padat Sencor ditoleransi dengan baik oleh tebu, kentang, tomat, kedelai, asparagus dan alfalfa, Dapat diaplikasikan sebelum kemunculan masalah dan sesudah kemunculan masalah, Cepat didegradasikan di dalam tanah, Tidak ada bahaya phyto-toxicity untuk tanaman lain dalam sistem panen. Sencor diserap melalui akar dan keseluruhan tanaman, Menghalangi proses fotosintesis pada tanaman liar, Ketika diaplikasikan sebagai perawatan sebelum kemunculan masalah, penting untuk melihat kadar kelembaban pada Dapat dipakai dengan cara penyemprotan atau pemercikan

Pertanian Organik

Page 14

tanah, Isi humus dan tekstur tanah memiliki pengaruh besar pada kerja herbisida dan kompatibilitas dari tanaman terhadap Sencor. Penggunaan dosis yang lebih tinggi diperlukan untuk tanah yang punya banyak kandungan tanah liat dan humus, Kerja herbisida juga sangat dipengaruhi oleh tingkat temperature. Untuk memperoleh efek herbisida yang sama, dosis yang rendah diperlukan untuk iklim yang hangat, dibanding tempat-tempat yang suhunya lebih dingin.

Pertanian Organik

Page 15

Rumpas 120 EW

Cair

Mengotrol rerumputan pada tanaman padi dengan sangat efektif, Sangat baik untuk mengontrol Echinochloa sp. dan Leptochloa sp, Waktu aplikasi yang fleksibel

Chlorosis dari daun dan kematian akan terjadi dalam 1-2 minggu, tergantung pada kondisi lingkungan. Kelembaban dan temperature mungkin akan mempengaruhi kecepatan kerja Rumpas. Cara terbaik untuk mengontrol rumput di sekota padi melibatkan cultural, mechanical, and chemical yang sangat baik.

Raft 60 EC

Cair

Mengontrol rumput liar dan menghindari adanya kompetisi antara rumput liar dan tanaman padi. Menghasilkan tanaman padi yang lebih sehat dan panen yang lebih maksimal

Dapat dipakai dengan cara penyemprotan atau pemercikan

Rodentisida

Racumin

Cair

memberantas hama tanaman berupa hewan

Dapat dipakai dengan cara

Pertanian Organik

Page 16

pengerat seperti tikus

penyemprotan atau pemercikan Dapat dipakai dengan cara penyemprotan atau pemercikan Dapat dipakai dengan cara penyemprotan atau pemercikan Dapat dipakai

memberantas hama RatGon Cair tanaman berupa hewan pengerat seperti tikus

memberantas hama Rhokus Cair tanaman berupa hewan pengerat seperti tikus

Bactocyn

Cair

untuk memberantas bakteri atau virus.

dengan cara penyemprotan atau pemercikan Dapat dipakai

Bakterisida

Tetramyn

Cair

untuk memberantas bakteri atau virus.

dengan cara penyemprotan atau pemercikan Dapat dipakai

Agrept 20WP

Cair

untuk memberantas bakteri atau virus.

dengan cara penyemprotan atau pemercikan

5. Inokulasi Inokulasi adalah bahan yang mengandung bakteri yang bersimbiosis dengan tanaman dalam aktifitasnya dapat memperkaya unsure hara yang diperlukan oleh tanaman, contohnya : rhizobium.

Pertanian Organik

Page 17

II. No 1

Alat pertanian tradisional Nama alat cangkul Fungsi untuk menggarap lahan, yaitu untuk mencangkul tanah, menggali tanah, meratakan tanah, menghancurkan tanah, dan membersihkan rumput Prinsip kerja Cangkul terbuat dari besi atau baja, bemata tajam, bergagang. Kayu yang agak panjang.

Parang atau Golok

berguna sekali untuk memotong kayu-kayu yang berukuran kecil, menebang bambu dll

Bagian besi yang tajam dikenakan dengan bagian yang akan dipotong dengan mengayunnya agak kencang

Parang Babat

untuk membabat semaksemak, alang-alang, dan rerumputan. Dalam membuka lahan baru, alat ini banyak digunakan

Bentuknya yang agak melekung mempermudah menyiangi rumput dengan sedikit mengerat yang akan di tebas

Kampak

menebang kayu yang berukuran besar.Dalam pembukaan lahan sangat berguna untuk menebang pohon

bagian yang tajam pada alat ini dikenakan pada bagian kayu akan dipotong dengan mendorong kearah depan bagian besi yang tajam akan menghancurkan atau memotong tanah.

Bajak

untuk memotong dan membalikkan tanah yang berukuran besar.

Pertanian Organik

Page 18

Garu Paku

Menggemburkan tanah dan memotong sisa sisa tanaman yang tertinggal.

Susunan paku yang mendapat gaya tarikan ke depan akan Menyebabkan paku paku tersebut menghancurkan bong kahan tanah yang habis di bajak

kuku kambing

untuk menanam benih disawah

memasukkan bagian yang tajam yang berguna melobangi,sekali gus memasukkan benih kedalam lobang

Tajak

untuk rumput berdiri

membersihkan Untuk membersihkan pada posissi rumput pada posissi berdiri mendorong gagang sekop kearah bawah dan mengangkatnya

Sekop

untuk memindahkan tanah, atau pun sampah

10

Ani-ani

untuk memotong padi

bagian pisau yang memotong batang bulir satu persatu

Pertanian Organik

Page 19

Daftar Isi
Anonim. 2011.http://balittanah.litbang.deptan.go.id (diakses 13 Maret 2013) Anonim. 2011. Keuntungan Mengelolah Lahan Secara Organik.

http://www.i2harmony.info (diakses 13 Maret 2013) Suswono. 2011. Pengembangan Pertanian Organik. http://wononasa.blogspot.com (diakses 13 Maret 2013) Andoko, Drs. Agus. 2002. Budi Daya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya, Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. "Prospek Pertanian Organik di Indonesia ", Juli 2002. Diakses pada 23 Mei 2010. (diakses 13 Maret 2013) International Federation of Organic Agriculture Movements. "PRINSIP-PRINSIP PERTANIAN ORGANIK ". Diakses pada 23 Mei 2010. (diakses 13 Maret 2013) Anonim. 2011. Pengetian Pertanian Organik. http://www.wikipedia.org/ (diakses 12 Maret 2013) Narendra , Arghya. 2012. Analisis perbedaan pertanian konvensional dengan pertanian berkelanjutan ditinjau dari funsi ekonomi sosial dan ekologi.

http://sustainablemovement.wordpress.com/ (diakses 12 Maret 2013) http://www.ifoam.org/about_ifoam/pdfs/POA_folder_indonesian.pdf

Pertanian Organik

Page 20

You might also like